REVIEW JURNAL UNIVERSAL DESAIN BANGUNAN

Teori Rancang Kota (602) 2017
UNIVERSAL DESAIN BANGUNAN KOMERSIAL DI SINGAPURA
1.1 Pendahuluan
Fasilitas atau media yang mewadahi aktivitas yang berlaku diruang publik tidak
lepas dari fungsi lingkungan bangunan maupun ruang publik. Tentu hal ini harus
menuntut pada konsekuensi terapan fasilitas bangunan-ruang yang bersifat
universal desain yang dapat digunakan oleh semua orang. Terapan desain universal,
memberi manfaat akan mempermudah semua pengguna fasilitas tanpa terkecuali
sehingga produktivitas pengguna dapat ditingkatkan untuk menghasilkan investasi
apabila suatu saat mengalami degradasi usia maupun fisik.
Penerapan desain Universal tidak diragukan lagi akan menambah dimensi baru
dalam lanskap aksesibilitas dan memiliki besar dalam memengaruhi menuju medan
desain. Desainer dan pemilik bangunan/pengembang memegang kunci untuk
menciptakan lingkungan yang memungkinkan orang-orang dengan berbagai tingkat
kemampuan fisik dan atau kognitif untuk bergerak secara independen sehingga
untuk mengintegrasikan semaksimal mungkin ke dalam kegiatan sehari - hari.
Untuk universal desain ini telah berkembang di negara singapore, dimana pihak
yang berwenang juga menargetkan pada desain yang lebih inovatif dan ramah untuk
meningkatkan kegunaan dan survei untuk semua orang. Kasus ini bangunan dan
konstruksi authority (BCA) untuk menanamkan kesadaran di antara desainer dan
pengembang yang memiliki pengaruh untuk memenuhi berbagai kebutuhan

manusia dan peka untuk memasukkan mereka dalam desain.
Desain universal telah banyak dipraktekkan secara internasional, juga telah
dibahas di Singapura. Kode aksesibilitas Barrier di bangunan sudah
dipertimbangkan pada tahun 1990 yang dasarnya mempertimbangkan terhadap
pengguna kursi roda, dan yang berkebutuhan khusus. Dari statistik kependudukan
di Singapore bahwa penduduk yang berusia lanjut dan produktif sangat meningkat,
karena gaya hidup sehat, harapan hidup kini telah meningkat menjadi 83,2%/tahun
dan proporsi penduduk berusia di atas 65 akan meningkat dari 8,4% pada tahun
2005 menjadi 18,7% pada 2030. Tentu melihat hal yang ada, dalam perencanaan
kota serta dalam desain bangunan, pertimbangan khusus harus diterapkan untuk
mengakomodasi kebutuhan masyarakat.
1.2 Prinsip- prinsip Universal Desain
Menurut 7 Prinsip The Center for Universal Design(2006) yaitu :
1. Penggunaan yang Merata
2. Penggunaan yang Fleksibel
3. Sederhana dan Intuitif
4. Informasi yang jelas
5. Toleransi akan kesalahan
6. Meminimalkan usaha
7. Ukuran dan Ruang untuk Pendekatan dan Penggunaan


Universal Design Guidelines (Commercial Buildings) Singapore

Page 1

Teori Rancang Kota (602) 2017
Desain Universal Lingkungan
Kota Singapura, menempatkan penekanan besar pada perencanaan untuk
memastikan penggunaan yang efisien dari sumber daya yang terbatas. Konsep yang
dipakai adalah dalam implementasi sebuah lingkungan binaan yang
menggabungkan desain universal dan akan mengubah Singapura menjadi kota
diakses dan user-friendly untuk semua. Adapun 2 hal yang perlu di rencanakan:
1. Konektivitas
Dalam perencanaan dan desain
perkotaan,
mempertimbangkan
konektivitas. Menyediakan jembatan
penghubung maupun melewati bawah
untuk memungkinkan gerakan yang
aman dan bebas tanpa campur tangan

dari lalu lintas. Fasilitas ini juga harus
dinikmati oleh orang-orang yang
berkebutuhan khusus. Hal ini untuk
mencapai interkonektivitas antara
bangunan dan ruang perkotaan.

Gambar 1 Jembatan Penyebrangan
Sumber: google.image

2. Iklim tropis
Dalam desain universal, perlindungan
dari unsur-unsur ini adalah sangat
penting. Untuk outdoor dan di-antara
ruang, perlindungan atap dan drainase
sangat
penting.
langkah-langkah
keamanan seperti penggunaan non-slip
bahan lantai, instalasi pegangan dan
peringatan tanda-tanda akan membantu

mengurangi kemungkinan tergelincir
dan jatuh.

Gambar 2 Pedestrian akses ke kantor
Sumber: google.image

1.3 Penerapan
Pedoman ini berurusan dengan berbagai ketentuan desain universal dengan fokus
pada bangunan komersial. Mereka terorganisir berdasarkan area fungsional dalam
dan di luar bangunan. Dalam setiap area fungsional, beberapa komponen penting
akan dibahas. Bidang fungsional utama terdiri dari Carpark, Entrance, Sirkulasi
horizontal, Sirkulasi Vertikal, Sirkulasi Teknik, fasilitas, Retail dan Makanan &
Minuman.

Universal Design Guidelines (Commercial Buildings) Singapore

Page 2

Teori Rancang Kota (602) 2017


1. Carparks
Parking Lots

Acess Lobby

a. Ketentuan & Lokasi
1. Parkir banyak untuk driver penyandang
cacat harus terletak di sebelah atau dekat
dengan lobi akses carpark.
2. Parkir banyak untuk driver penyandang
cacat harus berada di sisi yang sama sebagai
lobi akses, sehingga pengguna tidak perlu
menyeberang jalan untuk mencapai lobi
akses.
b.Signages
1. tanda-tanda Auto menunjukkan jumlah dan
dilantai berapa saja dari tersedia banyak
diakses harus disediakan.
2. Jelas signage harus disediakan untuk
menunjukkan lokasi parkir diakses.

c. Kelandai Pnggir Jalan
1. Dimana kenaikan vertikal lebih besar dari
150 mm, ramp harus disediakan.
2. Curb jalan harus minimal 900 mm lebar
untuk memungkinkan kemudahan gerakan
kursi roda.

Ketentuan Umum & Access
1. Lobi akses harus disediakan di setiap lantai
carpark.
2. Akses jalur dari carpark ke lobi akses harus
tingkat. Jika hal ini tidak mungkin, suatu
jalan trotoar harus disediakan.
3. Signage jelas terlihat dari semua bagian
dari parkir mobil akan sangat membantu
untuk orientasi.
4. Otomatis pintu untuk memudahkan akses
bagi yang berkebutuhan khusus.
b. Tindakan keselamatan
1. Pencahayaan yang memadai adalah yang

paling diinginkan untuk daerah sekitar lobi.
2. Ketika tidak ada perubahan dalam tingkat
ke lobi akses, trotoar dengan jarak
minimum yang jelas dari 900 mm akan
diperlukan untuk membatasi zona pejalan
kaki.
3. Penyediaan the bollards sebagai chaining
akan menghambat lalu lintas manusia.
c. Mesin
1. mesin top-up harus terletak di samping
pintu masuk lobi akses dan harus dari
ketinggian kursi roda nyaman.

Sumber: Universal Design Guidelines (Commercial Buildings,2006)

Universal Design Guidelines (Commercial Buildings) Singapore

Page 3

Teori Rancang Kota (602) 2017


2. Entrances
Drop-off Zones

Lobby

1) Tempat parkir di pinggir jalan zona dropoff yang ditunjuk, hrus dengan landasan
dan pncahayaan yg jlas
2) Penyangga antara pintu masuk gedung dan
zona drop-off mobil harus memiliki lebar
minimum 2.500 mm dan dilengkapi dengan
tempat duduk dan guard rail.
3) Zona drop-off, zona penyangga dan pintu
masuk harus berada pada tingkat yang
sama untuk memudahkan pergerakan yang
mudah. Sebuah jalan trotoar harus
disediakan ketika ada perubahan di tingkat.
4) Lapisan lantai non-slip harus digunakan di
seluruh area.
5) drainase yang baik harus ada untuk

mencegah genangan.
6) Signage harus disediakan untuk
dibangunan dari jauh, papan keliatan
mendekati pintu masuk

1. Setidaknya salah satu pintu masuk harus
otomatis mudah akses ke gedung.
2. Hubungan visual antara bagian dalam dan
luar sangat dianjurkan terliat dari pintu
masuk
3. Perubahan tingkat di pintu masuk harus
dihindari.
4. Tactile indicator harus disediakan, dari
pintu masuk hingga dalam gedung
5. Sebuah
direktori
bangunan
harus
ditampilkan dengan jelas di pintu masuk
lobi dan terlihat jelas saat masuk.

6. Petunjuk arah dan peta Braille yang
menunjukkan
tata
letak
bangunan
seharusnya dimasukkan ke dalam direktori
bangunan.
7. signage yang jelas harus diberikan agar
pengguna langsung dapat mengakses rute.

Sumber: Universal Design Guidelines (Commercial Buildings,2006)

3. Horinzontal Circulation
Corridors/general

1. Koridor harus memiliki
lebar minimum 1800
mm. Ini untuk
memungkinkan baik
untuk orang yang

dibantu kursi roda untuk

Corridors/orientation

1. Poin referensi harus
disediakan untuk
membantu pengguna
dalam orientasi.
2. Atriums, pandangan
eksternal dan elemen

Universal Design Guidelines (Commercial Buildings) Singapore

Seatings

1. Tempat duduk harus
disediakan di lobi,
atrium, di sepanjang
koridor atau di area yang
ditunjuk.
2. Tempat duduk harus
Page 4

Teori Rancang Kota (602) 2017

2.

3.

4.
5.

6.

dilewati. Koridor lebar
harus disesuaikan secara
proporsional dengan
volume lalu lintas yang
diproyeksikan.
Koridor harus memiliki
lantai non-slip. Warna
dan / atau tekstur bisa
digunakan untuk
membantu orientasi.
Seharusnya tidak ada
bagian spot yg menonjol
di sepanjang koridor.
Pencahayaan yang
memadai itu penting.
Handrails and/or trailing
bars harus disediakan
bila
memungkinkan,setidakn
ya di satu sisi koridor.
Signage dengan braille
yang sesuai trailing bar
harus disediakan untuk
menunjukkan lokasi
fasilitas.

fokal seperti pahatan dan
fitur arsitektur adalah
perangkat yang efektif.

3.

4.

5.

6.

sering berada di interval
30,0 m.
Jumlah kursi yang harus
disediakan harus
ditentukan menurut
penggunaan.
Area duduk yang
ditunjuk harus mudah
diakses dan visual terkait
dengan jalur sirkulasi
utama.
Untuk alasan keamanan,
tempat duduk harus
diletakkan jauh dari
batas railing.
Kursi dengan sandaran
tangan untuk membantu
orang lanjut usia bangun
tidur seharusnya
disediakan.

Sumber: Universal Design Guidelines (Commercial Buildings,2006)

4. Vertikal Circulation
Staircases/treads and rides

1. Lebar tangga adalh lebar
minimum 1200 mm dan
harus disesuaikan
dengan arus lalu lintas
yang diharapkan.
2. Setelah maksimal 16
anak tangga diperlukan
pendaratan menengah
disediakan.
3. Pendaratan lantai harus
memiliki tingkat
platform dengan lebar
yang sama dengan itu
dari tangga.
4. Tangga lebar lebih lebar

Staircases/Escape

1. Pengguna kursi roda
membutuhkan ruang yang
jernih di lantai tangga
tangga landasan sebagai
tempat perlindungan bagi
mereka untuk tetap
terlindungi sambil
menunggu bantuan.
2. Tangga evakuasi harus
dinyalakan secara
memadai melalui kekuatan
darurat pasokan selama
keadaan darurat.
3. Perangkat komunikasi mis.
telepon atau interkom

Universal Design Guidelines (Commercial Buildings) Singapore

Ramp

1. Ramp harus
memiliki tingkat
pendaratan yang
sesuai arah
2. Pendaratan harus:
(a) memiliki
platform tingkat
tidak kurang dari
1500 mm; (b)
diberikan secara
berkala tidak lebih
dari 9,0 m setiap
horisontal;
3. Memiliki railing

Page 5

Teori Rancang Kota (602) 2017
dari 2300 mm harus
dipisahkan oleh
pegangan ke segmen
antara 1100 mm dan
1800 mm.
5. Pelindung pagar yang
dapat dideteksi atau
penghalang permanen
lainnya seharusnya
disediakan dimana
headroom kurang dari
2000 mm. Seperti itu
elemen harus setinggi
maksimal 580 mm
sehingga mereka dapat
dideteksi oleh tunanetra.

seharusnya disediakan
pada setiap lantai untuk
memudahkan komunikasi
bantuan.

Sumber: Universal Design Guidelines (Commercial Buildings,2006)

5. Mechanical Sirkulasi
Lift Lobby

1. Harus berada di
dekat pintu masuk
gedung atau
eskalator dan harus
dibuat dapat diakses
tanpa perubahan
tingkat dari jalan
masuk.
2. Harus melayani
semua tingkatan.
3. Semua lift harus
dibuat diakses oleh
pengguna kursi roda
dengan memiliki
lebar pintu minimal
yang jelas 900 mm.
4. Lobi lift harus
memiliki ruang
lantai yang jelas

lifts/lift cars

1. Ukuran minimum harus lebar
1200 mm pada kedalaman 1.400
mm.
2. Grab bars harus ditempatkan
pada ketinggian 900 mm dari
lantai dan tetap di kedua sisi dan
di bagian belakang. Ini untuk
memberikan dukungan untuk
penumpang tua
3. Semua interior harus dilengkapi
dengan setidaknya satu cermin.
Dalam lift yang ramai, cermin
memungkinkan orang yang
terikat kursi roda untuk melihat
pantulan lift tampilan lokasi,
tanpa harus berbalik.
4. Sistem tampilan informasi visual
harus sesuai kontras warna lebih
mudah bagi orang-orang tuna

Universal Design Guidelines (Commercial Buildings) Singapore

escalators

1. Lebar eskalator yang
akan ditentukan
menurut volume
pengunjung.
2. Railing (Pegangan)
harus berada pada
ketinggian 900 mm
dan kedua sisinya
dari eskalator
3. Langkah-langkah
eskalator harus
dibedakan secara
jelas dengan tandatanda warna kontras
4. Tambahan pembatas
yang ditarik dari
pegangan eskalator
seharusnya
disediakan untuk
Page 6

Teori Rancang Kota (602) 2017
minimal 900 mm x
1200 mm tanpa
hambatan, untuk
memungkinkan
akses oleh pengguna
kursi roda.
5. Tombol panggilan
harus ditempatkan
pada ketinggian
antara 900 mm dan
1200 mm untuk
mengakomodasi
orang dengan
kemampuan
berbeda.
6. Indikator Tactile
harus disediakan di
lantai menuju ke
arah lift
7. Indikasi lantai Braille
harus disediakan di
kedua sisi kusen
pintu gerbang lift di
semua lantai dan
diletakkan di 1500
mm di atas lantai.
Semua pintu harus
memiliki panel visual
pada tingkat mata
tidak kurang dari
500 cm2.

netra untuk membaca.
5. Indikator tanda Braille dan taktil
harus disediakan dan
ditempatkan pada tombol kontrol
lift. Tanda tersebut tidak boleh
ditempatkan di bawah tombol
panggil dan kontrol.
6. Tanda taktil harus minimal
dimensi 15 mm sampai 20 mm
tinggi dan harus dinaikkan
minimal 1 mm dan memiliki latar
belakang warna yang kontras.
Braille harus dalam bahasa
angka atau simbol
7. Tombol kontrol di dalam lift
harus ditempatkan pada
ketinggian antara 900 mm dan
1200 mm dari lantai dan dapat
ditempatkan secara vertikal atau
horizontal atau vertikal dan
horizontal.

meningkatkan daerah
penyangga di daerah
ramai.
5. Peringatan visual dan
taktil harus diberikan
pada pendaratan
menunjukkan adanya
eskalator. Tanda yang
jelas harus diberikan
untuk menunjukkan
arah gerakan
eskalator

Sumber: Universal Design Guidelines (Commercial Buildings,2006)

6. Fasilitas
Information
counters

Nursing rooms

a. Pusat Informasi
lokasinya hrus
menonjol pada
akses pintu masuk
maupun koridor.
b. Counter informasi
menyediakan
pengguna
informasi penting
dan layanan

a. Penyediaan tempat
pergantian popok
tingginya 755 mm dari
lantai.
b. Area keperawatan
yang terpisah dengan
partisi harus tersedia
kepada ibu untuk
melindungi privasi
mereka.

Toilet

Playground

a. Penyediaan toilet
a. Peralatan bermain
dibutuhkan di setiap
outdoor atau indoor
tingkat bangunan dan
untuk anak-anak dari
bangunan tersebut harus
berbagai umur harus
menyediakan toilet yang
disediakan
terpisah antara wanita,pria
Permukaan lantai
dan disbilitas
area bermain anakb. Tanda di pintu masuk
anak harus di empuk
kamar kecil harus terlihat
atau menjamin
jelas dan jelas
keamanan anak-anak.

Universal Design Guidelines (Commercial Buildings) Singapore

Page 7

Teori Rancang Kota (602) 2017
pelanggan yang
c. Tempat duduk yang
dibutuhkan Oleh
nyaman, sebaiknya
karena itu penting
tipe kursi berlengan
untuk memastikan disediakan untuk
visibilitas dan
kenyamanan para ibu.
aksesibilitas untuk
semua pengguna
c. Antrian daerah
seharusnya tidak
mempengaruhi
sirkulasi termasuk
lebar yang jelas
koridor yang
berdekatan
d. Signage harus jelas
dan kontras
warnanya.
e. Bagian informasi
juga menyediakan
pinjaman kursi
roda

c. Signage juga harus
memiliki warna yang
kontras.
d. Semua koridor yang
mengarah ke toilet dengan
kursi roda seharusnya ada
jarak putar yang memadai
untuk akses kursi roda.
e. Tata letak pintu masuk,
sedapat mungkin, harus
didesain tanpa memiliki
pintu dan tetap melindungi
privasi pengguna.
f. Pencahayaan yang
memadai harus disediakan.
g. Semua toilet harus
memiliki lantai tanpa slip.
h. Nomor telepon darurat
harus diletakkan di tempat
yang ditentukan daerah di
dalam toilet
i. Di dalam toilet, koridor
mengarah ke kursi rodaramah kompartemen harus
memiliki lebar yang
memadai minimal 1200
mm.

b. Peralatan bermain
harus terbuat dari
bahan yang tidak
beracun dan memiliki
ujung yang tajam
untuk memastikan
keamanan anak.
c. Kursi yang disediakan
harus banyak di dekat
peralatan bermain
untuk orang tua
mengawasi anak-anak
mereka
d. Semua platform harus
dilengkapi dengan
pegangan tangan atau
pegangan untuk anakanak untuk ambil dan
naik dengan aman.
e. Harus ada cukup
ruang pada platform
untuk pengguna kursi
roda

Sumber: Universal Design Guidelines (Commercial Buildings,2006)

7. Retail dan Food & Bevarage
Retail

1. Rute yang mudah dijangkau adalah 1200
mm untuk memungkinkan kedua kursi
roda pengguna dan orang yang lewat untuk
lewat.
2. Seharusnya tidak ada lorong buntu.
Menghidupkan poin di akhir Jalur harus
cukup lebar agar kursi roda bisa berputar.
3. Rak harus tinggi penuh dan barang yang
sama harus ditempatkan berulang kali

Food and Beverage

1. Minimal menyediakan meja harus dapat
diakses dengan kursi roda.
2. Tempat duduk bayi cukup harus
disediakan
3. Jalur sirkulasi yang jelas minimal 1200
mm harus disediakan depan area penjual
4. Jarak antara meja dan stools harus paling
sedikit 900 mm dan sebaiknya jaraknya
dengan baik agar mudah dilakukan

Universal Design Guidelines (Commercial Buildings) Singapore

Page 8

Teori Rancang Kota (602) 2017
pada tingkat yang dapat dicapai Atau
menyediakn tombol panggil harus
disediakan untuk meminta bantuan.
4. Ketinggian counter servis harus 850 mm.
Bidang pandang harus sedemikian rupa
sehingga semua barang terlihat dari posisi
mata tingkat pengguna kursi roda.
5. Signage terhadap produk harus jelas
dan warnanya kontras.
6. Pencahayaan yang memadai harus
disediakan.

pergerakan penguna kursi roda.
5. Raised platforms yang ditingkatkan harus
dapat diakses.

Sumber: Universal Design Guidelines (Commercial Buildings,2006)

Kesimpulan
Desain universal sangat penting dan manfaat yang didapatkan sangat luas dan banyak
yaitu meningkatkan mobilitas dan komunikasi, serta membantu dalam
mengintegrasikan semua keperluan masyarakat sehingga memudahkan dalam
melakukan pekerjaan maupun aktivitas sehari -hari. Dengan adanya panduan desain
universal ini mendorong cara-cara inovatif dalam memenuhi kebutuhan fungsional
tanpa mengorbankan estetika untuk setiap orang tanpa ada pengecualian. Sehingga
desain ini perlu diperhatikan dan menjadi sebuah prioritas dalam perancangan sebuah
kota.

Universal Design Guidelines (Commercial Buildings) Singapore

Page 9

Teori Rancang Kota (602) 2017
DAFTAR PUSTAKA
Building and Construction Authority. (2002). Code on Barrier-Free Accessibility In
Buildings.Singapore.
Copyright (2006 ) The Centre for Universal Design, NC State University Raleigh, North
Carolina, USA
Driskell, David, ed. (1993). Design Guide: Universal Access to Outdoor Recreation,
PLAE, Inc., Berkeley, California, USA.
)nternational Union of Architects & Federation of Architects’ Colleges of the Mexican
Republic.(2005). Towards A Universal Accessibility : Recommendations for the
Development of Public Policies, Spain.
Levine, Danise, ed.(2003). The NYC Guidebook to Accessibility and Universal Design,
IDeA Publications, Buffalo, New York, USA.
Masruroh, F. (2015). Kajian Prinsip Universal Design Yang Mengakomodasi Aksesbilitas
Difabel (Studi Kasus Taman Menteng). Seminar Nasional Sains Dan Teknologi,
(November), 1–11. Retrieved from jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek.
National Environment Agency & Restroom Association. (2002).A Guide to Better Public
Toilet Design & Maintenance, Singapore.
Singapore Civil Defence Force. (2002). Code of Practice for Fire Precautions in Building,
Singapore.
The Department of Architecture School of Design Environment National University of
Singapore. (2006). Universal Design Guidelines (Commercial Buildings). Singapore.
Yusita, K. & T. N. P. 200 . Konsep Desain Kamar Mandi Bertema Accessible Restroom
200 . ITB J.Vis.Art & Des, 2(1), 85–98.

Universal Design Guidelines (Commercial Buildings) Singapore

Page 10