PENG GEREK BATANG TANAMAN PADI. doc

TAHUN 2015

PENGGEREK BATANG
TANAMAN PADI
OLEH : MASTIL PALIN, SP.
BP3K KEC. REMBON

Lembar Informasi Pertanian

KAB.TANA TORAJA

PENDAHULUAN

1. Ciri-ciri dan Siklus Hidup Penggerek
Penggerek batang padi merupakan hama utama
tanaman padi di Indonesia. Petani pada umumnya
mengenal serangan penggerek batang padi dengan istilah
sundep (anakan kerdil) atau beluk (gabah hampa).Hama
ini menyerang tanaman padi pada semua fase
pertumbuhan tanaman mulai dari pesemaian hingga
menjelang panen Pada tanaman fase vegetatif larva

memotong bagian tengah anakan menyebabkan pucuk
layu, kering mati, dan gejalanya vegetatif disebut
sundep. Gejala serangan pada fase generatif
menyebabkan malai muncul putih dan hampa yang
disebut beluk. Kerugian hasil yang disebabkan setiap
persen gejala beluk berkisar 1-3% atau rata-rata 1,2%.
Kerugian yang besar terjadi bila penerbangan ngengat
bersamaan dengan fase tanaman bunting.

Biologi dan Ekologi
Di Indonesia telah dikenal 6 jenis penggerek
batang padi, yang terdiri dari 5 jenis famili Pyralidae dan
1 jenis famili Noctuidae. Ada empat jenis yang sering
dijumpai di lapangan yaitu penggerek batang padi
kuning, penggerek batang padi putih, penggerek batang
padi merah jambu, dan penggerek batang padi bergaris.
Jenis-jenis penggerek batang padi ini memiliki sifat atau
ciri yang berbeda dalam penyebaran dan bioekologi,
namun hampir sama dalam cara menyerang atau
menggerek

tanaman
serta
kerusakan
yang
Ditimbulkannya.Semua spesies penggerek batang padi
dalam siklus hidupnya memiliki masa metamorphose
sempurna dimulai dari fase telur, larva, pupa, dan
ngengat. Fase larva adalah yang berperan menjadi hama
karena dalam hidupnya memperoleh makanannya
dengan cara menggerek tanaman padi dan menimbulkan
kerusakan.

Batang Padi Kuning, Scirpophaga
incertulas (Walker) (Lepidoptera:
Pyralidae)
Telur


Jumlah telur 50-150 butir per
kelompok




Ditutupi rambut halus berwarna coklat
kekuningan



Diletakkan malam hari (pukul 19.00-22.00)
selama 3-5 malam sejak malam pertama



Keperidian 100-600 butir tiap betina



Stadium telur 6-7 hari

Larva

 Putih kekuningan sampai kehijauan
 Panjang maksimum 25 mm
 Stadium larva 28-35 hari
 Terdiri atas 5-7 instar
Pupa
 Kekuning-kuningan atau agak putih
 Kokon berupa selaput benang berwarna putih
 Panjang 12-15 mm
 Stadium pupa 6-23 hari
Imago/Ngengat
 Ngengat jantan mempunyai bintik-bintik gelap
pada sayap depan
 Ngengat betina berwarna kuning dengan bintik
hitam di bagian tengah sayap depan
 Panjang ngengat jantan 14 mm dan betina 17
mm
 Ngengat aktif pada malam hari dan tertarik
cahaya
 Jangkauan terbang dapat mencapai 6-10 km
 Lama hidup ngengat 5-10 hari dengan siklus

hidup 39-58 hari

Materi Penyuluhan : Pengendalian Blast Pada Tanaman Padi Sawah, Mastil Palin, SP.

Larva keluar melalui 2-3 lubang yang dibuat
pada bagian bawah telur menembus permukaan daun.
Larva yang baru muncul (instar 1) biasanya menuju
bagian ujung daun dan menggantung dengan benang
halus atau membuat tabung kecil, terayun oleh angin dan
jatuh kebagian tanaman lain atau permukaan air. Larva
kemudian bergerak ke tanaman melalui celah antara
pelepah dan batang.
Selama hidupnya larva dapat berpindah dari satu
tunas ke tunas lainnya dengan cara membuat gulungan
ujung daun, menjatuhkan diri ke permukaan air dan
memencar ke rumpun yang lain. Larva instar akhir
tinggal di dalam batang sampai stadium pupa. Sebelum
menjadi pupa, larva membuat lubang keluar pada
pangkal batang dekat permukaan air atau tanah, yang
ditutupi membran tipis untuk jalan keluar setelah

menjadi imago. Disebut penggerek batang padi kuning
karena imago atau kupunya berwarna kuning.
Karakteristik penggerek batang padi kuning:
 Kelompok telur diletakkan pada daun bagian
ujung
 Hanya seekor larva dalam satu tunas
 Pupa berada di dalam pangkal tunas di bawah
permukaan tanah
 Tanaman inang utama adalah padi dan tanaman
padi liar
Perubahan kepadatan populasi penggerek batang padi
kuning di lapangan sangat dipengaruhi oleh keadaan
iklim (curah hujan, suhu, kelembaban), varietas padi
yang ditanam, dan musuh alami yaitu parasitoid,
predator, dan patogen.
2. Ciri-ciri dan Siklus Hidup Penggerek Batang Padi
Putih, Scirpophaga innotata (Walker) (Lepidoptera:
Pyralidae)
Telur






Jumlah telur 170-260 butir/kelompok
Diletakkan dipermukaan atas daun atau pelepah
Mirip telur penggerek batang padi kuning
Ditutupi rambut halus, berwarna coklat
kekuning-kuningan
Stadium telur 4-9 hari


Larva
 Mirip larva penggerek batang padi kuning
 Panjang maksimal 21 mm



Putih kekuningan




Stadium larva 19-31 hari (kalau mengalami
diapause dapat berlangsung 3 bulan)

Pupa
 Stadium pupa 6-12 hari
Imago/Ngengat
 Warna putih
 Panjang betina 13 mm dan jantan 11 mm
 Tertarik cahaya
Pada musim kemarau larva instar akhir tidak langsung
menjadi pupa, tetapi mengalami diapause dalam pangkal
batang singgang atau tunggul. Hal ini biasanya terjadi di
daerah tropis yang memiliki perbedaan musim hujan dan
kemarau yang jelas. Lamanya istirahat tergantung pada
lamanya musim kemarau. Setelah turun hujan dan tanah
lembab, larva yang berdiapause akan menjadi pupa dan
selanjutnya menjadi ngengat.


Ngengat atau kupu

berwarna putih, keluar dari pupa dalam periode waktu
yang relatif bersamaan dan meletakkan telur di
persemaian.

Karakteristik penggerek batang padi putih:
 Kelompok telur, larva, dan pupa mirip
penggerek batang padi kuning
 Larva mampu berdiapause selama musim
kemarau di dalam pangkal batang
singgang/tunggul
 Masa terbang ngengat pada awal musim hujan
terjadi hampir bersamaan
 Tanaman inang adalah padi, padi liar, beberapa
jenis rumput dan tebu

Materi Penyuluhan : Pengendalian Blast Pada Tanaman Padi Sawah, Mastil Palin, SP.

Dinamika populasi penggerek batang padi putih sangat

dipengaruhi oleh perubahan lingkungan terutama faktor
iklim (curah hujan), irigasi, dan musuh alami.

3. Ciri-ciri dan Siklus Hidup Penggerek Batang
Padi Bergaris Chilo suppressalis (Walker)
(Lepidoptera: (Pyralidae)
Telur
 Jumlah telur 20-150 butir/kelompok
 Diletakkan di permukaan bawah daun bagian
pangkal atau pelepah
 Seperti sisik
 Warna putih, tidak ditutupi rambut
 Stadium telur 4-7 hari
Larva
 Warna abu-abu , kepala coklat dengan 5 garis
coklat sepanjang tubuhnya
 Panjang maksimal 26 mm
 Beberapa larva dalam tiap tunas
 Stadium larva 33 hari
Pupa

 Coklat tua
 Stadium pupa 6 hari
Imago/Ngengat
 Kepala berwarna coklat muda
 Warna sayap depan coklat tua
 Vena sayap nampak jelas
 Panjang 1,3 mm
Tanaman inang penggerek batang padi bergaris terutama
adalah padi, padi liar, jagung, dan beberapa jenis
rumput.




Larva




Pupa


30-100 butir/kelompok
Tidak tertutup sisik
Stadium telur 6 hari
Kepala merah jambu
Panjang maksimal 35 mm
Beberapa larva tiap tunas
Stadium larva 28-56 hari
Coklat tua



Panjang 18 mm



Pada pelepah atau batang


Imago




Stadium pupa 8-11 hari
Coklat
Sayap depan bergaris coklat tua memanjang
Sayap belakang putih

 Panjang 14-17 mm
 Kurang tertarik cahaya
Siklus hidup berlangsung 46-83. Hama ini bersifat
polifag dan dapat hidup pada tanaman inang: padi, tebu,
jagung, sorghum, padi liar, Panicum sp. dan Paspalum
sp.

Cara Pengendalian Hama Penggerek Batang Padi

4. Penggerek Batang Padi Merah Jambu Sesamia
inferens (Walkers) (Lepidoptera: (Noctuidae).
Telur
 Dalam barisan, mirip manik-manik, diantara
pelepah daun batang padi
 2-3 baris/kelompok

1. Pengaturan Pola Tanam
 Dilakukan penanaman serentak, sehingga
tersedianya sumber makanan bagi penggerek
batang padi dapat dibatasi.
 Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi
sehingga dapat memutus siklus hidup hama.
 Pengelompokan persemaian dimaksudkan untuk
memudahkan upaya pengumpulan telur
penggerek secara masal.
 Pengaturan waktu tanam yaitu berdasarkan
penerbangan ngengat atau populasi larva di
tunggul padi
o 15 hari sesudah puncak penerbangan
ngengat generasi pertama

Materi Penyuluhan : Pengendalian Blast Pada Tanaman Padi Sawah, Mastil Palin, SP.

dan atau 15 hari sesudah puncak
penerbangan ngengat generasi
berikutnya
2. Pengendalian Secara Fisik dan
Mekanik
Cara fisik yaitu dengan penyabitan tanaman
serendah mungkin sampai permukaan tanah pada saat
panen, dan disingkal . Usaha itu dapat pula diikuti
penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami atau
pangkal jerami cepat membusuk sehingga larva atau
pupa mati. Cara mekanik dapat dilakukan dengan
mengumpulkan kelompok telur penggerek batang
padi di persemaian.
o

Pencegahan secara teknis dapat juga dilakukan saat
panen, yaitu dengan memotong bagian pangkal batang
lebih dekat ke tanah. Karena setelah larva, fase
selanjutnya adalah fase pupa atau kepongpong. Pupa ini
biasanya berada di daun bagian bawah. Ketika saat
panen tidak dipotong hingga bagian bawah dan bagian
pupa tidak ikut terpotong, maka pupa akan tetap
tertinggal di tanaman.

Ada dua cara pengendalian ngengat secara
sederhana yang umum digunakan petani :
1. Perangkap lampu pada malam hari.
Prinsip perangkap ini adalah memanfaatkan sifat
ngengat yang aktif pada malam hari. Secara alami
ngengat penggerek batang padi mudah tertarik dengan
cahaya. Perangkap lampu bisa menggunakan lampu
listrik yang dibawahnya diberi corong perangkap plastik.
Perangkap dinyalakan mulai jam enam sore hingga jam
enam pagi. (Cara kerja dan contoh perangkap lampu bisa
dilihat di link berikut : Perangkap lampu )
2. Perangkap hormon kawin.
Prinsip perangkap ini adalah menggunakan sexferomon
yaitu hormon wangi dari ngengat betina yang
merangsang ngengat jantan mendekat. Hormon
diletakkan dibotol yang berisi deterjen. Saat ngengat
mendekat akan terjebak di dalam botol yang berisi
deterjen tersebut. (Cara kerja dan contoh perangkap
lampu bisa dilihat di link berikut : Perangkap hormon )
Selain pengendalian dengan perangkap, pengendalian
juga dapat dilakukan secara kimia. Namun demikin yang
perlu diperhatikan pada pengendalian ini adalah tanaman
padi yang gejala serangannya sudah terlihat, maka
pengendalian sudah terlambat atau tidak efektif lagi.
Lakukan pencegahan sejak fase bibit dengan
penyemprotan insektisida dengan bahan aktif
karbofuran, bensultap, bisultap, karbosulfan, dimehipo,
amitraz atau fipronil. Lakukan segera pencegahan ketika
serangan diatas ambang ekonomi yaitu 10% rumpun
terserang atau 4 kelompok telur per rumpun (yaitu pada
fase bunting).
Fase paling penting untuk mengantisipasi serangan
penggerek batang adalah fase bibit. Dengan ukuran yang
tidak luas, seharusnya bibit dapat dikontrol secara
manual. Untuk memudahkan pengontrolan bibit dapat
dengan mengatur luas bedengan pembibitan. Lebar
bedengan dibuat maksimal 1.5 m, sehingga mudah
dijangkau dan cukup ruang untuk memperhatikan secara
langsung.

KESIMPULAN
Ciri padi terserang sundep bisa dilihat dari
gejala anakan yang kerdil atau bahkan mati, kemudian
malai padi yang terbentuk berwarna coklat, kering atau
gabah hampa, saat batang dicabut mudah terlepas.
Penggerek batang menyerang sejak fase bibit
hingga pembentukan malai. Ngengat dewasa aktif pada
malam hari dan siklus hidup sekitar 40-70 hari,
tergantung jenisnya. Telur biasanya diletakkan dibawah
permukaan daun atau dekat ujung daun dengan ciri
seperti gundukan kecil yang diselimuti bulu-bulu halus
mengkilap yang berasal dari bulu belakang ngengat
induk betina.
Pergerakan larva setelah menetas adalah kearah
bawah menuju pangkal dan mulai menggerek atau
merusak pada anakan utama, hingga setelah mulai
dewasa beralih ke anakan lainnya. Larva awalnya
menyerang akar hingga menyerang batang padi bagian
dalam. Saat larva menyerang akar gejala yang
ditimbulkan berupa anakan kerdil atau mati.
Sedangkan ketika larva sudah masuk ke dalam
batang, maka larva akan merusak pembuluh bagian
dalam batang. Sehingga batang putus dan saat dicabut
mudah terlepas. Larva penggerek batang dapat dengan
mudah dikenali ketika berada di dalam batang.
Dengan melihat kebiasaan tersebut, pengendalian hama
lebih efektif dengan menekan populasi ngengat dewasa.

Materi Penyuluhan : Pengendalian Blast Pada Tanaman Padi Sawah, Mastil Palin, SP.

Karena fase merusak pada larva lebih sulit dikendalikan
daripada menangkap dewasa.

SEMOGA BERMANFAAT
-------------- Terimakasih --------------------

Materi Penyuluhan : Pengendalian Blast Pada Tanaman Padi Sawah, Mastil Palin, SP.