Latar Belakang - Contoh Proposal Skripsi Pendidikan Matematika
http://www.masbied.com/2011/02/20/contoh-proposal-skripsipendidikan-matematika-pendekatan-keterampilan-proses/
Contoh Proposal Skripsi Pendidikan
Matematika : Pendekatan Keterampilan
Proses
Ditulis pada 20 February 2011
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan formal bertambah dari tahun ke tahun. Salah
satu permasalahan utama yang dihadapi bangsa indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan
formal pada setiap jenjang pendidikan. Usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru,
pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan
peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian berbagai indikator mutu pendidikan
belum menunjukkan peningkatan yang berarti.
Banyak pihak yang mempertanyakan apa yang salah dalam penyelenggaraan pendidikan
kita ? dari berbagai pengamatan dan analisis data ada banyak faktor yang menybabkan mutu
pendidikan tidak mengalami peningkatan yang bermakna, salah satunya yaitu pendekatan
yang digunakan di dalam kelas belum mampu menciptakan kondisi optimal bagi
berlangsungnya pembelajaran. Selama ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
input-output analisis, yaitu pendekatan yang menganggap bahwa apabila input pendidikan
seperti pelatihan guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana
pendidikan lainnya dipenuhi maka mutu pendidikan secara otomatis akan terjadi. Dalam
kenyataan mutu pendidikan yang diharapkan tidak terjadi. Mengapa? karena selama ini
pendekatan terlalu memusatkan pada input pendidikan dan kurang memperhatikan proses
pendidikan padahal proses pendidikan sangat menentukan output pendidikan.
Proses pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan belajar
mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan siswa. Guru dituntut untuk
mampu menyajikan materi pelajaran dengan optimum. Olehnya itu diperlukan kreatifitas dan
gagasan yang baru untuk mengembangkan cara penyajian materi pelajaran di sekolah.
Kreativitas yang dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih metode,
pendekatan, dan media yang tepat dalam penyajian materi pelajaran.
Namun kenyataan menunjukkan bahwa sampai saat ini masih banyak guru yang
menggunakan pendekatan tradisional dalam pembelajaran matematika sehingga siswa belum
terarahkan untuk memahami sendiri konsep-konsep matematika yang sedang dipelajari.
Pendekatan tradisional tersebut belum mampu mengembangkan kemampuan kognitif
(penalaran), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan) seperti yang digariskan dalam
GBPP. Dengan demikian siswa hanya cenderung menghafalkan konsep-konsep matematika
yang dipelajarinya tanpa memahami dengan benar. Akibatnya penguasaan terhadap konsepkonsep matematika siswa menjadi sangat kurang. Selain itu guru sebagai pemberi informasi
cenderung mendominasi kegiatan pembelajaran di kelas sehingga tidak terjadi hubungan
timbal balik antar guru dan siswa yang berimplikasi terhadap kualitas pembelajaran dalam
proses belajar mengajar matematika.
Berdasarkan hasil observasi penulis di kelas IX SMP Negeri 1 Bone-Bone, kondisi
pembelajaran seperti yang digambarkan di atas masih sering terjadi. Siswa masih kurang aktif
dalam proses belajar mengajar, hal ini mengakibatkan hasil belajar matematika siswa
tergolong rendah.
Dari uraian di atas, maka salah satu upaya yang dianggap dapat memecahkan masalah
tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses sebagai satu strategi
yang diharapkan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran matematika. Oleh karena
itu perlu diamati dengan penerapan langsung di lapangan. Untuk menyelidiki hal tersebut
peneliti mencoba mengadakan penelitian dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1
Bone-Bone”.
Identifikasi Masalah
Masih banyak guru yang menggunakan pendekatan tradisional dalam pembelajaran
matematika, sehingga siswa belum terarahkan untuk memahami sendiri konsep-konsep
matematika yang sedang dipelajari. Pendekatan tersebut hanya mengembangkan kemampuan
siswa untuk menghafal konsep matematika, belum mampu mengembangkan kemampuan
kognitif (penalaran), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan) seperti yang digariskan
dalam GBPP. Dengan demikian siswa hanya cenderung menghafalkan konsep-konsep
matematika yang dipelajarinya tanpa memahami dengan benar. Hal ini mengakibatkan
penguasaan siswa terhadap konsep-konsep matematika yang dipelajarinya menjadi kurang.
Oleh karena itu diperlukan pendekatan pembelajaran yang lebih sesuai yaitu pendekatan
keterampilan proses. Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai suatu
pendekatan belajar yang memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam
proses menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika yang dipelajari.
1. A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka permasalahan yang menjadi
perhatian dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP
Negeri 1 Bone-Bone dapat ditingkatkan melalui pembelajaran matematika dengan
pendekatan keterampilan proses ?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :
1. Meningkatkan aktifitas keterampilan proses melalui pendekatan keterampilan proses
siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bone-Bone.
2. Meningkatkan hasil belajar matematika keterampilan proses melalui pendekatan
keterampilan proses siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bone-Bone.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat begi :
1. Siswa. Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk mengevaluasi diri dan memberikan
kesempatan berkembangnya keterampilan memproseskan perolehan belajarnya.
2. Guru. Khususnya guru matematika sebagai bahan pertimbangan dalam mengelola
dan merancang proses belajar mengajar.
3. Mahasiswa. Dapat menjadi motivator bagi mahasiswa lain untuk mengembangkan
peneliti lebih lias sehingga dapat bermanfaat bagi pengembangan pembelajaran
matematika di sekolah.
4. Peneliti. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas akan fakta dilapangan terutama
yang berkaitan dengan penerapan strategi belajar mengajar yang menggunakan
pendekatan keterampilan proses.
KAJIAN TEORETIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kajian Teoretik
Hakekat Matematika
@ Definisi matematika
Sampai sekarang ini belim ada kesepakatan yang bulat diantara para matematikawan tentang
definisi matematika. Sasaran penelahan matematika tidak bersifat konkrit, tetapi bersifat
abstrak. Matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasinya
melainkan juga unsur ruang sebagai sasarannya.
Matematika sebagai ilmu tentang struktur memerlukan penggunaan simbol-simbol dan
hubungan, maka matematika memerlukan kemampuan memanipulasi aturan-aturan dengan
operasi yang disepakati. Simbolisasi ini memungkinkan adanya komunikasi dan mampu
memberikan keterangan untuk menyatakan suatu konsep baru. Penelaahan struktur-struktur
sangat diperlukan untuk manyatakan suatu konsep dalam matematika harus dilakukan lebih
dahulu sebelum pemanipulasian simbol-simbol.
Hudoyo (1990:4) berpendapat bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide atau konsepkonsep abstrak yang tersusun secara hierarki dari penalaran deduktif. Matematika tersusun
secara hierarkis dan saling berkaitan erat satu sama lain. Dalam belajar matematika harus
bertahap dan berurutan secara sistematis serta harus didasarkan pada pengalaman belajar
sebelumnya. Seseorang akan mampu mempelajari matematika yang baru apabila didasarkan
kepada pengetahuan yang telah dipelajari. Pengajaran yang lalu akan mempengaruhi proses
belajar materi matematika berikutnya yang tersusun secara heirarkis.
Matematika memiliki peran deduktif yang berkenaan dengan ide-ide yang abstrak dan
simbol-simbol yang tersusun secara hierarkis serta aksiomatik, sehingga dalam belajar
matematika memerlukan sesuatu aktifitas mental untuk memahami arti berbagai struktur,
hubungan dan simbol. Kemudian menerapkan pada situasi lain, sehingga terjadi pengetahuan
dan keterampilan.
@ Karakteristik Matematika
Setelah menralami tentang definisi, maka dapat terlihat adanya ciri-ciri khusus atau
karakteristik yang dapat merangkum pengetian secara umum.
Beberapa karakteristik itu adalah :
1. Memiliki objek abstrak. Dalam matematika obyek dasar yang dipelajari adalah
abstrak, sering juga disebut obyek mental. Obyek-obyek itu meliputi obyek pikiran
yang meliputi fakta-fakta, konsep, operasi ataupun relasi dan prinsip. Dari obyek
dasar itulah dapat disusun suatu pola dan struktur matematika.
2. Bertumpu pada kesepakatan. Dalam matematika kesepakatan yang amat mendasar
adalah aksioma dan prinsip primitif. Aksioma diperlukan untuk menghindari
kekeliruan dalam pendefinisian dimana konsep primitif itu tidak perlu didefenisikan.
3. Berpola pikir deduktif. Dalam matematika sebagai ilmu hanya menerima pola pikir
deduktif. Pola pikir secara deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran yang
pangkal dari hala bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat
khusus.
4. Memiliki simbol yang kosong dari arti. Dalam matematika terlihat banyak sekali
simbol yang digunakan, baik berupa huruf ataupun bukan huruf. Rankaian simbolsimbol dalam matematika dapat membentuk suatu model dalam matematika. Makna
huruf dan tanda dalam model itu bergantung dari permasalahan yang mengakibatkan
terbentuknya model tersebut. Kosongnya arti simbol maupun tanda dalam modelmodel matematika itu justru memungkinkan interfensi ke ralam berbagai ilmu
pengetahuan.
5. Memperhatikan semesta pembicaraan. Sehubungan dengan kosongnya pengertian
tentang arti dari simbol-simbol dalam matematika di atas, menunjukkan dengan jelas
bahwa dalam menggunakan matematika diperlukan kejelasan dalam lingkup apa
model itu dipakai. Lingkup pembicaraan itulah yang disebut semesta pembicaraan.
Benar atau salah ataupun ada tidaknya penyelesaian suatu model matematika sangat
ditentukan oleh semesta pembicaranya.
6. Konsisten dalam sistemnya. Dalam matematika terdapat banyak sistem. Adanya
sistem yang mempunyai kaitan satu sama lain, tetapi ada juga sistem yang dapat
dipandang terlepas satu sama lain. Dari masing-masing sistem tersebut berlaku
konsisten. Ini dapat pula dikatakan bahwa dalam setiap sistem dan strukturnya tidak
boleh terdapat kontradiksi.
Pengertian Belajar dan Belajar Matematika
@ Pengertian belajar
Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan, keterampilan, kebiasaan,
kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar.
Karena itu, seseorang dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dan diri orang itu terjadi
suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu
perubahan tingkah laku.
Uzer dalam Darmin (2003:6) mengemukakan bahwa “belajar dapat diartikan sebagai
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan
individu dan individu dengan lingkungannya”.
Sedangkan Slameto (1991:2) mengemukakan bahwa :
“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengamatan individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya ”.
Kemudian Sudjana (1997:25) memberikan pengertian bahwa :
“Belajar adalah proses aktif, belajar adalah perubahan tingkah laku terhadap
semua
situasi yang ada disekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan
kepada
tujuan yang melalui berbagai pengalaman seperti proses melihat, mengamati, dan memahami
sesuatu ”.
Sejalan dengan itu, ahli belajar modern mengemukakan dan merumuskan perbuatan belajar
adalah sebagai suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan
(Hamalik 1993 :10).
Dari beberapa defenisi belajar yang telah dikemukakan di atas maka peneliti berkesimpulan
bahwa belajar itu adalah salah satu kegiatan atau aktifitas manusia yang merupakan proses
usaha yang aktif untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru, baik melalui berbagai
pengalaman maupun kegiatan aktifitas yang terarah. Pengalaman belajar yang dimaksud
dapat berupa proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Sedangkan belajar melalui
atau aktifitas yang terarah dapat berupa mempertimbangkan dan menghubungkan dengan
pengalaman masa lampau yang diaplikasikan dalam bentuk latihan.
@ Belajar matematika
Berkaitan dengan definisi matematika tersebut Ruseffendi (1998: 260) menyatakan bahwa
“Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses,
dan penalaran”.
James dalam Suherman (2001:16) menyatakan bahwa :
“Matematika adalah konsep ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan,
besaran
dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak
yang terjadi ke dalam tiga bidang yaitu : aljabar, analisis, dan geometri”.
Masih banyak lagi definisi tentang matematika. Dari definisi-definisi tersebut setidaknya
dapat memberi gambaran tentang pengertian matematika. Semua definisi tersebut dapat
diterima, karena memang matematika dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang dan
matematika itu sendiri dapat memasuki seluruh segi kehidupan manusia mulai dari yang
paling sederhana sampai kepada yang lebih kompleks.
Dalam pembelajaran, matematika harus secara bertahap, berurutan serta berdasarkan kepada
pengalaman yang telah ada sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Dienes dalam
Muhkal (1999: 92) yang menyatakan bahwa “Belajar metematika melibatkan suatu struktur
hierarki dari konsep-konsep tingkat lebih tinggi yang dibentuk atas dasar apa yang telah
terbentuk sebelumnya”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Bruner dalam Hudoyo (1990 :48) yaitu “Belajar matematika
adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur matematika yang terdapat dalam materi
yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur
matematika itu”.
Dari beberapa pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar dalam konteks
matematika adalah suatu konsep aktif yang sengaja dilakukan untuk memperoleh
pengetahuan baru yang memanipulasi simbol-simbol dalam struktur matematika sehingga
terjadi perubahan tingkah laku.
Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar merupakan indikator keberhasilan yang dicapai siswa dalam usaha belajarnya.
Hasil belajar adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan tingkat keberhasilan yang
dicapai seseorang setelah melalui proses belajar.
Hudoyo (1990 : 139) memberikan batasan bahwa :
“Hasil belajar adalah proses berpikir untuk menyusun hubungan-hubungan antara bagianbagian informasi yang telah diperoleh sebagai pengertian-pengertian. Karena itu orang
menjadi memahami dan menguasai hubungan-hubungan tersebut sehungga orang itu dapat
menampilkan pemahaman dan penguasaan bahan pelajaran yang dipelajari”.
Pendapat lain dikemukakan Sudjana (1997 : 10) yaitu hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sementara itu
Sudjana membagi tiga macam hasil belajar yaitu :
1. Keterampilan dan kebiasaan
2. Pengetahuan dan pengertian
3. Sikap dan cita-cita
Selanjutnya mengenai bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum, bahan tersebut dapat
diajarkan menurut jenis hasil belajar yang ingin dicapai.
Sedangkan Gagne dalam Sudjana (1997 : 12) membagi 5 kategori hasil belajar yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
Informasi verbal
Keterampilan intelektual
Strategi kognitif
Sikap
Keterampilan motoris
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikulum
maupun tujuan instruksional menggunakan klarifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom
Dalam Sudjana (1997 : 13) yang secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu :
1. Ranah kognitif
2. Ranah afektif
3. Ranah psikomotorik
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Hasil belajar matematika dapat
diukur langsung dengan menggunakan tes hasil belajar
Pendekatan Keterampilan Proses
Didalam kurikulum 1984, keterampilan proses didefinisikan sebagai suatu pendekatan
mengajar yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat aktif
dalam proses belajar mengajar sehingga kesempatan untuk mengembangkan diri dan percaya
diri dapat ditingkatkan. Dalam pendekatan seperti ini diharapkan konsep, hukum, teori dapat
dirumuskan dan didefenisikan sendiri melalui proses yang dilakukannya.
Pada petunjuk pelaksanaan prosese balajar mengajar dijelaskan pula bahwa yang dimaksud
dengan keterampilan proses adalah keterampilan siswa untuk mengelola perolehan belajarnya
yang didapat melalui proses belajar mengajar yang memberikan kesempatan lebih luas
kepada siswa untuk mengamati, menggolongkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan,
dan mengkomonikasikannya. Pada dasarnya keterampilan fisik dan mental serta
pengembangan keterampilan proses telah dimiliki pula oleh anak meskipun dalam wujud
potensi atau kemampuan yang masih rendah, kemampuan yang masih perlu dituntut untuk
diwujudkan.
Suryo Subroto (1995 : 75) mengemukakan bahwa dengan mengembangkan keterampilanketerampilan memproseskan pendekatan belajar, anak akan mampu menemukan dan
mengembangkan sikap dan nilan yang dituntut seluruh irama gerak atau tindakan dalam
prosese balajar mengajar sejati menciptakan kondisi cara belajar siswa aktif. Dengan
demikian, melalui pendekatan keterampilan proses itu diterapkan sentuhan untuk
mengaktifkan anak didik belajar untuk mempelajari sesuatu mewujudkan suatu minat yang
akhirnya mengarah kepada suatu keterlibatan yang dilandasi rasa tanggung jawab didalam
menghadapi dan mangatasi masalah-masalah dalam belajar.
Sementara itu proses belajar mengajar hendaknya selalu mengikutkan siswa secara aktif guna
mengembangkan kemampuan-kemampuan siswa antara lain kemampuan mengamati,
menginterpretasikan, meramalkan, mengaplikasikan konsep, merencanakan dan
melaksanakan penelitian, serta mengkomunikasikan hasil penemuannya.
Hal ini sejalan dengan tujuan pendekatan keterampilan proses itu sendiri yang meliputi :
1. Memberikan motivasi .belajar kepada siswa karena dalam keterampilan proses siswa
dipacu untuk senantiasa bepartisipasi aktif dalam belajar
2. Untuk lebih memperdalam konsep pengertiandan fakta yang dipelajari siswa karena
hakekatnya siswa sendirilah yang mencari dan menemukan konsep tersebut
3. Untuk mengembangkan pengetahuan atau teori dengan kenyataan hidup dalam
masyarakat sehingga antara teori dan kenyataan hidup akan serasi
4. Sebagai persiapan dan latihan dalam menghadapi hidup didalam masyarakat sebab
siswa telah dilatih untuk berpikir logis dalam memecahkan masalah
5. Mengembangkan sikap percaya diri, bertanggung jawab dan rasa kesetiakawanan
sosial dalam menghadapi berbagai masalah.
Pada dasarnya keterampilan proses ini dilaksanakan dengan menekankan pada begaimana
siswa belajar, begaimana siswa mengolah problemnya sehingga menjadi miliknya. Yang
dimaksud dengan perolehan itu adalah hasil belajar siswa yang diperoleh dari pengalaman
dan pengamatan lingkungan yang diolah menjadi suatu konsep yang diperoleh dengan jalan
belajar secara aktif melalui keterampilan proses. Keterampilan proses dan ciri-cirinya oleh
Sriyono (1988 : 36) disajikan dalam tabel 1.1 berikut :
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Keterampilan
Indikator
Komponen operasional
Proses
Mengamati
Mengumpulkann fakta yang Merasakan,
meraba,
dengan
panca relefan,
menggunakan membau,
mencicipi,
indera
sebanyak mungkin indera.
mengecap
Mengajukan
Bertanya untuk menerima Bertanya mengapa, apa
pertanyaan
kejelasan
atau bagaimana
Menghitung
Berhitung, hasil perhitungan Hitunglah
dapat dikomunikasikan dengan
tabel, grafik atau hitogram.
Menggambar
Menggambar
Menggambar
Berkomunikasi Menyusun dan menyampaikan Berdiskusi, berdeklamasi,
informasi secara sistematis, bertanya, memperagakan,
menjelaskan
hasil, mengekspresikan
dan
mendiskusikan hasil.
melaporkan dalam bentuk
lisan, tulisan, gambar
penampilan dan gerak.
Mengukur
Mengukur dengan alat ukur Mengukur
baku.
Klasifikasi
Memasukan kedalam golongan Mengelompokkan,
atau kelompok berdasarkan menggolongkan,
patokan tertentu.
membandingkan,
mengontraskan.
Prediksi
Dengan menggunakan pola- Meramalkan, menafsirkan
pola
(hubungan-hubungan) berdasarkan
mengemukakan apa yang kecenderungan pola yang
mungkin terjadi pada keadaan telah dimiliki melalui
yang belum diamati.
hubungan pola atau fakta
untuk diterapkan pada
suatu yang baru.
Menyimpulkan Memberi arti inferensi
Menyimpulkan,
menginterpretasikan.
Menerapkan
Menggunakan konsep-konsep Menggunakan,
konsep
yang telah depelajari dalam menerapkan konsep dalam
situasi baru.
situasi yang baru.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teoretik yang telah diuraikan diatas, maka diajukan hipotesis tindakan
sebagai berikut “Bila Diterapkan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran
Matematika, maka Hasil Belajar Matematika siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bone-Bone dapat
meningkat ”.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom action research), yang dibagi
dalam dua siklus dengan empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi
yang dilakukan secara berulang.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX SMPN 1 Bone-Bone tahun pelajaran 2010/2011.
Faktor Yang Diselidiki
1. Faktor hasil belajar, yaitu perilaku-perilaku belajar siswa yang mencakup keaktifan,
kehadiran, serta penguasaan siswa tentang hasil belajar matematika siswa yang dapat
melalui pembelajaran dengan penerapan keterampilan proses termasuk dalam kategori
rendah, sedang, dan tinggi.
2. Faktor siswa, yaitu melihat kemampuan dalammenyelesaikan masalah soal
matematika dalam pembelajaran dengan metode pendekatan keterampilan proses.
3. faktor sumber pelajaran, yaitu untuk melihat sumber atau bahan pelajaran dan soalsoal latihan yang diberikan sudah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Prosedur Kerja Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus 1 (berlangsung selama
tiga minggu) dan siklus II (berlangsung selama tiga minggu). Tiap siklus dilaksanakan sesuai
dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk itu setiap akhir siklus diberikan tes untuk
melihat sejauh mana peningkatan kemampuan siswa.
Secara rinci, prosedur penelitian yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian dijabarkan
sebagai berikut :
SIKLUS I
Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan adalah :
1. Menelaah materi pelajaran matematika SMP
2. Membuat skenario pembelajaran
3. Membuat lembar observasi untuk melihat kondisi proses belajar mengajar
berlangsung di kelas ketika pendekatan keterampilan proses diaplikasikan
4. Melaksanakan tes akhir untuk melihat perkembangan siswa setelah menerapkan
pendekatan keterampilan proses
Melaksanakan Tindakan
Kegiatan awal
Guru mengawali pertemuan dengan mengecek kehasiran siswa. Selanjutnya guru
menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru memberi motivasi kepada siswa tentang
pentingnya materi yang akan disajikan.
Kegiatan inti
Pengembangan
Guru mengawali kegiatan dengan mengajukan masalah keterampilan proses. Jika
pengetahuan materi siswa belum cukup untuk menjawab masalah tersebut, maka guru
membimbing siswa kearah jawaban yang benar atau menjelaskan materi yang belum
dipahami siswa. Guru memberikan pekerjaan kepada siswa aecara berkeliling. Kemudian
guru memberikan pertanyaan lanjutan lalu mendorong siswa untuk membuat kesimpulan dari
jawaban yang bervariasi, sampai kepada kesimpulan yang diinginkan. Guru selalu memantau
belajar siswa, untuk mengetahui apakan materi yang diinginkan sudah dipahami, siswa diberi
kesempatan untuk bertanya dan meminta penjelasan guru.
Penerapan
Untuk memantapkan pemahaman siswa tentang sub pokok bahasan, maka siswa diarahkan
untuk mengerjakan soal latihan. Lalu guru maminta salah seorang siswa mengerjakan di
papan tulis, agae siswa yang belum paham depat tertolong dan termotivasi untuk belajar.
Penugasan kepada siswa untuk menyelesaikan soal di papan tulis, dilakukan secara
bergantian sehingga setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan
tugas.
Kegiatan akhir
Review
Guru membahas ulang secara singkat pembelajaran yang dilakukan, kemudian siswa
dibimbing untuk membuat rangkuman.
Penugasan pekerjaan rumah
Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan soal-soal pada buku paket masing-masing secara
individu.
Penilaian
Jenis tagihan adalah tugas individu, disamping itu guru juga menilai aktifitas siswa selama
pembelajaran berlangsung untuk memantau peningkata minat siswa dalam belajar, untuk
mengetahui hasil belajar siswa pada siklus 1 dengan penerapan keterampilan proses.
Observasi
Observasi dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi
yang telah disiapkan. Semua kejadian dicatat oleh peneliti.
Refleksi
Pada akhir siklus diadakan refleksi terhadap hal-hal yang diperoleh baik dari hasil observasi
dan evaluasi dikumpul kemudian dianalisis. Kekurangan-kekurangan yang telah terjadi pada
siklus 1 diperbaiki pada siklus berikutnya.
SIKLUS II
Langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus II ini relatif sama dengan perencanaan
memperhatikan dengan kenyataan yang ditemukan dilapangan.
Perencanaan
Kegiatan dilakukan pada tahap perencanaan secara umum sama dengan siklus I dengan
memperhatikan kesulitan yang dialami pada siklus I.
Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini pada dasarnya sama dengan pelaksanaan tindakan
pada siklus I dengan memperhatikan kesulitan yang dialami siswa pada siklus I serta guru
melakukan pembenahan dalam penyajian materi dan pelaksanaan tindakan sehingga siswa
lebih akrif dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Observasi
Pada dasarnya observasi pada siklus II sama dengan observasi yang dilakukan sebelumnya.
Peneliti mencatat temuan dan perubahan yang terjadi pada siswa, serta melaksanakan
evaluasi yaitu berupa tes hasil belajar pada akhir siklus, untuk mengetahui hasil belajar siswa
pada siklus II ini.
Refleksi
Data yang diperoleh pada tahap obsevasi dikumpul dan dianalisis, demikian pula untuk hasil
evaluasinya.
Teknik Pengumpilan Data
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah sebagai bewrikut :
1. Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa
2. Data tentsng situasi belajar pada saat dilaksanakannya tindakan diambil dengan
observasi.
Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis perilaku siswa kelas IX SMP
Negeri 1 Bone-Bone selama proses belajar mengajar berlangsung. Sedangkan analisis
kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil belajar matematika siswa melalui
pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses.
Penelitian yang digunakan untuk menentukan kategori adalah berdasarkan teknik kategori
yang sitetapkan departemen pendidikan dan kebudayaan dikutip oleh Wahyuna (2004 : 23)
adalah sebagai berikut :
No
1
Nilai
8,5 – 10,00
Kategori
Sangat tinggi
2..
6,6 – 8,4
Tinggi
3.
5,5 – 5,4
Sedang
4.
3,5 – 5,4
Rendah
5.
0 – 3,4
Sangat tendah
Indikator Kerja
Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah apabila terjadi
peningkatan skor rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bone-Bone
setelah menerapkan pembelajaran dengan metosde pendekatan keterampilan proses.
DAFTAR PUSTAKA
Darmin, E .T , 2003. Belajar Dan Pembelajaran. Surabaya. Terbit Terang.
Hamalik, Oemar . 1993. Media Pendidikan Cetakan ke Vi. Bandung : Citra Aditya.
Hudoyo, Herman, 1990 . Strategi Belajar Matematika. Malang : IKIP Malang.
Irfansyah, 2007. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika dengan Menerapkan Pendekatan
Open-Ended pada Siswa Kelas VII SMP Satria Makassar.
Skripsi. FMIPA UNM Makassar.
Muhkal, Mappaita. 1999. Modul Kuliah. Pengembangan Rencana Penbelajaran Matematika
di SLTP dan SMU. Makassar : FMIPA UNM
Ruseffendi, 1998. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya
Dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito
Slameto, 1991. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta
Coni R. Semiawan, 1992. Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang
abad XXI. PT Grasindo, Jakarta.
Sudjana,1997. Penilaian proses belajar mengajar. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Suherman, Erman, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung : JICA-UPI.
Subroto, B. Suryo, 1996. Proses Belajar Mengajar Disekolah. Jakarat. Rineka Cipta
Supardi, 1999. Hubungan Kreativitas dan Keterampilan Proses Dengan Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas III SLTP Negeri 1 Bantaeng tahun pelajaran 1998/1999. skripsi
FMIPA UNM Makassar.
Saya, Abied, dari sebuah tempat paling indah di dunia.
Salam …
Contoh Proposal Skripsi Pendidikan
Matematika : Pendekatan Keterampilan
Proses
Ditulis pada 20 February 2011
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan formal bertambah dari tahun ke tahun. Salah
satu permasalahan utama yang dihadapi bangsa indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan
formal pada setiap jenjang pendidikan. Usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru,
pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan
peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian berbagai indikator mutu pendidikan
belum menunjukkan peningkatan yang berarti.
Banyak pihak yang mempertanyakan apa yang salah dalam penyelenggaraan pendidikan
kita ? dari berbagai pengamatan dan analisis data ada banyak faktor yang menybabkan mutu
pendidikan tidak mengalami peningkatan yang bermakna, salah satunya yaitu pendekatan
yang digunakan di dalam kelas belum mampu menciptakan kondisi optimal bagi
berlangsungnya pembelajaran. Selama ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
input-output analisis, yaitu pendekatan yang menganggap bahwa apabila input pendidikan
seperti pelatihan guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana
pendidikan lainnya dipenuhi maka mutu pendidikan secara otomatis akan terjadi. Dalam
kenyataan mutu pendidikan yang diharapkan tidak terjadi. Mengapa? karena selama ini
pendekatan terlalu memusatkan pada input pendidikan dan kurang memperhatikan proses
pendidikan padahal proses pendidikan sangat menentukan output pendidikan.
Proses pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan belajar
mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan siswa. Guru dituntut untuk
mampu menyajikan materi pelajaran dengan optimum. Olehnya itu diperlukan kreatifitas dan
gagasan yang baru untuk mengembangkan cara penyajian materi pelajaran di sekolah.
Kreativitas yang dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih metode,
pendekatan, dan media yang tepat dalam penyajian materi pelajaran.
Namun kenyataan menunjukkan bahwa sampai saat ini masih banyak guru yang
menggunakan pendekatan tradisional dalam pembelajaran matematika sehingga siswa belum
terarahkan untuk memahami sendiri konsep-konsep matematika yang sedang dipelajari.
Pendekatan tradisional tersebut belum mampu mengembangkan kemampuan kognitif
(penalaran), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan) seperti yang digariskan dalam
GBPP. Dengan demikian siswa hanya cenderung menghafalkan konsep-konsep matematika
yang dipelajarinya tanpa memahami dengan benar. Akibatnya penguasaan terhadap konsepkonsep matematika siswa menjadi sangat kurang. Selain itu guru sebagai pemberi informasi
cenderung mendominasi kegiatan pembelajaran di kelas sehingga tidak terjadi hubungan
timbal balik antar guru dan siswa yang berimplikasi terhadap kualitas pembelajaran dalam
proses belajar mengajar matematika.
Berdasarkan hasil observasi penulis di kelas IX SMP Negeri 1 Bone-Bone, kondisi
pembelajaran seperti yang digambarkan di atas masih sering terjadi. Siswa masih kurang aktif
dalam proses belajar mengajar, hal ini mengakibatkan hasil belajar matematika siswa
tergolong rendah.
Dari uraian di atas, maka salah satu upaya yang dianggap dapat memecahkan masalah
tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses sebagai satu strategi
yang diharapkan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran matematika. Oleh karena
itu perlu diamati dengan penerapan langsung di lapangan. Untuk menyelidiki hal tersebut
peneliti mencoba mengadakan penelitian dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1
Bone-Bone”.
Identifikasi Masalah
Masih banyak guru yang menggunakan pendekatan tradisional dalam pembelajaran
matematika, sehingga siswa belum terarahkan untuk memahami sendiri konsep-konsep
matematika yang sedang dipelajari. Pendekatan tersebut hanya mengembangkan kemampuan
siswa untuk menghafal konsep matematika, belum mampu mengembangkan kemampuan
kognitif (penalaran), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan) seperti yang digariskan
dalam GBPP. Dengan demikian siswa hanya cenderung menghafalkan konsep-konsep
matematika yang dipelajarinya tanpa memahami dengan benar. Hal ini mengakibatkan
penguasaan siswa terhadap konsep-konsep matematika yang dipelajarinya menjadi kurang.
Oleh karena itu diperlukan pendekatan pembelajaran yang lebih sesuai yaitu pendekatan
keterampilan proses. Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai suatu
pendekatan belajar yang memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam
proses menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika yang dipelajari.
1. A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka permasalahan yang menjadi
perhatian dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP
Negeri 1 Bone-Bone dapat ditingkatkan melalui pembelajaran matematika dengan
pendekatan keterampilan proses ?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :
1. Meningkatkan aktifitas keterampilan proses melalui pendekatan keterampilan proses
siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bone-Bone.
2. Meningkatkan hasil belajar matematika keterampilan proses melalui pendekatan
keterampilan proses siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bone-Bone.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat begi :
1. Siswa. Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk mengevaluasi diri dan memberikan
kesempatan berkembangnya keterampilan memproseskan perolehan belajarnya.
2. Guru. Khususnya guru matematika sebagai bahan pertimbangan dalam mengelola
dan merancang proses belajar mengajar.
3. Mahasiswa. Dapat menjadi motivator bagi mahasiswa lain untuk mengembangkan
peneliti lebih lias sehingga dapat bermanfaat bagi pengembangan pembelajaran
matematika di sekolah.
4. Peneliti. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas akan fakta dilapangan terutama
yang berkaitan dengan penerapan strategi belajar mengajar yang menggunakan
pendekatan keterampilan proses.
KAJIAN TEORETIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kajian Teoretik
Hakekat Matematika
@ Definisi matematika
Sampai sekarang ini belim ada kesepakatan yang bulat diantara para matematikawan tentang
definisi matematika. Sasaran penelahan matematika tidak bersifat konkrit, tetapi bersifat
abstrak. Matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasinya
melainkan juga unsur ruang sebagai sasarannya.
Matematika sebagai ilmu tentang struktur memerlukan penggunaan simbol-simbol dan
hubungan, maka matematika memerlukan kemampuan memanipulasi aturan-aturan dengan
operasi yang disepakati. Simbolisasi ini memungkinkan adanya komunikasi dan mampu
memberikan keterangan untuk menyatakan suatu konsep baru. Penelaahan struktur-struktur
sangat diperlukan untuk manyatakan suatu konsep dalam matematika harus dilakukan lebih
dahulu sebelum pemanipulasian simbol-simbol.
Hudoyo (1990:4) berpendapat bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide atau konsepkonsep abstrak yang tersusun secara hierarki dari penalaran deduktif. Matematika tersusun
secara hierarkis dan saling berkaitan erat satu sama lain. Dalam belajar matematika harus
bertahap dan berurutan secara sistematis serta harus didasarkan pada pengalaman belajar
sebelumnya. Seseorang akan mampu mempelajari matematika yang baru apabila didasarkan
kepada pengetahuan yang telah dipelajari. Pengajaran yang lalu akan mempengaruhi proses
belajar materi matematika berikutnya yang tersusun secara heirarkis.
Matematika memiliki peran deduktif yang berkenaan dengan ide-ide yang abstrak dan
simbol-simbol yang tersusun secara hierarkis serta aksiomatik, sehingga dalam belajar
matematika memerlukan sesuatu aktifitas mental untuk memahami arti berbagai struktur,
hubungan dan simbol. Kemudian menerapkan pada situasi lain, sehingga terjadi pengetahuan
dan keterampilan.
@ Karakteristik Matematika
Setelah menralami tentang definisi, maka dapat terlihat adanya ciri-ciri khusus atau
karakteristik yang dapat merangkum pengetian secara umum.
Beberapa karakteristik itu adalah :
1. Memiliki objek abstrak. Dalam matematika obyek dasar yang dipelajari adalah
abstrak, sering juga disebut obyek mental. Obyek-obyek itu meliputi obyek pikiran
yang meliputi fakta-fakta, konsep, operasi ataupun relasi dan prinsip. Dari obyek
dasar itulah dapat disusun suatu pola dan struktur matematika.
2. Bertumpu pada kesepakatan. Dalam matematika kesepakatan yang amat mendasar
adalah aksioma dan prinsip primitif. Aksioma diperlukan untuk menghindari
kekeliruan dalam pendefinisian dimana konsep primitif itu tidak perlu didefenisikan.
3. Berpola pikir deduktif. Dalam matematika sebagai ilmu hanya menerima pola pikir
deduktif. Pola pikir secara deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran yang
pangkal dari hala bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat
khusus.
4. Memiliki simbol yang kosong dari arti. Dalam matematika terlihat banyak sekali
simbol yang digunakan, baik berupa huruf ataupun bukan huruf. Rankaian simbolsimbol dalam matematika dapat membentuk suatu model dalam matematika. Makna
huruf dan tanda dalam model itu bergantung dari permasalahan yang mengakibatkan
terbentuknya model tersebut. Kosongnya arti simbol maupun tanda dalam modelmodel matematika itu justru memungkinkan interfensi ke ralam berbagai ilmu
pengetahuan.
5. Memperhatikan semesta pembicaraan. Sehubungan dengan kosongnya pengertian
tentang arti dari simbol-simbol dalam matematika di atas, menunjukkan dengan jelas
bahwa dalam menggunakan matematika diperlukan kejelasan dalam lingkup apa
model itu dipakai. Lingkup pembicaraan itulah yang disebut semesta pembicaraan.
Benar atau salah ataupun ada tidaknya penyelesaian suatu model matematika sangat
ditentukan oleh semesta pembicaranya.
6. Konsisten dalam sistemnya. Dalam matematika terdapat banyak sistem. Adanya
sistem yang mempunyai kaitan satu sama lain, tetapi ada juga sistem yang dapat
dipandang terlepas satu sama lain. Dari masing-masing sistem tersebut berlaku
konsisten. Ini dapat pula dikatakan bahwa dalam setiap sistem dan strukturnya tidak
boleh terdapat kontradiksi.
Pengertian Belajar dan Belajar Matematika
@ Pengertian belajar
Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan, keterampilan, kebiasaan,
kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar.
Karena itu, seseorang dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dan diri orang itu terjadi
suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu
perubahan tingkah laku.
Uzer dalam Darmin (2003:6) mengemukakan bahwa “belajar dapat diartikan sebagai
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan
individu dan individu dengan lingkungannya”.
Sedangkan Slameto (1991:2) mengemukakan bahwa :
“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengamatan individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya ”.
Kemudian Sudjana (1997:25) memberikan pengertian bahwa :
“Belajar adalah proses aktif, belajar adalah perubahan tingkah laku terhadap
semua
situasi yang ada disekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan
kepada
tujuan yang melalui berbagai pengalaman seperti proses melihat, mengamati, dan memahami
sesuatu ”.
Sejalan dengan itu, ahli belajar modern mengemukakan dan merumuskan perbuatan belajar
adalah sebagai suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan
(Hamalik 1993 :10).
Dari beberapa defenisi belajar yang telah dikemukakan di atas maka peneliti berkesimpulan
bahwa belajar itu adalah salah satu kegiatan atau aktifitas manusia yang merupakan proses
usaha yang aktif untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru, baik melalui berbagai
pengalaman maupun kegiatan aktifitas yang terarah. Pengalaman belajar yang dimaksud
dapat berupa proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Sedangkan belajar melalui
atau aktifitas yang terarah dapat berupa mempertimbangkan dan menghubungkan dengan
pengalaman masa lampau yang diaplikasikan dalam bentuk latihan.
@ Belajar matematika
Berkaitan dengan definisi matematika tersebut Ruseffendi (1998: 260) menyatakan bahwa
“Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses,
dan penalaran”.
James dalam Suherman (2001:16) menyatakan bahwa :
“Matematika adalah konsep ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan,
besaran
dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak
yang terjadi ke dalam tiga bidang yaitu : aljabar, analisis, dan geometri”.
Masih banyak lagi definisi tentang matematika. Dari definisi-definisi tersebut setidaknya
dapat memberi gambaran tentang pengertian matematika. Semua definisi tersebut dapat
diterima, karena memang matematika dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang dan
matematika itu sendiri dapat memasuki seluruh segi kehidupan manusia mulai dari yang
paling sederhana sampai kepada yang lebih kompleks.
Dalam pembelajaran, matematika harus secara bertahap, berurutan serta berdasarkan kepada
pengalaman yang telah ada sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Dienes dalam
Muhkal (1999: 92) yang menyatakan bahwa “Belajar metematika melibatkan suatu struktur
hierarki dari konsep-konsep tingkat lebih tinggi yang dibentuk atas dasar apa yang telah
terbentuk sebelumnya”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Bruner dalam Hudoyo (1990 :48) yaitu “Belajar matematika
adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur matematika yang terdapat dalam materi
yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur
matematika itu”.
Dari beberapa pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar dalam konteks
matematika adalah suatu konsep aktif yang sengaja dilakukan untuk memperoleh
pengetahuan baru yang memanipulasi simbol-simbol dalam struktur matematika sehingga
terjadi perubahan tingkah laku.
Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar merupakan indikator keberhasilan yang dicapai siswa dalam usaha belajarnya.
Hasil belajar adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan tingkat keberhasilan yang
dicapai seseorang setelah melalui proses belajar.
Hudoyo (1990 : 139) memberikan batasan bahwa :
“Hasil belajar adalah proses berpikir untuk menyusun hubungan-hubungan antara bagianbagian informasi yang telah diperoleh sebagai pengertian-pengertian. Karena itu orang
menjadi memahami dan menguasai hubungan-hubungan tersebut sehungga orang itu dapat
menampilkan pemahaman dan penguasaan bahan pelajaran yang dipelajari”.
Pendapat lain dikemukakan Sudjana (1997 : 10) yaitu hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sementara itu
Sudjana membagi tiga macam hasil belajar yaitu :
1. Keterampilan dan kebiasaan
2. Pengetahuan dan pengertian
3. Sikap dan cita-cita
Selanjutnya mengenai bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum, bahan tersebut dapat
diajarkan menurut jenis hasil belajar yang ingin dicapai.
Sedangkan Gagne dalam Sudjana (1997 : 12) membagi 5 kategori hasil belajar yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
Informasi verbal
Keterampilan intelektual
Strategi kognitif
Sikap
Keterampilan motoris
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikulum
maupun tujuan instruksional menggunakan klarifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom
Dalam Sudjana (1997 : 13) yang secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu :
1. Ranah kognitif
2. Ranah afektif
3. Ranah psikomotorik
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Hasil belajar matematika dapat
diukur langsung dengan menggunakan tes hasil belajar
Pendekatan Keterampilan Proses
Didalam kurikulum 1984, keterampilan proses didefinisikan sebagai suatu pendekatan
mengajar yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat aktif
dalam proses belajar mengajar sehingga kesempatan untuk mengembangkan diri dan percaya
diri dapat ditingkatkan. Dalam pendekatan seperti ini diharapkan konsep, hukum, teori dapat
dirumuskan dan didefenisikan sendiri melalui proses yang dilakukannya.
Pada petunjuk pelaksanaan prosese balajar mengajar dijelaskan pula bahwa yang dimaksud
dengan keterampilan proses adalah keterampilan siswa untuk mengelola perolehan belajarnya
yang didapat melalui proses belajar mengajar yang memberikan kesempatan lebih luas
kepada siswa untuk mengamati, menggolongkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan,
dan mengkomonikasikannya. Pada dasarnya keterampilan fisik dan mental serta
pengembangan keterampilan proses telah dimiliki pula oleh anak meskipun dalam wujud
potensi atau kemampuan yang masih rendah, kemampuan yang masih perlu dituntut untuk
diwujudkan.
Suryo Subroto (1995 : 75) mengemukakan bahwa dengan mengembangkan keterampilanketerampilan memproseskan pendekatan belajar, anak akan mampu menemukan dan
mengembangkan sikap dan nilan yang dituntut seluruh irama gerak atau tindakan dalam
prosese balajar mengajar sejati menciptakan kondisi cara belajar siswa aktif. Dengan
demikian, melalui pendekatan keterampilan proses itu diterapkan sentuhan untuk
mengaktifkan anak didik belajar untuk mempelajari sesuatu mewujudkan suatu minat yang
akhirnya mengarah kepada suatu keterlibatan yang dilandasi rasa tanggung jawab didalam
menghadapi dan mangatasi masalah-masalah dalam belajar.
Sementara itu proses belajar mengajar hendaknya selalu mengikutkan siswa secara aktif guna
mengembangkan kemampuan-kemampuan siswa antara lain kemampuan mengamati,
menginterpretasikan, meramalkan, mengaplikasikan konsep, merencanakan dan
melaksanakan penelitian, serta mengkomunikasikan hasil penemuannya.
Hal ini sejalan dengan tujuan pendekatan keterampilan proses itu sendiri yang meliputi :
1. Memberikan motivasi .belajar kepada siswa karena dalam keterampilan proses siswa
dipacu untuk senantiasa bepartisipasi aktif dalam belajar
2. Untuk lebih memperdalam konsep pengertiandan fakta yang dipelajari siswa karena
hakekatnya siswa sendirilah yang mencari dan menemukan konsep tersebut
3. Untuk mengembangkan pengetahuan atau teori dengan kenyataan hidup dalam
masyarakat sehingga antara teori dan kenyataan hidup akan serasi
4. Sebagai persiapan dan latihan dalam menghadapi hidup didalam masyarakat sebab
siswa telah dilatih untuk berpikir logis dalam memecahkan masalah
5. Mengembangkan sikap percaya diri, bertanggung jawab dan rasa kesetiakawanan
sosial dalam menghadapi berbagai masalah.
Pada dasarnya keterampilan proses ini dilaksanakan dengan menekankan pada begaimana
siswa belajar, begaimana siswa mengolah problemnya sehingga menjadi miliknya. Yang
dimaksud dengan perolehan itu adalah hasil belajar siswa yang diperoleh dari pengalaman
dan pengamatan lingkungan yang diolah menjadi suatu konsep yang diperoleh dengan jalan
belajar secara aktif melalui keterampilan proses. Keterampilan proses dan ciri-cirinya oleh
Sriyono (1988 : 36) disajikan dalam tabel 1.1 berikut :
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Keterampilan
Indikator
Komponen operasional
Proses
Mengamati
Mengumpulkann fakta yang Merasakan,
meraba,
dengan
panca relefan,
menggunakan membau,
mencicipi,
indera
sebanyak mungkin indera.
mengecap
Mengajukan
Bertanya untuk menerima Bertanya mengapa, apa
pertanyaan
kejelasan
atau bagaimana
Menghitung
Berhitung, hasil perhitungan Hitunglah
dapat dikomunikasikan dengan
tabel, grafik atau hitogram.
Menggambar
Menggambar
Menggambar
Berkomunikasi Menyusun dan menyampaikan Berdiskusi, berdeklamasi,
informasi secara sistematis, bertanya, memperagakan,
menjelaskan
hasil, mengekspresikan
dan
mendiskusikan hasil.
melaporkan dalam bentuk
lisan, tulisan, gambar
penampilan dan gerak.
Mengukur
Mengukur dengan alat ukur Mengukur
baku.
Klasifikasi
Memasukan kedalam golongan Mengelompokkan,
atau kelompok berdasarkan menggolongkan,
patokan tertentu.
membandingkan,
mengontraskan.
Prediksi
Dengan menggunakan pola- Meramalkan, menafsirkan
pola
(hubungan-hubungan) berdasarkan
mengemukakan apa yang kecenderungan pola yang
mungkin terjadi pada keadaan telah dimiliki melalui
yang belum diamati.
hubungan pola atau fakta
untuk diterapkan pada
suatu yang baru.
Menyimpulkan Memberi arti inferensi
Menyimpulkan,
menginterpretasikan.
Menerapkan
Menggunakan konsep-konsep Menggunakan,
konsep
yang telah depelajari dalam menerapkan konsep dalam
situasi baru.
situasi yang baru.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teoretik yang telah diuraikan diatas, maka diajukan hipotesis tindakan
sebagai berikut “Bila Diterapkan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran
Matematika, maka Hasil Belajar Matematika siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bone-Bone dapat
meningkat ”.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom action research), yang dibagi
dalam dua siklus dengan empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi
yang dilakukan secara berulang.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX SMPN 1 Bone-Bone tahun pelajaran 2010/2011.
Faktor Yang Diselidiki
1. Faktor hasil belajar, yaitu perilaku-perilaku belajar siswa yang mencakup keaktifan,
kehadiran, serta penguasaan siswa tentang hasil belajar matematika siswa yang dapat
melalui pembelajaran dengan penerapan keterampilan proses termasuk dalam kategori
rendah, sedang, dan tinggi.
2. Faktor siswa, yaitu melihat kemampuan dalammenyelesaikan masalah soal
matematika dalam pembelajaran dengan metode pendekatan keterampilan proses.
3. faktor sumber pelajaran, yaitu untuk melihat sumber atau bahan pelajaran dan soalsoal latihan yang diberikan sudah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Prosedur Kerja Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus 1 (berlangsung selama
tiga minggu) dan siklus II (berlangsung selama tiga minggu). Tiap siklus dilaksanakan sesuai
dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk itu setiap akhir siklus diberikan tes untuk
melihat sejauh mana peningkatan kemampuan siswa.
Secara rinci, prosedur penelitian yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian dijabarkan
sebagai berikut :
SIKLUS I
Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan adalah :
1. Menelaah materi pelajaran matematika SMP
2. Membuat skenario pembelajaran
3. Membuat lembar observasi untuk melihat kondisi proses belajar mengajar
berlangsung di kelas ketika pendekatan keterampilan proses diaplikasikan
4. Melaksanakan tes akhir untuk melihat perkembangan siswa setelah menerapkan
pendekatan keterampilan proses
Melaksanakan Tindakan
Kegiatan awal
Guru mengawali pertemuan dengan mengecek kehasiran siswa. Selanjutnya guru
menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru memberi motivasi kepada siswa tentang
pentingnya materi yang akan disajikan.
Kegiatan inti
Pengembangan
Guru mengawali kegiatan dengan mengajukan masalah keterampilan proses. Jika
pengetahuan materi siswa belum cukup untuk menjawab masalah tersebut, maka guru
membimbing siswa kearah jawaban yang benar atau menjelaskan materi yang belum
dipahami siswa. Guru memberikan pekerjaan kepada siswa aecara berkeliling. Kemudian
guru memberikan pertanyaan lanjutan lalu mendorong siswa untuk membuat kesimpulan dari
jawaban yang bervariasi, sampai kepada kesimpulan yang diinginkan. Guru selalu memantau
belajar siswa, untuk mengetahui apakan materi yang diinginkan sudah dipahami, siswa diberi
kesempatan untuk bertanya dan meminta penjelasan guru.
Penerapan
Untuk memantapkan pemahaman siswa tentang sub pokok bahasan, maka siswa diarahkan
untuk mengerjakan soal latihan. Lalu guru maminta salah seorang siswa mengerjakan di
papan tulis, agae siswa yang belum paham depat tertolong dan termotivasi untuk belajar.
Penugasan kepada siswa untuk menyelesaikan soal di papan tulis, dilakukan secara
bergantian sehingga setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan
tugas.
Kegiatan akhir
Review
Guru membahas ulang secara singkat pembelajaran yang dilakukan, kemudian siswa
dibimbing untuk membuat rangkuman.
Penugasan pekerjaan rumah
Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan soal-soal pada buku paket masing-masing secara
individu.
Penilaian
Jenis tagihan adalah tugas individu, disamping itu guru juga menilai aktifitas siswa selama
pembelajaran berlangsung untuk memantau peningkata minat siswa dalam belajar, untuk
mengetahui hasil belajar siswa pada siklus 1 dengan penerapan keterampilan proses.
Observasi
Observasi dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi
yang telah disiapkan. Semua kejadian dicatat oleh peneliti.
Refleksi
Pada akhir siklus diadakan refleksi terhadap hal-hal yang diperoleh baik dari hasil observasi
dan evaluasi dikumpul kemudian dianalisis. Kekurangan-kekurangan yang telah terjadi pada
siklus 1 diperbaiki pada siklus berikutnya.
SIKLUS II
Langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus II ini relatif sama dengan perencanaan
memperhatikan dengan kenyataan yang ditemukan dilapangan.
Perencanaan
Kegiatan dilakukan pada tahap perencanaan secara umum sama dengan siklus I dengan
memperhatikan kesulitan yang dialami pada siklus I.
Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini pada dasarnya sama dengan pelaksanaan tindakan
pada siklus I dengan memperhatikan kesulitan yang dialami siswa pada siklus I serta guru
melakukan pembenahan dalam penyajian materi dan pelaksanaan tindakan sehingga siswa
lebih akrif dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Observasi
Pada dasarnya observasi pada siklus II sama dengan observasi yang dilakukan sebelumnya.
Peneliti mencatat temuan dan perubahan yang terjadi pada siswa, serta melaksanakan
evaluasi yaitu berupa tes hasil belajar pada akhir siklus, untuk mengetahui hasil belajar siswa
pada siklus II ini.
Refleksi
Data yang diperoleh pada tahap obsevasi dikumpul dan dianalisis, demikian pula untuk hasil
evaluasinya.
Teknik Pengumpilan Data
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah sebagai bewrikut :
1. Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa
2. Data tentsng situasi belajar pada saat dilaksanakannya tindakan diambil dengan
observasi.
Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis perilaku siswa kelas IX SMP
Negeri 1 Bone-Bone selama proses belajar mengajar berlangsung. Sedangkan analisis
kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil belajar matematika siswa melalui
pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses.
Penelitian yang digunakan untuk menentukan kategori adalah berdasarkan teknik kategori
yang sitetapkan departemen pendidikan dan kebudayaan dikutip oleh Wahyuna (2004 : 23)
adalah sebagai berikut :
No
1
Nilai
8,5 – 10,00
Kategori
Sangat tinggi
2..
6,6 – 8,4
Tinggi
3.
5,5 – 5,4
Sedang
4.
3,5 – 5,4
Rendah
5.
0 – 3,4
Sangat tendah
Indikator Kerja
Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah apabila terjadi
peningkatan skor rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bone-Bone
setelah menerapkan pembelajaran dengan metosde pendekatan keterampilan proses.
DAFTAR PUSTAKA
Darmin, E .T , 2003. Belajar Dan Pembelajaran. Surabaya. Terbit Terang.
Hamalik, Oemar . 1993. Media Pendidikan Cetakan ke Vi. Bandung : Citra Aditya.
Hudoyo, Herman, 1990 . Strategi Belajar Matematika. Malang : IKIP Malang.
Irfansyah, 2007. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika dengan Menerapkan Pendekatan
Open-Ended pada Siswa Kelas VII SMP Satria Makassar.
Skripsi. FMIPA UNM Makassar.
Muhkal, Mappaita. 1999. Modul Kuliah. Pengembangan Rencana Penbelajaran Matematika
di SLTP dan SMU. Makassar : FMIPA UNM
Ruseffendi, 1998. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya
Dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito
Slameto, 1991. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta
Coni R. Semiawan, 1992. Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang
abad XXI. PT Grasindo, Jakarta.
Sudjana,1997. Penilaian proses belajar mengajar. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Suherman, Erman, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung : JICA-UPI.
Subroto, B. Suryo, 1996. Proses Belajar Mengajar Disekolah. Jakarat. Rineka Cipta
Supardi, 1999. Hubungan Kreativitas dan Keterampilan Proses Dengan Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas III SLTP Negeri 1 Bantaeng tahun pelajaran 1998/1999. skripsi
FMIPA UNM Makassar.
Saya, Abied, dari sebuah tempat paling indah di dunia.
Salam …