PENGANTAR DUNIA PENYIARAN Akademi Komuni

Perlengkapan dan Jalur Kerja Studio Televisi & Radio

Oleh

Nama`

DessyFatmawati

Nim

Kelas

42.1A.01

Kampus :

BSI Margonda

Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika

Jurusan Penyiaran Margonda 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nyasehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan lancar.

Tugas makalah yang diberi judul “Perlengkapan dan Jalur Kerja Studio” ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas yang telah diberikan oleh dosen pembimbing materi Pengantar Dunia Penyiaran. Makalah ini menampilkan rangkuman materi yang berkaitan mengenai perlengkapan dan jalur kerja studio yang disajikan sesuai dengan syarat yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing. Penulis berharap makalah ini mempunyai banyak rmanfaat bagi pembaca yang membutuhkan penjelasan materi mengenai perlengkapan dan jalur kerja studio.

Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini belum sempurna, baik dalam penyajian materi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca demi menghasilkan makalah yang lebih baik.

Jakarta, 11 Desember 2013

Penulis

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Sekarang ini telah masuk di jaman era komunikasi, yang di dalamnya sarat dengan penggunaan teknologi komunikasi yang makin lama makin canggih. Oleh karena itu manusia harus bisa beradaptasi terhadap Iptek yang berkembang disekitar kehidupannya agar tidak disebut orang yang ketinggalan jaman. Pepatah mengatakan bahwa, Siapa yang menguasai pengetahuan dan teknologi komunikasi serta memanfaat-kannya dalam kehidupannya, maka dialah pemenangnya .Dunia penyiaran Televisi dan Radio, saat ini berkembang sangat pesat seiring dengan tingkat peradaban manusia dan kemajuan teknologi komunikasi. Sejak Indonesia memasuki era reformasi, dunia penyiaran menjadi medium informasi tercepat,

interaktif langsung berhubungan dengan masyarakat.

Ciptono Setyobudi mengatakan bahwa keberadaan perkembangan arus informasi, sebenarnya berjalan secara alamiah sesuai dengan perkembangan peradaban manusia itu sendiri. Alfin Tofler dalam bukunya “ The Third Wave ”, menjabarkan siklus peradaban manusia dalam tiga kategori utama, yaitu pertama ditandai dengan penemuan-penemuan di bidang pertanian, kedua dengan revolusi industri, dan ketiga dikembangkannya revolusi Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi[i].

Pada peradaban ketiga inilah yang sekarang menjadi sorotan seluruh dunia maupun bangsa Indonesia agar tidak tertinggal dengan negara-negara lain. Sebelum tahun 1990-an, tepatnya pada 24 Agustus 1962, relative penonton mengenal tontonan siaran baik hiburan maupun berita dari Televisi Republik Indonesia (TVRI). Kemudian pada tahun 1989, Pemerintah akhirnya mengizinkan didirikannya stasiun televisi swasta di Indonesia. Mulai dari Rajawali Citra Televisi (RCTI), lalu disusul lagi oleh beberapa stasiun televisi swasta lainnya, yakni Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas Televisi (ANTV), dan Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR), yang kini sudah mengudara secara nasional. Dan belakangan, banyak sekali bermunculan stasiun-stasiun televisi lokal

(daerah).

Menurut Undang-undang penyiaran No. 32 tahun 2003, stasiun penyiaran swasta merupakan stasiun yang berbentuk badan hukum, bersifat komersil dan memiliki bidang usaha menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau televisi. Sumber pembiayaan stasiun penyiaran swasta berasal dari iklan dan usaha lain yang sah yang terkait penyelenggaraan penyiaran. Stasiun penyiaran swasta hanya dapat menyelenggarakan satu siaran dengan satu

saluran pada satu cakupan wilayah.

Televisi dan radio dapat dikelompokkan sebagai media yang menguasai ruang tetapi tidak menguasai waktu, menguasai waktu, tetapi tidak menguasai ruang. Artinya, siaran dari suatu media televisi atau radio dapat diterima dimana saja dalam jangkauan pancarannya

(menguasai ruang), tetapi siarannya tidak dapat dilihat kembali (tidak menguasai waktu)[ii].

Kelebihan televisi dibandingkan dengan media massa lainnya adalah adalah karena media televisi merupakan media yang menyampaikan informasi dengan menggunakan audio (suara) dan visual (gambar). Dan untuk menghasilkan kualitas prima agar gambar dan suara bisa diterima baik di masing-masing pesawat televisi ( audien ), maka diperlukan

komunikasi dan juga teknologi yang baik.

Berdasarkan pemahaman umum mengenai televisi, tentu saja televisi tak akan berarti apa-apa tanpa adanya program acara. Program dihasilkan melalui gagasan dan konsep (pra produksi). Kemudian gagasan diwujudkan melalui proses syuting (produksi) dan

penyuntingan serta evaluasi (pasca produksi).

Seluruh proses tersebut, tentunya memiliki standar atau tata cara pelaksanaan kerja yang baku atau tata laksana kerja. Tata laksana kerja ini disebut dengan SOP ( Standard Operation System ).Fred Wibowo mengatakan, SOP merupakan langkah atau tahapan-tahapan

yang secara konseptual dirancang dalam perencanaan[iii].

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memproduksi program acara adalah, pertama materi produksi, kedua sarana produksi, ketigabiaya produksi, keempat organisasi pelaksanaan produksi, dan kelima adalah tahap pelaksanaan. Kelima hal ini yang menjadi

acuan atau standar dalam pembuatan program acara televisi.

Salah satu yang juga berperan penting dalam penyajian suatu program acara adalah sebuah studio. Ciptono Setyabudi juga mengatakan, studio merupakan sistem yang cukup berperan dalam sebuah stasiun televisi. Sebagai sub-sistem yang terintegrasi secara total, bagian studio memberikan andil untuk penyedia program-program regular baik yang bersifat live event atau recording program . Kadang studio juga merupakan barometer prestis sebuah stasiun televisi.

B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah yang bertema Perlengkapan dan Jalur Kerja Studio yaitu merupakan salah satu bentuk tugas dari mata kuliah Pengantar Dunia Penyiaran. Selain itu, perkembangan era komunikasi saat ini membuka peluang bagi tenaga kerja di bidang penyiaran yaitu penyedia informasi yang akan disajikan melalui media komunikasi yang ada baik melalui media cetak maupun elektronik seperti radio dan televisi. Oleh karena itu sangat tepat bila sumber daya manusia Indonesia sebagian dipersiapkan menjadi orang – orang yang memiliki kompetensi di bidang komunikasi pada umumnya dan secara khusus pada bidang Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film.

C. Manfaat

Materi yang terdapat di dalam makalah ini diharapkan memberikan pengetahuan tentang peralatan dan jalur kerja studio pemancar radio dan proses penyiarannya serta bagaimana mendisain dan memproduksi informasi sebagai materi yang akan disiarkan melalui media radio. Pada bidang pertelevisian dan perfilman, tenaga kerja dituntut memiliki pengetahuan tentang peralatan studio TV dan film dan proses penyiaran informasinya serta bagaimana mendisain program dan memproduksinya sampai siap untuk disiarkan melalui media TV dan film. Agar dapat bekerja dengan baik, seorang tenaga kerja perlu pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada bidang penyiaran radio, TV dan film. Di samping menguasai pengetahuan yang telah disebutkan, agar memiliki kompetensi standar sebagai SDM penyiaran radio, TV dan film mahasiswa/i sangat perlu belajar melalui praktek langsung di kampus maupun di luar kampus, untuk pembentukan skills dan sikap sebagai seorang SDM penyiaran.

BAB II

Perlengkapan dan Jalur Kerja

Studio

A. Kebutuhan Dasar Produksi

Dalam merumuskan sistem peralatan teknik stasiun penyiaran perlu dipertimbangkan hal- hal yang mencakup aspek produksi, aspek penyiaran dan aspek pendukung siaran

lainnya[iv]. Pertimbangan teknik yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut:

1. Aspek Produksi

Aspek Produksi dengan pertimbanganya antara lain:

a. Jenis dan ukuran program, misalnya : news, talk show, music (besar, sedang, kecil) atau drama (besar, sedang, kecil) dan lain-lain,

2 b. 2 Ukuran (luas lantai) studio misalnya : ukuran kecil (50m - 300m ),

2 2 2 menengah (350m 2 - 500m ), dan besar (600m - 1000m ),

c. Tipe produksi, misalnya: rekaman saja (taping) atau termasuk siaran langsung (live),

d. Hasil produksi apakah full kompetitif (target komersial)atau tidak , ini merupakan kaitanya dengan mutu dan pengadaan peralatan yang menghasilkan effek, daya tarik, audio/visual dan peningkatan mutu seperti vision mixer, sound mixer, lighting stytem dan peralatan pasca produksi (editing, dubbing, mixing dan lain-lain),

e. Perkiraan volume produksi dan lokasi produksi (di studio saja atau termasuk luar studio), bagaimanakah tingkat mobilitas yang diinginkan (tinggi, sedang, rendah) dan anggaran (budget) yang akan dialokasikan untuk pengadaan peralatan[v].

2. Aspek Penyiaran

Aspek penyiaran dengan pertimbanganya antara lain :

a. Apakah kegiatanya menyiarkan saja atau dengan kegiatan produksi terbatas.

b. Menyiarakan saja artinya menerima bahan siap siar dari luar (program provider,production house).

c. Apakah ada kemungkinan pengolahan kembali (readiting atau pasca produksi) bahan siaran yang diterima dari pihak luar (production house).

d. Berapa besar kegiatan atau volume pasca produksi yang akan dilakukan.

e. Produksi terbatas bisa berarti bahwa hanya memproduksi program tertentu

dengan volume kecil, misalnya : berita atau talk show.

f. Tipe siaran (hasil rekaman atau live).

g. Siaran dari studio saja atau termasuk dari luar.

h. Perkiraan waktu siaran dan durasi jam siaran.

3. Aspek Pendukung

Dalam melaksanakan kegiatan produksi dan penyiaran dibutuhkan peralatan teknik lainya sebagai pendukung, biasanya disebut teknik umum antara lain : pembangkit daya listrik dan diesel, alatdekorasi dan konstruksi, alat transportasi, dan lain-lain. Pertimbangan utama dalam pengadaan peralatan teknik umum terutama adalah harus mampu mendukung kegiatan produksi dan penyiaran secara efektif dan efesien.

B. Merancang Sistem Peralatan

Terdapat sejumlah hal yang harus dipertimbangkan dalam merancang system peralatan pada stasiun penyiaran yang mencakup : persyaratan umum, konfigurasi peralatan, tim perencana atau konsultan dan spesifikasi teknik peralatan.

1. Persyaratan Umum

Persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam merancang sistem peralatan, baik peralatan produksi, penyiaran maupun teknik umum, yang diantaranya adalah :

a. Memenuhi persyaratan internasional dan nasional

b. Adanya jaminan kontinuitas dukungan suku cadang (biasanya sekitar

10 tahun) dan layanan purnajual

c. Mempunyai daya tahan ( Realiability ) yang tinggi

d. Kemudahan memperoleh suku cadang

e. Praktis dalam pengoperasian dan pemeliharan

f. Pengalaman pengguna sebelumnya

g. Peralatan yang digunakan kompetitor

h. Kemudahan pengembangan sistem peralatan dikemudian hari ( upgrading ) sejalan dengan peningkatan kebutuhan.

2. Konfigurasi Peralatan

Berdasarkan kebutuhan yang telah ditetapkan sebelumnya, disusun daftar kebutuhan peralatan dengan disertai gambar secara block diagram (garis besar) mencakup :

a. Peralatan produksi antara lain terdiri atas : Camera system (studio kamera dan ENG/EFP kamera), video system, audio system, editing (and dubbing) system, VCR system, lighting system, master control, a. Peralatan produksi antara lain terdiri atas : Camera system (studio kamera dan ENG/EFP kamera), video system, audio system, editing (and dubbing) system, VCR system, lighting system, master control,

b. Peralatan penyiaran antara lain meliputi : sending VCR system, continuity studio equipment, camera system, audio system, video system, lighting system, master control (bersama dengan bagian produksi) dan peralatan transmisi seperti pemancar, microwave link, up and down link.

c. Peralatan pendukung meliputi : pembangkit daya listrik stationary (PLN, generator sets ), pembangkit daya listrik mobile/portable ( Mobile generator sets ) sebagai kelengkapan mobile production unit atau small silent generator set, alat pendingin (AC) untuk studio dan ruang peralatan, alat komunikasi stationary atau portable : handy talky, mobile phone, computer untuk computer grafis.

3. Tim Perencana atau Konsultan

Untuk menghasilkan rencana, pembangunan studio dan sistem peralatan yang optimal biasanya dibentuk tim perencana. Tim perencana setidaknya berasal dari tiga bidang utama yaitu:

a. Tenaga ahli di bidang perencanaan gedung studio

b. Tenaga ahli di bidang peralatan televisi (peralatan produksi dan penyiaran/transmisi)

c. Tenaga ahli di bidang program televisi. Di samping itu, dapat pula dilibatkan ahli di bidang lain sebagai narasumber atau pada tahap sesuai kebutuhan (kemajuan proses perencanaan).

4. Spesifikasi Teknik Peralatan

Secara garis besar spesifikasi teknik peralatan mencakup antara lain : frekuensi dan tegangan listrik yang dibutuhkan, peralatan serta toleransi yang diizinkan (PLN : 220volt/50hz), kondisi lingkungan : temperatur dan

kelembaban lingkungan di mana peralatan dapat berfungsi secara normal, ukuran fisik peralatan (volume dan berat), karakteristik ( parameter ) video dan audio secara lengkap yang mencerminkan mutu atau klasifikasi peralatan.

BAB III

Jalur kerja Televisi

A. Sejarah Televisi

Berawal di tahun 1876 George Carey menciptakan Selenium Camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelomban\

g listrik. Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu dinamakan sebagai Sinar Katoda.

Kemudian prinsip televisi dikemukakan oleh Paul Nipkow dari Jerman pada tahun 1884. berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut Teleskop Elektrik dengan resolusi 18 garis. Pada tahun 1888 Freidrich Reinitzeer, ahli botani Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.

Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama kali dibuat oleh ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun pada tahun 1897. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi cikal bakal televisi layar tabung. Kemudian barulah di tahun 1900 Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama kali dibuat oleh ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun pada tahun 1897. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi cikal bakal televisi layar tabung. Kemudian barulah di tahun 1900

Tujuh tahun kemuidan (1907) Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar. Tak lama tahun 1927 Philo T Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.

Pada tahun 1928 Vladimir Kozma Zworykin mendaftarkan paten atas namanya untuk penemuannya, kinescope, televisi tabung pertama di dunia. Setahun kemudian, dia mendapat kewarganegaraan Amerika Serikat dan menyelesaikan studi doktornya di Universitas Pittsburgh. Vladimir lahir di Rusia, 30 Juli 1889. Dia menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT. Dia bekerja di perusahaan elektronik RCA dan selama 1930 hingga 1940-an, perusahaan itu memanjakannya dengan menguras dana US$ 150 juta untuk produksi teknologi televisi.

Zworkyn dengan bantuan Philo Farnsworth berhasil menciptakan pesawat televisi pertama yang dipertunjukkan kepada umum pada pertemuan World’s Fair pada tahun 1939.

Tepatnya tanggal 11 Mei, untuk pertama kalinya, sebuah pemancar televisi dioperasikan di kota Berlin, Jerman. Dengan demikian, dunia mulai berkenalan dengan alat komunikasi secara visual. Stasiun televisi itu kemudian diberi nama Nipko, sebagai penghargaan terhadap Powel Nipkov, ilmuwan terkenal Jerman dan salah seorang penemu peralatan televisi.

Keterbukaan Zworykin pada kritik, membuatnya menemukan penemuan baru lagi. Sebuah kamera tabung. Ini melengkapi teknologi televisi tabung penemuannya. Penemuan itu dinamakannya iconoscope, berasal dari bahasa Yunani, icon yang berarti citra dan scope yang berarti mengamati. Namun Ia meninggal karena usia tua pada tanggal 29 Juli 1982. Dialah yang kemudian sebagai Sang Penemu Televisi (1889-1982).

Kemunculan televisi pada awalnya ditanggapi biasa saja oleh masyarakat. Harga pesawat televisi ketika itu masih mahal, selain itu belum tersedia banyak program untuk disaksikan. Pengisi acara televisi pada masa itu bahkan meragukan masa depan televisi, mereka tidak yakin televisi dapat berkembang dengan pesat. Pembawa acara televisi ketika itu, harus mengenakan make up biru tebal agar dapat terlihat normal ketika muncul di layar televisi. Mereka juga harus menelan tablet garam untuk mengurangi keringat yang membanjiri di badan mereka karena intensitas cahaya lampu studio yang sangat tinggi, menyebabkan para pengisi acara sangat kepanasa.

Pada perang Dunia ke-2 sempat menghentikan perkembangan televisi. Namun setelah perang usai, teknologi baru yang telah disempurnakan selama perang, berhasil mendorong kemajuan televisi. Kamera televisi baru tidak lagi membutuhkan banyak cahaya sehingga para pengisi acara distudio tidak lagi kepanasan. Selain itu layar televisi sudah menjadi lebih besar, terdapat lebih banyak program yang tersedia dan sejumlah stasiun televisi lokal mulai membentuk jaringan. Masa depan televisi mulai terlihat menjanjikan.

Awalnya di tahun 1945, hanya terdapat stasiun televisi dan 8000 pesawat televisi meningkat menjadi hampir 100 stasiun sedangkan jumlah rumah tangga yang memiliki pesawat televisi mencapai 35 juta rumah tangga atau 67 persen dari total rumah tangga.Perkembangan industri televisi di AS mengikuti model radio untuk membentuk jaringan. Stasiun televisi lokal selain menayangkan program lokal juga bekerjasama dengan tiga televisi jaringan yaitu CBS, NBC dan ABC. Sebagaimana radio, ketiga televisi jaringan itu menjadi sumber program utama bagi stasiun afiliasinya.

Semua program televisi pada awalnya ditayangkan dalam siaran langsung (live). Pertunjukkan opera di New York menjadi program favorit televisi dan disiarkan secara langsung. Ketika itu belum ditemukan kaset penyimpan suara dan gambar (videotape). Pengisi acara televisi harus mengulang lagi pertunjukannya beberapa kali agar dapat disiarkan pada kesempatan yang lain.

Barulah pada tahun 1956, Ampex Corporation berhasil mengembangkan videotape sebagai sarana yang murah dan efisien untuk menyimpan suaran dan gambar program televisi. Pada awal tahun 1960-an hampir seluruh program yang pada awalnya disiarkan secara langsung, diubah dan disimpan dalam videotape. Berlanjut di tahun 1940 Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis. Pesawat televisi berwarna mulai diperkenalkan kepada publik pada tahun 1950-an. Siaran televisi berwarna dilaksanakan pertama kali oleh stasiun televisi NBC pad tahun 1960 dengan menayangkan program siaran berwarna selama tiga jam setiap harinya.

Di tahun 1958 sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD sebagai tampilan layar televisi dikemukakan oleh Dr. Glenn Brown. Lalu tahun 1964 Prototipe sel tunggal display Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini dilanjutkan Larry Weber.1967 James Fergason menemukan teknik twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis. Barulah pada tahun 1968 Layar LCD pertama kali diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier. Kemudian 1975 Larry Weber dari Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna.Di tahun 1979 Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode (OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu, Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer yang ringan.

Pertama kali tahun1981 Stasiun televisi Jepang, NHK, mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis. Lalu tahun 1987 Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display pertama kali.Setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai di tahun 1995. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita.

Pada tahun 2000-an, masing-masing jenis teknologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna Pada tahun 2000-an, masing-masing jenis teknologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna

B. Fungsi Televisi

Media informasi TV merupakan media yang sangat efektif karena kandungan informasi yang ada dalam TV (gambar) jauh lebih besar dari pada media lainnya baik media cetak maupun radio. Oleh karena itu di Indonesia perlu dibangun banyak stasiun pemancar TV sebagai sarana yang dapat mempererat persaudaraan, persatuan dan kesatuan bangsa, memberikan informasi yang cepat dan benar dan sebagai wahana hiburan serta untuk mencerdaskan bangsa.

Dengan demikian Siaran TV memiliki arti dan fungsi yang sangat penting untuk penyampaian informasi dari pemerintah maupun dari sumber-sumber yang lain untuk kepentingan nasional maupun regional. Informasi dari pemerintah berupa berita-berita pembangunan diseluruh wilayah Negara, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pengetahuan dan memotivasi masyarakat untuk membangun daerahnya. Demikian pula masyarakat perlu mendapatkan informasi yang benar tentang kehidupan dan kemajuan negaranya sebagai upaya melakukan pendidikan politik masyarakat. Informasi yang berupa hiburan yang diwujudkan dalam bentuk pengembangan kesenian, budaya, dan pendidikan.

Hal ini dapat mendukung dalam mencerdaskan bangsa serta untuk membendung masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Informasi yang berupa intertainment juga sangat diperlukan dalam membawa bangsa mampu memasuki kehidupan yang lebih modern.

C. Jenis Informasi pada Siaran Televisi

Terdapat berbagai jenis siaran Televisi, yang dapat dikelompokkan menjadi :

1. Berita

Beberapa stasiun siaran TV menyiarkan berita sesuai dengan selera masing- masing. Misalnya dengan menamakannya program liputan. Berdasarkan waktu siarnya lalu dikenal dengan nama liputan pagi, liputan siang, liputan petang dan liputan malam. Ada juga yang memberikan nama berita pagi, berita nusantara, berita siang, berita nasional dan berita malam. Informasi jenis berita ini juga dapat dikemas menjadi bentuk dialog seperti dialog pro dan kontra, dialog perikanan dan kelautan, dialog ekonomi, politik dan sebagainya.

2. Hiburan

Siaran hiburan juga disiarkan secara variatif oleh setiap stasiun siaran TV. Misalnya film, sinetron, musik, kesenian, drama dan sebagainya. Film dapat dibedakan menjadi film anak-anak, dan untuk orang dewasa, Fim cerita, legenda, komedi dan sebagainya.

3. Entertaintmen

Jenis ini juga tergantung setiap stasiun siaran TV dalam mengemas program ini. Mereka saling menyuguhkan yang terbaik dan berusaha membuat semenarik mungkin untuk merebut pemirsanya. Hal ini kita sadari dan maklumi karena saat ini telah banyak stasiun penyiaran TV dengan kualitas dan karakternya masing- masing. Sebagai contoh acara ini adalah Hitam Putih, Bukan Empat Mata, Kiss, Wisata Kuliner, Kuis dan sebagainya.

4. Iklan

Terdapat dua kelompok iklan yaitu iklan layanan masyarakat dan iklan produk barang tertentu dengan tujuan profit atau tamencari keuntungan. Iklan layanan masyarakat seperti hemat energi, beralih dari minyak tanah ke kompor gas dan sebagainya. Iklan yang profit misalnya rokok, pasta gigi, minyak goreng, dan sebagainya.

D. Khalayak Sasaran pada Siaran Televisi

Berdasarkan umur pemirsa televisi dikelompokan menjadi 3 yaitu :

1 Anak-anak : Umur 5 sampai 10 tahun

2 Remaja/ Teeneger : Umur 15 sampai 25 tahun

3 Dewasa/ Adult : diatas 25 tahun Berdasarkan Status Sosial pemirsa televisi dibagi menjadi 3 kategori atau kelas yaitu :

1. Kategori High Class: Kategori ini merupakan komunitas orang yang mempunyai status sosial atau pekerjaan tinggi seperti Pengusaha atau Orang Kaya

2. Kategori Medium Class : Kategori ini merupakan komunitas orang yang mempunyai pekerjaaan sedang seperti mahasiswa, pelajar, pegawai, TNI/Polri, wiraswasta

3. Kategori Low Class : Kategori ini diisi oleh komunitas buruh dan pengangguran

E. Stasiun Pemancar Televisi

1. Studio Pemancar TV

Sebuah stasiun pemancar harus mempunyai kelengkapan alat dan tempat/ruang sebagai pendukung program acara yang sudah dibuat. Kelengkapan studio sebuah stasiun siaran TV meliputi :

a. Ruang Studio Siaran

Ruangan ini dilengkapi meja dan kursi siar serta dekorasi ruang yang mendukung estetika, Sistem penerangan studio, mic jepit dan beberapa kamera TV studio. Ruangan ini didesain kedap suara dan berdampingan dengan ruang pengendali dan dibatasi dengan kaca yang hanya bisa dilihat atau tembus pandang dari ruang pengendali sehingga sutradara/ producer bisa mengamati secara langsung jalannya rekaman /siaran

keterangan gambar : a. Disain ruang studio Siaran

b. Ruang studio siaran dengan latar biru dan kamera TV studio

c. Meja Siaran dengan latar lukisan d. Seting meja siaran dengan latar biru, lampu dan kamera

e. Seting lampu portable di dalam ruang studio siaran

f. Salah satu corner studio rekaman dengan lampu studio tetap

b. Ruang Pengendali Control (Contol Room)

Ruangan ini berfungsi sebagai ruang pengendali rekaman yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan studio seperti mixer video, TV monitor setiap sumber audio visual satu monitor dan sebuah master monitor TV, Switcher Video, Switcher lampu, VTR, VCD/DVD player, Telecine (pada stasiun yang besar memiliki ruang tersendiri), komputer dan sound system untuk keperluan talk back dengan ruang siaran maupun sebagai sumber audio/musik.

c. Ruang Telecine

Pada studio yang lengkap telecine diletakkan pada ruang tersendiri. Telecine adalah peralatan transfer audio visual dari film, slide menjadi video audio. Peralatan yang ada pada ruangan ini adalah proyektor film dari ukuran 8 mm, 16 mm, 35 mm, 70 mm. ukuran ini disesuaikan dengan jenis ukuran film yang sudah standar. Kamera Video untuk shoting proyeksi film sehingga menjadi gambar video, sound system dan

sebagainya.

d. Ruang Produksi atau Editing Program

Peralatan produksi program digital terdiri dari beberapa unit komputer yang sudah dihubungkan dalam satu jaringan (LAN). Satu unit komputer digunakan untuk editing, yang lain untuk disain animasi grafis dan yang lain lagi untuk keperluan capturing serta untuk menyimpan file-file program pendukung seperti musik, sound efek dan program yang sudah jadi. Di samping itu juga terdapat peralatan sumber video seperti VTR/VCR dari beberapa jenis, mixer video,sound system, mic, headpon, speaker, printer dan sebagainya.

e. Ruang Ganti atau Make Up

Ruang ini juga sangat diperlukan untuk membuat obyek tetap tampil menarik sesuai disain. Agar kualitas gambar yang dihasilkan tetap optimal dan menarik, maka obyek atau artis harus di make up dan selalu dijaga agar tidak memantulkan cahaya sewaktu dishoting akibat banyak berkeringat.

f. Ruang Pemancar

Adalah ruangan untuk menempatkan perangkat pemancar TV. Ruangan ini berisi cabin-cabin peralatan elektronik pemancar dan penerima sinyal frekuensi gelombang TV dengan maupun gelombang mikro dari dan ke satelit. Selanjutnya dipancarkan ke masyarakat melalui peralatan pemancar dan antena yang dipasang di tower yang berada di luar studio.

g. Ruang Properti

Tempat pembuatan sarana pendukung untuk seting tempat/ruang sehingga sesuai dengan situasi dan kondisi yang diharapkan oleh naskah produksi TV. Tempat ini digunakan untuk merancang dekorasi, pembuatan lukisan untuk background, pembuatan miniatur, maket dan sebagainya.

h. Auditorium

Ruangan ini digunakan untuk berbagai acara seperti panggung musik, kesenian/budaya, lawak, talkshow interaktif dan acara-acara life lain yang akan melibatkan Ruangan ini digunakan untuk berbagai acara seperti panggung musik, kesenian/budaya, lawak, talkshow interaktif dan acara-acara life lain yang akan melibatkan

i. Ruang Sidang atau Rapat

Ruangan ini digunakan untuk pertemuan, rapat koordinasi, diskusi dan sebagainya. Biasanya terdapat beberapa ruang jenis ini dengan ukuran yang bervariasi. Peralatan yang ada ditempat ini diantaranya meja, kursi, laptop, lcd proyektor, layer dan sound system. Seting tempat duduk dapat diatur berubah- ubah sesuai dengan selera/menurut kebutuhan.

j. Ruang Discotique atau Perpustakaan

Ruangan ini sebagai tempat penyimpanan perangkat lunak seperti kaset video hasil shoting sebagai bank gambar, kaset / tape / CD hasil produksi program dan musik lagu,instrumental, sound efek dan sebagainya yang disusun rapi dengan penomeran khusus, sehingga memudahkan pencarian. Disamping software (perangkat lunak) juga untuk menyimpan arsip naskah program, buku-buku referensi dan sebagainya. Ruangan ini dilengkapi dengan computer untuk keperluan administrasi dan juga disediakan hardware (perangkat keras) untuk memutar ulang program serta ruang baca.

k. Ruang Gedung atau Peralatan

Ruangan ini digunakan untuk menyimpan berbagai peralatan stasiun siaran TV dengan tujuan agar dapat diadministrasikan dengan baik. Peralatan- peralatan tersebut diantaranya kamera, lampu, tripot, kabel-kabel TV monitor, mixer video, sound sistem dan peralatan lain yang tidak dipasang tetap. Peralatan ini biasa digunakan untuk shoting outdoor. Apabila peralatan tersebut mau digunakan dapat dipinjam di gudang dengan mekanisme yang telah ditetapkan yaitu mengisi formulir peminjaman alat. Setelah selesai digunakan peralatan tersebut dikembalikan kepada petugas gudang. Oleh petugas gudang dicatat dan dicek apakah ada yang rusak atau dalam keadaan baik. Peralatan yang rusak dikirim kebagian perbaikan/bengkel.

l. Ruang Bengkel

Ruangan ini digunakan oleh petugas perawatan dan perbaikan peralatan untuk menangani peralatan-peralatan yang rusak untuk diperbaiki.

m. Ruang Humas atau Marketing

Ruangan ditempati oleh manager dan staf bagian humas dan pemasaran untuk merencanakan dan menjual program siaran kepada masyarakat pengusaha melalui pemasangan iklan.

n. Ruang Sekretariat

Ruangan ini merupakan ruangan kantor yang ditempati oleh pimpinan dan staf sekretariat untuk melaksanakan kegiatan administrasi perusahaan penyiaran TV.

o. Ruang Manager

Merupakan ruangan kantor yang ditempati oleh para manager untuk melaksanakan tugasnya memanage perusahaan penyiaran TV.

2. Peralatan Studio TV dan Fungsinya

a. Kamera Studio

Dilengkapi tripot dan dolly / craine. Kamera berfungsi untuk menangkap gambar/visual dari obyek. Biasanya telah dilengkapi micropon untuk menangkap suara didepan kamera. Kamera juga dilengkapi dengan VCR untuk merekam gambar dan suara dari obyek.

b. Lampu Studio

Lampu Studio yang dipasang tetap dan lampu portable yang dilengkapi dengan stand lampu. Lampu berfungsi untuk penerangan agar cahaya yang mengenai obyek mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kamera, sehingga dapat diperoleh gambar yang berkualitas/jelas.

c. Switcher Box Lampu

Terdiri dari kumpulan switch (skakelar) lampu yang masing-masing berfungsi untuk menyalakan dan mematikan lampu studio. Switcher box dihubungkan ke sumber listrik melalui panel sekering pengaman otomatis/MCB ke switcher utama jenis handle.

d. TV Monitor

Berfungsi sebagai display kamera untuk memonitor hasil pengambilan gambar setiap kamera sehingga bisa diketahui kualitasnya agar dipilih sutradara untuk direkam di master VTR. Oleh karena itu Setiap kamera dipasang satu monitor. Master VTR juga membutuhkan dipasang satu monitor untuk mengetahui gambar dari kamera mana yang sedang direkam di VTR.

e. Mixer atau Switcher Video

Digunakan untuk menerima masukan dari setiap kamera yang digunakan untuk shoting dan meneruskan ke VTR untuk direkam. Alat ini jjuga berfungsi untuk memilih gambar dari kamera mana yang akan direkam ke VTR. Dan efek- efek apa yang akan dipilih dan digunakan sebagai transisi perpindahan gambar dari kamera yang satu ke kamera yang lain oleh sitcherman atas perintah sutradara.

f. VTR atau VCR

Digunakan untuk merekam gambar dan suara obyek yang dishoting. VTR menerima masukan gambar dari mixer video dan masukan suara dari mixer audio atau langsung dari micropone yang dipasang pada obyek shoting. Keluaran dari VTR dihubungkan ke pesawat pemancar yang ada diruang pemancar untuk dipancarkan sebagai siaran langsung atau direkam dulu pada pita magnetis, diedit dan dijadikan dalam bentuk kaset atau keping VCD/DVD program untuk siaran tunda/tidak langsung.

g. Sound System

Terdiri dari mic, mixer audio, equalizer, amplifier, speaker, headpone, tape recorder/cassette recorder, piringan hitam, CD/DVD player dan sebagainya. Sound sistem digunakan untuk keperluan talk back komunikasi antara kamerawan dengan sutradara/pengarah dalam rangka koordinasi, pemberian instruksi oleh pengarah kepada kamerawan.Talkback juga disalurkan ke ruang-ruang lain seperti ruang telecine untuk koordinasi pemutaran film, slide dan sebagainya. Sound sistem juga berfungsi sebagai sumber suara utama dan pendukung program.

h. Telecine

Terdiri proyektor film 8 mm, 16 mm, 35 mm, 70 mm, screen, dan pengarah proyeksi, kamera video, tv monitor. Telecine berfungsi untuk mengubah dari bentuk film ke video sehingga dapat disiarkan ke masyarakat melalui pemancar TV

i. Komputer Editing

Yaitu komputer yang berisi program aplikasi untuk keperluan editing program dan animasi seperti program pinacle studio, matrox, adob premiier dan sebagainya. Sebagai komputer editing video perlu memiliki memori yang besar demikian pula kapasitas hard disk yang besar pula untuk menyimpan data-data gambar yang cukup banyak. Biasanya terdapat beberapa komputer untuk keperluan editing video yaitu untuk animasi disain tampilan screen, caption dan karya grafis lainnya. Beberapa komputer tersebut dikoneksi pada satu jaringan untuk keperluan komunikasi data.

3. Skema sambungan dan proses kerjanya

a. Studio Televisi

Obyek shoting misalnya acara kesenian tari, dishot menggunakan dua buah kamera video yaitu kamera 1 dan kamera dua. Pengambilan obyek dilakukan oleh kamerawan atas instruksi pengarah/sutradara yang berada di ruang pengendali, melalui talkback sound system yang disalurkan ke headphone pada setiap kamera. Dengan demikian tidak ada pengambilan yang sama. Dari kamera 1 maupun kamera 2 hasil pengambilan gambarnya disalurkan ke TV monitor 1 dan TV monitor 2 serta disalurkan ke mixer video yang sudah dilengkapi dengan fasilitas switcher dan wiper transisi. Dengan demikian pengarah dapat melihat hasil pengambilan gambar melalui TV monitor yang diset di ruang pengendali. Suara dari obyek shoting dapat ditangkap oleh micropon yang dipasang khusus atau menggunakan fasilitas micropon pada kamera. Suara disalurkan langsung ke VTR atau dapat juga melalui mixer audio.

b. Sound System

Suara obyek shoting ditangkap oleh micropon yang dipasang di arena shoting disalurkan dengan kabel koaksial ke pesawat mixer audio. Setelah diolah oleh lalu disalurkan ke VTR/VCR bersama-sama dengan sinyal video yang dikeluarkan oleh mixer video untuk direkam. Atau langsung disalurkan ke pesawat pemancar untuk disiarkan bersama dengan sinyal videonya.

c. Telecine

Adalah singkatan dari telecinema atau film yang disiarkan jarak jauh. Telecine mengerjakan transfer data dari film ke bentuk video digital dan disalurkan ke studio pemancar untuk dipancarkan ke masyarakat. Transfer data ini dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Transfer data secara tidak langsung dilakukan dengan cara pemutaran film dengan proyektor, tayangannya direkam menggunakan kamera video dan disalurkan ke VTR atau komputer untuk disimpan dan sewaktu-waktu diperlukan dapat dipanggil disalurkan ke pemancar untuk disiarkan.

F. Organisasi dan SDM

1 Struktur

Organisasi

Stasiun penyiaran TV dipimpin oleh seorang manager stasiun (SM). Untuk

melaksanakan tugasnya dibantu oleh manager bidang penyiaran yaitu manager program (PM), manager teknik (TM), manager miscellaneous (MM) dan manager bisnis dan pemasaran (BM). Dan masing- masing manager mengkordinasikan sub bagiannya masing-masing. Struktur organisasi ini adalah tipikal,

maksudnya setiap perusahaan penyiaran mempunyai tipe dan sistem sendiri- sendiri.

2 Deskripsi Tugas dan Fungsi

a. Stasiun Manage. Merupakan pimpinan tertinggi pada stasiun penyiaran TV. Berfungsi sebagai Manager/pengelola stasiun penyiaran TV dengan tugas mengelola yaitu merencanakan program kerja dan pengembangan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengadakan pengawasan dan mengkomunikasikan kegiatan kerja, melakukan pembinaan SDM sehingga para karyawan bekerja dengan tepat, efektif dan efisien serta memiliki produktivitas kerja yang tinggi.

b. Manager Bidang. Berfungsi sebagai pimpinan bidang yang bertugas membantu manager stasiun penyiaran dalam mengelola perusahaan penyiaran TV sesuai bidang kerja masing-masing. Bidang program meliputi pekerjaan yang berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanaan produksi jurnalisme penyiaran, animasi dan pengolahan gambar, produksi b. Manager Bidang. Berfungsi sebagai pimpinan bidang yang bertugas membantu manager stasiun penyiaran dalam mengelola perusahaan penyiaran TV sesuai bidang kerja masing-masing. Bidang program meliputi pekerjaan yang berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanaan produksi jurnalisme penyiaran, animasi dan pengolahan gambar, produksi

c. Koordinator Sub. Berfungsi sebagai pimpinan bidang yang bertugas membantu manager stasiun penyiaran dalam mengelola perusahaan penyiaran TV sesuai bidang kerja masing-masing. Bidang program meliputi pekerjaan yang berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanaan produksi jurnalisme penyiaran, animasi dan pengolahan gambar, produksi program siaran, penyutradaraan, penulisan naskah, dan managemen produksi.

G. Kualifikasi SDM Televisi

1 Produser

Producer adalah jabatan yang memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan/managemen produksi penyiaran TV. Oleh karena itu seorang producer diharapkan memiliki kualifikasi kemampuan sebagai berikut :

a. Menjabarkan naskah

b. Mengkompilasi jadwal produksi harian (running sheet)

c. Memesan dan mengkoordinasikan sumber-sumber produksi

d. Melakukan survey lokasi

e. Mengatur jalannya shoting

f. Mengatur lokasi shoting

g. Melaksanakan pengarahan/briefing

h. Merencanakan dan mengkoordinasikan jalur pascaproduksi

i. Mengkoordinasikan kelangsungan kerja j. Mengkoordinasikan pemeran dan kruw k. Mengatur gladi bersih l. Memproduksi topik program prarekam m. Memproduksi program prarekan n. Memproduksi siaran langsung o. Merencanakan dan menyiapkan program p. Merancang format program q. Mendata jadwal acara r. Menulis laporan kelancaran produksi s. Mengatur pengamanan produksi t. Mengawasi kelangsungan produksi u. Merencanakan dan mengkoordinasikan adegan laga dan pemeran pengganti v. Merencanakan dan mengkoordinasikan pemakaian alat-alat yang berbahaya w. Mengembangkan dan mengawasi jadwal program.

2 Sutradara

Kualifikasi kemampuan seorang sutradara yang diharapkan adalah sebagai berikut :

a. Membaca dan menginterpretasikan naskah

b. Mengatur proses seleksi pemeran/artis

c. Mengatur latihan pemeran

d. Menyutradarai/mengarahkan para pemain

e. Mengarahkan kru

f. Bekerjasama dengan penyunting/penulis naskah untuk menyelesaikan produksi

g. Menentukan cakupan kamera Seorang sutradara harus selalu berkoordinasi dengan produser dalam melaksanakan tugasnya. Diantaranya bagaimana menterjemahkan naskah menjadi naskah yang dapat diproduksi, melakukan seleksi artis, mengatur latihan para artis, mengarahkan proses shoting , menentukan cakupan kamera dan sudut pengambilan gambar dansebagainya. Sutradara akan sangat menentukan kelancaran proses shoting.

3 Penyiar atau Reporter

Penyiar/reporter diharapkan memiliki kemampuan sebagai jurnalis di samping kemampuan untuk membaca - kan/atau menyiarkan naskah berita didepan kamera TV. Demikian juga harus mampu menjadi presenter yang baik. Oleh karena itu seorang penyiar harus memiliki pengetahuan dan pengalaman mencari, mengolah dan mempresentasikan atau menyiarkan berita/informasi. Kualifikasi kemampuan seorang penyiar adalah sebagai berikut :

a. Mengembangkan dan memelihara pengetahuan umum yang diperlukan seorang penyiar sehingga memiliki wawasan yang luas

b. Mampu menjalankan wawancara

c. Mampu menjalankan siaran laporan langsung

4 Kameraman atau Kamera Person

Kamerawan merupakan orang yang diandalkan mampu mengoperasikan kamera sehingga didapatkan hasil gambar yang baik. Baik tidaknya kualitas produksi akan sangat tergantung dari bagaimana seorang kamerawan bekerja. Oleh karena itu seorang kamerawan diharapkan memiliki kualifikasi sebagai berikut :

a. Menyiapkan dan mengoperasikan kamera

b. Mengembangkan dan menerapkan kamera plan

c. Melakukan shoting dan mengoperasikan kamera

d. Mengoperasikan kamera pada kondisi tertentu

e. Mengatur Focus

f. Shoting untuk televisi dengan multikamera

g. Menjaga daya batere dan persediaan video untuk shoting

h. Mengatur persediaan dan memasang film/kaset

i. Memeriksa kamera sebelum shoting j. Mengoperasikan clapperboard k. Menyiapkan kamera i. Memeriksa kamera sebelum shoting j. Mengoperasikan clapperboard k. Menyiapkan kamera

5 Penataan Gambar atau Artistik

Seorang penata gambar/scene diharapkan memiliki kreatifitas yang tinggi untuk menciptakan desain seni untuk screen. Oleh karena itu seorang scane art dibutuhkan kualifikasi kemampuan sebagai berikut :

a. Mengembangkan dan mengimplementasikan disain scenic art pada screen/layar

b. Mengkoordinasikan produksi scenic art

c. Menyiapkan scenic art untuk pakaian utama

d. Memproduksi scenic art untuk screen

e. Memperbaiki, menangani dan mengubah scenic art

6 Penata Suara atau Sound Efex

Kualifikasi sebagai berikut :

a. Mengoperasikan sistem penguat suara

b. Memadukan sumber-sumber suara

c. Menghilangkan derau/noise pada soundtrack

d. Mengoperasikan sound mixing console

e. Menyunting suara menggunakan sistem digital

f. Memasang, mengoperasikan dan membongkar perangkat perekam suara portable

g. Merinci soundtrack

h. Menciptakan keharmonisan suara akhir

i. Mengembangkan dan menerapkan produksi suara untuk rekaman\ j. Mengatur produksi disain suara k. Mempersiapkan dan mengkompilasi musik untuk soundtrack l. Mengarahkan pembuatan master audio final m. Menerapkan disain suara n. Menetapkan spesifikasi sound system o. Mengawasi operasional yang bersifat teknis p. Memperbaiki dan memelihara peralatan audio q. Mengoperasikan peralatan audio profesional r. Memadukan audio untuk siaran langsung s. Menerapkan pengetahuan umum audio untuk kegiatan kerja t. Memilih dan mengatur microphone dan alat input audio lainnya u. Menghimpun dan mengkompilasi materi suara ulangan v. Membangun dan mengoperasikan sistem monitor suara panggung w. Membangun dan mengoperasikan jaringan pengendali sistem audio x. Menetapkan spesifikasi, menginstal dan mengoperasikan audio outdoor y. Menginstal, menyelaraskan dan menguji coba peralatan audio.

7 Penata Lampu atau Lighting

Kualifikasi kemampuan seorang penata cahaya yang diharapkan adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pengembangan dan implementasi tata lampu / lighting

b. Melakukan persiapan, instalasi dan monitoring peralatan tata lampu

c. Menentukan kebutuhan tata lampu dan mengoperasikan tata lampu

d. Mengoperasikan lighting console

e. Melakukan pemeliharaan, perbaikan dan memodifikasi peralatan tata lampu

8 Tata Letak atau Setting

Tata letak/setting bertanggungjawab atas seting tempat dan peralatan yang diperlukan seperti forniture dan perlengkapan lainnya untuk menciptakan situasi seperti diharapkan oleh naskah produksi. Oleh karena itu seorang penata setting diharapkan memiliki kemampuan dalam seni dekorasi/tata ruang. Kualifikasi penata setting diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Mengembangkan dan mengimplementasikan disain setting pada layar

b. Mengkoordinasikan produksi seting

c. Membuat setting untuk layar

d. Memperbaiki, merawat dan mengubah setting sebagai langkah alternatif

e. Mengkoordinasikan transportasi dan pemasangan setting

f. Memasang dan merawat setting selama proses produksi.

9 Tata Busana (Kostum) dan Rias

Pemeran/artis dalam proses produksi harus dijaga penampilannya sesuai dengan karakter yang diharapkan penulis naskah. Oleh karena itu seorang penata busana dan rias diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Mengembangkan dan mengimplementasikan disain kostum/ busana

b. Menyiapkan kostum untuk para pemeran

c. Memodifikasi, memperbaiki dan memelihara kostum

d. Mengoperasikan off side wardrobe departemen

e. Memperagakan kostum

f. Membuat karakter dan periode kostum

g. Menjaga ketahanan kostum

h. Membuat kostum

i. Mendisain, menerapkan dan membersihkan make up khusus periodik j. Mendisain, menerapkan dan membersihkan make up k. Mempertahankan keberlangsungan make up.

10 Properties

Properties adalah bidang yang bertanggungjawab menyedia kan peralatan pendukung dalam produksi. Seseorang yang menangani bidang properties ini diharapkan memiliki kualifikasi kemampuan sebagai berikut :

a. Mengembangkan dan menerapkan disain properties untuk layar

b. Mengatur produksi properties untuk peralatan

c. Membuat properti untuk layar kaca

d. Memperbaiki, memelihara dan melakukan perubahan pada properti

e. Mengoperasikan departemen properties di luar lokasi e. Mengoperasikan departemen properties di luar lokasi

11 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Savety and Healt Bidang ini yang bertanggung jawab menjaga keselamatan kerja dan kesehatan bagi pemeran dan kru yang terlibat dalam produksi. Oleh karena itu, seseorang yang bertugas pada bidang ini harus selalu melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap kru produksi dan pemeran agar melakukan tugas pekerjaan sesuai dengan prosedur kerja yang benar/ tidak menyimpang dengan prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja; Sehingga mereka bekerja dengan aman baik jiwa maupun peralatannya.

12 Animator and Images

Secara rinci kualifikasi kemampuan yang diharapkan sebagai animator dan pengolah gambar adalah sebagai berikut :

a. Mengembangkan dan mengimplementasikan disain animasi

b. Mengkoordinasikan produksi animasi

c. Memproduksi storyboard animasi

d. Mempersiapkan dan mewarnai cel atau frame untuk animasi

e. Membuat artwork dari referensi Life action

f. Merekam data gambar garis untuk animasi (line test)

g. Memproduksi dan memanipulasi data gambar digital

h. Membuat gambar tiga dimensi

i. Mengembangkan dan mengimplementasikan sebuah disain efek visual j. Membuat judul untuk produksi dalam screen

13 Editor

Secara rinci kualifikasi kemampuan seorang editor adalah sebagai berikut :

a. Membuat perencanaan kreatif dan keputusan teknis

b. Mempersiapkan peralatan editing

c. Mengoperasikan peralatan mesin editing

d. Mengoperasikan mesin editing dengan sistem linier berbasis digital

e. Mempersiapkan EDL (editing decision list) dalam proses editing on line

f. Mengedit material hasil pengambilan gambar untuk kebutuhan penyiaran yang mendesak g. Mengedit dialog dan suara