Pengaruh Perceraian Orang Tua Terhadap P (2)

PENGARUH PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN
KEPRIBADIAN ANAK USIA 12-14 TAHUN DI PANTI ASUHAN
CIPTA PAHLAWAN MAKASSAR

SKRIPSI
DiajukanuntukMemenuhiSebagianSyarat-SyaratDalamMenyelesaikan Stratum
Satu (S1) Program StudiPendidikan Agama Kristen ProtestanPada
SekolahTinggiTheologiaJaffray Makassar

Oleh
YOHANA PADAFANI
NPM: 10102017

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA JAFFRAY
MAKASSAR
2016

Padafani, Yohana. “Pengaruh Perceraian Orang Tua Terhadap Perkembangan
Kepribadian Anak Usia 12-14 Tahun di Panti Asuhan Cipta Pahlawan Makassar”
Skripsi, S.Pd.K, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar, 2016.
.


ABSTRAK
Yohana Padafani: “Pengaruh Perceraian Orang Tua Terhadap Perkembangan
Kepribadian Anak Usia 12-14 Tahun di Panti Asuhan Cipta Pahlawan Makassar”
(Dibimbing oleh Ev. Elisabet Selfina, MA)
Adapun tujuan yang hendak dicapai pada akhir karya ilmiah ini ialah
mengetahui sejauh mana pengaruh perceraian orang tua terhadap kepribadian anak
usia 12-14 tahun di Panti Asuhan Cipta Pahlawan Makassar. Berdasarkan hasil
penelitian maka penulis menyimpukan bahwa: Pertama, kepribadian anak menjadi
baik apabila anak melihat nilai kepribadian yang baik dari orangtuanya, karena
orangtua merupakan figur yang utama bagi pembentukan emosi, rohani, sosial dan
mental anak. Kedua, anak yang orang tuanya bercerai cenderung pendiam, pemalu,
pemarah, minder, tidak suka bergaul, lamban untuk berfikir, trauma yang
berkepanjangan dan tidak bertumbuh kerohaniannya. Ketiga, pembina merupakan
salah satu metode/desain pengajaran yang dapat membawa pengaruh yang baik untuk
pertumbuhan kerohanian bagi anak-anak Panti Asuhan Cipta Pahlawan Makassar.
Keempat, dalam Panti Asuhan harus memiliki seorang suatu wali atau seorang
konselor yang bisa menjadi pendengar yang baik anak usia dini.
Kata Kunci : Pengaruh, perceraian, perkembangan, kepribadian, anak, panti, cipta,
pahlawan, Makassar


Padafani, Yohana. “Pengaruh Perceraian Orang Tua Terhadap Perkembangan
Kepribadian Anak Usia 12-14 Tahun di Panti Asuhan Cipta Pahlawan Makassar”
Skripsi, S.Pd.K, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar, 2016.
.

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

Belakangan ini banyak masalah yang kerap kali terjadi dalam kalangan
keluarga. Salah satu masalah yang sangat nampak adalah adanya peningkatan angka
perceraian. Masalah perceraian dikalangan keluarga sekarang ini sangat sukar
dihindari dan dikendalikan.
Salah satu di Panti Asuhan Cipta Pahlawan yang penulis melihat bahwa anakanak dari korban perceraian orang tua sangat banyak dan sangat memprihatinkan,
karena mereka yang sebelum berada di Panti Asuhan Cipta Pahlawan, kehidupan
mereka sangat buruk baik dalam pergaulan mereka maupun kehidupan sehari-hari,
dan ini adalah kesaksian dari tiap-tiap anak yang mengalami korban perceraian orang
tua.
Menurut penyelidikan para ahli telah terbukti, bahwa anak-anak yang

terganggu jiwanya dan nakal adalah anak-anak dari keluarga yang berantakan.
Anak-anak yang orang tuanya bercerai lebih banyak terlibat dalam kenakalan
dan kejahatan, baik secarai individu maupun kelompok, terkadang ditunjukkan
pula bahwa anak-anak dari hasil perceraian cenderung untuk lebih mudah
menemui kegagalan dalam kehidupan perkawinannya sendiri.1
Dari penjelasan diatas dapat kita lihat dan dengar melalui media, bahwa
kebanyak anak-anak yang terlibat dalam kenakalan dan kriminalitas yang tinggi
1

Norman Wright, Konseling Krisis Membantu Orang Tua Dalam Krisis dan Stres (Malang:
Gandum Mas, 1985), 224.

Padafani, Yohana. “Pengaruh Perceraian Orang Tua Terhadap Perkembangan
Kepribadian Anak Usia 12-14 Tahun di Panti Asuhan Cipta Pahlawan Makassar”
Skripsi, S.Pd.K, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar, 2016.
.

adalah anak-anak dari kalangan yang ekonomi rendah dan juga dari keluarga yang
terpisah. Demikian pula dengan angka bunuh diri, akibat dari tidak tahan menjalani
kehidupan tumah tangga yang selalu menuntut akan kebutuhan-kebutuhan dan

menghadapi setiap masalah demi masalah. Menurut

Benyamin Spock dalam

bukunya Raising Children in A Difficult Time, kriminalitas tinggi yang dilakukan
oleh anak adalah apa yang mereka melihat dari kehidupan kedua orangtuanya,
bahwa apa yang dilakukan oleh ayahnya terhadap ibunya dengan perlakukan keras
demikian juga sebaliknya perlakuan ibunya terhadap ayahnya adalah benar dan dia
juga biasa melakukannya kepada siapapun, karena tidak ada yang salah akan hal itu.
Stephen Tong mengatakan Pada tahun 1965, PBB melakukan satu konperensi yang
menyelidiki mengapa banyak anak yang nakal dan mempunyai angka kriminalitas
yang tinggi. Akhirnya mereka menemukan bahwa salah satu dari beberapa sebab
yang paling penting, yaitu system keluarga atau kedua orang tua apabila system
keluarga yang kuat maka akan menghasilkan anak-anak yang baik, tetapi keluarga
yang tidak mementingkan sistem yang kuat, maka anak-anak pun akan berdampak
buruk dalam kehidupannya2 Orang tua adalah kunci dari kesuksesan anaknya,
apabila orang tua sadar akan hal ini pasti mereka tidak mengambil keputusan untuk
bercerai. Tetapi kita dapat melihat pada orang tua sekarang, bagaimana mereka
mengambil keputusan bercerai tanpa berfikir akan masa depan anaknya.


2

Stephen Tong, Keluarga Bahagia (Surabaya: Momentum, 2006), 100.

Padafani, Yohana. “Pengaruh Perceraian Orang Tua Terhadap Perkembangan
Kepribadian Anak Usia 12-14 Tahun di Panti Asuhan Cipta Pahlawan Makassar”
Skripsi, S.Pd.K, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar, 2016.
.

Perceraian bukanlah ideal Allah, jelaslah bahwa Allah tidak merancangkan
perceraian, sebab Allah berfirman kepada Maleakhi’’ Aku membenci
perceraian. Maleakhi 2:16,”sebab Aku membenci perceraian, FirmanTuhan,
Allah Israel juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, Firman
Tuhan semesta alam, maka jagalah dirimu dan jangan berkhianat. Yesus
berkata bahwa Allah mengizinkan tetapi tidak perna memaksudkan perceraian.
Matius 19:8, ”kata Yesus kepada mereka’ karena ketegaran hatimu Musa
menggizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah
demikian. Allah menciptakan suami untuk istri dan mengginginkan agar
mereka berdua memelihara sumpah mereka sampai mati, Yesus berkata dengan
tegas’’ Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia’’

(Matius 19:6). Jadi bagaimanapun juga perceraian itu, bukanlah rancangan
Allah yang sempurna untuk pernikahan. Memang Yesus ditanyakan masalah
ini’’ Apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya dengan alasan
apasaja’’? Jawab Yesus dengan tegas’’ Aku berkata kepadamu: barang siapa
menceraikan istrinya, kecuali karena Zinah, lalu kawin dengan perempuan lain,
ia berbuatzinah. Matius19:9. Allah sendiripun membenci akan perceraian dan
perzinahan, apalagi anak-anak dalam korban perceraian3
Allah tidak merancangkan perceraian melainkan Allah menciptakan suami
istri untuk bersatu dan saling mencintai dan membangun hubungan keluarga yang
harmonis, dan hubungan yang harmonis apabila orang tua mempunyai sikap yang
baik terhadap anak-anak, karena kepribadian yang baik dari anak apabila ia melihat
teladan dan sikap dari kedua orang yang yang baik, baik dari segi emosi, segi rohani,
segi sosial dan segi mental.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis terdorong untuk menulis karya
ilmiah yang berjudul PENGARUH PERCERAIAN ORANGTUA TERHADAP
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK USIA 12-14 TAHUN DI PANTI
ASUHAN CIPTA PAHLAWAN MAKASSAR.
3

Glen H. Stassen dan David P. Gushee, Etika Kerajaan (Surabaya: 2008), 477.


Padafani, Yohana. “Pengaruh Perceraian Orang Tua Terhadap Perkembangan
Kepribadian Anak Usia 12-14 Tahun di Panti Asuhan Cipta Pahlawan Makassar”
Skripsi, S.Pd.K, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar, 2016.
.

Pokok Masalah

Dalam karya ilmiah ini yang akan menjadi pokok masalah yaitu: sejauh mana
pengaruh perceraian orang tua terhadap kepribadian anak usia 12-14 tahun di Panti
Asuhan Cipta Pahlawan Makassar.
Tujuan Penulisan

Ada pun tujuan yang hendak dicapai pada akhir karya ilmiah ini ialah
mengetahui sejauh mana pengaruh perceraian orang tua terhadap kepribadian anak
usia 12-14 tahun di Panti Asuhan Cipta Pahlawan Makassar.
Manfaat Penulisan

Beberapa manfaat dari penulisan karya ilmiah ini sebagai berikut:
Pertama, sebagai bahan refleksi bagi kehidupan penulis secara pribadi dan


untuk pelayanan kedepan.
Kedua, sebagai bahan kajian bagi pembaca dan panggilan untuk melayani

anak-anak dari setiap segi masalah.
Ketiga, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) di

Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar.
Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
metode kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:

Padafani, Yohana. “Pengaruh Perceraian Orang Tua Terhadap Perkembangan
Kepribadian Anak Usia 12-14 Tahun di Panti Asuhan Cipta Pahlawan Makassar”
Skripsi, S.Pd.K, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar, 2016.
.

Pertama, Penulis mengunakan kajian pustaka yaitu melalui buku-buku yang


berkaitan dengan masalah pengaruh perceraian orang tua terhadap kepribadian anak.
Kedua, Penulis mengadakan observasi dilapangan, dengan cara menjalankan

angket (tertutup) kepada anak-anak usia 12-14 tahun di Panti Asuhan Cipta Pahlawan
Makassar. Tujuan menjalankan angket yaitu untuk memperoleh data yang lebih
akurat tentang sejauh mana pengaruh perceraian orang tua terhadap kepribadian anak
12-14 tahun di Panti Asuhan Cipta Pahlawan Makassar.
Ketiga, Penulis mengadakan wawancara kepada Pembina Panti Asuhan Cipta

Pahlawan untuk menguatkan data angket serta mengenal lokasi penelitian.
Batasan Penulisan

Adapun batasan penulisan karya ilmiah lebih memfokuskan pada perceraian
orang tua dan pengaruh pada kepribadian anak usia 12-14 tahun di Panti Asuhan
Cipta Pahlawan Makassar.
Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan pembaca memahami tulisan ini maka penulis
menguraikan garis besar penulisan yaitu sebagai berikut:
Bab Pertama, merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang


masalah, pokok masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian,
batasan penulisan dan sistematika penulisan.

Padafani, Yohana. “Pengaruh Perceraian Orang Tua Terhadap Perkembangan
Kepribadian Anak Usia 12-14 Tahun di Panti Asuhan Cipta Pahlawan Makassar”
Skripsi, S.Pd.K, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar, 2016.
.

Bab Kedua , merupakan tinjauan pustaka. Dalam bab ini akan dibahas

menegnai perceraian dalam Alkitab, baik Perjanjian Lama juga Perjanjian Baru serta
faktor-faktor penyebab perceraian. Selain itu juga membahas mengeni kepribadian
anak serta pengaruh perceraian terhadap perembangan kepribadian anak usia 12-14
tahun.
Bab Ketiga , membahas metodologi penelitian, teknik pengumpulan data dan

Analisis pengumpulan data
Bab Keempat, tentang analisis hasil dari penelitian dan pembahasan yang


menjelaskan mengenai analisis interpretasi data dan kesimpulan.
Bab Kelima , adalah sebagai penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran.

Padafani, Yohana. “Pengaruh Perceraian Orang Tua Terhadap Perkembangan
Kepribadian Anak Usia 12-14 Tahun di Panti Asuhan Cipta Pahlawan Makassar”
Skripsi, S.Pd.K, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar, 2016.
.

KEPUSTAKAAN

Alkitab

Alkitab, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia
Kamus

Tim Penyususn Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa: Kamus Besar
Bahasa
Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 2001.
Buku-Buku

Allen Shelly, Yudith. Kebutuhan Rohani Anak. Bandung: Kalam Hidup, 1982.
Barney, Kennet. Rumah Tangga Kristen. Malang: Gandum Mas, 1982.
Borong, Robert P. Etika Bumi Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003.
Brand Kent R, dan D. Charles Wiliam, Delapan Masalah Utama Orang Tua Dan
Anak. Jakarta, 1991.
Berry, Jo. Bila Kekasih Belum Percaya . Jakarta,: BPK, 1992.
Cooper, Carol, Claire Hasley, Su Laurent dan Karent Sulivant, Ensiklopedia
Perkembangan Anak, Jakarta: Esensi, 2008.
Djadi, Jermia. Buku Ajar Theologi Pastoral. Makassar: STT Jaffray , 2002.
Dobsen, James. Pranika dan Seksualitas. Bandung: Kalam Hidup, 1996.
Frigling, Alice. Pasangan Yang Tidak Seiman. Bandung: Kalam Hidup 1994.
Geisler, Norman L. Etika Kristen. Malang: SAAT, 2001.
Gunarsa, Singgih D. Psikologi Perkembangan. Jakarta: BPK Gunung Mulia 1978.

Padafani, Yohana. “Pengaruh Perceraian Orang Tua Terhadap Perkembangan
Kepribadian Anak Usia 12-14 Tahun di Panti Asuhan Cipta Pahlawan Makassar”
Skripsi, S.Pd.K, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar, 2016.
.

Gunarsa, Singgih D. dan Yulia Singgih D. Gunarsa. Psikologi Praktis. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1991.
Hadisubtara, M. S. Keluarga Dunia Modern. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1992.
Jacobsen, Margareth Bailey. Ketika Anak Bertumbuh. Bandung: Kalam Hidup, 1991.
Lianty, Anna. 10 Ungkapan Yang Tidak Patu Dilakukan Orang Tua Kepada An ak,
Bandung: Pionir Jaya, 2001.
Mack, Wayne. Bagaimana Mengembangkan Kesatuan Yang
Hubungan. Surabaya: YAKIN, 1985.

Kukuh Dalam

Marx, Dorothy I. Itu’Kan Boleh. Bandung: Kalam Hidup 1975.
MacArthur, John. Kiat Sukses Mendidik Anak dalam Tuhan. Jakarta: Imanuel 2001.
Meier, Paul D. membesarkan Anak Dan Pengembangan Watak Secara Kristen.
Surabaya: YAKIN, 1983.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Oktavianus, P. Membangun Rumah Tangga Bahagia . Malang: Gandum Mas 1987.
Sander, Bill. Dari Remaja Untuk Orang Tua . Bandung: Kalam Hidup, 1995.
Simanjuntak, Julianto, dan Roswitha Ndraha. Seni Merayakan Hidup Yang Sulit.
Yogyakarta: Yayasan LK3.
Soesilo, Vivian A. Bimbingan Pranikah. Malang: SAAT, 1998.
Stassen, Glen H. dan David P. Gushee. Etika Kerajaan. Surabaya: Momentum, 2008.
Stott, John. Isu – Isu Global. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ OMF, 1991.
Trisna, Jonathan A. Pranikah Kristen Suatu Usaha Dalam Kristus. Bandung: Kalam
Hidup, 1998.
Trisna, Jonathan A. Berpacaran Dan Memilih Teman Hidup. Bandung: Kalam
Hidup, 1987.

Padafani, Yohana. “Pengaruh Perceraian Orang Tua Terhadap Perkembangan
Kepribadian Anak Usia 12-14 Tahun di Panti Asuhan Cipta Pahlawan Makassar”
Skripsi, S.Pd.K, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar, 2016.
.

Tong, Stephen. Keluarga Bahagia . Surabaya: Momentum, 2006.
Wahlroos, Steven. Komunikasi Keluarga . Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1988.
Wright, Norman. Konseling Kristen Membantu Orang Tua Dalam Krisis Dan Stres .
Malang: Gandum Mas, 1985.
Internet

Habibah, N. Muhtamah. “Perkembangan Sosial Kepribadian Moral dan Agama Pada
Masa Kanak-kanak Akhir.” Diakses 19 Juni 2016,
http//muhabibah.co.id/2012/10/perkembangan sosial-kepribadian-moral-html.

Wawancara

Magdalena. Wawancara Oleh Penulis, Makassar 6 Mei 2016.