Pengaruh Kepemimpinan dan Komunikasi Ter
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Semula Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan terjemahan dari
“human resources”, namun ada pula ahli yang menyamakan sumber daya
manusia dengan “manpower” (tenaga kerja). Bahkan sebagian orang
menyetarakan pengertian sumber daya manusia dengan personal (personalia,
kepegawaian, dan sebagainya). Sumber daya manusia adalah faktor pertama
dan terutama yang akan selalu dibutuhkan pertama kali dalam sebuah
organisasi sebagai subjek dan objek dalam organisasi atau kelompok
tersebut. Pengelolaan sumber daya manusia ini adalah tugas dari seorang
pemimpin untuk dapat megelola, menilai, mengatur, memilih dan
menempatkan sumber daya manusia di posisi atau jabatan yang tepat sesuai
dengan kemampuan dan potensi sumber daya manusia tersebut. Pengelolaan
sumber daya manusia yang baik dan benar adalah cara untuk mencapai
tujuan perusahaan dengan efektif dan efisien untuk mencapai titik puncak
yang diinginkan. Kepemimpinan memainkan peranan yang dominan,
krusial, dan kritikal dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan prestasi
kerja,
baik
pada
tingkat
individual,
kelompok
dan
organisasi.
Kepemimpinan sering dipermasalahkan di dalam organisasi, terutama
organisasi besar yang telah menggunakan manajemen yang baik. Hal ini
disebabkan karena tercapainya tujuan secara efektif dan efisien sangat
tergantung akan kemampuan kepemimpinan seorang manajer. Pemimpin
adalah seorang yang karena kecakapan-kecakapan pribadinya dengan atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi
kelompok
yang
dipimpinnya untuk mengerahkan upaya bersama ke arah pencapaian
sasaran-sasaran tertentu. Dalam memimpin sebuah organisasi/instansi,
seorang pemimpin harus cakap dan kreatif dalam menangani masalahmasalah yang terjadi dalam organisasi/instansi tersebut dan menjadi
seseorang yang bisa memberikan dorongan positif kepada para staf kerjanya
untuk mencapai tujuan organisasi/instansi tersebut. Pemimpin yang berhasil
adalah pemimpin yang mampu mengelola atau mengatur organisasi secara
efektif dan mampu melaksanakan kepemimpinan secara efektif pula.
PT. Astra Credit Companies atau biasa disingkat dengan ACC adalah
salah satu perusahaan pembiayaan mobil terbesar di Indonesia. ACC
menyediakan pelayanan pembiayaan untuk pembelian mobil baru ataupun
mobil bekas. Jaringan ACC tersebar di hampir seluruh kota besar di
Indonesia, saat ini ACC telah mendukung pembiayaan lebih dari 16.000
dealer mobil di Indonesia dan salah satunya berada di kota Samarinda yang
merupakan kota konsumtif. Dengan tingkat penjualan mobil yang semakin
tinggi di Samarinda, PT. Astra Credit Companies adalah salah satu tempat
pembiayaan dan perkreditan mobil baru maupun bekas tersibuk. Untuk
memaksimalkan
kinerja
karyawan
dalam
menghadapi
peningkatan
konsumen dan pemesanan, PT. Astra Credit Companies memerlukan
manajemen sumber daya manusia yang baik dan tepat. Saat ini para
karyawan
sudah
semaksimal
mungkin
melaksanakan
tugas
dan
pekerjaannya, namun tentunya masih ada terdapat kekurangan dalam
pelaksanaannya yang belum diketahui secara pasti. Hal ini menjadi tugas
pimpinan untuk mengatasi hal-hal yang akan menyebabkan penurunan
terhadap kinerja karyawannya.
Komunikasi juga mengambil peranan penting kiat meningkatkan
kinerja para karyawan beserta seluruh aktivitas dalam organisasi/instansi
tersebut.
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka hal-hal yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1.
Apakah variabel kepemimpinan dan komunikasi memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Astra Credit
Companies di Samarinda ?
2.
Diantara kedua variabel tersebut, manakah yang memiliki pengaruh
dominan terhadap kinerja pegawai pada PT. Astra Credit Companies di
Samarinda ?
C.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
a.
Untuk menguji pengaruh kepemimpinan dan komunikasi
terhadap kinerja karyawan pada PT. Astra Credit Companies di
Samarinda.
b.
Untuk menguji variabel mana yang memberikan pegaruh paling
dominan terhadap kinerja karyawan pada PT. Astra Credit
Companies di Samarinda.
2.
Kegunaan Penelitian
a.
Bagi pihak perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dan bahan
informasi dalama mengambil kebijakan untuk kemajuan dan
keberhasilan perusahaan dimasa yang akan datang.
b.
Bagi pihak lain, sebagai bahan informasi atau referensi bagi
pihak yang berkepentingan melakukan penelitian selanjutnya.
c.
Bagi penulis, memberikan tambahan pengetahuan dan menguji
pengetahuan.
BAB II
DASAR TEORI
A.
Manajemen Sumber Daya Manusia
1.
Pengertian Manajemen
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang
kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Manajemen mempunyai tujuan tertentu dan tidak dapat diraba.
Adapun beberapa Fungsi Manajemen, Keterampilan Manajemen,
Tipe-Tipe Manajemen, Daft (2002:8-21):
a.
Fungsi Manajemen
Perencanaan
Perencanaan mendefinisikan dimana organisasi ingin
berada di masa depan dan bagaimana mencapainya.
Perencanaan (Planning) berarti penentuan sasaran sebagai
pedoman kinerja organisasi di masa depan dan penetapan
tugas-tugas serta alokasi sumber daya yang diperlukan
untuk mencapai sasaran organisasi.
Pengorganisasian
Pengorganisasian biasanya mengikuti perencanaan dan
mencerminkan bagaimana organisasi mencoba untuk
menyelesaikan
renana
itu.
Perencanaan
(organizing)
melibatkan penetapan tugas, pengelompokan tugas-tugas ke
dalam departemen, dan alokasi bermacam-macam sumber
daya ke dalam berbagai departemen.
Kepemimpinan
Kepemimpinan (leading) adalah penggunaan pengaruh
untuk memotivasi karyawan agar mencapai sasaran
organisasi. Memimpin berarti menciptakan suatu budaya
dan nilai bersama, mengkomunikasikan sasaran kepada
karyawan melalui organisasi, dan memberikan inspirasi
agar karyawan berprestasi sebaik-baiknya.
Pengendalian
Pengendalian (controlling) artinya memantau aktivitas
karyawan, menjaga organisasi agar tetap berjalan kea rah
pencapaian sasaran, dan membuat koreksi bila diperlukan.
b.
Keterampilan Manajemen
Keterampilan Konseptual
Keterampilan
Konseptual
(conceptual
skill)
adalah
kemampuan kognitif untuk memandang organisasi sebagai
suatu kesatuan dan mengetahui hubungan antar bagiannya.
Keterampilan konseptual melibatkan pemikiran manajer,
pemrosesan informasi, dan kemampuan perencanaan.
Keterampilan Interpersonal
Keterampilan
Interpersonal
(human
skill)
adalah
kemampuan manajer untuk bekerja dengan orang lain dan
menggunakan mereka serta bekerja dengan efektif sebagai
seorang
anggota
kelompok.
Keterampilan
ini
didemonstrasikan dalam cara seorang manajer berhubungan
dengan
orang
lain,
termasuk
kemampuan
untuk
memotivasi, pemberian sarana, koordinasi, bimbingan,
komunikasi, dan memecahkan konflik.
Keterampilan Teknis
Keterampilan Teknis (technical skill) adalah pengertian dan
kecakapan
dalam
pelaksanaan
tugas-tugas
spesifik.
Keterampilan Teknis meliputi penguasaan metode, teknik
dan peralatan yang terlibat dalam fungsi-fungsi spesifik
seperti permesinan, pabrikasi, atau keuangan.
c.
Tipe-Tipe Manajemen
Tipe-tipe manajemen dibedakan dalam 2 perbedaan yaitu:
Perbedaan-Perbedaan Vertikal
Manajer Puncak (top manager) berada dipuncak
hirarki dan bertanggung jawab atas keseluruhan
organisasi.
Mereka
mempunyai
jabatan
seperti
presiden, ketua, direktur eksekutif, chief executive
officer (CEO), dan executive vice president. Manajer
puncak bertanggung jawab untuk menyusun tujuan
organisasi, mendefinisikan strategi untuk mencapai
tujuan,
memonitor
dan
menginterpretasikan
lingkungan eksternal, dan membuat keputusan yang
mempengaruhi
keseluruhan
organisasi.
Diantara
tanggung jawab yang terpenting bagi para manajer
puncak adalah mengkomunikasikan visi bersama bagi
organisasi, membentuk budaya perusahaan, dan
memelihara semangat usaha yang dapat membuat
perusahaan sejalan dengan perubahan yang cepat.
Manajer Madya (middle manager) bekerja pada
tingkat menengah organisasi dan bertanggung jawab
atas unit bisnis dan departemen-departemen utama.
Contoh manajer madya adalah kepala departemen,
kepala devisi, manajer pengendalian kualitas, dan
direktur
lab riset.
mengimplementasikan
Mereka bertanggung jawab
strategi
dan
kebijakan
keseluruhan yang didefinisikan manajer puncak.
Tugas manajer madya telah berubah drastis sejak dua
decade terkahir. Selama tahun 1980-an dan awal
1990-an, banyak organisasi menjadi ramping dan
efisien dengan memberhentikan manajer madya dan
membabat tingkat-tingkat manajemen menengah.
Manajer madya sekarang lebih bertanggung jawab.
Hal ini dilakukan supaya informasi mengalir cepat
dari atas ke bawah dan keputusan dibuat dengan lebih
cepat. Manajer madya sekarang lebih bertanggung
jawab untuk menciptakan suatu jaringan horisontal
dan bukan mengelola arus informasi ke atas dan ke
bawah hirarki, karena hampir semua pekerjaan
sekarang diorganisasikan dalam tim dan proyek.
Manajer Lini Depan (first-line manager) bertanggung
jawab langsung atas produksi barang dan jasa.
Mereka berada di level manajemen pertama atau
kedua dan mempunyai jabatan seperti supervisor,
manajer lini, kepala seksi, dan manajer kantor.
Mereka bertanggung jawab atas kelompok-kelompok
karyawan nonmanajerial. Perhatian utama mereka
adalah
aplikasi
peraturan
dan
prosedur
untuk
mencapai produksi yang efisien, memberikan bantuan
teknis, dan memotivasi bawahan.
Perbedaan-Perbedaan Horisontal
Manajer
Fungsional
(functional
manager)
bertanggung jawab atas departemen yang melakukan
sebuah tugas fungsional dan mempunyai karyawan
dengan pelatihan dan keterampilan yang serupa.
Departemen
fungsional
meliputi
periklanan,
penjualan, keuangan, sumber daya manusia, pabrikasi,
dan akuntansi. Manajer lini bertanggung jawab atas
departemen
manufaktur
dan
pemasaran
yang
membuat atau menjual barang dan jasa.
General Manager bertanggung jawab atas beberapa
departemen yang melakukan fungsi-fungsi yang
berbeda. Seorang general manager bertanggung jawab
atas divisi yang berdiri sendiri.
2.
Pengertian Sumber Daya Manusia
“Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang
memiliki akal perasaan, keingingan, keterampilan, pengetahuan,
dorongan, daya, dan karya (rasio, rasa, dan karsa)” (Sutrisno, 2009:3).
Semua potensi SDM tersebut berpengaruh terhadap upaya organisasi
dalam mencapai tujuan.
3.
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bidang
strategis dari organisasi.Manajemen sumber daya manusia harus
dipandang sebagai perluasan dari pandangan tradisional untuk
mengelola orang secara efektif dan untuk itu membutuhkan
pengetahuan tentang perilaku manusia dan kemampuan mengelolanya.
Fokus MSDM terletak pada upaya
4.
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi orang lain
untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi yang relevan.
Kepemimpinn berbeda dengan pimpinan. Pimpinan adalah seseorang
yang bertugas untuk memimpin di suatu organisasi/instansi atau sering
diebut sebagai seorang manajer. Sedangkan kepemimpinan adalah
suatu proses kegiatan seseorang untuk menggerakkan orang lain
dengan memimpin, membimbing, memengaruhi orang lain, untuk
melakukan sesuatu agar dicapai hasil yang diharapkan.
Dalam suatu organisasi, faktor kepemimpinan memegang
peranan yang penting karena pemimpin itulah yang kan menggerakkan
dan mengarahkan organisasi dalam mencapai tujuan dan sekaligus
merupakan tugas yang tidak mudah. Tidak mudah, karena harus
memahami setiap perilaku bawahan yang berbeda-beda. Tujuan
kepemimpinan, di sisi lain, adalah membantu orang untuk menegakkan
kembali, mempertahankan dan meningkatkan motivasi mereka. Dalam
hal kepemimpinan, untuk organisasi apapun, apabila mengalami
kegagalan dan keberhasilan ini sering dikaitkan dengan adanya
kepemimpinan.
a.
Gaya Kepemimpinan
Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok,
gerak-gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat
baik. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan cirri
yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar
sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya
kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan
sering diterapkan oleh seorang pemimpin.
b.
Jenis-Jenis Kepemimpinan
Berikut ada delapan jenis-jenis kepemimpinan, (Terry & Rue,
1988:200-203):
1.
Kepemimpinan Situasional
Dalam jenis kepemimpinan ini dipercayakan bahwa
faktor yang paling utama untuk menentukan gaya
kepemimpinan adalah situasinya. Pemimpin maupun
pengikutnya menyesuaikan diri dengan situasi.
2.
Kepemimpinan Perilaku Pribadi
Sebagai yang ditunjukkan oleh namanya, perilaku
pemimpin itu diberi penekanan dalam jenis kepemimpinan
ini. Personal behavior leader adalah orang yang luwes,
menggunakan
dalam setiap
keadaan
tindakan yang
dianggap tepat sambil selalu mengingat kemampuankemampuan, banyaknya pengawasan yang diperlukan, dan
apakah pemimpin itu ingin menentukan isunya.
3.
Kepemimpinan Terpusat Pada Pekerja Atau Pekerjaannya.
Jenis kepemimpinan ini sangat erat hubungannya
dengan “situational type” yang sudah dibicarakan lebih
dahulu. Kepemimpinan yang terbit dari banyak kekuasaan,
yang berakhir dan berinteraksi secara serentak, maka
penekannya dapat diarahkan kepada (1) pekerjaan yang
sedang dilakukan, maupun (2) orang yang melakukan
pekerjaan itu. Ini menyebabkan timbulnya gaya “work
centered”, yang berpusatkan pelaksanaan tugas serta
tercapainya tugas itu dan peka terhadap orang banyak dan
hubungan-hubungan manusia. Yang terakhir atau gaya
“worker centered”, biasanya memberikan proseur dan surat
perintah secara minimal untuk diikuti, partisipasi dalam
pembuatan
keputusan
didorong,
dan
pemimpin
itu
dipandang sebagai seorang koordinator dan dianggap
sebagai pendorong.
4.
Kepemimpinan Pribadi
Motivasi dan petunjuk diberikan dengan kontak
pribadi dengan pribadi. Terdapat suatu hubungan yang
dekat antara pemimpin dan setiap anggota kelompok.
Kepribadian-kepribadian dan iklim informal mencirikan
situasi, kalau kepemimpinan pribadi yang diikuti.
5.
Kepemimpinan Demokrasi
Jenis ini memberi penekanan pada parisipasi dan
penggunaan
pikiran-pikiran
oleh
anggota-anggota
kelompok, yang karena itu harus diberi penerangan yang
baik mengenai pokok-pokok yang dibahas. Kegiatankegiatan yang mungkin disajikan kepada kelompok itu
sebelum kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan. Penekanan
diberikan perhatian dan inisiatif.
6.
Kepemimpinan Otoritas
Pemimpin dasar disini adalah, bahwa kepemimpinan
itu dipunyai oleh si pemimpin sejauh ia mempunyai
kekuasaan. Ia berpegang, bahwa karena kedudukan yang
dipegang, pemimpin itu yang mengetahui yang paling baik
dan harus menentukan apa yang harus diperbuat. Jenis
kepemimpinan ini dicirikan oleh pemimpin-pemimpin yang
tegas serta faktral dan pengawasan yang ditentukan dengan
teliti.
7.
Kepemimpinan Paternalistik
Terdapat suatu pengaruh kebapakan antara pemimpin
dan kelompok. Maksudnya ialah melindungi dan mengusu
kesenangan
dan
kesejahteraan
pengikut-pengikutnya.
Paternalisme sesuai benar unuk keadaan-keadaan tertentu,
tetapi
jenis
ini
dapat
menghambat
berkembangnya
kepercayaan kepada diri sendiri dari anggota-anggota
kelompok.
8.
Kepemimpinan Asli
Beragam-ragam jenis dan bentuknya, jenis kepemimpinan
ini berasal dari kelompok-kelompok organisasi informal
yaitu kelompok yang terbentuk dalam organisasi-organisasi
sebagai hasil dari hubungan dan interaksi perorangan dan
kelompok-kelompok yang berhubungan dengan orangorang, yang bekerja dalam kelompok-kelompok kerja
formal dari organisasi. Kelompok-kelompok informal
biasanya tidak diakui dengan resmi oleh organisasi.
Pemimpin-pemimpin asli yang berbeda dapat ditemukan
untuk tujuan-tujuan yang berbeda dalam kelompok yang
sama. Keberhasilan dari banyak kegiatan ditentukan oleh
pemimpin asli, bahkan kalau pun kelompok itu dipimpin
oleh pemimpin yang diakui secara resmi.
c.
Gaya Pengambilan Keputusan
Model Vroom-Yetton membedakan antara dua jenis situasi
masalah keputusan yang dihadapi pemimpin: individual dan
kelompok. Ada lima gaya pengambilan keputusan, (Gibson,
Ivancevich & Donnelly, 2006:354-355) :
Tingkat Kelompok
AI. Anda memecahkan masalah
Tingkat Individu
AI. Anda memecahkan masalah
atau mengambil keputusan sendiri dan atau mengambil keputusan sendiri dan
menggunakan informasi yang tersedia menggunakan informasi yang tersedia
bagi anda pada saat itu.
pada saat itu.
AII. Anda mencari informasi yang
AII. Anda memperoleh informasi
diperlukan dari bawahan, kemudian yang
diperlukan
dari
bawahan,
mengambil sendiri keputusan atas kemudian anda menentukan sendiri
masalah
tersebut.
mengatakan
atau
Anda
tidak
boleh penyelesaian masalah itu. Anda dapat
kepada memberitahukan atau tidak kepada
bawahan
yang bawahan
tentang
dihadapi sehingga informasi tersebut dihadapi
untuk
dapat
tentang
masalah
dimintakan
dari
masalah
yang
mengumpulkan
mereka. informasi dari mereka. Peranan yang
Peranan yang dimainkan bawahan dimainkan oleh bawahan anda dalam
dalam pengambilan keputusan adalah membuat
keputusan
adalah
menyediakan informasi yang anda menyediakan informasi yang anda
minta,
bukan
menciptakan
atau minta, bukannya menciptakan atau
mengevaluasi alternatif pemecahan.
CI.
Anda
membincangkan
mengevaluasi pemecahan.
CI.
Anda
membahas
masalah
permasalahan dengan bawahan yang dengan bawahan yang tepat secara
tepat,
menggali
ide
dan
saran. individual,
Kemudian anda mengambil keputusan saran
kumpulan
tanpa
ide-ide
menghimpun
dan
mereka
. Keputusan ini dapat atau tidak sebagai suatu kelompok. Kemudian
mencerminkan pengaruh bawahan.
anda membuat keputusan. Keputusan
GI. Anda membahas masalah itu
dengan salah seorang bawahan dan
bersamanya
anda
menganalisis
ini mungkin atau mungkin tidak
mencerminkan pengaruh bawahan.
CII. Anda membahas problema
masalah sampai pada suatu keputusan dengan
bawahan
yang menguntungkan bersama dalam pertemuan
dalam
suatu
kelompok,
anda
suatu situasi yang bebas terbuka, memperoleh ide dan saran. Kemudian
saling tukar informasi dan ide. Anda anda
membuat
berdua menyumbang atas pemecahan mungkin
atau
masalah, dimana sumbangan masing- mencerminkan
masing
relatif
pengetahuan
bergantung
dibandingkan
wewenang formal.
keputusan,
yang
mungkin
tidak
pengaruh
bawahan
pada anda.
atas
GII. Anda membahas masalah
dengan bawahan anda sebagai satu
DI. Anda mendelegasikan masalah kelompok.
Bersama-sama
anda
kepada salah seorang bawahan dan menyusun dan mengevaluasi alternatif
menyediakan informasi, bagi mereka dan
mencoba
untuk
mencapai
tetapi berikan ia tanggung jawab untuk persetujuan atau konsensus dalam
menyelesaikan persoalan itu sendiri.
Setiap
penyelesaian
orang
tersebut
yang
akan
dicapai
memperoleh penyelesaiannya. Peranan anda lebih
dukungan anda yang diperlukan dari banyak sebagai ketua, mengkoordinasi
bawaha, kemudian anda menentukan diskusi, menjaga agar tetap berfokus
sendiri penyelesaian masalah itu. Anda pada masalah, dan memastikan bahwa
dapat
memberitahukan
kepada
atau
tidak masalah yang penting yang dibahas.
kepada
bawahan
tentang Anda jangan mencoba mempengaruhi
yang
dihadapi
untuk kelompok untuk menerapkan cara
masalah
mengumpulkan informasi dari mereka. pemecahan anda, dan anda mau
Peranan
yang
dimainkan
bawahan
anda
dalam
keputusan
adalah
oleh menerima dan menerapkan setiap
membuat penyelesaian setiap penyelesaian yang
menyediakan telah
memperoleh
dukungan
dari
informasi yang anda minta, bukannya seluruh kelompok.
menciptakan
atau
mengevaluasi
pemecahan.
Note: A, menggambarkan sistem keputusan otokratis; C, sistem
keputusan konsultatif; G, sistem keputusan kelompok; dan D,
sistem keputusan pendelegasian. Angka-angka Romawi
menunjukkan varian dari proses yang sama. Kita akan
memusatkan perhatian pada situasi masalah kelompok dalam
menyajikan pendekatan Vroom-Yetton.
d.
Fungsi Kepemimpinan
Fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan atau
kegunaan sesuatu hal atau kerja suatu bagian tubuh, Sedangkan
fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi
social dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing,
yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam
dan bukan di luar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan
gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar
individu di dalam situasi sosial suatu kelompok/organisasi.
Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi, menurut
(Rivai, 2003:53) yaitu:
Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan
mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas
pemimpin.
Dimensi yang berkenaan dengan tingkat ukungan (support)
atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam
melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/organisasi.
Secara operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi
pokok kepemimpinan, menurut (Rivai, 2003:53-56) yaitu:
Fungsi Instruksi
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin
sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan
apa, bagaimana, bilamana, dan di mana perintah itu
dikerjakan agar keputusan dapaat dilaksanakan secara
efektif.
Fungsi Konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap
pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin
kerap
kali
memerlukan
bahan
pertimbangan,
yang
mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang
dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan
informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan.
Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan
berupa umpan balik (feed back) untuk memperbaiki dan
menyempurnakan
keputusan-keputusan
ditetapkan dan dilaksanakan.
Fungsi Partisipasi
yang
telah
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha
mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam
keikutsertaan
mengambil
keputusan
maupun
dalam
melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat
semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah
berupa
kerja
sama
dengan
tida
mencampuri
mengambil tugas pokok orang lain.
Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan
atau
memberikan
pelimpahan wewenang membuat/menetapkan keputusan,
baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari
pimpinan.
Fungsi
delegasi
kepercayaan.
Fungsi Pengendalian
Fungsi
pengendalian
pada
dasarnya
bermaksud
berarti
bahwa
kepemimpinan yang sukses/efektif mampu mengatur
aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi
yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan
bersama secara maksimal.Fungsi pengendalian dapat
diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan,
koordinasi, dan pengawasan.
Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diselenggarakan
dalam aktivitas kepemimpinan secara integral. Pelaksanaannya
berlangsung sebagai berikut:
Pemimpin berkewajiban menjabarkan program kerja.
Pemimpin harus mampu memberikan petunjuk yang jelas.
Pemimpin harus berusaha mengembangkan kebebasan
berpikir dan mengeluarkan pendapat.
Pemimpin harus mengembangkan kerja sama yang
harmonis.
Pemimpin harus mampu memecahkan masalah dan
mengambil keputusan masalah sesuai batas tanggung jawab
masing-masing.
Pemimpin
harus
kemampuan memikul tanggung jawab.
Pemimpin harus mendayagunakan pengawasan sebagai alat
berusaha
menumbuhkembangkan
pengendali.
e.
Tipe Kepemimpinan
Dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, maka
akan berlangsung aktivitas kepemimpinan. Apabila aktivitas
tersebut dipilah-pilah, akan terlihat gaya kepemimpinan dengan
polanya
masing-masing.
Gaya
kepemimpinan
tersebut
merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar, (Rivai, 2003:5657) yaitu:
Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan
pelaksanaan tugas.
Gaya
kepemipinan
yang
berpola
pada
pelaksanaan
hubungan kerja sama.
Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan hasil
yang dicapai.
Berdasarkan ketiga pola dasar tersebut terbentuk perilaku
kepemimpinan yang berwujud pada kategori kepemimpinan yang
terdiri dari tiga tipe pokok kepemimpinan, yaitu:
a)
Tipe Kepemimpinan Otoriter.
Tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di
tangan satu orang. Pemimpin bertindak sebagai penguasa
tunggal. Kedudukan dan tugas anak buah semata-mata
hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan
kehendak pimpinan.
b)
Tipe Kepermimpinan Kendali Bebas.
Tipe kepemimpinan ini merupakan kebaikan dari tipe
kepemimpinan otoriter. Pemimpin berkedudukan sebagai
simbol. Kepemimpinan dijalankan dengan memberikan
kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam
mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut
kehendak dan kepentingan masing-masing, baik secara
perorangan maupun kelompok-kelompok kecil. Pemimpin
hanya memfungsikan dirinya sebagai penasihat.
c)
Tipe Kepemimpinan Demokratis.
Tipe kepemimpinan ini merupakan manusia sebagai
faktor
utama
dan
kelompok/organisasi.
terpenting
Pemimpin
dalam
memandang
setiap
dan
menempatkan orang-orang yang dipimpinnya sebagai
subjek yang memiliki kepribadian dengan berbagai
aspeknya, seperti dirinya juga. Kemauan, kehendak,
kemampuan, buah pikiran, pendapat, kreativitas, inisiatif
yang berbeda-beda dan dihargai disalurkan secara wajar.
Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang
aktif, dinamis, dan terarah. Kepemimpinan tipe ini dalam
mengambil keputusan sangat mementingkan musyawarah,
yang diwujudkan pada setiap jenjang dana di dalam unit
masing-masing.
f.
Faktor Kepemimpinan Yang Mempengaruhi Kinerja
Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kinerja
karyawan maupun organisasi menurut Handoko (2001:36)
terdapat lima faktor yaitu kemampuan, kepribadian, pengalaman,
intelektual, dan lingkungan kerja yaitu sebagai berikut:
1.
Kemampuan
Pencapaian tujuan organisasi akan sangat ditentukan
oleh kemampuan dan efektivitas pimpinan di dalam
menggerakkan dan mendorong anggota organisasi untuk
melaksanakan pekerjaannya. Oleh karena itu fungsi
kepemimpinan merupakan faktor vital bagi keberhasilan
organisasi, berhubungan dengan kemampuan maka fungsi
kepemimpinan harus terkait terhadap beberapa hal berikut:
a)
Daya/kualifikasi kepemimpinan, baik yang berasal
dari proses belajar, maupun ajar yaitu yang diperoleh
oleh pimpinan dari proses belajar.
b)
Gaya kepemimpinan, yang terbentang dari tipe/gaya
kepemimpinan yang berorientasi tugas sampai pada
tipe/gaya yang berorientasi hubungan kemanusiaan.
c)
Faktor-faktor situasi yang menuntut penanganan yang
berbeda setiap sikap kepemimpinan yang berbeda
pula terhadap situasi yang berbeda.
Dalam upaya meningkatkan kinerja para karyawan
maka organisasi atau perusahaan harus mempertimbangkan
dan memperhatikan serta menyesuaikan faktor kemampuan
daripada para karyawannya, artinya organisasi dalam
melaksanakan penilaian kinerja karyawan dengan cara
meneliti dengan cermat terhadap kemampuan karyawannya,
apakah telah sesuai dengan standar yang telah diberlakukan
secara umum oleh organisasi.
2.
Kepribadian
Kepribadian
perilkau
kerja
pimpinan
para
tercermin
pemimpin
dari
terhadap
perilakukaryawan
(bawahan) dalam mendukung pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab yang dilakukan karyawan (bawahan) dalam
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Kepribadian
merupakan faktor kepemimpinan yang juga berkolerasi
pada peningkatan kinerja karyawan.
Keterampilan kepemimpinan yang bersumber dari
naluri
dasar
yang
dimiliki
pemimpin
merupakan
kepribadian yang diperoleh dari bakat, keterampilan ini
tidak dapat diajarkan, dan menyangkut akan hal tersebut
maka seorang pimpinan harus memiliki dasar-dasar
kepribadian berani, agresif, berani dalam mengambil
keputusan, lebih menonjol, adapun indikator kepribadian
ini meliputi kemampuan adaptasi, kewaspadaan, kreativitas,
integrasi
pribadi,
percaya
diri,
keseimbangan,
dan
pengendalian emosional dan mandiri pada pelaksanaan
kepemimpinan suatu organisasi manajemen sumber daya
manusia.
3.
Pengalaman
Pengalaman sangat diperlukan dalam suatu organisasi
khususnya untuk pengalaman sumber daya manusia
(pemimpin) terhadap pekerjaannya. Pengalaman seorang
sumber daya manusia yang banyak dalam berbagai hal
seperti pengalaman kerja dalam suatu organisasi secara
langsung merupakan daya dukung bagi organisasi untuk
meningkatkan kinerja organisasinya.
Pengalaman yang dimiliki sumber daya manusia
sebagai individu yang penting bagi organisasi sangat perlu
menjadi perhatian karena korelasi terhadap pengembangan
organisasi
dimasa
yang
akan
datang,
dan
dengan
kepemilikan pengalaman ini pada akhirnya berdampak bagi
suatu tingkat keahlian yang berbeda-beda untuk setiap
individu (karyawan) pada organisasi.
4.
Intelektual
Nilai
intelektual
mempengaruhi
kinerja
seorang
pemimpin
sangat
karyawan,
untuk itu
tingkat
intelektual seseorang dalam memimpin suatu organisasi dan
individu sangatlah memegang peranan terpenting dalam
pencapaian tujuan organisasi.
Semakin tinggi tingkat intelektual seorang pemimpin
maka pergerakan pencapaian tujuan organisasi akan
semakin cepat.
Kepemimpinan menyangkut faktor ini selalu berupaya
dalam setiap pelaksanaan segala fungsi kepemimpnannya
selalu
berusaha
untuk
mempengaruhi
perilaku
dan
penampilan dari anggota-anggota organisasinya, oleh
karena itu ditinjau dari sudut intelektualitasnya, maka
pemimpin harus mampu membimbing para anggota
organisasinya untuk bergerak bersama-sama sesuai dengan
pembagian tugas yang telah ditetapkan bagi masing-masing
pegawai.
5.
Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja yang dimaksud disini adalah suatu
suasana kerja dengan tingkat kenyamanan yang baik dan
pekerjaan-pekerjaan
para
karyawan
memungkinkan
penggunaan segala kemampuan yang mereka punya,
sehingga mereka mempunyai alasan-alasan untuk lebih
terpuaskan.
Kepuasan kerja yang nampak pada lingkungan kerja,
yang berfokus pada waktu kerja standar yang diberikan dan
lingkungan kerja yang mendukung dalam melakukan
pekerjaan di lingkungan tempat kerja.
g.
5.
Komunikasi
Para ahli komunikasi menyatakan bahwa komunikasi yang efektif
adalah pemahaman bersama antara orang yang menyampaikan pesan dan
orang yang menerima pesan. Pada dasarnya, Komunikasi berasal dari
bahasa Latin yaitu “communis” yang artinya “bersama”. Komunikator
atau pengirim pesan, berusaha mencari “kebersamaan” dengan penerima
pesan. Dengan begitu komunikasi atau communication didefinisikan
sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbolsimbol bersama dari satu orang atau kelompok ke pihak lainnya. Simbolsimbol bersama yang digunakan dapat saja berwujud verbal atau
nonverbal.
Menurut Bangun (2012:361), Komunikasi adalah suatu proses
penyampaian informasi dari pengirim (sender) ke penerima pesan
(receiver) dengan menggunakan berbagai media yang efektif sehingga
pesan tersebut dapat dengan jelas dan mudah dipahami oleh penerima
pesan tersebut.
a.
Unsur-Unsur Komunikasi
Komunikasi adalah upaya menyampaikan informasi dan
pemahaman melalui penggunaan symbol-simbol yang umum.
Komunikasi terdiri dari beberapa elemen-elemen berikut, (Rivai,
2003:376):
a.
Pengirim/sumber adalah orang yang mempunyai ide untuk
mengadakan komunikasi.
b.
Pengkodean (Encoding) adalah menterjemahkan informasi
menjadi serangkaian simbol untuk komunikasi.
c.
Pesan (Message) adalah informasi yang sudah disandikan
dikirimkan oleh pengirim kepada penerima.
d.
Saluran (Channel) adalah media komunikasi formal antara
seorang pengirimdan seorang penerima.
e.
Penerima (Receiver) adalah individu yang menanggapi
pesan dari pengirim.
f.
Pengartian (Decoding) adalah interpretasi suatu pesan
menjadi informasi yang berarti.
g.
Gangguan (Noise) adalah faktor yang menimbulkan
gangguan, kebingungan terhadap komunikasi.
h.
Umpan Balik (Feed Back) adalah balikan dari proses
komunikasi sebagai suatu reaksi terhadap informasi yang
disampaikan oleh pengirim.
b.
Komunikasi Organisasi
Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama karena
susunan keluasan dan cakupan organisasi secara keseluruhan
ditentukan oleh teknik komunikasi. Dari sudut pandang ini
komunikasi adalah suatu proses sosial yang mempunyai relevansi
terluas di dalam memfungsikan setiap kelompok, organisasi atau
masyarakat.
Proses komunikasi dalam struktur formal tersebut pada
hakikatnya dapat dibedakan menjadi tiga dimensi seperti yang
dijelaskan oleh Rivai, (2003:377-378):
1.
Dimensi vertikal adalah dimensi komunikasi yang mengalir
dari atas ke bawah dan sebaliknya.
2.
Dimensi horizontal adalah penerimaan atau pengiriman
berita atau informasi yang dilakukan antarpejabat yang
mempunyai kedudukan yang sama.
3.
Dimensi luar organisasi adalah dimensi komunikasi yang
timbul sebagai akibat dari suatu organisasi yang tidak bisa
hidup sendirian, ia merupakan bagian dari lingkungannya.
c.
Jaringan Komunikasi Dalam Organisasi
d.
Mengatasi Hambatan-Hambatan Komunikasi
1. Kinerja
Kinerja atau performance pada dasarnya adalah apa yang dilakukan
atau tidak dilakukan oleh karyawan. Di sebagian besar organisasi, kinerja
karyawan merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan
organisasional.
Menurut Bangun (2012:231) kinerja (performance) adalah hasil
pekerjaan yang dicapai seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan
pekerjaan (job requirement).
B. Definisi Konsepsional
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep disajikan untuk melihat gambaran mengenai
keterkaitan dan hubungan antara independent variabel atau variabel bebas
(kepemimpinan dan komunikasi) terhadap dependent variabel atau variabel
terikat (kinerja). Sehingga ditarik suatu pengertian tentang variabel tersebut
sebagaimana tertulis dalam kerangka konsep, berikut adalah gambarannya:
Variabel Bebas ( X )
Variabel Terikat ( Y )
Kepemimpinan ( X1 )
Kinerja Karyawan ( Y )
Komunikasi ( X2 )
Gambar 2.1. Skema Kerangka Konsep
Berdasarkan gambar kerangka konsep, dapat dijelaskan bahwa variabel
kepemimpinan dan komunikasi secara langsung mempengaruhi kinerja
karyawan.
D.
Hubungan Antara Kepemimpinan dan Komunikasi Terhadap Kinerja
Karyawan
E.
Hipotesis
Berdasarkan dari penjelasan latar belakang dan perumusan masalah, serta
kerangka konsep, maka yang menjadi hipotesis di dalam penelitian ini
adalah:
1.
Diduga bahwa variabel kepemimpinan dan komunikasi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai pada PT. Astra
Credit Companies di Samarinda.
2.
Diduga bahwa komunikasi memiliki pengaruh dominan terhadap
kinerja pegawai pada PT. Astra Credit Companies di Samarinda.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Definisi Operasional
B.
Rincian Data Yang Diperlukan
Untuk mendukung penelitian ini agar permasalahan dapat terjawab,
maka diperlukan data-data berikut:
1.
Gambaran umum PT. Astra Credit Companies di Samarinda.
2.
Struktur organisasi PT. Astra Credit Companies di Samarinda.
3.
Data jumlah karyawan PT. Astra Credit Companies di Samarinda.
4.
Hasil jawaban kuesioner dari responden mengenai kepemimpinan,
komunikasi, dan kinerja pegawai.
5.
C.
Data-data lain yang mendukung dalam penelitian ini.
Jangkauan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Astra Credit Companies cabang
Samarinda yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 39, dengan objek
penelitian karyawan yang bekerja di PT. Astra Credit Companies di
Samarinda. Penelitian ini lebih ditekankan pada masalah sumber daya
manusia, khususnya pada pegawai PT. Astra Credit Companies mengenai
kepemimpinan dan komunikasi.
D.
Teknik Pengumpulan Data
E.
Populasi dan Sampel
F.
Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis
1.
Alat Analisis
2.
Pengujian Hipotesis
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Semula Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan terjemahan dari
“human resources”, namun ada pula ahli yang menyamakan sumber daya
manusia dengan “manpower” (tenaga kerja). Bahkan sebagian orang
menyetarakan pengertian sumber daya manusia dengan personal (personalia,
kepegawaian, dan sebagainya). Sumber daya manusia adalah faktor pertama
dan terutama yang akan selalu dibutuhkan pertama kali dalam sebuah
organisasi sebagai subjek dan objek dalam organisasi atau kelompok
tersebut. Pengelolaan sumber daya manusia ini adalah tugas dari seorang
pemimpin untuk dapat megelola, menilai, mengatur, memilih dan
menempatkan sumber daya manusia di posisi atau jabatan yang tepat sesuai
dengan kemampuan dan potensi sumber daya manusia tersebut. Pengelolaan
sumber daya manusia yang baik dan benar adalah cara untuk mencapai
tujuan perusahaan dengan efektif dan efisien untuk mencapai titik puncak
yang diinginkan. Kepemimpinan memainkan peranan yang dominan,
krusial, dan kritikal dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan prestasi
kerja,
baik
pada
tingkat
individual,
kelompok
dan
organisasi.
Kepemimpinan sering dipermasalahkan di dalam organisasi, terutama
organisasi besar yang telah menggunakan manajemen yang baik. Hal ini
disebabkan karena tercapainya tujuan secara efektif dan efisien sangat
tergantung akan kemampuan kepemimpinan seorang manajer. Pemimpin
adalah seorang yang karena kecakapan-kecakapan pribadinya dengan atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi
kelompok
yang
dipimpinnya untuk mengerahkan upaya bersama ke arah pencapaian
sasaran-sasaran tertentu. Dalam memimpin sebuah organisasi/instansi,
seorang pemimpin harus cakap dan kreatif dalam menangani masalahmasalah yang terjadi dalam organisasi/instansi tersebut dan menjadi
seseorang yang bisa memberikan dorongan positif kepada para staf kerjanya
untuk mencapai tujuan organisasi/instansi tersebut. Pemimpin yang berhasil
adalah pemimpin yang mampu mengelola atau mengatur organisasi secara
efektif dan mampu melaksanakan kepemimpinan secara efektif pula.
PT. Astra Credit Companies atau biasa disingkat dengan ACC adalah
salah satu perusahaan pembiayaan mobil terbesar di Indonesia. ACC
menyediakan pelayanan pembiayaan untuk pembelian mobil baru ataupun
mobil bekas. Jaringan ACC tersebar di hampir seluruh kota besar di
Indonesia, saat ini ACC telah mendukung pembiayaan lebih dari 16.000
dealer mobil di Indonesia dan salah satunya berada di kota Samarinda yang
merupakan kota konsumtif. Dengan tingkat penjualan mobil yang semakin
tinggi di Samarinda, PT. Astra Credit Companies adalah salah satu tempat
pembiayaan dan perkreditan mobil baru maupun bekas tersibuk. Untuk
memaksimalkan
kinerja
karyawan
dalam
menghadapi
peningkatan
konsumen dan pemesanan, PT. Astra Credit Companies memerlukan
manajemen sumber daya manusia yang baik dan tepat. Saat ini para
karyawan
sudah
semaksimal
mungkin
melaksanakan
tugas
dan
pekerjaannya, namun tentunya masih ada terdapat kekurangan dalam
pelaksanaannya yang belum diketahui secara pasti. Hal ini menjadi tugas
pimpinan untuk mengatasi hal-hal yang akan menyebabkan penurunan
terhadap kinerja karyawannya.
Komunikasi juga mengambil peranan penting kiat meningkatkan
kinerja para karyawan beserta seluruh aktivitas dalam organisasi/instansi
tersebut.
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka hal-hal yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1.
Apakah variabel kepemimpinan dan komunikasi memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Astra Credit
Companies di Samarinda ?
2.
Diantara kedua variabel tersebut, manakah yang memiliki pengaruh
dominan terhadap kinerja pegawai pada PT. Astra Credit Companies di
Samarinda ?
C.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
a.
Untuk menguji pengaruh kepemimpinan dan komunikasi
terhadap kinerja karyawan pada PT. Astra Credit Companies di
Samarinda.
b.
Untuk menguji variabel mana yang memberikan pegaruh paling
dominan terhadap kinerja karyawan pada PT. Astra Credit
Companies di Samarinda.
2.
Kegunaan Penelitian
a.
Bagi pihak perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dan bahan
informasi dalama mengambil kebijakan untuk kemajuan dan
keberhasilan perusahaan dimasa yang akan datang.
b.
Bagi pihak lain, sebagai bahan informasi atau referensi bagi
pihak yang berkepentingan melakukan penelitian selanjutnya.
c.
Bagi penulis, memberikan tambahan pengetahuan dan menguji
pengetahuan.
BAB II
DASAR TEORI
A.
Manajemen Sumber Daya Manusia
1.
Pengertian Manajemen
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang
kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Manajemen mempunyai tujuan tertentu dan tidak dapat diraba.
Adapun beberapa Fungsi Manajemen, Keterampilan Manajemen,
Tipe-Tipe Manajemen, Daft (2002:8-21):
a.
Fungsi Manajemen
Perencanaan
Perencanaan mendefinisikan dimana organisasi ingin
berada di masa depan dan bagaimana mencapainya.
Perencanaan (Planning) berarti penentuan sasaran sebagai
pedoman kinerja organisasi di masa depan dan penetapan
tugas-tugas serta alokasi sumber daya yang diperlukan
untuk mencapai sasaran organisasi.
Pengorganisasian
Pengorganisasian biasanya mengikuti perencanaan dan
mencerminkan bagaimana organisasi mencoba untuk
menyelesaikan
renana
itu.
Perencanaan
(organizing)
melibatkan penetapan tugas, pengelompokan tugas-tugas ke
dalam departemen, dan alokasi bermacam-macam sumber
daya ke dalam berbagai departemen.
Kepemimpinan
Kepemimpinan (leading) adalah penggunaan pengaruh
untuk memotivasi karyawan agar mencapai sasaran
organisasi. Memimpin berarti menciptakan suatu budaya
dan nilai bersama, mengkomunikasikan sasaran kepada
karyawan melalui organisasi, dan memberikan inspirasi
agar karyawan berprestasi sebaik-baiknya.
Pengendalian
Pengendalian (controlling) artinya memantau aktivitas
karyawan, menjaga organisasi agar tetap berjalan kea rah
pencapaian sasaran, dan membuat koreksi bila diperlukan.
b.
Keterampilan Manajemen
Keterampilan Konseptual
Keterampilan
Konseptual
(conceptual
skill)
adalah
kemampuan kognitif untuk memandang organisasi sebagai
suatu kesatuan dan mengetahui hubungan antar bagiannya.
Keterampilan konseptual melibatkan pemikiran manajer,
pemrosesan informasi, dan kemampuan perencanaan.
Keterampilan Interpersonal
Keterampilan
Interpersonal
(human
skill)
adalah
kemampuan manajer untuk bekerja dengan orang lain dan
menggunakan mereka serta bekerja dengan efektif sebagai
seorang
anggota
kelompok.
Keterampilan
ini
didemonstrasikan dalam cara seorang manajer berhubungan
dengan
orang
lain,
termasuk
kemampuan
untuk
memotivasi, pemberian sarana, koordinasi, bimbingan,
komunikasi, dan memecahkan konflik.
Keterampilan Teknis
Keterampilan Teknis (technical skill) adalah pengertian dan
kecakapan
dalam
pelaksanaan
tugas-tugas
spesifik.
Keterampilan Teknis meliputi penguasaan metode, teknik
dan peralatan yang terlibat dalam fungsi-fungsi spesifik
seperti permesinan, pabrikasi, atau keuangan.
c.
Tipe-Tipe Manajemen
Tipe-tipe manajemen dibedakan dalam 2 perbedaan yaitu:
Perbedaan-Perbedaan Vertikal
Manajer Puncak (top manager) berada dipuncak
hirarki dan bertanggung jawab atas keseluruhan
organisasi.
Mereka
mempunyai
jabatan
seperti
presiden, ketua, direktur eksekutif, chief executive
officer (CEO), dan executive vice president. Manajer
puncak bertanggung jawab untuk menyusun tujuan
organisasi, mendefinisikan strategi untuk mencapai
tujuan,
memonitor
dan
menginterpretasikan
lingkungan eksternal, dan membuat keputusan yang
mempengaruhi
keseluruhan
organisasi.
Diantara
tanggung jawab yang terpenting bagi para manajer
puncak adalah mengkomunikasikan visi bersama bagi
organisasi, membentuk budaya perusahaan, dan
memelihara semangat usaha yang dapat membuat
perusahaan sejalan dengan perubahan yang cepat.
Manajer Madya (middle manager) bekerja pada
tingkat menengah organisasi dan bertanggung jawab
atas unit bisnis dan departemen-departemen utama.
Contoh manajer madya adalah kepala departemen,
kepala devisi, manajer pengendalian kualitas, dan
direktur
lab riset.
mengimplementasikan
Mereka bertanggung jawab
strategi
dan
kebijakan
keseluruhan yang didefinisikan manajer puncak.
Tugas manajer madya telah berubah drastis sejak dua
decade terkahir. Selama tahun 1980-an dan awal
1990-an, banyak organisasi menjadi ramping dan
efisien dengan memberhentikan manajer madya dan
membabat tingkat-tingkat manajemen menengah.
Manajer madya sekarang lebih bertanggung jawab.
Hal ini dilakukan supaya informasi mengalir cepat
dari atas ke bawah dan keputusan dibuat dengan lebih
cepat. Manajer madya sekarang lebih bertanggung
jawab untuk menciptakan suatu jaringan horisontal
dan bukan mengelola arus informasi ke atas dan ke
bawah hirarki, karena hampir semua pekerjaan
sekarang diorganisasikan dalam tim dan proyek.
Manajer Lini Depan (first-line manager) bertanggung
jawab langsung atas produksi barang dan jasa.
Mereka berada di level manajemen pertama atau
kedua dan mempunyai jabatan seperti supervisor,
manajer lini, kepala seksi, dan manajer kantor.
Mereka bertanggung jawab atas kelompok-kelompok
karyawan nonmanajerial. Perhatian utama mereka
adalah
aplikasi
peraturan
dan
prosedur
untuk
mencapai produksi yang efisien, memberikan bantuan
teknis, dan memotivasi bawahan.
Perbedaan-Perbedaan Horisontal
Manajer
Fungsional
(functional
manager)
bertanggung jawab atas departemen yang melakukan
sebuah tugas fungsional dan mempunyai karyawan
dengan pelatihan dan keterampilan yang serupa.
Departemen
fungsional
meliputi
periklanan,
penjualan, keuangan, sumber daya manusia, pabrikasi,
dan akuntansi. Manajer lini bertanggung jawab atas
departemen
manufaktur
dan
pemasaran
yang
membuat atau menjual barang dan jasa.
General Manager bertanggung jawab atas beberapa
departemen yang melakukan fungsi-fungsi yang
berbeda. Seorang general manager bertanggung jawab
atas divisi yang berdiri sendiri.
2.
Pengertian Sumber Daya Manusia
“Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang
memiliki akal perasaan, keingingan, keterampilan, pengetahuan,
dorongan, daya, dan karya (rasio, rasa, dan karsa)” (Sutrisno, 2009:3).
Semua potensi SDM tersebut berpengaruh terhadap upaya organisasi
dalam mencapai tujuan.
3.
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bidang
strategis dari organisasi.Manajemen sumber daya manusia harus
dipandang sebagai perluasan dari pandangan tradisional untuk
mengelola orang secara efektif dan untuk itu membutuhkan
pengetahuan tentang perilaku manusia dan kemampuan mengelolanya.
Fokus MSDM terletak pada upaya
4.
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi orang lain
untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi yang relevan.
Kepemimpinn berbeda dengan pimpinan. Pimpinan adalah seseorang
yang bertugas untuk memimpin di suatu organisasi/instansi atau sering
diebut sebagai seorang manajer. Sedangkan kepemimpinan adalah
suatu proses kegiatan seseorang untuk menggerakkan orang lain
dengan memimpin, membimbing, memengaruhi orang lain, untuk
melakukan sesuatu agar dicapai hasil yang diharapkan.
Dalam suatu organisasi, faktor kepemimpinan memegang
peranan yang penting karena pemimpin itulah yang kan menggerakkan
dan mengarahkan organisasi dalam mencapai tujuan dan sekaligus
merupakan tugas yang tidak mudah. Tidak mudah, karena harus
memahami setiap perilaku bawahan yang berbeda-beda. Tujuan
kepemimpinan, di sisi lain, adalah membantu orang untuk menegakkan
kembali, mempertahankan dan meningkatkan motivasi mereka. Dalam
hal kepemimpinan, untuk organisasi apapun, apabila mengalami
kegagalan dan keberhasilan ini sering dikaitkan dengan adanya
kepemimpinan.
a.
Gaya Kepemimpinan
Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok,
gerak-gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat
baik. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan cirri
yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar
sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya
kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan
sering diterapkan oleh seorang pemimpin.
b.
Jenis-Jenis Kepemimpinan
Berikut ada delapan jenis-jenis kepemimpinan, (Terry & Rue,
1988:200-203):
1.
Kepemimpinan Situasional
Dalam jenis kepemimpinan ini dipercayakan bahwa
faktor yang paling utama untuk menentukan gaya
kepemimpinan adalah situasinya. Pemimpin maupun
pengikutnya menyesuaikan diri dengan situasi.
2.
Kepemimpinan Perilaku Pribadi
Sebagai yang ditunjukkan oleh namanya, perilaku
pemimpin itu diberi penekanan dalam jenis kepemimpinan
ini. Personal behavior leader adalah orang yang luwes,
menggunakan
dalam setiap
keadaan
tindakan yang
dianggap tepat sambil selalu mengingat kemampuankemampuan, banyaknya pengawasan yang diperlukan, dan
apakah pemimpin itu ingin menentukan isunya.
3.
Kepemimpinan Terpusat Pada Pekerja Atau Pekerjaannya.
Jenis kepemimpinan ini sangat erat hubungannya
dengan “situational type” yang sudah dibicarakan lebih
dahulu. Kepemimpinan yang terbit dari banyak kekuasaan,
yang berakhir dan berinteraksi secara serentak, maka
penekannya dapat diarahkan kepada (1) pekerjaan yang
sedang dilakukan, maupun (2) orang yang melakukan
pekerjaan itu. Ini menyebabkan timbulnya gaya “work
centered”, yang berpusatkan pelaksanaan tugas serta
tercapainya tugas itu dan peka terhadap orang banyak dan
hubungan-hubungan manusia. Yang terakhir atau gaya
“worker centered”, biasanya memberikan proseur dan surat
perintah secara minimal untuk diikuti, partisipasi dalam
pembuatan
keputusan
didorong,
dan
pemimpin
itu
dipandang sebagai seorang koordinator dan dianggap
sebagai pendorong.
4.
Kepemimpinan Pribadi
Motivasi dan petunjuk diberikan dengan kontak
pribadi dengan pribadi. Terdapat suatu hubungan yang
dekat antara pemimpin dan setiap anggota kelompok.
Kepribadian-kepribadian dan iklim informal mencirikan
situasi, kalau kepemimpinan pribadi yang diikuti.
5.
Kepemimpinan Demokrasi
Jenis ini memberi penekanan pada parisipasi dan
penggunaan
pikiran-pikiran
oleh
anggota-anggota
kelompok, yang karena itu harus diberi penerangan yang
baik mengenai pokok-pokok yang dibahas. Kegiatankegiatan yang mungkin disajikan kepada kelompok itu
sebelum kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan. Penekanan
diberikan perhatian dan inisiatif.
6.
Kepemimpinan Otoritas
Pemimpin dasar disini adalah, bahwa kepemimpinan
itu dipunyai oleh si pemimpin sejauh ia mempunyai
kekuasaan. Ia berpegang, bahwa karena kedudukan yang
dipegang, pemimpin itu yang mengetahui yang paling baik
dan harus menentukan apa yang harus diperbuat. Jenis
kepemimpinan ini dicirikan oleh pemimpin-pemimpin yang
tegas serta faktral dan pengawasan yang ditentukan dengan
teliti.
7.
Kepemimpinan Paternalistik
Terdapat suatu pengaruh kebapakan antara pemimpin
dan kelompok. Maksudnya ialah melindungi dan mengusu
kesenangan
dan
kesejahteraan
pengikut-pengikutnya.
Paternalisme sesuai benar unuk keadaan-keadaan tertentu,
tetapi
jenis
ini
dapat
menghambat
berkembangnya
kepercayaan kepada diri sendiri dari anggota-anggota
kelompok.
8.
Kepemimpinan Asli
Beragam-ragam jenis dan bentuknya, jenis kepemimpinan
ini berasal dari kelompok-kelompok organisasi informal
yaitu kelompok yang terbentuk dalam organisasi-organisasi
sebagai hasil dari hubungan dan interaksi perorangan dan
kelompok-kelompok yang berhubungan dengan orangorang, yang bekerja dalam kelompok-kelompok kerja
formal dari organisasi. Kelompok-kelompok informal
biasanya tidak diakui dengan resmi oleh organisasi.
Pemimpin-pemimpin asli yang berbeda dapat ditemukan
untuk tujuan-tujuan yang berbeda dalam kelompok yang
sama. Keberhasilan dari banyak kegiatan ditentukan oleh
pemimpin asli, bahkan kalau pun kelompok itu dipimpin
oleh pemimpin yang diakui secara resmi.
c.
Gaya Pengambilan Keputusan
Model Vroom-Yetton membedakan antara dua jenis situasi
masalah keputusan yang dihadapi pemimpin: individual dan
kelompok. Ada lima gaya pengambilan keputusan, (Gibson,
Ivancevich & Donnelly, 2006:354-355) :
Tingkat Kelompok
AI. Anda memecahkan masalah
Tingkat Individu
AI. Anda memecahkan masalah
atau mengambil keputusan sendiri dan atau mengambil keputusan sendiri dan
menggunakan informasi yang tersedia menggunakan informasi yang tersedia
bagi anda pada saat itu.
pada saat itu.
AII. Anda mencari informasi yang
AII. Anda memperoleh informasi
diperlukan dari bawahan, kemudian yang
diperlukan
dari
bawahan,
mengambil sendiri keputusan atas kemudian anda menentukan sendiri
masalah
tersebut.
mengatakan
atau
Anda
tidak
boleh penyelesaian masalah itu. Anda dapat
kepada memberitahukan atau tidak kepada
bawahan
yang bawahan
tentang
dihadapi sehingga informasi tersebut dihadapi
untuk
dapat
tentang
masalah
dimintakan
dari
masalah
yang
mengumpulkan
mereka. informasi dari mereka. Peranan yang
Peranan yang dimainkan bawahan dimainkan oleh bawahan anda dalam
dalam pengambilan keputusan adalah membuat
keputusan
adalah
menyediakan informasi yang anda menyediakan informasi yang anda
minta,
bukan
menciptakan
atau minta, bukannya menciptakan atau
mengevaluasi alternatif pemecahan.
CI.
Anda
membincangkan
mengevaluasi pemecahan.
CI.
Anda
membahas
masalah
permasalahan dengan bawahan yang dengan bawahan yang tepat secara
tepat,
menggali
ide
dan
saran. individual,
Kemudian anda mengambil keputusan saran
kumpulan
tanpa
ide-ide
menghimpun
dan
mereka
. Keputusan ini dapat atau tidak sebagai suatu kelompok. Kemudian
mencerminkan pengaruh bawahan.
anda membuat keputusan. Keputusan
GI. Anda membahas masalah itu
dengan salah seorang bawahan dan
bersamanya
anda
menganalisis
ini mungkin atau mungkin tidak
mencerminkan pengaruh bawahan.
CII. Anda membahas problema
masalah sampai pada suatu keputusan dengan
bawahan
yang menguntungkan bersama dalam pertemuan
dalam
suatu
kelompok,
anda
suatu situasi yang bebas terbuka, memperoleh ide dan saran. Kemudian
saling tukar informasi dan ide. Anda anda
membuat
berdua menyumbang atas pemecahan mungkin
atau
masalah, dimana sumbangan masing- mencerminkan
masing
relatif
pengetahuan
bergantung
dibandingkan
wewenang formal.
keputusan,
yang
mungkin
tidak
pengaruh
bawahan
pada anda.
atas
GII. Anda membahas masalah
dengan bawahan anda sebagai satu
DI. Anda mendelegasikan masalah kelompok.
Bersama-sama
anda
kepada salah seorang bawahan dan menyusun dan mengevaluasi alternatif
menyediakan informasi, bagi mereka dan
mencoba
untuk
mencapai
tetapi berikan ia tanggung jawab untuk persetujuan atau konsensus dalam
menyelesaikan persoalan itu sendiri.
Setiap
penyelesaian
orang
tersebut
yang
akan
dicapai
memperoleh penyelesaiannya. Peranan anda lebih
dukungan anda yang diperlukan dari banyak sebagai ketua, mengkoordinasi
bawaha, kemudian anda menentukan diskusi, menjaga agar tetap berfokus
sendiri penyelesaian masalah itu. Anda pada masalah, dan memastikan bahwa
dapat
memberitahukan
kepada
atau
tidak masalah yang penting yang dibahas.
kepada
bawahan
tentang Anda jangan mencoba mempengaruhi
yang
dihadapi
untuk kelompok untuk menerapkan cara
masalah
mengumpulkan informasi dari mereka. pemecahan anda, dan anda mau
Peranan
yang
dimainkan
bawahan
anda
dalam
keputusan
adalah
oleh menerima dan menerapkan setiap
membuat penyelesaian setiap penyelesaian yang
menyediakan telah
memperoleh
dukungan
dari
informasi yang anda minta, bukannya seluruh kelompok.
menciptakan
atau
mengevaluasi
pemecahan.
Note: A, menggambarkan sistem keputusan otokratis; C, sistem
keputusan konsultatif; G, sistem keputusan kelompok; dan D,
sistem keputusan pendelegasian. Angka-angka Romawi
menunjukkan varian dari proses yang sama. Kita akan
memusatkan perhatian pada situasi masalah kelompok dalam
menyajikan pendekatan Vroom-Yetton.
d.
Fungsi Kepemimpinan
Fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan atau
kegunaan sesuatu hal atau kerja suatu bagian tubuh, Sedangkan
fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi
social dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing,
yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam
dan bukan di luar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan
gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar
individu di dalam situasi sosial suatu kelompok/organisasi.
Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi, menurut
(Rivai, 2003:53) yaitu:
Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan
mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas
pemimpin.
Dimensi yang berkenaan dengan tingkat ukungan (support)
atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam
melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/organisasi.
Secara operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi
pokok kepemimpinan, menurut (Rivai, 2003:53-56) yaitu:
Fungsi Instruksi
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin
sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan
apa, bagaimana, bilamana, dan di mana perintah itu
dikerjakan agar keputusan dapaat dilaksanakan secara
efektif.
Fungsi Konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap
pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin
kerap
kali
memerlukan
bahan
pertimbangan,
yang
mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang
dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan
informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan.
Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan
berupa umpan balik (feed back) untuk memperbaiki dan
menyempurnakan
keputusan-keputusan
ditetapkan dan dilaksanakan.
Fungsi Partisipasi
yang
telah
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha
mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam
keikutsertaan
mengambil
keputusan
maupun
dalam
melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat
semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah
berupa
kerja
sama
dengan
tida
mencampuri
mengambil tugas pokok orang lain.
Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan
atau
memberikan
pelimpahan wewenang membuat/menetapkan keputusan,
baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari
pimpinan.
Fungsi
delegasi
kepercayaan.
Fungsi Pengendalian
Fungsi
pengendalian
pada
dasarnya
bermaksud
berarti
bahwa
kepemimpinan yang sukses/efektif mampu mengatur
aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi
yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan
bersama secara maksimal.Fungsi pengendalian dapat
diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan,
koordinasi, dan pengawasan.
Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diselenggarakan
dalam aktivitas kepemimpinan secara integral. Pelaksanaannya
berlangsung sebagai berikut:
Pemimpin berkewajiban menjabarkan program kerja.
Pemimpin harus mampu memberikan petunjuk yang jelas.
Pemimpin harus berusaha mengembangkan kebebasan
berpikir dan mengeluarkan pendapat.
Pemimpin harus mengembangkan kerja sama yang
harmonis.
Pemimpin harus mampu memecahkan masalah dan
mengambil keputusan masalah sesuai batas tanggung jawab
masing-masing.
Pemimpin
harus
kemampuan memikul tanggung jawab.
Pemimpin harus mendayagunakan pengawasan sebagai alat
berusaha
menumbuhkembangkan
pengendali.
e.
Tipe Kepemimpinan
Dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, maka
akan berlangsung aktivitas kepemimpinan. Apabila aktivitas
tersebut dipilah-pilah, akan terlihat gaya kepemimpinan dengan
polanya
masing-masing.
Gaya
kepemimpinan
tersebut
merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar, (Rivai, 2003:5657) yaitu:
Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan
pelaksanaan tugas.
Gaya
kepemipinan
yang
berpola
pada
pelaksanaan
hubungan kerja sama.
Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan hasil
yang dicapai.
Berdasarkan ketiga pola dasar tersebut terbentuk perilaku
kepemimpinan yang berwujud pada kategori kepemimpinan yang
terdiri dari tiga tipe pokok kepemimpinan, yaitu:
a)
Tipe Kepemimpinan Otoriter.
Tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di
tangan satu orang. Pemimpin bertindak sebagai penguasa
tunggal. Kedudukan dan tugas anak buah semata-mata
hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan
kehendak pimpinan.
b)
Tipe Kepermimpinan Kendali Bebas.
Tipe kepemimpinan ini merupakan kebaikan dari tipe
kepemimpinan otoriter. Pemimpin berkedudukan sebagai
simbol. Kepemimpinan dijalankan dengan memberikan
kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam
mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut
kehendak dan kepentingan masing-masing, baik secara
perorangan maupun kelompok-kelompok kecil. Pemimpin
hanya memfungsikan dirinya sebagai penasihat.
c)
Tipe Kepemimpinan Demokratis.
Tipe kepemimpinan ini merupakan manusia sebagai
faktor
utama
dan
kelompok/organisasi.
terpenting
Pemimpin
dalam
memandang
setiap
dan
menempatkan orang-orang yang dipimpinnya sebagai
subjek yang memiliki kepribadian dengan berbagai
aspeknya, seperti dirinya juga. Kemauan, kehendak,
kemampuan, buah pikiran, pendapat, kreativitas, inisiatif
yang berbeda-beda dan dihargai disalurkan secara wajar.
Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang
aktif, dinamis, dan terarah. Kepemimpinan tipe ini dalam
mengambil keputusan sangat mementingkan musyawarah,
yang diwujudkan pada setiap jenjang dana di dalam unit
masing-masing.
f.
Faktor Kepemimpinan Yang Mempengaruhi Kinerja
Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kinerja
karyawan maupun organisasi menurut Handoko (2001:36)
terdapat lima faktor yaitu kemampuan, kepribadian, pengalaman,
intelektual, dan lingkungan kerja yaitu sebagai berikut:
1.
Kemampuan
Pencapaian tujuan organisasi akan sangat ditentukan
oleh kemampuan dan efektivitas pimpinan di dalam
menggerakkan dan mendorong anggota organisasi untuk
melaksanakan pekerjaannya. Oleh karena itu fungsi
kepemimpinan merupakan faktor vital bagi keberhasilan
organisasi, berhubungan dengan kemampuan maka fungsi
kepemimpinan harus terkait terhadap beberapa hal berikut:
a)
Daya/kualifikasi kepemimpinan, baik yang berasal
dari proses belajar, maupun ajar yaitu yang diperoleh
oleh pimpinan dari proses belajar.
b)
Gaya kepemimpinan, yang terbentang dari tipe/gaya
kepemimpinan yang berorientasi tugas sampai pada
tipe/gaya yang berorientasi hubungan kemanusiaan.
c)
Faktor-faktor situasi yang menuntut penanganan yang
berbeda setiap sikap kepemimpinan yang berbeda
pula terhadap situasi yang berbeda.
Dalam upaya meningkatkan kinerja para karyawan
maka organisasi atau perusahaan harus mempertimbangkan
dan memperhatikan serta menyesuaikan faktor kemampuan
daripada para karyawannya, artinya organisasi dalam
melaksanakan penilaian kinerja karyawan dengan cara
meneliti dengan cermat terhadap kemampuan karyawannya,
apakah telah sesuai dengan standar yang telah diberlakukan
secara umum oleh organisasi.
2.
Kepribadian
Kepribadian
perilkau
kerja
pimpinan
para
tercermin
pemimpin
dari
terhadap
perilakukaryawan
(bawahan) dalam mendukung pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab yang dilakukan karyawan (bawahan) dalam
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Kepribadian
merupakan faktor kepemimpinan yang juga berkolerasi
pada peningkatan kinerja karyawan.
Keterampilan kepemimpinan yang bersumber dari
naluri
dasar
yang
dimiliki
pemimpin
merupakan
kepribadian yang diperoleh dari bakat, keterampilan ini
tidak dapat diajarkan, dan menyangkut akan hal tersebut
maka seorang pimpinan harus memiliki dasar-dasar
kepribadian berani, agresif, berani dalam mengambil
keputusan, lebih menonjol, adapun indikator kepribadian
ini meliputi kemampuan adaptasi, kewaspadaan, kreativitas,
integrasi
pribadi,
percaya
diri,
keseimbangan,
dan
pengendalian emosional dan mandiri pada pelaksanaan
kepemimpinan suatu organisasi manajemen sumber daya
manusia.
3.
Pengalaman
Pengalaman sangat diperlukan dalam suatu organisasi
khususnya untuk pengalaman sumber daya manusia
(pemimpin) terhadap pekerjaannya. Pengalaman seorang
sumber daya manusia yang banyak dalam berbagai hal
seperti pengalaman kerja dalam suatu organisasi secara
langsung merupakan daya dukung bagi organisasi untuk
meningkatkan kinerja organisasinya.
Pengalaman yang dimiliki sumber daya manusia
sebagai individu yang penting bagi organisasi sangat perlu
menjadi perhatian karena korelasi terhadap pengembangan
organisasi
dimasa
yang
akan
datang,
dan
dengan
kepemilikan pengalaman ini pada akhirnya berdampak bagi
suatu tingkat keahlian yang berbeda-beda untuk setiap
individu (karyawan) pada organisasi.
4.
Intelektual
Nilai
intelektual
mempengaruhi
kinerja
seorang
pemimpin
sangat
karyawan,
untuk itu
tingkat
intelektual seseorang dalam memimpin suatu organisasi dan
individu sangatlah memegang peranan terpenting dalam
pencapaian tujuan organisasi.
Semakin tinggi tingkat intelektual seorang pemimpin
maka pergerakan pencapaian tujuan organisasi akan
semakin cepat.
Kepemimpinan menyangkut faktor ini selalu berupaya
dalam setiap pelaksanaan segala fungsi kepemimpnannya
selalu
berusaha
untuk
mempengaruhi
perilaku
dan
penampilan dari anggota-anggota organisasinya, oleh
karena itu ditinjau dari sudut intelektualitasnya, maka
pemimpin harus mampu membimbing para anggota
organisasinya untuk bergerak bersama-sama sesuai dengan
pembagian tugas yang telah ditetapkan bagi masing-masing
pegawai.
5.
Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja yang dimaksud disini adalah suatu
suasana kerja dengan tingkat kenyamanan yang baik dan
pekerjaan-pekerjaan
para
karyawan
memungkinkan
penggunaan segala kemampuan yang mereka punya,
sehingga mereka mempunyai alasan-alasan untuk lebih
terpuaskan.
Kepuasan kerja yang nampak pada lingkungan kerja,
yang berfokus pada waktu kerja standar yang diberikan dan
lingkungan kerja yang mendukung dalam melakukan
pekerjaan di lingkungan tempat kerja.
g.
5.
Komunikasi
Para ahli komunikasi menyatakan bahwa komunikasi yang efektif
adalah pemahaman bersama antara orang yang menyampaikan pesan dan
orang yang menerima pesan. Pada dasarnya, Komunikasi berasal dari
bahasa Latin yaitu “communis” yang artinya “bersama”. Komunikator
atau pengirim pesan, berusaha mencari “kebersamaan” dengan penerima
pesan. Dengan begitu komunikasi atau communication didefinisikan
sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbolsimbol bersama dari satu orang atau kelompok ke pihak lainnya. Simbolsimbol bersama yang digunakan dapat saja berwujud verbal atau
nonverbal.
Menurut Bangun (2012:361), Komunikasi adalah suatu proses
penyampaian informasi dari pengirim (sender) ke penerima pesan
(receiver) dengan menggunakan berbagai media yang efektif sehingga
pesan tersebut dapat dengan jelas dan mudah dipahami oleh penerima
pesan tersebut.
a.
Unsur-Unsur Komunikasi
Komunikasi adalah upaya menyampaikan informasi dan
pemahaman melalui penggunaan symbol-simbol yang umum.
Komunikasi terdiri dari beberapa elemen-elemen berikut, (Rivai,
2003:376):
a.
Pengirim/sumber adalah orang yang mempunyai ide untuk
mengadakan komunikasi.
b.
Pengkodean (Encoding) adalah menterjemahkan informasi
menjadi serangkaian simbol untuk komunikasi.
c.
Pesan (Message) adalah informasi yang sudah disandikan
dikirimkan oleh pengirim kepada penerima.
d.
Saluran (Channel) adalah media komunikasi formal antara
seorang pengirimdan seorang penerima.
e.
Penerima (Receiver) adalah individu yang menanggapi
pesan dari pengirim.
f.
Pengartian (Decoding) adalah interpretasi suatu pesan
menjadi informasi yang berarti.
g.
Gangguan (Noise) adalah faktor yang menimbulkan
gangguan, kebingungan terhadap komunikasi.
h.
Umpan Balik (Feed Back) adalah balikan dari proses
komunikasi sebagai suatu reaksi terhadap informasi yang
disampaikan oleh pengirim.
b.
Komunikasi Organisasi
Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama karena
susunan keluasan dan cakupan organisasi secara keseluruhan
ditentukan oleh teknik komunikasi. Dari sudut pandang ini
komunikasi adalah suatu proses sosial yang mempunyai relevansi
terluas di dalam memfungsikan setiap kelompok, organisasi atau
masyarakat.
Proses komunikasi dalam struktur formal tersebut pada
hakikatnya dapat dibedakan menjadi tiga dimensi seperti yang
dijelaskan oleh Rivai, (2003:377-378):
1.
Dimensi vertikal adalah dimensi komunikasi yang mengalir
dari atas ke bawah dan sebaliknya.
2.
Dimensi horizontal adalah penerimaan atau pengiriman
berita atau informasi yang dilakukan antarpejabat yang
mempunyai kedudukan yang sama.
3.
Dimensi luar organisasi adalah dimensi komunikasi yang
timbul sebagai akibat dari suatu organisasi yang tidak bisa
hidup sendirian, ia merupakan bagian dari lingkungannya.
c.
Jaringan Komunikasi Dalam Organisasi
d.
Mengatasi Hambatan-Hambatan Komunikasi
1. Kinerja
Kinerja atau performance pada dasarnya adalah apa yang dilakukan
atau tidak dilakukan oleh karyawan. Di sebagian besar organisasi, kinerja
karyawan merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan
organisasional.
Menurut Bangun (2012:231) kinerja (performance) adalah hasil
pekerjaan yang dicapai seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan
pekerjaan (job requirement).
B. Definisi Konsepsional
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep disajikan untuk melihat gambaran mengenai
keterkaitan dan hubungan antara independent variabel atau variabel bebas
(kepemimpinan dan komunikasi) terhadap dependent variabel atau variabel
terikat (kinerja). Sehingga ditarik suatu pengertian tentang variabel tersebut
sebagaimana tertulis dalam kerangka konsep, berikut adalah gambarannya:
Variabel Bebas ( X )
Variabel Terikat ( Y )
Kepemimpinan ( X1 )
Kinerja Karyawan ( Y )
Komunikasi ( X2 )
Gambar 2.1. Skema Kerangka Konsep
Berdasarkan gambar kerangka konsep, dapat dijelaskan bahwa variabel
kepemimpinan dan komunikasi secara langsung mempengaruhi kinerja
karyawan.
D.
Hubungan Antara Kepemimpinan dan Komunikasi Terhadap Kinerja
Karyawan
E.
Hipotesis
Berdasarkan dari penjelasan latar belakang dan perumusan masalah, serta
kerangka konsep, maka yang menjadi hipotesis di dalam penelitian ini
adalah:
1.
Diduga bahwa variabel kepemimpinan dan komunikasi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai pada PT. Astra
Credit Companies di Samarinda.
2.
Diduga bahwa komunikasi memiliki pengaruh dominan terhadap
kinerja pegawai pada PT. Astra Credit Companies di Samarinda.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Definisi Operasional
B.
Rincian Data Yang Diperlukan
Untuk mendukung penelitian ini agar permasalahan dapat terjawab,
maka diperlukan data-data berikut:
1.
Gambaran umum PT. Astra Credit Companies di Samarinda.
2.
Struktur organisasi PT. Astra Credit Companies di Samarinda.
3.
Data jumlah karyawan PT. Astra Credit Companies di Samarinda.
4.
Hasil jawaban kuesioner dari responden mengenai kepemimpinan,
komunikasi, dan kinerja pegawai.
5.
C.
Data-data lain yang mendukung dalam penelitian ini.
Jangkauan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Astra Credit Companies cabang
Samarinda yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 39, dengan objek
penelitian karyawan yang bekerja di PT. Astra Credit Companies di
Samarinda. Penelitian ini lebih ditekankan pada masalah sumber daya
manusia, khususnya pada pegawai PT. Astra Credit Companies mengenai
kepemimpinan dan komunikasi.
D.
Teknik Pengumpulan Data
E.
Populasi dan Sampel
F.
Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis
1.
Alat Analisis
2.
Pengujian Hipotesis