TENTANG PENGENALAN TAKHRIJ SECARA TEORIT

MAKALAH ULUMUL HADIST
TENTANG PENGENALAN TAKHRIJ SECARA TEORITIS
(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Hadist )

O
L
E
H
KELOMPOK 12
WESTERN ANDREA SEMBIRING
SEMESTE
DOSEN PEMBIMBIN

: 1 Akhwalul Syaksiyah
: Drs.Ahmad Sanusi Lukman MA
Azhar,SHI,MA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
JAM’IYAH MAHMUDIYAH
TANJUNG PURA


T.A 2017

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Surah Al-Baqarah dengan baik.

Adapun makalah Ulumul Hadist tentang “Pembagian hadist dilihat dari
segi kualitas sanat” ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai sumber, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada
sumber yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada saya sehingga saya dapat
memperbaiki makalah Ulumul Hadist ini.


Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah yang telah saya
buat ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan
inpirasi terhadap pembaca.

Tanjung Pura Oktober 2017

i

Tim Penyusun

Kelompok 12

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A.Latar Belakang Masalah...................................................................................1
B.Rumusan Masalah.............................................................................................1

C.Tujuan Penulisan..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Pengenalan Takhrij Hadis................................................................................2
B. Cara Men-Takhrij Hadis..................................................................................3
C. Tujuan Dan Penggunaan Men-Takhrij Hadis..................................................4
D. Sejarah Takhrij................................................................................................5
E. Pengenalan Kitab-Kitab Terkait, Dan Penggunaanya.....................................5
BAB III PENUTUP................................................................................................7
A.Kesimpulan.......................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Kitab-kitab hadis yang beredar di tengah-tengah masyarakat dan dijadikan
pegangan oleh umat Islam dalam hubungannya dengan hadits sebagai sumber
ajaran Islam adalah kitab-kitab yang disusun oleh para penyusunnya setelah lama
Nabi wafat. Dalam jarak waktu antara kewafatan Nabi dan penulisan kitab-kitab

hadits tersebut telah terjadi berbagai hal yang dapat menjadikan riwayat hadits
tersebut menyalahi apa yang sebenarnya berasal dari Nabi.

Baik dari aspek

kemurniannya dan keasliannya.

Dengan demikian, untuk mengetahui apakah riwayat berbagai hadits yang
terhimpun dalam kitab-kitab hadits tersebut dapat dijadikan sebagai hujjah
ataukah tidak, terlebih dahulu perlu dilakukan penelitian. Kegiatan penelitian dan
pengenalan hadits tidak hanya ditujukan kepada apa yang menjadi materi berita
dalam hadits itu saja, tetapi dalam pengenalan takhrij hadis yang secara teoritis
dan pengenalan kitab-kitab yang terkait serta penggunaaanya dan cara mentakhrij
hadis tersebut.

B.Rumusan Masalah
1. Pengenalan Takhrij Hadis
2. Tujuan Dan Kegunaan Men-Takhrij Hadis
3. Sejarah Hadis
4. Pengenalan Kitab-kitab terkait dan Penggunaanya


C.Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengenalan Takhrij Hadis
2. Mengetahui Tujuan dan Kegunaan Men-Takhrij Hadis
3. Mengetahui sejarah hadis
4. Mengetahui pengenalan kitab-kitab terkait dan penggunaanya

1

2

BAB II
PEMBAHASAN
PENGENALAN TAKHRIJ SECARA TEORITIS

A. Pengenalan Takhrij Hadis
Takhrij hadis adalah bagian dari penelitian hadis. Sebelum mengenal
pengertian takhrij hasid ada baiknya juga dikenal terlebih dahulu dua kata lain
yang mempunyai kata dasar yang sama dari kata ( ‫) خرج‬, yaitu ( ‫ ) اخراج‬yang
penggunaannya sedikit berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

Kata ( ‫ ) اخراج‬dalam terminologi Ilmu Hadis adalah periwayatan hadis
dengan menyebutkan sanad-sanadnya. Mulai dari mukharrijnya dan perawinya
sampai kepada Rasulullah SAW jika hadis tersebut marfu’, atau sampai kepada
sahabat jika hadis tersebut mauquf, atau sampai kepada tabi’in jika hadis tersebut
maqthu’.
Menurut definisi lainnya, kata takhrij berarti ad-dalalah ala mashadir alhadis al-ashliyah wa azzuhu ilaihi (petunjuk yang menjelaskan kepada sumbersumber asal hadis). Disini dijelaskan siapa-siapa yang menjadi para perawi dan
mudawwin yang menyusun hadis tersebut dalam suatu kitab. Menurut mahmud
ath-thahhan, definisi yang disebut ketiga ini yang banyak dipakai dan terkenal
pada kalangan ulama ahli hadis. Berdasarkan definisi ini, ia menyebutkan
pengertian takhrij sebagai berikut : “petunjuk tentang tempat atau letak hadis pada
sumber aslinya, yang diriwayatkan dengan menyebutkan sanadnya, kemudian
dijelaskan martabat atau kedudukannya manakala diperlukan.1
Berdasarkan definisi diatas, maka men-takhrij berarti melakukan dua hal,
yaitu :
1. Berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri drngan rangkaian silsilah
sanad-nya dan menunjukkannya pada karya-karya mereka, seperti kata-kata
akhrajahuh al-baihaqi, akhrajahu al-Thabrani fi mu’jamih atau akhrajahu
ahmad fi musnadih. Penyebutan sumber-sumber hadis dalam definisi diatas,
1


Sani, H.Abdullah.. Ulumul Hadist. (Bandung : Citapustaka Media

Perintis 2013) hal 34
3

bisa dengan menyebutkan sumber utama atau kitab-kitab induknya, seperti
kitab-kitab yang termasuk pada kutub as-sittah atau sumber-sumber yang telah
diolah oleh para pengarang berikutnya yang berusaha menyusun dan
menggabungkan antara kitab-kitab utama tersebut. Seperti al-Jami’ baina asshahihain oleh al-humaidi atau sumber-sumber yang berusaha menghimpun
kitab-kitab hadis dalam masalah-masalah atau pembahasan khusus, seperti
masalah fiqh, tafisr atau tarikh.
2. Memberikan penilaian kualitas hadis apakah hadis itu sahih atau tidak.
Penilaian ini dilakukan andai kita diperlukan. Artinya, bahwa penilaian kualitas
suatu hadis dalam men-takhrij tidak selalu harus dilakukan. Kegiatan ini hanya
melengkapi kegiatan takhrij tersebut sebab, dengan diketahui dari mana hadis
itu diperoleh sepintas dapat dilihat sejauh mana kualitasnya.

B. Cara Men-Takhrij Hadis
Pada garis besarnya ada 5 cara atau jalan untuk men-takhrij hadis, yaitu :
Melalui pengenalan nama sahabat perawi hadis

Melalui pengenalan awal lafaz atau matan suatu hadis
Melalui pengenalan kata-kata yang tidak banyak beredar atau dikenal dalam
pembicaraan, tetapi merupakan bagian dari matan hadis (letak kata-kata
tersebut bisa dimana saja, diawal, ditengah atau diakhir matan.
Melalui pengenalan topik yang terkandung dalam matan hadis
Melalui pengamatan tertentu terhadap apa yang terdapat dalam suatu hadis,
baik matan atau sanadnya.2
Men-takhrij melalui pengenalan nama sahabat perawi, Cara men-takhrij
seperti ini hanya bisa dilakukan apabila telah diketahui maka pentakhrij-an dapat
dilakukan dengan bantuan 3 macam kitab hadis, yaitu :
a. Al-Masanid (Kitab-kitab Musnad)
b. Al-Ma’ajim ( Kitab-kitab Al-Mu’jam)
c. Kitab-Kitab Ak-Athraf
Men-takhrij melalui pengenalan awal lafazh pada matan, Dengan
mengenal awal matan suatu hadis, maka hadis dapat di takhrij dengan
2

Ibid hal. 35

4


menggunakan bantuan bebrapa kitab hadis yang dapat menunjuk kepada sumber
utamanya. Kitab-kitab dimaksud, ialah kitab-kitab yang memuat tentang hadishadis yang terkenal (al-musytaharah) nya disusun secara alfabetis, dan kitab-kitab
kunci serta daftar isi kitab-kitab hadis tersebut.
a. Kitab-kitab yang memuat hadis-hadis yang banyak dikenal orang. Yang
dimaksud dengan hadis-hadis yang banyak dikenal orang atau al-musytaharah
dalam pembicaraan orang banyak, ialah hadis-hadis yang banyak berdar di
masyarakat.
b. Kitab-kitab yang matan-nya disusun secara alfabetis
c. Kitab-kitab kunci dan daftar isi kitab hadis tertentu diantara para ulama,
khusunya ulama mutaakhirin, ada juga yang berusaha membuat kitab kunci (almiftah) dan kitab yang memuat daftar isi (al-fihris).

C. Tujuan Dan Penggunaan Men-Takhrij Hadis
Ilmu takhrij merupakan bagian dari ilmu agama yang perlu dipelajari dan
dikuasai. Sebab didalamnya dibicarakan berbagaikaidah untuk mengetahui
darimana sumber hadis itu berasal. Selain itu, didalamnya ditemukan banyak
kegunaan dan hasil yang diperoleh, khusunya dalam menentukan kualitas sanad
hadis. Tujuan pokok mentahrij hadis adalah untuk mengetahui sumber dasar hadis
tersebut yang berkaitan dengan maqbul dan mardud-nya.3
Sedangkan kegunaan takhrij ini, antara lain :

1. Dapat mengetahui keadaan hadis sebagimana yang dikehendaki atau yang
ingin dicapai pada tujuan pokok diatas.
2. Dapat mengetahui keadaan sanad hadis dan silsilahnya berapun banyaknya,
apakah sanad-sanad itu bersambung atau tidak.
3. Dapat meningkatkan kualitas suatu hadis dari Dha’if menjadi Hasan, karena
ditemukannya Syahid atau Mu’tabi.
4. Dapat mengetahui bagaimana pandangan para ulama terhadap kesahihan suatu
hadis.
5. Dapat membedakan mana para perawi yang ditinggalkan atau yang dipakai.

3

Khon, A. M. Ulumul Hadis. (Jakarta: Amzah 2008). Hal. 78

5

6. Dapat menetapkan sesuatu hadis yang dipandang Mubham menjadi tidak
Mubham karena ditemukannya beberapa jalan sanad, atau sebaliknya.
7. Dapat menetapkan mustahil kepada hadis yang diriwayatkan dengan
menggunakan Adat At-Tahammul Wa Al-a-da’ ( kata-kata yang dipakai dalam

penerimaan dan periwayatan hadis) dengan an’anah ( kata-kataan/dari).
8. Dapat memastikan identitas para perawi, baik berkaitan dengan kunyah
( julukan), laqab (gelar), atau nasab (keturunan), dengan nama yang jelas.

D. Sejarah Takhrij
Kegiatan

men-takhrij

hadis

muncul

dan

diperlukan

pada

masa

Mutaakhirin. Sedang sebelumnya, hal ini tidak pernah dibicarakan dan diperlukan.
Kebiasaan ulama Mutaqaddimin menurut Al Iraqi, dalam mengutip hadishadisnya tidak pernah membicarakan dan menjelaskan darimana hadis itu
dikeluarkan, serta bagaimana kualitas hadis-hadis tersebut, sampai kemudian
datang An-nawawi yang melakukan hal itu. Ulama yang pertama kali melakukan
takhrij menurut Mahmud Ath-thahhan ini, ialah Al-Khatib Al-bagdadi (463 H).
Kemudian dilakukan pula oleh Muhammad bin Musa al-Hazimi (W.584 H)
dengan karyanya Takhrij Al-Hadis Al-Muhadzdzab. Ia mentakhrij kitab fiqh
Syafi’iyah karya Abu Ishaq Asy-Syirazi. Ada juga ulama lainnya, seperti Abu AlQasim Al-Husaini dan Abu Al-Qasim Al-Mahrawani. Karya kedua ulama ini
hanya berupa Mahthuthah (manuskrip) saja.4
Pada perkembangan selanjutnya, cukup banyak bermunculan kitab-kitab
tersebut yang berupaya men-takhrij kitab-kitab dalam berbagai disiplin ilmu
agama. Yang termasyhur diantara kitab-kitab tersebut, selain karya Muhammad
bin Musa Al-Hazimi diatas, ialah kitab takhrij Ahadts Al-Mukhtashar Al-Kabir
karya Muhammad bin Ahmad Abd Al-Hadi Al-Maqdisi (W 744 H), Nashb arrayah liahadis al-hidayah dan takhrij ahadis al-kasyaf, keduanya karya Abdullah
binyusuf Al-Zaila’i ( W.762 H), dan Al-Badr Al-Munir fi Takhrij Al-Ahadis wa
Al-Atsaral-Waqi’ah fi syarh Al-Kabir karya Ibn Al-Mulaqqin (W.804 H).

4

Ibid hal. 79

6

E. Pengenalan Kitab-Kitab Terkait, Dan Penggunaanya
Dalam melakukan takhrij, seseorang memerlukan kitab-kitab tertentu yang
dapat dijadikan pegangan, atau pedoman sehingga dapat melakukan kegiatan
takhrij secara mudah dan mencapai sasaran yang dituju. Diantara kitab-kitab yang
dapat dijadikan pedoman dalam mentakhrij adalah :
Ushul at-Takhrij Wa Dirasat al-Asaanid oleh Mahmud Thahhan
Hushul at-Tafrij bi ushul at-takhrij oleh Ahmad Ibnu Muhammad Ash-Shiddiq
Al-Gharami
Thuruq Takhrij Hadis Rasulillah SAW karya Abu Muhammad Al-Mahdi Ibnu
Al-Qadiir Ibnu Abdil Hadi
Metodologi penelitian Hadis karya Syuhudi Isma’il,dll.
Selain kitab-kitab diatas, didalam mentakhrij diperlukan juga bantuan dari kitabkitab kamus atau Mu’jam Hadis dan Mu’jam Para Perawi Hadis, yang diantaranya
seperti :
1. Al-Mu’jam Al-Mufahras Li Alfaz Al-Hadis An-Nabawi, oleh A.j.Wensinck.
2. Miftah Kunuz As-Sunnah, Juga oleh A.J.Wensinck yang memerlukan waktu
selama 10 tahun untuk menyusun kitab tersebut. Kitab ini diterjemahkan
kedalam Bahasa Arab Oleh Muhammad Fu’ad Abdul Baqi.
Sedangkan cara pelaksanaan dan metode takhrij di dalam melakukan takhrij ada 5
metode yang dapat dijadikan sebagai pedoman, yaitu :
a. Takhrij menurut lafaz pertama matan hadis
b. Takhrij menurut lafaz-lafaz yang terdapat di dalam matan hadis.
c. Takhrij menurut perawi pertama.
d. Takhrij menurut tema hadis
e. Takhrij menurut klasifikasi(status) hadis.5

5

Ismail, M. S.. Pengantar Ilmu Hadist. (Bandung: Angkasa 1994) Hal.

45
7

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Takhrij hadis adalah bagian dari penelitian hadis. Sebelum mengenal
pengertian takhrij hasid ada baiknya juga dikenal terlebih dahulu dua kata lain
yang mempunyai kata dasar yang sama dari kata ( ‫) خرج‬, yaitu ( ‫ ) اخراج‬yang
penggunaannya sedikit berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Kata ( ‫ ) اخراج‬dalam terminologi Ilmu Hadis adalah periwayatan hadis
dengan menyebutkan sanad-sanadnya. Mulai dari mukharrijnya dan perawinya
sampai kepada Rasulullah SAW jika hadis tersebut marfu’, atau sampai kepada
sahabat jika hadis tersebut mauquf, atau sampai kepada tabi’in jika hadis tersebut
maqthu’.

8

9

DAFTAR PUSTAKA
Sani, H.Abdullah. 2013. Ulumul Hadist. Bandung : Citapustaka Media Perintis

Ismail, M. S. 1994. Pengantar Ilmu Hadist. Bandung: Angkasa
Khon, A. M. 2008. Ulumul Hadis. Jakarta: Amzah.

10