Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Mu

Pengaruh Teknologi Informasi
Terhadap Mutu Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Oleh : Ahmad Yani, S.S., M.Hum.
(Pustakawan Universitas Bakrie)

Abstrak
Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat, menuntut pustakawan
dan perpustakaan untuk berjuang dan bekerja lebih keras lagi dalam
mengembangkan pengetahuan, keterampilan serta keahlian dalam bidang
perpustakaan, dokumentasi dan informasi, serta teknologi informasi. Maka
mau tidak mau pustakawan harus berani dan bersedia melakukan terobosan
dan perubahan agar dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi
pada perpustakaan yang dikelolanya. Perkembangan teknologi informasi
dapat merubah layanan informasi di perpustakaan perguruan tinggi, seperti :
jasa layanan informasi, desain gedung perpustakaan, perpustakaan digital,
sumber daya informasi elektronik dan diperlukan suatu standardisasi dalam
peningkatan mutu layanan perpustakaan.
Kata kunci : teknologi informasi, mutu layanan perpustakaan perguruan tinggi, jasa layanan
informasi, desain gedung perpustakaan, perpustakaan digital, informasi elektronik,
standardisasi.


Pendahuluan
Perpustakaan perguruan tinggi
merupakan perpustakaan yang bertugas
sebagai suatu unit pelaksana teknis,
mengemban tugas mendukung tujuan
lembaga induknya, yaitu memberikan
layanan kepada sivitas akademika dan
masyarakat pemakai di sekitarnya, yang
relevan dengan program Tri Dharma
Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan
pengajaran, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat.
Pada
umumnya
perpustakaan
perguruan
tinggi
merupakan
Unit
Pelaksana Teknis (UPT) dan secara

langsung berada dibawah rektorat. Kepala
Perpustakaan bertanggung jawab langsung
kepada
Rektor.
Dalam
Peraturan
Pemerintah
No.
30/1990
tentang
Pendidikan Tinggi disebutkan bahwa

perpustakaan merupakan unsur penunjang
Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Menurut Sulistyo Basuki (1994),
secara umum tujuan perpustakaan
perguruan tinggi adalah: (1) memenuhi
keperluan informasi masyarakat perguruan
tinggi, lazimnya staf pengajar dan
mahasiswa. Sering pula mencakup pula

tenaga administrasi perguruan tinggi, (2)
menyediakan bahan pustaka rujukan
(referens) pada semua tingkat akademis,
artinya mulai dari mahasiswa tahun
pertama hingga ke mahasiswa program
pascasarjana dan staf pengajar, (3)
menyediakan ruangan belajar untuk
pemakai perpustakaan, (4) menyediakan
jasa peminjaman yang tepat guna bagi
berbagai jenis pemakaian, dan (5)
menyediakan jasa informasi aktif yang
tidak saja terbatas pada lingkungan

Karya Unggulan Pustakawan Berprestasi Tingkat Kopertis III tahun 2014

Page 1

perguruan tinggi tetapi juga lembaga
industri lokal.
3.

Untuk mencapai tujuan dan
fungsinya dengan baik perpustakaan
perguruan tinggi mempunyai tugas yang
harus dilaksanakan. Menurut buku
Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi
Perpustakaan Perguruan Tinggi, bahwa
tugas perpustakaan perguruan tinggi
adalah:
1. Mengikuti
perkembangan
perkuliahan dan menyediakan
bahan-bahan yang dibutuhkan
untuk pengajaran.
2. Menyediakan
pustaka
yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan
tugas-tugas dalam rangka studinya.
3. Mengikuti perkembangan programprogram
penelitian

yang
diselenggarakan di lingkungan
perguruan tinggi induknya dan
berusaha menyediakan literatur
ilmiah dan bahan lain yang
diperlukan bagi peneliti.
4. Memutakhirkan koleksi dengan
mengikuti terbitan-terbitan yang
baru baik terbitan cetak maupun
tidak tercetak.
5. Menyediakan
fasilitas
yang
memungkinkan
pengguna
mengakses
perpustakaan
lain
maupun pangkalan-pangkalan data
melalui jaringan lokal (intranet)

maupun global (internet) dalam
rangka pemenuhan kebutuhan
informasi yang diperlukan.
Dalam
kegiatan
pelayanan
perpustakan terdapat berbagai jenis
layanan yang diberikan kepada pemustaka
tergantung dari kebutuhan pemustaka dan
disesuaikan dengan program studi yang
ada. Dalam Undang-undang Nomor 43
Tahun 2007 pasal 14 disebutkan bahwa:
1. Layanan perpustakaan dilakukan
secara prima dan berorientasi bagi
kepentingan pemustaka,
2. Setiap perpustakaan menerapkan
tata cara layanan perpustakaan

4.


5.

6.

7.

berdasarkan
standar
nasional
perpustakaan,
Setiap
perpustakaan
mengembangkan
layanan
perpustakaan
sesuai
dengan
kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi.,
Layanan

perpustakaan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)
dikembangkan
melalui
pemanfaatan
sumber
daya
perpustakaan untuk memenuhi
kebutuhan pemustaka,
Layanan
perpustakaan
diselenggarakan sesuai dengan
standar nasional perpustakaan
untuk mengoptimalkan pelayanan
kepada pemustaka,
Layanan perpustakaan terpadu
diwujudkan melalui kerja sama
antar perpustakaan, dan,
Layanan

perpustakaan
secara
terpadu sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) dilaksanakan melalui
jejaring telematika.

Bagaimana keadaan masa kini?
Perkembangan perpustakaan perguruan
tinggi
di
Indonesia
dalam
menerapkan teknologi informasi sekarang
sudah lebih cepat dan dalam menghadapi
era globalisasi.

Perkembangan Teknologi Informasi
Perkembangan teknologi informasi
yang sangat cepat, menuntut pustakawan
dan perpustakaan untuk berjuang dan

bekerja
lebih
keras
lagi
dalam
mengembangkan
pengetahuan,
keterampilan serta keahlian dalam bidang
perpustakaan, dokumentasi dan informasi,
serta teknologi informasi. Maka mau tidak
mau pustakawan harus berani dan bersedia
melakukan terobosan dan perubahan agar
dapat
mengoptimalkan
penggunaan
teknologi informasi pada perpustakaan
yang dikelolanya. Blasius Sudarsono
menyatakan bahwa teknologi informasi
akan sangat berperan dan akan menjadi


Karya Unggulan Pustakawan Berprestasi Tingkat Kopertis III tahun 2014

Page 2

informasi sudah menjadi bagian
dari
layanan
sirkulasi
ini.
Teknologi
saat
ini
sudah
memungkinkan
adanya
selfservices dalam layanan sirkulasi
melalui fasilitas barcoding dan
RFID
(Radio
Frequency
Identification).
Penerapan
teknologi komunikasipun sudah
mulai
digunakan
seperti
penggunaan SMS, Faksimili dan
Internet,
bahkan
sudah
menggunakan social media untuk
melakukan kegiatan komunikasi
dan promosi ke pemutaka.

tulang punggung karya dokumentasi
maupun jasa informasi, sehingga antisipasi
atas perkembangan teknologi informasi
harus menjadi perhatian para pengelola
informasi (Sudarsono, 1994).
Perubahan mutu layanan perpustakaan
perguruan tinggi terhadap teknologi
informasi antara lain:
1. Jasa Layanan Informasi
Cakupan layanan jasa perpustakaan
dan informasi lebih strategis lagi apabila
perpustakaan dikelola secara profesional
antara lain dengan meng-upgrade sistem
perpustakaan dengan sistem komputer,
internet, digital dan e-journal sehingga
dapat menjadi sarana efektif pengelolaan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan
sarana itu para pengguna perpustakaan
dapat mengakses informasi pengetahuan
dan teknologi yang terkait melalui
komputer dan teknologi telekomunikasi
(jaringan internet). Informasi yang
diperoleh tidak hanya yang terdapat dalam
katalog
atau
koleksi
perpustakaan
instansinya, tetapi juga yang terdapat pada
perpustakaan yang lain baik di Indonesia
maupun luar negeri. Perpustakaan yang
dikelola secara profesional dapat melayani
banyak pertanyaan akan data dan
informasi ilmiah dari manapun juga di
dunia ini. Perpustakaan dengan demikian
tidak hanya berperan dalam publikasi
elektronik, tetapi juga memfasilitasi
penciptaan
pengetahuan,
perekaman
pengetahuan,
penyebaran
dan
penciptaannya kembali.
Perkembangan teknologi informasi
dapat merubah layanan informasi
di
perpustakaan perguruan tinggi, seperti:
a. Layanan Sirkulasi
Penerapan teknologi informasi
dalam bidang layanan sirkulasi
dapat
meliputi
banyak
hal
diantaranya
adalah
layanan
peminjaman dan pengembalian,
statistik pengguna, administrasi
keanggotaan, dll. Selain itu dapat
juga dilakukan silang layan antar
perpustakaan yang lebih mudah
dilakukan
apabila
teknologi

b. Layanan Referensi & Hasil-hasil
Penelitian
Penerapan teknologi informasi
dalam layanan referensi dan hasilhasil penelitian dapat dilihat dari
tersedianya akses untuk menelusuri
sumber-sumber referensi elektronik
/digital dan bahan pustaka lainnya
melalui kamus elektronik, direktori
elektronik, peta elektronik, hasil
penelitian dalam bentuk digital,
dan lain-lain.
c. Layanan Journal
Pengguna layanan journal akan
sangat
terbantu
apabila
perpustakaan mampu menyediakan
kemudahan dalam akses ke dalam
journal-journal elektronik, baik itu
yang diakses dari database lokal,
global.
2. Desain Gedung Perpustakaan
Fungsi perpustakaan sebagai pusat
sumber belajar dan pengetahuan adalah
menyediakan informasi bagi penggunanya.
Perpustakaan
sebagai
gerbang
pengetahuan merupakan ruang publik
yang paling terbuka bagi pemustaka yang
akan menambah wawasannya. Meskipun
fungsinya
tetap,
namun
dengan
berkembangnya
teknologi,
bentuk
informasi yang disampaikan dan cara
penyampaiannya mengalami perubahan.

Karya Unggulan Pustakawan Berprestasi Tingkat Kopertis III tahun 2014

Page 3

Hal inilah yang akan mempengaruhi
layanan dan desain gedung perpustakaan.
Mendesain
perpustakaan
merupakan aktivitas penyelesaian masalah
agar pembaca dan pengetahuan dapat
bertemu. Dahulu pengetahuan disimpan di
dalam buku sehingga sebagian area
perpustakaan biasanya dipenuhi dengan
buku, namun sejak abad 21 ini dengan
makin
banyaknya
informasi
yang
tersimpan dalam format digital dan dapat
diakses melalui jaringan internet, maka
buku-buku lama disisihkan dan disimpan
di ruang khusus, dan menggantinya
dengan buku-buku baru di ruang yang
lebih kecil sehingga ruang perpustakaan
tidak lagi didominasi oleh buku. Besarnya
koleksi buku juga bukan menjadi jaminan
lengkapnya
koleksi
perpustakaan.
Perpustakaan perguruan tinggi modern
adalah
suatu
perpustakaan
yang
memikirkan bagaimana mempertemukan
kelompok pengguna dengan pengguna
lain, mempertemukan pengguna dengan
staf
perpustakaan,
dan
pengguna
perpustakaan dengan sumber informasi.
3. Perpustakaan Digital
Perpustakaan digital merupakan
tempat penyimpanan koleksi referensi
digital seperti jurnal elektronik dan
database informasi (Stevenson dan Collin,
2006). Saffady dalam Saleh (2010)
perpustakaan
digital
merupakan
perpustakaan yang mengelola semua atau
sebagian yang substansi dari koleksikoleksinya dalam bentuk komputerisasi
sebagai bentuk alternatif, suplemen atau
pelengkap terhadap cetakan konvensional
dalam bentuk mikro material yang saat ini
didominasi koleksi perpustakaan. Dengan
demikian, berdasarkan pada definisi di
atas, pada dasarnya perpustakaan digital
tidak ubahnya seperti perpustakaan
konvensional hanya saja memiliki
kelebihan berupa adanya koleksi digital
baik sebagian atau semuanya sebagai
pelengkap dari perpustakaan konvensional
itu sendiri. Saracevic dalam Pendit (2008)
menyebutkan
bahwa
fenomena

perpustakaan digital baru benar-benar
hadir pada akhir 1990an. Baru setelah 10
tahun kemudian perpustakaan digital
berada dalam tahap pengembangan.
Melihat hal tersebut, maka perpustakaan
digital sampai saat ini masih menjadi
wacana baru dalam dunia perpustakaan.
Namun, meskipun merupakan wacana
yang tergolong baru, pertumbuhan
perpustakaan digital telah melaju dengan
pesat. Saat ini, hampir semua perpustakaan
tengah berlomba untuk membangun
perpustakaan
digital.
Pembangunan
perpustakaan digital tidak hanya berhenti
pada penyediaan koleksi digital beserta
infrastruktur pendukungnya.
4. Sumber Daya Informasi Elektronik
Dewasa ini terjadi perubahan
dalam pengelolaan sumberdaya informasi
di perpustakaan. Berbagai sumberdaya
informasi berbasis kertas (paper-based),
yang selama ini merupakan primadona
perpustakaan tradisional, sekarang telah
banyak tersedia dalam format elektronik.
Kemapanan
sumberdaya
informasi
berbasis kertas ditantang oleh sumberdaya
informasi elektronik yang menawarkan
cara yang berbeda dalam penyimpanan dan
menemubalikkan
informasi.
Beranekaragam sumberdaya informasi
elektronik yang dikembangkan oleh para
pustakawan, perpustakaan dan penerbit,
terutama di negara maju.
Sumberdaya informasi berkembang
biak dengan sangat cepat. Perkembang
biakan informasi ini didukung oleh
perkembangan yang pesat di bidang
teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Aplikasi TIK memunculkan sistem akses
dan temu-balik terhadap informasi menjadi
semakin cepat. Transfer informasi dari
sumber (lokasi) ke pengguna (end user)
menjadi cepat. Situasi ini menjadikan
akses informasi elektronik semakin
penting dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat
akan
informasi,
tanpa
mengabaikan akses informasi yang telah
berlansung selama ini secara konvensional.
Akses terhadap sumberdaya informasi
elektronik semakin mudah karena dapat

Karya Unggulan Pustakawan Berprestasi Tingkat Kopertis III tahun 2014

Page 4

diakses secara terbuka, multi user,
unlimited access, dan dapat diakses dari
jarak jauh (remote access) tanpa harus
hadir ke perpustakaan. Sumberdaya
informasi yang banyak dikembangkan oleh
perpustakaan perguruan tinggi dewasa ini
meliputi :
a. Jurnal Elektronik (e-journal)
Jurnal elektronik (e-Journal) adalah
jurnal/majalah yang diterbitkan
dalam format elektronik. Journal
elektronik pada prinsipnya tidak
berbeda dengan versi cetaknya.
Akan tetapi pada umumnya jurnal
elektronik dilanggan secara online
apakah per judul atau dalam bentuk
paket. Biasanya bila perpustakaan
melanggan jurnal elektronik selalu
disertai back issu.
Dewasa ini jurnal ilmiah lebih
banyak yang diterbitkan dalam
format
elektronik.
Hal
itu
disebabkan oleh karena biaya
publikasinya
lebih
murah,
manajemen
pengelolaannya
mudah, penyebaran (diseminasi)
jauh
lebih
cepat
dan
penggunaannya jauh lebih mudah
dan cepat jika dibanding dengan
versi
cetaknya.
Perpustakaan
perguruan tinggi di Indonesia
sudah banyak yang melanggan
jurnal elektronik, karena harganya
lebih murah dari cetak, pengelolaan
lebih praktis, tidak mengharuskan
ruangan yang luas, dan banyak lagi
kemudahan yang diakibatkannya
(Hasugian,
2008).
Untuk
meningkatkan karya ilmiah DIKTI
melanggan database journal online
ProQuest
(http://search.proquest.com),
Cenggage
(http://infotrac.galegroup.com),
dan
EBSCO
(http://search.epnet.com)
dan
aksesnya diberika ke perguruan
tinggi di Indonesia secara gratis.

Karya Unggulan Pustakawan Berprestasi Tingkat Kopertis III tahun 2014

Saat ini banyak diantara jurnal
ilmiah yang tersedia secara gratis
diakses secara online
1. PDII
LIPI
:
http://www.pdii.lipi.go.id/
2. Garuda: http://portalgaruda.org/
3. DOAJ : http://www.doaj.org/
4. Scientific Research Publishing :
http://www.scirp.org/Index.asp
x
5. E-LIS : http://eprints.rclis.org/
6. The Japan Science and
Technology
Information
Aggregator, Electronic (JSTAGE)
:
https://www.jstage.jst.go.jp/bro
wse
7. ACADEMIC JOURNALS :
http://www.academicjournals.o
rg/index.htm
8. Project
Gutenberg
:
http://www.gutenberg.org/
9. Universal Digital Library :
http://www.ulib.org/index.html
10. Hathi Trust Digital Library :
http://www.hathitrust.org/
11. Open Access Journals Search
Engine
(OAJSE)
:
http://oajse.com/
12. International
Institute
for
Science,
Technology
and
Education
:
http://www.iiste.org/
b. E-Resource
Perkembangan
media digital
berlangsung secara progresif dan
memengaruhi berbagai aspek
kehidupan manusia termasuk
berperilaku
belajar
dan
berkeputusan.
Kenyataan
ini
disadari sebagai peluang oleh
beberapa perpustakaan dalam
memenuhi kebutuhan informasi
bagi
masyarakat.
Tentunya,
penyediaan
bahan
pustaka
berformat digital yang dimiliki
perpustakaan tanpa mengabaikan
akses memperoleh informasi ala
konvensional
yang
telah
berlangsung selama ini.

Page 5

Adanya
tuntutan
menjadi
universitas kelas dunia, menuntut
perpustakaan
untuk
menjadi
repositori institusi digital yang
memungkinkan semua kekayaan
intelektual lokal dapat diakses
oleh berbagai mesin pencari.
Keteraihan kekayaan intelektual
lokal oleh mesin pencari ungkap
Basuki,
akan
meningkatkan
kenampakan universitas di dunia
serta dapat dijadikan sebagai salah
satu indicator pemeringkatan
perguruan tinggi sebagaimana
yang dilakukan misalnya oleh
Webometric. Namun demikian
menurut
Basuki,
upaya
penyimpanan serta akses terbuka
memerlukan kerjasama dengan
pemangku kepentingan seperti
rektor, penyediaan anggaran,
metadata,
interketeroperasian,
pemanenan
serta
kesiapan
pustakawan.

Upaya memenuhi kebutuhan
pemustaka, saat ini Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia
melanggan
berbagai
bahan
perpustakaan digital online (eResources) seperti jurnal , ebook,
dan karya-karya referensi online
lainnya dan bisa dimanfaatkan
secara bebas dan gratis oleh
pemustaka. Silakan kunjungi
menu e-resources pada situs web
Perpusnas
http://eresources.pnri.go.id/.
Badan
Perpustakaan
dan
Kearsipan
Daerah Provinsi DKI Jakarta
menyediakan layanan e-resource
untuk akses internasional e-books
dan e-journal dengan nama
Jakarta e-library dengan alamat
http://elibrary.bpadjakarta.net/
.
Layanan ini bersifat gratis.
c. Repositori Insitutsi
Sulistyo Basuki sebagai pemateri
pertama menuturkan, kekayaan
lokal di tingkat perguruan tinggi
(PT) berupa buku, karya akhir
mahasiswa, artikel jurnal, laporan
penelitian, makalah pertemuan
ilmiah, berbagai literatur kelabu
(disertasi, pidato pengukuhan guru
besar),
paten,
dan
materi
pembelajaran
elektronik.
Kekayaan local itu umumnya
disimpan
di
perpustakaan
universitas.
Kesulitan
yang
dihadapi
perpustakaan
perpustakaan tinggi menyangkut
fungsi
penyimpanan
ialah
penyimpanan karya tulis dosen.
Pengalaman
di
lapangan
menunjukkan,
banyak
dosen
enggan
menyerahkan
karya
tulisnya
ke
perpustakaan
perpustakaan tinggi sehingga
koleksi perpustakaan tidak selalu
mencerminkan karya intelektual
lokal
sebuah
universitas.
Penyimpanan yang dilakukan
perpustakaan bisa berupa format
digital maupun hard copy.

Standardisasi dalam Peningkatan Mutu
Layanan Perpustakaan
Perpustakaan merupakan sistem
pengelolaan rekaman gagasan, pemikiran,
pengalaman, dan pengetahuan umat
manusia, yang mempunyai fungsi utama
untuk melestarikan hasil budaya umat
manusia tersebut, khususnya yang
berbentuk dokumen karya cetak dan karya
rekam lainnya, serta menyampaikan
gagasan, pemikiran, pengalaman, dan
pengetahuan umat manusia itu kepada
generasi-generasi selanjutnya. Saat ini
layanan perpustakaan dihadapkan pada
situasi persaingan:
 dengan media dan internet yang
semakin ketat,
 pemustaka yang kian cerdas
dengan tuntutan dan harapan yang
terus meningkat
Harus ada solusi agar layanan
perpustakaan
dapat
diterima
dan
memuaskan harapan pemustaka. Solusi
yang dapat ditempuh adalah melalui

Karya Unggulan Pustakawan Berprestasi Tingkat Kopertis III tahun 2014

Page 6

penerapan standar. Salah satu pedoman
yang bisa dijadikan standar untuk
perguriuan tinggi adalah SNI 7330:2009
Perpustakaan perguruan tinggi (SK
penetapan nomor 82/KEP/BSN/9/2009)
Standar perpustakaan perguruan
tinggi ini menetapkan dasar pengelolaan
perpustakaan perguruan tinggi. Yang
berlaku pada perpustakaan perguruan
tinggi baik negeri maupun swasta yang
meliputi universitas, institut, sekolah
tinggi, akademi, politeknik dan perguruan
tinggi lainnya yang sederajat. Dengan
menerapkan Standar Sistem Manajemen
Mutu maka organisasi dapat:
1. Memberikan jaminan mutu (kegiatan
yang terencana dan resmi yang
dimaksudkan
untuk
memberikan
kepercayaan bahwa keluaran akan
memenuhi
tingkat
mutu
yang
diinginkan)
2. Melakukan
pengendalian
mutu
(kegiatan dan teknik dalam proses
yang dimaksudkan untuk menciptakan
karakteristik mutu tertentu)

Kesimpulan
Perpustakaan Perguruan tinggi
harus
mengorganisasikan
kembali
sumberdaya
dan
merancangulang
pelayanan dan ruang yang mampu
memenuhi dan mengantisipasi kebutuhan
baru masyarakat akademik.
Perkembangan teknologi informasi
banyak mempengaruhi mutu layanan
perpustakaan, dari yang bersipat layanan
terhadap koleksi buku menjadi pelayanan
informasi yang berorientasi dengan
pemustaka, serta menimbulkan layanlayan baru yang berbasiskan teknologi
informasi
dengan
tujuan
untuk
mempermudah dalam akses informasi
tanpa ada batasan waktu dan ruang.
Adanya standar-standart tersebut
menjadi acuan dan pedoman bagi
perguruan tinggi untuk mengelola dan
mengembangkan perpustakaan agar dapat
menjalankan tugas serta fungsinya dalam

memenuhi kebutuhan informasi civitas
akademika perguruan tinggi.

Daftar Pustaka
Arif

Surachman. Makalah Pelatihan
Teknologi Informasi: Peningkatan
Pemahaman dan Ketrampilan SPBI
(Sistem
Pembelajaran
Berbasis
Internet) bagi Staf Perpustakaan

Basuki
Sulistyo,
(2005).
Upaya
meningkatkan peran pustakawan
dalam
mendukung
kinerja
perpustakaan. Media Pustakawan,
vol. 12, no. 3 dan 4, September /
Desember; hal. 6-14..
Basuki, Sulistyo. 1994. Pengantar Ilmu
Perpustakaan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Basuki, Sulityo. (2012). Perpustakaan
Harus Menjadi Repositori Institusi
Digital. Materi seminar "Peningkatan
Kesadaran Masyarakat Akademik
dalam
Memperkaya
Kekayaan
Intelektual Lokal sebagai Akselerasi
Menuju World Class University"
Buckland, Michael K, (1988). Library
Services In Theory and Content, 2nd
ed. London, Pergamon Press.
Elvina, Irma (2005). Peran perpustakaan
dan pustakawan sebagai agen
perubahandalam
Perkembangan
Perpustakaan di Indonesia. Bogor:
IPB Press. hal. 25-30.
Hasugian, Jonner. (2008). Penelusuran
Online dan Ketersediaan Sumber
Daya Informasi Elektronik.. Jurnal
Studi Perpustakaan dan Informasi,
Vol.4, No.1, Juni 2008
Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1995
tentang perbaikan dan Peningkatan
Mutu Pelayan Aparatur Pemerintah
kepada masyarakat

Karya Unggulan Pustakawan Berprestasi Tingkat Kopertis III tahun 2014

Page 7

Keputusan
Menteri
Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 81 Tahunn 1993 tentang
Pedoman Tata Laksana Pelayanan
Umum.
Luki

Wijayanti (2013) Membangun
perpustakaan perguruan tinggi masa
kini:
pengalaman
Universitas
Indonesia.
Makalah
Seminar Nasional dan Pelatihan
Layanan Prima Universitas Negeri
Surakarta,6 Maret 2013

Library Management. London: A &
C Black
Sudarsono, B., (1994) : Peran Pustakawan
dalam
Pembangunan
Nasional
Indonesia,
Majalah
Ikatan
Pustakawan Indonesia, Vol. 6, No. 1
– 2. 

Pendit, Putu Laxman. 2008. Perpustakaan
Digital Perguruan Tinggi : tantangan
peningkatan kualitas jasa. Makalah
disampaikan
pada
Workshop
Manajemen Perpustakaan Perguruan
Tinggi
“Meningkatkan
Citra
Perpustakaan Guna Membangun
Strategi Keunggulan Bersaing”, 25
November 2008, Hotel Santika
Premiere Semarang
Peraturan Pemerintah No. 30/1990 tentang
Pendidikan Tinggi
Saleh, Abdul Rahman. (2013). Pentingnya
Standardisasi dalam Peningkatan
Mutu
Layanan
Perpustakaan.
Disampaikan pada acara Seminar
Nasional
Perpustakaan
dan
Workshop di Perpustakaan IPB, IPB
International Convention Center,
Bogor, 6 November 2013
Saleh, Abdul Rahman. 2010. Membangun
Perpustakaan Digital: Step by step.
Jakarta: Sagung Seto
Sastraatmadja, Tintin. Konsep Peningkatan
Daya Saing Pada Pelayanan Jasa
Informasi, di Perpustakaan. Pidato
Ilmiah Pengukuhan Pustakawan
Utama Perpustakaann Nasional
Republik Indonesia. 10 April 2014
Soeatminah.
1992.
Perpustakaan,
Kepustakawanan dan Pustakawan.
Jogjakarta. Kanisius.
Stevenson, Janet dan P. H. Collin. 2006.
Dictionary of Information and
Karya Unggulan Pustakawan Berprestasi Tingkat Kopertis III tahun 2014

Page 8