Makalah gangguan sistem perkemihan (1)

Makalah gangguan sistem perkemihan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem perkemihan merupakan sistem pengeluaran zat-zat metabolisme tubuh yang tidak
berguna lagi bagi tubuh yang harus dikeluarkan (dieliminasi) dari dalam tubuh karena dapat
menjadi racun. proses eliminasi ini dapat dibagi menjadi eliminasi unrine (buang air kecil) dan
eliminasi alvi (buang air besar).
Gangguan saluran kemih adalah gangguan dari kandung kemih atau uretra. Ginjal,
Uretra, kandung kemih adalah organ-organ yang menyusun saluran kemih. Fungsi utama dari
saluran ini adalah untuk membuang air dan sisa metabolisme dan mengeluarkannnya sebagai
urin.
Proses ini berlangsung terus. Hanya pada kasus luka, infeksi atau penyakit pada organ
dari saluran kemih, fungsinya menjadi terganggu dan karenanya menganggu biokimia dari aliran
bawah. Ginjal adalah organ vital penyangga kehidupan.
1.2 Tujuan
1.

Agar mahasiswa mengetahui prinsip umum pengkajian, riwayat keperawatan, tehnik dan
persiapan pengkajian serta pendokumentasian data pengkajian, sehingga diharapkan mahasiswa

memiliki kemampuan kritis dan analisis data agar mampu menegakkan diagnose keperawatan

2.

Mahasiswa mengerti langkah-langkah sistematis untuk menentukan dan merencanakan
penyelesaisan masalah klien; lalu mengimplementasikan dan mengevaluasi apakah rencana yang
dibuat cukup efektif dalam mengatasi masalah yang terjadi.

3.

Mahasiswa dapat menyelesaikan suatu masalah keperawatan melalui pendekatan ilmiah,
sistematis dan logis sehingga menghasilkan suatu pelayanan prima dan berkualitas kepada klien
terutama klien dengan gangguan system perkemihan.

BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Defenisi
Gangguan saluran kemih adalah gangguan dari kandung kemih atau uretra. Ginjal, Uretra,
kandung kemih adalah organ-organ yang menyusun saluran kemih. Fungsi utama dari saluran ini
adalah untuk membuang air dan sisa metabolisme dan mengeluarkannnya sebagai urin.

1.2 Anatomi system perkemihan dan gangguan system perkemihan
1.2.1

Ginjal
Ginjal berjumlah sepasang dan berwarna merah tua. Kedua ginjal tersebut terletak di
dalam rongga perut dekat pinggang dan berbentuk seperti kacang merah.ginjal kanan terletak
lebih rendah dari ginjal kiri. Kerja ginjal berkaitan erat dengan pembentukan urin yang
mengandung zat-zat sisa metabolisme untuk dikeluarkan dari dalam tubuh.
Fungsi utama ginjal adalah :

1. Menyaring darah
2. Mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen, misalnya amonia
3. Mengekskresikan zat-zat yang jumlahnya berlebih (misalnya gula dan vitamin) serta berbahaya
(misalnya obat-obatan dan zat warna)
4. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi
5. Mengatur keseimbangan asam basa karena ginjal tidak hanya dapat mengubah pengeluaran H+,
tetapi juga menahan atau membuang hco3- sesuai dengan kondisi tubuh.
Ginjal mengandung jutaan alat penyaring yang di sebut nefron. Nefron merupakan satuan
struktural dan fungsional ginjal yang terkecil. Setiap nefron terdiri atas badan malpighi dan
tubulus (saluran). Badan malpighi terdiri atas kapsula bowman (simpai bowman) dan

glomerulus.
Tubulus dapat dibagi menjadi tiga, yaitu tubulus yang dekat dengan badan malpighi
(tubulus kontortus proksimal), tubulus yang jauh dari badan malpighi (tubulus kontortus distal),

dan tubulus pengumpul. Tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal dihubungkan
oleh lengkung henle. Bagian lengkung henle ada dua, yaitu lengkuung henle asendens
(menanjak) dan lengkung henle desendens (menurun). Melalui nefron, urin disalurkan kedalam
pelvis ginjal dan setelah itu disalurkan ke ureter.
1. Epidemiologi
Penyakit ginjal polikistik merupakan suatu keadaan ginjal dipenuhi oleh banyak kista.
Penyebab kelainan ini adalah heriditas. Bila penyakit ini mengenai anak-anak, akan bersifat
progresif dan dapat menyebabkan kematian. Bila mengenai orang dewasa, gejala akan timbul
setelah pasien berusia 30 tahun.
Ginjal dipenuhi oleh kista yang demikian membesar, mendesak jaringan ginjal dan
sekitarnya yang berangsur-angsur menghancurkan jaringan ginjal, yang. pada akhirnya pasien
menderita kegagalan ginjal.
2. Pemeriksaan
Pemeriksaan diagnostik. Untuk memastikan adanya kelainan ini perlu dilakukan
pemeriksaan IVP (intravenous pyeiography). Penggambaran dengan kontras dari piala ginjal
dan saluran-salurannya. Tindakan ini untuk melihat fungsi sekresi dan ekskresi dari kedua ginjal,

melihat apakah ada bate radiopaque dan radio luccut, dan melihat apakah ada kelainan pada
ginjal.
3. Penatalaksanaan
Tindakan pengobaton Penatalaksanaan pasien dengan penyakit ginjal polikistik meliputi :
 Diet rendah protein yang memperlambat terjadinya kegagalan ginjal.
 Pasien harus istirahat di tempat tidur.
 Pembedahan dengan operasi Rovsings, suatu tindakan untuk melubangi kista, ini dilakukan untuk
mengurangi rasa nyeri. Persiapan untuk tindakan ini sama seperti persiapan pasien untuk
operasi pada umumnya.
 Dialisis renal dan transplantasi ginjal bila pasien mengalami gagal ginjal. Bila ginjal tidak dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik, pasien mengalami gagal ginjal.
 Penatalaksanaan. Untuk gangguan ini dilakukan kateterisasi uretra, dilatasi uretra dengan bougi,
don drainase supra pubik.
4. Prognosis.

Gangguan ini pada anak-anak dapat menyebabkan kematian. Pada orang dewasa bila
tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan kegagalan ginjal.
Bila penatalaksanaan pada keadaan akut kurang baik dapat menyebabkan retensi kronik.
1.2.2


Ureter
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan ginjal
(filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter
yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.
Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan m.psoas major, lalu
menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis. Ureter berjalan secara postero-inferior
di dinding lateral pelvis, lalu melengkung secara ventro-medial untuk mencapai vesica urinaria.
Adanya katup uretero-vesical mencegah aliran balik urine setelah memasuki kandung kemih.
Terdapat beberapa tempat di mana ureter mengalami penyempitan yaitu peralihan pelvis renalisureter, fleksura marginalis serta muara ureter ke dalam vesica urinaria. Tempat-tempat seperti ini
sering terbentuk batu/kalkulus.

1. Epidemiologi
Kanker sering terjadi. Dapat dianggap bahwa sekitar sepuluh persen pria di atas usia
enam puluh tahun terkena kanker prostat. Di bawah lima puluh tahun, jarang atau tidak pernah
terlihat, sementara di atas tujuh puluh tahun di negara-negara Barat, kanker ini adalah tumor
ganas pada pria yang paling banyak terjadi. Insidensinya meningkat yang untuk sebagian
merupakan akibat meningkatnya diagnosis dini dan kanker prostat tanpa gejala. Di seluruh dunia,
ada banyak perbedaan dalam hal munculnya kanker prostat. Di Asia Timur insidensinya rendah,
sedangkan di Eropa Selatan dan Amerika Latin insidensinya sedang. Dibandingkan dengan pria
kulit putih di Amerika Serikat, insidensi antara pria kulit hitam di AS, adalah dua kali lipat,

sementara pria di Jepang jarang terkena kanker prostat, dibandingkan dengan orang kulit putih di
AS.
Insidensinya juga rendah di antara pria kulit hitam di Afrika. Hormon kelamin pria adalah
penting, bahkan merupakan syarat utama pada terjadinya kanker prostat; pada pria yang kelenjar
testisnya diangkat (kebiri), penyakit ini tidak tampak. Perbedaan mencolok dalam insidensi ini,
tentu saja menunjuk ke faktor-faktor eksternal. Faktor mana, anehnya, tidak jelas. Tentu saja
orang otomatis mengaitkannya dengan kebiasaan makan, dengan pola mondial; lemak dan

protein berlebihan’. Namun, hal ini tidak pernah dibuktikan. Tidak ada pegangan dalam
memberikan nasihat untuk mencegah kanker ini. Satu-satunya faktor risiko yang pasti adalah
usia, tetapi penuaan tidak dapat dihambat maupun dicegah. Pada sepuluh persen kanker prostat,
ada indikasi mengenai peranan faktor keturunan. Beberapa keluarga dipantau sesuai skema
penelitian tahunan tertentu dengan pemeriksaan rektal (DRE = digital rectal examination) dan
pemeriksaan darah (PSA = prostate spesific antigen). Jika mencurigakan, dilakukan pemeriksaan
endo-ekho, kalau perlu diikuti biopsi lewat rektum. Jika tidak dapat ditunjukkan adanya sel-sel
tumor, sesudah setahun, pemeriksaan diulang.
2. Gejala Klinis
Gejala awal biasanya berupa hematuria (darah di dalam air kemih). Jika aliran air kemih
tersumbat, bisa terjadi nyeri kram di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggul, atau di perut
bagian bawah.

3. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan urografi intravena atau urografi
retrograd. CT scan dapat membantu membedakan tumor dengan batu ginjal atau bekuan darah
dan menunjukkan pertumbuhan kanker.
Pemeriksaan mikroskopik terhadap contoh air kemih bisa menunjukkan adanya sel-sel
kanker. Ureteroskopi atau nefroskopi digunakan untuk mengamati atau kadang untuk mengobati
tumor yang kecil.
4. Terapi
Jika kanker belum menyebar, maka dilakukan pengangkatan ginjal dan ureter
(nefroureterektomi). Tetapi jika ginjal tidak berfungsi dengan baik atau jika penderita hanya
memiliki 1 ginjal, maka tidak dilakukan pengangkatan ginjal, karena penderita akan tergantung
kepada dialisa. Jika kanker telah menyebar, dilakukan kemoterapi.
1.2.3

Vesika Urinaria
Vesica urinaria, sering juga disebut kandung kemih atau buli-buli, merupakan tempat
untuk menampung urine yang berasal dari ginjal melalui ureter, untuk selanjutnya diteruskan ke
uretra dan lingkungan eksternal tubuh melalui mekanisme relaksasi sphincter. Vesica urinaria

terletak di lantai pelvis (pelvic floor), bersama-sama dengan organ lain seperti rektum, organ

reproduksi, bagian usus halus, serta pembuluh-pembuluh darah, limfatik dan saraf.
Dalam keadaan kosong vesica urinaria berbentuk tetrahedral yang terdiri atas tiga bagian
yaitu apex, fundus/basis dan collum. Serta mempunyai tiga permukaan (superior dan
inferolateral dextra dan sinistra) serta empat tepi (anterior, posterior, dan lateral dextra dan
sinistra). Dinding vesica urinaria terdiri dari otot m.detrusor (otot spiral, longitudinal, sirkular).
Terdapat trigonum vesicae pada bagian posteroinferior dan collum vesicae. Trigonum vesicae
merupakan suatu bagian berbentuk mirip-segitiga yang terdiri dari orifisium kedua ureter dan
collum vesicae, bagian ini berwarna lebih pucat dan tidak memiliki rugae walaupun dalam
keadaan kosong.
Vesicae urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis superior dan inferior. Namun pada
perempuan, a.vesicalis inferior digantikan oleh a.vaginalis.
Sedangkan persarafan pada vesica urinaria terdiri atas persarafan simpatis dan
parasimpatis. Persarafan simpatis melalui n.splanchnicus minor, n.splanchnicus imus, dan
n.splanchnicus lumbalis L1-L2. Adapun persarafan parasimpatis melalui n.splanchnicus pelvicus
S2-S4, yang berperan sebagai sensorik dan motorik
1. Epidemiologi
Penyebab yang pasti dari kanker vesika urinaria tidak diketahui. Tetapi penelitian telah
menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko :
a.


Usia, resiko terjadinya kanker kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan usia.

b.

Merokok,merupakan faktor resiko utama

c.

Lingkungan kerja Beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker
ini karena di tempatnya bekerja ditemukan bahan-bahan
Beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker inikarena di
tempatnya bekerja ditemukan bahan-bahan karsinogenik (penyebabkanker). Misalnya pekerja
industri karet, kimia, kulit.
a.

Infeksi, terutama infeksi parasit (skistosomiasis)

b. Pemakaian siklofosfamid atau arsenik untuk mengobati kanker dan
c.


penyakitlainnya

Ras, orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil terdapatpada orang
Asia.- Pria, memiliki resiko 2-3 kali lebih besar.

d.

Riwayat keluarga. Orang-orang yang keluarganya ada yang menderita kanker kandung kemih
memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini. Peneliti sedang mempelajari adanya
perubahan gen tertentu yang mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker ini

2. Gejala Klinis
Gejalanya bisa berupa:
a.

hematuria (adanya darah dalam air kemih)

b. rasa terbakar atau rasa nyeri ketika berkemih
c.


desakan untuk berkemih

d. sering berkemih.
3. Diagnosa
Tidak ada tes screening dini yang akurat untuk menemukan penyakit ini, namun dapat
dilakukan sitologi urine untuk melihat adanya sel kanker. Lavase kandung kemih dengan salin
mungkin akurat. Aliran sitometri dari urine untuk memeriksa ploidi DNA. Pielogram IV untuk
mengevaluasi traktus urinarius bagian atas dan pengisian kandung kemih. Biopsy pada daerah
yang dicurigai.
4. Penatalaksanaan
a.

Pemeriksaan air kemih menunjukkan adanya darah dan sel-sel kanker.

b.

Sistografi atau urografi intravena bisa menunjukkan adanya ketidakteraturan pada garis luar
dinding kandung kemih.

c.

USG, CT scan atau MRI bisa menunjukkan adanya kelainan dalam kandung kemih.

d.

Sistoskopi dilakukan untuk melihat kandung kemih secara langsung dan mengambil contoh
jaringan untuk pemeriksaan mikroskopik.

e.

Kadang sistoskopi digunakan untuk mengangkat kanker.

5. Terapi
Faktor-faktor yang mempengaruhi rencana pengobatan mliputi jenis tumor, kedalam
invasi tumor dalam kandung kemih, penyebaran penyakit, dan keadan umum klien. Factor-faktor
tersebut penting dalam rencana perawatan klien. Reseksi transurethral (TUR) dan vulgrasi

digunakan pada karsinoma insitu atau untuk lesi permukaan yang kecil. Karena kecepatan
kambuhnya tinggi, kemoterapi intravesikal atau immunoterapi mungkin dianjurkan. Tiopeta,
mitomicin, dan doksorubinsin adalah agen yang telah digunakan untuk pengobatan intravesikal.
Terapi laser juga sebuah terapi yang mungkin untuk klien dengan lesi kecil. Reseksi kandung
kemih segmental digunakan untuk tumor besar dan tunggal pada puncak kandung kemih atau
dinding laterala atau untuk adenokarsinoma.
Ketika tumor itu incasif atau tidak dapat ditangani atau dikontrol dengan pendekatan
yang konservatif, sistektomi adalah pengobatan pilihan. Sistektomi sederhana pada seorang pria
meliputi pengangkatan kandung kemih, prostate dan vesicaurinaria; sedangkan pada seorang
wanita meliputi pengangkatan kandung kemih dan uretra. Iversi urinarius setelah sistektomi
dapat dicapai dengan menggunakan sebuah segmen ileum untuk membentuk sebuah salauran
antara ureter dan abdomen eksternal. Pilihan lain bagi klien mungkin pembentukan reservoir
ileum kontinen yang tidak membutuhkan apparatus penampungan eksternal.
Terapi radiasi untuk kanker kandung kemih sebagai modalitas penatalaksanaan tunggal,
untuk penyakit invasive yang mempeunyai kemungkinan sembuh rta-rata 16-30%, ini lebih
rendah daripada penatalaksanaan sistektomi, tetapi radiasi dapat digunakan pada klien yang tidak
ditangani dengan pembedahan. Tidak ada regimen kemoterapi pasti yang telah dianjurkan untuk
pengobatan kanker kemih tahap lanjut.
1.2.4

Uretra
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria menuju
lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita. Uretra pada pria
memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan dengan
kelenjar prostat), sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria
memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan dari m.detrusor dan
bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars membranosa, bersifat volunter),
sedangkan pada wanita hanya memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih
dan bersifat volunter).
Kanker Uretra adalah suatu keganasan yang jarang terjadi, yang ditemukan di dalam
uretra. Uretra merupakan saluran tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih. Pada wanita,
panjang uretra adalah sekitar 3,75 cm dan pada pria panjang uretra adalah sekitar 20 cm.

Kanker uretra lebih sering terjadi pada wanita. Bagian dari uretra yang terletak di dekat
lubang keluarnya disebut uretra anterior dan kanker yang bermula dari daerah ini disebut kanker
uretra anterior. Bagian dari uretra yang terletak di dekat kandung kemih disebut uretra posterior
dan kanker yang berawal di daerah ini disebut kanker uretra posterior. Uretra posterior terletak
lebih dekat dengan kandung kemih dan jaringan lainnya, sehingga kanker di daerah ini lebih
mungkin tumbuh menembus lapisan dalam uretra dan jaringan di dekatnya. Kadang penderita
kanker kandung kemih juga menderita kanker uretra yang disebut sebagai kanker uretra yang
berhubungan dengan kanker kandung kemih.
Kanker uretra kambuhan adalah kanker uretra yang kambuh kembali setelah diobati, bisa
kambuh

di

tempat

yang

sama

atau

di

bagian

tubuh

yang

lain.

Karunkulus uretra adalah pertumbuhan jinak (non-kanker) yang lebih sering terjadi, berupa
pertumbuhan kecil, berwarna merah dan menimbulkan nyeri di samping lubang uretra pada
wanita. Karunkulus uretra menyebabkan adanya darah dalam air kemih dan keadaan ini diatasi
dengan pengangkatan melalui pembedahan.
1. Epidemiologi
Meskipun sampai saat ini penyebab pasti dari kanker kandung kemih belum diketahui,
beberapa faktor risiko untuk penyakit ini telah diidentifikasi. Faktor risiko terbesar bagi
berkembangnya kanker kandung kemih adalah merokok. Ketika orang merokok, karsinogen
diserap ke paru-paru dan masuk ke aliran darah. Darah kemudian disaring oleh ginjal dan limbah
tersebut kemudian dikonversi dalam urin, yang kemudian akan dialirkan ke kandung kemih
untuk keluar dari tubuh. Namun, karsinogen dari tembakau tetap di sel urin dan menyebabkan
kerusakan kandung kemih, hal ini lah yang berpotensi menyebabkan kanker.
Paparan bahan kimia tertentu juga meningkatkan risiko kanker kandung kemih. Bahan
kimia yang digunakan dalam pembuatan pewarna sangat erat kaitannya dengan perkembangan
kanker kandung kemih. Zat kimia seperti amina aromatik yang sering digunakan di pabrik-pabrik
yang memproduksi kulit, karet, cat, dan produk lain juga dicurigai sebagai pemicu
kanker kandung kemih.
Orang yang sering terpapar bahan-bahan seperti zat penata rambut, melukis dan bahan
percetakan lebih berpotensi kanker kandung kemih disbanding mereka yang bekerja di industri
lain. Faktor risiko lain untuk kanker kandung kemih meliputi:


Ras Kaukasia



Laki-laki dewasa



Pertambahan usia



Riwayat keluarga dengan kanker kandung kemih



Kandung kemih cacat lahir



Peradangan kronis kandung kemih (cystitis)



Tidak cukup mengkonsumsi cairan

2. Gejala Klinis
Gejala pertama biasanya adanya darah di dalam air kemih (hematuria), yang mungkin
hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan mikroskopik atau bisa juga tampak sebagai air kemih
yang berwarna kemerahan. Aliran air kemih bisa tersumbat, sehingga penderita mengalami
kesulitan dalam berkemih atau aliran air kemih menjadi lambat dan sedikit.
3. Diagnosa
Dilakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui dan merasakan adanya benjolan di dalam
uretra. Pada pria, sebuah sitoskopi bisa dimasukkan ke dalam penis untuk melihat uretra. Jika
ditemukan sel atau tanda-tanda kelainan, maka diambil contoh jaringan untuk diperiksa dengan
mikroskop (biopsi).
4. Terapi
Pengobatan untuk kanker uretra bisa dilakukan dengan cara:
a.

Pembedahan : Terapi penyinaran, menggunakan sinar X dosis tinggi atau sinar energi tinggi
lainnya untuk membunuh sel-sel kanker

Kemoterapi, menggunakan obat-obatan untuk

membunuh sel-sel kanker.
Pembedahan untuk mengangkat kanker uretra terdiri dari:


Elektrofulgurasi, menggunakan arus listrik untuk mengangkat kanker. Tumor dan daerah di
sekitarnya dibakar lalu diangkat dengan pisau bedah.



Terapi laser.



Sistouretrektomi (pengangkatan kandung kemih dan uretra).

Pada pria, sebagian penis yang mengandung kanker uretra bisa diangkat melalui
pembedahan yang disebut penektomi parsial. Kadang dilakukan pengangkatan seluruh penis
(penektomi).
Setelah sebagian atau seluruh penisnya diangkat, bisa dilakukan bedah plastik untuk
membuat penis yang baru .
Pada wanita bisa dilakukan pembedahan untuk mengangkat uretra, kandung kemih dan
vagina,
Untuk membuat vagian baru, dilakukan bedah plastik.
Kanker uretra anterior
 Untuk wanita:
o Elektrofulgurasi
o Terapi laser
o Terapi penyinaran eksternal atau internal
o Terapi penyinaran diikuti oleh pembedahan atau terapi pembedahan saja untuk mengangkat uretra
dan organ di panggul bawah (eksanterasi anterior) atau untuk mengangkat tumornya saja (jika
kecil). Dibuat saluran baru untuk membuang air kemih (diversi uriner).
 Untuk pria:
o Elektrofulgurasi
o Terapi laser
o Penektomi parsial
o Terapi penyinaran.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mendiagnosis tumor ganas pada serviks uterus tidaklah sulit, apalagi bila tingkatannya
sudah agak lanjut. Dengan memperhatikan perubahan diplastik dari epitel servik, penanganan
yang sederhana tetapi benar akan menghindarkan wanita dari kanker serviks. Bilamana deteksi
dini dapat diupayakan, maka angka kematian wanita karena kanker serviks pastinya akan
berkurang.
Kanker buli – buli atau juga disebut vesika urinaria (kandung kemih) merupakan
keganasan kedua setelah karisoma prostat. Tumor ini dua kali lebih banyak mengenai laki- laki
dari pada wanita pada usia lanjut. Karsinoma buli-buli yang masih dini merupakan tumor
superfisia.
Penyebab yang pasti dari kanker vesika urinaria tidak diketahui, tetapi penelitian telah
menunjukkan bahwa kanker ini memiliki faktor resiko seperti usia, resiko terjadinya kanker
kandung kemih meningkat sejalan bertambahnya usia ,dan merokok faktor utama.
Adapun penanganan bagi pasien menderita penyakit buli-buli
a.

Pembedahan

b. Radiasi eksternal
c.

Kemoterapi.

DAFTAR PUSTAKA

2. Dr. Lyndon saputra. 2007. Pengantar kebutuhan dasar manusia. Jakarta: penerbit buku binapura
aksara.
3. Schwartz BF, Stoller ML.: The vesical calculus. Urol Clin North Am 2000;27(2):333-346.
4. Jenkin AD. Childhood urolithiasis. In : Gillenwater JY, Grayhack JT, Howards SS., eds. Adult
and pediatric urology. Philadelphia: Lippincott. 2002: 383.
5.

Razvi HA, Song TY, Denstedt JD: Management of vesical calculi: Comparison of lithotripsy
devices. J Endourol 1996;10:559-563.

6.

Bhatia V, Biyani VG: Vesical lithiasis: Open surgery vs. cystolithotripsy vs. extracorporeal
shock wave lithotripsy. J Urol 1994;151:660-662.

7.

Bulow H, Frohmuller HGW: Electrohydraulic lithotripsy with aspiration of fragments under
vision-304 consecutive cases. J Urol 1981;126:454-456.