EVALUASI PENGELOLAAN DANA PENYESUAIAN IN

EVALUASI PENGELOLAAN DANA PENYESUAIAN
INFRASTRUKTUR DAERAH
Wardinto (8B/27)
Program Diploma IV Akuntansi Kurikulum Khusus,
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang Selatan
email: bojak1r@gmail.com
Abstract: This paper aims to provide an understanding and explanation of the management
of the Regional Infrastructure Adjustment Fund,

knownly as ( DPID ) . Regional

Infrastructure Adjustment Fund is sourced from the state budget funds allocated to certain
areas to help fund infrastructure activities in the region and is intended to accelerate
regional development in the context of fiscal decentralization , improving the quality of
public services and reduce disparities between regions of public services . DPID is not
directed to areas with high fiscal capacity , excepted for disadvantaged areas . Regional
Infrastructure Adjustment Fund occurred in 2011 , listed on the 2011 Budget DPID post Rp
7.700,800,000,000 . DPID allocation to the provinces, districts , and cities used for capital
expenditures in the Regional Budget and Expenditure .

Kata kunci: Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah . DPID,Pengelolaan DPID

1.

PENDAHULUAN

Hal ini bertujuan agar tidak terjadinya
pembangunan sektoral yang terpusat dan

Salah satu fungsi APBN yaitu fungsi
distribusi yang bertujuan untuk menciptakan
pemerataan

dan

mengurangi kesenjangan

antar wilayah, kelas sosial maupun sektoral.
Hal tersebut terdapat pada struktur APBN
berupa bentuk Transfer ke Daerah. Transfer
ke Daerah adalah dana yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) yang dialokasikan kepada daerah
dalam

rangka

pelaksanaan desentralisasi

yang terdiri dari Dana Perimbangan dan
Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian.
Transfer ke Daerah meliputi Transfer Dana
Perimbangan dan Transfer Dana Otonomi
Khusus dan Penyesuaian.

kesenjangan

antar

wilayah.

Sebabnya


pelaksanaan pembangunan selama ini lebih
menekankan pada pendekatan sektoral yang
cenderung

terpusat

sehingga

pemerintah

daerah kurang mendapat kesempatan untuk
mengembangkan

kapasitasnya

dalam

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan,
serta pelayanan masyarakat secara optimal.

Disamping itu, pembangunan sektoral yang
terpusat kurang memperhatikan keragaman
kondisi sosial ekonomi
menyebabkan

daerah sehingga

ketergantungan

pemerintah

daerah kepada pemerintah pusat, lemahnya
kinerja

pemerintah

efektifnya

pelayanan


daerah,

dan

kurang

pemerintah

daerah

kepada

masyarakat

kemajuan

dalam

meningkatkan


Infrastruktur Daerah Tahun Anggaran

dan

kesejahteraan

2011.

daerah

masyarakat.

3.

Undang-undang

No.33

tahun


2004

tentang Perimbangan Keuangan antara
Berdasarkan uraian di atas ,maka salah
satu bentuk perhatian pemerintah yaitu dana
penyesuaian

infrastruktur

daerah

Pemerintah Pusat dan Daerah.
4.

yang

merupakan bagian dari transfer ke daerah.
Dana penyesuaian infrastruktur daerah (DPID)
ditujukan ke daerah tertentu untuk membantu


Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun
2010.

5.

PMK

126/

Pelaksanaan

PMK.07/
dan

2010

tentang

Pertanggungjawaban


Anggaran Transfer ke Daerah.

mendanai kegiatan infrastruktur di daerah dan
ditujukan

untuk

pembangunan

mendorong
daerah

percepatan

dalam

rangka

pelaksanaan desentralisasi fiskal. Pengelolaan
DPID harus jelas dan diatur sesuai dengan


Pengertian APBN dan APBD
Menurut

UU

No.10

Tahun

2010

Undang-undang sehingga mencapai apa yang

,Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

dikehendaki oleh pemerintah pusat kepada

(APBN) adalah rencana keuangan tahunan


pemerintah daerah.

pemerintahan negara yang disetujui oleh

DPID

yang

dibahas

adalah

Dana

Dewan Perwakilan Rakyat.

Pengelolaan Infrastruktur Daerah tahun 2011

Menurut UU No. 17 tahun 2003 tentang

dan sepanjang APBN yang telah disusun oleh

Keuangan Negara,

pemerintah, hanya tahun 2011 pos DPID

terperinci

dialokasikan dalam APBN. Pada tahun 2013

pengeluaran daerah dalam satu tahun yang

ada wacana DPID dialokasikan kembali tetapi

telah disahkan Dewan Perwakilan Rakyat

nyatanya tidak terjadi.

Daerah (DPRD).

2.

Sumber-Sumber Penerimaan Daerah:

LANDASAN TEORI
Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah



disusun berdasarkan:
1.

Undang-undang
tentang

Anggaran

Tahun

Pendapatan

dan

Peraturan

Menteri

Keuangan

No.25/

PMK.07/ 2011 tentang Pedoman Umum
dan

Alokasi

Dana

Penyesuaian

adalah daftar

pendapatan

dan

Pendapatan Asli Daerah (PAD); pajak
retribusi

daerah,

hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang

2010

Belanja Negara Tahun Anggaran 2011
2.

mengenai

daerah,
No.10

APBD

dipisahkan, lain-lain PAD yang sah


Dana Perimbangan; dana bagi hasil
pajak/bukan pajak, dana alokasi umum
(DAU), dana alokasi khusus (DAK)



B. BELANJA NEGARA, terdiri :

Pendapatan daerah yang sah; hibah,
dana darurat, bagi hasil pajak dari

a. Belanja Pemerintah Pusat, meliputi :

provinsi,

1. Belanja Pegawai

dana

penyesuaian

dan

otonomi khusus, bantuan keuangan

2. Belanja Barang

dari provinsi.

3. Belanja Modal
4. Belanja Bunga dan Pinjaman

Struktur APBN

5. Subsidi (subsidi energi dan subsidi
nonenergi)

Struktur APBN terdiri dari pendapatan
negara

dan

hibah,

belanja

6. Belanja Hibah

negara,

keseimbangan primer, surplus/defisit, dan

7. Belanja Bantuan Sosial

pembiayaan. Sejak Tahun 2000, Indonesia

8. Belanja lain-lain

telah mengubah komposisi APBN dari T-

b. Transfer ke Daerah, meliputi :

account menjadi I-account sesuai dengan

1. Dana p\Perimbangan (Dana Bagi

standar

Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana

statistik

pemerintah,Government

keuangan

Alokasi Khusus)

Finance

2. Dana Otonomi Khusus dan

Statistics (GFS).

Penyesuaian
C. KESEIMBANGAN PRIMER
Struktur APBN
D. SURPLUS/DEFISIT ANGGARAN
A. PENDAPATAN NEGARA dan
E. PEMBIAYAAN, terdiri :

HIBAH, terdiri :

a. Pembiayaan Dalam Negeri, meliputi :

a. Penerimaan Dalam Negeri, terdiri :

1. Perbankan Dalam Negeri

Penerimaan Pajak, meliputi :

2. Nonperbankan Dalam Negeri

1. Pendapatan Pajak Dalam Negeri

b. Pembiayaan Luar Negeri Netto, terdiri :

2. Pendapatan Pajak Perdagangan

1. Penarikan pinjaman luar negeri bruto,

Internasional

(pinjaman program, Pinjaman proyek)

b. Penerimaan Negara Bukan Pajak

2. Penerusan pinjaman

(PNBP), meliputi :

3. Pembayaran cicilan pokok utang luar

1. Penerimaan Sumber daya Alam

negeri

2. Pendapatan Bagian Laba BUMN
3. Pendapatan Negara Bukan Pajak
lainnya
4. Pendapatan Badan Layanan Umum

Belanja Daerah
Belanja Daerah terdiri dari :

(BLU)

a.

c.Hibah

Dana Perimbangan, meliputi :

1. Dana Bagi Hasil (DBH), yaitu dana
bagian daerah yang bersumber dari

penerimaan daerah, baik pajak maupun

Pegawai Negeri Sipil Daerah, dana-dana yang

sumber

dialihkan

dari

Nasional

ke

daya

alam

(dalam

bentuk

prosentase)
2. Dana Alokasi Umum (DAU), yaitu

Tunjangan

Kementerian
Transfer

Profesi

Pendidikan

Daerah,

Guru

berupa

BOS,

Dana

instrumen yang bersifat umum (block

Penyesuaian Infrastruktur Daerah, serta kurang

grant) guna mengatasi ketimpangan fiskal

bayar Dana Sarana dan Prasarana Infrastruktur

antar

Provinsi Papua Barat.

daerah

untuk

pemerataan

kemampuan keuangan antar daerah
3. Dana Alokasi Khusus (DAK), yaitu
instrumen
(specific

transfer
grant)

kebutuhan

bersifat
untuk

khusus

khusus

Transfer ke Daerah adalah dana yang

membiayai

bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

dan

Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan

daerah

atau

nasional.
b. Dana

Transfer ke Daerah

kepada daerah dalam rangka pelaksanaan

Otonomi

Khusus

dan

Dana

desentralisasi

yang

terdiri

dari

Dana

Penyesuaian

Perimbangan dan Dana Otonomi Khusus dan

Dana Otonomi Khusus diberikan kepada

Penyesuaian.Transfer ke Daerah ditetapkan

daerah-daerah yang masih tertinggal untuk

dalam

pembiayaan pendidikan, kesehatan, dll.

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang

Dana Penyesuaian, diberikan kepada daerah

selanjutnya dituangkan dalam Daftar Isian

yang menerima DAU lebih kecil dari tahun

Pelaksanaan

sebelumnya.

ditandatangani

Dana Perimbangan adalah dana yang
bersumber

dari pendapatan APBN yang

dialokasikan kepada daerah untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi yang terdiri atas dana bagi hasil,
dana alokasi umum dan dana alokasi khusus,

APBN,

Anggaran

Perimbangan
Pengguna

Peraturan Presiden,

oleh

(DIPA)
Direktur

Keuangan

Anggaran atas

dan

yang
Jenderal

selaku

Kuasa

nama

Menteri

Keuangan selaku Pengguna Anggaran untuk
tiap jenis Transfer ke Daerah dengan dilampiri
rincian alokasi per daerah.
Transfer ke Daerah meliputi Transfer

sebagaimana dimaksud dalam UU No. 33

Dana

Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Otonomi Khusus dan Penyesuaian.Rinciannya

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

sebagai berikut :

Dana Penyesuaian adalah dana yang

Perimbangan

dan

Transfer

Dana

a. Transfer Dana Perimbangan meliputi:

dialokasikan untuk membantu daerah dalam
rangka

melaksanakan

pemrintah

dan

DPR

kebijakan
sesuai

tertentu
peraturan

perundangan, yang terdiri atas dana insentif
daerah, dana tambahan penghasilan Guru

1. Transfer Dana Bagi Hasil Pajak;
2. Transfer Dana Bagi Hasil Sumber Daya
Alam;

3. Transfer Dana Alokasi Umum; dan

modal di Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.

4. Transfer Dana Alokasi Khusus.
b.

Transfer Dana Otonomi Khusus dan

3.

Penyesuaian meliputi:

Hubungan antara pemerintah pusat dan

1. Transfer Dana Otonomi Khusus Papua
dan Papua Barat;
2. Transfer

PEMBAHASAN

pemerintah daerah dalam sistem otonomi
daerah dicirikan oleh adanya penerapan sistem
desentralisasi,

Dana

Otonomi

Khusus

salah

satunya

adalah

desentralisasi keuangan. Adanya pemberian
kewenangan kepada daerah otonom untuk

Nanggroe Aceh Darussalam; dan

mengelola pendapatan daerah yang bersumber
3. Transfer Dana Penyesuaian.

dari pendapatan asli daerah (PAD) berupa
pajak

Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah

daerah,

retribusi

daerah,

hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
DPID adalah dana yang bersumber dari
APBN yang dialokasikan kepada daerah
tertentu untuk membantu mendanai kegiatan
infrastruktur di daerah dan ditujukan untuk
mendorong percepatan pembangunan daerah
dalam

rangka

pelaksanaan

desentralisasi

beserta lain-lain PAD yang sah. Selain tersedia
ruang untuk mengelola otonomi daerah, dalam
perspektif

hubungan

keuangan

antara

pemerintah pusat dan daerah juga dikenal
adanya transfer keuangan dari pemerintah
pusat kepada pemerintah daerah.

fiskal, meningkatkan kualitas pelayanan publik
Komitmen

dan mengurangi kesenjangan pelayanan publik

pemerintah

pusat

untuk

antardaerah. DPID tersebut tidak diarahkan

memperkuat derajat desentralisasi fiskal dalam

untuk

kemampuan

skema hubungan keuangan antara pusat dan

keuangan daerah tinggi, dikecualikan untuk

daerah diwujudkan dengan ditetapkannya dana

daerah tertinggal. (PMK No.25/ PMK.07/

perimbangan melalui APBN setiap tahun

2011).

berupa dana bagi hasil, dana alokasi umum

daerah-daerah

dengan

(DAU), dan dana alokasi khusus (DAK).
Daerah provinsi, kabupaten, dan kota
yang

menerima

DPID

beserta

besaran

alokasinya ditetapkan dalam rapat kerja Badan
Anggaran DPR Republik Indonesia. DPID
merupakan

pendapatan

daerah

dan

dianggarkan dalam APBD Tahun 2011 pada
kelompok lain-lain Pendapatan Daerah yang
Sah. Alokasi DPID untuk daerah provinsi,
kabupaten, dan kota digunakan untuk belanja

Namun, sejak tahun 2002 ternyata juga
terdapat transfer fiskal yang ditetapkan di luar
ketiga jenis dana perimbangan tersebut yang
nomenklaturnya berubah-ubah. Di berbagai
negara lain, transfer fiskal semacam itu
dikenal dengan sebutan intergovernmental
fiscal transfer dan di Indonesia dikenal dengan

nama dana ad hoc. Pada 2011, transfer dana ad
hoc

dilakukan

melalui

skema

dana

penyesuaian infrastruktur daerah (DPID) yang

7,100,000,000,000. Kemudian, dibuat juga

diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan No

program Dana Penguatan Infrastruktur dan

25/PMK.07/2011 Tertanggal 11 Februari 2011

Prasarana Daerah (DPIPD). Pada program ini

tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana

ditetapkan

Penyesuaian

Tahun

Perubahan yaitu Rp 5,500,000,000,000. Pada

Menteri

program ketiga tercatat dibuat program Dana

Keuangan No 140/PMK.07/2011 Tertanggal

Percepatan Infrastruktur Pendidikan (DPIP)

23

yang juga langsung dari APBN Perubahan

Anggaran

Infrastruktur
2011

Agustus

dan

2011

Daerah

Peraturan

tentang

Alokasi

dan

Pedoman Umum Penggunaan Dana Percepatan
Pembangunan Infrastruktur Daerah (DPPID)
Tahun Anggaran 2011.(Riawan Tjandra, 2014)

dana

langsung

dari

APBN

yaitu Rp 1,250,000,000,000
4.

Terakhir,

Badan

Anggaran

membuat

kembali program DPID dari dana yang
Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah

ditetapkan oleh APBN dan APBNP senilai Rp

(DPID) merupakan bentuk dana penyesuaian

7.700,800,000,000. Data-data ini bersumber

agar tidak terjadi ketimpangan pemerataaan

dari IBC yang diolah dari Undang-Undang

pembangunan di setiap daerah. DPID ini

APBN dan Undang-Undang APBN-P. .(

sebenarnya sudah lama sebelum tahun 2011 ,

Sumber: Nota Keuangan Tahun 2011)

namun dengan nama berbeda. Adapun, datadata mata anggaran di Pos Dana Penyesuaian
yang serupa dengan DPID sebagai berikut :

Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah
diatur

pelaksanaannya

berdasarkan

PMK

No.25/ PMK.07/ 2011 tentang Pedoman
1.

Pada

Tahun 2008

Badan

Anggaran

membuat program Dana Infrastuktur Sarana
dan Prasarana (DISP). Dari program itu
ditetapkan

dana

4,626,206,214,000.

APBN
Sementara,

senilai

Rp

dana

dari

APBN-Perubahan senilai Rp 4,163, 580,
000,000.

Umum

dan

Alokasi

Dana

Penyesuaian

Infrastruktur Daerah Tahun Anggaran 2011.
DPID adalah dana yang bersumber dari
APBN yang dialokasikan kepada daerah
tertentu untuk membantu mendanai kegiatan
infrastruktur di daerah dan ditujukan untuk
mendorong percepatan pembangunan daerah

2. Pada tahun 2009 dibuat program Dana

dalam

Penguatan Desentralisasi Fiskal Percepatan

fiskal, meningkatkan kualitas pelayanan publik

Pembangunan Daerah (DPDF-PPD). Dana

dan mengurangi kesenjangan pelayanan publik

ditetap

antardaerah. DPID tersebut tidak diarahkan

dari

7,000,000,000,000,-.

APBN
Dana

senilai
dari

Rp
APBN-

Perubahan pun sama nilainya dengan APBN.
3. Tahun 2010, dibuat tiga program sekaligus
yaitu DPDF-PPD, yang tercatat terdapat dana
dari APBN dan APBN Perubahan senilai Rp

untuk

rangka

pelaksanaan

daerah-daerah

dengan

desentralisasi

kemampuan

keuangan daerah tinggi, dikecualikan untuk
daerah tertinggal. Alokasi DPID untuk daerah
provinsi, kabupaten, dan kota digunakan untuk

belanja modal di Anggaran Pendapatan dan

Penyaluran DPID

Belanja Daerah.
Penyaluran DPID Tahun Anggaran 2011
Alokasi DPID

dilakukan dengan cara pemindahbukuan dari
Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas

Alokasi DPID Tahun Anggaran 2011 untuk

Umum Daerah.

daerah provinsi dipergunakan untuk :
Penyaluran

1. Bidang Kesehatan

DPID

dilakukan

secara

bertahap, dengan rincian sebagai berikut:

2. Bidang Infrastruktur Jalan
3. Bidang Infrastruktur Irigasi, dan

a. Tahap I sebesar 30% (tiga puluh persen);

4. Bidang Prasarana Pemerintah Daerah
b. Tahap II sebesar 45% (empat puluh lima
Berdasarkan pasal 7 PMK No.25 tahun 2011 ,

persen); dan

Alokasi DPID Tahun Anggaran 2011 untuk
daerah kabupaten dan kota dipergunakan
untuk :

persen).
DPID

dilakukan

secara

bertahap dengan maksud tidak dapat dilakukan

2. Bidang Kesehatan

secara sekaligus. Penyaluran Tahap I dapat

3. Bidang Infrastruktur Jalan
4. Bidang Infrastruktur Irigasi
5. Bidang Infrastruktur Air Minum
6. Bidang Infrastruktur Sanitasi
7. Bidang Prasarana Pemerintah Daerah
8. Bidang Kelautan dan Perikanan

dilaksanakan setelah daerah penerima alokasi
DPID

menyampaikan

Peraturan

Daerah

mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2011 dan surat
pernyataan

kesanggupan

kepada

Menteri

Keuangan c.q Direktur Jenderal Perimbangan

9. Bidang Pertanian

Keuangan. Penyaluran Tahap II dan Tahap III

10. Bidang Lingkungan hidup

dapat dilaksanakan setelah laporan penyerapan

11. Bidang Kehutanan
12. Bidang Sarana Perdagangan
13. Bidang Sarana dan prasarana Pedesaan
14. Bidang Listrik Pedesaan
15. Bidang Perumahan dan Pemukiman
Keselamatan

Tahap III sebesar 25% ( dua puluh lima

Penyaluran

1. Bidang Pendidikan

16. Bidang

c.

Transportasi

Darat dan,
17. Bidang Transportasi Pedesaan

penggunaan DPID tahap sebelumnya diterima
oleh Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal
Perimbangan Keuangan. Laporan penyerapan
penggunaan DPID Tahap I dan Tahap II
diterima Menteri Keuangan c.q. Direktur
Jenderal Perimbangan Keuangan paling lambat
7 (tujuh) hari kerja sebelum tahun anggaran
berakhir.

Laporan penyerapan penggunaan

DPID) disampaikan daerah penerima alokasi
DPID kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur

Jenderal

setelah

penggunaan

dana

telah

mencapai 90% (sembilan puluh persen) dari
dana yang telah ditransfer ke Rekening Kas
Umum Daerah.
Pelaksanaan DPID
Pelaksanaan kegiatan yang didanai DPID
harus selesai paling lambat pada tanggal 31
Desember 2011. Hasil dari kegiatan yang
didanai DPID sudah dapat dimanfaatkan pada
akhir tahun 2011. Daerah penerima DPID
dapat melakukan optimalisasi penggunaan
DPID

dengan

merencanakan

dan

Sumber: PMK 25/ PMK.07/2011

menganggarkan kembali kegiatan DPID dalam
Dapat dilihat pada gambar di atas,

APBD perubahan tahun berjalan apabila
akumulasi nilai kontrak pada suatu bidang
DPID lebih kecil dari pagu bidang DPID

Provinsi Nanggroe Aceh Darusallam mendapat
alokasi DPID pada pos infrastruktur jalan
sebesar rp.29700.000, Kab.Aceh Tenggara

tersebut.

mendapat alokasi DPID pada pos Kesehatan
Pengawasan DPID
Pengawasan
pelaksanaan

sebesar Rp.9.900.000 dan pos infrastruktur
fungsional/pemeriksaan

kegiatan

dan

pengelolaan

keuangan DPID dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yaitu
peraturan

Kepala

1178/K/D4/2012

BPKP

No.

Tentang

jalan

sebesar

Rp.19.800.000.

dan

Kota

Lhoksumawe mendapat alokasi DPID pada
pos.Kesehatan sebesar

Rp.5.000.000,

pos

Infrastruktur Jalan sebesar Rp.9.900.000 dan
pos Prasarana Pemda sebesar Rp.9.900.000.

PER-

Pedoman

Kelemahan DPID

Monitoring Dana Alokasi Khusus( DAK),
Dana

Penyesuaian

Infrastruktur

Daerah

(DPID), Serta dana Percepatan Pembangunan
Infrastruktur

Daerah

(DPPID)

Tahun

Anggaran 2011. Adapun kewajiban dari
Pemerintah Daerah yaitu membuat Laporan
penyerapan

penggunaan

DPID

dan

penggunaan DPID tertera di Laporan kinerja
pertanggungjawaban

(LKPJ)

Pemerintah

Daerah sehingga jelas penggunaan dana DPID
tersebut.

Walaupun tujuannya baik, yaitu untuk
mendorong

percepatan

dan

penyesuaian

pembangunan infrastruktur di daerah, dalam
perkembangannya DPID/DPPID mengalami
berbagai kendala. Berbagai kendala tersebut
terkait dengan ketentuan hukum, konsistensi
program

nama

dana

dan

programnya,

ketidakjelasan kriteria daerah yang berhak
memperolehnya, serta bagaimana formula
ditentukan untuk menentukan besaran transfer.

Munculnya alokasi DPID/DPPID dalam

Di samping kemanfaatannya tersebut, terdapat

APBN dalam tahun berjalan dan APBN

sejumlah kelemahan dari dana ad hoc berupa

Perubahan merupakan persoalan berikutnya

DPID tersebut yaitu:

yang menyebabkan tidak adanya keterpaduan
dengan sistem perencanaan pemerintahan baik
di Pusat maupun di Daerah. Ada banyak kasus
yang menyeret sejumlah nama di lingkungan
Badan Anggaran DPR RI, termasuk Wa Ode
Nurhayati

(WON)

Pengadilan

dalam

Tipikor

ketidakjelasan

pemeriksaan

bermula

sistem

dari

pengaturan

DPID/DPPID atau pork barrel ala Indonesia
tersebut.

1. Adanya

tumpang

tindih

antara

kegiatan/program pemda yang dibiayai
dengan skema DAK dan DAU dengan
DPID. Hal itu menyebabkan kerumitan
dalam sistem pelaporan dan proses
auditnya karena terjadinya pembiayaan
yang bias dan tumpang tindih dalam
beberapa sektor (triple budget).
2. Ketidakjelasan kriteria dan formula dalam
sistem pengalokasiannya menyebabkan

PMKNo.25/PMK.07/2011mendefinisikan

terjadinya ketidakadilan horizontal dalam

DPID sebagai dana yang bersumber dari

alokasinya bagi daerah-daerah meski

APBN yang dialokasikan kepada daerah

tujuannya

tertentu untuk membantu mendanai kegiatan

kesenjangan

infrastruktur di daerah yang dialokasikan

antardaerah.

semula

untuk

fiskal

mengatasi

(fiscal

gap)

kepada daerah tertentu untuk membantu

3. Penentuan alokasi DPID yang cenderung

mendanai kegiatan infrastruktur di daerah dan

diserahkan kepada Badan Anggaran DPR

ditujukan

telah

untuk

pembangunan
pelaksanaan

mendorong
daerah

percepatan

dalam

desentralisasi

fiskal.

menimbulkan

kesan

terjadinya

rangka

pergeseran fungsi DPR dari lembaga

Daerah

perwakilan

menjadi

terlalu

jauh

provinsi, kabupaten dan kota yang menerima

memasuki ranah kewenangan eksekutif.

DPID beserta alokasinya ditetapkan dalam

DPR yang seharusnya dalam konstitusi

rapat

RI.

disebut sebagai pengawas telah turut

Penggunaan DPID/DPPID selama ini pada

menjadi pemain. Bias posisi tersebut

level provinsi adalah untuk mendanai kegiatan

menyebabkan potensi

infrastruktur kesehatan, infrastruktur jalan,

wewenang (abuse of power ). (Riana

infrastruktur irigasi dan prasarana pemerintah

Tjandra,2014)

kerja

Badan

Anggaran

DPR

penyalahgunaan

daerah. Adapun pada level kabupaten dan
kota,

alokasi DPID

dipergunakan untuk

mendanai 17 bidang infrastruktur dimulai dari
bidang

pendidikan

perdesaan.

hingga

transportasi

Seharusnya praktik-praktik koruptif yang
memanfaatkan kelemahan aturan main dalam
sistem transfer fiskal semacam itu perlu
dibenahi dan dilakukan penataan ulang. Hal itu

dapat dilakukan dengan cara memperjelas

jelas dan diatur sesuai dengan Undang-undang

aturan main dalam penyaluran DPID/ DPPID

sehingga mencapai apa yang dikehendaki oleh

sebagai bagian dari dana ad hoc. Hal itu bisa

pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.

dilakukan dengan mengintegrasikan DPID
menjadi salah satu varian dari DAK yang telah
memiliki mekanisme alokasi, formula,dan
kriteria yang jelas dalam mengatur sistem
transfer fiskal dana ad hoc berdasarkan
prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, dan
partisipasi dalam sistem alokasinya beserta
sistem

pengawasannya.

Korupsi

dengan

memanfaatkan celah kelemahan DPID/DPPID
tak lain adalah korupsi dengan mengajak
rakyat pembayar pajak untuk mengorupsi uang
yang dibayarkannya sendiri kepada negara.

Walaupun tujuannya baik, yaitu untuk
mendorong

percepatan

dan

penyesuaian

pembangunan infrastruktur di daerah, dalam
perkembangannya DPID/DPPID mengalami
berbagai kendala. Berbagai kendala tersebut
terkait dengan ketentuan hukum, konsistensi
program

nama

dana

dan

programnya,

ketidakjelasan kriteria daerah yang berhak
memperolehnya, serta bagaimana formula
ditentukan untuk menentukan besaran transfer.
Munculnya

alokasi

DPID/DPPID

dalam

APBN dalam tahun berjalan dan APBN
4.

Perubahan merupakan

KESIMPULAN
Untuk menciptakan

pemerataan

dan

mengurangi kesenjangan antar wilayah, kelas

persoalan berikutnya

yang menyebabkan tidak adanya keterpaduan
dengan sistem perencanaan pemerintahan baik
di Pusat maupun di Daerah.

sosial maupun sektoral, maka dibentuklah pos
Transfer ke Daerah pada APBN . Transfer ke
Daerah adalah dana yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) yang dialokasikan kepada daerah
dalam

rangka

pelaksanaan desentralisasi

yang terdiri dari Dana Perimbangan dan
Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian.
Transfer ke Daerah meliputi Transfer Dana
Perimbangan dan Transfer Dana Otonomi
Khusus dan Penyesuaian. Di dalam pos
Penyesuaian terdapat pos Dana Penyesuaian
Infrastruktur Daerah (DPID) yang ditujukan ke
daerah tertentu untuk membantu mendanai
kegiatan infrastruktur di daerah dan ditujukan
untuk mendorong percepatan pembangunan
daerah

dalam

rangka

pelaksanaan

desentralisasi fiskal. Pengelolaan DPID harus

DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan
Undang-undang NO.10 Tahun 2010 tentang
Anggaran dan Pendapatan Belanja
Negara Tahun 2011
Peraturan Pemerintah No.55 Tahun 2005
tentang Dana Perimbangan
Pearturan
Menteri
Keungan
No.04/PMK.07/Tahun 2008 tentang
Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban
Anggaran Transfer ke Daerah
Undang-undang No.33 Tahun 2004 tentang
Perimbagnan
Keuangan
antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah
Peraturan
Menteri
Keuangan
No.25/PMK.07/Tahun 2011 tentang
Pedoman Umum dan Alokasi Dana

Penyesuaian
Inrastruktur
Daerah
TahunAnggaran 2011
Peraturan Kepala BPKP Nomor : Per1178/K/D4/2012 Tentang Pedoman
Monitoring Dana Alokasi Khusus(
Dak), Dana Penyesuaian Infrastruktur
Daerah (DPID), Sertadana Percepatan
Pembangunan Infrastruktur Daerah
(Dpid) Tahun Anggaran 2011
Nota Keuangan Tahun 2011 APBN 2011
Nota Keuangan Tahun 2012 APBN 2012

Referensi Internet
Transfer Dana Pusat dan Daerah , Riawan
Tjandra.
Diakses
di
http://economy.okezone.com/read/2012/07/09
/212/660535/transfer-dana-pusat-daerah,
DPID.Jadi.Bancakan.Calo.Anggaran, diakses
di
http://nasional.kompas.com/read/2011/0
6/13/13143622/IBC