laporan jenis jenis pertumbuhan tanaman

Jenis-Jenis Pertumbuhan Tanaman
Laporan Praktikum
Oleh :
Kelompok 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

M.Efendi
Andhika Septian
Siti Nur Aini
Husnul Khotimah
M. Rizaldy Bagus. P
Mega Marmora
Mujiyati

Fitria
Pristy Awanda. P

(151510501065)
(151510501086)
(151510501123)
(151510501150)
(151510501164)
(151510501031)
(151510501188)
(151510501234)
(151510501042)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
LABORATURIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
BAB 1. PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume atau ukuran serta jumlah
sel secara irreversible atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Perkembangan
merupakan proses perubahan menjadi dewasa. Organisme dikatakan telah dewasa
apabila telah mampu berkembang secara generatif, pada tumbuhan ditandai
dengan terbentuknya bunga.
Pertumbuhan dipengaruhi oleh keadaan benih, iklim, dan cara
pengolaannya serta faktor penggangu tumbuh bagi tanaman. Pada keadaan benih
kita dapat memilih benih yang unggul sehingga mempunyai daya tumbuh yang
tinggi, pengaruh iklim dapat disiasati sehingga dapat tumbuh dengan baik
sedangkan cara pengolaannya kita dapat memperbaiki sesuai tata cara budidaya
jenis tanaman, dan pengaruh penggangu zat tumbuh kita perlu mengetahui terlebih
dahulu pengganggu zat tumbuh tersebut seberapa besar mempengaruhi benih yang
kita budidayakan.
Pertumbuhan tanaman dibagi menjadi dua yaitu pertumbuhan primer dan
pertumbuhan

sekunder.

Pertumbuhan


primer

adalah

pertumbuhan

yang

melibatkan auksin yang memicu pertumbuhan pada ujung-ujung daun dan akar.
Sedangkan pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang melibatkan
kambium dalam batang untuk memperbesar diameter batang.

Proses pertumbuhan pada tumbuhan awalnya dimulai dari proses
perkecambahan biji. Jika biji berada pada lingkungan yang cocok dan asupan
nutrisinya

terpenuhi

pasti


biji

akan

mengalami

perkecambahan.

Dan

perkecambahan adalah proses pertumbuhan dan perkembangan embrio dan

komponen-komponen biji yang mempunyai kemampuan untuk menjadi tumbuhan
baru. perkecambahan dibagi menjadi dua tipe yaitu perkecambahan epigeal dan
hipogeal yang bergantung pada letak kotiledonnya. Perkecambahan epigeal adalah
pertumbuhan memanjang dari hypokotil yang menyebabkan plumula dan
kotiledonnya terdorong kepermukaan tanah. Perkecambahan hipogeal adalah
pertumbuhan memanjang dari epikotil yangmenyebabkan plumula keluar
menembus kulit biji dan muncul diatas tanah, tetapi kotiledonnya tertinggal

didalam tanah.
Faktor yang mempengaruhi perkecambahan yaitu faktor internal, faktor
eksternal. Faktor internal meliputi tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dan
dormansi dan faktor eksternal meliputi air, suhu, oksigen, cahaya dan medium.
Proses yang terjadi di dalam tanaman meliputi pertumbuhan diferensiasi sel, dan
morfogenesis. Morfogenesis merupakan proses yang menyangkut interaksi
pertumbuhan dan diferensiasi oleh beberapa sel yang memacu terbentuknya
organ.
Proses perkecambahan dimulai dari proses imbibisi, yaitu masuknya ke
dalam embrio dan membasahi protein dan koloid cair. Proses penyerapan air
tersebut terjadi melalui mikropil pada kotiledon dan masuknya air ke dalam
kotiledon menyebabkan volumenya bertambah akibatnya kotiledon membengkak,
pembengkakan tersebut menyebabkan kulit biji menjadi pecah apabila proses
imbibisi sudah optimal maka akan dimulailah perkecambahan yang pertama kali
muncul.
Jadi pertumbuhan itu proses pertambahan jumlah ukuran sel yamg bersifat
permanen atau tetap, tidak dapat kembali atu irreversible. Dan perkembangan
adalah proses perubahan dalam bentuk menuju ke tingkat lebih sempurna yang
bersifat kualitatif dan irreversible. Selain itu perkecambahan adalah proses
pertumbuhan dan perkembangan embrio dan komponen biji yang mempunyai

kemampuan untuk menjadi pertumbuhan baru. Dan semuanya dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1.2 Tujuan

Supaya mahasiswa memahami dan mengerti jenis-jenis pertumbuhan tanaman dan
dapat membedakan berasarkan morfologi dan fungsinya.

BAB II. TINJUANPUSTAKA
Agar tanaman mampu mengendalikan perkembangan tumbuhan, maka
tumbuhan harus menyerap cahaya (fitokrom). Fitokrom adalah suatu kromofor
dari kelompok bilin yang masih dilindungi atau diikat oleh apoprotein, yang juga
berpengaruh terhadap kinerja bagian sensor. Fitokrom berfungsi sebagai
fotodetektor yang memberitahukan tumbuhan apakah ada cahaya atu tidak. Dan
fitokrom mempunyai dua bentuk yaitu merah dan merah jauh (Ariffin, 2001).
Makhluk

hidup

sangat


membutuhkan

air,

karena

air

tempat

berlangsungnya reaksi kimia didalam tumbuhan. Air merupakan reagen yang
penting dalam proses fotosintesa dan material-material yang bergerak melalui
dinding sel dan jaringan esensial untuk menjamin adanya pertumbuhan sel,
stabilitas bentuk daun dan menutupnya stomata (Asmariy dkk, 2013).
Dormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme
hidup atau suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan normal.
Penanaman benih secara normal tidak menghasilkan perkecambahan atau hanya
sedikit perkecambahannya. Hal yang seperti itu perlu dilakukan untuk
mematahkan dormansi, sehingga benih menjadi tanggap terhadap kondisi yang
kondusif bagi pertumbuhan (Widya dkk, 2013).

Benih yang beredar di pasar hanya menjamin pada berkecambah dan
kemurnian benih yang sudah terinfeksi dapat berpengaruh langsung terhadap
pertumbuhan tanaman serta menjadi sumber infeksi di lapangan. Perlakuan benih
merupakan bagian dari praktek untuk menjaga kualitas benih, dan berfungsi untuk
menghilangkan sumber infeksi benih, meelindungi benih dari patogen dan hama,
dan meningkatkan perkecambahan benih (meilan dkk, 2014).
Keseragaman pertumbuhan benih

pada berbagai

lingkungan, ini

merupakan tolak ukur ketahanan benih (fisiologis). Vigor dapat dirtikan sebagai
kemampuan benih untuk tumbuh normal pada lingkungan yang sub optimal, dan
vigor benih dicerminkan oleh dua viabilitas yaitu kekuatan tumbuh dan daya
simpan benih. Selain itu benih yang memiliki vigor rendah yang kecepatan
berkecambahnya menurun (Hossein Soleimanzadeh, 2013).

Salinitas pada tanah menyebabkan terganggunya pertumbuhan, terutama
pada jenis-jenis tanaman pertanian. Salinitas tanah menekan proses pertumbuhan

tanaman dengan efek yang menghambat pembesaran, dan pembelahan sel, serta
penambahan biomass tanaman. Pengaruh salinitas tanah bergantung pada
tingkatan pertumbuhan tanama, biasanya pada tingkatan bibit sangat peka
terhadap salinitas (Batool Mahdavi, 2013).
Tumbuhnya embrio didalam biji secara perlahan menjadi pertumbuhan
dewasa disebut perkecambahan. dan etilen atau tanaman gas yang mempengaruhi
banyak perkembangan dan perkecambahan, etilen merupakan hormon tumbuh
yang di produksi dari hasil metabolisme normal dalam tanaman. Etilen sangat
berperan penting dalam proses perkecambahan tanaman, dan tanpa proses etilen
laju pertumbuhan akan terhambat (Shahram Sharafzadeh, 2012)
Suhu berperan penting terhadap perkecambahan benih, tetapi suhu ini
tidak bersifat mutlak sama seperti kebutuhan air. Pada perkecambahan terdapat
suhu kritis yang berbeda yang dialami oleh benih yang pertama adalah suhu
minimum, suhu optimum, dan suhu maksimum. Dan suhu tersebut biasanya
mematikan biji karena keadaan tersebut menyebabkan mesin metabolisme biji
menjadi tidak aktif sehingga biji menjadi buruk dan mati (Sincik et all., 2004).
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh
semua makhluk hidup. Pertumbuhan adalah proses perubahan tanaman yang
meliputi struktur bentuk, dan ukurannya, sedangkan perkembangan adalah suatu
proses menuju mencapainya kedewasaan,Pertumbuhan dan perkembangan

merupakan hasil interaksi antara faktor dalam yang berupa gen dan hormon dan
faktor luar yang berupa iklim, tanah, dan biologis (Franklin dkk, 1991).
Pertumbuhan dan diferensial sel-sel individu menjadi jaringan kemudian
menjadi organ dan akhirnya menjadi organisme yang dapat dikenali dan proses ini
bisa disebut morfogenesis. Proses ini dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan,
salah satunya adalah cahaya. Morfogenesis pada tanaman terjadi melalui
pertumbuhan diferensial dan morfogenesis juga
mencakup hal yang lebih kompleks yang melibatkan beberapa proses
morfogenetik (Sitompul dkk, 1995).

BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum

Pengantar

Ilmu

Tanaman


yang

berjudul

Jenis-Jenis

Pertumbuhan Tanaman. dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 4 Oktober 2015,
pukul 09.45 sampai dengan selesai. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium
Fisiologi Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Jember.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.2 Bahan
1. Benih tanaman monokotil epigeal (bawang merah)
2. Benih tanaman monokotil hypogeal (jagung)
3. Benih tanaman dikotil epigeal (kedelai)
4. Benih tanaman dikotil hypogeal (biji alpukat)
5.Media tanam (pasir)
3.2.1 Alat
1. Bak pengecambah
2. Beker glass
3. kertas label
4. Handspyer
5. Cetok
6. timba
3.3 Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengisi bak pengecambah dengan bahan tanam hingga ½ bagian dari tinggi
bak pengecambah.
3. Membuat lajur secara berurutan dengan ditandai menggunakan kertas label
pada setiap jenis benih dan pengulangannya.
4. Merendam benih pada air dalam beaker glass selama 15 menit.

5. Menanam benih pada bak pengecambah.
6. Melakukan perawatan dan pemeliharaan setiap hari
7. Melakukan pengamatan akhir.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis
No
Tanama
.
n
1

Kedelai

U
l

Gambar

Pengamatan H7 (cm)

Pengamatan H14 (cm)

Hipokot
il

Epikoti Kecamba
l
h

Hipokot
il

Epikoti Kecamba
l
h

1

-

3,5

-

25

15,5

40,5

2

-

1,5

-

20

15,5

35,5

2

-

24

18

42
-

3
2

3

4

Alpukat

Bawang
Merah

Jagung

-

1

-

-

-

-

-

2

-

-

-

-

-

3

-

-

-

-

-

-

1

-

2

-

2,5

8,7

11,2

2

-

2

-

2,5

5,9

8,4

3

-

3

-

3

8,8

11,8

1

-

5

-

11,3

8,7

20

2

-

3,5

-

6

8,6

14,6

3

-

4,5

-

7,5

7,5

15

4.1 HASIL
Tabel hasil pengamatan jenis-jenis pertumbuhan tanaman

-

4.2 PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan menunjukan bahwa pada masing-masing proses
pertumbuhan pada kedelai, alpukat, bawang merah, dan jagung mengalami proses
yang sama, akan tetapi laju pertumbuhannya yang berbeda. Hasil pengukuran
pada kedelai menunjukkan bahwa panjang keseluruhan yaitu 42 cm, pada tanaman
alpukat tidak mengalami pertumbuhan, dan hasil pengukuran pada tanaman
bawang merah menunjukkan bahwa panjang keseluruhan yaitu 11,8 cm, serta
hasil pengukuran pada tanaman jagung menunjukkan bahwa panjang keseluruhan
yaitu 15 cm. Dormansi dapat disebabkan adanya embrio yang belum tumbuh
secara sempurna, sehingga benih menjadi tidak tanggap terhadap kondisi yang
kondusif bagi pertumbuhan (Oben dkk., 2011).
Proses perkecambahan secara fisiologi mempunyai beberapa tahap, pada
tahap pertama perkecambahan dimulai dari proses penyerapan air terhadap benih,
pada tahap kedua dimulailah kagiatan-kegiatan sel dan naiknya tingkat respirasi
benih, pada tahap ketiga mengalami penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat
yang menjadi bentuk-bentuk terlarut, dan ditranslokasikan pada titik tumbuh, serta
bahan-bahan yang telah diuraikan maka akan menghasilkan energi dan sel-sel
baru, dan pada tahap yang terakhir terjadi proses pembelahan pada pertumbuhan
kecambah. Manfaat proses perkecambahan ini kita bisa mengetahui proses
perkecambahan yang bagus terhadap pertumbuhan (Oben dkk., 2011).
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perkecambahan dibagi menjadi
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi
tingkat kemasakan biji, ukuran biji, absorbansi, dan ada tidaknya zat penghambat,
dan faktor eksternal meliputi suhu, oksigen, air, dan cahaya,serta medium.
Alpukat yang tidak tumbuh dikarenakan embrio yang belum tumbuh secara
sempurna dan tidak mengalami pematahan dormansi. Pematahan dormansi sangat
berperan penting terhadap pertumbuhan atau perkecambahan karena pematahan
dormansi ini berperan untuk mempercepat laju pertumbuhan perkecambahan biji
(sitompul dkk., 1995)

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan acara praktikum jenis-jenis pertumbuhan tanaman dapat
disimpulkan bahwa:
 Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah ukuran sel yang bersifat
permanen atau irreversible.
 Pertumbuhan akan lebih cepat pertumbuhannya apabila sudah terjadi
proses pematahan dormansi
 Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.

5.2 SARAN
Supaya meningkat pertumbuhan pada alpukat, maka harus terlebih dahulu
memahami proses perkecambahan, dan membeli bibit alpukat yang unggul.
Melakukan perawatan secara teratur supaya laju pertumbuhannya tidak terhambat.
Melakukan pematahan dormansi supaya benih menjadi tanggap terhadap kondisi
yang kondusif bagi pertumbuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Ghaderi-far, F., S.M. Alimagham, A.M. Kameli, and M. Jamali. 2012.
International Journal of Plant Production, 6(2): 185-194
Mahdavi, B. 2013. Seed Germination and Growth Responses of Isabgol (Plantago
Ovata Forsk) to Chitosan and Salinity. Inti J Agri Crop Sci, 5(10) 1085-1088
Muis, A., D. Indradewa, dan J. Widada. 2013. Pengaruh Inokulasi Mikroza
Arbuskula

Terhadap

Pertumbuhan

dan

Hasil

Kedelai

(Glycine

max(L.)Merrill) pada Berbagai Interval Penyiraman. Vegetalika, 2(2): 8-20
Nurussintani, W., Damanhuri, dan

S. L. Purnamaningsih. 2013. Perlakuan

Pematahan Dormansi Terhadap Daya Tumbuh Benih 3 Varietas Kacang
Tanah (Arachis Hypogea). Produksi Tanaman, 1(1): 86-93
Oben., B. Afif, M. Riniarti. 2014. Pengaruh Perendaman Benih pada Berbagai
Suhu Awal Air Terhadap Viabilitas Benih Kayu Afrika (Maesopsis Eminii).
Sylva Lestari, 2(1): 101-108
P. Franklin., Gardener, R. Brent Pearce, dan Roger L. Mitchell. 1991. Fisiologi
Tanaman Budidaya. Jakarta: Universitas Indonesia
Sharafzadeh, S. 2012. Effects of Ethylene on Growth and Active Substance of
Medicinal Plants. Issue I, 3(1): 465-469
Situmeang, M., A. Purwantoro, dan S. Sulandari. 2014. Pengaruh Pemanasan
Terhadap Perkecambahan dan Kesehatan Benih Kedelai (Glycine max
(L.)Merrill). Vegetalika, 3(3): 28-36

Situmpul, S.M., B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Malang:
Gajah Mada University press
Soleimanzadeh, H. 2013. Effect of Seed Priming on Germination and Yield of
Corn. Inti J Agri Crop Sci, 5(4): 367-369
Yassi, A. 2011. Evaluasi Pertumbuhan dan Produksi Berperan Beberapa Varietas
Kedelai pada Wilayah Dataran Tinggi. Agrisistem,7(1): 38-46