TINJAUAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RAB PENG (1)

Sarwindayanti & Faisal Junaidi, Tinjauan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pengaman
Abrasi Pantai Munte Kabupaten Luwu Utara

TINJAUAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PENGAMAN
ABRASI PANTAI MUNTE KABUPATEN LUWU UTARA
Sarwindayanti, Faisal Junaidi 1) Paulus Ala dan Jhon Asik 2)
Abstrak : Sarwindayanti dan Faisal Junaidi, “Tinjauan RAB Pengaman Abrasi Pantai Munte Kab. Luwu
Utara” (Paulus ala’, S.T.,M.T. dan Jhon Asik,S.ST).
Rencana Anggaran biaya adalah perhitungan biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biayabiaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut. Dalam setiap proyek
tentunya harus menghitung rencana anggaran biaya yang diperlukan pada proyek tersebut. Anggaran
biaya sebelum proyek dilaksanakan pasti akan berbeda setelah proyek dilaksanakan.
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung RAB berdasarkan volume pekerjaan pada gambar pelaksanaan
di lapangan (As Built Drawing) dan untuk menghitung anggaran biaya pekerjaan berdasarkan volume
yang telah dihitung menggunakan Ms. Project.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anggaran yang didapatkan berdasarkan gambar kerja dilapangan (As
built Drawing) sebesar Rp. 16.695.931.113,- anggaran biaya yang didapatkan berdasarkan perhitungan ini
lebih murah 2,14% dibandingkan biaya oleh pihak kontraktor sebesar Rp. 17.052.451.356,-. Sedangkan
jumlah anggaran biaya yang dibutuhkan berdasarkan Microsoft Project adalah Rp. 16.637.970.402,anggaran biaya yang didapatkan berdasarkan perhitungan ini lebih murah 0,35% dibandingkan biaya dari
hasil pehitungan As Built Drawing sebesar Rp 16.695.931.113,-.
Kata Kunci : Tinjauan RAB, Pengaman Abrasi Pantai, Microsoft Project


I. PENDAHULUAN
Menyusun Rencana Anggaran Biaya
(RAB) suatu proyek adalah kegiatan yang
dilakukan sebelum proyek dilaksanakan.
Anggaran Biaya Proyek adalah banyaknya
biaya yang dibutuhkan baik upah maupun
bahan dalam sebuah pekerjaan proyek
konstruksi, sedangkan Rencana Anggaran
Biaya adalah perhitungan banyaknya biaya
yang diperlukan untuk bahan dan upah,
serta biaya-biaya lain yang berhubungan
dengan pelaksanaan bangunan atau proyek
tersebut Dari RAB ini, akhirnya dihasilkan
daftar kebutuhan material dan upah tenaga
melalui proses penjabaran. Daftar ini
berisi volume, harga satuan, serta total
harga dari berbagai macam jenis material
dan upah tenaga yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan proyek tersebut. Pembuatan
RAB

dan
penjabarannya
untuk
menghasilkan daftar kebutuhan material
dan upah tenaga memerlukan beberapa
tahap yang membutuhkan ketelitian serta
kecermatan dari seorang estimator proyek
sehingga pengerjaan suatu proyek dapat
berjalan sebagai mana mestinya.
1

)Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang
Dosen Politeknik Negeri Ujung Pandang

2)

Proyek konstruksi merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilaksanakan dan umumnya berjangka
waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan

tersebut, terdapat suatu proses yang
mengolah sumber daya proyek menjadi
suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan.
Suatu proyek tanpa sistem pengendalian
dan kinerja yang efektif untuk memantau
dan mengawasi pekerjaan dan orang-orang
yang
terlibat
didalamnya
akan
memungkinkan terjadinya penyimpangan
biaya dan keterlambatan waktu. Jadi,
dalam pemakaian biaya dan waktu dalam
pelaksanaan pekerjaan perlu ada tolak ukur
nyata yang efektif, misalnya sasaran dan
tujuan yang telah digariskan, kebijakan,
prosedur, dan anggaran.
Dalam sebuah proyek, pelaksanaan di
lapangan biasanya tidak sesuai dengan
perencanaan. Hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor seperti faktor sumber daya,
material, alam dan lain-lain. Seperti halnya
pada proyek Pengaman Abrasi pantai
Munte yang terletak di Kecamatan Tanalili
Kabupaten Luwu Utara terdapat beberapa
perubahan pada saat pelaksanaannya. Ini
disebabkan oleh adanya talud lama dan

beberapa pekerja yang didatangkan dari
daerah Jeneponto bukan dari warga
setempat serta faktor pasang surut air laut
yang membuat beberapa item pekerjaan
menjadi terhambat pengerjaannya. Dari
permasalahan tersebut memungkinkan
terjadinya perubahan pekerjaan dan
anggaran dari perencanaan awal.
Oleh karena banyaknya masalah-masalah
yang sering timbul pada pelaksanaan
proyek maka dilakukan peninjauan kembali
anggaran biaya yang dibutuhkan dan

didasarkan pada pelaksanaan gambar
dilapangan (As Built Drawing).
Berdasarkan disiplin ilmu teknik sipil
dibidang keairan dan latar belakang yang
telah dijelaskan diatas, maka penulis
mengambil judul “Tinjauan RAB
Pengaman Abrasi Pantai Munte Kab.
Luwu Utara”.
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan, pokok masalah yang dapat
dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
1. Berapa besar volume pekerjaan
berdasarkan gambar pelaksanaan di
lapangan (As Built Drawing)
2. Berapa jumlah anggaran biaya yang
dibutuhkan
berdasarkan
volume
pekerjaan di lapangan.
3. Berapa jumlah anggaran biaya yang

dibutukan menggunakan Microsoft
Project.
Manfaat yang didapatkan dari penulisan
tugas akhir ini adalah Menambah
wawasan bagi peneliti mengenai
perhitungan RAB pada pekerjaan sipil
di bidang keairan, sesuai dengan tujuan
penelitian dalam kasus ini, Memberikan
sumbangan pemikiran bagi para
kontraktor dalam penyusunan RAB dan
menambah
referensi
bagi
pembaca/pengamat tentang perhitungan
RAB khususnya bangunan air.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Rencana Anggaran Biaya (Estimasi
Proyek)
Estimasi adalah salah satu proses utama
dalam

proyek
konstruksi
untuk
menjawab pertanyaan “Berapa besar
dana yang harus disediakan untuk
sebuah bangunan ?”. pada umumnya,

biaya yang dibutuhkan dalam sebuah
proyek konstruksi berjumlah besar.
Ketidaktepatan yang terjadi dalam
penyediaannya akan berakibat kurang
baik pada pihak-pihak yang terlibat di
dalamnya.
Yang dimaksud dengan Rencana
Anggaran Biaya (Begrooting) suatu
bangunan
atau
proyek
adalah
perhitungan banyaknya biaya yang

diperlukan untuk bahan dan upah, serta
biaya-biaya lain yang berhubungan
dengan pelaksanaan Bangunan atau
proyek tersebut. Anggaran biaya
merupakan harga dari bangunan yang
dihitung dengan teliti, cermat dan
memenuhi syarat. Anggaran biaya pada
bangunan yang sama akan berbeda-beda
dimasing-masing daerah disebabkan
karena perbedaan harga bahan dan upah
tenaga kerja. (Rencana dan estimate
real of cost, H. Bachtiar Ibrahim)
Sebagai dasar untuk membuat system
pembiayaan dalam sebuah perusahaan,
kegiatan estimasi juga digunakan untuk
merencanakan jadwal pelaksanaan
konstruksi. Estimasi dapat diartikan
peramalan kejadian pada masa akan
datang.
Kegiatan

estimasi
pada
umumnya dilakukan dengan terlebih
dahulu mempelajari gambar rencana
dan spesifikasi. Berdasarkan gambar
rencana, dapat diketahui kebutuhan
material yang nantinya akan digunakan,
sedangkan berdasarkan spesifikasi dapat
diketahui kualitas bangunannya.
Menghitung Rencana Anggaran Biaya
(RAB) bangunan perlu dibuat secara
terperinci. Analisa perhitungan yang
terperinci tentang banyaknya material
bahan
yang
digunakan
akan
mempermudah untuk menyiapakan
anggaran yang akan digunakan untuk
membangun suatu konstruksi.

Dalam melakukan kegiatan estimasi,
seorang estimator harus memahami
proses konstruksi secara menyeluruh,
termasuk jenis dan kebutuhan alat,
karena
faktor
tersebut
dapat
memengaruhi biaya konstruksi. Selain
faktor-faktor tersebut, terdapat faktor
lain yang sedikit banyak ikut memberi
kontribusi dalam pembuatan perkiraan
biaya, yaitu:
1. Produktivitas tenaga kerja

2. Ketersediaan material
3. Ketersediaan peralatan
4. Cuaca
5. Jenis kontrak
6. Masalah kualitas dan Etika

7.
System
pengendalian,
dan
Kemampuan Manajemen
(Manajemen
Proyek
Konstruksi,Wulfram
I.
Ervianto
hal.130)

2.

Jenis-Jenis Estimasi
Estimasi
dapat
dibedakan
menjadi
beberapa jenis, yaitu :
1. Estimasi kelayakan,
2. Estimasi konseptual
3. Estimasi detail
(Manajemen Proyek Konstruksi,Wulfram I.
Ervianto hal 132)

3.

Resiko Dalam Estimasi
Seorang
estimator
harus
berusaha
mengidentifikasi
sebanyak
mungkin
bagian-bagian yang mengandung resiko
atau ketidakpastian dalam estimasinya.
(Manajemen Proyek Konstruksi,Wulfram I.
Ervianto hal.134)

5.

Sumber informasi untuk Estimasi
Sumber informasi terbaik untuk estimasi
biaya adalah pengalaman perusahaan.
Informasi mengenai jumlah material
terpakai, tenaga kerja atau jam kerja yang
dikeluarkan,
jam
peralatan
yang
dibutuhkan untuk melakukan setiap
pekerjaan dari proyek-proyek terdahulu
akan sangat berguna. (Manajemen Proyek
Konstruksi,Wulfram I. Ervianto hal. 135)
Mendefinisikan Jenis Pekerjaan
Pengambilan
keputusan
mengenai
pemisahan jenis pekerjaan sangat bersifat
subyektif.
Estimator
harus
selalu
mengingat prinsip: jika pekerjaan berbeda
maka pisahkanlah. Beberapa hal yang
dapat
membantu
pembagian
jenis
pekerjaan yaitu :
1. Jenis material, produktifitas tenaga
kerja dan penggunaan peralatan dapat
menjadi pegangan dalam pemisahan
item-item. Contoh : biaya material blok
beton akan bervariasi menurut
ukurannya. Jika proyek memerlukan
lebih dari satu ukuran blok, estimator

4.

6.
7.

harus memisahkan blok tersebut
menurut
ukurannya
selama
penghitungan jumlah dan pemberian
harga.
Tujuan estimator adalah estimasi harus
tepat dan praktis. Dari Gambar 8.1
terlihat bahwa ketelitian estimasi akan
bertambah menurut waktu yang
dialokasi untuk estimasi. Tingkat
ketelitian maksimum akan tercapai
pada satu waktu tertentu.
Untuk beberapa material, pembagian
jenis pekerjaan harus berdasarkan
ukuran karena perbedaan biaya untuk
masing-masing ukuran.
Cuaca dapat memengaruhi tingkat
produktivitas tenaga kerja. Jadwal dan
beberapa tanggal tertentu dapat
menyebabkan
perbedaan
jenis
pekerjaan selama musim tertentu.
Peralatan
yang
dipakai
dapat
memengaruhi
pemisahan
jenis
pekerjaan dalam estimasi karena
perbedaan
biaya
masing-masing
peralatan.
Misalnya,
pemisahan
estimasi pekerjaan pengecoran dengan
pemakaian crane dan pompa.
Dari jadwal pekerjaan, estimator dapat
mendeteksi pemisahan pekerjaan.
Adanya daftar kode standar biaya akan
membantu
estimator
dalam
menentukan pemisahan jenis pekerjaan
yang sesuai.

Gambar 2.2 Tingkat ketelitian estimasi
menurut waktu yang dialokasikan
Hal lain yang perlu diingat adalah
dokumentasi hasil estimasi. Karena alasan
ini, estimasi perlu dibuat dengan baik, jelas
dan mudah diikuti . setiap jenis pekerjaan
dalam estimasi haruslah mempunyai
deskripsi dan lokasi, dimana :
1. Deskripsi tersebut harus eksplisit dan
definitive

2. Lokasi harus merupakan referensi dari
gambar
(Manajemen Proyek Konstruksi, Wulfram
I. Ervianto hal.137)
Tahapan Pembangunan Estimasi
1. Mempersiapkan
penelaahan
atas
kuantitas, estimator perlu mempelajari
ukuran dan karakteristik fisik material,
dampaknya mempelajari ukuran dan
karakteristik fisik material, dampaknya
terhadap tenaga kerja, dan jenis
peralatan yang diperlukan untuk
pemakaian material terpilih.
2. Penelaahan kuantitas material yang urut
dan konsisten, estimator umumnya
mengurutkan berdasarkan porsi terbesar
dari pekerjaan sehingga memberikan
gambaran umum tentangsuatu proyek,
serta
perlu
konsisten
dalam
penelaahan :
a. Nomor harus ditulis dalam urutan
yang sama
b. Beri tanda cek untuk bagian dalam
gambar yang telah ditelaah
c. Konsisten terhadap dimensi
3.
Satuan
pengukuran,
satuan
pengukuran yang dipakai untuk
menghitung kuantitas harus dapat
menunjukkan penilaian yang tepat.
4.
Mengukur perhitungan, kalkulasi
dari estimasi harus akurat dan efisien,
Estimator
harus
mempunyai
pengetahuan luas mengenai matematika
dasar. Hal ini mencakup aljabar,
geometri, trigonometri, konversi angkaangka dan hokum-hukum matematika.
Beberapa hal mengenai kalkulasi yang
perlu diperhatikan :
a. Perhitungan awal perlu dibuat atas
ukuran bangunan keseluruhan.
Perhitungan berdasarkan batasbatas bangunan, tinggi bangunan
total, dan luas bangunan total perlu
dilakukan
untuk
membantu
penentuan
keputusan
apakah
penawaran perlu dilakukan.
b. Perhitungan
deduktif
dapat
mengurangi waktu dan energy. Luas
dinding dapat dihitung dengan
menjumlahkan luas bagian-bagian
elemen
solid
atau
dengan
menghitung
dinding
secara
keseluruhan, kemudian dikurangi
luas void (pintu dan jendela)

c. Konversi
angka-angka
perlu
dilakukan jika untuk satu jenis
material terdapat lebih dari satu
dimensi satuan dan perbedaan
penulisan angka. Estimator perlu
membuat konversi dan memakai
pecahan
decimal
untuk
memudahkan.
d. Pembulatan
angka
umumnya
sebesar dua desimal dibelakang
koma.
e. Menentukan jumlah material yang
akan terbuang perlu dilakukan
diakhir estimasi. Estimator perlu
melakukan perhitungan ini karena :
1) Ukuran material yang tersedia
tidak sesuai dengan yang
diperlukan. Jika diperlukan 10
balok kayu dengan panjang 4 m
sementara ukuran standar 5 m,
maka akan tersisa 10 balok
kayu dengan panjang 1 m.
2) Tempat
pemasangan
yang
berbeda-beda. Beton yang
digunakan untuk pondasi akan
lebih
banyak
terbuang
dibanding beton untuk didnding
disebabkan oleh ketidakstabilan
tanah untuk pondasi.
3) Peralatan
atau
prosedur
penempatan material yang
menyebabkan
material
terbuang.
4) Prosedur manajemen material
yang kurang baik seperti
pekerjaan ulang, kesalahan
pembelian.(Manajemen Proyek
Konstruksi,Wulfram I. Ervianto
hal.140)
Penyusunan Anggaran Biaya Proyek
Kegiatan estimasi dalam proyek konstruksi
dilakukan
dengan
tujuan
tertentu
tergantung
dari
siapa/pihak
yang
membuatnya. Pihak owner membuat
estimasi dengan tujuan untuk mendapatkan
informasi sejelas-jelasnya tentang biaya
yang
harus
disediakan
untuk
merealisasikan proyeknya, hasil estimasi
ini disebut OE (owner Estimate) atau EE
(Engineer Estimate). Pihak kontraktor
membuat estimasi dengan tujuan untuk
kegiatan penawaran terhadap proyek
konstruksi.

DAFTAR
DAFTAR HARGA
HARGA
SATUAN
SATUAN BAHAN
BAHAN

ESTIMASI
ESTIMASI
ESTIMASI
ESTIMASI

KONTRAKTOR
KONTRAKTOR

PENAWARAN
PENAWARAN
KOMPETITIF
KOMPETITIF

OWNER
OWNER

OWNER
OWNER
ESTIMATE
ESTIMATE

DAFTAR
DAFTAR HARGA
HARGA
SATUAN
SATUAN UPAH
UPAH

DAFTAR
DAFTAR HARGA
HARGA
SATUAN
SATUAN UPAH
UPAH &
&
BAHAN
BAHAN

DAFTAR
DAFTARVOLUME
VOLUME&
&
HARGA
HARGASATUAN
SATUAN
PEKERJAAN
PEKERJAAN

Gambar 2.3 kegiatan estimasi oleh pihakpihak dalam proyek konstruksi
REKAPITULASI
REKAPITULASI

Kontraktor akan memenangkan lelang jika
penawaran yang diajukan mendekati
Owner Estimate (OE) atau Engineer
Estimate (EE), kisaran yang masih dapat
diterima oleh Owner akan dibahas dalam
bab tersensiri tentang lelang. Dalam
menetukan harga penawaran, kontraktor
harus memasukkan aspek-aspek lain yang
sekiranya berpengaruh terhadap biaya
proyek nantinya.
Tahap-tahap yang sebaiknya dilakukan
untuk menyusun anggaran biaya adalah
berikut :
1. Melakukan pengumpulan data tantang
jenis, harga serta kemampuan pasar
menyediakan
bahan/material
konstruksi secara kontinu.
2. Melakukan pengumpulan data tentang
upah pekerja yang berlaku di daerah
lokasi proyek dan atau upah pada
umumnya jika pekerja didatangkan
dari luar daerah lokasi proyek.
3. Melakukan perhitungan analisa bahan
dan upah dengan menggunakan analisa
yang diyakini baik oleh si pembuat
anggaran. Dalam tulisan ini, digunakan
perhitungan berdasarkan analisa SNI
(Standar Nasional Indonesia).
4. Melakukan perhitungan harga satuan
pekerjaan dengan memanfaatkan hasil
analisa satuan pekerjaan dan daftar
kuantitas pekerjaan.
5. Membuat rekapitulasi.

Gambar 2.4 Tahap penyusunan Rencana
Anggaran Biaya (RAB) (Manajemen Proyek
Konstruksi,Wulfram I. Ervianto hal. 143)

Bagian-bagian dari Penyusunan RAB
1. Volume pekerjaan, yang dimaksud
dengan volume suatu pekerjaan, ialah
menghitung jumlah banyaknya volume
pekerjaan dalam satu satuan. Volume
juga disebut sebagai kubikasi pekerjaan.
Jadi volume (kubikasi) suatu pekerjaan,
bukanlah merupakan volume (isi
sesungguhnya),
melainkan
jumlah
volume bagian pekerjaan dalam satu
kesatuan.
2. Uraian Volume Pekerjaan, yang
dimaksud dengan uraian volume
pekerjaan,ialah menguraikan secara
rinci besar volume atau kubikasi suatu
pekerjaan.
Menguraikan,
berarti
menghitung besar volume masingmasing pekerjaan sesuai dengan gambar
bestek dan gambar detail. Sebelum
menghitung volume masing-masing
pekerjaan, lebih dulu harus dikuasai
membaca gambar bestek berikut
detail/penjelasan.
3. Harga satuan pekerjaan, yang
dimaksud dengan Harga Satuan
Pekerjaan ialah jumlah harga bahan dan
upah
tenaga
kerja
berdasarkan
perhitungan analisis. Harga bahan
didapat dipasaran, dikumpulkan dalam
satu daftar yang dinamakan daftar harga
satuan bahan. Upah tenaga kerja
didapatkan dilokasi dikumpulkan dan
dicatat dalam satu daftar yang

dinamakan Daftar Harga Satuan Upah.
Harga satuan bahan dan upah tenaga
kerja di setiap daerah berbeda-beda.
Jadi dalam menghitung dan menyusun
Anggaran
Biaya
suatu
bangunan/proyek, harus berpedoman
pada harga satuan bahan dan upah
tenaga kerja di pasaran dan lokasi
pekerjaan.
4. Analisa Bahan, yang dimaksud dengan
analisa bahan suatu pekerjaan, ialah
menghitung banyaknya volume masingmasing bahan, serta besarnya biaya
yang dibutuhkan.
(Rencana dan estimate real of cost, H.
Bachtiar Ibrahim hal. 134)
Menyusun Anggaran Biaya
Dalam menyusun anggaran biaya dapat
dilakukan dengan 2 cara sebagai berikut :
1. Anggaran Biaya kasar (taksiran)
2. Anggaran Biaya teliti
Namun pada penelitian tugas akhir ini
penulis menggunakan anggaran biaya teliti.
a. Yang dimaksud dengan anggaran biaya
teliti ialah anggaran biaya bangunan
atau proyek yang dihitung dengan teliti
dan cermat, sesuai dengan ketentuan
dan syarat-syarat penyusunan anggaran
biaya.
Sedangkan
penyusunan
anggaran biaya yang dihitung dengan
teliti, didasarkan atau didukung oleh ;
1) Bestek
Gunanya
untuk
menentukan
spesifikasi bahan dan syarat-syarat
teknis
2) Gambar bestek
Gunanya
untuk
menentukan/menghitung besarnya
masing-masing volume pekerjaan.
3) Harga satuan pekerjaan
Harga satuan pekerjaan ialah
jumlah harga bahan dan upah
tenaga
kerja
berdasarkan
perhitungan analisis. Harga bahan
didapat dipasaran, dikumpulkan
dalam satu daftar yang dinamakan
daftar harga satuan.. (Rencana dan
estimate real of cost, H. Bachtiar
Ibrahim hal. 4)
Contoh perhitungan dengan analisa SNI :
Volume Urugan Timbunan Tanah
=
2.811,80 m3

(Analisa SNI 2835:2008)
Rumus :
HSP = Harga Bahan + Harga Upah
Rencana Anggaran Biaya
Rencana anggaran biaya adalah besarnya
rencana biaya pelaksanaan pekerjaan yang
dihitung secara teliti dan terperinci yang
meliputi biaya bahan dan upah tenaga kerja
dengan atau tanpa menggunakan alat berat,
termasuk didalamnya biaya tak terduga
(tidak termasuk keuntungan). Rencana
anggaran biaya pelaksanaan pekerjaan
secara umum dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut:
RAB = Σ (Volume Pekerjaan x Harga Satuan

Dibawah ini adalah Bill of Quantity Proyek
Pengaman Abrasi Pantai Munte Kab. Luwu
Utara dari pihak kontraktor.

Tabel 2.1 Bill of Quantity PT.Bumi Karsa

melakukan fungsi berikutnya seperti fungsi
pengendalian (control).
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai
peramalan masa yang akan datang dan
perumusan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan berdasarkan peramalan tersebut
(Wulfram I. Ervianto, Manajemen Proyek
Konstruksi hal. 5).
Fase perencanaan merupakan fase yang
paling menentukan. Pada hakikatnya fase
ini adalah simulasi proyek, yaitu
penggambaran kegiatan memenuhi kendala
yang ada. Disini dilakukan perincian
kegiatan, jadwal, dan biaya ( Sukanto
Reksohadiprodjo, Manajemen proyek edisi
5 hal 101).

Perencanaan Bangunan Konstruksi
Setiap proyek konstruksi selalu dimulai
dengan proses perencanaan. Agar proses ini
berjalan dengan baik maka ditentukan
terlebih
dahulu
sasaran
utamanya.
Perencanaan mencakup penentuan berbagai
cara yang memungkinkan kemudian
menentukan salah satu cara tepat dengan
mempertimbangkan semua kendala yang
mungkin ditimbulkan. ( Wulfram I.
Ervianto, Manajemen Proyek konstruksi
hal. 4 ).
Perkiraan jenis dan jumlah sumber daya
yang dibutuhkan dalam suatu proyek
konstruksi menjadi sangat penting untuk
mencapai keberhasilan proyek sesuai
tujuannya. Kontribusi sumber daya dalam
perencanaan
adalah
memungkinkan
perumusan dari suatu rencana atau
beberapa rencana yang akan memberi
gambaran secara menyeluruh tentang
metoda konstruksi yang digunakan dalam
mencapai tujuan.
Berbagai teknik perencanaan telah tersedia
untuk membantu para perencana dalam
mengelola
kegiatannya,
misalnya
perencanaan jalur kritis (Critical Path
Method). Seringkali penggunaan teknikteknik ini membantu perencana untuk

Pelaksanaan Proyek
Pelaksanaan proyek merupakan bagian
terpenting, oleh karena dengan kegiatan
inilah nantinya diciptakan suatu bangunan
yang
diharapkan
dapat
memenuhi
kebutuhan dan mencapai tujuan akhir.
Tahap pelaksanaan (construction) ini
bertujuan mewujudkan bangunan yang
dibutuhkan oleh pemilik proyek dan sudah
dirancang oleh konsultan perencana dalam
batasan biaya dan waktu yang telah
disepakati, serta dengan mutu yang telah
disyaratkan.
Kegiatan
yang
dilakukan
adalah
merencanakan,
mongoordinasi,
mengendalikan semua operasional di
lapangan. Kegiatan perencanaan dan
pengendalian adalah :
1. Perencanaan dan pengendalian jadwal
waktu pelaksanaan.
2. Perencanaan
dan
pengendalian
organisasi lapangan
3. Perencanaan dan pengendalian tenaga
kerja
4. Perencanaan
dan
pengendalian
peralatan dan material
Kegiatan koordinasi adalah :
1. Mengoordinasikan seluruh kegiatan
pembangunan, baik untuk bangunan
sementara
maupun
bangunan
permanen, serta semua fasilitas dan
perlengkapan yang terpasang.
2. Mengoordinasikan
para
subkontraktor
3. Penyeliaan umum
Peninjauan Kembali Proyek

Pelaksanaan proyek harus selalu ditinjau
kembali setiap waktu (secara periodik)
maupun berdasar hal/topik tertentu agar
supaya diketahui tanda-tanda kemungkinan
pelaksanaan menyimpang dari rencana
semula. Ingin dilihat bagaimana status
proyek sekarang baik dalam hal
pemenuhan jadwal, biaya, alokasi sumber
daya manusia, maupun dalam hal
pemenuhan kuantitas sesuai pesanan serta
kualitas hasil.
Peninjauan
kembali
pun
harus
direncanakan secara seksama, kapan
dilakukan kegiatan, siapa yang melakukan,
dimana dilakukan, dan yang penting ialah
menanyakan mengapa pelaksanaannya
demikian. Pertanyaan yang tak langsung
biasanya akan membantu mengenali
persoalan yang tersembunyi baik itu
mengenai biaya maupun jadwal. Dapat
dihitng adanya varians dan sekaligus sebab
sebabnya. Mungkin karena volume
pekerjaan salah diestimasikan, harga
meningkat, produktivitas karyawan rendah,
dan lain–lain.
Persoalan yang biasa timbul ialah sukarnya
mengumpulkan data yang diperlukan untuk
membuat laporan perbandingan antara
rencana dan realisasi proyek. Oleh karena
itu perusahaan harus terlebih dahulu
memiliki system dan prosedur yang baik
untuk peninjauan kembali pelaksaaan
proyek, baik itu secara periodik maupun
terhadap topik-topik tertentu (misalnya
desain konseptual, desain sementara,
desain kritis, proses produksinya, proses
pengiriman, manajemen dan langganan).
Seperti diketahui biaya riil pelaksanaan
proyek harus diawasi untuk mengendalikan
dimensi
biaya
dan
biasanya
mengungkapkan
persoalan-persoalan
dimensi jadwal dan hasil kegiatan. Dari
laporan biaya dapat dilihat ringkasan
proyek dan juga penyimpangan dari
jadwal.
Ada beberapa aspek yang perlu ditinjau
dalam rencana proyek, yaitu :
1. Meninjau hasil proyek.
2. Meninjau SDM yang diperlukan
3. Meninjau WBS proyek
4. Meninjau estimasi proyek
5. Meninjau jadwal proyek.
Dari kelima aspek diatas, hanya 1 aspek
yang akan dibahas lebih mendalam yaitu
meninjau
estimasi
biaya
(Rencana

Anggaran Biaya) pada proyek Pengaman
Abrasi Pantai Munte Kab. Luwu Utara.
Bangunan Pantai
Erosi pantai dapat menimbulkan kerugian
yang sangat besar dengan rusaknya
kawasan pemukiman dan fasilitas-fasilitas
yang ada di daerah tersebut untuk
menanggulangi erosi pantai, langkah
pertama yang harus dilakukan adalah
mencari penyebab terjadinya erosi dengan
mengetahui penyebabnya dapat ditentukan
cara penanggulangannya yang biasanya
adalah dengan membuat bangunan
pelindung pantai atau menambah suplai
sediman.
Bangunan
pantai
digunakan
untuk
melindungi pantai terhadap kerusakan
karena serangan gelombang dan arus ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
melindungi pantai, yaitu :
1. Memperkuat atau melindungi pantai
agar mampu menahan serangan
gelombang.
2. Mengubah laju transport sedimen
sepanjang pantai.
3. Mengurangi energy gelombang yang
sampai ke pantai
4. Reklamasi dengan menambah suplai
sedimen ke pantai atau dengan cara
lain.
Sesuai dengan fungsinya tersebut
diatas, bangunan dapat diklasifikasikan
dalam 3 kelompok yaitu :
a. Pertama konstruksi yang dibangun
di pantai dan sejajar dengan garis
pantai, misalnya revetment.
b. Konstruksi yang dibangun kirakira tegak lurus pantai dan
sambung ke pantai meliputi groin
dan jetty.
c. Konstruksi yang dibangun lepas
pantai dan kira-kira sejajar garis
pantai
misalnya
pemecah
gelombang (Breakwater).

blok beton yang dibangun pada tanah dasar
relatif kuat (misalnya terdapat batu karang)
untuk melindungi bangunan (jalan raya)
yang berada sangat dekat dengan garis
pantai.

Gambar 2.5 Beberapa tipe bangunan
pelindung pantai (Teknik Pantai,Bambang
Triatmodjo hal.203)

Menurut bentuknya bangunan pantai dapat
dibedakan menjadi bangunan sisi miring
dan sisi tegak yang termasuk dalam
kelompok pertama adalah bangunan dari
tumpukan batu yang bagian luarnya diberi
lapisan pelindung yang terbuat dari batubatu ukuran besar, blok beton,atau batu
buatan dari beton dengan bentuk khusus
seperti tetrapod, quadripods, tribars, dolos,
dan sebagainya. Lapis pelindung ini harus
mampu menahan serangan gelombang.
Sedang yang termasuk dalam tipe kedua
adalah bangunan terbuat dari pasangan
batu, kaison beton, tumpukan buis beton,
dinding turap baja, atau beton dan
sebagainya.

Gambar 2.6. Bangunan Pantai sisi Miring

Gambar 2.7 Bangunan Pantai sisi Tegak (Teknik
Pantai,BambangTriatmodjo hal.204)

Ada berbagai jenis dinding pantai dan
mempunyai fungsi masing-masing. dinding
pantai yang terbuat dari pasangan batu
digunakan untuk menahan gelombang
besar dan tanah dasar relatif kuat. Untuk
dinding pantai yang terbuat dari susunan

Gambar 2.8 Beberapa bentuk dinding pantai
(Teknik Pantai,Bambang Triatmodjo hal.209)

Microsoft Project sebagai penunjang
dalam perhitungan RAB
Pada umumnya ada banyak software
penunjang dalam perhitungan RAB namun
pada penulisan tugas akhir ini penulis
menggunakan Microsoft Project sebagai
penunjang dalam penyusunan tugas akhir
ini.
Berdasarkan survei dengan judul tools of
the Trade: A survey of Project
Management
Alat
Bantu
yang
dipublikasikan
Project
Management
Journal tahun 1998, terpilih 10 alat bantu
top pendukung manajeman proyek. Namun
Microsoft Project dalam survei tersebut
menduduki peringkat pertama sebagai alat
bantu pendukung manajemen proyek. Hal
ini mengimplikaisikan keandalan software
aplikai tersebut.
Microsoft Project adalah tools (perangkat)
atau alat bantu yang digunakan untuk
keperluan pengelolaan/manajemen proyek.
Microsoft office Project atau lebih dikenal
dengan sebutan Microsoft Project ini terdiri
dari beberapa versi. Tentunya semakin baru
versinya akan semakin lengkap fitur
ataupun sarana yang dimilikinya.
Project atau biasa disebut proyek
merupakan suatu rangkaian kerja dari suatu
pekerjaan mulai dari tahap perencanaan
hingga tahap akhir. Microsoft Project

merupakan rencana kerja dalam sebuah
proyek.

Gambar 2.9 Program Ms Project

Ada beberapa isitilah yang sering dijumpai
dalam Ms project diantaranya yaitu:
a. Task yaitu item pendukung utama
sebuah proyek atau jenis-jenis
pekerjaan dlam sebuah proyek.
b. Duration adalah jangka waktu yang
diperlukan dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan. Dalam pengisian duration,
Microsoft Project telah menyediakan
default satuan waktu di antaranya
Tabel 2.2 Satuan waktu dalam Ms. Project
c.
c.
menit (minute)
mins
c.
c.
jam (hour)
hrs
c.
hari (days)
days
c.
1 hari penuh
c.
(elapsed day)
ed
c.
1 minggu penuh
c.
(elapsed week)
ew
c.
minggu (week)
wks
c.
bulan (month)
monts
c.
Start adalah nilai tanggal dimulainya
suatu pekerjaan.
d. Finish
adalah
tanggalakhir
pekerjaan
e. Prodecessor
merupakan
suatu
hubungan/keterkaitan antara satu
pekerjaan dengan pekerjaan lain
f. Resources
yaitu
penggunaan
sumber daya baik sumber daya
manusia maupun material.
g. Cost adalah biaya yang diperlukan
untuk menjalankan sebuah proyek.
h. Gantt Chart adalah bentuk tampilan
dari hasil kerja Microsoft Project
dalam bentuk batang horizontal 3
dimensi yang menggambarkan
Satuan

Inisial

masing-masing pekerjaan beserta
durasinya.
i. Baseline adalah suatu rencana baik
jadwal maupun biaya yang telah
disetujui dan tetapkan. Baseline
digunakan sebagai patokan dan
perbandingan antara rencana kerja
yang dimiliki dengan kenyataan di
lapangan.
j. Tracking yaitu peninjauan hasil
kerja di lapangan dengan rencana
semula dalam Microsoft Project.
k. Milestone digambarkan dengan nilai
durasi 0, karena milestone hanya
digunakan sebagai penanda dari
serangkaian pekerjaan bahwa pada
waktu tersebut pekerjaan telah
selesai.
(Microsoft
Project
2010,
C.Trihendradi hal 3)
III. METODE PENELITIAN
Tinjauan Umum Proyek
Dalam proses pelaksanaan Proyek
Pengaman Abrasi Pantai Munte
terdapat beberapa tahapan pekerjaan
diantaranya pekerjaan persiapan,
pekerjaan tanah, pekerjaan tembok
laut, pekerjaan perkuatan kaki,
pekerjaan drainase, dan pekerjaan
pipa pembuangan ke laut. Untuk
mengefektifkan pelaksanaan.
pekerjaan, maka dibuat suatu metode
pelaksanaan yang tidak terlepas dari
proses manajemen yang meliputi
pembuatan time schedule dan sistem
manajemen.
Data-data Proyek
1. Nama Proyek
Nama
proyek
ini
adalah
Pengaman Abrasi Pantai Munte
Kab. Luwu Utara.
2. Lokasi Proyek
Lokasi Proyek Pengaman Abrasi
terletak
di
Desa
Munte
Kecamatan Tanalli Kabupaten
Luwu Utara Propinsi Sulawesi
Selatan. Adapun peta lokasi
proyek ini adalah sebagai berikut :

berupa daftar harga upah dan bahan
tahun 2012, dari pihak kontraktor
dalam hal ini PT.Bumi Karsa, data
yang diperoleh berupa gambar kerja
(As Built Drawing) dan Bill of
Quantity proyek Pengaman Abrasi
Pantai Munte Kab. Luwu Utara.
b. Penelitian Pustaka
Dengan membaca sejumlah buku,
literature-literatur,
serta
hasil
penelitian
terdahulu
yang
berhubungan
dengan
masalah
penelitian ini.
3. Pengolahan Data
Metode pengolahan data dituangkan
dalam bagan alir (Flow Chart) berikut
ini :
Mulai

Gambar 3.1 Peta Lokasi Proyek
3. Sumber Dana dan Anggaran
Proyek
Adapun sumber dana proyek ini
dari APBN (Anggaran Pendapatan
dan
Belanja
Negara)
dan
anggaran dari proyek ini adalah
sebesar
Rp.18.757.696.000,00
(Delapan belas milyar tujuh ratus
lima puluh enam juta enam ratus
sembilan puluh enam ribu rupiah).
4. Jangka Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan pekerjaan
Pengaman Abrasi Pantai Munte
Kab. Luwu Utara yaitu 240 hari
kalender terhitung dari tanggal 19
Maret 2012 sampai 10 November
2012.
Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian tugas akhir ini
adalah pada proyek Pengaman Abrasi
Pantai Munte Kab. Luwu Utara yang
mana berlangsung mulai dari bulan
Februari – September 2013 yang
bertempat di Desa Munte, Kec.
Tanalili, Kab. Luwu Utara, Provinsi
Sulawesi Selatan.
2. Jenis dan Sumber Data
a. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari beberapa
instansi
terkait,
seperti
Dinas
Pekerjaan Umum Kab. Luwu Utara

Tinjauan Pustaka

Pengambilan Data

Data Sekunder :
Gambar Kerja (As Built Drawing)
Bill Of Quantity Proyek
Harga Upah dan bahan Luwu
Utara tahun 2012

Pengolahan Data
AutoCad

Ms. Excel

Volume

Perhitungan RAB
Ms. Excel

Ms. Project
Selesai

Gambar 3.2. Bagan Alir atau Flow Chart Tugas

Akhir

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1. Perhitungan Volume Pengaman
Abrasi Pantai
Tabel rekapitulasi volume yang
didapatkan dari hasil perhitungan
gambar as built drawing dalam tabel
4.1 dibawah ini. Sedangkan untuk
perhitungan volume yang lebih
terperinci dapat dilihat
pada
lampiran 4 hal L4-1.

lampiran 3. Sedangkan untuk harga
upah dan bahan dapat dilihat dalam
lampiran 2.1 hal L2-1 dan lampiran
2.2 hal L2-2.
Tabel 4.2 Rencana Anggaran Biaya
Pengaman Abrasi Pantai Munte

Tabel 4.1 Rekapitulasi Perhitungan
Volume Pengaman Abrasi Pantai Munte

3. Rekapitulasi
Rekapitulasi rencana anggaran
biaya pengaman abrasi pantai
munte
yang diperoleh dari
perhitungan
diatas
yang
merupakan rangkuman biaya setiap
item pekerjaan terdapat dalam
tabel 4.3.
Tabel 4.3 Rekapitulasi RAB Pengaman
Abrasi Pantai Munte
2. Perhitungan Rencana Anggaran
Biaya (RAB)
Rencana anggaran biaya Pengaman
Abrasi
Pantai
Munte
yang
diperoleh berdasarkan Analisa
Harga Satuan Pekerjaan yang
menggunakan SNI terdapat dalam
tabel 4.2. Untuk perhitungan
Analisa Harga Satuan yang lebih
terperinci dapat dilihat pada

4. Perhitungan Rencana Anggaran
Biaya (RAB) menggunakan
Microsoft Project
Rencana
Anggaran
biaya
pengaman abrasi pantai munte
Kab.
Luwu
utara
yang
menggunakan aplikasi Microsoft
Project terdapat dalam tabel 4.4.
untuk hasil dari Ms. Project yang
lebih terperinci dapat dilihat pada
lampiran 8.
Tabel 4.4 Perhitungan RAB Pengaman
Abrasi Pantai menggunakan Ms. Project

Pembahasan
Dalam
pembahasan
ini,
penulis
menerapkan beberapa hasil analisa
perhitungan yang didapatkan kemudian
dibandingkan
dengan
pelaksanaan
pekerjaan berupa data – data yang kami
peroleh di lapangan (proyek). Selain itu,
penulis menggunakan aplikasi Microsoft
Project sebagai pembanding data-data yang
telah kami hitung. Selanjutnya penulis
memperoleh selisih anggaran biaya dari
setiap item pekerjaan. Dibawah ini rincian
selisih anggaran biaya pada setiap item
pekerjaan.
1. Pekerjaan Pendahuluan
Pekerjaan pendahuluan terdiri dari
beberapa item pekerjaan, berdasarkan
hasil bill of quantity dari pihak
kontraktor sebesar Rp.95.600.000,-.

Dalam pekerjaan pendahuluan, tidak
memiliki selisih biaya pada setiap
analisa karena menggunakan harga
lumpsum.
2. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah terdiri dari beberapa
item pekerjaan, berdasarkan hasil bill
of quantity dari pihak kontraktor
sebesar
Rp.1.147.676.101,dan
anggaran
biaya
yang
dihitung
berdasarkan as built drawing sebesar
Rp. 1.995.392.929,- sehingga selisih
yang didapatkan adalah sebesar
Rp.847.716.828,-.
Selain
itu,
berdasarkan analisa Ms. Project
diperoleh anggaran sebesar Rp.
1.986.822.985,-. Dan selisih harga
antara As Built Drawing dan Ms.
Project adalah Rp.8.569.944,-. Adapun
yang menyebabkan terdapat selisih
antara Bill of quantity dan As Built
Drawing adalah pertambahan volume
pekerjaan pada as built drawing yaitu
pada item pekerjaan galian tanah
berpasir (mekanis), pada timbunan
tanah hasil galian diratakan, dirapihkan
dan dipadatkan dan pada pekerjaan
timbunan tanah dari luar diratakan,
dirapihkan dan dipadatkan. Dan pada
pekerjaan tanah tedapat penambahan 2
item pekerjaan pada As Built Drawing,
yaitu Timbunan pasir tebal 10 cm dan
Timbunan sirtu.
3. Pekerjaan Tembok Laut
Pekerjaan tembok laut terdiri dari
beberapa item pekerjaan, berdasarkan
hasil bill of quantity dari pihak
kontraktor
sebesar
Rp.12.308.419.554,-, dan anggaran
biaya berdasarkan As Built Drawing
sebesar Rp. 12.375.652.344,- sehingga
selisih yang didapatkan adalah sebesar
Rp.67.232.765,-.
Selain
itu,
berdasarkan analisa Ms. Project
didapatkan anggaran sebesar Rp.
12.355.201.620,-. Dan selisih harga
antara As Built Drawing dan Ms.
Project
adalah Rp.20.450.725,-.
Adapun yang menyebabkan terdapat
selisih antara Bill of quantity dan As
Built Drawing adalah berkurangnya
volume pada item pekerjaan pasangan
batu kali, 1 PC : 3 Psr dan Pekerjaan

plesteran 1 PC : 3 Psr. Selain itu
terdapat pertambahan jumlah volume
pada beberapa item pekerjaan, yaitu
Pekerjaan Buis beton ukuran d = 1 m,
T = 0,50 m, tebal = 10 cm yang pada
buis beton tersebut ditambahkan besi
tulangan, Beton Cyclop 60%,1 PC :
3Psr : 5 Krl + 40% Batu pecah,
Angker, pekerjaan Beton Tulang 1 PC :
2 Psr : 3 Bt Pecah yang pada tembok
Talud lama ditambahkan beton
Reflektor sebagai penguat, dan
Pemisah / Deletasi dari karet Talang.
4. Pekerjaan Perkuatan Kaki
Pekerjaan tanah terdiri dari beberapa
item pekerjaan, berdasarkan hasil Bill
Of Quantity dari pihak kontraktor
sebesar
Rp.1.046.880.912,dan
anggaran biaya berdasarkan As Built
Drawing sebesar Rp. 1.560.360.081,sehingga selisih yang didapatkan
adalah
sebesar
Rp.513.479.169,-.
Selain itu, berdasarkan analisa Ms.
Project didapatkan anggaran sebesar
Rp. 1.560.356.600,-. Dan selisih harga
antara As Built Drawing dan Ms.
Project adalah Rp.3.481,-. Adapun
yang menyebabkan terdapat selisih
antara Bill Of Quantity dan As Built
Drawing adalah pertambahan volume
pekerjaan pada Talud lama pada hasil
perhitungan As Built Drawing.
5. Pekerjaan Drainase
Pekerjaan
drainase
terdiri
dari
beberapa item pekerjaan, berdasarkan
hasil Bill Of Quantity dari pihak
kontraktor sebesar Rp.2.447.090.542,dan anggaran biaya berdasarkan As
Built Drawing sebesar
Rp.
662.397.947,- sehingga selisih yang
didapatkan
adalah
sebesar
Rp.1.784.692.595,-.
Selain
itu,
berdasarkan analisa Ms. Project
didapatkan anggaran sebesar Rp.
633.464.398,-. Dan selisih harga antara
As Built Drawing dan Ms. Project
adalah Rp.28.933.550,-. Adapun yang
menyebabkan terdapat selisih antara
Bill of quantity dan As built Drawing
adalah pengurangan volume yang
sangat besar pada Pekerjaan Pasangan
Batu kali , 1 PC : 3 Psr, Pekerjaan
Plesteran 1 PC : 3 Psr dan Pekerjaan

Rabat Beton 1 Pc : 3 Psr : 5 Bt. Pecah.
Selain itu, terdapat pertambahan item
pekerjaan yaitu Pekerjaan Paving
Block Tebal = 6 cm.
6. Pekerjaan Pipa Pembuangan Ke
Laut
Pekerjaan pipa pembuangan ke laut
terdiri dari 1 item pekerjaan,
berdasarkan hasil Bill Of Quantity dari
pihak
kontraktor
sebesar
Rp.6.784.223,- dan anggaran biaya
berdasarkan As Built Drawing sebesar
Rp. 6.527.812,- sehingga selisih yang
didapatkan adalah sebesar
Rp.
256.411,-. Selain itu, berdasarkan
analisa Ms. Project didapatkan
anggaran sebesar Rp. 6.524.800-. Dan
selisih harga antara As Built Drawing
dan Ms. Project adalah Rp. 3.012,-.
Adapun yang menyebabkan terdapat
selisih antara Bill of quantity dan
asbuilt
drawing
adalah
terjadi
pengurangan volume pekerjaan pada
hasil As Built Drawing.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa setelah melakukan
perhitungan, didapatkan :
1. Volume
pekerjaan
berdasarkan
gambar pelaksanaan dilapangan
pada:
a. Pekerjaan
Pendahuluan
menggunakan satuan lumpsum,
b. Pekerjaan
Tanah
adalah
10.234,50 m3
c. Pekerjaan Tembok Laut adalah
3,337.23 m3
d. Pekerjaan Perkuatan Kaki adalah
5.578,00 m3
e. Pekerjaan
Drainase
adalah
333,24 m3
f. Pekerjaan Pipa Pembuangan ke
Laut adalah 83 m1
2. Jumlah anggaran biaya yang
didapatkan berdasarkan volume
pekerjaan di lapangan (As Built
Drawing)
adalah
Rp
16.695.931.113,- , anggaran biaya
yang
didapatkan
berdasarkan
perhitungan ini lebih murah 2,14 %
dibandingkan biaya oleh pihak

kontraktor
sebesar
Rp.
17.052.451.356,-.
Hal ini disebabkan karena adanya
pertambahan serta pengurangan
volume dibeberapa item pekerjaan
berdasarkan Asbuilt Drawing, serta
bedanya
Harga
Satuan yang
didapatkan
pada
perhitungan
berdasarkan SNI yang digunakan
dengan Harga Satuan Kontrak dari
pihak Kontraktor.
3. Jumlah anggaran biaya yang
dibutuhkan berdasarkan Microsoft
Project adalah Rp.16.637.970.402,anggaran biaya yang didapatkan
berdasarkan perhitungan ini lebih
murah 0,35% dibandingkan biaya
dari hasil pehitungan As Built
Drawing
sebesar
Rp
16.695.931.113,-.
Hal ini disebabkan karena dalam
pengoperasian Microsoft Project
harus menginput durasi yang
terdapat dalam Schedule sehingga
mempengaruhi
anggaran
yang
dibutuhkan dalam waktu tersebut.
Saran
Berdasarkan dari penelitian tugas akhir ini,
adapun saran yang ingin Penulis berikan
yaitu :
1. Pada saat melakukan perhitungan
volume, sebaiknya lebih teliti dan
cermat karena besarnya jumlah volume
yang didapatkan akan berpengaruh
pada anggaran biaya yang diperlukan.
2. Sebaiknya menggunakan harga upah
dan bahan yang berlaku pada tempat
pelaksanaan proyek agar anggaran
biaya
yang
dikeluarkan
dalam
pelaksanaan sesuai dengan anggaran
biaya yang telah direncanakan.
3. Dalam melakukan penulisan ini penulis
masih banyak mengalami hambatan
dalam segi pengumpulan data.
Sehingga penulis menyarankan kepada
pemilik proyek tersebut agar data yang
dibutuhkan untuk penulisan tugas akhir
tidak diberikan batasan kepada
mahasiswa yang akan mengadakan
penelitian,
yang
hasilnya
akan
digunakan sebagai referensi dalam
menghitung anggaran biaya pada suatu
pekerjaan konstruksi.

4. Konsultan dan kontraktor sebaiknya
selalu
mengontrol
pelaksanaan
pekerjaan
agar
tidak
terjadi
penyimpangan baik waktu maupun
biaya. Apabila ada indikasi terjadinya
penyimpangan harus cepat mengambil
langkah-langkah atau tindakan seperti
perbaikan
atau
koreksi
untuk
mengatasi masalah yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Asri Putra, Sanjaya. 2010.Analisis Kinerja
Biaya dan Waktu pada Proyek P.16
Lamasi Irrigation Kabupaten Luwu
Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar
Badan Standardisasi Nasional. Analisa
Harga Satuan SNI 2008.
I.Ervianto, Wulfram. 2010. Teori Aplikasi
Manajemen ProyekKonstruksi.Yogyakarta:
Penerbit Andi
Ibrahim, Bachtiar. 2003.Rencana Dan
Estimasi Real of Cost. Jakarta: Bumi
Aksara
Mingus, Nancy. 2004. Project
Management.Jakarta: Prenada Media
Politeknik Negeri Ujung Pandang.2011.
Pedoman Penyusunan Laporan Tugas
Akhir. Makassar.
Reksohadiprodjo,Sukanto.1999.Manajemen
proyek Edisi 5. Yogyakarta: BPFEYogyakarta
Triatmodjo, Bambang. 1999.Teknik Pantai.
Yogyakarta: Beta Offset
Trihendradi,C.2011. Microsoft Poject 2010.
Yogyakarta:Penerbit Andi
Wahana Komputer.2011.Microsoft Excel
2010. Semarang: Penerbit Andi
Wahana Komputer.2012.Microsoft Project
2010. Semarang: Penerbit Andi