INGWY PRATIWI G1B113015 LAPORAN PENDAHUL

LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN
MIOCARD INFARK (MCI)

DISUSUN OLEH
NAMA : INGWY PRATIWI
NIM : G1B113015
DOSEN PEMBIMBING
Ns. Nurhusna, S. Kep. M. Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
JAMBI
2016

TINJAUAN PUSTAKA
1.

Anatomi dan fisiologi system Jantung

Jantung merupakan sebuah organyang sangat penting bagi tubuh kita. Jantung bekerja diluar

kemampuan dan kesadaran manusia. Kerja Fungsi jantung adalah mengatur distribusi darah ke
seluruh bagian tubuh. Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, besarnya kurang lebih sebesar
kepalan tangan pemiliknya. Bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis
kordis. Di sebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis.
Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri
bawah dari pertengahan rongga dada, diatas diafragma, dan pangkalnya terdapat di belakang kiri
antara kosta V dan VI dua jari di bawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan
jantung yang disebut iktus kordis.
A. Lapisan jantung
Jantung terdiri dari 3 lapisan :
 Perikardium
“Epi” artinya atas “cardia” artinya jantung, jadi Perikardium merupakan lapisan
tipis yang membugkus jantung, pericardium terdiri dari 2 bagian :

a) Perikarduim fibrosum (viseral),
b) Perikarduim serosum (parietal),
 Miokardium
Myo berarti "otot", merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung,
membentuk sebagian besar dinding jantung. Serat-serat otot ini tersusun secara
spiral dan melingkari jantung. Lapisan otot ini yang akan menerima darah dari

arteri koroner.
 Endokardium
Endo berarti "di dalam", adalah lapisan tipis endothelium, suatu jaringan epitel
unik yang melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi peredaran darah.
B. Ruang – ruang jantung
organ jantung terdiri atas 4 ruang, yaitu 2 ruang yang berdinding tipis disebut dengan
atrium (serambi), dan 2 ruang yang berdinding tebal yang disebut dengan ventrikel
(bilik). atrium dan ventrikel jantung ini masing- masing akan dipisahkan oleh sebuah
katup, sedangkan sisi kanan dan kiri jantung dipisahkan oleh sebuah sekat yang
dinamakan dengan septum. Septum atau sekat ini adalah suatu partisi otot kontinue yang
mencegah percampuran darah dari kedua sisi jantung.
Atrium
1. Atrium kanan
berfungsi sebagai penampungan (reservoir) darah yang rendah oksigen dari seluruh
tubuh.Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan dan selanjutnya ke paru.
Atrium kanan menerima darah de-oksigen dari tubuh melalui vena kava superior
(kepala dan tubuh bagian atas) dan inferior vena kava (kaki dan dada lebih rendah)..
Katup trikuspid yang memisahkan atrium kanan dari ventrikel kanan, akan terbuka
untuk membiarkan darah de-oksigen dikumpulkan di atrium kanan mengalir ke
ventrikel kanan


2. Atrium kiri
menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4 buah vena
pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri dan selanjutnya ke seluruh
tubuh melalui aorta. Sebagai kontraksi dipicu oleh node sinoatrial kemajuan melalui
atrium, darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri
Ventrikel
1. Ventrikel kanan
menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru-paru melalui arteri
pulmonalis. Ventrikel kanan menerima darah de-oksigen sebagai kontrak atrium
kanan. Katup paru menuju ke arteri paru tertutup, memungkinkan untuk mengisi
ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh, katup tricuspid menutup dan katup
paru terbuka. Penutupan katup trikuspid mencegah darah dari dukungan ke atrium
kanan dan pembukaan katup paru memungkinkan darah mengalir ke arteri
pulmonalis menuju paru-paru.
2. Ventrikel kiri
menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta.
Darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri. Katup aorta menuju aorta tertutup,
memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh, dan
berkontraksi. Sebagai kontrak ventrikel kiri, menutup katup mitral dan katup aorta

terbuka. Penutupan katup mitral mencegah darah dari dukungan ke atrium kiri dan
pembukaan katup aorta memungkinkan darah mengalir ke aorta dan mengalir ke
seluruh tubuh.

C. Cara kerja jantung

Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol).
Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut
sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik
juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor)
dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam
serambi kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam
bilik kanan.
Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis,
menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler)
yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan
karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan.
Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis menuju
ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium

kiri disebut sirkulasi pulmoner.
Darah dalam serambi kiri akan didorong menuju bilik kiri, yang selanjutnya akan
memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar
dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.

D. Katub jantung
Katub jantung ini terdiri dari 4 yaitu :
 Katup Trikuspidalis
Katup trikuspidalis berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup
ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan.
Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium
kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan
namanya, katup trikuspid terdiri dari 3 daun katup.
 Katup Pulmonal
Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan
melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri
pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan
dan kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri
dari 3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup
bila ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari

ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.
 Katup Bikuspid (Bikuspidalis).
Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju
ventrikel kiri. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat kontraksi
ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.
 Katup Aorta. Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal
aorta. Katup ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga
darah akan mengalir keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat
ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam
ventrikel kiri.

2.

Definisi
Miokard Infark adalah nekrosis miokard akibat akibat aliran darah ke otot jantung
terganggu.Miokard Infark

adalah kematian sebagian otot jantung (miokard) secara

mendadak akibat terhentinya sirkulasi koroner yang ditandai dengan adanya sakit dada

yang khas lebih dari 30 menit, tidak hilang dengan istirahat dan dengan pemberian
antiangina (nitrogliserin). (Rokhaeni, et. Al. 2001).
Infark miokardium mengacu pada proses Rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah
yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang (Smeltzer & Bare, 2002)
3.

Etiologi
1.

Coronary Arteri Disease : aterosklerosis, arthritis, trauma pada koroner,
penyempitan arteri koroner karena spasme atau desekting aorta dan arteri koroner.

2.

Coronary Arteri Emboli : infective endokarditis, cardia myxoma, cardiopulmona
bypass surgery, arteriography koroner.

3.

Kelainan congenital : anomali arteri koronaria.


4.

Ketidakseimbangan suplai oksigen dan kebutuhan miocard : tirotoksikosis,
hipotensi kronis, keracunan karbon monoksida, spenosis atau insufisiensi aorta.

5.

Gangguan Hematologi : anemia, polisitemia vera, hypercoagulabity, thrombosis,

trombositosis dan DIC.
(Wajan Juni Udjianti. 2010. Hal 82)

Adapun faktor resiko yang menyebabkan terjadinya Miokard Infark dan dapat diubah
adalah :
1. Mayor

yaitu Merokok, hipertensi, obesitas, hiperlipidemia, hiperkolesterolemia dan pola
makan (diit tinggi lemak dan tinggi kalori).
2. minor

yaitu Stress, kepribadian tipe A (emosional, agresif, dan ambivalen) dan inaktifitas
fisik.
Faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu Hereditas/keturunan, Usia lebih dari 40
tahun, Ras, insiden lebih tinggi pada orang berkulit hitam. pria lebih sering terjadi dari
pada wanita.
4.

Patofisiologi
Iskemia yang berlangsung lebih dari 30 – 45 menit akan menyebabkan kerusakan seluler

yang irreversibel dan kematian otot atau nekrosis.Bagian miokardium yang mengalami infark
akan berhenti berkontraksi secara permanen. Jaringan yang mengalami infark dikelilingi oleh
daerah iskemia.
Infark miokardium biasanya menyerang ventrikel kiri, infark transmural mengenai
seluruh tebal dinding miokard, sedangkan infark subendokardial nekrosisnya hanya terjadi pada
bagian dalam dinding ventrikel. Letak infark berkaitan dengan penyakit pada daerah tertentu
dalam sirkulasi koroner, misalnya infark anterior dinding anterior disebabkan karena lesi pada
ramus desendens anterior arteria koronaria sinistra, infark dinding inferior biasanya disebsbkan
oleh lesi pada arteria coronaria kanan.
Infark miokardium akan mengurangi fungsi ventrikel karena otot yang nekrosis.,

kehilangan daya kontraksi, sedangkan otot yang iskemia disekitarnya juga mengalami gangguan
kontraksi.
Secara fungsional infark miokardium akan menyebabkan perubahan-perubahan :
 Daya kontraksi menurun
 Gerakkan dinding abnormal
 Perubahan daya kembang dinding ventrikel
 Pengurangan curah sekuncup
 Pengurangan fraksi efeksi
 Peningkatan volume akhir sistolik dan akhir diastolik ventrikel kiri

Dengan menurunnya fungsi ventrikel, diperlukan tekanan pengisian diastolik dan volume
ventrikel akan meregangkan serabut miokardium sehingga meningkatkan kekuatan kontraksi
(sesuai hukum starling). Tekanan pengisian sirkulasi dapat ditingkatkan lewat retensi natrium
dan air oleh ginjal sehingga infark miokardium biasanya disertai pembesaran ventrikel kiri.
Sementara, akibat dilatasi kompensasi kordis jantung dapat terjadi hipertrofi kompensasi jantung
sebagai usaha untuk meningkatkan daya kontraksi dan pengosongan ventrikel.
5.

Manifestasi Klinis
1.


Nyeri dada retrosternal. Seperti: diremas-remas, ditekan, ditusuk, panas, atau ditindih
barang besar

2.

Mual-muntah, yang mungkin berkaitan dengan nyeri hebat.

3.

Sesak, dispnoe

4.

Pusing, dan lemah

5.

Diaphoresis

6.

Kulit dingin dan lembab, Pucat

7.

Pengeluaran urine berkurang karena penurunan aliran darah gijal serta peningkatan
aldosterol dan ADH.

8.

Aritmia Cardiac

9.

Takikardia akibat peningkatan stimulasi simpatis jantung

10. Keadaan mental berupa perasaan sangat cemas
(Elizabeth J.Corwin,2009 hal 496-497).
6.

Pemeriksaan Penunjang
1.

Laboratorium:
Creatin fosfakinase (CPK) . Iso enzim CKMB meningkat. Hal ini terjadi karena
kerusakan otot, maka enzim intra sel dikeluarkan ke dalam aliran darah. Normal 0-1
mU/ml. Kadar enzim ini sudah naik pada hari pertama (kurang lebih 6 jam sesudah
serangan) dan sudah kembali kenilai normal pada hari ke 3.

SGOT (Serum Glutamic Oxalotransaminase Test) Normal kurang dari 12 mU/ml.
Kadar enzim ini biasanya baru naik pada 12-48 jam sesudah serangan dan akan
kembali kenilai normal pada hari ke 4 sampai 7.
LDH (Lactic De-hydroginase). Normal kurang dari 195 mU/ml. Kadar enzim baru
naik biasanya sesudah 48 jam, akan kembali ke nilai normal antara hari ke 7 dan 12
2.

EKG: menunjukkan peninggian gelombang S.T. Iskemia berarti menurunnya atau
datarnya gelombang T. menunjukkan cedera.

3.

Ronsen Torak: mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung

4.

Pemantauan Hemodinamika, hanya selektif atas indikasi.
( Taufan Nugroho, 2011 hal 253 ).

7.

Penatalaksanaan
1.

Istirahat total

2.

Penanganan nyeri, dapat berupa terapi farmakologi yaitu: morfin 2,5-5 mg IV
atau Petidin 25-50 mg IM, bisa diulang-ulang : lain-lain seperti Nitrat,
Antagonis, Kalsium dan beta blocker.

3.

Membatasi ukuran infark myocardium
 Anti koagulan.
 Anti trombolitik
 Antilipemik
 Vasodilator perifer

4.

Pemberian Oksigen 2-4 liter/menit

5.

Diet jantung bentuk MII

6.

Pasang infus RL untuk persiapan pemberian obat intravena

( Arif Muttaqin, 2012 hal. 79 )
8.

Komplikasi
a. Gagal jantung kongestif

Merupakan kongesti sirkulasi akibat disfungsi miokardium. Infark miokardium
mengganggu fungsi miokardium karena menyebabkan pengurangan kontraktilitas,
menimbulkan gerakan dinding yang abnormal dan mengubah daya kembang ruang
jantung tersebut. Dengan berkurangnya kemampuan ventrikel kiri untuk
mengosongkan diri, maka besar curah sekuncup berkurang sehingga volume sisa
ventrikel meningkat. Akibatnya tekanan jantung sebelah kiri meningkat dan
membuat jantung bekerja lebih keras.
b. Syok kardiogenik
Diakibatkan karena disfungsi nyata ventrikel kiri sesudah mengalami infark
yang masif, biasanya mengenai lebih dari 40% ventrikel kiri. Timbul lingkaran
setan hemodinamik progresif hebat yang irreversibel, yaitu :
·

Penurunan perfusi perifer

·

Penurunan perfusi koroner

·

Peningkatan kongesti paru-paru

c. Disfungsi otot papilaris
Disfungsi iskemik atau rupture nekrosis otot papilaris akan mengganggu fungsi
katub mitralis, memungkinkan eversi daun katup ke dalam atrium selama sistolik.
Inkompentensi katub mengakibatkan aliran retrograd dari ventrikel kiri ke dalam
atrium kiri dengan dua akibat pengurangan aliran ke aorta dan peningkatan
kongesti pada atrium kiri dan vena pulmonalis. Volume aliran regugitasi
tergantung dari derajat gangguan pada otot papilari bersangkutan.
d. Rupture jantung
Rupture dinding ventrikel jantung yang bebas dapat terjadi pada awal
perjalanan

infark

selama

fase

pembuangan

jaringan

nekrotik

sebelum

pembentukkan parut. Dinding nekrotik yang tipis pecah sehingga terjadi
perdarahan masif ke dalam kantong perikardium yang relatif tidak alastis tak dapat
berkembang. Kantong perikardium yang terisi oleh darah menekan jantung ini

akan menimbulkan tanponade jantung. Tanponade jantung ini akan mengurangi
alir balik vena dan curah jantung.
e. Tromboembolisme
Nekrosis endotel ventrikel akan membuat permukaan endotel menjadi kasar
yang merupakan predisposisi pembentukkan trombus. Pecahan trombus mural
intrakardia dapat terlepas dan terjadi embolisasi sistemik. Daerah kedua yang
mempunyai potensi membentuk trombus adalah sistem vena sistenik. Embolisasi
vena akan menyebabkan embolisme pada paru-paru.
f. Perikarditis
Infark transmural dapat membuat lapisan epikardium yang langsung berkontak
dengan perikardium menjadi besar sehingga merangsang permukaan perikardium
dan menimbulkan reaksi peradangan, kadang-kadang terjadi efusi perikardial atau
penimbunan cairan antara kedua lapisan.
g. Sindrom Dressler
Sindrom pasca infark miokardium ini merupakan respon peradangan jinak
yang disertai nyeri pada pleuroperikardial. Diperkirakan sindrom ini merupakan
suatu reaksi hipersensitivitas terhadap miokardium yang mengalami nekrosis.
h. Aritmia
Aritmia timbul aibat perubahan elektrofisiologis sel-sel miokardium.
Perubahan elektrofiiologis ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial
aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOKARD (MCI)

1

Pengkajian
Adapun pengkajian pada klien dengan gangguan sistem kardiovaskular: Miocard

Infark (MCI) adalah :
1.

Aktivitas
Gejala : Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menoton, jadwal olah
raga tidak teratur.
Tanda : Tachikardi, dispnoe pada saat istirahat dan aktivitas.

2.

Sirkulasi
Gejala : Riwayat sebelumnya arteri coroner, gagal jantung koroner, masalah
tekanan darah

(TD), Dibetes Melitus.

Tanda : Tekanan darah : dapat naik, turun; perubahan postural dicatat dari tidur
sampai duduk/berdiri.
 Nadi

: dapat normal; penuh/tak kuat, atau lemah/kuat kualitasnya

dengan pengisisan kapiler lambat; tidak teratur (disritmia) mungkin terjadi.
 Bunyi jantung : Murmur, bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi
otot papilar.

3.

 Irama jantung

: dapat teratur/tidak teratur.

 Edema

: distensi vena jugularis

Integritas Ego
Gejala : Menyangkal gejala penting, takut mati, perasaan ajal

Sudah

dekat,

marah pada penyakit, khawatir tentang keluarga, kerja/keuangan
Tanda

: Menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, Gelisah, marah,

perilaku menyerang, fokus pada diri sendiri/nyeri.

4.

Eliminasi
Tanda : normal atau bunyi usus menurun.

5.

Makanan/Cairan.
Gejala : Mual, kehilangan nafsu makan, bersendawa, nyeri ulu hati/terbakar
Tanda : Penurunan turgor kulit : kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan
berat badan

6.

Higiene
Tanda/Gejala : kesulitan melakukan tugas perawatan

7.

Neurosensori
Gejala : Pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun, duduk dan istirahat
Tanda : Perubahan mental, kelemahan

8.

Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Nyeri dada yang timbulnya mendadak, tidak hilang dengan istirahat,
lokasi tipikal pada dada anterior, substernal, dapat menyebar ke tangan, rahang
dan wajah, epigastrium.
Kualitas

: Chrusing, menyempit, berat, menetap, tertekan,

Intensistas

: Skala 1-10

Tanda :Wajah meringis kesakitan, perubahan postur tubuh, menangis, merintih,
meregang, menggeliat, menarik diri.
9.

Pernafasan
Gejala : Dispnoe dengan/tampa kerja, dispnoe noktural
Batuk, penyakit pernafasan kronik.

Tanda : Peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak/kuat pucat/sianosis
Bunyi nafas : bersih atau krekels/mengi
10. Interaksi Sosial
Gejala : Stress saat ini: contoh; kerja, keluarga kesulitan koping dengan stressor
yang ada.
Tanda

: Kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu emosi (marah terus-

menerus, takut) menarik diri dari keluarga.
11. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat keluarga penyakit jantung/IM, Diabetes, Struk, hipertensi,
penyakit vascular perifer, penggunaan tembakau.
Pertimbangan rencana pengulangan : bantuan pada persiapan makan, belanja,
transportasi, perawatan rumah/memelihara tugas, susunan fisik rumah.
(Doenges E. Marilynn. 2000, hal. 86-95)
2.

Diagnosa keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri
koroner.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen
miokard dan kebutuhan.
3. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi, irama,
konduksi elektrikal.
4. Resiko

tinggi

ketidakefektifan

penurunan/penghentian aliran darah.
5.

perfusi

jaringan

berhubungan

dengan

3.

Asuhan Keperawatan

NO

DIAGOSA

1

Nyeri

TUJUAN/ KH

Akut

INTERVENSI

b.d Setelah dilakukan tindakan

-

RASIONAL

Kaji tanda-tanda vital pasien. -

variasi

penampilan

iskemia

jaringan keperawatan selama 1x24

Mulai dari TD, nadi, suhu,

perilaku

sekunder

terhadap jam diharapkan nyeri yang

RR.

nyeri

Kaji skala nyeri pasien mulai

temuan

berkurang.

dari lokasi

kebanyakan

KH :

10),lamanya

sumbatan
koroner.

arteri dirasakan

-

-

pasien

dapat

-

intensitas (0-

Skala nyeri pasien

(dangkal,

berkurang.

penyebarannya.

Tidak

terlihat

,

kualitas

menyebar)

dan

Mengkaji

pasien
terjadi

dan

karena
sebagai

pengkajian,
pasien

IM

(Infark Miocard) tampak
sakit,

distraksi,

dan

berfokus pada nyeri.

skala nyeri dengan meminta -

Nyeri sebagai pengalaman

tanda-tanda

pasien untuk memilih satu

subjektif

ekspresi nyeri.

angka dari angka 1-10, angka

gambarkan

Pasien

berapa yang mewakili rasa

bantu klien untuk menilai

nyerinya.

nyeri

dengan

membandingkan

dengan

mampu

mempraktekan cara
mengurangi

rasa

-

nyerinya.

-

Ajarkan

pasien

tekhnik

dan

harus

oleh

pasien,

distraksi, dengan melakukan

pengalaman yang lain.

aktifitas yang klien sukai, -

Karena

tetapi

mengalihkan

aktifitas

yang

dilakukan tidak boleh yang

dengan

membutuhkan tenaga extra.

aktivitas

Berikan pasien posisi yang

membantu

di

dengan
rasa

nyeri

melakukan
lain,

dapat
klien

nyaman,

yang

membantunya
-

dapat

mengalihka rasa nyerinya,

mengurangi

sehingga klien tidak merasa

rasa nyerinya.

nyeri lagi.

Ajarkan pasien untuk relax, -

Posisi

dengan

membuat klien lebih relax.

melakuka

nafas

dalam.
-

-

nyaman

Dengan nafas dalam pasien

Berikan pasien lingkungan

akan terasa lebih relax,

yang tenang dan nyaman.

sehingga

secara

tidak

Kolaborasi dengan tim medis

langsung,

nyeri

yang

dalam pemberian obat untuk

dirasakan dapat teralihkan.

mngatasi nyeri.
-

yang

-

Lingkungan yang tenang

Kolaborasi dengan tim medis

dan

lain

membantu

dalam

pemberian

oksigen .

nyaman

dapat

pasien

untuk

lebih relax lagi.
-

Peberian obat dan oksigen
dapat

membantu

untuk

mengurangi

nyeri

nya

pasien
rasa

dengan

membantu kerja jantung
dalam

memompa

darah

untuk mmenuhi kebutuhan
oksigen tubuh.

2

Intoleransi

aktivitas Setelah dilakukan tindakan

-

Catat

/

dokumentasi -

Dengan mencatat frekuensi

berhubungan dengan keperawatan selama 1x24

frekuensi jantung, irama

jantung

ketidakseimbangan

dan

TD

TD , maka kita dapat

antara suplai oksigen melakukan aktifitas sehari-

sebelum, selama, sesudah

mengetahui aktifitas apa

miokard

aktivitas sesuai indikasi.

saja yang dapat membuat

Kaji pola aktifitas sehar-

klien lelah.

hari yang biasa dilakukan -

Dengan

pasien.

aktifitas sehari-hari klien

Kaji aktifitas sehari-hari

kita

yang

kegiatan pasien yang biasa

kebutuhan.

jam diharapkan klien dapat

dan hari.
KH :
-

Klien

mampu

memenuhu
kebutuhan aktifitas

-

sehari-harinya.

perubahan

tidak

bisa

klien

kerjakan.
-

-

mengkaji

dapat

pola

mengetahui

pasien

ada beberapa kegiatan yang

peningkatan

tidak dapat pasien lakukan

tekanan abdomen.
-

perubahan

dilakukan, sehingga jika

Anjurkan
menghindari

dan

secara mandiri maka minta

Minta

kepada

keluarga

untuk

membantu

klien

keluarga

ntuk

membantunya.

dalam melakukan aktifitas -

Aktivitas yang memerlukan

sehari-harinya.

menahan

Anjurkan klien untuk tidak

menunduk

dulu melakukan aktifitas

mengakibatkan bradicardia,

yang memerlukan energy

dan

yang banyak.

peningkatan tekanan darah

nafas

tachicardia

dan
dapat
dengan

-

Batasi jam pasien, dalam -

Dengan

membatasi

sehari 3 jam melakukan

aktifitas dan jam istirahat,

aktifitas, 2 jam istirahat.

maka pasien tidak akan
kelelahan

dan

jam

dapat

melakukan aktifitas sehari3

Resiko

tinggi Setelah dilakukan tindakan

penurunan

curah keperawatan selama 1x24

frekuensi,

terjadi karena penurunan

murmur

fungsi miocard.

Pantau frekuensi jantung -

Menunjukkan

mempertahankan

dan irama, catat disritmia

aliran darah normal dalam

stabilitas

melalui telemetri.

jantung contoh : katub

Catat respons pernafasan

tidak

penurunan episode

terhadap

septum atau vibrasi.

dispnoe,

peningkatan

peningkatan

dengan cepat.

jantung berespon terhadap

Berikan pasien makanan

obat dan aktivitas sesuai

yang lembut dan mudah

dengan

dikunyah.

komplikasi/distrimia

-

hemodinamik,
-

nafas -

Kaji ada tidak nya bunyi

irama, KH :
-

bunyi

kongesti

perubahan curah jantung tidak terjadi.

konduksi elektrikal

dengarka
pasien.

jantung berhubungan jam diharapkan penurunan
dengan

-

harinya lagi.
Krekels
menunjukkan

toleransi terhadap

-

-

aktivitas
-

Atur

aktivitas

jadwal

dan

istirahat -

istirahat -

paru,

baik,

Frekuensi

Kelebihan

mungkin

gangguan

kerusakan
dan

irama

terjadinya
latihan

pasien dengan benar.

peningkatan

Hindari

oksigen dan mempengaruhi

melakuakn

kebutuhan

-

kegiatan yang berat.

fungsi miocardia.

Berikan oksigen tambahan -

Makan

sesuai indikasi.

meningkatkan

besar

miodardia

dapat
kerja

dan

adalah

kafein

perangsang

langsung

pada

jantung

yang dapat meningkatkan
frekuensi jantung.
-

Meningkatkan
sediaan

jumlah

oksigen

kebutuhan

untuk
miocard,

menurunkan iskemia dan
4

Resiko

tinggi Setelah dilakukan tindakan

ketidakefektifan
perfusi

-

keperawatan selama 1x24

jaringan jam

diharapkan

berhubungan dengan terjadi

perfusi jaringan.

n aliran darah

KH :
-

Nilai

Gas

tidak
darah

pasien normal
Dipsnea tidak ada

-

Pasien

dapat

pasien oksigen,

sistemik

diakibatkan oleh penurunan
curah

lembab, tampak pucat.

buktikan oleh penurunan

Anjukan klien untuk tidak

perfusi kulit dan penurunan

menggunakan

nadi.

pakaian
-

Catat RR pasien tiap 4 jam
sekali.

-

disritmia
Vasokontriksi

seperti kuku kebiruan, kulit

yang ketat.
-

-

tanda-tanda

kekurangan

ketidakefektifan

penurunan/penghentia

Kaji

Pantau hasil lab pasien,

jantung

yang

di

Pakaian yang ketat dapat
menghambat aliran darah.

-

Dengan memantau

hasil

AGD, maka kita dapat

bernapas normal

mulai

trombosit,

mengetahui nilai AGD apa

leukosit , dan AGD pasien

saja dari pasien yang tidak

seluruhnya

normal,

sekali.

dari
tiap

2

hari

sehingga

kita

sudah dapat memberikan
tindakan pertama.

4.

WOC
Faktor resiko :
perokok, umur,
ras, obesitas

Kelainan metabolism
( lemak, koagulasi darah
dan keadaan dinding arteri
)
Arteriskleros
is
Penimbuna
n plak di
arteri
Sel- sel
endotel
menyusun
lapisan
dinding dalam
Berkurangya aliran
darah
Suplai darah ke jantung tidak
adekuat

Mengganggu
absorbsi nutrisi
dan o2

Resiko tinggi
ketidakefektif
an perfusi
jaringan

iskemia
Infark
Miokard
Kebutuhan o2
jantung
meningkat
Cedera
sel
seluler

Kontraksi
miokard
menurun
Perubahan dari
metabolisme aerobic
menjadi anaerobik

Tumbuh
jaringan parut

Pembuluh darah
nekrotik

Vaso dilatasi
pembuluh
darah

Aliran
darah
tersumbat
Jantung
memompa
darah lebih
cepat

Irama dan
frekuensi jantung
berubah
Resiko tinggi
penurunan curah
jantung

CKMB menurun,
LDH 1 > LDH 2

Merangsang
keluarnya asam

Merangsang
reseptor nyeri

Menurunnya
PH sel

Merangsang
pengeluara
n histamin

Nyeri akut

Tekanan darah
menurun
Penurunan
ardiac output
Penurunan
kemampuan tubuh
untuk
menyediakan
energi
Intoleransi
Aktiftas

DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elisabet J. 2009, Buku Saku Patofsiogi, Edisi 3, Jakarta: EGC
Doenges, Marilynn E. 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC
Muttaqin, Arif.

2012, Asuhan keperawatan klien dengan gangguan system

kardivaskular dan hematologi, Jakarta: Salemba Medika .
Muttaqin, Arif. 2012, Asuhan Keperawatan Klien dengan Ganggguan Sistem
Kardiovaskular dan Hematologi, Jakarta: Salemba Medika.
Nugroho, Taufan. 2011, Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit
dalam, Yogyakarta; Nuha medika
Setiadi, 2007, Anatomi Fisiologi Manusia, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Udjianti, Wajan Juni. 2010, Keperawatan Kardiovaskular, Jakarta: Salemba Medika.
Wilkinson,Judith M.2009, Diagnosa keperawatan Nanda Nic Noc, Jakarta : EGC.