Pasar cabai rawit antara (10)

1. Pasar persaingan Sempurna ialah pasar dengan jumlah penjual dan pembeli
yang sangat banyak, sehingga tidak ada satu pun penjual atau pembeli yang
bisa mempengaruhi harga. Contoh kongkrit bentuk pasar yang paling
mendekati pasar persaingan sempurna adalah pasar barang-barang atau
komoditi makanan pokok, seperti pasar beras.
Ciri-ciri:


Barang yang diproduksi homogen.



Produsen dan Konsumen memiliki informasi yang sempurna.



Produk yang dihasilkan seorang produsen relative kecil dibanding
dengan barang di pasar (industri).




Produsen tidak dapat mempengaruhi harga.



Produsen dan konsumen bebas keluar masuk pasarTidak ada campur
tangan pemerintah.

2. Pasar Oligopoli adalah suatu bentuk pasar yang terdapat beberapa penjual
dimana salah satu atau beberapa penjual bertindak sebagai pemilik pasar
terbesar (price leader). Contoh : perusahaan/produsen yang berada pada
pasar oligopoli antara lain pada produk/barang seperti pada industri semen,
misalnya pemainnya ada Semen Gresik, Semen Holcim, Semen Indocement
dan ada Semen Cibinong.
Ciri-ciri:
 Terdapat beberapa penjual
 Barang yang dijual homogen atau beda corak
 Sulit dimasuki perusahaan baru
 Membutuhkan peran iklan
 Terdapat satu market leader (pemimpin pasar)
 Harga jual tidak mudah berubah

3. Pasar Persaingan tidak sempurna (imperfect competition) sering diartikan
sebagai pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang banyak, tetapi dalam
pasar tersebut ada satu atau beberapa penjual yang dominan sehingga

1

penjual dominan tersebut bisa mempengaruhi harga, atau dalam pasar
tersebut ada satu atau beberapa pembeli yang bisa mempengaruhi harga,
atau dalam pasar tersebut ada satu atau beberapa pembeli yang bisa
mempengaruhi harga. Contoh:Pasar Oligopoli dan Pasar Monopoli
4.Pasar Monopoli adalah situasi pasar dimana hanya terdapat satu penjual
(single firm) dan komoditi atau barang ini tidak ada penggantinya (substitusi)
yang sangat mirip (close subtitute).Contoh: PDAM, PT.KA , PT.PLN
Ciri-ciri:
1. Di dalam pasar hanya terdapat satu penjual. Penjual tunggal berhak
menguasai pasar yang dimonoplinya, tanpa ada campur tangan dari pihak
manapun.
2. Jenis barang yang diproduksi tidak ada penggantinya. Barang yang ada
dalam pasar monopoli tidak ada yang sama. Misalnya terdapat monopoli shampo,
maka disana hanya ada satu pedagang shampo dan tidak ada pedagang shampoo

yang lain. tetapi jangan diartikan bahwa tidak ada pedagang lain selain pedagang
shampo, misalnya sepatu, rokok, kaset, dan sebagainya, tetap ada. Sebab semua
pedagang itu bukan merupakan substitutusi yang baik untuk shampo.
3. Ada hambatan atau rintangan (barriers) bagi perusahaan baru yang akan
masuk dalam pasar monopoli. Faktor penghambat ini ada dua macam, yaitu faktor
penghambat teknis dan faktor penghambat legal.
2. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna
Menurut Gregory Mankiw dalam bukunya (2000) mendefinisikan pasar
persaingan sempurna sebagai berikut: “Pasar persaingan sempurna (perfectly
competitive market) adalah suatu pasar dimana terdapat banyak sekali pembeli
dan penjual sehingga pengaruh masing-masing terhadap harga pasar dapat
diabaikan karena sedemikian kecilnya”.

2

Adapun Manurung (2008) menjelaskan bahwa sebuah pasar persaingan
sempurna harus memenuhi asumsi-asumsi berikut 1 :
1. Homogenitas Produk (Homogeneous Product)
Yang dimaksud dengan produk yang homogen adalah produk yang mampu
memberikan kepuasaan (utilitas) kepada konsumen tanpa perlu mengetahui

siapa produsennya. Konsumen tidak membeli merek barang tetapi kegunaan
barang. Karena itu semua perusahaan dianggap mampu memproduksi barang
dan jasa dengan kualitas dan karakteristik yang sama.

2. Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge)
Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki pengetahuan
sempurna tentang harga produk dan input yang dijual. Dengan dernikian
konsumen tidak akan mengalami perlakuan harga jual yang berbeda antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya.

3. Output Perusahaan Relatif Kecil (Small Relatively Output)
Semua perusahaan dalam industri (pasar) dianggap berproduksi efisien
(biaya rata-rata terendah), baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Kendatipun demikian jumlah output setiap perusahaan secara individu
dianggap relatif kecil dibanding jumlah output seluruh perusahaan dalam
industri.

4. Perusahaan Menerima Harga Yang Ditentukan Pasar (Price Taker)
Konsekuensi dari asumsi ketiga adalah bahwa perusahaan menjual
produknya dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar (price taker).

Karena secara individu perusahaan tidak mampu mempengaruhi harga pasar.
1 B. Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta : Bumi Aksara, 2005), hal. 48

3

Yang dapat dilakukan perusahaan adalah menyesuaikan jumlah output untuk
mencapai laba maksimum.

5. Keleluasaan Masuk-Keluar Pasar (Free Entry and Exit)
Bebas masuk atau keluar berarti tidak ada biaya khusus yang menyulitkan
perusahaan untuk masuk maupun keluar dari suatu pasar (Pindyck; 2007).
2. Pasar Persaingan Sempurna dalam Islam
Mekanisme pasar yang Islami menurut Ibnu Taimiyah haruslah memiliki
kriteria-kriteria berikut 2:
1. Orang-orang harus bebas untuk masuk dan keluar pasar. Memaksa
penduduk menjual barang tanpa ada kewajiban untuk menjualnya adalah
tindakan yang tidak adil dan ketidakadilan itu dilarang.
2. Tingkat informasi yang cukup mengenai kekuatan-kekuatan pasar dan
barang-barang dagangan adalah perlu.
3. Unsur-unsur monopolistik harus dilenyapkan dari pasar sehingga segala

bentuk kolusi antara kelompok para penjual dan pembeli tidak
diperbolehkan.
4. Homogenitas dan standardisasi produk sangat dianjurkan ketika terjadi
pemalsuan

produk,

penipuan

dan

kecurangan-kecurangan

dalam

mempresentasikan barang-barang tersebut.
5. Setiap penyimpangan dari kebebasan ekonomi yang jujur, seperti sumpah
palsu, penimbangan yang tidak tepat, dikecam oleh ajaran Islam.
Dari pendapat Ibnu Taimiyah di atas tentang mekanisme pasar dalam Islam,
kita dapat melihat mekanisme-mekanisme tersebut mengarah pada karakteristik

pasar persaingan.3 sempurna. Hal itu berarti bahwa pasar dalam Islam itulah yang
2 Ibid, hal 89
3 Chapra, Umer M.islam dan tantangan ekonomi,( surabaya : risalah gusti
Kencana Prenada Media Group, 2005) hal. 61

4

dalam teori konvensional disebut dengan pasar persaingan sempurna, dimana
asumsi-asumsi yang disebutkan oleh pakar ekonomi konvensional ada
(ditemukan) dalam pasar yang Islami.
Salah satu contoh pasar persaingan sempurna dalam pasar Islam adalah yang
terjadi pada masa khalifah Umar bin Khattab RA. Pada saat itu Umar berjalan
dipasar kurma, ketika itu Umar mendapati salah seorang pedagang yang menjual
dibawah harga yang ada di pasar tersebut. Umar memberikan dua pilihan pada
penjual tersebut, yang pertama naikkan harga sampai sama dengan harga yang ada
di pasaran atau keluar dari pasar ini.
Kisah di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam sebuah pasar persaingan
sempurna harga yang ditawarkan adalah sama dengan harga yang ditawarkan oleh
seluruh pedagang dalam pasar tersebut jika barang dagangan tidak terdeferensiasi
(berbeda).


3. Konsep Konvensional dan Konsep Islam dalam Pasar Persaingan
Sempurna
Adam Smith vs Ibnu Taimiyah
Konsep mekanisme pasar yang ditawarkan oleh kapitalisme dalam
perkembangannya telah menimbulkan monopoli pasar. Di mana para penguasa
atau pemodal mengendalikan harga sesuai kebutuhan mereka. Dengan
demikian, harga yang terbentuk dalam pasar bukanlah hasil supply dan demand
dalam pasar tersebut, melainkan ketentuan dari para pemodal. Berbalik dengan
sistem kapitalis, dalam sosialisme mekanisme pasar yang ada sangat
dipengaruhi oleh langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah.4

4 Taqiyudin, an nabhani,sistem ekonomi alternatif, (bandung : Bumi Aksara,
2005), hal. 31

5

Kedua sistem konvensional tersebut akan berdampak pada minimnya
terjadi pasar persaingan sempurna (perfect competition), bahkan membawa
pada persaingan yang tidak sehat. Padahal dalam bukunya “Wealth of Nations”

Adam Smith menyatakan bahwa ada tangan yang tak nampak yang akan
membimbing pelaku pasar sehingga interaksi pasar dapat mengarah pada hasil
yang diinginkan.
Jika kita terapkan teori Adam Smith ini dalam perekonomian
konvensional (kapitalis dan sosialis), maka tujuan pasar tidak dapat tercapai
karena dalam sistem kapitalis akan terjadi market power yang membawa pasar
pada persaingan mopolistik dan dalam sistem sosialis akan terjadi penguasaan
pemerintah terhadap harga sehingga penawaran dan permintaan tidak dapat
menyesuaikan diri secara alamiah. Hal ini mengakibatkan lumpuhlah kekuatan
tangan tidak nampak dalam mengkoordinasikan pelaku pasar dalam
membentuk perekonomian.
Berbeda dengan yang di atas, pasar persaingan sempurna (perfect
competition) sangatlah bersesuaian dengan teori-teori yang dikemukakan Ibnu
Taimiyah yang menyebutkan bahwa dalam pasar Islam kebebasan berekonomi
itu ada namun juga ada intervensi pemerintah dalam batas-batas dan keadaan
yang dibutuhkan. Pasar persaingan sempurna sangatlah mungkin terjadi ketika
sistem ekonomi yang dipakai adalah sistem Islam. Teori-teori yang
dikemukakan Adam Smith dapat terealisasikan ketika pasar yang dihadapi
adalah pasar persaingan sempurna. Maka, ketika sistem yang digunakan adalah
sistem kapitalisme dan sosialisme, pasar persaingan sempurna akan sulit

terjadi.
4. Harga dan Persaingan Sempurna Pada Pasar Islam
Price (harga) sebuah komoditas (barang dan jasa) ditentukan oleh
penawaran dan permintaan, perubahan yang terjadi pada harga berlaku juga
ditentukan oleh teradinya perubahan permintaan dan perubahan penawaran 5.
5 Ernie Tisnawati Sule & Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta : Kencana
Prenada Media Group, 2005) hal. 29

6

Hal ini sesuai dengan Hadis yang diriwayatkan dari Anas bahwasannya suatu
hari terjadi kenaikan harga yang luar biasa di masa Rasulullah SAW, maka
sahabat meminta nabi untuk menetukan harga pada saat itu, lalu nabi
bersabda: artinya, “Bahwa Allah adalah Dzat yang mencabut dan memberi
sesuatu, Dzat yang memberi rezeki dan penentuan harga...”(HR Abu Daud).
Kenaikan harga Rasulullah SAW meyakini adanya penyebab tertentu yang
sifatnya darurat. Sesuatu yang bersifat darurat akan hilang seiring dengan
hilangnya penyebab dari keadaan itu. Di lain pihak rasul juga meyakini bahwa
harga akan kembali normal dalam waktu yang tidak terlalu lama. Penetapan
harga menurut rasul merupakan suatu tindakan yang menzalimi kepentingan

para pedagang. Pemerintah tidak memiliki wewenang untuk melakukan
intervensi terhadap harga pasar dalam kondisi normal.
Lebih jauh lagi Ibnu Taimiyah membatasi keabsahan pemerintah dalam
menetapkan kebijakan intervensi pada empat situasi dan kondisi berikut:
Pertama, kebutuhan masyarakat atau hajat orang banyak akan sebuah
komoditas, para fukaha sepakat bahwa sesuatu yang menjadi hajat hidup orang
banyak tidak dapat diperjualbelikan kecuali dengan harga yang sesuai.
Kedua, terjadi kasus monopoli, para fukaha sepakat untuk memberlakukan
hak hajar (ketetapan yang membatasi hak guna dan hak paki atas kepemilikan
barang) oleh pemerintah. Hal ini mengantisipasi adanya tindakan negatif yang
dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan kegiatan monopolistik
ataupun penimbunan barang. Ketiga, terjadinya keadaan al-hars (pemboikotan),
dimana distribusi barang hanya terkonsentrasi pada satu penjual atau pihak
tertentu.Jika pasar dapat mengkomodasikan bentuk-bentuk kebebasan, hal ini
berarti pasar sudah berperan sebagi tnstrumen tersruktur untuk pendistribusian
barang dan jasa, efesiensi produksi dan distribusi income.

7

8

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Struktur Pasar adalah penggolongan produsen kepada beberapa bentuk pasar
berdasarkan pada ciri-ciri seperti jenis produk yang dihasilkan, banyaknya
perusahaan dalam industri, mudah tidaknya keluar atau masuk ke dalam industri
dan peranan iklan dalam kegiatan industri.
Struktur pasar sangatlah penting, karena terkait dengan harga yang akan
diterima oleh konsumen. Struktur pasar juga akan mempengaruhi tingkat efisiensi.
Struktur Pasar dalam Islam didasarkan atas prinsip kebebasan, termasuk
dalam melakukan kegiatan ekonomi.
Ciri pasar persaingan sempurna : homogenitas produk, pengetahuan
sempurna, output perusahaan relatif kecil, perusahaan menerima harga yang
ditentukan pasar, keleluasaan keluar-masuk pasar.
Macam pasar persaingan tidak sempurna : pasar monopoli, pasar monopolistik,
pasar oligopoly.

9

DAFTAR PUSTAKA

M Islam, Chapra, Islam dan tantangan ekonomi, surabaya : risalah gusti
Kencana Prenada Media Group, 2005) hal. 34
B. Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta : Bumi Aksara, 2005), hal. 48
M. Islam, Chapra,Islam dan tantangan ekonomi,( surabaya : risalah gusti
Kencana Prenada Media Group, 2005) hal. 61
http://romaadja19.blogspot.com/2013/05/macam-macam-pasar.html,

di

akses tanggal 26 September 2014, Pukul 18:00 WIB.
An Nabani , Taqiyudin, Sistem ekonomi alternatif, (bandung :

Bumi

Aksara, 2005), hal. 31
Ernie Tisnawati Sule & Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen,
(Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2005) hal. 29
http://google.co.id/perkembangan-pemikiran-manajemen, di akses Tanggal
27 September 2014, Pukul 21:24 WIB.
http://duniamo.blogspot.com/2014/01/pengertian-pasar-monopoli.html, di
akses tanggal 13 Oktober 2014, Pukul 12:00 WIB.

10

Dokumen yang terkait

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

RESISTENSI PAGUYUBAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL TERHADAP PEMBANGUNAN MALL DINOYO CITY (Studi di Paguyuban Pedagang Pasar Dinoyo Kota Malang)

10 89 45

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Integrasi Pasar Beras Dunia Terhadap Ketersediaan Pasar Beras Indonesia

1 35 16

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pendekatan kooperatif teknik: student team achievement divisions (STAD) dan teknik Group Investigation (GI)

0 36 221

Komunikasi antarpribadi antara guru dan murid dalam memotivasi belajar di Sekolah Dasar Annajah Jakarta

17 110 92

Perbandingan perilaku prososial antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada Ibu-Ibu majelis ta'lim

0 22 126

Analisis Orientasi Pembelajaran Dan Orientasi Pasar Terhadap Keunggulan Bersaing Pada IKM Sepatu Di Cibaduyut Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung

9 87 167

Penggunaan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011-2012

4 103 122

REAKSI PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) TERHADAP KINERJA SAT POL PP PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PENERTIBAN PEDAGANG KAKI LIMA (Stdudi di Pasar Bambu Kuning Bandar Lampung)

1 16 2