MAKALAH TENTANG MACAM MACAM DHOMIR NAMA

MAKALAH TENTANG
MACAM-MACAM DHOMIR
DISUSUN

O
L
E
H
NAMA: SILVIANA
KELAS: X2
GURU PEMBIMBING: SARYONO

SMAN 1 BANTAN
KECAMATAN BANTAN
KABUPATEN BENGKALIS
TAHUN AJARAN 2016/2017

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang pengertian dhamir,
pembagiannya dll yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah
ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “dhamir dan Macam-Macamnya” dan sengaja dipilih karena
menarik perhatian penulis untuk dicermati.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman disekitar penulis yang telah
memberikan dukungan agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.

Daftar Isi
Kata Pengantar
BAB 1 : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat Penulisan

BAB 2 : PEMBAHASAN
A. Pengertian Dhomir
B. Pembagian Dhomir
C. Penggunaan Dhomir Di Dalam Kata Kerja
BAB 3 : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Penutup
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebagai umat Islam, kita dituntut untuk bisa mengkaji dan
mempelajari Al- Qur’an dan Sunnah, Sebagai dua sumber utama ajaran
agama Islam yang harus kita pegang teguh.
Tentunya, kita tidak mungkin memahami kedua sumber itu kecuali
setelah kita mengetahui kaidah-kaidah bahasa Arab, khususnya Ilmu Nahwu
dan Ilmu sharaf. Karena keduanya merupakan kunci dalam mempelajari AlQur’an dan Sunnah.
Dan pada kesempatan ini, kami akan sedikit membahas tentang

beberapa kaidah yang ada di dalam kaidah bahasa Arab. Yaitu Dhomir.
B. Rumusan masalah
a.

Pengertian Dhomir.

b. Fungsi dari Dhomir.
c.

Jenis- jenis Dhomir.

d. Penggunaan Dhomir di dalam kata kerja lampau, kata kerja sekarang, dan
kata kerja masa yang akan datang.
C. Tujuan
a.

Untuk mengetahui pengertian dari Dhomir.

b. Untuk mengetahui Fungsi dari Dhomir.
c.


Untuk mengetahui Jenis- jenis Dhomir.

d. Untuk mengetahui penggunaan Dhomir di dalam berbagai macam kata
kerja.
D. Manfaat penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah:



Manfaat teoritis, untuk mengembangkan pengetahuan tentang

pengertian, fungsi, jenis- jenis, serta pemakain dari Dhomir itu sendiri.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dhomir
Tiap isim yang dibuat untuk mewakili mutakallimin (si pembicara atau orang
pertama), mukhathab ( yang diajak berbicara atau orang kedua), ghaib
(yang tidak ada di tempat atau orang ketiga).

Kalimat didalam bahasa Arab, terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a.

ISIM (

‫سم‬
ْ ِ ‫ = ) ا‬setiap lafadz yang menerangkan kepada nama orang,

atau nama hewan, atau benda mati.
b.

FI'IL (

‫عل‬
ِ ) = setiap lafadz yang menerangkan tentang pekerjaan di
ْ ‫ف‬

masa- masa yang khusus.
c.


HARF (

‫ح ْرف‬
َ ) = setiap Setiap lafadz selain Isim dan Fi’il, atau bisa

diartikan kata sambung, kata penghubung, kata tanya tugas, dan lain-lain.
Secara global, kita telah mengetahui pembagian tersebut dan telah kita
pelajari pembagian- pembagiannya. Salah satunya pembagian Isim. Isim
terbagi menjadi 2, yaitu:
a.

MABNIY) (

b.

MU’RAB (

‫مبْنِي‬
َ = yang tidak bisa berubah harokatnya.


‫ع َرب‬
ْ ‫م‬
ُ ) = yang bisa berubah.

Pada pembahasan kali ini, kami akan membahas masalah Dhomir, yang
mana, Dhomir adalah bagian dari pada Isim yang Mabniy.

1. DHAMIR NASHAB (Kata Ganti Objek)

Dhamir
Rafa'

Dhamir
Nashab

Dhamir
Rafa'

Dhamir
Nashab


‫أَنَا‬

‫ي‬

َ
‫ن‬
ّ ُ ‫أنْت‬

‫ن‬
ّ ُ‫ك‬

‫ن‬
ْ َ‫ن‬
ُ ‫ح‬
َ
‫ت‬
َ ْ ‫أن‬
َ
‫ت‬

ِ ْ ‫أن‬
َ
‫ما‬
َ ُ ‫أنْت‬
َ
‫م‬
ْ ُ ‫أنْت‬

‫نَا‬
َ
‫ك‬

‫و‬
ُ
َ ‫ه‬
‫ي‬
ِ
َ ‫ه‬

ُ‫ه‬

‫ها‬
َ

‫ك‬
ِ
‫ما‬
َ ُ‫ك‬

‫ما‬
ُ
َ ‫ه‬

‫ما‬
ُ
َ ‫ه‬

‫م‬
ُ
ْ ‫ه‬


‫م‬
ُ
ْ ‫ه‬

‫م‬
ْ ُ‫ك‬

‫ن‬
ُ
ّ ‫ه‬

‫ن‬
ُ
ّ ‫ه‬

Dhomir Nashab

adalah turunan (bentuk lain) dari Dhomir Rafa’ yang terdiri dari: Dhomir
Nashab berfungsi sebagai objek dan tidak dapat berdiri sendiri: ia terikat
dengan kata lain dalam suatu kalimat, baik itu dengan Isim, Fi'il ataupun
Harf.
B. Pembagian Dhomir.
Dhomir secara sederhana terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Al-Bariz, yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak dalam lafazh.
Seperti huruf Taa’ pada kata kerja

‫ت‬
ُ ‫م‬
ْ ُ‫ ( ق‬Aku telah berdiri ).

2) Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam lafazh akan
tetapi bisa diperkirakan apa yang dimaksud. Seperti Dhomir

َ
‫ت‬
َ ْ ‫ ( أن‬Kamu )

‫م‬
ْ ُ‫( ق‬Berdirilah!) yang meskipun tidak nampak dalam lafazh
َ
namun kita bisa perkirakan bahwa Dhomir yang dimaksud adalah ‫ت‬
َ ْ ‫أن‬
dalam kata

karena kata perintah pasti ditujukan untuk orang kedua.


Pembagian Dhomir Bariz
Al-Bariz dari segi bersambung dan tidaknya terbagi menjadi dua:

1. Al-Muttashil, yaitu Dhomir yang bersambung dengan lafazh sebelumnya.
Lebih jelas kita katakan bahwa Dhomir jenis ini tidak mungkin digunakan
untuk mengawali ucapan.
Contohnya;

2. Al-Munfashil, yaitu Dhomir yang tidak bersambung dengan lafazh apapun
sehingga bisa digunakan untuk mengawali ucapan dan bisa diletakkan
setelah harf Contoh:

َ ‫( أَنا‬Saya) yang bisa digunakan untuk mengawali

َ
‫ن‬
ِ ْ‫مؤ‬
ُ ‫( أنَا‬Saya seorang mu’min) atau bisa juga diletakkan
ٌ ‫م‬
َ
setelah harf, seperti: ‫م إِل ّ أنَا‬
َ ‫ما قَا‬
َ (Tidak ada yang berdiri kecuali saya).
ucapan seperti:



Pembagian Dhomir Mustatir
Al-Mustatir terbagi menjadi dua:

1. Al-Mustatir yang wajib, yaitu yang tidak mungkin digantikan oleh Isim
Zhahir (Isim biasa yang bukan Dhomir) ataupun Dhomir Munfashil.
2. Al-Mustatir yang boleh, yaitu yang bisa digantikan oleh Isim Zhahir (Isim
biasa yang bukan Dhomir) ataupun Dhomir Munfashil.
C. Penggunaan Dhomir di dalam kata kerja.
Fi'il atau Kata Kerja dibagi atas tiga golongan besar menurut waktu
terjadinya:
1. FI'IL MADHY (

‫ضي‬
ِ ‫ما‬
َ ‫ ) فِعْل‬atau Kata Kerja Lampau.

2. FI'IL MUDHARI' (

‫ضارِع‬
َ ‫م‬
ُ ‫ ) ِفعْل‬atau Kata Kerja sekarang.

Baik Fi'il Madhy maupun Fi'il Mudhari', senantiasa mengalami
perubahan bentuk sesuai dengan jenis Dhamir dari Fa'il (

‫عل‬
ِ ‫ ) فَا‬atau

Pelaku pekerjaan itu.
Untuk Fi'il Madhy, perubahan bentuk tersebut terjadi di akhir kata,
sedangkan untuk Fi'il Mudhari', perubahan bentuknya terjadi di awal kata
dan di akhir kata.

Dhamir

‫أَنَا‬
‫ن‬
ْ َ‫ن‬
ُ ‫ح‬
َ
‫ت‬
َ ْ ‫أن‬
َ
‫ت‬
ِ ْ ‫أن‬
َ
‫ما‬
َ ُ ‫أنْت‬

Fi'il Madhy Fi'il Mudhari'

‫ت‬
ُُ ْ ‫فَعَل‬
‫َفعَلْنَا‬
‫ت‬
َُ ْ ‫فَعَل‬
‫ت‬
ُِ ْ ‫َفعَل‬
‫ما‬
َ ُ ‫فَعَلْت‬

Terjemah

ُ َ‫أَفْع‬
‫ل‬

saya mengerjakan

ُ َ‫فع‬
‫ل‬
ْ َ‫ن‬

kami mengerjakan

ُ َ‫فع‬
‫ل‬
ْ َ‫ت‬

engkau (lk) mengerjakan

‫ن‬
َُ ْ ‫ت َ ْفعَلِي‬
‫ن‬
ِ َ ‫ت َ ْفعَل‬

engkau (pr) mengerjakan
kamu berdua
mengerjakan

َ
‫م‬
ْ ُ ‫أنْت‬
َ
‫ن‬
ّ ُ ‫أنْت‬

‫م‬
ْ ُ ‫فَعَلْت‬
‫ن‬
ّ ُ ‫فَعَلْت‬

‫ن‬
َُ ْ‫ت َ ْفعَلُو‬
‫ن‬
َُ ْ ‫فعَل‬
ْ َ‫ت‬

َ‫هُو‬

ُ َ‫فع‬
‫ل‬
ْ َ‫ي‬

dia (lk) mengerjakan

‫ي‬
َ ِ‫ه‬

َ َ‫فَع‬
‫ل‬
‫ت‬
ُْ َ ‫فَعَل‬

dia (pr) mengerjakan

‫ما‬
َ ُ‫ه‬

َ ‫فَعَل‬

ُ َ‫فع‬
‫ل‬
ْ َ‫ت‬
‫ن‬
ِ َ ‫ي َ ْفعَل‬

‫ما‬
َ ُ‫ه‬
‫م‬
ْ ُ‫ه‬

‫فَعَلَتَا‬
‫فَعَلُوْا‬

‫ن‬
ِ َ ‫ت َ ْفعَل‬
‫ن‬
َُ ْ‫ي َ ْفعَلُو‬

‫ن‬
ّ ُ‫ه‬

‫ن‬
َ ْ ‫فَعَل‬

‫ن‬
َُ ْ ‫فعَل‬
ْ َ‫ي‬

3. FI’IL AMR (

kalian (lk) mengerjakan
kalian (pr) mengerjakan

mereka berdua (lk)
mengerjakan
mereka berdua (pr) mengerjakan
mereka

(lk)

mengerjakan

mereka (pr) mengerjakan

‫مر‬
ْ ‫ ) فِعْل اْم‬atau kata kerja perintah.

Fi'il Amar atau Kata Kerja Perintah adalah f'il yang berisi pekerjaan
yang dikehendaki oleh Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang
memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara) sebagai orang
yang diperintah.
Perlu diingat bahwa yang menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar (Kata
Kerja Perintah) adalah Dhamir Mukhathab (lawan bicara) atau "orang kedua"
sebagai orang yang diperintah untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dhamir
Mukhathab terdiri dari:

َ
َ
َ
َ
َ
‫ت‬
ِ ْ ‫ أن‬- ‫ما‬
َ ْ ‫ أن‬- ‫ت‬
ّ ُ ‫ أنْت‬.
َ ُ ‫ أنْت‬- ‫م‬
ْ ُ ‫ أنْت‬- ‫ن‬

Fa'ilFi'il Amar Tarjamah
(engkau -lk)

َ ْ ‫اِفْع‬
‫ت‬
َ
َ ْ ‫ل أن‬
َ ِ ‫اِفْعل‬
‫ت‬
ِ ْ ‫ي أن‬
ْ َ
َ
‫ما‬
َ ُ ‫اِفْعَل َ أنْت‬

kerjakanlah!
(engkau -pr)
kerjakanlah!
(kamu berdua)

َ
‫م‬
ْ ُ ‫اِفْعَلُوْاأنْت‬
َ ْ ‫اِفْعل‬
‫ن‬
ّ ُ ‫ن أنْت‬
َ َ

kerjakanlah!
(kalian -lk)
kerjakanlah!
(kalian -pr)
kerjakanlah!

BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari materi diatas, dapat disimpulkan bahwa:
Kalimat didalam bahasa Arab, terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a.

‫سم‬
ْ ِ ‫ = ) ا‬setiap lafadz yang menerangkan kepada nama orang,

ISIM (

atau nama hewan, atau benda mati.
b. FI'IL (

‫عل‬
ِ )
ْ ‫ف‬

= setiap lafadz yang menerangkan tentang pekerjaan di

masa- masa yang khusus.
c.

HARF (

‫ح ْرف‬
َ )

= setiap Setiap lafadz selain Isim dan Fi’il, atau bisa

diartikan kata sambung, kata penghubung, kata tanya tugas.
Defnisi Dhomir adalah tiap Isim yang dibuat untuk mewakili Mutakallim
(pembicara/orang pertama), Mukhaotob (yang diajak berbicara/orang
kedua), Ghaib (yang tidak ada di tempat/orang ketiga).
Contoh:
Mutakallim

‫أَنَا‬

Mukhothab

َ
‫ت‬
َ ْ ‫أن‬

ghaib

َ‫هُو‬

َ
‫م‬
ْ ُ ‫أنْت‬

‫ن‬
ْ َ‫ن‬
ُ ‫ح‬

‫م‬
ْ ُ‫ه‬

Menurut fungsinya, ada dua golongan Dhamir yaitu:
a.

DHAMIR RAFA' (

‫ميْر َرفْع‬
ِ ‫ض‬
َ ) yang berfungsi sebagai Subjek.

b. DHAMIR NASHAB (

‫صب‬
ِ ‫ض‬
َ ) yang berfungsi sebagai Objek.
ْ َ ‫ميْر ن‬

Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan
Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata
lain dalam kalimat.

Dhamir
Rafa'

‫أَنَا‬
‫ن‬
ْ َ‫ن‬
ُ ‫ح‬
َ
‫ت‬
َ ْ ‫أن‬
َ
‫ت‬
ِ ْ ‫أن‬
َ
‫ما‬
َ ُ ‫أنْت‬
َ
‫م‬
ْ ُ ‫أنْت‬

Dhamir
Nashab

‫ي‬
‫نَا‬
َ
‫ك‬
‫ك‬
ِ
‫ما‬
َ ُ‫ك‬
‫م‬
ْ ُ‫ك‬

Dhamir
Rafa'

َ
‫ن‬
ّ ُ ‫أنْت‬
‫و‬
ُ
َ ‫ه‬
‫ي‬
ِ
َ ‫ه‬
‫ما‬
ُ
َ ‫ه‬
‫م‬
ُ
ْ ‫ه‬
‫ن‬
ُ
ّ ‫ه‬

Dhamir
Nashab

‫ن‬
ّ ُ‫ك‬
ُ‫ه‬
‫ها‬
َ
‫ما‬
ُ
َ ‫ه‬
‫م‬
ُ
ْ ‫ه‬
‫ن‬
ُ
ّ ‫ه‬

Dhomir secara sederhana terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Al-Bariz, yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak dalam lafazh.
Seperti huruf Taa’ pada kata kerja

‫ت‬
ُ ‫م‬
ْ ُ‫ ( ق‬Aku telah berdiri ).

2) Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam lafazh akan
tetapi bisa diperkirakan apa yang dimaksud. Seperti Dhomir

َ
‫ت‬
َ ْ ‫ ( أن‬Kamu )

‫م‬
ْ ُ‫( ق‬Berdirilah!) yang meskipun tidak nampak dalam lafazh
َ
namun kita bisa perkirakan bahwa Dhomir yang dimaksud adalah ‫ت‬
َ ْ ‫أن‬
dalam kata

karena kata perintah pasti ditujukan untuk orang kedua.
Adapun penggunaan Dhomir dalam kata kerja, menyesuaikan dengan
bentuk kata kerja itu sendiri. Apakah kata kerja lampau, sekarang, atau
perintah.
B. Saran
Alhamdulillahirabbil’aalamiin, sebagai manusia yang hidup di dunia ini,
hendaklah kita selalu mempunyai angan untuk selalu haus akan ilmu
pengetahuan, dari ilmu kita bisa menjalankan hidup ini dengan sebaikbaiknya. Adapun dengan selesainya penulisan makalah ini, semoga bisa
bermanfaat untuk pembelajaran bahasa Arab nantinya. Aamiin.
C. Penutup
Alhamdulillah, demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi
yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi menjadi lebih baiknya makalah
ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga bisa berguna bagi semua.