penelitian kualitatif dampak psiko logis
DAMPAK PSIKOLOGIS MAHASISWA YANG DIPAKSA ORANG TUANYA DALAM
MEMILIH JURUSAN
Dewi Ratnasari
Nandira Siti Shafira
Dika Aminati
Abstrak:
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Banyak mahasiswa yang merasa
tidak cocok dengan jurusan yang mereka
ambil. Faktanya Dari hasil penelitiannya
dengan mewawancara 50 responden,
Country Manager La Trobe University
(Australia), Ina Liem mengatakan, lebih
dari 50% mengaku salah memilih jurusan
di perguruan tinggi. Mereka merasa
jurusan yang diambil tidak sesuai dengan
minat dan bakatnya sehingga tidak
berkembang
dan
sulit
mengikuti
pelajaran.
Sehingga
menyebabkan
kurangnya motivasi belajar ataupun
kurang bahagia dalam menjalaninya.
Hurlock (1978:114) menjelaskan bahwa
minat menjadi sumber motivasi yang kuat
untuk belajar. Etikawati (2006:36)
menjelaskan
bahwa
minat
turut
menentukan keunikan pribadi, karena
dianggap sebagai sesuatu yang dipilih
untuk menunjukkan eksistensi dirinya.
Minat juga akan memberikan kepuasan
dan kebahagiaan bagi seseorang jika
dapat mengekspresikannya.
Salah satu faktor penyebab
ketidak cocokan jurusan yang diambil
ialah karena adanya paksaan dari orang
tua. Orang tua sering kali mengabaikan
minat serta bakat yang dimiliki anak demi
mencapai ambisi mereka sendiri. Ini
terkait juga dengan pola asuh orang tua
yang otoriter. Padahal seharusnya pola
asuh otoriter sudah lama ditinggalkan,
mengingat saat ini sudah berada di era
demokrasi. Orang tua seharusnya
berdiskusi dalam hal minat dan bakat
anaknya, sehingga orang tua dapat
memberi kebebasan
anaknya dalam
mengambil jurusan. Jadi anak dapat
mempertanggungjawabkan apa yang
dipilihnya, dan merasakan kenyamanan
dalam menjalani perkuliahan.
Mahasiswa yang dipaksa oleh
orang tuanya sering kali tidak dapat
mengungkapkan minat sebenarnya, terkait
dengan ketakutan, mengecewakan orang
tua ataupun tidak biasa mengutarakan
pendapatnya. Mereka terjebak antara
kewajiban sebagai anak, yang harus
mematuhi orang tua dan sebagai individu
yang bebas menentukan hak untuk masa
depannya. Akhirnya, mereka memiliki
dua
jalan
keluar
yaitu
tetap
mengoptimalkan kuliah yang diambil
untuk membanggakan orang tua. Namun,
dengan hati yang tertekan atau
mengabaikan kuliah mereka karena tidak
dapat beradaptasi dengan jurusan yang
tidak mereka minati. Weiten (1995:215)
menjelaskan terdapat dua kemungkinan
respon sebagai proses adaptasi. Pertama
adalah respon menghadapi ( fight), kedua
adalah respon menghindar (flight).
Maka dari itu, berkaitan dengan
adanya masalah psikologis dan situasi
sulit yang timbul pada mahasiswa
sehubungan dengan tekanan psikologis
akibat dipaksa mengambil jurusan yang
bukan minatnya mengundang minat
peneliti untuk melakukan penelitian,
karena peneliti ingin mengetahui dampak-
dampak psikologis apa saja yang terjadi
pada mahasiswa yang terkait dalam
situasi tersebut.
Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di
atas, permasalahan dalam penelitian ini
dibatasi pada perilaku mahasiswa yang
tertekan secara psikologis akibat otoritas
orangtua.
mahasiswa yaitu remaja usia 19
tahun, pada dasarnya mahasiswa
memiliki minat dan bakat yang berbeda
dengan pilihan orangtuanya, Mahasiswa
UAI dan UI yang menjalani perkuliahan.
Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini untuk
mengetahui
dampak
psikologis
mahasiswa yang dipaksa orangtua dalam
memilih jurusan.
Pertanyaan penelitian
1) Bagaimana dampak psikologis pada
2)
3)
4)
5)
mahasiswa yang dipaksa orang tua
dalam memilih jurusan yang tidak
diinginkan?
Apa alasan mahasiswa bertahan di
jurusan yang tidak diinginkan?
Bagaimana
cara
mahasiswa
beradaptasi dengan jurusan
yang
tidak disukai?
Apakah yang memotivasi mahasiswa
untuk mendapatkan nilai bagus?
Apakah terdapat tekanan mental
dalam menjalani
hidup
sebagai
mahasiswa?
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi pembaca yang
membaca penelitian ini. Adapun manfaat dari
penelitian ini adalah:
1. Menambah pengetahuan tentang kondisi
psikilogis remaja yang tertekan.
2. Sebagai petunjuk dan pengetahuan
orangtua agar tidak menerapkan otoritas
sehingga mau mendengarkan dan
menghargai pendapat anak.
3. Bagi pembaca dengan adanya penelitian
ini diharapkan agar mengutamakan
demokrasi dan musyawarah dalam
kehidupan, terutama didalam lingkup
keluarga.
4. Memberikan informasi bahwa pentingnya
dalam memahami orang lain, khususnya
dalam penelitian ini memahami keinginan
anak dan orangtua.
KAJIAN PUSTAKA
Definisi
1. Dampak Psikologis
1. Definisi Dampak Psikologis
Menurut Badudu dan Zain
(dalam Betty Wiyaswiyanti 2008),
dampak adalah suatu pengaruh baik itu
positif maupun itu negatif. Psikologis
adalah bersifat kejiwaan, ditinjau dari
segi kejiwaan (Badudu dan Zain, 1994, h.
1094). Berkaitan dengan stimulus dan
respon yang mendorong seseorang
bertingkah laku, maka dampak
psikologis dapat dipandang sebagai hasil
dari
adanya stimulus dan respon yang
bekerja pada diri seseorang (Watson
dalam Betty W 2008).
Berdasarkan beberapa pendapat
di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian dampak psikologis merupakan
pengaruh positif maupun negatif yang
muncul sebagai hasil dari adanya stimulus
dan respon yang bekerja
pada diri
seseorang dan dipengaruhi oleh faktor
internal maupun eksternal,
dimana
pengaruh tersebut nampak dalam perilaku
individu. (Bety Wiaswiyanti, 2008, h.
11).
2. Pengertian Tekanan Psikologis
Murray (Hall & Linsey dalam
Betty W 2008) menjelaskan bahwa
tekanan adalah suatu sifat atau atribut dari
obyek lingkungan atau orang yang
memudahkan atau menghalangi usahausaha individu untuk mencapai tujuan
tertentu. Sedangkan psikologis seperti
yang sudah dijelaskan diatas sebelumnya,
jadi tekanan psikologis adalah jiwa
individu yang terhalangi untuk mencapai
tujuan akibat ketidak sepahaman individu
dengan orang lain.
Perbedaan pendapat yang terus
menerus dibahas atau terulang berkalikali dalam kehidupannya, mengakibatkan
kondisi individu merasa stres. Maka dari
itu, Stres adalah suatu reaksi tubuh yang
dipaksa, di mana ia boleh menganggu
equilibrium
(homeostasis)
fisiologi
normal (Julie K., 2005). Perilaku stres
yang berlebihan mengakibatkan anak usia
remaja
merasa
tertekan
dan
mengakibatkan
rasa
keputusasaan,
sehingga mereka tidak tahu lagi jalan
mana yang akan mereka jalani,
Keputusasaan adalah merupakan keadaan
subjektif seseorang individu yang melihat
keterbatasan atau tidak ada alternative
atau pilihan pribadi yang tersedia dan
tidak dapat memobilisasi energi yang
dimilikinya (NANDA, 2005, 1).
Karena peran orang tua sangat
penting bagi anaknya, maka orangtua
wajib mendidik atau memberikan contoh
yang baik terhadap anaknya. Orang tua
adalah ayah dan ibu yang memiliki figur
atau contoh yang akan selalu ditiru oleh
anak-anaknya (Mardiya, 2000, 1). Maka
orangtua wajib memberikan pola asuh
yang baik terhadap anak-anaknya, jika
anaknya bersalah sebaiknya orangtuanya
bisa memberikan masukan atau nasihat
dengan cara baik-baik dengan cara
memahaminya terlebih dahulu. Pola asuh
orang tua adalah pola perilaku yang
diterapkan pada anak dan bersifat relatif
konsisten dari waktu ke waktu. Pola
perilaku ini dapat dirasakan oleh anak
dari segi negatif maupun positif
(Rusdijana, 2006, 1).
Pada dasarnya usia remaja ingin
merasakan kebebasan berfikir yang
membuat kehidupannya dijalani dengan
lebih nyaman berdasarkan kehendak
mereka.
2. Definisi Paksaan
Pengertian Paksaan Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia Terdapat
tiga pengertian yaitu:
1. Kekerasan; dengan keharusan (yang
tidak
harus
dikerjakan),
mengharuskan (orang) melakukan
sesuatu yang diinginkan oleh yang
memaksa; menyuruh orang dengan
kekerasan. Dengan begitu paksaan
adalah apa yang dipaksakan.
2. Paksa: waktu, saat, kesempatan.
3. Paksa: sayap; sisi misal sisi sebelah
bangunan atau gedung.
Subekti(1987. h.23) menyatakan
bahwa paksaan yang dimaksudkan adalah
paksaan rohani atau paksaan jiwa
(psychis ), jadi bukan paksaan badan
(fisik).
Faktor-faktor
Faktor-faktor orang tua memaksa anaknya
dalam memilih jurusan:
1. Pola asuh otoriter.
2. Anak tidak dapat mengungkapkan apa
yang
diinginkan
atau
kurangnya
komunikasi.
3. Perbedaan pola pikir kognitif, anak lebih
mementingkan minatnya namun orang tua
memikirkan masa depan anak mereka,
dengan asumsi pilihan orang tua yang
terbaik.
4. Orang tua mengambil jurusan itu saat
kuliah dan akhirnya berkarir di bidang
yang sesuai dengan jurusan tersebut dan
sekarang hidup dengan nyaman sehingga
mereka berpikir supaya sang anak
mengambil jurusan yang sama
Hasil Penelitian Sebelumnya
Menurut hasil penelitian R. Damar Adi
Hartaji, faktor yang menyebabkan mahasiswa
memilih jurusan pilihan orang tua yaitu faktor
pertama adalah adanya adjustment sehingga
mahasiswa menyesuaikan dengan keinginan dari
luar untuk membahagiakan orang tuanya.
Gambaran motivasi berprestasi: terdapat
beberapa gambaran yang menggambarkan
motivasi berprestasi mahasiswa, yaitu kurang
tanggung jawab terhadap kuliah, tidak ada
pertimbangan resiko, penyelesaian tugas yang
tidak efektif, kreatif dan inovatif, dan tidak
memanfaatkan waktu untuk belajar. Terakhir yaitu
terdapat dua faktor yang mempengaruhi motivasi
berprestasi
mahasiswa, diantaranya faktor
internal dan eksternal. Pada faktor internal
terdapat adanya perasaan belum berhasil, kurang
percaya diri terhadap kemampuan akademik dan
perasaan beban terhadap tanggung jawab. Pada
faktor eksternal terdapat adanya dorongan orang
tua, adanya reward dan dukungan lingkungan
kuliah. Jika dilihat kedua faktor, dari faktor
eksternal
sebenarnya
cukup
mendukung
mahasiswa untuk dapat berprestasi tinggi, namun
faktor dari dalam diri mahasiswa (internal) yang
tampak menunjukan motivasi berprestasi rendah
dan cenderung lebih berpengaruh terhadap
motivasi berprestasi s sehingga membuat
motivasi berprestasi mahasiswa rendah.
METODE PENELITIAN
Metode Pendekatan Masalah
Berdasarkan tujuan penelitian yang
akan dilakukan, tentang dampak psikologis
mahasiswa yang dipaksa dalam memilih
jurusan.
Penelitian
ini
memerlukan
pendekatan mendalam dan memerlukan
waktu yang relatif lama karena masalah yang
akan diungkapkan bersifat pribadi. Dengan
melihat masalah dan tujuan yang akan diteliti
maka penelitian ini lebih baik menggunakan
metode kualitatif. Penelitian kualitatif yang
akan dilakukan memiliki latar belakang studi
kasus, karena studi kasus membahas kasus
spesifik dalam suatu kejadian seperti kasus
individu, kelompok atau gambaran kehidupan
sebenarnya ( dalam John W.Creswell 1998, h
37-38)
Bondan dan Taylor (dalam Moleong,
2000, h.3) juga mendefinisikan metode
penelitian kualitatif sebagai suatu metode
penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diminati. Maka
menurut pendapat diatas sudah jelas bahwa
penelitian yang akan dicapai peneliti harus
lebih mendalam dalam hal mendapatkan
informasi dari subjek yang akan diteliti,
namun dalam hal ini tidak boleh
mengisolasikan individu dalam menjawab
pertanyaan penelitian, agar individu dapat
bebas dalam mengungkapkan pertanyaan
penelitian.
Subjek Penelitian
Subjek primer yang akan diteliti ada
dua orang, yang pertama subjek adalah
mahasiswa UAI berinisial NR dan subjek ke
dua adalah mahasiswa UI berinisial TQA.
Subjek sekunder dari subjek primer kedua
adalah sahabatnya yang paling dekat
dengannya. Karakteristik subjek primer
pertama berjenis kelamin wanita, kuliah di
fakultas Ekonomi, berstatus
ekonomi
menengah keatas. Karakteristik
subjek
primer kedua berjenis kelamin wanita, kuliah
di fakultas psikologi dan pendidikan,
berstatus ekonomi menengah keatas.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, peneliti
menggunakan
berbagai cara untuk
pengumpulan data:
1. Peneliti dalam mengumpulkan data
salah satunya menggunakan metode
wawancara tidak terstruktur dengan
cara bertemu langsung dan tidak
langsung (melalui rekaman webcam,
telpon : whatsapp, line, dll).
2. Peneliti
menggunakan
metode
observasi dengan cara peneliti
mengamati tingkah laku subjek
berdasarkan melihat dan menilai
subjek.
Teknik Analisis Data
Penelitian ini adalah penelitian
kualitatif yang bersifat deskriptif analisis
yaitu peneliti menguraikan masalah yang
menjadi objek penelitian. Dengan cara
memaparkan data tentang keadaan psikologis
pada mahasiswa yang dipaksa orangtuanya
dalam mengambil jurusan yang tidak
diinginkannya, pada dua mahasiswa yaitu satu
mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia
dan satu mahasiswa Universitas Indonesia
untuk di analisis secara ilmiah.
Tahapan analisis yang digunaka
peneliti meliputi prosedur analisis sebagai
berikut:
1. Membuat transkrip sesuai aslinya
berdasarkan hasil wawancara dengan
subjek yang ditiliti.
2. Memberikan penyajian berupa tabel
dan deskripsi pada hasil rekaman dan
disimpan sebagai dokumen.
3. Memberikan penomoran pada masingmasing transkip.
4. Menjelaskan data untuk memperoleh
data hasil penelitian menjadi suatu
kesimpulan yang dibuat.
Alat Bantu Penelitian
Dalam pengambilan data peneliti
mengunakan alat bantu sebagai berikut:
1. HP
2. Kamera
2. Laptop
3. Pensil
4. Note/ Buku
5. Penghapus
Prosedur Penelitian
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat
penelitian
dilaksanakan pada dua tempat, yaitu di
Universitas Al-Azhar Indonesia dan di
Restorant KFC. Alasan pemilihan
tempat ialah karena subjek pertama
akan di wawancara dari tempat yang
sudah di sepakati bersama yaitu
Restorant
KFC
dan
informasi
selebihnya menggunakan alat bantu
seperti webcam, dan handphone
Karena rumah dan universitas subjek
pertama yang jauh dari lingkungan
peneliti dan subjek kedua memang
berkuliah di Universitas Al-Azhar
sehingga mempermudah peneliti untuk
meneliti.
Waktu
penelitian
akan
dilaksanakan sehabis UTS, yakni dari
awal Desember 2013 sampai selesai.
B. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian dalam
penelitian ini adalah peneliti sendiri,
karena dalam penelitian kualitatif
peneliti yang menjadi kunci instrumen
yakni mengamati dan mewawancarai
langsung subjek untuk dinilai dan
diminta keterangan.
C. Kriteria Subjek
Subjek
dipilih
secara
pruporsive yakni peneliti menentukan
sendiri subjek yang diambil sesuai
dengan kriteria khusus (sesuai dengan
penelitian yang akan dilakukan)
Adapun kriteria informan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Mahasiswa usia 18-20 tahun.
Memiliki minat yang berbeda
dengan jurusannya.
Mengambil jurusan atas dasar
permintaan atau paksaan dari
orang tua.
Bersedia di wawancarai.
D. Kriteria Informan
Informan yang dipilih ialah
seseorang yang sangat dekat dengan
subjek dan yang paling memahami
kondisi dari subjek. Sehingga peneliti
bisa membuktikan kebenaran dari
pernyataan subjek.
E. Teknik Pengabsahan Data
Di dalam penelitian kualitatif,
pengabsahan data diperlukan karena
penelitian kualitaatif tidak memiliki
skala ukur yang pasti dalam validitas
penelitian.
Menurut
(Sarwono,
2006)
dibutuhkan beberapa cara menentukan
keabsahan data , yaitu:
1. Credibility
yakni
apakah
proses dan hasil penelitian
dapat diterima atau dipercaya.
Untuk dapat diterima atau
dipercaya maka menggunakan
triangulasi sumber, teknik dan
teori.
2. Dependability yakni apakah
hasil penelitian mengacu pada
kekonsistenan peneliti dalam
mengumpulkan
data,
membentuk dan menggunakan
konsep-konsep
ketika
membuat interpretasi untuk
menarik kesimpulan.
3. Confirmability yakni apakah
hasil
penelitian
dapat
dibuktikan
kebenarannya
dimana hasil penelitian sesuai
dengan data yang dikumpulkan
dan
dicantumkan
dalam
laporan lapangan.
4. Transferability yakni apakah
hasil penelitian ini dapat
diterapkan pada situasi yang
lain.
Berdasarkan teori di atas,
peneliti menentukan keabsahan data
sebagai berikut:
1. Credibility.
Untuk dapat diterima atau
dipercaya
maka
peneliti
membandingkan sumber yang
diperoleh dari subjek primer
dengan sumber yang diperoleh
dari subjek sekunder serta
dengan teori yang ada.
2. Dependability.
Untuk menentukan apakah
hasil penelitian telah sesuai
dan
konsisten
dalam
mengumpulkan data, peneliti
membuat
konsep-konsep
yang terstruktur sehingga
penelitian tetap di alurnya.
Dan membuat interpretasi
kesimpulan sesuai dengan
mencocokan data dilapangan
dengan
konsep-konsep
tersebut.
3. Confirmability
Agar dataa yang didapat
dipastikan kebenarannya, data
di lapangan dikumpulkan dan
dicantumkan dalam laporan
dalam bentuk verbatim.
4. Transferability
Hasil penelitian ini dapat
diterapkan pada situasi lain
karena fenomena di dalamnya
merupakan
permasalahan
kehidupan sehari-hari.
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek I
Initial Subjek
: T
Karakteristik Subjek
1.
2.
3.
4.
5.
Usia
Jenis Kelamin
Agama
Suku
Anak ke
6. Status
7. Profesi
8. Pendidikan
Terakhir
Gambaran Umum Subjek
:
19 tahun
Wanita
Islam
Jawa
1 dari 3
bersaudara
Belum Menikah
Mahasiswa
SMA
:
Subjek memiliki tinggi badan yang
cukup tinggi untuk ukuran wanita indonesia.
Subjek memakai kacamata dengan mata yang
kecil,bertubuh kurus dan berkulit sawo
mateng. Penampilan subjek cukup rapi,
sederhana dan sedikit tomboy. Subjek terlihat
sebagai orang yang cerdas, berwibawa dan
juga berseni. Ketika sedang diwawancara,
subjek mengenakan kaus panjang dengan jins,
dan kerudung segitiga yang dipakaikan bros.
Subjek terlihat pendiam di awal, namun
ceriwis setelah bercerita.
1.
2.
3.
4.
5.
Usia
Jenis Kelamin
Agama
Suku
Anak ke
6. Status
7. Profesi
8. Pendidikan
Terakhir
19 tahun
Wanita
Islam
Betawi
1 dari 3
bersaudara
Belum Menikah
Mahasiswa
SMA
Subjek II
Initial Subjek
Karakteristik Subjek
: NR
:
Gambaran Umum Subjek
:
subjek bertubuh gemuk, berkulit
coklat muda, ada bekas jerawat dibagian pipih
kanan dan kiri, bermuka bulat dan terlihat
chubby, memakai kerudung abu-abu saat
diwawancarai, terlihat lucu dan subjek selalu
tertawa ketika diwawancarai, tinggi badannya
kurang lebih 159, terlihat tomboy ketika
subjek berjalan dan dalam mengenakan
busana juga lebih sering memakai kaos santai,
subjek memakai behel berwarna hijau.
Hasil Penelitian
Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa
yang menyebabkan subjek pertama (T)
memilih jurusan yang sesuai dengan
keinginan orang tuanya adalah karena subjek
tidak ingin menyakiti perasaan orang tuanya
terutama ibunya. Subjek sudah berulang kali
mengatakan minat yang sesungguhnya,
namun orang tua subjek, dalam kasus ini ibu
subjek, merasa minat yang subjek inginkan
yaitu seni budaya tidak bisa menjadikan
subjek sukses, menurutnya seni hanya sebagai
hobby saja.
Faktor
lain
yang
menjadi
pertimbangan subjek T mengikuti keinginan
ibunya ialah di dalam diri subjek terdapat
kekaguman
terhadap
ibunya.
Subjek
mengetahui dan meyakini bahwa pekerjaan
sebagai akuntan memang sangat menjanjikan,
terbukti ibunya dapat menafkahi keluarganya
dan menjadi tulang punggung keluarga. Akan
tetapi, sesuai observasi yang peneliti lakukan,
subjek tidak menikmati perkuliahannya.
Sering kali ia curhat karena merasa terbebani
dengan perkuliahannya, hal ini seperti
berbanding kebalik dengan keyakinannya.
Kesimpulannya secara rasional subjek
T mengetahui apasaja keuntungan berkuliah
di akuntansi, apalagi di universitas paling
ternama
di Indonesia, namun terkadang
masih ada saja keganjelan dalam menjalani
perkuliahan. Subjek T masih merasa dirinya
tidak pas di jurusannya, dan sering merasa
jenuh, terbebani dan tidak pernah merasa puas
dengan segala yang dicapainya.
Tidak jauh berbeda dengan subjek
pertama, subjek kedua (NR) juga mengambil
jurusan yang tidak diinginkannya karena
tuntutan orang tuanya, yakni ibunya. Subjek
NR merasa bahwa apabila ia tidak mengikuti
keinginan ibunya, ia akan menjadi anak yang
durhaka. Selain itu subjek NR juga merasa
ibunya yang lebih berpengalaman dalam
kehidupan, tidak akan salah dalam
menentukan keputusan dalam memilih
jurusan. Walaupun begitu, subjek NR merasa
dijebak oleh ibunya, karena pada mulanya ia
hanya ingin mencoba jurusan psikologi dan
apabila ia tidak menyukainya, ia akan pindah
pada minat jurusan sebenarnya yaitu desain
grafis ataupun sastra inggris. Akan tetapi ,
ketika subjek sudah memasuki perkuliahan
satu semester dan masih merasa kurang
berminat pada jurusannya, subjek dilarang
pindah oleh ibunya. Menyikapi hal ini, subjek
merasa hanya bisa pasrah dan ikhlas dalam
menjalani perkuliahan pilihan ibunya. Ia
berkata bahwa setelah lulus ia akan
melanjutkan S2 desain.
Dan sesuai wawancara yang dilakukan
dengan informan, diketahui bahwa subjek NR
sudah mulai dapat menyesuaikan diri pada
jurusan psikologi. Walaupun terkadang subjek
masih sering mengeluh apabila nilainya tidak
bagus. Informan juga membenarkan bahwa
subjek NR pintar dalam menggambar,
terutama menggambar desain. Dan ia sangat
menyayangkan temannya tersebut tidak dapat
mengoptimalkan bakat yang dimilikinya.
Persamaan kasus yang terjadi kepada
kedua subjek dapat terlihat,bahwa para ibu
yang memaksakan kehendaknya dalam
memilih jurusan perkuliahan. Meskipun
kedua subjek sudah menceritakan minat yang
sesungguhnya. Dan kedua subjek yang hanya
berstatus sebagai anak, merasa tidak berdaya
dalam menghadapi tuntutan ibu mereka.
Mereka takut mengecewakan orang tua,
terutama ibu mereka, apabila tidak menuruti
keinginannya.
Pembahasan/Diskusi
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Creswell, John W.,. 1998. Qualitative Inquiry
and Research. Design: Choosing
Among Five Tradition. (London:
SAGE Publications, 1998),
Intani, Sofah, Fara., Surjaningrum, R,
Endang.,
2010.
Coping
Strategy pada Mahasiswa Salah
Jurusan.
Jurnal
Psikologi
Universitas
Airlangga Surabaya
14(2): 120-121.
Muchibi. 2011. Otoritas Orang Tua Terhadap
Anak Perspektif Hukum Islam dan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002 (Kasus Arumi Bachsin). Skripsi.
Program Sarjana Hukum Islam
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Jakarta.
Hartaji, R. Damar Adi. 2012. Motivasi berprestasi
pada mahasiswa yang berkuliah dengan
pilihan orang tua. Skripsi. Program
Sarjana
Psikologi
Universitas
Gunadarma. Jakarta.
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Initial Subjek
: T
Waktu
: minggu, 15 desember 2013, pukul 11.20-14.30
Tempat
: KFC Bintaro Plaza
Karakteristik Subjek
:
Transkrip Verbatim
Baris Pelaku
1
Peneliti:
Subjek:
5
10
Peneliti:
Subjek:
15
20
Uraian Wawancara
Tema
Apakah jurusan yang anda jalankan saat ini sudah
sesuai dengan minat dan bakat anda?
Kalau dibilang minat, minatnya sih gak minat
minat banget. Kalau bakat, orang-orang sih pada
bilang kayak gini lo, temen-temen tuh pada
bilangnya gini di kampus, Tal lo tuh salah jurusan.
Udah banyak banget yang bilangnya gitu kan.
Terus pada bilang, bakatnya tuh lebih ke seni. Pada
bilang sih kayak gitu. Jadi yahh.... jadi simpulkan
sendiri. Hahaha.
Ketidakminatan
jurusan
Minat subjek
sebenarnya
Apa alasan anda mengambil jurusan yang tidak
Latar belakang
sesuai minat anda?
salah pengambilan
hahahaha... jadi sebenenrnya sih dari orang tua ya, jurusan
kan nyokap gue akuntan. Nah terus dibilang sama
nyokap gue, akuntan itu. Ya lo tau sendiri. dia itu
lapangan kerjanya banyak pertama, terus gajinya Latar belakang
juga ga kecil-kecil banget kan. Terus gampang juga salah pengambilan
dapet kerjaannya. Jadi semua perusahaan pasti jurusan
butuh akuntan, itu tuh rumah sakit juga pasti
butuhkan. Nah terus abis itu, kata nyokap gue.
Yaudah kamu akuntansi aja, terus milihnya
pertama akuntansi UI aja.haha..gitu kan. Terus
awalnya gue tuh sempet kayak aduuuh akuntansi,
terus di sekolah juga belajar akuntasi gitu kan, ya
walaupun masih gampang banget gitulah. Nah
25
terus awalnya juga pengennya itu mau ke Jerman,
ambil seni itu. Udah sampe ditulis gitu di kertas
terus ditempel di kamar, jadi kalau setiap bangun
tidur tuh dibaca...dibaca..gitu-gitu...dibaca sampe
segitunya. Nah terus akhirnya sama orang tua juga
ga boleh di Jerman, orang tua kekeh tuh mau milih
di akun aja, dia kan gampang pekerjaannya..gitu
loh. Iya begitulah intinya. Akhirnya milih akun UI
deh, karena engga mau, apa ya kalo nentang orang Latar belakang
tua gimana ya. Kesannya, ga enak gitu loh, jadinya orang tua memaksa
hatinya.. Misalnya mau orang tua milihnya akun
UI, sempet sih orang tua bilang terserah kamu, tapi
terserahnya tuh kayak terseralaaah....gitu loh..
Ngerti engga? Ya gitu deh..heheheh..
30
35
40
Peneliti:
Subjek:
45
50
55
60
65
Peneliti:
Apakah
anda
sudah
mencoba
untuk
memusyawarkan, tukar pikiran dengan orang tua?
Mencari solusi
(jalan tengah)
Gue sempet ngomong sih sama orang tua: Bu, aku
pengennya seni, kan gue bilang juga, kalau seni itu
kan, gak cuman seni rupa murni kan. Tapi orang
tua tuh mikir tuh Seni rupa, lo mau makan apa, lo
mau kerja apa, mau hidup kayak apa. Gitu loh. Mencari solusi
Kan gajinya yang gak tentu, terus orang tua gue
taunya seni itu paling freelance doang.
Sedanngkandecafe itu banyak dia bisa bikin
animasi, terus yang bikin-bikin desain-desain
begini juga bisa sih decafe gitu kan. Tapi orang tua
gue tuh gak mauu, orang tua gue pengennya yang
pasti, karena gue juga anak pertama kan, gue harus
kayak ngebiayain ade-ade gue buat sekolah juga,
nyari uang buat bantuin orang tua, gituu. Udah
ngomong sih, sampe nangis-nangis hahaha..(subjek Konflik dengan
berkaca-kaca) tapi orang tua bilangnya gitu sih, orang tua (ibu)
kamu akun ajalah, seni itu buat sampingan aja,
buat hobby. Tapi orang tua sebenernya udah tau
gitu loh, gue dari TK udah di seni. Gue di TK nari,
ekskul gambar juga di TK. Dan gue di TK sering
banget ikut-ikut lomba sampe sd aja pun kalau ada
lomba suka dipanggil gitu sama sekolah, jadi apa
namanya. Aaa..Perwakilan. Yaudah. Cuman yah
bye bye.
Apakah anda merasakan kekecewaan dengan orang
tua yang memaksa?
Subjek:
Sampe sekarang masih ada yang ganjel, Dampak psikologis
kecewa.....kecewa banget pas awal. Cuman setelah
sampe semester 3 ini, yaudah semester 3 gitu kan.
Mau pindah juga kayak sayang. Lo dua tahun gitu
ngapain di UI, ya sayang-sayang juga dan terus
semester dua kan udah belajar pajak nih. Terus Dampak psikologis
juga udah tertarik gitu pajak, ya lumayanlah event
ga sampee.....apa...gak sampe tekunin banget,
cuman lebih mending daripada pelajaran-pelajaran
akun yang lainnya sih. Hahahahahaha (Subjek
tertawa geli sendiri)
Peneliti:
Apa alasan anda bertahan di jurusan yang tidak
anda minati?
71
75
79
Subjek:
85
Peneliti:
90
Subjek :
95
Peneliti:
Subjek:
101
Motivasi subjek
Nah...Alasannya sih cuman satu pengen
ngebahagiain orang tua doang. Iya cuman itu
doang. Jadi gue mau ngebuktiin gitu loh, event gue
di akuntansi yang enggak gue pengen banget tapi
insyaAllah bisa sukses dan ngebahagiain orang Motivasi Subjek
tua...hahahaha...jadi curhat (mata subjek semakin
berkaca-kaca). Cukup.Cukup.Cukup.
Apakah anda memiliki motivasi belajar untuk
mendapatkan nilai yang bagus? Apabila terdapat
motivasi, hal apa yang memotivasi?
Motivasi Subjek
Iya...Motivasinya...Nyokap si, kan nyokap
akuntan. Terus nyokap juga apa namanya
ya.......kalau jujur ya. Sekarang itu yang kerja
cuman nyokap gitu loh, jadi motivasi gue adalah
ya gue ngeliat nyokap. Nyokap tuh bisa, apaya Motivasi subjek
gimana
ya
ngomongnya..........
Iya
bisa
menghidupi,
keluarganya,
anak-anaknya.
Walaupun dia sendirian. Hehehe...jadi curhat
keluarga nih.
Apakah anda
perkuliahan?
merasa
percaya
diri
dalam
hahaha....aduh....kalau dibilang percaya diri belum
sih....Karena gue ngeliat dari semester satu dan
semester dua gue itu di akun agak kurang
banget...apalagi pengantar akuntansi satunya. Nah
Kepercayaan diri
subjek
106
111
115
Peneliti:
120
Subjek:
125
130
135
Peneliti:
Subjek:
140
Peneliti:
Subjek:
141
jadi gue ngerasa, “Tal, lo di akuntansi” ...hahaha... Kepercayaan diri
kayaknya kurang gitu. Dan terus selama subjek
perkuliahan itu gue itu kayak suka iseng-iseng
kayak gambar gitu-gitu, terus gue suka berhenti,
“Tal lo harus merhatiin dosen, lo harus fokus.”
Tapi gue masih ngerasa kurang banget gitu loh di
akun. (interviewer menambahkan: gak bisa
optimalin?) hu uh hu uh...bener, bener banget tuh!
Terus jadi selama.... jadi sebenernya kuliah
semester ini cuman senin sampai kamis ya. Nah
walau pun empat hari ini, cuman gue jadi tiga
harinya enggak bisa gambar dengan tekun dan
ngembangin bakat gue gitu loh. Jadi tugastugas..Banyak banget.
Apakah anda merasakan
mendapatkan nilai bagus?
kepuasan
ketika
Kepuasan diri
subjek
hahaha....matkul nilai bagus? Haha.. matkul yang
nilainya bagus adalah matkul yang seharusnya gue Kepuasan diri
tuh enggak fokus ke situ. Jadi kan gue parodi..eh subjek
apa namanya..parodi ya...Prodi! Prodinya tuh kan
akun, tapi gue nilai bagus tuh bukan yang akun.
Jadi semester satu nilai bagus gue PE, PE itu
adalah....dia itu dibawahi oleh ekonomi, ya
kan...Nah abis itu semester dua PE gue juga bagus.
PE2, pengantar ekonomi kedua. Nah terus juga
sama nilai manajemen, jadi manajemen tuh di
bawahi manajemen. Jadi gue itu mata kuliah yang
di bawahi akuntansi itu nilainya pasti di bawah
matkul yang di bawahi oleh si prodi-prodi selain
akuntansi. Nah untuk semester ini gue udah
optimis, gue dapet nilai bagus di MMI, manusia
dan masyarakat indonesia. Nah itu kayak dia prodi
apa yaa... kayaknya mata kuliah wajib univ deh.
Ahahaha.Udah itu doang.
Jadi intinya apakah anda tetap merasakan kepuasan Kepuasan diri
subjek
dan kebanggan ketika ada nilai anda yang bagus?
Ya...puas..ya Alhamdulillah bersyukur aja, cuman
yang untuk akunnya itu loh...masih belum Kepuasan diri
mencukupi.
subjek
Apakah anda pernah merasa bosan dengan jurusan Kejenuhan pada
anda saat ini?
jurusan
Transkrip Verbatim
Initial Subjek
: NR
Waktu
: Senin, 16-Desember-2013, Pukul 10.45-11.55
Tempat
: Ruang Psikologi UAI lantai 3
Baris
1
Pelaku
Uraian Wawancara
Peneliti:
Apakah jurusan yang anda jalani saat ini sudah
sesuai dengan minat anda?
Subjek:
5
Peneliti:
10
Subjek:
Peneliti:
Subjek:
15
20
25
Peneliti:
Subjek:
30
Tema
Awalnya pas gw liat fakultas psikologi tidak
sesuai dengan gw gitu...tapi setelah dipelajari lama Keterpaksaan
kelamaan udah mulai terbuka fikiran gw, udah subjek menyikapi
mulai menyukai inilah. Kadang gw sempet mikir, jurusan
gw enjoy ga ya kuliah, tapi.. yaa...gimana? udah
takdir.
Jurusan apa yang sebenarnya anda minati?
Desain grafis, pokoknya desain-desain gitu trus
Minat jurusan
sama sastra inggris.
subjek sebenarnya
Mengapa anda mengambil jurusan yang tidak
sesuai dengan minat anda? Apa alasannya?
Waktu pas gw masuk di UAI itukan pilihannya
dua. Sastra inggris sama psikologi, tapi sastra
inggris itu pilihan gw kalo psikologi pilihan
nyokap, ga tau kenapa nyokap milih itu ya...gw
ketrima yang psikologi karena pilihan pertama.
Padahal gw ga mau tapi nyokap gw udah berusaha
nyuruh-nyuruh sepupu gw yang psikologi juga
untuk membuka pikiran gw nerima psikologi, trus
gw kaya diteken-teken masuk psikologi gitulah...
gw sih ikhlas ajalah daripada gw tar ga diridhoin.
Ketidak minatan
jurusan
Ketidak minatan
jurusan
Keterpaksaan
subjek
Apakah anda merasakan kekecewaan ketika
orangtua memaksa anda memilih jurusan?
Ada sih sedikit, nyokap gw itu pola pikirnya
rasional dan kenapa nyokap ga mau dengerin gw, Dampak psikologis
gw kan bukan disitu minatnya. Tapi kenapa
selama ini gw nurutin orangtua gw, karena gw Keterpaksaan
mikir orangtua itu pengalamannya lebih banyak subjek
daripada kitakan, jadi gw mengikuti aja semua
arahannya.
Peneliti:
Apakah anda pernah berniat untuk mengutarakan
minat jurusan anda sebenarnya pada orangtua?
Jika sudah apa tanggapan orangtua anda terhadap Solusi terbaik
itu?
Subjek:
Udah pernah, certitanya yang IPA ya..”mah,
kayanya NR ga suka sama hitung-hitungan yang
di IPA gitu, NR pindah aja ya ke IPS, trus Solusi subjek (jalan
tanggapan nyokap gw”, ”cobain aja dulu 1 tengah)
semester tar juga suka”, entar juga suka katanya,
trus katanya gw boleh pindah jurusan, eh..pas gw
jalanin, terus gw g boleh pindah, gw jadi stak gitu. Konflik dengan ibu
Menurut gw, nyokap gw itu berusaha merubah
cara pandang gw, tapikan gimana cara pandang
gw ga gampang buat dirubah. Setelah gw utarakan
nyokap gw tetep kekeh gitu dech.
Peneliti:
Apakah ada niatan anda untuk mempertahankan
jurusan yang tidak anda minati?
Latar belakang
Motivasi
Setelah gw pikir-pikir psikologi ga terlalu
bertentangan sama minat gw sih, gw sengaja nyari Latar belakang
fakultas yang ilmu hitungnya sedikit, dan nyokap Motivasi
gw menyarankan psikologi , tapi..ya.. gw masih
pengen sastra sama desain, jadi gw pengen Minat jurusan
bertahan walaupun setelah lulus gw tetep mau subjek sebenarnya
belajar desain.
35
40
45
50
Subjek:
55
Peneliti:
60
Subjek:
65
70
Peneliti:
75
Apakah
anda
memiliki
motivasi
untuk Motivasi subjek
mendapatkan nilai yang bagus? Apabila terdapat
motivasi hal apa yang memotivasi anda?
Kalo dari luar gw dapet motivasi dan Motivasi subjek
pembelajaran dari sodara gw itu, kalo dalam diri
gw kalo gw dapet nilai bagus itu bisa
menyemangati gw tapi kalo gw dapet nilai jelek
itu bisa menurunkan motivasi gw, karena gw biasa
menghafal, jadi kalo ada tugas kelompok atau
tugas lapangan itu jelek, yah...agak kurang kalo
motivasi dalam diri gw. Kalo dari nyokap bokap
karena sibuk jadi mereka cuma mendorong gw
biar semangat aja.
Apakah anda
perkuliahan?
merasa
percaya
diri
dalam
Kepercayaan diri
subjek
Gw bakalan percaya diri sama tugas gw kalo
dikerjain pas gw udah belajar, ga berarti kalo gw Kepercayaan diri
Subjek:
80
Peneliti:
Subjek:
85
Peneliti:
90
Subjek:
95
98
ga minat berarti gw ga belajar, gw percaya diri aja subjek
kalo gw bener-bener belajar.
Apakah anda berniat untuk pindah dari jurusan
Ketidak inginan
yang dijalani sekarang? Jika ada apa alasannya?
subjek dalam
Niatan pas mau pindah jurusan ada pas awal jurusan
banget, kalo udah jauh banget kaya gini mah,
mendingan gw lanjutin aja soalnya sayang umur, Minat jurusan
sayang duit, sayang...pokoknya banyak deh udah subjek sebenarnya
gw lanjutin aja ampe habis, masalah gw mau
jurusan lain kan bisa setelah menyelesaikan studi
ini.
Apakah saat ini anda merasa nyaman dengan
jurusan yang dijalani? Apabila tidak nyaman, apa
Kenyamanan pada
alasannya?
jurusan
Ada rasa nyaman, ada rasa ga nyaman juga. Kalo
rasa nyamannya.. kalo gw bisa menyesuaikan diri
gw dalam fakultas ini, dan gw bisa menerima Dampak psikologis
matakuliah ini, rasa ga nyaman itu ketika ada
masalah, gw nyari sebab kenapa gw berperilakuan
seperti ini, terlalu banyak beban gitu pikiran gw.
Kadang gw berpikir orangtua gw salah
memberikan pola asuh, tapi kata sodara gw harus
berhenti memikirkan kalo gw itu jadi korban
orangtua gw. Jadi gw harus merubah lingkungan
gw gitu.
LAMPIRAN C
Tabel Kategorisasi dan Coding Tema wawancara Subjek T dan NR
Kategorisasi
Tema
Subkategorisasi
Tema
Subjek 1
Ketidakminatan
pada jurusan
Subjek
memilih
jurusan
berdasarkan
paksaan orang tua.
Menurut
teman-teman
subjek, subjek lebih cocok
mengambil jurusan seni.
Subjek memilih akuntansi,
sesuai pilihan ibunya. (T,
S1,W, 15-12-13, 3-25,
Informan
Saat awal masuk
pendaftaran subjek
memilih jurusan sastra
inggris dan ibunya
memilih jurusan
psikologi untuk subjek,
dan terlihat juga saat
Subjek merasa tidak bisa ibunya menyuruh
mengoptimalkan diri. (T, sepupu subjek untuk
S1, W, 15-12-13, 106-112) menerima jurusan yang
sudah terpilih oleh
ibunya, mengakibatkan
subjek menurut dengan
keinginan ibunya, jika
harus mengambil
jurusan lain pun subjek
merasa sayang umur,
sayang uang. (NR, S2,
W, 16-12-13, 14-17,
19-22,78-81)
Minat sebenarnya
Konflik
Dampak
psikologis
Subjek sangat
menginginkan jurusan
desain atau sastra
inggris, tetapi
walaupun sudah
terlanjur masuk
psikologi subjek akan
tetap melanjutkan
keinginannya setelah
menyelesaikan studi
psikologi. (NR, S2, W,
16-12-13, 10-11, 5556, 82-84)
Karena
menurut
ibu
Alasan orang tua subjek, akuntansi mudah
mendapatkan pekerjaan.
memaksa
Jurusan seni tidak jelas
dan tidak pasti, bisa
menjadi sampingan saja.
Dan juga karena orang tua
subjek
ingin
subjek
sebagai anak pertama
untuk dapat membantu
membiayai adik-adiknya.
(T, S1, W, 15-12-13, 1525, 45-58)
Orang tua terutama ibu
terlalu
memaksakan
keinginannya, ia tidak mau
pendapat
Konflik dengan ibu mendengar
dan diri sendiri anaknya. Di lain hal,
subjek merasa kasihan
(batin).
dengan ibu subjek, karena
Subjek merasa kecewa
pada ibunya karena
terlalu
memikirkan
kehendaknya sendiri
dan tidak memahami
apa keinginan subjek
sebenarnya,
saat ini ibunya sendirian
menjadi tulang punggung
keluarga. (T, S1, W, 1512-13, 42-55
Kekecewaan
Subjek memaksaan diri
untuk senang dengan
jurusannya,
namun
sebenarnya belum enjoy
dalam perkuliahan. (T, S1,
15-12-13, 68-77, 167-168)
mengakibatkan subjek
mempunyai
pikiran
negatif
terhadap
ibunya. (NR, S2, W,
16-12-13, 26-28,91-98)
Walaupun subjek sudah
mengutarakan,
ibu
subjek tetap dengan
pendiriannya,
mengakibatkan subjek
merasa kesal. (NR, S2,
W, 16-12-13, 41-47)
Karena subjek dari awal
tidak
tertarik
pada
Kejenuhan dalam jurusannya, sehingga ia
perkuliahan
masih
merasakan
kejenuhan
dalam
perkuliahan. Tak sering ia
malah lebih fokus dengan
hobbynya
menggambar,
dari pada mendengarkan
dosen.(T,S1,W, 15-12-13,
143-164,93-99)
Motivasi
Subjek yang masih kurang
tertarik dengan jurusannya,
merasa belum optimal
Keterpaksaan
dalam hal nilai sehingga
subjek
dalam menyebabkan kepercayaan
menyikapi jurusan diri yang rendah dalam
menjalani perkuliahan. (T,
S1,W, 15-12-13, 102-113,
122-129)
Subjek awalnya tidak
suka dengan jurusan
yang dipilihkan orang
tuanya, tetapi setelah
sudah terbiasa sudah
mulai suka dan subjek
juga berfikiran bahwa
pengalaman orangtua
itu lebih banyak, maka
dari
itu
subjek
menerima apa yang
diinginkan
ibunya.
(NR, S2, W, 16-12-13,
3-6, 29-32)
Subjek
masih
belum
menemukan motivasi dari Subjek sengaja nyari
dalam
dirinya
dalam jurusan yang tidak
menjalani kuliahnya saat terlalu banyak ilmu
Motivasi
subjek ini, yang menjadi motivasi
berasal
dari terbesar subjek ialah rasa
eksternal
bukan ingin
membahagiakan
dari internal
ibunya dan juga dukungan
dari
teman-temannya.
(T,S1,W,15-12-13, 81-86,
168-188)
Subjek
berusaha
membuat dirinya
yakin dan bisa
berhasil
walau
bukan jurusannya
yang
sedang
dijalankan
Subjek merasa percaya
diri jika tugas yang
sudah dikerjakannya
berhasil dengan cara
belajar
maksimal,
walaupun
bukan
jurusan
yang
diinginkannya bukan
berarti subjek tidak
mau belajar. (NR, S2,
W, 16-12-13,72-75)
Subjek
merasa
senang
dengan
lingkungannya
Subjek akan merasa
nyaman jika sudah
beradaptasi
dengan
lingkungannya dan di
fakultasnya
bisa
menerima matakuliah
dengan baik. (NR, S2,
W, 16-12-13, 89-91)
Subjek sudah berusaha
mengutarakan minatnya,
namun
ibunya
tetap
bersikeras
memaksakan
kehendaknya. (T,S1,W,15Solusi
subjek
12-13,40-54)
dalam
keinginan
mengambil jurusan
Solusi subjek dengan
keinginannya
sudah
dilakukan dengan cara
mengutarakan
minat
sebenarnya
kepada
ibunya. (NR, S2, W,
16-12-13, 37-40)
Kenyamanan
Solusi
hitungnya dan banyak
yang
mendukung
subjek
dijurusan
psikologi, mulai dari
dukungan
saudara,
orangtuanya
dan
subjek sendiri yang
sedang berusaha untuk
menyukai
jurusan
psikologi (NR, S2, W,
16-12-13, 55-56, 6069)
Informan
Initial Subjek
: HK
Waktu
: kamis, 9 Januari 2014, pukul 09:22-21:13
Tempat
: melalui WhatsApp
Baris
1
Pelaku
Uraian wawancara
Tema dan Coding
Pelaku:
Awal loe ketemu sama NR menurut loe dia
nyaman g buat ngejalanin jurusan psikologi?
Kenyamanan subjek
dalam menjalani
jurusan
Informan
S2:
Nyaman nyaman aja si dew sepenglihatan gw.
(subjek 2 terlihat
nyaman saat
menjalani
kuliahnya(HK, I, S2
W, 09-01-14, 1-3)
Pelaku:
5
Informan
S2:
10
15
20
Pelaku:
25
30
Informan
S2:
35
Pelaku:
40
Loe yakin, kira-kira dia pernah ngeluh g sama
jurusannya?
Setau gw dulu pernah si, pas mau masuk
semester 2 kalo ga salah kita lagi ngbrolngobrol gitu. Itu jg yg mulai gw, ngeluh psium
ko begini ya.. kayak masih abstrak belum
terlalu nyambung sama materi, masih
ngambang gitu bingung dikit. Ngeluhnya si
hampir sama kayak gini, ko gw masuk jadi
psikologi tapi psium begini ya.. kayaknya
masih belum-belum paham banget gitu,
Selebihnya dia malah cerita kayak sepupunya
dulu juga gitu tapi lama kelamaan paham ko.
Gitu. itu selama kuliah yang gw tau ya wi. Tapi
emang pernah kita ngobrol-ngobrol trus ngeliat
dia gambar. Gambarnya bagus-bagus. Kadang
kita bilang kenapa ga masuk desain ris,dia
bilang, “iya tadi mau masuk itu cuma ga boleh
sama mamah.
Gw minta pendapat loe, kira-kira NR menurut
loe sesuai g sih sama jurusannya? Kan loe tau
dia kadang ngeluh kadang g, dan kadang NR
melampiaskan keinginannya dengan cara
menggambar? itu menurut loe sendiri gimana?
Kalo menurut gw dia lebih cocok di desain,
soalnya gw pernah ngeliat beberapa kayak
model baju gitu buatan dia. Terus dia itu suka
buat gambar-gambar kartun lucu.
Buat ngelampiasin atau ngga gw ngga bisa
bilang iya atau ngga. Tapi kalo selama
dikampus jarang sih sampe buat gambar kayak
desain-desain gitu paling kayak gambar orang
gitu, terus imajinasi sendiri cerita kayak apa.
Itu kalo lagi mata kuliahnya suka ngebetein
atau dosennya.
Trus loe tau g sih sejarahnya kalo NR dipaksa
masuk psikologi sama orang tuanya, kalo tau
tolong ceritain awal mulanya? Singkat aja tapi
Ketidakminatan
jurusan
(subjek merasa
kesulitan dalam
mengikuti mata
kuliah jurusan yang
tidak diminatinya
(HK, I, S2 W, 09-0114, 11-14)
Minat subjek
sebenarnya
(Subjek lebih pantas
masuk jurusan desain
karena ia bagus
dalam hal
menggambar (HK, I,
S2 W, 09-01-14, 1722)
minat subjek
sebenarnya
(ketika merasa
bosan, subjek selain
senang menggambar
juga senang dalam
membuat model
baju. (HK, I, S2 W,
09-01-14, 28-38)
jelas
45
Informan
S2:
Pelaku:
50
Informan
S2:
Kayaknya pernah dew, Kalo ga salah dulu dia
pernah mau ambil jurusan itu (desain) cuma ga
dikasih sama mamahnya akhirnya suruh masuk
psikologi aja, Udah begitu doang ingetnya.
Lupa euuy..dia kalo cerita banyak banget.
NR pernah cerita g kalo dia kecewa atau sebel
sama pilihan mamahnya?
Dia pernah kesel gitu dew, tapi ya udah dia
jalanin aja.
Masalah subjek
dengan orangtua
(subjek merasa
dipaksa dengan
orang tuanya (HK, I,
S2 W, 09-01-14, 4346)
Dampak psikologis
dan keterpaksaan
subjek
(keterpaksaan subjek
dalam menjalani
hidupnya (HK, I, S2
W, 09-01-14, 50-51)
Pelaku:
55
Informan
S2:
Bilang keselnya gimana bisa ceritain dikit aja
g?
Iya kayak gw padahal pengen banget masuk
disitu cuma ga diizinin nyokap yaudah deh ga
jadi.
Pelaku:
Trus NR pernah cerita g ada niatan mau pindah
saking sebel atau kecewa sama jurusan yg
bukan keinginannya itu?
Informan
S2:
Ngga dew kayaknya dia ga cerita begitu.
60
Dampak psikologis
(akan tetapi, subjek
merasa pasrah
dengan pendapat
orangtuanya (HK, I,
S2 W, 09-01-14, 5456)
Subjek tidak terbuka
(subjek banyak
sekali memendam
keterpaksaanya
sehingga
keinginannya ingin
pindah tidak pernah
diutarakan (HK, I,
S2 W, 09-01-14, 60)
Pelaku:
65
Informan
S2:
Dia pernah cerita g masalah dia pas SMA mau
pindah ke IPS pas dia g suka sama IPA tapi
dipaksa sama mamahnya?
Wah kayaknya dia pernah bilang mau masuk
ips eh tau-taunya disuruh masuk ipa. Biar itu
bisa dapet pilihan jurusan banyak.
Minat subjek
sebenarnya dan
alasan orang tua
memaksa
(menurut ibunya kalo
masuk jurusan IPA
jadi banyak peluang
buat masuk jurusan
yang lain (HK, I, S2
W, 09-01-14, 66-67)
70
Pelaku:
Pernah bilang mau pindah g?
Informan
S2:
Nah gw ga inget wi
Pelaku:
Informan
S2:
Trus ada niatan g kalo dia mau
mempertahankan jurusan psikologi walaupun
itu bukan jurusannya?
Iya ada, dia bersemangat ko.
Informan tidak ingat
Keterpaksaan subjek
menjalani jurusan
(subjek terlihat
semangat didepan
teman-temannya
(HK, I, S2 W, 09-0114, 73)
Pelaku:
Loe tau g motivasi apa aja yg membuat NR
masih bertahan di psikologi?
Informan
S2:
Karna udah masuk di psikologi ya dia jalanin
aja semaksimal mungkin. Terus cepet lulus
dapet gelar sarjana.
75
Motivasi subjek
(subjek merasa ingin
cepat lulus karena
masih ada rasa untuk
mengejar citacitanya, subjek juga
merasa senang jika
mendapatkan nilai
bagusdan dalam
menjalani
perkulihannya pun
subjek merasa
percaya diri saja
(HK, I, S2 W, 09-0114, 76-79, 80-82, 9092)
80
Pelaku:
Informan
S2:
85
Menurut loe R seneng g kalo dapet nilai bagus
dimata kuliah psikologi?
Senenglah, siapa yang ga seneng.
Motivasi subjek
Pelaku:
Loe pernah nanya g ke dia alasan dia ambil
psikologi padahal NR pinginnya di desain?
Informan
S2:
Ngga pernah
Pelaku:
Menurut loe NR menjalani aktivitas sebagai
mahasiswa psikologi, NR termasuk percaya
diri g?
Iya percaya diri
Informan
S2:
Rasa tidak berani
informan
Rasa percaya diri
subjek
(subjek dalam
menjalani
perkuliahan sehariharinya selalu
percaya diri (HK, I,
S2 W, 09-01-14, 8588)
Pelaku:
90
92
Informan
S2:
Walaupun itu bukan jurusan yang
diinginkannya? Dia masih percaya diri buat
ngejalanin hari-harinya?
Iya, keliatannya enjoy enjoy aja.
Motivasi subjek
LAMPIRAN D
Hasil Observasi
Indikator
Ketidakminatan
pada Jurusan
Perilaku yang tampak
Subjek sering terlihat bosan ketika sedang belajar
Subjek lebih sering melakukan hobbynya daripada belajar
Subjek beberapa kali curhat bahwa ia bosan kuliah jurusannya dan ada keinginan pindah
Subjek pernah mencoba test masuk jurusan
yang ia inginkan
Subjek pernah mencoba cara untuk keluar jurusannya
Subjek T
√
√
√
√
-
Kekecewaan pada
Orang tua
Tekanan Psikologis
Motivasi
Di rumah subjek terlihat banyak lukisan/ piala
dari lomba menggambar
√
Subjek menangis ketika membahas minat sebenarnya
Subjek telah mencoba mengatakan kepada
ibunya tentang minat sebenarnya, namun diabaikan
Subjek bercerita dengan penuh emosi sedih
Subjek sering bertengkar dengan ibunya
√
Subjek sering merasa stress apabula tidak bisa
mengerjakan tugas kuliahnya
Subjek terlihat kaku dengan ibunya
Subjek tidak terlihat bergembira dengan nilai
bagus
Subjek merasa hidupnya terkekang
√
IP subjek selalu tinggi
√
IPK subjek meningkat setiap semester
Subjek terlihat semangat apabila membahas
perkuliahan
-
√
√
-
√
√
√
MEMILIH JURUSAN
Dewi Ratnasari
Nandira Siti Shafira
Dika Aminati
Abstrak:
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Banyak mahasiswa yang merasa
tidak cocok dengan jurusan yang mereka
ambil. Faktanya Dari hasil penelitiannya
dengan mewawancara 50 responden,
Country Manager La Trobe University
(Australia), Ina Liem mengatakan, lebih
dari 50% mengaku salah memilih jurusan
di perguruan tinggi. Mereka merasa
jurusan yang diambil tidak sesuai dengan
minat dan bakatnya sehingga tidak
berkembang
dan
sulit
mengikuti
pelajaran.
Sehingga
menyebabkan
kurangnya motivasi belajar ataupun
kurang bahagia dalam menjalaninya.
Hurlock (1978:114) menjelaskan bahwa
minat menjadi sumber motivasi yang kuat
untuk belajar. Etikawati (2006:36)
menjelaskan
bahwa
minat
turut
menentukan keunikan pribadi, karena
dianggap sebagai sesuatu yang dipilih
untuk menunjukkan eksistensi dirinya.
Minat juga akan memberikan kepuasan
dan kebahagiaan bagi seseorang jika
dapat mengekspresikannya.
Salah satu faktor penyebab
ketidak cocokan jurusan yang diambil
ialah karena adanya paksaan dari orang
tua. Orang tua sering kali mengabaikan
minat serta bakat yang dimiliki anak demi
mencapai ambisi mereka sendiri. Ini
terkait juga dengan pola asuh orang tua
yang otoriter. Padahal seharusnya pola
asuh otoriter sudah lama ditinggalkan,
mengingat saat ini sudah berada di era
demokrasi. Orang tua seharusnya
berdiskusi dalam hal minat dan bakat
anaknya, sehingga orang tua dapat
memberi kebebasan
anaknya dalam
mengambil jurusan. Jadi anak dapat
mempertanggungjawabkan apa yang
dipilihnya, dan merasakan kenyamanan
dalam menjalani perkuliahan.
Mahasiswa yang dipaksa oleh
orang tuanya sering kali tidak dapat
mengungkapkan minat sebenarnya, terkait
dengan ketakutan, mengecewakan orang
tua ataupun tidak biasa mengutarakan
pendapatnya. Mereka terjebak antara
kewajiban sebagai anak, yang harus
mematuhi orang tua dan sebagai individu
yang bebas menentukan hak untuk masa
depannya. Akhirnya, mereka memiliki
dua
jalan
keluar
yaitu
tetap
mengoptimalkan kuliah yang diambil
untuk membanggakan orang tua. Namun,
dengan hati yang tertekan atau
mengabaikan kuliah mereka karena tidak
dapat beradaptasi dengan jurusan yang
tidak mereka minati. Weiten (1995:215)
menjelaskan terdapat dua kemungkinan
respon sebagai proses adaptasi. Pertama
adalah respon menghadapi ( fight), kedua
adalah respon menghindar (flight).
Maka dari itu, berkaitan dengan
adanya masalah psikologis dan situasi
sulit yang timbul pada mahasiswa
sehubungan dengan tekanan psikologis
akibat dipaksa mengambil jurusan yang
bukan minatnya mengundang minat
peneliti untuk melakukan penelitian,
karena peneliti ingin mengetahui dampak-
dampak psikologis apa saja yang terjadi
pada mahasiswa yang terkait dalam
situasi tersebut.
Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di
atas, permasalahan dalam penelitian ini
dibatasi pada perilaku mahasiswa yang
tertekan secara psikologis akibat otoritas
orangtua.
mahasiswa yaitu remaja usia 19
tahun, pada dasarnya mahasiswa
memiliki minat dan bakat yang berbeda
dengan pilihan orangtuanya, Mahasiswa
UAI dan UI yang menjalani perkuliahan.
Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini untuk
mengetahui
dampak
psikologis
mahasiswa yang dipaksa orangtua dalam
memilih jurusan.
Pertanyaan penelitian
1) Bagaimana dampak psikologis pada
2)
3)
4)
5)
mahasiswa yang dipaksa orang tua
dalam memilih jurusan yang tidak
diinginkan?
Apa alasan mahasiswa bertahan di
jurusan yang tidak diinginkan?
Bagaimana
cara
mahasiswa
beradaptasi dengan jurusan
yang
tidak disukai?
Apakah yang memotivasi mahasiswa
untuk mendapatkan nilai bagus?
Apakah terdapat tekanan mental
dalam menjalani
hidup
sebagai
mahasiswa?
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi pembaca yang
membaca penelitian ini. Adapun manfaat dari
penelitian ini adalah:
1. Menambah pengetahuan tentang kondisi
psikilogis remaja yang tertekan.
2. Sebagai petunjuk dan pengetahuan
orangtua agar tidak menerapkan otoritas
sehingga mau mendengarkan dan
menghargai pendapat anak.
3. Bagi pembaca dengan adanya penelitian
ini diharapkan agar mengutamakan
demokrasi dan musyawarah dalam
kehidupan, terutama didalam lingkup
keluarga.
4. Memberikan informasi bahwa pentingnya
dalam memahami orang lain, khususnya
dalam penelitian ini memahami keinginan
anak dan orangtua.
KAJIAN PUSTAKA
Definisi
1. Dampak Psikologis
1. Definisi Dampak Psikologis
Menurut Badudu dan Zain
(dalam Betty Wiyaswiyanti 2008),
dampak adalah suatu pengaruh baik itu
positif maupun itu negatif. Psikologis
adalah bersifat kejiwaan, ditinjau dari
segi kejiwaan (Badudu dan Zain, 1994, h.
1094). Berkaitan dengan stimulus dan
respon yang mendorong seseorang
bertingkah laku, maka dampak
psikologis dapat dipandang sebagai hasil
dari
adanya stimulus dan respon yang
bekerja pada diri seseorang (Watson
dalam Betty W 2008).
Berdasarkan beberapa pendapat
di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian dampak psikologis merupakan
pengaruh positif maupun negatif yang
muncul sebagai hasil dari adanya stimulus
dan respon yang bekerja
pada diri
seseorang dan dipengaruhi oleh faktor
internal maupun eksternal,
dimana
pengaruh tersebut nampak dalam perilaku
individu. (Bety Wiaswiyanti, 2008, h.
11).
2. Pengertian Tekanan Psikologis
Murray (Hall & Linsey dalam
Betty W 2008) menjelaskan bahwa
tekanan adalah suatu sifat atau atribut dari
obyek lingkungan atau orang yang
memudahkan atau menghalangi usahausaha individu untuk mencapai tujuan
tertentu. Sedangkan psikologis seperti
yang sudah dijelaskan diatas sebelumnya,
jadi tekanan psikologis adalah jiwa
individu yang terhalangi untuk mencapai
tujuan akibat ketidak sepahaman individu
dengan orang lain.
Perbedaan pendapat yang terus
menerus dibahas atau terulang berkalikali dalam kehidupannya, mengakibatkan
kondisi individu merasa stres. Maka dari
itu, Stres adalah suatu reaksi tubuh yang
dipaksa, di mana ia boleh menganggu
equilibrium
(homeostasis)
fisiologi
normal (Julie K., 2005). Perilaku stres
yang berlebihan mengakibatkan anak usia
remaja
merasa
tertekan
dan
mengakibatkan
rasa
keputusasaan,
sehingga mereka tidak tahu lagi jalan
mana yang akan mereka jalani,
Keputusasaan adalah merupakan keadaan
subjektif seseorang individu yang melihat
keterbatasan atau tidak ada alternative
atau pilihan pribadi yang tersedia dan
tidak dapat memobilisasi energi yang
dimilikinya (NANDA, 2005, 1).
Karena peran orang tua sangat
penting bagi anaknya, maka orangtua
wajib mendidik atau memberikan contoh
yang baik terhadap anaknya. Orang tua
adalah ayah dan ibu yang memiliki figur
atau contoh yang akan selalu ditiru oleh
anak-anaknya (Mardiya, 2000, 1). Maka
orangtua wajib memberikan pola asuh
yang baik terhadap anak-anaknya, jika
anaknya bersalah sebaiknya orangtuanya
bisa memberikan masukan atau nasihat
dengan cara baik-baik dengan cara
memahaminya terlebih dahulu. Pola asuh
orang tua adalah pola perilaku yang
diterapkan pada anak dan bersifat relatif
konsisten dari waktu ke waktu. Pola
perilaku ini dapat dirasakan oleh anak
dari segi negatif maupun positif
(Rusdijana, 2006, 1).
Pada dasarnya usia remaja ingin
merasakan kebebasan berfikir yang
membuat kehidupannya dijalani dengan
lebih nyaman berdasarkan kehendak
mereka.
2. Definisi Paksaan
Pengertian Paksaan Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia Terdapat
tiga pengertian yaitu:
1. Kekerasan; dengan keharusan (yang
tidak
harus
dikerjakan),
mengharuskan (orang) melakukan
sesuatu yang diinginkan oleh yang
memaksa; menyuruh orang dengan
kekerasan. Dengan begitu paksaan
adalah apa yang dipaksakan.
2. Paksa: waktu, saat, kesempatan.
3. Paksa: sayap; sisi misal sisi sebelah
bangunan atau gedung.
Subekti(1987. h.23) menyatakan
bahwa paksaan yang dimaksudkan adalah
paksaan rohani atau paksaan jiwa
(psychis ), jadi bukan paksaan badan
(fisik).
Faktor-faktor
Faktor-faktor orang tua memaksa anaknya
dalam memilih jurusan:
1. Pola asuh otoriter.
2. Anak tidak dapat mengungkapkan apa
yang
diinginkan
atau
kurangnya
komunikasi.
3. Perbedaan pola pikir kognitif, anak lebih
mementingkan minatnya namun orang tua
memikirkan masa depan anak mereka,
dengan asumsi pilihan orang tua yang
terbaik.
4. Orang tua mengambil jurusan itu saat
kuliah dan akhirnya berkarir di bidang
yang sesuai dengan jurusan tersebut dan
sekarang hidup dengan nyaman sehingga
mereka berpikir supaya sang anak
mengambil jurusan yang sama
Hasil Penelitian Sebelumnya
Menurut hasil penelitian R. Damar Adi
Hartaji, faktor yang menyebabkan mahasiswa
memilih jurusan pilihan orang tua yaitu faktor
pertama adalah adanya adjustment sehingga
mahasiswa menyesuaikan dengan keinginan dari
luar untuk membahagiakan orang tuanya.
Gambaran motivasi berprestasi: terdapat
beberapa gambaran yang menggambarkan
motivasi berprestasi mahasiswa, yaitu kurang
tanggung jawab terhadap kuliah, tidak ada
pertimbangan resiko, penyelesaian tugas yang
tidak efektif, kreatif dan inovatif, dan tidak
memanfaatkan waktu untuk belajar. Terakhir yaitu
terdapat dua faktor yang mempengaruhi motivasi
berprestasi
mahasiswa, diantaranya faktor
internal dan eksternal. Pada faktor internal
terdapat adanya perasaan belum berhasil, kurang
percaya diri terhadap kemampuan akademik dan
perasaan beban terhadap tanggung jawab. Pada
faktor eksternal terdapat adanya dorongan orang
tua, adanya reward dan dukungan lingkungan
kuliah. Jika dilihat kedua faktor, dari faktor
eksternal
sebenarnya
cukup
mendukung
mahasiswa untuk dapat berprestasi tinggi, namun
faktor dari dalam diri mahasiswa (internal) yang
tampak menunjukan motivasi berprestasi rendah
dan cenderung lebih berpengaruh terhadap
motivasi berprestasi s sehingga membuat
motivasi berprestasi mahasiswa rendah.
METODE PENELITIAN
Metode Pendekatan Masalah
Berdasarkan tujuan penelitian yang
akan dilakukan, tentang dampak psikologis
mahasiswa yang dipaksa dalam memilih
jurusan.
Penelitian
ini
memerlukan
pendekatan mendalam dan memerlukan
waktu yang relatif lama karena masalah yang
akan diungkapkan bersifat pribadi. Dengan
melihat masalah dan tujuan yang akan diteliti
maka penelitian ini lebih baik menggunakan
metode kualitatif. Penelitian kualitatif yang
akan dilakukan memiliki latar belakang studi
kasus, karena studi kasus membahas kasus
spesifik dalam suatu kejadian seperti kasus
individu, kelompok atau gambaran kehidupan
sebenarnya ( dalam John W.Creswell 1998, h
37-38)
Bondan dan Taylor (dalam Moleong,
2000, h.3) juga mendefinisikan metode
penelitian kualitatif sebagai suatu metode
penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diminati. Maka
menurut pendapat diatas sudah jelas bahwa
penelitian yang akan dicapai peneliti harus
lebih mendalam dalam hal mendapatkan
informasi dari subjek yang akan diteliti,
namun dalam hal ini tidak boleh
mengisolasikan individu dalam menjawab
pertanyaan penelitian, agar individu dapat
bebas dalam mengungkapkan pertanyaan
penelitian.
Subjek Penelitian
Subjek primer yang akan diteliti ada
dua orang, yang pertama subjek adalah
mahasiswa UAI berinisial NR dan subjek ke
dua adalah mahasiswa UI berinisial TQA.
Subjek sekunder dari subjek primer kedua
adalah sahabatnya yang paling dekat
dengannya. Karakteristik subjek primer
pertama berjenis kelamin wanita, kuliah di
fakultas Ekonomi, berstatus
ekonomi
menengah keatas. Karakteristik
subjek
primer kedua berjenis kelamin wanita, kuliah
di fakultas psikologi dan pendidikan,
berstatus ekonomi menengah keatas.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, peneliti
menggunakan
berbagai cara untuk
pengumpulan data:
1. Peneliti dalam mengumpulkan data
salah satunya menggunakan metode
wawancara tidak terstruktur dengan
cara bertemu langsung dan tidak
langsung (melalui rekaman webcam,
telpon : whatsapp, line, dll).
2. Peneliti
menggunakan
metode
observasi dengan cara peneliti
mengamati tingkah laku subjek
berdasarkan melihat dan menilai
subjek.
Teknik Analisis Data
Penelitian ini adalah penelitian
kualitatif yang bersifat deskriptif analisis
yaitu peneliti menguraikan masalah yang
menjadi objek penelitian. Dengan cara
memaparkan data tentang keadaan psikologis
pada mahasiswa yang dipaksa orangtuanya
dalam mengambil jurusan yang tidak
diinginkannya, pada dua mahasiswa yaitu satu
mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia
dan satu mahasiswa Universitas Indonesia
untuk di analisis secara ilmiah.
Tahapan analisis yang digunaka
peneliti meliputi prosedur analisis sebagai
berikut:
1. Membuat transkrip sesuai aslinya
berdasarkan hasil wawancara dengan
subjek yang ditiliti.
2. Memberikan penyajian berupa tabel
dan deskripsi pada hasil rekaman dan
disimpan sebagai dokumen.
3. Memberikan penomoran pada masingmasing transkip.
4. Menjelaskan data untuk memperoleh
data hasil penelitian menjadi suatu
kesimpulan yang dibuat.
Alat Bantu Penelitian
Dalam pengambilan data peneliti
mengunakan alat bantu sebagai berikut:
1. HP
2. Kamera
2. Laptop
3. Pensil
4. Note/ Buku
5. Penghapus
Prosedur Penelitian
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat
penelitian
dilaksanakan pada dua tempat, yaitu di
Universitas Al-Azhar Indonesia dan di
Restorant KFC. Alasan pemilihan
tempat ialah karena subjek pertama
akan di wawancara dari tempat yang
sudah di sepakati bersama yaitu
Restorant
KFC
dan
informasi
selebihnya menggunakan alat bantu
seperti webcam, dan handphone
Karena rumah dan universitas subjek
pertama yang jauh dari lingkungan
peneliti dan subjek kedua memang
berkuliah di Universitas Al-Azhar
sehingga mempermudah peneliti untuk
meneliti.
Waktu
penelitian
akan
dilaksanakan sehabis UTS, yakni dari
awal Desember 2013 sampai selesai.
B. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian dalam
penelitian ini adalah peneliti sendiri,
karena dalam penelitian kualitatif
peneliti yang menjadi kunci instrumen
yakni mengamati dan mewawancarai
langsung subjek untuk dinilai dan
diminta keterangan.
C. Kriteria Subjek
Subjek
dipilih
secara
pruporsive yakni peneliti menentukan
sendiri subjek yang diambil sesuai
dengan kriteria khusus (sesuai dengan
penelitian yang akan dilakukan)
Adapun kriteria informan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Mahasiswa usia 18-20 tahun.
Memiliki minat yang berbeda
dengan jurusannya.
Mengambil jurusan atas dasar
permintaan atau paksaan dari
orang tua.
Bersedia di wawancarai.
D. Kriteria Informan
Informan yang dipilih ialah
seseorang yang sangat dekat dengan
subjek dan yang paling memahami
kondisi dari subjek. Sehingga peneliti
bisa membuktikan kebenaran dari
pernyataan subjek.
E. Teknik Pengabsahan Data
Di dalam penelitian kualitatif,
pengabsahan data diperlukan karena
penelitian kualitaatif tidak memiliki
skala ukur yang pasti dalam validitas
penelitian.
Menurut
(Sarwono,
2006)
dibutuhkan beberapa cara menentukan
keabsahan data , yaitu:
1. Credibility
yakni
apakah
proses dan hasil penelitian
dapat diterima atau dipercaya.
Untuk dapat diterima atau
dipercaya maka menggunakan
triangulasi sumber, teknik dan
teori.
2. Dependability yakni apakah
hasil penelitian mengacu pada
kekonsistenan peneliti dalam
mengumpulkan
data,
membentuk dan menggunakan
konsep-konsep
ketika
membuat interpretasi untuk
menarik kesimpulan.
3. Confirmability yakni apakah
hasil
penelitian
dapat
dibuktikan
kebenarannya
dimana hasil penelitian sesuai
dengan data yang dikumpulkan
dan
dicantumkan
dalam
laporan lapangan.
4. Transferability yakni apakah
hasil penelitian ini dapat
diterapkan pada situasi yang
lain.
Berdasarkan teori di atas,
peneliti menentukan keabsahan data
sebagai berikut:
1. Credibility.
Untuk dapat diterima atau
dipercaya
maka
peneliti
membandingkan sumber yang
diperoleh dari subjek primer
dengan sumber yang diperoleh
dari subjek sekunder serta
dengan teori yang ada.
2. Dependability.
Untuk menentukan apakah
hasil penelitian telah sesuai
dan
konsisten
dalam
mengumpulkan data, peneliti
membuat
konsep-konsep
yang terstruktur sehingga
penelitian tetap di alurnya.
Dan membuat interpretasi
kesimpulan sesuai dengan
mencocokan data dilapangan
dengan
konsep-konsep
tersebut.
3. Confirmability
Agar dataa yang didapat
dipastikan kebenarannya, data
di lapangan dikumpulkan dan
dicantumkan dalam laporan
dalam bentuk verbatim.
4. Transferability
Hasil penelitian ini dapat
diterapkan pada situasi lain
karena fenomena di dalamnya
merupakan
permasalahan
kehidupan sehari-hari.
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek I
Initial Subjek
: T
Karakteristik Subjek
1.
2.
3.
4.
5.
Usia
Jenis Kelamin
Agama
Suku
Anak ke
6. Status
7. Profesi
8. Pendidikan
Terakhir
Gambaran Umum Subjek
:
19 tahun
Wanita
Islam
Jawa
1 dari 3
bersaudara
Belum Menikah
Mahasiswa
SMA
:
Subjek memiliki tinggi badan yang
cukup tinggi untuk ukuran wanita indonesia.
Subjek memakai kacamata dengan mata yang
kecil,bertubuh kurus dan berkulit sawo
mateng. Penampilan subjek cukup rapi,
sederhana dan sedikit tomboy. Subjek terlihat
sebagai orang yang cerdas, berwibawa dan
juga berseni. Ketika sedang diwawancara,
subjek mengenakan kaus panjang dengan jins,
dan kerudung segitiga yang dipakaikan bros.
Subjek terlihat pendiam di awal, namun
ceriwis setelah bercerita.
1.
2.
3.
4.
5.
Usia
Jenis Kelamin
Agama
Suku
Anak ke
6. Status
7. Profesi
8. Pendidikan
Terakhir
19 tahun
Wanita
Islam
Betawi
1 dari 3
bersaudara
Belum Menikah
Mahasiswa
SMA
Subjek II
Initial Subjek
Karakteristik Subjek
: NR
:
Gambaran Umum Subjek
:
subjek bertubuh gemuk, berkulit
coklat muda, ada bekas jerawat dibagian pipih
kanan dan kiri, bermuka bulat dan terlihat
chubby, memakai kerudung abu-abu saat
diwawancarai, terlihat lucu dan subjek selalu
tertawa ketika diwawancarai, tinggi badannya
kurang lebih 159, terlihat tomboy ketika
subjek berjalan dan dalam mengenakan
busana juga lebih sering memakai kaos santai,
subjek memakai behel berwarna hijau.
Hasil Penelitian
Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa
yang menyebabkan subjek pertama (T)
memilih jurusan yang sesuai dengan
keinginan orang tuanya adalah karena subjek
tidak ingin menyakiti perasaan orang tuanya
terutama ibunya. Subjek sudah berulang kali
mengatakan minat yang sesungguhnya,
namun orang tua subjek, dalam kasus ini ibu
subjek, merasa minat yang subjek inginkan
yaitu seni budaya tidak bisa menjadikan
subjek sukses, menurutnya seni hanya sebagai
hobby saja.
Faktor
lain
yang
menjadi
pertimbangan subjek T mengikuti keinginan
ibunya ialah di dalam diri subjek terdapat
kekaguman
terhadap
ibunya.
Subjek
mengetahui dan meyakini bahwa pekerjaan
sebagai akuntan memang sangat menjanjikan,
terbukti ibunya dapat menafkahi keluarganya
dan menjadi tulang punggung keluarga. Akan
tetapi, sesuai observasi yang peneliti lakukan,
subjek tidak menikmati perkuliahannya.
Sering kali ia curhat karena merasa terbebani
dengan perkuliahannya, hal ini seperti
berbanding kebalik dengan keyakinannya.
Kesimpulannya secara rasional subjek
T mengetahui apasaja keuntungan berkuliah
di akuntansi, apalagi di universitas paling
ternama
di Indonesia, namun terkadang
masih ada saja keganjelan dalam menjalani
perkuliahan. Subjek T masih merasa dirinya
tidak pas di jurusannya, dan sering merasa
jenuh, terbebani dan tidak pernah merasa puas
dengan segala yang dicapainya.
Tidak jauh berbeda dengan subjek
pertama, subjek kedua (NR) juga mengambil
jurusan yang tidak diinginkannya karena
tuntutan orang tuanya, yakni ibunya. Subjek
NR merasa bahwa apabila ia tidak mengikuti
keinginan ibunya, ia akan menjadi anak yang
durhaka. Selain itu subjek NR juga merasa
ibunya yang lebih berpengalaman dalam
kehidupan, tidak akan salah dalam
menentukan keputusan dalam memilih
jurusan. Walaupun begitu, subjek NR merasa
dijebak oleh ibunya, karena pada mulanya ia
hanya ingin mencoba jurusan psikologi dan
apabila ia tidak menyukainya, ia akan pindah
pada minat jurusan sebenarnya yaitu desain
grafis ataupun sastra inggris. Akan tetapi ,
ketika subjek sudah memasuki perkuliahan
satu semester dan masih merasa kurang
berminat pada jurusannya, subjek dilarang
pindah oleh ibunya. Menyikapi hal ini, subjek
merasa hanya bisa pasrah dan ikhlas dalam
menjalani perkuliahan pilihan ibunya. Ia
berkata bahwa setelah lulus ia akan
melanjutkan S2 desain.
Dan sesuai wawancara yang dilakukan
dengan informan, diketahui bahwa subjek NR
sudah mulai dapat menyesuaikan diri pada
jurusan psikologi. Walaupun terkadang subjek
masih sering mengeluh apabila nilainya tidak
bagus. Informan juga membenarkan bahwa
subjek NR pintar dalam menggambar,
terutama menggambar desain. Dan ia sangat
menyayangkan temannya tersebut tidak dapat
mengoptimalkan bakat yang dimilikinya.
Persamaan kasus yang terjadi kepada
kedua subjek dapat terlihat,bahwa para ibu
yang memaksakan kehendaknya dalam
memilih jurusan perkuliahan. Meskipun
kedua subjek sudah menceritakan minat yang
sesungguhnya. Dan kedua subjek yang hanya
berstatus sebagai anak, merasa tidak berdaya
dalam menghadapi tuntutan ibu mereka.
Mereka takut mengecewakan orang tua,
terutama ibu mereka, apabila tidak menuruti
keinginannya.
Pembahasan/Diskusi
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Creswell, John W.,. 1998. Qualitative Inquiry
and Research. Design: Choosing
Among Five Tradition. (London:
SAGE Publications, 1998),
Intani, Sofah, Fara., Surjaningrum, R,
Endang.,
2010.
Coping
Strategy pada Mahasiswa Salah
Jurusan.
Jurnal
Psikologi
Universitas
Airlangga Surabaya
14(2): 120-121.
Muchibi. 2011. Otoritas Orang Tua Terhadap
Anak Perspektif Hukum Islam dan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002 (Kasus Arumi Bachsin). Skripsi.
Program Sarjana Hukum Islam
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Jakarta.
Hartaji, R. Damar Adi. 2012. Motivasi berprestasi
pada mahasiswa yang berkuliah dengan
pilihan orang tua. Skripsi. Program
Sarjana
Psikologi
Universitas
Gunadarma. Jakarta.
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Initial Subjek
: T
Waktu
: minggu, 15 desember 2013, pukul 11.20-14.30
Tempat
: KFC Bintaro Plaza
Karakteristik Subjek
:
Transkrip Verbatim
Baris Pelaku
1
Peneliti:
Subjek:
5
10
Peneliti:
Subjek:
15
20
Uraian Wawancara
Tema
Apakah jurusan yang anda jalankan saat ini sudah
sesuai dengan minat dan bakat anda?
Kalau dibilang minat, minatnya sih gak minat
minat banget. Kalau bakat, orang-orang sih pada
bilang kayak gini lo, temen-temen tuh pada
bilangnya gini di kampus, Tal lo tuh salah jurusan.
Udah banyak banget yang bilangnya gitu kan.
Terus pada bilang, bakatnya tuh lebih ke seni. Pada
bilang sih kayak gitu. Jadi yahh.... jadi simpulkan
sendiri. Hahaha.
Ketidakminatan
jurusan
Minat subjek
sebenarnya
Apa alasan anda mengambil jurusan yang tidak
Latar belakang
sesuai minat anda?
salah pengambilan
hahahaha... jadi sebenenrnya sih dari orang tua ya, jurusan
kan nyokap gue akuntan. Nah terus dibilang sama
nyokap gue, akuntan itu. Ya lo tau sendiri. dia itu
lapangan kerjanya banyak pertama, terus gajinya Latar belakang
juga ga kecil-kecil banget kan. Terus gampang juga salah pengambilan
dapet kerjaannya. Jadi semua perusahaan pasti jurusan
butuh akuntan, itu tuh rumah sakit juga pasti
butuhkan. Nah terus abis itu, kata nyokap gue.
Yaudah kamu akuntansi aja, terus milihnya
pertama akuntansi UI aja.haha..gitu kan. Terus
awalnya gue tuh sempet kayak aduuuh akuntansi,
terus di sekolah juga belajar akuntasi gitu kan, ya
walaupun masih gampang banget gitulah. Nah
25
terus awalnya juga pengennya itu mau ke Jerman,
ambil seni itu. Udah sampe ditulis gitu di kertas
terus ditempel di kamar, jadi kalau setiap bangun
tidur tuh dibaca...dibaca..gitu-gitu...dibaca sampe
segitunya. Nah terus akhirnya sama orang tua juga
ga boleh di Jerman, orang tua kekeh tuh mau milih
di akun aja, dia kan gampang pekerjaannya..gitu
loh. Iya begitulah intinya. Akhirnya milih akun UI
deh, karena engga mau, apa ya kalo nentang orang Latar belakang
tua gimana ya. Kesannya, ga enak gitu loh, jadinya orang tua memaksa
hatinya.. Misalnya mau orang tua milihnya akun
UI, sempet sih orang tua bilang terserah kamu, tapi
terserahnya tuh kayak terseralaaah....gitu loh..
Ngerti engga? Ya gitu deh..heheheh..
30
35
40
Peneliti:
Subjek:
45
50
55
60
65
Peneliti:
Apakah
anda
sudah
mencoba
untuk
memusyawarkan, tukar pikiran dengan orang tua?
Mencari solusi
(jalan tengah)
Gue sempet ngomong sih sama orang tua: Bu, aku
pengennya seni, kan gue bilang juga, kalau seni itu
kan, gak cuman seni rupa murni kan. Tapi orang
tua tuh mikir tuh Seni rupa, lo mau makan apa, lo
mau kerja apa, mau hidup kayak apa. Gitu loh. Mencari solusi
Kan gajinya yang gak tentu, terus orang tua gue
taunya seni itu paling freelance doang.
Sedanngkandecafe itu banyak dia bisa bikin
animasi, terus yang bikin-bikin desain-desain
begini juga bisa sih decafe gitu kan. Tapi orang tua
gue tuh gak mauu, orang tua gue pengennya yang
pasti, karena gue juga anak pertama kan, gue harus
kayak ngebiayain ade-ade gue buat sekolah juga,
nyari uang buat bantuin orang tua, gituu. Udah
ngomong sih, sampe nangis-nangis hahaha..(subjek Konflik dengan
berkaca-kaca) tapi orang tua bilangnya gitu sih, orang tua (ibu)
kamu akun ajalah, seni itu buat sampingan aja,
buat hobby. Tapi orang tua sebenernya udah tau
gitu loh, gue dari TK udah di seni. Gue di TK nari,
ekskul gambar juga di TK. Dan gue di TK sering
banget ikut-ikut lomba sampe sd aja pun kalau ada
lomba suka dipanggil gitu sama sekolah, jadi apa
namanya. Aaa..Perwakilan. Yaudah. Cuman yah
bye bye.
Apakah anda merasakan kekecewaan dengan orang
tua yang memaksa?
Subjek:
Sampe sekarang masih ada yang ganjel, Dampak psikologis
kecewa.....kecewa banget pas awal. Cuman setelah
sampe semester 3 ini, yaudah semester 3 gitu kan.
Mau pindah juga kayak sayang. Lo dua tahun gitu
ngapain di UI, ya sayang-sayang juga dan terus
semester dua kan udah belajar pajak nih. Terus Dampak psikologis
juga udah tertarik gitu pajak, ya lumayanlah event
ga sampee.....apa...gak sampe tekunin banget,
cuman lebih mending daripada pelajaran-pelajaran
akun yang lainnya sih. Hahahahahaha (Subjek
tertawa geli sendiri)
Peneliti:
Apa alasan anda bertahan di jurusan yang tidak
anda minati?
71
75
79
Subjek:
85
Peneliti:
90
Subjek :
95
Peneliti:
Subjek:
101
Motivasi subjek
Nah...Alasannya sih cuman satu pengen
ngebahagiain orang tua doang. Iya cuman itu
doang. Jadi gue mau ngebuktiin gitu loh, event gue
di akuntansi yang enggak gue pengen banget tapi
insyaAllah bisa sukses dan ngebahagiain orang Motivasi Subjek
tua...hahahaha...jadi curhat (mata subjek semakin
berkaca-kaca). Cukup.Cukup.Cukup.
Apakah anda memiliki motivasi belajar untuk
mendapatkan nilai yang bagus? Apabila terdapat
motivasi, hal apa yang memotivasi?
Motivasi Subjek
Iya...Motivasinya...Nyokap si, kan nyokap
akuntan. Terus nyokap juga apa namanya
ya.......kalau jujur ya. Sekarang itu yang kerja
cuman nyokap gitu loh, jadi motivasi gue adalah
ya gue ngeliat nyokap. Nyokap tuh bisa, apaya Motivasi subjek
gimana
ya
ngomongnya..........
Iya
bisa
menghidupi,
keluarganya,
anak-anaknya.
Walaupun dia sendirian. Hehehe...jadi curhat
keluarga nih.
Apakah anda
perkuliahan?
merasa
percaya
diri
dalam
hahaha....aduh....kalau dibilang percaya diri belum
sih....Karena gue ngeliat dari semester satu dan
semester dua gue itu di akun agak kurang
banget...apalagi pengantar akuntansi satunya. Nah
Kepercayaan diri
subjek
106
111
115
Peneliti:
120
Subjek:
125
130
135
Peneliti:
Subjek:
140
Peneliti:
Subjek:
141
jadi gue ngerasa, “Tal, lo di akuntansi” ...hahaha... Kepercayaan diri
kayaknya kurang gitu. Dan terus selama subjek
perkuliahan itu gue itu kayak suka iseng-iseng
kayak gambar gitu-gitu, terus gue suka berhenti,
“Tal lo harus merhatiin dosen, lo harus fokus.”
Tapi gue masih ngerasa kurang banget gitu loh di
akun. (interviewer menambahkan: gak bisa
optimalin?) hu uh hu uh...bener, bener banget tuh!
Terus jadi selama.... jadi sebenernya kuliah
semester ini cuman senin sampai kamis ya. Nah
walau pun empat hari ini, cuman gue jadi tiga
harinya enggak bisa gambar dengan tekun dan
ngembangin bakat gue gitu loh. Jadi tugastugas..Banyak banget.
Apakah anda merasakan
mendapatkan nilai bagus?
kepuasan
ketika
Kepuasan diri
subjek
hahaha....matkul nilai bagus? Haha.. matkul yang
nilainya bagus adalah matkul yang seharusnya gue Kepuasan diri
tuh enggak fokus ke situ. Jadi kan gue parodi..eh subjek
apa namanya..parodi ya...Prodi! Prodinya tuh kan
akun, tapi gue nilai bagus tuh bukan yang akun.
Jadi semester satu nilai bagus gue PE, PE itu
adalah....dia itu dibawahi oleh ekonomi, ya
kan...Nah abis itu semester dua PE gue juga bagus.
PE2, pengantar ekonomi kedua. Nah terus juga
sama nilai manajemen, jadi manajemen tuh di
bawahi manajemen. Jadi gue itu mata kuliah yang
di bawahi akuntansi itu nilainya pasti di bawah
matkul yang di bawahi oleh si prodi-prodi selain
akuntansi. Nah untuk semester ini gue udah
optimis, gue dapet nilai bagus di MMI, manusia
dan masyarakat indonesia. Nah itu kayak dia prodi
apa yaa... kayaknya mata kuliah wajib univ deh.
Ahahaha.Udah itu doang.
Jadi intinya apakah anda tetap merasakan kepuasan Kepuasan diri
subjek
dan kebanggan ketika ada nilai anda yang bagus?
Ya...puas..ya Alhamdulillah bersyukur aja, cuman
yang untuk akunnya itu loh...masih belum Kepuasan diri
mencukupi.
subjek
Apakah anda pernah merasa bosan dengan jurusan Kejenuhan pada
anda saat ini?
jurusan
Transkrip Verbatim
Initial Subjek
: NR
Waktu
: Senin, 16-Desember-2013, Pukul 10.45-11.55
Tempat
: Ruang Psikologi UAI lantai 3
Baris
1
Pelaku
Uraian Wawancara
Peneliti:
Apakah jurusan yang anda jalani saat ini sudah
sesuai dengan minat anda?
Subjek:
5
Peneliti:
10
Subjek:
Peneliti:
Subjek:
15
20
25
Peneliti:
Subjek:
30
Tema
Awalnya pas gw liat fakultas psikologi tidak
sesuai dengan gw gitu...tapi setelah dipelajari lama Keterpaksaan
kelamaan udah mulai terbuka fikiran gw, udah subjek menyikapi
mulai menyukai inilah. Kadang gw sempet mikir, jurusan
gw enjoy ga ya kuliah, tapi.. yaa...gimana? udah
takdir.
Jurusan apa yang sebenarnya anda minati?
Desain grafis, pokoknya desain-desain gitu trus
Minat jurusan
sama sastra inggris.
subjek sebenarnya
Mengapa anda mengambil jurusan yang tidak
sesuai dengan minat anda? Apa alasannya?
Waktu pas gw masuk di UAI itukan pilihannya
dua. Sastra inggris sama psikologi, tapi sastra
inggris itu pilihan gw kalo psikologi pilihan
nyokap, ga tau kenapa nyokap milih itu ya...gw
ketrima yang psikologi karena pilihan pertama.
Padahal gw ga mau tapi nyokap gw udah berusaha
nyuruh-nyuruh sepupu gw yang psikologi juga
untuk membuka pikiran gw nerima psikologi, trus
gw kaya diteken-teken masuk psikologi gitulah...
gw sih ikhlas ajalah daripada gw tar ga diridhoin.
Ketidak minatan
jurusan
Ketidak minatan
jurusan
Keterpaksaan
subjek
Apakah anda merasakan kekecewaan ketika
orangtua memaksa anda memilih jurusan?
Ada sih sedikit, nyokap gw itu pola pikirnya
rasional dan kenapa nyokap ga mau dengerin gw, Dampak psikologis
gw kan bukan disitu minatnya. Tapi kenapa
selama ini gw nurutin orangtua gw, karena gw Keterpaksaan
mikir orangtua itu pengalamannya lebih banyak subjek
daripada kitakan, jadi gw mengikuti aja semua
arahannya.
Peneliti:
Apakah anda pernah berniat untuk mengutarakan
minat jurusan anda sebenarnya pada orangtua?
Jika sudah apa tanggapan orangtua anda terhadap Solusi terbaik
itu?
Subjek:
Udah pernah, certitanya yang IPA ya..”mah,
kayanya NR ga suka sama hitung-hitungan yang
di IPA gitu, NR pindah aja ya ke IPS, trus Solusi subjek (jalan
tanggapan nyokap gw”, ”cobain aja dulu 1 tengah)
semester tar juga suka”, entar juga suka katanya,
trus katanya gw boleh pindah jurusan, eh..pas gw
jalanin, terus gw g boleh pindah, gw jadi stak gitu. Konflik dengan ibu
Menurut gw, nyokap gw itu berusaha merubah
cara pandang gw, tapikan gimana cara pandang
gw ga gampang buat dirubah. Setelah gw utarakan
nyokap gw tetep kekeh gitu dech.
Peneliti:
Apakah ada niatan anda untuk mempertahankan
jurusan yang tidak anda minati?
Latar belakang
Motivasi
Setelah gw pikir-pikir psikologi ga terlalu
bertentangan sama minat gw sih, gw sengaja nyari Latar belakang
fakultas yang ilmu hitungnya sedikit, dan nyokap Motivasi
gw menyarankan psikologi , tapi..ya.. gw masih
pengen sastra sama desain, jadi gw pengen Minat jurusan
bertahan walaupun setelah lulus gw tetep mau subjek sebenarnya
belajar desain.
35
40
45
50
Subjek:
55
Peneliti:
60
Subjek:
65
70
Peneliti:
75
Apakah
anda
memiliki
motivasi
untuk Motivasi subjek
mendapatkan nilai yang bagus? Apabila terdapat
motivasi hal apa yang memotivasi anda?
Kalo dari luar gw dapet motivasi dan Motivasi subjek
pembelajaran dari sodara gw itu, kalo dalam diri
gw kalo gw dapet nilai bagus itu bisa
menyemangati gw tapi kalo gw dapet nilai jelek
itu bisa menurunkan motivasi gw, karena gw biasa
menghafal, jadi kalo ada tugas kelompok atau
tugas lapangan itu jelek, yah...agak kurang kalo
motivasi dalam diri gw. Kalo dari nyokap bokap
karena sibuk jadi mereka cuma mendorong gw
biar semangat aja.
Apakah anda
perkuliahan?
merasa
percaya
diri
dalam
Kepercayaan diri
subjek
Gw bakalan percaya diri sama tugas gw kalo
dikerjain pas gw udah belajar, ga berarti kalo gw Kepercayaan diri
Subjek:
80
Peneliti:
Subjek:
85
Peneliti:
90
Subjek:
95
98
ga minat berarti gw ga belajar, gw percaya diri aja subjek
kalo gw bener-bener belajar.
Apakah anda berniat untuk pindah dari jurusan
Ketidak inginan
yang dijalani sekarang? Jika ada apa alasannya?
subjek dalam
Niatan pas mau pindah jurusan ada pas awal jurusan
banget, kalo udah jauh banget kaya gini mah,
mendingan gw lanjutin aja soalnya sayang umur, Minat jurusan
sayang duit, sayang...pokoknya banyak deh udah subjek sebenarnya
gw lanjutin aja ampe habis, masalah gw mau
jurusan lain kan bisa setelah menyelesaikan studi
ini.
Apakah saat ini anda merasa nyaman dengan
jurusan yang dijalani? Apabila tidak nyaman, apa
Kenyamanan pada
alasannya?
jurusan
Ada rasa nyaman, ada rasa ga nyaman juga. Kalo
rasa nyamannya.. kalo gw bisa menyesuaikan diri
gw dalam fakultas ini, dan gw bisa menerima Dampak psikologis
matakuliah ini, rasa ga nyaman itu ketika ada
masalah, gw nyari sebab kenapa gw berperilakuan
seperti ini, terlalu banyak beban gitu pikiran gw.
Kadang gw berpikir orangtua gw salah
memberikan pola asuh, tapi kata sodara gw harus
berhenti memikirkan kalo gw itu jadi korban
orangtua gw. Jadi gw harus merubah lingkungan
gw gitu.
LAMPIRAN C
Tabel Kategorisasi dan Coding Tema wawancara Subjek T dan NR
Kategorisasi
Tema
Subkategorisasi
Tema
Subjek 1
Ketidakminatan
pada jurusan
Subjek
memilih
jurusan
berdasarkan
paksaan orang tua.
Menurut
teman-teman
subjek, subjek lebih cocok
mengambil jurusan seni.
Subjek memilih akuntansi,
sesuai pilihan ibunya. (T,
S1,W, 15-12-13, 3-25,
Informan
Saat awal masuk
pendaftaran subjek
memilih jurusan sastra
inggris dan ibunya
memilih jurusan
psikologi untuk subjek,
dan terlihat juga saat
Subjek merasa tidak bisa ibunya menyuruh
mengoptimalkan diri. (T, sepupu subjek untuk
S1, W, 15-12-13, 106-112) menerima jurusan yang
sudah terpilih oleh
ibunya, mengakibatkan
subjek menurut dengan
keinginan ibunya, jika
harus mengambil
jurusan lain pun subjek
merasa sayang umur,
sayang uang. (NR, S2,
W, 16-12-13, 14-17,
19-22,78-81)
Minat sebenarnya
Konflik
Dampak
psikologis
Subjek sangat
menginginkan jurusan
desain atau sastra
inggris, tetapi
walaupun sudah
terlanjur masuk
psikologi subjek akan
tetap melanjutkan
keinginannya setelah
menyelesaikan studi
psikologi. (NR, S2, W,
16-12-13, 10-11, 5556, 82-84)
Karena
menurut
ibu
Alasan orang tua subjek, akuntansi mudah
mendapatkan pekerjaan.
memaksa
Jurusan seni tidak jelas
dan tidak pasti, bisa
menjadi sampingan saja.
Dan juga karena orang tua
subjek
ingin
subjek
sebagai anak pertama
untuk dapat membantu
membiayai adik-adiknya.
(T, S1, W, 15-12-13, 1525, 45-58)
Orang tua terutama ibu
terlalu
memaksakan
keinginannya, ia tidak mau
pendapat
Konflik dengan ibu mendengar
dan diri sendiri anaknya. Di lain hal,
subjek merasa kasihan
(batin).
dengan ibu subjek, karena
Subjek merasa kecewa
pada ibunya karena
terlalu
memikirkan
kehendaknya sendiri
dan tidak memahami
apa keinginan subjek
sebenarnya,
saat ini ibunya sendirian
menjadi tulang punggung
keluarga. (T, S1, W, 1512-13, 42-55
Kekecewaan
Subjek memaksaan diri
untuk senang dengan
jurusannya,
namun
sebenarnya belum enjoy
dalam perkuliahan. (T, S1,
15-12-13, 68-77, 167-168)
mengakibatkan subjek
mempunyai
pikiran
negatif
terhadap
ibunya. (NR, S2, W,
16-12-13, 26-28,91-98)
Walaupun subjek sudah
mengutarakan,
ibu
subjek tetap dengan
pendiriannya,
mengakibatkan subjek
merasa kesal. (NR, S2,
W, 16-12-13, 41-47)
Karena subjek dari awal
tidak
tertarik
pada
Kejenuhan dalam jurusannya, sehingga ia
perkuliahan
masih
merasakan
kejenuhan
dalam
perkuliahan. Tak sering ia
malah lebih fokus dengan
hobbynya
menggambar,
dari pada mendengarkan
dosen.(T,S1,W, 15-12-13,
143-164,93-99)
Motivasi
Subjek yang masih kurang
tertarik dengan jurusannya,
merasa belum optimal
Keterpaksaan
dalam hal nilai sehingga
subjek
dalam menyebabkan kepercayaan
menyikapi jurusan diri yang rendah dalam
menjalani perkuliahan. (T,
S1,W, 15-12-13, 102-113,
122-129)
Subjek awalnya tidak
suka dengan jurusan
yang dipilihkan orang
tuanya, tetapi setelah
sudah terbiasa sudah
mulai suka dan subjek
juga berfikiran bahwa
pengalaman orangtua
itu lebih banyak, maka
dari
itu
subjek
menerima apa yang
diinginkan
ibunya.
(NR, S2, W, 16-12-13,
3-6, 29-32)
Subjek
masih
belum
menemukan motivasi dari Subjek sengaja nyari
dalam
dirinya
dalam jurusan yang tidak
menjalani kuliahnya saat terlalu banyak ilmu
Motivasi
subjek ini, yang menjadi motivasi
berasal
dari terbesar subjek ialah rasa
eksternal
bukan ingin
membahagiakan
dari internal
ibunya dan juga dukungan
dari
teman-temannya.
(T,S1,W,15-12-13, 81-86,
168-188)
Subjek
berusaha
membuat dirinya
yakin dan bisa
berhasil
walau
bukan jurusannya
yang
sedang
dijalankan
Subjek merasa percaya
diri jika tugas yang
sudah dikerjakannya
berhasil dengan cara
belajar
maksimal,
walaupun
bukan
jurusan
yang
diinginkannya bukan
berarti subjek tidak
mau belajar. (NR, S2,
W, 16-12-13,72-75)
Subjek
merasa
senang
dengan
lingkungannya
Subjek akan merasa
nyaman jika sudah
beradaptasi
dengan
lingkungannya dan di
fakultasnya
bisa
menerima matakuliah
dengan baik. (NR, S2,
W, 16-12-13, 89-91)
Subjek sudah berusaha
mengutarakan minatnya,
namun
ibunya
tetap
bersikeras
memaksakan
kehendaknya. (T,S1,W,15Solusi
subjek
12-13,40-54)
dalam
keinginan
mengambil jurusan
Solusi subjek dengan
keinginannya
sudah
dilakukan dengan cara
mengutarakan
minat
sebenarnya
kepada
ibunya. (NR, S2, W,
16-12-13, 37-40)
Kenyamanan
Solusi
hitungnya dan banyak
yang
mendukung
subjek
dijurusan
psikologi, mulai dari
dukungan
saudara,
orangtuanya
dan
subjek sendiri yang
sedang berusaha untuk
menyukai
jurusan
psikologi (NR, S2, W,
16-12-13, 55-56, 6069)
Informan
Initial Subjek
: HK
Waktu
: kamis, 9 Januari 2014, pukul 09:22-21:13
Tempat
: melalui WhatsApp
Baris
1
Pelaku
Uraian wawancara
Tema dan Coding
Pelaku:
Awal loe ketemu sama NR menurut loe dia
nyaman g buat ngejalanin jurusan psikologi?
Kenyamanan subjek
dalam menjalani
jurusan
Informan
S2:
Nyaman nyaman aja si dew sepenglihatan gw.
(subjek 2 terlihat
nyaman saat
menjalani
kuliahnya(HK, I, S2
W, 09-01-14, 1-3)
Pelaku:
5
Informan
S2:
10
15
20
Pelaku:
25
30
Informan
S2:
35
Pelaku:
40
Loe yakin, kira-kira dia pernah ngeluh g sama
jurusannya?
Setau gw dulu pernah si, pas mau masuk
semester 2 kalo ga salah kita lagi ngbrolngobrol gitu. Itu jg yg mulai gw, ngeluh psium
ko begini ya.. kayak masih abstrak belum
terlalu nyambung sama materi, masih
ngambang gitu bingung dikit. Ngeluhnya si
hampir sama kayak gini, ko gw masuk jadi
psikologi tapi psium begini ya.. kayaknya
masih belum-belum paham banget gitu,
Selebihnya dia malah cerita kayak sepupunya
dulu juga gitu tapi lama kelamaan paham ko.
Gitu. itu selama kuliah yang gw tau ya wi. Tapi
emang pernah kita ngobrol-ngobrol trus ngeliat
dia gambar. Gambarnya bagus-bagus. Kadang
kita bilang kenapa ga masuk desain ris,dia
bilang, “iya tadi mau masuk itu cuma ga boleh
sama mamah.
Gw minta pendapat loe, kira-kira NR menurut
loe sesuai g sih sama jurusannya? Kan loe tau
dia kadang ngeluh kadang g, dan kadang NR
melampiaskan keinginannya dengan cara
menggambar? itu menurut loe sendiri gimana?
Kalo menurut gw dia lebih cocok di desain,
soalnya gw pernah ngeliat beberapa kayak
model baju gitu buatan dia. Terus dia itu suka
buat gambar-gambar kartun lucu.
Buat ngelampiasin atau ngga gw ngga bisa
bilang iya atau ngga. Tapi kalo selama
dikampus jarang sih sampe buat gambar kayak
desain-desain gitu paling kayak gambar orang
gitu, terus imajinasi sendiri cerita kayak apa.
Itu kalo lagi mata kuliahnya suka ngebetein
atau dosennya.
Trus loe tau g sih sejarahnya kalo NR dipaksa
masuk psikologi sama orang tuanya, kalo tau
tolong ceritain awal mulanya? Singkat aja tapi
Ketidakminatan
jurusan
(subjek merasa
kesulitan dalam
mengikuti mata
kuliah jurusan yang
tidak diminatinya
(HK, I, S2 W, 09-0114, 11-14)
Minat subjek
sebenarnya
(Subjek lebih pantas
masuk jurusan desain
karena ia bagus
dalam hal
menggambar (HK, I,
S2 W, 09-01-14, 1722)
minat subjek
sebenarnya
(ketika merasa
bosan, subjek selain
senang menggambar
juga senang dalam
membuat model
baju. (HK, I, S2 W,
09-01-14, 28-38)
jelas
45
Informan
S2:
Pelaku:
50
Informan
S2:
Kayaknya pernah dew, Kalo ga salah dulu dia
pernah mau ambil jurusan itu (desain) cuma ga
dikasih sama mamahnya akhirnya suruh masuk
psikologi aja, Udah begitu doang ingetnya.
Lupa euuy..dia kalo cerita banyak banget.
NR pernah cerita g kalo dia kecewa atau sebel
sama pilihan mamahnya?
Dia pernah kesel gitu dew, tapi ya udah dia
jalanin aja.
Masalah subjek
dengan orangtua
(subjek merasa
dipaksa dengan
orang tuanya (HK, I,
S2 W, 09-01-14, 4346)
Dampak psikologis
dan keterpaksaan
subjek
(keterpaksaan subjek
dalam menjalani
hidupnya (HK, I, S2
W, 09-01-14, 50-51)
Pelaku:
55
Informan
S2:
Bilang keselnya gimana bisa ceritain dikit aja
g?
Iya kayak gw padahal pengen banget masuk
disitu cuma ga diizinin nyokap yaudah deh ga
jadi.
Pelaku:
Trus NR pernah cerita g ada niatan mau pindah
saking sebel atau kecewa sama jurusan yg
bukan keinginannya itu?
Informan
S2:
Ngga dew kayaknya dia ga cerita begitu.
60
Dampak psikologis
(akan tetapi, subjek
merasa pasrah
dengan pendapat
orangtuanya (HK, I,
S2 W, 09-01-14, 5456)
Subjek tidak terbuka
(subjek banyak
sekali memendam
keterpaksaanya
sehingga
keinginannya ingin
pindah tidak pernah
diutarakan (HK, I,
S2 W, 09-01-14, 60)
Pelaku:
65
Informan
S2:
Dia pernah cerita g masalah dia pas SMA mau
pindah ke IPS pas dia g suka sama IPA tapi
dipaksa sama mamahnya?
Wah kayaknya dia pernah bilang mau masuk
ips eh tau-taunya disuruh masuk ipa. Biar itu
bisa dapet pilihan jurusan banyak.
Minat subjek
sebenarnya dan
alasan orang tua
memaksa
(menurut ibunya kalo
masuk jurusan IPA
jadi banyak peluang
buat masuk jurusan
yang lain (HK, I, S2
W, 09-01-14, 66-67)
70
Pelaku:
Pernah bilang mau pindah g?
Informan
S2:
Nah gw ga inget wi
Pelaku:
Informan
S2:
Trus ada niatan g kalo dia mau
mempertahankan jurusan psikologi walaupun
itu bukan jurusannya?
Iya ada, dia bersemangat ko.
Informan tidak ingat
Keterpaksaan subjek
menjalani jurusan
(subjek terlihat
semangat didepan
teman-temannya
(HK, I, S2 W, 09-0114, 73)
Pelaku:
Loe tau g motivasi apa aja yg membuat NR
masih bertahan di psikologi?
Informan
S2:
Karna udah masuk di psikologi ya dia jalanin
aja semaksimal mungkin. Terus cepet lulus
dapet gelar sarjana.
75
Motivasi subjek
(subjek merasa ingin
cepat lulus karena
masih ada rasa untuk
mengejar citacitanya, subjek juga
merasa senang jika
mendapatkan nilai
bagusdan dalam
menjalani
perkulihannya pun
subjek merasa
percaya diri saja
(HK, I, S2 W, 09-0114, 76-79, 80-82, 9092)
80
Pelaku:
Informan
S2:
85
Menurut loe R seneng g kalo dapet nilai bagus
dimata kuliah psikologi?
Senenglah, siapa yang ga seneng.
Motivasi subjek
Pelaku:
Loe pernah nanya g ke dia alasan dia ambil
psikologi padahal NR pinginnya di desain?
Informan
S2:
Ngga pernah
Pelaku:
Menurut loe NR menjalani aktivitas sebagai
mahasiswa psikologi, NR termasuk percaya
diri g?
Iya percaya diri
Informan
S2:
Rasa tidak berani
informan
Rasa percaya diri
subjek
(subjek dalam
menjalani
perkuliahan sehariharinya selalu
percaya diri (HK, I,
S2 W, 09-01-14, 8588)
Pelaku:
90
92
Informan
S2:
Walaupun itu bukan jurusan yang
diinginkannya? Dia masih percaya diri buat
ngejalanin hari-harinya?
Iya, keliatannya enjoy enjoy aja.
Motivasi subjek
LAMPIRAN D
Hasil Observasi
Indikator
Ketidakminatan
pada Jurusan
Perilaku yang tampak
Subjek sering terlihat bosan ketika sedang belajar
Subjek lebih sering melakukan hobbynya daripada belajar
Subjek beberapa kali curhat bahwa ia bosan kuliah jurusannya dan ada keinginan pindah
Subjek pernah mencoba test masuk jurusan
yang ia inginkan
Subjek pernah mencoba cara untuk keluar jurusannya
Subjek T
√
√
√
√
-
Kekecewaan pada
Orang tua
Tekanan Psikologis
Motivasi
Di rumah subjek terlihat banyak lukisan/ piala
dari lomba menggambar
√
Subjek menangis ketika membahas minat sebenarnya
Subjek telah mencoba mengatakan kepada
ibunya tentang minat sebenarnya, namun diabaikan
Subjek bercerita dengan penuh emosi sedih
Subjek sering bertengkar dengan ibunya
√
Subjek sering merasa stress apabula tidak bisa
mengerjakan tugas kuliahnya
Subjek terlihat kaku dengan ibunya
Subjek tidak terlihat bergembira dengan nilai
bagus
Subjek merasa hidupnya terkekang
√
IP subjek selalu tinggi
√
IPK subjek meningkat setiap semester
Subjek terlihat semangat apabila membahas
perkuliahan
-
√
√
-
√
√
√