Uraian tanaman tugas matematika cotoh
Organ tumbuhan
Jagung
a. Klasifikasi Tanaman (Ketaren, S. 1986)
Kerajaan: Plantae
Divisio: Angiospermae
Kelas: Monocotyledoneae
Ordo: Poales
Familia: Poaceae
Genus: Zea
Spesies: Zea mays L
b. Morfologi Tanaman (Purwono, Hartono. 2006)
1. Akar
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai
kedalaman 8 m, meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2
m. Tanaman jagung mempunyai akar serabut dengan tiga jenis
akar, yaitu (a) akar seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait
atau penyangga.
Akar seminal adalah akar yang berkembang dari radikula
dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan melambat setelah
plumula muncul ke permukaan tanah dan pertumbuhan akar
seminal akan berhenti 10-18 hari setelah berkecambah.
Akar adventif adalah akar yang semula berkembang dari
buku diujung mesokotil, kemudian akar adventif berkembang dari
tiap buku secara berurutan dan terus keatas antara 7-10 buku,
semuanya dibawah permukaan tanah. Pada tanaman yang sudah cukup
dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah
yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Akar adventif
berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar seminal hanya sedikit
berperan dalam pengambilan air dan hara.
Akar kait atau penyangga adalah akar adventif yang
muncul pada dua atau tiga bukudiatas permukaan tanah. Fungsi
dari akar penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap tegak dan
mengatasi rebah batang. Akar ini juga membantu penyerapan hara
dan air
2. Batang
Batang jagung tegak dan mudah terlihat. Terdapat mutan
yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk
roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus 7 pelepah daun yang
muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak
banyak mengandung lignin. Batang jagung berwarna hijau sampai
keunguan, berbentuk bulat dengan penampang melintang selebar 125–
250 cm. Batang berbuku–buku yang dibatasi oleh ruas–ruas.
Daun terdiri atas pelepah dan helaian daun. daun memanjang
dengan ujung daun meruncing. Antara pelepah daun dan helaian daun
dibatasi oleh spikulasi yang berguna untuk menghalangi masuknya
air hujan atau embun ke dalam pelepah daun. Jumlah daun
berkisar 10 –20 helai pertanaman. Daun berada pada setiap ruas
batang dengan kedudukan yang saling berlawanan.
3. Daun
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang
antara pelepah dan helai daun terdapat ligula.Ligula ini berbulu dan
berlemak, fungsi ligula adalah mencegah air masuk kedalam
kelopak daun dan batang, tulang daun sejajar dengan ibu tulang
daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambu
4. Bunga
Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh
semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya
adalah tangkai putik. Tanaman jagung memiliki bunga jantan
dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman
(Monoecious). Bunga betina berwarna putih panjang dan biasa
disebut rambut jagung. Bunga betina dapat menerima tepung sari
disepanjang rambutnya. Tiap kuntum memiliki struktur khas bunga
dari suku Poeceae yang disebut flore. Pada jagung, dua floret
dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma).
Bunga jantan tumbuh dibagian pucuk tanaman berupa
karangan bunga (Inflorescence), serbuk sari berwarna kuning dan
beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol
tumbuh dari buku, diantara batang dan 8 pelepah daun (ketiak
daun).Bunga jantan cenderung siap untuk penyerbukan 2–5 hari lebih
dini dari bunga betinanya (Protandri).Penyerbukan pada jagung
terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan jatuh dan menempel
pada rambut tongkol (bunga betina). Pada jagung umumnya terjadi
penyerbukan silang (Cross pollinated crop). Penyerbukan terjai
dari serbuk sari tanaman lain. Sangat jarang penyerbukn yang
serbuk sarinya dari tanaman sendiri.
5. Biji
Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol,
tergantung varietas. Varietas Hibrida BisiDua rata–rata memiliki 2
tongkol. Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelebot. Tongkol
jagung yang terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri
atas 10–916 baris biji jagung yang terdiri dari 200–400 butir biji
jagung. Biji jagung terdiri dari tiga bagian. Bagian paling luar
disebut pericrap.
Bagian atau lapisan kedua yaitu endosperm yang merupakan
cadangan makanan biji. Sementara bagian paling dalam yaitu
embrio atau lembaga
Kumis kucing
a. Klasifikasi tanaman (Raina, 2011)
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Lamiaceae
Suku : Lamiaceae
Marga : Orthosiphon
Jenis : Orthosiphon aristatus
b. Morfologi tanaman (Raina, 2011)
Batang berkayu, segi empat agak beralur, beruas, bercabang,
berambut pendek atau gundul, berakar kuat. Daun tunggal, bulat telur,
elips atau memanjang, berambut halus, tepi bergerigi, ujung dan
pangkal runcing, tipis,warnanya hijau. Bunga majemuk dalam tandan yang
keluar di ujung percabangan, berwarna ungu pucat atau putih,
benangsarilebih panjang dari tabung bunga. Buah berupa buah kotak,
bulat telur, masih muda berwarna hijau, setelah tua berwarna hitam.
c. Kandungan kimia (Raina, 2011)
Kandungan Kimia yang terdapat pada kumis kucing yaitu :
Orthosiphonin glikosida, zat samak, minyak asiri, minyak lemak,
saponin, sapofonin, garam kalium, mioinositol dansinensetin. Kalium
berkhasiat diuretik dan pelarut batu saluran kencing, sinensetin
berkhasiat antibakteri
Labu
a. Klasifikasi tanaman (Steenis, 2005)
Divisi : Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Bangsa : Cucurbitales
Suku: Cucurbitaceae
Marga:Cucurbita
Jenis:Cucurbita moschata
b. Morfologi tanaman (Steenis, 2005)
Labu tumbuh merambat atau menjalar dengan kait pada
batangnya dan jarang berkayu. Kait pada batang labu berbentuk melingkar
seperti spiral. Adapun morfologi dari tumbuhan labu seperti terlihat pada
gambar 4.32 Batang tumbuhan ini berwarna hijau muda dan berbulu halus
serta berakar lekat. Panjang batangnya
mencapai lebih dari 5 meter. Daun tanaman labu merupakan
daun tunggal yang memiliki pertulangan daun majemuk menjari.
Daunnya menyebar di sepanjang batang. Bentuk daunnya
menyerupai jantung dan bertangkai.Buah labu mempunyai bentuk
yang bervariasi mulai dari pipih, lonjong ataupun panjang dengan
alur yang berjumlah antara 15 hingga 30 alur. Buah yang masih
muda berwarna hijau dan menjadi kuning kecoklatan ketika tua
Reproduksi
Alpukat
a. Klasifikasi tanaman (Pramono, 2002)
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa: Laurales
Suku: Lauraceae
Marga: Persea
Jenis: Persea americana Miller
b. Morfologi tanaman (Pramono, 2002)
Pohon kecil, tingghi 3-10nm, berakar tunggang, batang berkayu,
bulat, warnanya cokelat kotor, banyak bercabang, ranting berambut
halus. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya1½ -5 cm,
bentuknya jorong sampai bundar telur memanjang, tebal seperti kulit,
tepi rata kadang agak menggulung ke atas, bertulang menyirip,
panjang 10-20 cm, daun mudanya berwarna kemerahan dan berambut
rapat, sedangkan daun tua warnanya hijau dan gundul. Bunganya
majemuk, berkelamin dua, tersusun dalam malai yang keluar dekat ujung
ranting, warnanya kuning kehijauan. Buahnya buah buni, berbentuk
bola atau bulat telur, pajang 5-10 cm, warnanya hijau atau hijau
kekeuningan, berbintik-bintik ungu, daging buah jika sudah masak
lunak, warnanyahijau, kekuningan. Biji bulat, diameter 2½-5cm, keping
biji putih kemerahan(Arisandi, 2008).
Apel
a. Klasifikasi tanaman (Bambang Soelarso, 1997)
Kingdom: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Subdivisio:Angiospermae
Klas: Dicotyledonae
Ordo: Rosales
Famili: Rosaceae
Genus: Malus
Spesies: Malus Sylvestris Mill
b.
Morfologi tanaman (Bambang Soelarso, 1997)
1. Batang
Batang Pohon apel berkayu cukup keras dan kuat, cabang-cabang
yang dibiarkan atau tidak dipangkas pertumbuhannya lurus dan tidak
beranting. Kulit kayunya cukup tebal, warna kulit batang muda ,
cokelat muda sampai cokelat kekuning-kuningan dan setelah tua
berwarna hijau kekuning-kuningan sampai kuning keabu-abuan.
Karena dilakukan pemangkasan pemeliharaan, maka tajuk pohon
berbentuk perdu seperti payung atau meja
2. Daun
Bentuk daun apel dipilah dalam enam kategori , yaitu oval, broadly
oval, narrow oval, acute, broadly acute, dan narrow acute. Permukaan
daun bisa datar atau bergelombang. Sisi daun ada yang melipat ke
bawah, ada jugayang melipat ke atas. Bagian bawah daun umumnya
diselimuti bulu-bulu halus
3. Akar
Pohon apel yang berasal dari biji dan anakan membentuk akar
tunggang, yaitu akar yang arah tumbuhnya lurus atau vertikal ke
dalam tanah. Akar ini berfungsi sebagai penegak tanaman, penghisap
air, dan unsur hara dalam tanah, serta menembus lapisan tanah yang
keras. Sedangkan batang bawah yang berasal dari stek dan rundukan
tunas akar, yang berkembang baik adalah akar serabut dan tidak
mempunyai akar tunggang, sehingga batangnya kurang kuat dan rentan
terhadap kekurangan air
4. Bunga
Bunga apel bertangkai pendek, menghadap ke atas, bertandan, dan
pada tiap tandan terdapat 7-9 bunga. Bunga tumbuh pada ketiak daun,
mahkota bunga berwarna putih sampai merah jambu berjumlah 5 helai,
menyelubungi benangsari pada badan buah, dan di tengah-tengah bunga
terdapat putik atau bakal buah
5. Buah
Buah apel mempunyai bentuk bulat sampai lonjong , bagian pucuk
buah berlekuk dangkal, kulit agak kasar dan tebal, pori-pori buah
kasar dan renggang, tetapi setelah tua menjadi halus dan mengkilat.
Warna buah hijau kekuning-kuningan, hijau berbintik-bintik, merah tua,
dan sebagainya sesuai dengan varietasnya
6. Biji
Biji buah apel ada yang berbentuk panjang dengan ujung meruncing,
ada yang berbentuk bulat berujung tumpul, ada pula yang bentuknya
antara bentuk pertama dan kedua
Anggur
a. Klasifikasi tanaman (Nurcahyo, 1999)
Kingdom: Plantae
Division: Magnoliophyta
Class: Magnoliopsida
Order:Vitales
Family:Vitaceae
Genus:Vitis
Species:Vitis vinifera L
b. Morfologi tanaman (Nurcahyo, 1999)
Anggur dikelompokkan dalam kelas dikotil (biji berkeping dua).
Daun anggur berbentuk jantung yang mempunyai tepi bergerigi dan
tepinya berlekuk atau bercangap. Daunnya mempunyai tulang
menjari, ujungnya runcing dan berbentuk bulat hingga lonjong.
Jenis Vitis vinifera, daunnya tipis, berwarna hijau kemerahan dan tidak
berbulu.
Batang anggur dibiarkan tumbuh liar, batang anggur mempunyai
cabang yang tidak jauh dari permukaan tanah. Sifat percabangan ini
menjadikan anggur sebagai golongan tumbuhan semak. Batang dapat
tumbuh dan berkembang hingga diameter lebih dari 10 cm.
Awal pertumbuhan, batang anggur selalu mencari penopang, bisa
berupa tanaman hidup atau benda mati. Anggur menggunakan bantuan
cabang pembelit atau dikenal dengan sulur untuk tumbuh memanjat.
Sulur ini tumbuh dengan membentuk lilitan.
Akar anggur mempunyai perkembangan yang cepat jika tanahnya
gembur, bila musim hujan akar anggur dapat muncul pada akar
ranting. Ini membuat anggur mudah dikembangbiakkan dengan cara
setek atau cangkok dibandingkan dengan biji. Bunga anggur muncul
pada ranting. Bunganya berbentuk malai. Malai muncul sebagai
kumpulan bunga yang padat. Satu ranting bisa muncul lebih dari satu
malai. Setelah bunga pada malai mekar akan tumbuh buah berupa
bulatan kecil. Bulatan ini akan berubah warna sesuai dengan jenis
tanaman anggur.
Dapus :
Van, Steenis C.G.G.J.. 2005. Flora. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Raina, 2011. Ensiklopedi tumbuhan berhasiat obat. Jakarta: Salemba Medika.
Pramono, S., 2002, Kontribusi bahan obat alam dalam mengatasi krisis bahan obat
di Indonesia, Jurnal Bahan Alam Indonesia.
Bambang Soelarso, 1997. Budi Daya Apel. Yogyakarta : KANISIUS
Nurcahyo, Eko. 1999. Anggur dalam Pot. Jakarta : Penebar Swadaya.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan
Pertama. Jakarta : UI-Press.
Purwono dan R. Hartono. 2006. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya.
Jakarta
Jagung
a. Klasifikasi Tanaman (Ketaren, S. 1986)
Kerajaan: Plantae
Divisio: Angiospermae
Kelas: Monocotyledoneae
Ordo: Poales
Familia: Poaceae
Genus: Zea
Spesies: Zea mays L
b. Morfologi Tanaman (Purwono, Hartono. 2006)
1. Akar
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai
kedalaman 8 m, meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2
m. Tanaman jagung mempunyai akar serabut dengan tiga jenis
akar, yaitu (a) akar seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait
atau penyangga.
Akar seminal adalah akar yang berkembang dari radikula
dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan melambat setelah
plumula muncul ke permukaan tanah dan pertumbuhan akar
seminal akan berhenti 10-18 hari setelah berkecambah.
Akar adventif adalah akar yang semula berkembang dari
buku diujung mesokotil, kemudian akar adventif berkembang dari
tiap buku secara berurutan dan terus keatas antara 7-10 buku,
semuanya dibawah permukaan tanah. Pada tanaman yang sudah cukup
dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah
yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Akar adventif
berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar seminal hanya sedikit
berperan dalam pengambilan air dan hara.
Akar kait atau penyangga adalah akar adventif yang
muncul pada dua atau tiga bukudiatas permukaan tanah. Fungsi
dari akar penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap tegak dan
mengatasi rebah batang. Akar ini juga membantu penyerapan hara
dan air
2. Batang
Batang jagung tegak dan mudah terlihat. Terdapat mutan
yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk
roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus 7 pelepah daun yang
muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak
banyak mengandung lignin. Batang jagung berwarna hijau sampai
keunguan, berbentuk bulat dengan penampang melintang selebar 125–
250 cm. Batang berbuku–buku yang dibatasi oleh ruas–ruas.
Daun terdiri atas pelepah dan helaian daun. daun memanjang
dengan ujung daun meruncing. Antara pelepah daun dan helaian daun
dibatasi oleh spikulasi yang berguna untuk menghalangi masuknya
air hujan atau embun ke dalam pelepah daun. Jumlah daun
berkisar 10 –20 helai pertanaman. Daun berada pada setiap ruas
batang dengan kedudukan yang saling berlawanan.
3. Daun
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang
antara pelepah dan helai daun terdapat ligula.Ligula ini berbulu dan
berlemak, fungsi ligula adalah mencegah air masuk kedalam
kelopak daun dan batang, tulang daun sejajar dengan ibu tulang
daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambu
4. Bunga
Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh
semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya
adalah tangkai putik. Tanaman jagung memiliki bunga jantan
dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman
(Monoecious). Bunga betina berwarna putih panjang dan biasa
disebut rambut jagung. Bunga betina dapat menerima tepung sari
disepanjang rambutnya. Tiap kuntum memiliki struktur khas bunga
dari suku Poeceae yang disebut flore. Pada jagung, dua floret
dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma).
Bunga jantan tumbuh dibagian pucuk tanaman berupa
karangan bunga (Inflorescence), serbuk sari berwarna kuning dan
beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol
tumbuh dari buku, diantara batang dan 8 pelepah daun (ketiak
daun).Bunga jantan cenderung siap untuk penyerbukan 2–5 hari lebih
dini dari bunga betinanya (Protandri).Penyerbukan pada jagung
terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan jatuh dan menempel
pada rambut tongkol (bunga betina). Pada jagung umumnya terjadi
penyerbukan silang (Cross pollinated crop). Penyerbukan terjai
dari serbuk sari tanaman lain. Sangat jarang penyerbukn yang
serbuk sarinya dari tanaman sendiri.
5. Biji
Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol,
tergantung varietas. Varietas Hibrida BisiDua rata–rata memiliki 2
tongkol. Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelebot. Tongkol
jagung yang terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri
atas 10–916 baris biji jagung yang terdiri dari 200–400 butir biji
jagung. Biji jagung terdiri dari tiga bagian. Bagian paling luar
disebut pericrap.
Bagian atau lapisan kedua yaitu endosperm yang merupakan
cadangan makanan biji. Sementara bagian paling dalam yaitu
embrio atau lembaga
Kumis kucing
a. Klasifikasi tanaman (Raina, 2011)
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Lamiaceae
Suku : Lamiaceae
Marga : Orthosiphon
Jenis : Orthosiphon aristatus
b. Morfologi tanaman (Raina, 2011)
Batang berkayu, segi empat agak beralur, beruas, bercabang,
berambut pendek atau gundul, berakar kuat. Daun tunggal, bulat telur,
elips atau memanjang, berambut halus, tepi bergerigi, ujung dan
pangkal runcing, tipis,warnanya hijau. Bunga majemuk dalam tandan yang
keluar di ujung percabangan, berwarna ungu pucat atau putih,
benangsarilebih panjang dari tabung bunga. Buah berupa buah kotak,
bulat telur, masih muda berwarna hijau, setelah tua berwarna hitam.
c. Kandungan kimia (Raina, 2011)
Kandungan Kimia yang terdapat pada kumis kucing yaitu :
Orthosiphonin glikosida, zat samak, minyak asiri, minyak lemak,
saponin, sapofonin, garam kalium, mioinositol dansinensetin. Kalium
berkhasiat diuretik dan pelarut batu saluran kencing, sinensetin
berkhasiat antibakteri
Labu
a. Klasifikasi tanaman (Steenis, 2005)
Divisi : Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Bangsa : Cucurbitales
Suku: Cucurbitaceae
Marga:Cucurbita
Jenis:Cucurbita moschata
b. Morfologi tanaman (Steenis, 2005)
Labu tumbuh merambat atau menjalar dengan kait pada
batangnya dan jarang berkayu. Kait pada batang labu berbentuk melingkar
seperti spiral. Adapun morfologi dari tumbuhan labu seperti terlihat pada
gambar 4.32 Batang tumbuhan ini berwarna hijau muda dan berbulu halus
serta berakar lekat. Panjang batangnya
mencapai lebih dari 5 meter. Daun tanaman labu merupakan
daun tunggal yang memiliki pertulangan daun majemuk menjari.
Daunnya menyebar di sepanjang batang. Bentuk daunnya
menyerupai jantung dan bertangkai.Buah labu mempunyai bentuk
yang bervariasi mulai dari pipih, lonjong ataupun panjang dengan
alur yang berjumlah antara 15 hingga 30 alur. Buah yang masih
muda berwarna hijau dan menjadi kuning kecoklatan ketika tua
Reproduksi
Alpukat
a. Klasifikasi tanaman (Pramono, 2002)
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa: Laurales
Suku: Lauraceae
Marga: Persea
Jenis: Persea americana Miller
b. Morfologi tanaman (Pramono, 2002)
Pohon kecil, tingghi 3-10nm, berakar tunggang, batang berkayu,
bulat, warnanya cokelat kotor, banyak bercabang, ranting berambut
halus. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya1½ -5 cm,
bentuknya jorong sampai bundar telur memanjang, tebal seperti kulit,
tepi rata kadang agak menggulung ke atas, bertulang menyirip,
panjang 10-20 cm, daun mudanya berwarna kemerahan dan berambut
rapat, sedangkan daun tua warnanya hijau dan gundul. Bunganya
majemuk, berkelamin dua, tersusun dalam malai yang keluar dekat ujung
ranting, warnanya kuning kehijauan. Buahnya buah buni, berbentuk
bola atau bulat telur, pajang 5-10 cm, warnanya hijau atau hijau
kekeuningan, berbintik-bintik ungu, daging buah jika sudah masak
lunak, warnanyahijau, kekuningan. Biji bulat, diameter 2½-5cm, keping
biji putih kemerahan(Arisandi, 2008).
Apel
a. Klasifikasi tanaman (Bambang Soelarso, 1997)
Kingdom: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Subdivisio:Angiospermae
Klas: Dicotyledonae
Ordo: Rosales
Famili: Rosaceae
Genus: Malus
Spesies: Malus Sylvestris Mill
b.
Morfologi tanaman (Bambang Soelarso, 1997)
1. Batang
Batang Pohon apel berkayu cukup keras dan kuat, cabang-cabang
yang dibiarkan atau tidak dipangkas pertumbuhannya lurus dan tidak
beranting. Kulit kayunya cukup tebal, warna kulit batang muda ,
cokelat muda sampai cokelat kekuning-kuningan dan setelah tua
berwarna hijau kekuning-kuningan sampai kuning keabu-abuan.
Karena dilakukan pemangkasan pemeliharaan, maka tajuk pohon
berbentuk perdu seperti payung atau meja
2. Daun
Bentuk daun apel dipilah dalam enam kategori , yaitu oval, broadly
oval, narrow oval, acute, broadly acute, dan narrow acute. Permukaan
daun bisa datar atau bergelombang. Sisi daun ada yang melipat ke
bawah, ada jugayang melipat ke atas. Bagian bawah daun umumnya
diselimuti bulu-bulu halus
3. Akar
Pohon apel yang berasal dari biji dan anakan membentuk akar
tunggang, yaitu akar yang arah tumbuhnya lurus atau vertikal ke
dalam tanah. Akar ini berfungsi sebagai penegak tanaman, penghisap
air, dan unsur hara dalam tanah, serta menembus lapisan tanah yang
keras. Sedangkan batang bawah yang berasal dari stek dan rundukan
tunas akar, yang berkembang baik adalah akar serabut dan tidak
mempunyai akar tunggang, sehingga batangnya kurang kuat dan rentan
terhadap kekurangan air
4. Bunga
Bunga apel bertangkai pendek, menghadap ke atas, bertandan, dan
pada tiap tandan terdapat 7-9 bunga. Bunga tumbuh pada ketiak daun,
mahkota bunga berwarna putih sampai merah jambu berjumlah 5 helai,
menyelubungi benangsari pada badan buah, dan di tengah-tengah bunga
terdapat putik atau bakal buah
5. Buah
Buah apel mempunyai bentuk bulat sampai lonjong , bagian pucuk
buah berlekuk dangkal, kulit agak kasar dan tebal, pori-pori buah
kasar dan renggang, tetapi setelah tua menjadi halus dan mengkilat.
Warna buah hijau kekuning-kuningan, hijau berbintik-bintik, merah tua,
dan sebagainya sesuai dengan varietasnya
6. Biji
Biji buah apel ada yang berbentuk panjang dengan ujung meruncing,
ada yang berbentuk bulat berujung tumpul, ada pula yang bentuknya
antara bentuk pertama dan kedua
Anggur
a. Klasifikasi tanaman (Nurcahyo, 1999)
Kingdom: Plantae
Division: Magnoliophyta
Class: Magnoliopsida
Order:Vitales
Family:Vitaceae
Genus:Vitis
Species:Vitis vinifera L
b. Morfologi tanaman (Nurcahyo, 1999)
Anggur dikelompokkan dalam kelas dikotil (biji berkeping dua).
Daun anggur berbentuk jantung yang mempunyai tepi bergerigi dan
tepinya berlekuk atau bercangap. Daunnya mempunyai tulang
menjari, ujungnya runcing dan berbentuk bulat hingga lonjong.
Jenis Vitis vinifera, daunnya tipis, berwarna hijau kemerahan dan tidak
berbulu.
Batang anggur dibiarkan tumbuh liar, batang anggur mempunyai
cabang yang tidak jauh dari permukaan tanah. Sifat percabangan ini
menjadikan anggur sebagai golongan tumbuhan semak. Batang dapat
tumbuh dan berkembang hingga diameter lebih dari 10 cm.
Awal pertumbuhan, batang anggur selalu mencari penopang, bisa
berupa tanaman hidup atau benda mati. Anggur menggunakan bantuan
cabang pembelit atau dikenal dengan sulur untuk tumbuh memanjat.
Sulur ini tumbuh dengan membentuk lilitan.
Akar anggur mempunyai perkembangan yang cepat jika tanahnya
gembur, bila musim hujan akar anggur dapat muncul pada akar
ranting. Ini membuat anggur mudah dikembangbiakkan dengan cara
setek atau cangkok dibandingkan dengan biji. Bunga anggur muncul
pada ranting. Bunganya berbentuk malai. Malai muncul sebagai
kumpulan bunga yang padat. Satu ranting bisa muncul lebih dari satu
malai. Setelah bunga pada malai mekar akan tumbuh buah berupa
bulatan kecil. Bulatan ini akan berubah warna sesuai dengan jenis
tanaman anggur.
Dapus :
Van, Steenis C.G.G.J.. 2005. Flora. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Raina, 2011. Ensiklopedi tumbuhan berhasiat obat. Jakarta: Salemba Medika.
Pramono, S., 2002, Kontribusi bahan obat alam dalam mengatasi krisis bahan obat
di Indonesia, Jurnal Bahan Alam Indonesia.
Bambang Soelarso, 1997. Budi Daya Apel. Yogyakarta : KANISIUS
Nurcahyo, Eko. 1999. Anggur dalam Pot. Jakarta : Penebar Swadaya.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan
Pertama. Jakarta : UI-Press.
Purwono dan R. Hartono. 2006. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya.
Jakarta