Makalah B .indonesia tentang kalimat

10/13/2017

[Document
title]
[Document subtitle]

Rizki Triono
[COMPANY NAME]

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Bahasa adalah sarana berpikir baik untuk menyampaikan pesan kepada orang lain
maupun untuk menerima pesan dari orang lain. Pikiran yang disampaikan dalam pembicaraan
atau tulisan diungkapkan melalui rangkaian kata yang terpilih dan tersusun menurut kaidah
tertentu. Bahasa sebagai symbol yang bermakna terdiri atas satuan- satuan tertentu yang
secara fungsional saling berhubungan sebagai suatu system. Satuan terkecil yang
mengandung makna berupa kata atau frasa (kelompok kata), sedangkan satuan yang lebih
besar yang mengandung pikiran berupa kalimat.
Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan
predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna.

Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa tanda baca titik, tanda tanya, atau
tanda seru. Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat
bukanlah semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk.
Lengkap dengan makna menunjukkan sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang
lengkap sebagai pengungkap maksud penuturannya. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan
bahasa sebagai sarana berpikir dan berkomunikasi banyak ditentukan oleh penguasaan kaidah
kalimat yang didukung oleh kosakata yang memadai.
Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui tentang bagaimana pengertian
kalimat, bagian- bagiannya dan jenis kalimat tunggal. Oleh karena itu penulis berusaha untuk
memberikan pemahaman tentang pertanyaan tersebut dalam makalah ini. Semoga makalah
ini dapat menjadi jawaban dan memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang dikaji.
I.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan permasalahan yaitu
1. Bagaimana pengertian kalimat?
2. Bagaimana bagian - bagian kalimat?
3. Apa saja jenis - jenis kalimat?

I.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1.


Untuk mengetahui pengertian kalimat

2.

Untuk mengetahui bagian- bagian kalimat

3.

Untuk mengetahui bentuk - bentuk kalimat beserta jenisnya
I.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :

1.

Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai pengertian dan
bagian- bagian kalimat serta jenis kalimat tunggal dan kalimat majemuk

2.


Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran di dalam penulisan makalah

BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran (Widjono,
2007). Kalimat dapat dibedakan menjadi bahasa lisan dan bahasa tulis. Dalam bahasa lisan,
kalimat adalah satuan bahasa yang terbentuk atas gabungan kata dengan kata, gabungan kata
dengan frasa, atau gabungan frasa dengan frasa, yang minimal berupa sebuah klausa bebas
yang minimal mengandung satu subjek dan prediket, satuan bahasa itu didahului oleh suatu
kesenyapan awal, diselingi atau tidak diselingi oleh kesenyapan antara dan diakhiri dengan
kesenyapan akhir yang berupa intonasi final, yaitu intonasi berita, tanya, intonasi perintah,
dan intonasi kagum. Dalam bahasa tulis, kalimat adalah satuan bahasa yang diawali oleh
huruf kapital, diselingi atau tidak diselingi tanda koma (,), titik dua (:), atau titik koma (;),
dan diakhiri dengan lambang intonasi final yaitu tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda
seru (!). Adapun ciri- ciri kalimat yaitu :
a.

Dalam bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan diakhiri dengan kesenyapan. Dalam
bahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau

tanda seru.

b.

Sekurang-kurangnya terdiri dari atas subjek dan prediket.

c.

Predikat transitif disertai objek, prediket intransitif dapat disertai pelengkap.

d.

Mengandung pikiran yang utuh.

e.

Mengandung urutan logis, setiap kata atau kelompok kata yang mendukung fungsi (subjek,
prediket, objek, dan keterangan) disusun dalam satuan menurut fungsinya.

f.


Mengandung satuan makna, ide, atau pesan yang jelas.

g.

Dalam paragraf yang terdiri dari dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat disusun dalam
satuan makna pikiran yang saling berhubungan.

II. 2 Bagian- Bagian Kalimat
Bagian- bagian kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa
Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata, yaitu subjek (S),

predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia
baku terdiri dari sekurang-kurangnya atas dua unsur, yakni S dan P. Unsur yang lain (O, Pel,
dan Ket) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
Adapun bagian- bagian kalimat secara rinci yaitu:
II.2.1 Subjek
Fungsi subjek merupakan pokok dalam sebuah kalimat. Pokok kalimat itu dibicarakan
atau dijelaskan oleh fungsi kalimat lain, yaitu predikat. Ciri-ciri subjek adalah sebagai
berikut:

a. Jawaban apa atau siapa,
b. Dapat didahului oleh kata bahwa,
c. Berupa kata atau frasa benda (nomina)
d. Dapat diserta kata ini atau itu,
e. Dapat disertai pewatas yang,
f. Tidak didahului preposisi di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dan lain-lain,
g. Tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat diingkarkan dengan kata bukan.
Hubungan subjek dan prediket dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah ini.
Adik bermain.
S

P
Ibu memasak.
S

P

II.2.2 Predikat
Predikat merupakan unsur yang membicarakan atau menjelaskan pokok kalimat atau
subjek. Hubungan predikat dan pokok kalimat dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah ini.

Adik bermain.
S

P

Adik adalah pokok kalimat
bermain adalah yang menjelaskan pokok kalimat.
Ibu memasak.
S

P

Ibu adalah pokok kalimat
memasak adalah yang menjelaskan pokok kalimat. Prediket mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Bagian kalimat yang menjelaskan pokok kalimat,
b. Dalam kalimat susun biasa, prediket berada langsung di belakang subjek,

c. Prediket umumnya diisi oleh verba atau frasa verba,
d. Dalam kalimat susun biasa (S-P) prediket berintonasi lebih rendah,

e. Prediket merupakan unsur kalimat yang mendapatkan partikel –lah,
f. Prediket dapat merupakan jawaban dari pertanyaan apa yang dilakukan (pokok kalimat) atau
bagaimana (pokok kalimat).
II.2.3 Objek
Fungsi objek adalah unsur kalimat yang kehadirannya dituntut oleh verba transitif
pengisi predikat dalam kalimat aktif. Objek dapat dikenali dengan melihat verba transitif
pengisi predikat yang mendahuluinya seperti yang terlihat pada contoh di bawah ini.
Dosen menerangkan materi.
S

P

O

menerangkan adalah verba transitif.
Ibu menyuapi adik.
S

P


O

Menyuapi adalah verba transitif. Objek mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Berupa nomina atau frasa nominal
b. Berada langsung di belakang predikat (yang diisi oleh verba transitif)
c. Dapat diganti enklitik –nya, ku atau –mu
d. Objek dapat menggantikan kedudukan subjek ketika kalimat aktif transitif dipasifkan
II.2.4 Pelengkap
Pelengkap

adalah

unsur

kalimat

yang

berfungsi


melengkapi

informasi,

mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat. Pelengkap (pel.) bentuknya mirip
dengan objek karena sama-sama diisi oleh nomina atau frasa nominal dan keduanya
berpotensi untuk berada langsung di belakang predikat. Kemiripan antara objek dan
pelengkap dapat dilihat pada contoh berikut.
Bu Minah berdagang sayur di pasar pagi.
S

P

pel.

ket.

Bu Minah menjual sayur di pasar pagi.
S


P

O

ket.

Pelengkap mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kehadirannya dituntut oleh predikat aktif yang diisi oleh verba yang dilekati oleh prefiks ber
dan predikat pasif yang diisi oleh verba yang dilekati oleh prefiks di- atau ter

b. Pelengkap merupakan fungsi kalimat yang kehadirannya dituntut oleh verba dwitransitif
pengisi predikat
c. Pelengkap merupakan unsur kalimat yang kehadirannya mengikuti predikat yang diisi oleh
verba adalah, ialah, merupakan, dan menjadi
d. Dalam kalimat, jika tidak ada objek, pelengkap terletak langsung di belakang predikat, tetapi
kalau predikat diikuti oleh objek, pelengkap berada di belakang objek
e. Pelengkap tidak dapat diganti dengan pronomina –nya
f. Satuan bahasa pengisi pelengkap dalam kalimat aktif tidak mampu menduduki fungsi subjek
apabila kalimat aktif itu dijadikan kalimat pasif
II.2.5 Keterangan
Keterangan adalah unsur kalimat yang memberikan keterangan kepada seluruh
kalimat. Sebagian besar unsur keterangan merupakan unsur tambahan dalam kalimat.
Keterangan sebagai unsur tambahan dalam kalimat dapat dilihat pada contoh berikut.
Ibu membeli kue di pasar.
S

P

O

Ket. Tempat

Ayah menonton TV tadi pagi.
S

P

O Ket. waktu

Keterangan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Umumnya merupakan keterangan tambahan atau unsur yang tidak wajib dalam kalimat
b. Keterangan dapat berpindah tempat tanpa merusak struktur dan makna kalimat
c. Keterangan diisi oleh adverbia, adjektiva, frasa adverbial, frasa adjektival, dan klausa terikat
Berdasarkan maknanya keterangan dapat dibedakan atas :
a. Keterangan tempat, yaitu keterangan yang mengandung makna tempat. Keterangan tempat
diawali oleh preposisi di, ke, dari (di) dalam
b. Keterangan waktu, yaitu keterangan yang mengandung makna waktu. Keterangan waktu
diawali oleh preposisi pada, dalam, se-, sepanjang, selama, sebelum, sesudah. Selain itu ada
keterangan waktu yang tidak diawali oleh preposisi, misalnya sekarang, besok, kemarin,
nanti.
c. Keterangan alat, yaitu keterangan yang mengandung makna alat. Keterangan alat diawali
oleh preposisi dengan dan tanpa.
d. Keterangan cara, yaitu keterangan yang berdasarkan relasi antarunsurnya, bermakna cara
dalam melakukan kegiatan tertentu. Keterangan cara ditandai oleh preposisi dengan, secara,
dengan cara, dengan jalan, tanpa.

e. Keterangan tujuan, yaitu keterangan yang dalam hubungan antar unsurnya mengandung
makna tujuan. Keterangan tujuan ditandai oleh preposisi agar, supaya, untuk, bagi, demi.
f.

Keterangan penyerta, yaitu keterangan yang berdasarkan relasi antarunsurnya yang
membentuk makna penyerta.

g. Keterangan perbandingan, yaitu keterangan yang relasi antar unsurnya membentuk makna
perbandingan. Keterangan perbandingan ditandai oleh preposisi seperti, bagaikan, laksana,
h. Keterangan sebab, yaitu keterangan yang relasi antarunsurnya membentuk makna sebab.
Keterangan sebab dtandai oleh konjungtor sebab dan karena
i. Keterangan akibat, yaitu keterangan yang relasi antarunsurnya membentuk makna akibat.
Keterangan akibat ditandai oleh konjungtor sehingga dan akibatnya
j. Keterangan syarat, yaitu keterangan yang relasi antarunsurnya membentuk makna syarat.
Keterangan syarat ditandai oleh konjungtor jika dan apabila
k. Keterangan pengandaian, yaitu keterangan yang relasi antarunsurnya membentuk makna
pengandaian. Keterangan pengandaian ditandai oleh konjungtor andaikata, seandainya dan
andaikan
l.

Keterangan atributif, yaitu keterangan yang relasi antarunsurnya membentuk makna
penjelasan dari suatu nomina.
II.3 Jenis – jenis kalimat
Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan
dapat pula berupa kalimat mejemuk. Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam kalimat
tunggal; gagasan yang bersegi-segi diungkapkan dengan kalimat majemuk.
II.3.1 Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Pada hakikatnya, kalau
dilihat dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang-panjang dalam bahasa Indonesia
dapat dikembalikan kepada kalimat-kalimat dasar yang sederhana. Kalimat-kalimat tunggal
yang sederhana itu terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Sehubungan dengan it, kalimatkalimat yang panjang itu dapat pula ditelusuri pola-pola pembentukannya. Pola-pola itulah
yang dimaksud dengan pola kalimat dasar. Mari kita lihat sekali lagi pola-pola kalimat dasar
tersebut.
Mahasiswa berdiskusi
S

P

Dosen ramah
S

P

Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.
S

P

Pola-pola kalimat dasar ini masing-masing hendaklah dibaca sebagai berikut
a) Pola 1 adalah pola yang mengandung subjek (S) kata benda (mahasiswa) dan predikat (P)
kata kerja (berdiskusi).
b) Pola 2 adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda (dosen itu) dan berpredikat kata sifat
(ramah).
c) Pola 3 adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda (harga buku itu) dan berpredikat kata
bilangan (sepuluh ribu rupiah).
Ketiga pola kalimat di atas masing-masing terdiri atas satu kalimat tunggal. Setiap
kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya.
Dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya itu, kalimat akan menjadi panjang
(lebih panjang daripada kalimat asalnya), tetapi masih dapat dikenali unsur utamanya.
Kalimat Mahasiswa berdiskusi dapat diperluas menjadi kalimat
Mahasiswa semester III sedang berdiskusi di aula.
S

P

K

Perluasan kalimat itu adalah hasil perluasan subjek mahasiswa dengan semester III.
Perluasan predikat berdiskusi dengan sedang, dengan menambahkan keterangan tempat di
akhir kalimat.
Kalimat 2, yaitu Dosen itu ramah dapat diperluas menjadi
Dosen itu selalu ramah setiap hari.
S

P

K

Kalimat 3, yaitu Harga buku itu sepulu ribu rupiah dapat diperluas pula dengan
kalimat
Harga buku besar itu sepuluh ribu rupiah per buah.
S

P

Memperluas kalimat tunggal tidak hanya terbatas seperti pada contoh-contoh di atas.
Tidak tertutup kemungkinan kalimat tunggal seperti itu diperluas menjadi dua puluh kata atau
lebih.
II.3.1 Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih.
Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak

kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi didalamnya, konjungsi hanya
terdapat pada anak kalimat.
Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat
tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenisjenis kalimat majemuk adalah :
Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal
yang kedudukannya sejajar atau sederajat. Berdasarkan kata penghubung ( Konjungsi),
kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni Penggabungan, Penguatan/Penegasan,
Pemilihan, Berlawanan, dan Urutan Waktu.
Jenis
Penggabungan
Penguatan/Penegasan
Pemilihan
Berlawanan
Urutan Waktu

Konjungsi
dan
bahkan
atau
sedangkan
Kemudian, lalu, lantas

Contoh kalimat :
1. Rani pergi ke pasar. ( kalimat tunggal 1)
2. Rudi berangkat ke bengkel. ( kalimat tunggal 2 )
 Rani pergi ke pasar sedangkan Rudi berangkat ke bengkel. ( Kalimat majemuk )
 Reza berangkat ke sekolah, sedangkan ibunya pergi ke pasar. ( Kalimat majemuk )
Pola kalimat :
1. Kalimat Majemuk Setara Sejalan : kalimat majemuk yang terdiri dari beberapa kalimat
tunggal dengan kondisi atau situasi yang sama.
Contoh : Ayah berangkat ke kantor, Ibu pergi ke pasar sedangkan kakak berangkat
kuliah.
2. Kalimat Majemuk Setara Berlawanan : kalimat majemuk yang terdiri dari beberapa
kalimat dengan kondisi atau situasi berlawanan antara satu sama lain.
Contoh : Meski kelihatannya cuek, tetapi dia adalah orang yang sangat perhatian.
3. Kalimat Majemuk Setara Sebab Akibat : kalimat majemuk yang terdiri dari beberapa
kalimat, dimana salah satu kalimat menyatakan sebab sedangkan yang lainnya
menyatakan akibat.
Contoh : Aku tak bisa pergi ke rumahmu kemarin karena hujannya sangat deras.
Kalimat majemuk rapatan
Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena
subjek, predikat, atau objek yang sama. Bagian yang sama hanya disebutkan sekali.

Contoh kalimat :
1. Pekerjaannya hanya makan. ( Kalimat tunggal 1 )
2. Pekerjaannya hanya tidur. ( Kalimat tunggal 2 )
3. Pekerjaannya hanya merokok. ( Kalimat tunggal 3 )
 Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok. ( kalimat majemuk rapatan )
Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat
tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur
induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat
pada induk kalimat.
Berdasarkan kata penghubung ( konjungsi ), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh
macam, yakni syarat, tujuan, perlawanan ( konsesif ), penyebaban, pengakibatan, cara, alat,
perbandingan, penjelasan, dan kenyataan.
Jenis
Syarat
Tujuan
Perlawanan (Konsesif)
Penyebaban
Pengakibatan
Cara
Alat
Perbandingan
Penjelasan
Kenyataan

Konjungsi
Jika, kalau, manakala, andaikata, asal(kan)
Agar, supaya, biar
Walaupun, kendati(pun), biarpun
Sebab, karena, oleh karena
Maka, sehingga
Dengan, tanpa
Dengan, tanpa
Seperti, bagaikan, alih-alih
Bahwa
Padahal

Contoh kalimat :
1. Kemarin ayah mencuci motor. ( induk kalimat )
2. Ketika matahari berada di ufuk timur. ( anak kalimat sebagai pengganti keterangan
waktu )
 Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. ( kalimat majemuk
bertingkat cara 1 )
 Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur. ( kalimat majemuk
bertingkat cara 2 )
Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara
dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.

Contoh kalimat :
1. Toni bermain dengan Kevin. ( kalimat tunggal 1 )
2. Rina membaca buku di kamar kemarin. ( kalimat tunggal 2, induk kalimat )
3. Ketika aku datang ke rumahnya. ( anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu )
 Toni bermain dengan kevin dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang
kerumahnya kemarin. ( kalimat majemuk campuran )

BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
a) Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan
pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras
lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin
kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan
tanda seru (!).
b) Adapun bagian- bagian kalimat terdiri atas: subyek, prediket, objek, pelengkap dan
keterangan
c) Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Merupakan
unsur kalimat dasar yang sederhana
d) Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Kalimat
majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat.
III.2 Saran
Adapun Saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-rekan
mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana
pengertian sebuah kalimat, bagian- bagiannya dan jenis kalimat tunggal