Laporan Prakti kum Citra Komposit

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGINDERAAN JAUH

HANRI BAWAFI
130722607348
OFF. H

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

I.

Judul
Komposit Citra Satelit Multispektral

II.

Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan proses komposit citra satelit multispektral
2. Mahasiswa mampu melakukan proses eksporting data citra dalam berbagai format


III. Dasar Teori
Komposit citra adalah menggabungkan tiga saluran pada citra Landsat ETM
dengan tujuan untuk mempermudah dan memperjelas kenampakan suatu obyek dalam
identifikasi pada citra.
Citra Satelit mempunyai beberapa sensor satelit yang mempunyai panjang
gelombang yang berbeda-beda, citra satelit landsat mempunyai 8 band. Setiap sensor
mempunyai karakteristik untuk membedakan atau mengidentifikasi object yang
berbeda-beda.
Komposit yang digunakan dalam hal ini adalah 543, sesuai dengan kegunaannya
yaitu untuk klasifikasi penggunaan lahan. Komposit 543 adalah menempatkan warna
merah pada saluran 5, warna hijau pada saluran 4 dan warna biru pada saluran 3. Ini
berarti jika pantulan vegetasi pada citra Landsat ETM paling tinggi pada saluran 4
(inframerah), maka pada komposit 543 vegetasi akan berwarna merah atau gradasi dari
merah.
Citra dengan komposit band 432, mempunyai kelebihan untuk membedakan
obyek kelurusan seperti jalan dan kawasan perkotaan. Jaringan jalan dipresentasikan
dengan warna putih. Citra dengan komposit band 543, mempunyai kelebihan mudah
untuk membedakan obyek yang mempunyai kandungan air atau kelembapan tinggi.
Obyek dengan tingkat kelembapan atau kandungan air tinggi akan dipresentasikan

dengan rona yang lebih gelap secara kontras.
Karakteristik pantulan spektral dari vegetasi dipengaruhi oleh kandungan pigmen
daun, material organik, air dan karakteristik struktural daun seperti bentuk daun dan luas
daun (Huete and Glenn, 2011). Karakteristik pantulan spektral dari vegetasi dapat
dibagi menjadi dua bagian yaitu pada bagian spektrum tampak (0.4 – 0.7 µm) dan pada
bagian spektrum inframerah dekat / Near Infra Red (0.7 – 1.1 µm).
Pada bagian spektrum tampak, vegetasi memiliki nilai pantulan relatif rendah
pada spektrum biru dan merah dengan puncak minor pada spektrum hijau (Mather,
2004). Pantulan spektral yang rendah pada spektrum biru dan merah disebabkan karena
vegetasi menyerap banyak energi pada kedua spektrum tersebut. Energi pada spektrum
tersebut digunakan untuk aktifitas photosintesis pada daun (Song, 2011). Jumlah energi
yang terserap pada kedua spektrum tersebut mencapai 70% hingga 90% dari total energi
yang datang ke permukaan daun. Relatif lebih rendahnya pantulan spektral pada
spektrum biru dan merah dibandingkan pada spektrum hijau, memberi efek visualisasi
warna hijau pada daun tersebut. Daun nampak berwarna hijau oleh mata, karena

kemampuan mata dalam menangkap spektrum elektromagnetis berada pada spektrum
tampak saja.
Pantulan spektral meningkat secara drastis pada rentangan spektral antara 0.65
hingga 0.76 µm. Zona rentangan spektral pada pola spektral vegetasi ini disebut dengan

istilah titik batas merah (red edge point).
Pada rentangan spektrum infra merah dekat, yang juga merupakan bagian kedua
dari karakteristik pola spektral vegetasi, memiliki pantulan spektral yang relatif tinggi.
Pantulan spektral yang tinggi ini terrentang antara 0.76 – 1.35 µm. Selanjutnya pada
rentangan 1.35 – 2.5 µm pantulan spektral dipengaruhi oleh struktur internal daun.
Faktor pengaruh yang dominan terhadap pantulan spektral pada rentangan 1.35 – 2.5
µm ini adalah banyak sedikitnya kandungan air pada lembar daun tersebut.
Saluran Citra Landsat ETM +7 dan Kegunaan utamanya :
1. Band 1
 Panjang gelombang : 0,43 – 0,45 μm (coastal/aerosol)
 Resolusi spasial
: 30×30 meter
 Kegunaan
: Penetrasi tubuh air, analisis penggunaan lahan, tanah
dan vegetasi, pembedaan vegetasi dan lahan
2. Band 2
Panjang gelombang : 0,45 – 0,51 μm (blue)
Resolusi spasial
: 30×30 meter
Kegunaan

: Pengamatan puncak pantulan vegetasi pada saluran biru
yang terletak diantara dua saluran penyerapan, yang dimaksudkan untuk
membedakan jenis vegetasi dan tingkat kesehatan masing-masing vegetasi
3. Band 3
Panjang gelombang : 0,52 – 0,60 μm (green)
Resolusi spasial
: 30×30 meter
Kegunaan
: Saluran yang terpenting untuk membedakan jenis
vegetasi, terletak pada salah satu daerah penyerapan klorofil dan
memudahkan pembedaan antara lahan terbuka dan lahan bervegetasi.
4. Band 4
Panjang gelombang : 0,63 – 0,68 μm (red)
Resolusi spasial
: 30×30 meter
Kegunaan
: Saluran yang peka terhadap biomassa vegetasi,
identifikasi jenis tanaman, memudahkan pembedaan tanah dan tanaman, serta
lahan dan air.
5. Band 5

Panjang gelombang : 0,84 – 0,88 μm (near infrared)
Resolusi spasial
: 30×30 meter

Kegunaan
: Saluran terpenting untuk pembedaan jenis tanaman,
kandungan air pada tanaman dan kondisi kelembaban tanah.
6. Band 6
Panjang gelombang : 1,56 – 1,66 μm (short wavelength infrared)
Resolusi spasial
: 30 x 30 meter
Kegunaan
: Pembedaan formasi batuan, pemetaan hydrothermal
7. Band 7
Panjang gelombang : 2,1 – 2,3 μm (short wavelength infrared)
Resolusi spasial
: 30×30 meter
Kegunaan
: Analisis pemetaan vegetasi, pembedaan kelembaban
tanah, pemetaan thermal

Penggunaan citra Landsat Thematic Mapper Multi Temporal tahun 1994 dan tahun
1997, dengan penggabungan (composite) band 5, band 4 dan band 7 pada posisi biru,
hijau dan merah (Blue Green Red) dapat menghasilkan kenampakan yang spesifik yaitu
delapan kelas yang dominan, sehingga memudahkan dalam verifikasi lapangan.
IV. Alat dan Bahan
1. Citra satelit Landsat ETM +7
2. Software ENVI 4.5
3. Citra Landsat 8
V.

Langkah Kerja
1. Ekstrak terlebih dahulu data citra yang diperoleh untuk praktikum
2. Bukalah program ENVI 4.5
3. Bukalah data citra dari menu file → Save File As → ENVI Standard
4. Selanjutnya muncul kotak dialog “New File Builder”, pada kotak dialog tersebut
klik menu Import File.
5. Ketika diklik “Menu Import File” muncullah kotak dialog baru yaitu Create New
File Input File
6. Pada kotak dialog tersebut pilih Open → New File
7. Proses berikutnya muncul kotak dialog untuk memilih data citra yang akan

ditampilkan. Perlu diperhatikan bahwa untuk menggabungkan file-file citra tersebut
silahkan dipilih file citra dari saluran yang tertinggi dulu. Misalnya dalam citra
Landsat ETM+ ada saluran 8,1,2,3,4,5 dan 7. Untuk menampilkan dalam program
ENVI mulai dari saluran yang tertinggi dulu, yaitu 11, 10, 9, 7, 5, 4, 3, 2, dan 1.
Sedangkan saluran 8 dan 6 pada citra Landsat tidak dapat dikompositkan karena
berbeda resolusi spasial.
8. Untuk menampilkan semua data saluran, ulangilah langkah pada poin 6 sebanyak
jumlah saluran yang akan ditampilkan.

9. Selanjutnya select semua file tersebut → klik OK → sehingga file-file tersebut
tampil pada kotak dialog “New File Builder”.
10. Proses selanjutnya adalah klik button RGB color
11. Setelah semua file yang akan digabung telah muncul pada kotak dialog “New File
Builder” klik “Choose” sehingga muncul kotak dialog “Output File Name”. Pada
kotak dialog tersebut ketikkan File name citra dan pilih tempat penyimpanan data,
setelah selesai klik Open. Selanjutnya proses penggabungan file berjalan, tunggu
beberapa menit.
12. Setelah file tergabung dalam tampilan ENVI 4.5 akan muncul kotak dialog
“Available Band List”. Pada kotak tersebut semua file sudah tergabung menjadi satu
nama dengan nama “PJ 2” yang terdiri dari beberapa saluran.

13. Ketika diklik button RGB color secara otomatis muncul menu tambahan yaitu R, G
dan B. Proses berikutnya menentukan komposit saluran misalnya 432, maka
silahkan klik saluran 4, klik saluran 3 dan link saluran 2, berikutnya klik Load RGB.
14. Selanjutnya citra akan tampil sesuai dengan komposit warna yang dipilih
15. Klik “File” → “Save Image As” → “Image File” untuk menyimpan hasil komposit
warna dalam format .JPG

VI. Hasil Praktikum
1. Citra komposit band 4,3,2

2. Citra komposit band 5,4,3

3. Citra komposit band 5,6,3

4. Citra komposit band 5,6,7

VII. Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa citra yang digunakan
adalah pulau Bali dan Lombok (Nusa Tenggara Barat), untuk memperoleh kejelasan
pada kenampakan tiap objek pada citra maka perlu pembesaran sedemikian rupa

dikarenakan skala pada citra yang terlalu besar sehingga kenampakan objek citra terlihat
kecil. Didapatkan hasil komposit warna pada tiap-tiap band sebagai berikut :
1. Komposit 432 (pada komposit ini citra satelit di tampilkan dengan warna yang
sebenarnya atau spektrum tampak)
A. Vegetasi
Rapat
: Warna Hijau tua dengan tekstur halus.
Sedang
: Warna hijau dengan campuran warna coklat yang dikarenakan
munculnya warna tanah yang kecoklatan.
Jarang
: Warna hijau pada vegetasi yang jarang ini sudah mulai tidak
tampak karena vegetasi hijau sudah mulai jarang dan di dominasi oleh warna
cokelat (tanah).
B. Tanah
Basah
: Coklat tua, warna pada citra satelit tanah basah ini di karenakan
tanah menyerap air sehingga warna menjadi coklat tua.
Kering
: Coklat terang.

C. Pemukiman : Warna pada pemukiman ini bervariasi, dikarenakan bermacammacamnya kenampakan pada pemukiman ini dan warna atap yang digunakan oleh
bangunan-bangunan tersebut. Warna jingga, putih dan hitam dengan tekstur kasar.
Pada gambar berikut ini menampilkan pemukiman pada pulau Bali yang telah
saya beri tanda pada kotak merah dan disekitarnya.

D. Lahan
Terbuka
: Lahan terbuka ditunjukan dengan warna coklat, karena di
dominasi oleh warna coklat tanah.
Terbangun : Lahan yang terbangun ditunjukan dengan warna yang bervariasi,
karena bentuk lahan terbangun bermacam-macam; pemukiman (warna coklat),
tegalan / perkebunan (warna coklat dengan titik-titik hijau atau sebaliknya)

E. Perairan
Sungai
: rona agak gelap karena adanya vegetasi di tepi sungai dengan
bentuk garis memanjang berkelok-kelok.
Laut
: warna biru tua menunjukkan laut yang dalam, sedangkan warna
biru muda atau biru agak kehijauan menunjukkan laut yang dangkal atau tepi

pantai.
Berikut ini gambar terkait perbedaan warna laut yang dangkal dan dalam pada
pulau Lombok yang telah ditandai pada kotak merah.

F. Jalan raya
Jalan raya ditunjukkan dengan warna putih dan hitam karena aspal dan adanya
vegetasi di tepi jalan. Berikut ini kenampakan jalan raya pada pulau Bali.

G. Gunung
Kenampakan gunung pada citra berwarna cokelat karena tanah dan hijau karena
vegetasi, adapula gunung yang memiliki danau pada kalderanya.
2. Komposit 543 (pada komposit ini citra satelit di tampilkan dengan spektrum
inframerah)
A. Vegetasi
Rapat
: Warna merah dengan tekstur halus.
Sedang
: Warna merah dengan campuran warna ungu

Jarang
: Warna ungu kecoklatan
B. Tanah
Basah
: Merah keunguan, warna pada citra satelit tanah basah ini di
karenakan tanah menyerap air.
Kering
: Coklat terang.
Gambar berikut mengenai perbedaan tanah basah dan kering pada pulau Lombok.

C. Pemukiman : Warna pada pemukiman ini bervariasi, dikarenakan bermacammacamnya kenampakan pada pemukiman ini dan warna atap yang digunakan
oleh bangunan-bangunan tersebut. Warna hijau, putih, merah dan hitam dengan
tekstur kasar.
D. Lahan
Terbuka
: Lahan terbuka ditunjukan dengan warna coklat kemerahan
Terbangun : Lahan yang terbangun ditunjukan dengan warna yang bervariasi,
karena bentuk lahan terbangun bermacam-macam; pemukiman (warna ungu,
putih, merah) dan tegalan / perkebunan (warna merah dengan titik-titik ungu
atau sebaliknya)
E. Perairan
Sungai
: rona agak gelap karena adanya vegetasi berwarna merah di tepi
sungai dengan bentuk garis memanjang berkelok-kelok dan tidak beraturan.
Laut
: warna ungu tua menunjukkan laut yang dalam, sedangkan warna
ungu muda menunjukkan laut yang dangkal atau tepi pantai.
F. Jalan raya
Jalan raya ditunjukkan dengan warna putih dan hitam keunguan karena aspal dan
adanya vegetasi di tepi jalan.
G. Gunung
Kenampakan gunung pada citra berwarna ungu gelap karena tanah dan merah
karena vegetasi, adapula gunung yang memiliki danau berwarna ungu pada
kalderanya.

3. Komposit 563 (pada komposit ini citra satelit di tampilkan dengan spektrum
inframerah modifikasi)
A. Vegetasi
Rapat
: Warna kuning dengan tekstur halus.
Sedang
: Warna kuning dengan campuran warna hijau
Jarang
: Warna hijau
Berikut kenampakan vegetasi pada pulau Bali

B. Tanah
Basah
: Kuning kehijauan, warna pada citra satelit tanah basah ini di
karenakan tanah menyerap air.
Kering
: Kuning.
C. Pemukiman : Warna pada pemukiman ini bervariasi, dikarenakan bermacammacamnya kenampakan pada pemukiman ini dan warna atap yang digunakan
oleh bangunan-bangunan tersebut. Warna yang dominan adalah hijau, putih,
jingga dengan tekstur kasar.

D. Lahan
Terbuka
: Lahan terbuka ditunjukan dengan warna kuning
Terbangun : Pemukiman (warna hijau, putih, jingga) dan tegalan / perkebunan
(warna kuning dengan titik-titik hijau atau sebaliknya)

E. Perairan
Sungai
: rona agak gelap karena adanya vegetasi berwarna kuning di tepi
sungai dengan bentuk garis memanjang berkelok-kelok dan tidak beraturan.
Laut
: warna hijau tua menunjukkan laut yang dalam, sedangkan warna
hijau keunguan menunjukkan laut yang dangkal atau tepi pantai.

F. Jalan raya
Jalan raya ditunjukkan dengan warna putih dan hitam keunguan karena aspal dan
adanya vegetasi di tepi jalan.
G. Gunung
Kenampakan gunung pada citra berwarna hijau karena tanah dan kuning karena
vegetasi, adapula gunung yang memiliki danau yang ditunjukkan berwarna ungu
pada kalderanya. Berikut ini kenampakan gunung Rinjani dan kalderanya yang
terkenal dengan Danau Segara Anak.

4. Komposit 567 (pada komposit ini citra satelit di tampilkan dengan spektrum
inframerah dekat)
A. Vegetasi
Rapat
: Warna merah keunguan dengan tekstur halus dan rona gelap.
Sedang
: Warna merah agak terang dengan campuran warna putih
Jarang
: Warna merah keunguan agak terang
B. Tanah
Basah
: Merah kebiruan hingga ungu
Kering
: Putih kebiruan.

C. Pemukiman : Warna pada pemukiman ini bervariasi, dikarenakan bermacammacamnya kenampakan pada pemukiman ini dan warna atap yang digunakan
oleh bangunan-bangunan tersebut. Warna yang dominan adalah biru, putih,
jingga dan merah dengan tekstur kasar.
D. Lahan
Terbuka
: Lahan terbuka ditunjukan dengan warna putih keunguan
Terbangun : Pemukiman (biru, putih, jingga dan merah) dan tegalan /
perkebunan (warna ungu dengan titik-titik biru atau sebaliknya)
Berikut ini kenampakan yang menunjukkan lahan perkebunan atau pertanian yang
telah ditandai dalam kotak merah.

E. Perairan
Sungai
: Warna ungu, rona agak gelap karena adanya vegetasi berwarna
kemerahan di tepi sungai dengan bentuk garis memanjang berkelok-kelok dan
tidak beraturan.
Laut
: Kedalaman dan dangkalnya laut tidak teridentifikasi karena
semua warna laut adalah ungu
F. Jalan raya
Jalan raya ditunjukkan dengan warna biru dan putih kebiruan
G. Gunung
Kenampakan gunung pada citra berwarna biru karena tanah dan merah karena
vegetasi, adapula gunung yang memiliki danau yang ditunjukkan berwarna ungu
pada kalderanya.

VIII.

Kesimpulan
Berikut ini tabel Band Spectral pada masing-masing band pada Landsat 7 ETM+

Berdasarakan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa komposit band pada citra
pertama yaitu band 4, 3, 2 dengan warna masing-masing tiap band merah, hijau dan
biru menghasilkan spektrum tampak dengan panjang gelombang 0.450-0.680 μm
pada hasil citra pulau Bali dan Lombok yang digunakan dalam praktikum.
Selanjutnya, pada komposit band yang kedua yaitu 5, 4, 3 dengan spektrum masingmasing infra merah dekat, merah dan hijau menghasilkan citra dengan spektrum
Inframerah dengan panjang gelombang antara 0.525-0.885 μm
Pada komposit band ketiga yaitu 5, 6, 3 dengan spektrum masing-masing inframerah
dekat, inframerah gelombang pendek dan hijau menghasilkan citra dengan spektrum
inframerah modifikasi dengan panjang gelombang antara 0.525-0.600 μm dan 0.8451.660 μm
Kemudian komposit band terakhir yaitu 5, 6, 7 dengan spektrum masing-masing
inframerah dekat dan inframerah gelombang pendek menghasilkan citra dengan
spektrum inframerah dekat dengan panjang gelombang antara 0.845-2.300 μm
IX.

Daftar Pustaka
http://kompositband-citra-landsat.blogspot.com/
http://vivageography.blogspot.com/2013/06/resolusi-citra-satelit.html
http://agysthia.blogspot.com/2013/04/komposit-band-pada-citra-satelit.html
http://etd.ugm.ac.id/index.php?
mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=34110
&obyek_id=4
http://malikaprianto10.blogspot.com/2013/04/komposit-band-pada-citrasatelit_24.html
http://catatanatur.blogspot.com/2013/03/laporan-penginderaan-jauh-komposit.html
http://febbynugra.wordpress.com/2012/04/26/analisis-komposisi-pada-band-citradigital/