The Effect of Soya Bean Bake Powder on Rat’s Sperm Motility

Pengaruh Pemberian Tepung Tempe

153

Pengaruh Pemberian Tepung Tempe terhadap Motilitas
Spermatozoa Mencit
The Effect of Soya Bean Bake Powder on Rat’s Sperm Motility
Chodidjah 1, Israhnanto Isradji2, dan Navis Nalapraya3

ABSTRACT
Background: The cases of infertility have been increasing. Men have been suggested to contribute 50% to the
infertility cases. Soya bean cakes has proven contain 8 amino acid essential, one of the are arginin that play
roles in the ATP production to provide energy for motality of spermatozoa. This experimental study was to
find out the effect of soya bean cakes powder on the motility of spermatozoa in rats.
Design and Method: The study used pre and post test randomized control group design. In this study, 24 mice
were divided into 4 groups : Group I (the control group treated with aquadest ; Group II, III and IV are treated
with soya bean cakes powder of 1.25 and 2.5, 3.75 respectively. The sperm motility was measured after 25
days of treatment. The data was analyzed by One Way ANOVA test, continued by Post Hoc LSD and Analysis
of co-variant.
Result: Significant difference was found among the groups (p=0.000). The treatment of soya bean cakes
powder with various doses was not caused sperm motolity significantly which simultaneously influenced by

daily food residual.
Conclusion: Soya bean cakes powder affects the motility of spermatozoa in mice. The effect of administration
of temulawak on SGOT (the hepatoxity) in CCL4 induced mice, (Sains Medika, 1 (2) : 153 - 158).
Keywords: arginin, motilitas spermatozoa, induced mice

ABSTRAK
Pendahuluan: Kasus infertilitas sejak beberapa tahun terakhir ini makin meningkat. Saat ini diketahui
pria memegang kontribusi 50% pada pasangan infertil. Tempe mengandung 8 asam amino essensial,
salah satunya adalah arginin yang berperan dalam menghasilkan ATP sebagai energi utama dalam
motilitas spermatozoa. Penelitian ini butujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung tempe
terhadap motilitas spermatozoa mencit.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan post test only
control group design. Menggunakan 24 ekor mencit jantan dewasa yang dibagi dalam 4 kelompok, masingmasing terdiri dari 6 ekor. Kelompok I: diberikan pakan standar mencit. Kelompok II:diberikan tepung
tempe dengan kandungan 1,25 gram. Kelompok III: diberikan tepung tempe dengan kandungan 2,5 gram.
Kelompok IV: diberikan tepung tempe dengan kandungan 3,75 gram. Setelah 25 hari perlakuan, motilitas
spermatozoa dari masing-masing mencit diperiksa. Data yang diperoleh diuji dengan ANOVA satu jalan
kemudian dilanjutkan dengan uji Post Hoc LSD dan Analysis of co-variant.
Hasil Penelitian: Terdapat perbedaan yang signifikan antara dan antar semua kelompok perlakuan (p =
0,000). Pemberian tepung tempe pada kandungan yang berbeda per hari tidak menyebabkan perbedaan
signifikan motilitas spermatozoa mencit yang secara bersama-sama dipengaruhi oleh sisa pakan per

hari.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan pengaruh pemberian tepung tempe terhadap motilitas spermatozoa
mencit, (Sains Medika, 1 (2) : 152 - 157).
Kata kunci: arginin, motilitas spermatozoa, tepung tempe

1

Bagian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang

2

Bagian Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang

3

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang

154

Vol. 1, No. 2, Juli–Desember 2009


PENDAHULUAN
Kasus infertilitas (ketidaksuburan) sejak beberapa tahun terakhir meningkat.
Dahulu perhatian terfokus hanya pada pihak wanita saja sebagai penyebab
ketidaksuburan pasangan. Saat ini diketahui kelainan pada pria memberikan kontribusi
30% dan 20% disebabkan kelainan kedua belah pihak pasangan. Oleh karena itu, faktor
pria atau suami memegang kontribusi 50% pada pasangan infertil atau dengan kata lain
baik suami maupun istri mempunyai kontribusi yang sama (Trilsky, 2008). Eliska (2008)
melaporkan bahwa penyebab infertilitas pria diklasifikasikan menjadi gangguan
produksi sperma, gangguan fungsi sperma, gangguan transportasi sperma, dan penyebab
idiopatik.
WHO melaporkan bahwa kasus infertilitas terjadi pada 1/10 pasangan suami
istri yang tersebar di seluruh negara di dunia. Penelitian yang dilakukan di Inggris
menyebutkan bahwa penyebab infertilitas adalah multifaktorial dengan penyebab
kombinasi. faktor tersebut diantaranya unexplain infertility 28%, problematik faktor sperma
21%, kegagalan ovulasi sel telur 18%, kerusakan faktor saluran tuba falopi 14%, penyakit
endometriosis 6%, problematik faktor hubungan seksual 5%, pengaruh cairan mukus di
serviks 3% dan 2% karena problematik dari pihak suami (Adiyono, 2005).
Tempe adalah makanan yang sangat populer di Indonesia, yang sering dijumpai
di rumah atau di warung-warung sebagai pelengkap hidangan. Tempe memiliki kandungan

gizi dan nilai cerna yang lebih baik dibandingkan dengan kedelai sebagai bahan bakunya.
Proses fermentasi selain menjadikan nilai gizi tempe meningkat, juga menghilangkan
bau langu yang terdapat dalam kedelai menjadi aroma khas tempe. Sifat lain tempe yang
menguntungkan sebagai bahan pangan yaitu mengandung protein yang lengkap terdiri
dari 8 asam amino essensial, salah satunya adalah arginin (Ridwan, 2006). Patel et al.
(1998) menyatakan bahwa keberadaan L-arginin dalam konsentrasi rendah tidak hanya
meningkatkan metabolisme dan spermatogenesis, tetapi juga meningkatkan sintesis
Adenosin Trifosfat (ATP), yang merupakan komponen esensial kaya energi untuk motilitas
sperma.
Wati (2007) telah meneliti efek pemberian tepung tempe terhadap jumlah
spermatozoa mencit dan diperoleh hasil bahwa pemberian tepung tempe sampai dengan
konsentrasi 50% selama 25 hari mampu meningkatkan jumlah spermatozoa mencit.

Pengaruh Pemberian Tepung Tempe

155

Pada penelitian ini akan dilihat pengaruh pemberian tepung tempe terhadap motilitas
spermatozoa mencit .


METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode post test only
control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah mencit jantan dewasa berumur
± 3 bulan dengan berat badan ± 25 gram, sebanyak 24 ekor. Mencit diperoleh dari
Laboratorium Biologi Universitas Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
18 November – 19 Desember 2008 di Laboratorium Biologi Universitas Islam Sultan
Agung Semarang.
Tepung tempe yang digunakan merupakan tempe bungkusan daun yang dibeli di
Pasar Langgar, Semarang yang masih baru atau hangat hasil fermentasi selama 48 jam,
kemudian diolah menjadi tepung dengan cara dijemur di bawah sinar matahari sambil
diaduk-aduk agar kering merata. Setelah itu ditumbuk dan diblender menjadi tepung dan
diayak sehingga didapatkan butiran-butiran tepung tempe yang halus dan terpisah dari
kotiledonnya. Tepung tempe masing-masing sebanyak 1,25 gram, 2,5 gram, dan 3,75
gram dicampur dengan pakan standar dalam 5 gram total pakan per hari.
Mencit dibagi menjadi 4 kelompok secara random, masing-masing kelompok
terdiri dari 6 ekor mencit. Kelompok I (Kontrol) diberi pakan normal, II (diberi pakan
dengan campuran tepung tempe 1,25 gram), III (diberi pakan dengan campuran tepung
tempe 2,5 gram), dan IV (diberi pakan dengan campuran tepung tempe 3,75 gram). Mencit
dikandangkan sesuai dengan kelompok masing-masing. Tiap kelompok mencit diberi
pakan yang dicampur tepung tempe sesuai dosis dan kelompok perlakuan sampai 25

hari. Setiap hari sisa pakan tiap-tiap mencit ditimbang dan dicatat. Setelah 25 hari
perlakuan, mencit dipuasakan selama 12 jam, kemudian didekapitasi dan difiksasi di
meja bedah. Sediaan semen diambil melalui pengurutan bagian cauda epididimis sampai
batas ampula dengan menggunakan pinset secara searah.

Penilaian Motilitas Spermatozoa
Semen berupa spermatozoa dan sekret vas deferens ditampung dalam gelas arloji
yang telah diisi dengan larutan NaCl 0,9% sebanyak 0,25 ml, kemudian diaduk agar

156

Vol. 1, No. 2, Juli–Desember 2009

homogen. Semen yang telah diencerkan tersebut diteteskan di atas gelas obyek dan
diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 400 x. Jumlah spermatozoa dihitung
sesuai kriteria motilitasnya. Adapun kriteria spermatozoa berdasarkan motilitasnya
adalah:
Kriteria A : Spermatozoa maju cepat menuju ke depan (progresif)
Kriteria B : Spermatozoa maju lambat menuju ke depan (progresif)
Kriteria C : Spermatozoa yang hanya bergerak di tempat (non progesif)

Kriteria D : Spermatozoa yang tidak bergerak (non progresif).

Motilitas spermatozoa dihitung menurut rumus, sebagai berikut:

Motilitas spermatozoa =

Kriteria A + Kriteria B

× 100%

Total Spermatozoa
Normalitas distribusi data diuji dengan Shapiro-Wilk dan uji homogenitas varian
dengan uji Levene, selanjutnya data diuji secara parametrik dengan uji ANOVA satu
jalan dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc LSD. Data sisa pakan per hari digunakan
untuk mengetahui pengaruh sisa pakan per hari dari tiap mencit terhadap hasil motilitas
spermatozoa diuji dengan Anacova.

HASIL
Motilitas spermatozoa mengalami peningkatan dengan penambahan tepung
tempe yang dicampurkan dalam pakan harian mencit, sebagaimana disajikan pada

Tabel 1. Hasil uji homogenitas normalitas menunjukkan bahwa data motilitas
spermatozoa mencit terdistribusi normal (p > 0,05) dan varian data homogen (p > 0,05).
Uji ANOVA satu arah (One way ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan
terdapat perbedaan yang signifikan pada motilitas spermatozoa mencit untuk kelompok
perlakuan I, II, III, dan IV (p< 0,05). Ringkasan nilai signifikansi hasil uji lanjut LSD dapat
dilihat pada Tabel 2. Uji beda motilitas antara berbagai kelompok perlakuan dengan
kovariabel konsumsi tepung tempe diperoleh nilai probabilitas pakan adalah 0,312. Hal
ini berarti bahwa sisa pakan yang tidak termakan oleh mencit pada berbagai kelompok
tidak berpengaruh terhadap motilitas spermatozoa mencit.

Pengaruh Pemberian Tepung Tempe

157

Tabel 1.

Motilitas spermatozoa mencit setelah 25 hari perlakuan

Tabel 2.


Ringkasan nilai signifikansi hasil uji lanjut antar kelompok untuk rerata
motilitas spermatozoa mencit

PEMBAHASAN
Pemberian tepung tempe dapat meningkatkan motilitas spermatozoa mencit. Hal
ini diduga disebabkan oleh arginin yang terkandung dalam tepung tempe. Asam amino
arginin berperan sebagai substansi dalam menghasilkan ATP sebagai sumber energi
motilitas spermatozoa. Selain itu, beberapa kandungan asam amino lainnya, seperti
treonin, isoleusin, valin, dan leusin juga berperan dalam menghasilkan ATP. Arginin
merupakan asam amino terbanyak dalam tepung tempe. Selain itu, di dalam 100 gram
juga terkandung asam amino lisin sebesar 2634 mg. Tepung tempe juga mengandung
turunan dari lisin adalah L-Karnitin.
Wati (2007) melaporkan bahwa kandungan arginin dalam tepung tempe dapat
meningkatkan jumlah spermatozoa mencit. Patel (1998) melaporkan bahwa pemberian
arginin tidak hanya meningkatkan metabolisme dan spermatogenesis, tapi juga sintesis
ATP. Menurut Higdon (2002) suplementasi L-karnitin sebesar 3 gram per hari selama 3-4
bulan pada 100 responden pria yang memiliki gangguan motilitas spermatozoa
berpengaruh pada peningkatan persentase jumlah spermatozoa dengan motilitas yang
baik. Astawan (2006) juga telah membuktikan adanya korelasi positif antara kandungan
L-karnitin dalam semen dengan jumlah spermatozoa dan persentase spermatozoa motil.


158

Vol. 1, No. 2, Juli–Desember 2009

KESIMPULAN
Pemberian tepung tempe dengan kandungan yang berbeda per hari berpengaruh
terhadap motilitas spermatozoa mencit. Tidak terdapat perbedaan pengaruh antara
pemberian tepung tempe pada kandungan yang berbeda per hari terhadap motilitas
spermatozoa mencit yang secara bersama-sama dipengaruhi oleh sisa pakan perhari.

SARAN
Perlu alat sterilisasi untuk mensterilkan pelet tepung tempe yang dicampur pakan
standar, agar tidak tumbuh jamur maupun bakteri, sehingga pelet tepung tempe yang
dicampur pakan standar dapat bertahan lama, sehingga tidak perlu sering-sering
membuatnya. Perlu suatu metode pemberian pakan yang dapat memastikan seluruh
pakan dapat termakan habis oleh semua mencit, sehingga tidak perlu pengukuran sisa
pakan setiap hari. Perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan tempe yang dimasak
sesuai dengan tata cara kebiasaan masing-masing daerah, misalnya: digoreng, dikukus,
dibacem, dan lain-lain. Penelitian lanjut mengenai dosis efektif dan efek samping tempe

terhadap tubuh manusia perlu dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Adiyono, W; 2005, http ://www.suaramerdeka.com/harian/0503.28/ragam01.htm, dikutip
tanggal 10.03.09.
Eliska, 2008, Analisis Sperma Pada Infertilitas Pria, http://kamuseliz.wordpress.com/2008/
07/26/analisis-sperma-pada-infertilitas-pria, dikutip tanggal 10.08.08.
Patel, A.B., Srivastava, S., Phadke, R.S., Govil, G., 1998, Arginin Activates Glycolysis of
Goat Epididymal Spermatozoa: an NMR study, Biophys J, 75: 1522-1528.
Ridwan, E., 1997, Tempe Mampu Menghambat Proses Ketuaan, Cermin Dunia Kedokteran,
120: 13-15.
Trilsky, 2008, Infertilitas Pria, http://trilsky.wordpress.com/2008/01/09/infertilitas-pria2/ dikutip tanggal 10.08.08.
Wati, D.K., 2007, Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Tepung Tempe Terhadap
Jumlah Sperma Mencit, Skripsi FK Unissula, Semarang.