Makalah Filsafat Ilmu dan Dasar Dasar Lo

Makalah Filsafat Ilmu dan Dasar – Dasar Logika

Konspirasi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Melawan Kebudayaan

Nama : Mokhammad Anam Kholidul Falah
NIM : 175120400111028
Kelas : C-1 IHI

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada seluruh alam semesta, sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan usaha yang semaksimal mungkin
yang bisa kami usahakan.
Makalah ini kami susun tentunya bukan hanya dari diri kami sendiri, melainkan
juga adanya kontribusi dari pihak – pihak lain. Untuk itu, kami sangat berterima kasih
kepada pihak – pihak yang telah turut serta dalam proses penulisan dan penyusunan
makalah ini.
Kami sebagai penulis dan penyusun makalah ini menyadari bahwa kami

hanyalah manusia yang tidak sempurna. Maka pantaslah jika makalah yang disusun oleh
makhluk yang tak sempurna ini mengandung beberapa kesalahan di dalamnya. Entah itu
kesalahan penulisan, kata, maupun susunan yang kami sadari dan tidak kami sadari.
Oleh karena itu, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan – kesalahan
yang terdapat di dalam makalah ini dan jika ada yang kurang berkenan di hati pembaca.
Akhir kata, kami selaku penulis sangat berharap bahwa makalah “Ilmu Pasti dan
Ilmu Tidak Pasti” ini akan memberi manfaat dan berguna bagi penulis sendiri, pembaca,
dan masyarakat dunia.

Malang, Oktober 2017

Penyusun
BAB I
PANDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pada saat sekarang ini, globalisasi terjadi tanpa ada batasan ruang. Semuanya
bersambung dari wilayah satu dengan wilayah lain tanpa adanya halangan. Hal ini
terjadi begitu saja dengan cepat tanpa terhambat satu tembok pun seperti perpindahan
udara dari Timur ke Barat, maupun Barat ke Timur. Menurut beberapa orang, ini hal

yang wajar, karena bahkan proses perpindahannya saja memang tidak terlihat dan
tersambungkan benar – benar melalui udara.
Pada masa yang seperti itu, pertukaran informasi, transaksi, interaksi secara bebas
terjadi dan menimbulkan pengaruh – pengaruh dan perkembangan – perkembangan
yang sangat besar dan sangat luas skala pengaruhnya. Bisa dikatakan juga bahwa
pengaruh dan perkembangan ini bisa terjadi bahkan tidak secara langsung. Tanpa
adanya kontak dan interaksi tatap muka, pengaruh dan perkembangan ini akan tetap
terjadi.
Pengaruh tersebut bisa ditangkap oleh individu – individu dengan adanya perantara
misalnya individu lain dan teknologi. Pengaruh tersebut akan menyebar luas ke seluruh
dunia seiring dengan berjalannya waktu.
Begitu

pula

dengan

perkembangan




perkembangan.

Perkembangan



perkembangan tersebut akan lebih cepat terjadi setelah adanya interaksi antara dua
pengaruh atau lebih yang berbeda dan berkumpul di suatu tempat. Karena dengan
adanya interaksi tersebut, individu – individu itu akan menemukan hal baru yang belum
mereka ketahui sebelumnya.
Perkembangan – perkembangan tersebut terjadi juga dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dengan berkembangnya dua hal tersebut manusia mulai
berpikir lebih rasional dan perkembangan dalam bidang – bidang lain berkembang
dengan lebih cepat.

Di sinilah problema – problema mulai bermunculan. Individu – individu yang
berpikiran bahwa budaya lainnya lebih maju, mulai meninggalkan budaya mereka
sendiri dan justru menganut budaya lain tanpa memilah dan memilih positif dan
negatifnya.

Mereka juga mulai meninggalkan norma – norma dan nilai – nilai dari budaya lama
mereka yang justru sebenarnya sangat penting dalam kehidupan. Mereka berpikir bahwa
norma – norma dan nilai – nilai itu adalah pemikiran kuno dan tidak cocok untuk
diterapkan di era yang seperti ini.
Inilah yang akan kami bahas. Betapa pentingnya norma dan nilai kitu bagi
perkembangan ilmu dan teknologi dan haruskah kita meninggalkan budaya kita sendiri
untuk mencapai perkembangan dan kemajuan.
2. Rumusan Masalah
-

Bagaimana peran norma dan nilai budaya bagi perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi?

-

Seberapa penting budaya dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi?

-

Bagaimana kita bisa menerapkan norma dan nilai budaya dalam perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi?

3. Tujuan Pembahasan
-

Memberi pemahaman atas peran norma dan nilai budaya bagi perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi

-

Memberi pemahaman atas pentingnya budaya dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi

-

Memberi pemahaman atas bagaimana kita bisa menerapkan norma dan nilai
budaya dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB II
PEMBAHASAN


1. Pengertian Ilmu Pengetahuan
Kata ilmu diambil dari bahasa Arab ‫ علم‬yang berarti mengetahui. Ilmu juga bisa
berarti mengajar atau memberitahu. Kata dasar ilmu juga biasanya digunakan untuk
penggunaan kata yang berarti belajar mengajar. Jadi, ilmu merupakan suatu hal yang
diketahui oleh individu – individu dan bisa dibagikan kepada individu – individu
lainnya.
Sedangkan dalam bahasa Indonesia, ilmu sering disamakan dengan sains yang
dalam bahasa Inggris adalah science. Science berasal dari bahasa Yunani, dari kata
scio, scire yang memiliki arti pengetahuan. Science dari bahasa Latin scientia, yang
berarti “pengetahuan” adalah aktivitas yang sistematis yang membangun dan
mengatur penge-tahuan.dalam bentuk penjelasan dan prediksi tentang alam semesta.
Ilmu yang bisa diartikan science dalam kamus Oxford memiliki definisi “The
intellectual and practical activity encompassing the systematic study of the structure
and behaviour of the physical and natural world through observation and
experiment”. Dengan kata lain, ilmu adalah kegiatan intelektual dan praktikal yang
meliputi studi sistematis tentang struktur dan perilaku fisik dan alam dunia melalui
observasi dan eksperimen.
Ada juga beberapa definisi ilmu oleh para ahli dan para filsuf. Contohnya bahwa
science juga bermakna pengetahuan yang mengandung ciri – ciri, syarat – syarat dan

tanda – tanda yang khas (Anshari, 2002: 47). Sedangkan Menurut Suria sumantri
(2001:3). Ilmu itu merupakan salah satu hasil pemikirian manusia dalam menjawab
sebuah pertanyaan. Sementara itu, Paul Freedman dalam The Principles of Scientific
Research mendefinisikan ilmu sebagai suatu bentuk aktivitas manusia di mana kita
dapat memperoleh suatu pengetahuan yang lebih cermat tentang alam semesta di
masa yang lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang, serta suatu

kemampuan untuk beradaptasi dan mengubah lingkungan serta mengubah sifatsifatnya sendiri.
Jadi, pada dasarnya ilmu adalah hal – hal yang menjadi diketahui oleh individu –
individu yang bisa dibagikan kepada individu – individu lain dengan sistematis dan
terstruktur. Atau bisa juga diartikan sebagai hasil pemikiran manusia yang memiliki
metode atau cara tertentu yang berguna untuk umat manusia agar manusia dapat
bermanfaat dalam dan bagi kehidupannya sendiri dan bagi kehidupan orang lain di
masa sekarang dan di masa yang akan datang.
2. Pengertian Teknologi
Seperti yang kita ketahui bahwa setiap definisi pasti memiliki versinya masing –
masing. Layaknya teori, definisi juga diungkapkan berdasarkan pemikiran orang –
orang yang berbeda. Dalam Random House Dictionary seperti dikutip Naisbitt
(2002 : 46) “teknologi adalah sebagai benda, sebuah obyek, bahan dan wujud yang
jelas- jelas berbeda dengan manusia”.

Menurut Miarso (2007 : 62) : Teknologi adalah proses yang meningkatkan nilai
tambah, proses tersebut menggunakan atau menghasilkan suatu produk , produk
yang dihasilkan tidak terpisah dari produk lain yang telah ada, dan karena itu
menjadi bagian integral dari suatu sistem.
Secara etimologi, teknologi itu berasal dari bahasa Yunani yakni kata
technologia. Kata tersebut terdiri dari dua kata, yaitu techne yang berarti kerajinan
dan kata logia yang berarti studi tentang sesuatu atau cabang pengetahuan dari suatu
disiplin tertentu.
Dan pada saati ini, teknologi banyak diartikan sebagai sesuatu yang digunakan
oleh manusia untuk membantu pekerjaan manusia sehari – hari. Teknologi juga
banyak didefinisikan sebagai sarana dan alat untuk mempercepat pekerjaan manusia.
Di zaman yang sekarang ini, teknologi telah merajalela di seluruh dunia.
Teknologi sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia saat ini. Bahkan di
setiap langkah kita, kita bisa menemukan banyak sekali teknologi hanya dengan
sekali kedipan mata.
Teknologi juga menjadi ketergantungan yang luar biasa bagi umat manusia.
Seolah – olah menusia tak bisa hidup tanpanya. Manusia dibuat melemah dan
menghamba kepada teknologi – teknologi masa kini.

Bahkan ada yang tak percaya lagi dengan kemampuannya sendiri atau

kemampuan manusia lain. Mereka menjadi lebih percaya kepada teknologi yang
mereka ciptakan sendiri. Mereka akan berpikir bahwa teknologi akan menjadi teman
yang sempurna dengan tidak memiliki emosi di dalamnya.
Manusia saat ini lebih percaya kepada teknologi, karena teknologi tak akan
mengkhianati mereka. Mereka berpikir bahwa teknologi yang tidak memiliki emosi
tersebut lebih baik daripada manusia yang memiliki sikap arogan dan memiliki
emosi.
Pada dasarnya, manusia berpikir bahwa sikap professional itu adalah tidak
melibatkan emosi di dalamnya. Dan mereka berpikir bahwa teknologi cocok dengan
sikap itu. Mereka berpikir bahwa profesionalitas yang mereka kejar itu lebih bagus
dan lebih berguna bagi kepentingan mereka masing – masing.
3. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan menurut Koentjaraningrat yang dikutip oleh Budiono K. adalah
sebagai berikut “menurut antropologi, kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan
dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar”.

Ini berarti bahwa

kebudayaan itu tidak bisa hanya diwariskan begitu saja, tapi juga ada proses di

dalamnya yang membuat suatu hal itu menjadi miliknya.
Menurut bahasa, budaya atau kebudayaan itu berasal dari bahasa Sansekerta,
yakni buddhayah. Buddhayah merupakan bentuk jamak dari buddhi yang artinya
budi atau akal dan atau hal – hal yang berkaitan dengan akal dan budi manusia.
Budaya juga merupakan kata majemuk dari buddhi-daya yang berarti hasil cipta,
karsa, dan rasa.
Budaya dalam bahasa Latin diartikan sebagai colera yang memiliki arti
mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah atau dalam arti
lain bertani. Pada kemudian hari istilah tersebut dirubah dalam bahasa Inggris
menjadi culture yang bermakna segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah
dan mengubah alam.
Kebudayaan di sini diartikan sebagai suatu system dan struktur yang dimiliki
oleh individu – individu tertentu. Di dalam system tersebut, terdapat gagasan –
gagasan, ide – ide, dan pemikiran – pemikiran manusia. Pemikiran – pemikiran dan

gagasan – gagasan tersebut ada karena telah disetujui sebelumnya oleh individu –
individu yang memilikinya.
Dari pemikiran – pemikiran tersebut maka muncullah perwujudan – perwujudan
kebudayaan. Perwujudan – perwujudan tersebut lah yang biasanya tampak dalam
suatu masyarakat. Perwujudan – perwujudan tersebut akan dimiliki dan selalu dianut

oleh masyarakat yang menggenggam kebudayaan tersebut. Perwujudan –
perwujudan tersebut antara lain berupa benda – benda, perilaku, bahasa, seni, norma
– norma, nilai – nilai, dan lain sebagainya.
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan itu dibedakan dan dibagi menjadi
tiga, yaitu : gagasan, aktivitas, dan artefak.
 Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide - ide,
gagasan - gagasan, nilai - nilai, norma - norma, peraturan, dan lain sebagainya yang
sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak
dalam kepala - kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat
tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari
kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku - buku hasil karya para
penulis tersebut.
 Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari individu
yang berada dalam masyarakat itu dan ikut memiliki kebudayaan tersebut. Wujud
ini sering pula disebut sebagai sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul
dengan manusia lainnya menurut pola - pola tertentu berdasarkan tata kelakuan.
Wujud ini bersifat konkret, terjadi dalam kehidupan sehari - hari, dapat diamati dan
didokumentasikan.
 Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau
hal-hal yang memiliki wujud dan dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Sifatnya merupakan yang paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Ilmu pengetahuan dan teknologi tentulah sangat berhubungan. Ilmu pengetahuan
yang di mana menjadi sumber, sedangkan teknologi merupakan perwujudan dari
penerapan ilmu pengetahuan – ilmu pengetahuan. Teknologi akan menjadi ada
setelah ilmu pengetahuan itu dikuasai.
Teknologi tidak akan bisa dibuat dan dikembangkan jika ilmu pengetahuan itu
tidak berkembang terlebih dahulu, karena pada dasarnya ilmu pengetahuan itulah
yang menjadi akar dan penopang perkembangan teknologi.
Perkembangan teknologi harus diawali dengan perkembangan ilmu pengetahuan
terlebih dahulu, seperti Bapak B.J. Habibie yang mempelajari fenomena fatigue
(kelelahan) dalam konstruksi pesawat terbang. Kemudian Habibie mencetuskan
rumus untuk menghitung keretakan atau crack progression random. Barulah setelah
itu teknologi dikembangkan dengan temuan baru tersebut.
Begitu juga dengan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan harus memiliki bahan
atau suatu hal yang baru dan belum pernah ditemukan sebelumnya untuk dipelajari.
Sebenarnya bukan hanya hal – hal baru saja yang bisa dijadikan obyek penelitian,
melainkan juga barang – barang yang lama dan sudah ditemukan juga bisa dijadikan
obyek penelitian dan pembelajaran.
Teknologi dan temuan – temuan lama pastilah memiliki kekurangan di
dalamnya. Oleh karena itu, manusia akan terus belajar dan mencoba memperbaiki
kekurangan - kekurangan maupun kesalahan - kesalahan tersebut. Di sinilah awal
mula terjadinya perkembangan – perkembangan dalam berbagai bidang yang ada.
Perkembangan – perkembangan tersebut dipicu oleh adanya rasa ingin tahu
manusia dan rasa ingin mencapai suatu kesempurnaan dalam suatu bidang ataupun
suatu hal. Semua itu tentunya juga didukung oleh tindakan – tindakan yang
dilakukan manusia dalam usahanya untuk memenuhi hasrat tersebut.
Biasanya ilmu pengetahuan dan teknologi dari awal telah menjadi satu rumpun.
Maksudnya menjadi satu rumpun adalah banyak orang yang menganggap dan
menetapkan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi adalah satu bidang tertentu.
Bukannya dua bidang melainkan satu.
Dalam beberapa kasus, ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi suatu
topik utama dengan kehebatan perkembangan
5. Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan

Seperti yang kita ketahui bahwa sebenarnya ilmu pengetahuan dan kebudayaan
itu pasti berhubungan, bahkan sangat dekat. Keduanya saling membutuhkan satu
sama lain. Seperti yang dikatakan Ibnu Khaldun dalam buku Muqaddimah bahwa
ilmu hanya dapat maju apabila masyarakat berkembang dan berperadaban. Secara
tidak langsung pernyataan tersebut mengatakan bahwa perkembangan ilmu harus
diimbangi dengan perkembangan kebudayaan juga.
Ilmu pengetahuan terkadang dinilai terlalu cepat dalam berkembang sehingga
kebudayaan tidak bisa mengimbangi perkembangannya. Sehingga terjadi cultural
shock, di mana suatu masyarakat dan kebudayaan terkejut dalam menerima
kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang baru.
Terkadang ilmu pengetahuan juga menjadi ancaman besar bagi kebudayaan.
Dengan ilmu pengetahuan, manusia akan berpikir lebih rasional dan justru hanya
akan mengikuti gagasannya sendiri yang menurutnya benar. Kebudayaan yang
sebenarnya merupakan pegangan bagi kehidupan manusia justru diruntuhkan oleh
manusianya sendiri dan kemudian diganti dengan pemikiran – pemikiran rasional
yang belum tentu benar seutuhnya.
Bergesernya posisi kebudayaan ini memberi pengaruh yang besar bagi
keseharian manusia. Manusia nantinya akan berpikir bahwa hal – hal, norma –
norma, dan nilai – nilai seperti tata krama dan sopan santun itu tidak penting.
Karena hal – hal tersebut bukanlah suatu hal yang konkret dan mereka berpikir
bahwa itu tidak masuk akal atau tidak rasional. Mereka akan semakin menjauhi
kebudayaan dan kebudayaan tersebut akan mulai menghilang.
Padahal tidak semua hal yang dianggap rasional itu benar. Disinilah kesalahan
persepsi dalam pemikiran beberapa orang dan kelompok. Mereka dengan tanpa
berpikir panjang membuang kebudayaan mereka. Mereka berpikir bahwa rasional
itu adalah sesuatu yang benar – benar bisa didefinisikan dan tidak terdapat
ambiguitas di dalamnya. Tapi, apakah itu berarti kita akan menjadi lebih baik?
Sayangnya tidak, karena ada budaya baik yang seharusnya kita lestarikan malah
kita buang dan pemikiran baru yang kurang baik justru kita pelihara. Beginilah sifat
manusia, mereka akan tertarik pada sesuatu yang baru dan berpikiran bahwa yang
lama itu buruk, tidak baik, dan sudah tidak bisa dipakai dan tidak cocok untuk

dipakai saat ini. Padahal masih banyak yang bisa kita ambil manfaatnya dan penting
untuk kita pakai di masa sekarang.
Ilmu pengetahuan sebenarnya tidak berkembang terlalu cepat. Yang terjadi
sebenarnya adalah ilmu pengetahuan yang telah berkembang membuat perubahan
dalam interaksi social. Dan dari interaksi social itulah yang menjadi permasalahan –
permasalahan yang terjadi pada saat ini. Begitu juga dengan cultural shock, kita
tidak bisa menyalahkan ilmu pengetahuan yang memang berkembang cepat ataupun
kebudayaan yang berkembang agak lambat. Karena sebenarnya hal tersebut
merupakan akibat dari interaksi social yang di dalamnya terjadi kesalahpahaman dan
atau kekurangsiapan.
Oleh karena itu, ilmu pengetahuan harus dikembangkan dan disebarkan secara
benar. Setiap manusia harus mengerti mana yang baik dan mana yang tidak baik
bagi kelangsungan hidup. Di sini, manusia wajib untuk menjaga pilar kebudayaan
yang telah lama menaungi kehidupan kita dan telah bersedia untuk menjadi anggota
kemasyarakatan kita, serta menjadi pegangan agar kita tidak salah arah.
6. Teknologi dan Kebudayaan
Perkembangan teknologi saat ini menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan
kehidupan kebudayaan. Dengan adanya teknologi yang baru, manusia akan semakin
meninggalkan budaya – budayanya sendiri karena dianggap kuno. Teknologi juga
terus menggeser posisi kebudayaan sebagai pedoman utama dalam menjalani
kehidupan.
Seperti halnya ilmu pengetahuan, teknologi ini memliki suatu daya tarik yang
kuat di hadapan manusia. Manusia yang telah disebutkan di atas memiliki sikap
arogan dan berpandangan bahwa yang baru itu adalah yang lebih baik, pasti akan
dengan mudahnya menerima teknologi – teknologi baru. Manusia yang seperti
inilah yang sering disebut sebagai masyarakat modern.
Di masa yang seperti inilah sebenarnya terjadi konflik yang begitu besar.
Sayangnya, konspirasi dan konflik tersebut tidak terjadi di depan layer, melainkan
menjalar mulai dari satu individu ke individu lain secara tenang. Bahkan tanpa
disadari, konflik tersebut bisa saja terjadi di depan umum, hanya saja tidak ada yang
menyadarinya. Bahkan pemicu konflik tidak sadar akan perbuatannya, dan tidak
merasa bersalah atas kesalahan – kesalahan dan kekurangan – kekurangan. Bahkan

juga terkadang seorang provokator sebenarnya tidak tahu apa yang terjadi atas
perbuatannya dan berpikir bahwa semuanya itu baik – baik saja.
Skali lagi, ditegaskan bahwa kebudayaan itu memiliki posisi yang penting dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam perkembangan tersebut
dibutuhkan pegangan sebagai pedoman untuk tidak melewati batas – batas
kebudayaan. Batas – batas itu penting untuk manusia yang berbudaya, karena
dengan kebudayaan lah manusia bisa mengetahui apa – apa saja hal yang tidak
boleh dilakukan dan Batasan – Batasan mana saja yang tidak boleh dilampaui.
Apalagi dalam zaman yang serba bisa ini. Teknologi berkembang dengan sangat
cepat dan membuat manusia bingung seharusnya dia bersikap bagaimana saat
menghadapi perkembangan – perkembangan tersebut. Sayangnya, pada masa yang
seperti ini manusia malah mengedepankan ego dan emosinya dengan pemikiran
bahwa yang lebih baru adalah yang lebih baik dari sebelumnya. Padahal seperti
yang kita ketahui sendiri bahwa tidak semuanya baik dan tidak semuanya kurang
baik.

BAB III
PENUTUP
1.

Kesimpulan
Jadi dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan sangat membutuhkan
kebudayaan sebagai pedoman dan pegangan agar manusia tidak melewati batas
yang ada.
Ilmu pengetahuan yang dikembangkan tanpa adanya kebudayaan akan sia – sia
karena manusia tidak bisa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi saling berkait, karena teknologi membutuhkan
ilmu pengetahuan terlebih dalam proses pembuatannya.
Teknologi bisa menjadi ancaman bagi kebudayaan, karena bisa mengakibatkan
kemalasan manusia. Melemahnya manusia juga ternyata biasanya terjadi karena
ketergantungan manusia pada teknologi.
Kebudayaan memiliki peran serta yang utama dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi agar kita bisa memilah mana yang lebih baik.

2.

Saran
Kita sebagai manusia harus bisa mengerti apa yang benar – benar penting bagi
kita. Untuk kemudian dipakai untuk kegiatan sehari – hari. Kita juga tidak boleh
sampai melupakan atau bahkan membuang apa – apa saja yang tela diwariskan
oleh pendahulu – pendahulu kita.
Karena kita telah mengetahui semua hal tersebut kita harus mengerti bagaimana
suatu pemahaman dibentuk dan kita harus membakar api semangat kita untuk
mempertahankan kebudayaan kita yang sangat luas ini. Kita harus bangga dengan
apa yang kita miliki, bukan hanya dengan apa yang baru saja datang.

DAFTAR PUSTAKA

S. SURIASUMANTRI, JUJUN, 2007, FILSAFAT ILMU : SEBUAH PENGANTAR
POPULER, PUSTAKA SINAR HARAPAN, JAKARTA
http://www.artikelteknologi.com/2015/05/definisi-teknologi-dan-pengertianteknologi.html
al maqassary, ardy, 2013 “PENGERTIAN KEBUDAYAAN” http://www.e-jurnal.com/
2013/10/pengertian-kebudayaan.html
RISMAYANTI, DEPI, 2015 “MAKALAH FILSAFAT ILMU DAN KEBUDAYAAN”
http://depirismayanti.blogspot.co.id/2015/01/makalah-filsafat-ilmu-dankebudayaan.html
http://www.penggagas.com/kebanggaan-b-j-habibie-dan-beberapa-rancangan-pesawathabibie-yang-mendunia/

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2