MENGKAJI ULANG HUKUM SEBAGAI LANDASAN PE (1)

PEM BAN GUN AN EKON OM I BI SM AR N ASUTI ON

Fa k u lt a s H u k u m Un iv e r sit a s Sum a t e r a Ut a r a

" I n such m at t ers, t he t hing t hat count s is not w hat I believe t o be right . I t is w hat I m ay reasonably believe t hat som e ot her m an of norm al int ellect and com cience m ight reasonably look upon as right " .

∗ Benj am in N. Cardoso.

Yang t erhorm at , Bapak Rekt or/ Ket ua Senat Universit as Sum at era Ut ara, Prof. Chairuddin P. Lubis DTM&H, Sp. A( K) . Bapak Dekan Fakult as Hukum Universit as Sum at era Ut ara,

H. Hasnil Basri Siregar , SH. Bapak/ I bu Dekan Pem bant u Dekan dalam lingkungan Universit as Sum at era Ut ara. Para Guru Besar Anggot a Senat Universit as Sum at era Ut ara. Para Guru Besar Universit as I ndonesia Para Pej abat Pem erint ah Daerah Rekan- rekan St af Pengaj ar. Saudara- saudara Mahasiswa. Sanak Saudara dan para sahabat sekalian.

Assa la m ua la ik um w a r a hm a t u lla h i w a ba r a k a a t u h

Maha besar Allah SWT. Kepada- Nya t erpanj at segala puj a dan puj i, dan kepada j unj ungan Muham m ad SA W, disam paikan shalawat dan salam . Mudah- m udahan selalu diberikan rahm at sekaligus kekuat an kepada saya unt uk m engem ban am anah sebagai Guru Besar pada Fakult as Hukum Universit as Sum at era Ut ara. Mudah- m udahan pula m endapat kan ridha dan berkat - Nya. Percaya penuh percaya, hanya karena perkenan- Nya j ualah dapat nya saya sam pai berdir i unt uk m engucapkan pidat o pengukuhan j abat an Guru Besar pada m im bar y ang t erhorm at ini.

H a dir in se k a lia n ,

Menurut para ahli, m asalah m endasar organisasi sosial adalah bagaim ana m engkoordinir kegiat an ekonom i j ut aan individu. Secara fundam ent al hanya ada dua cara yang dapat dilakukan. Pert am a, secara t erpusat m elalui paksaan sepert i yang dilakukan oleh negara t ot alit er dengan m enggunakan m ilit er. Kedua, kerj asam a sukarela ( volunt ary) diant ara individu m elalui m ekanism e pasar. Model m asyarakat yang diorganisir secara sukarela dikenal dengan 'free privat e ent er prise exchange econom y," yang dalam pidat o ini disebut sebagai " sist em ekonom i pro pasar. 1

1 Benj am in N. Cardoso , The Nat ure of The j udical process, ( London : Yale Univer sit y Pr ess, 1962) , Hal.89 Sist em ekonom i pro dasar lebih berhasil m ensej aht erak an m asyarakat dibandingkan sist em ekonom i sosialis. Bandingkan m isalny a, apa yang t erj adi diant ara Korea Ut ara dan Korea Selat an , Hongkong dan

Taiwan dengan Cina Darat an ( sebelum Deng Xiaoping) at au ant ara Jerm an Barat dan Jer m an Tim ur sebelum t em bok Berlin .Milt on Friedm an, CAit alism and Freedom ( Chicago : The Universit y of Chicago pr ess,2002) For t iet h Anniver sar y Edit ion ) . hal.15

Pengalam an m engaj arkan, bahwa ekonom i pro pasar yang berbasis kebebasan individu m erupakan kondisi yang dibut uhkan unt uk t erj adinya kebebasan polit ik ( polit ical freedom ) . Kebebasan polit ik diart ikan sebagai hilangnya paksaan dari sat u individu t erhadap individu lainnya. Ancam an t erbesar at as kebebasan

adalah paksaan dari pihak m anapun dat angnya. 2 Bagaim ana peran pem erint ah dalam sist em ekonom i pro pasar it u ?

Kehadiran sist em ekonom i pro pasar t ent unya t idak m enghilangkan peran pem erint ah, sebaliknya sangat m em but uhkan peran pem erint ah. 3 Peran pem erint ah

yang dibut uhkan adalah sebagai forum unt uk m enet apkan rule of t he gam e dan sebagai wasit yang m enafsirkan dan m enegakkan ( enforce) dari rule of t he gam e

yang sudah dit et apkan 4 . At as dasar ini, dalam pandangan hukum , ekonom i pro pasar t idaklah t anpa

bat as. Kebebasan dalam ekonom i pro pasar adalah kebebasan dibaw ah hukum 5 . Pandangan ini sej alan dengan pendapat bahwa ekonom i pro pasar hanya berfungsi,

hila ada kerangka hukum yang m endasarinya. 6

H u k um D a la m Pe m ba n gu na n Ek onom i

Adam Sm it h ( 1723- 1790) , Guru Besar dalam bidang filosofi m oral dar i Glasgow Universit y pada t ahun 1750, sekaligus pula sebagai ahli t eor i hukum , 7

" bapak ekonom i m odern,” 8 t elah m elahirkan aj aran m engenai keadilan ( j ust ice) . Sm it h m engat akan bahwa, " t uj uan keadilan adalah unt uk m elindungi dari kerugian"

( " t he end of j ust ice is t o secure from inj ury ,) . 9 Aj aran Sm it h it u m enj adi dasar hubungan yang t idak dapat dipisahkan ant ara

hukum dan ekonom i. 10 Sm it h m engat akan pula bahwa ant ara ekonom i dan polit ik m em punyai hubungan yang erat , yang pada gilir annya dikenal dengan ist ilah

2 Ket erkait an ant ara ekonom i ant ara ekonom i pro pasar dengan kebebasan polit ik secara t eorit is dapat

dipaham i dari peran ganda y ang dim aink an oleh sist em ekonom i, yait u pert am a, sist em ekonom i pr o pasar adalah k om ponen dari kebebasan dalam art i luas sehingga sist em ekonom i pr o pasar it u sendir i m erupakan t uj uan yang ingin dicapai. Kedua, ekonom i pro pasar j uga alat yang digunakan unt uk m encapai kebebasan polit ik . Sist em ekonom i pro pasar m em ber ikan k ebebasan kepada indiv idu ak an m em isahkan k ekuasaan ekonom i dari k ekuasaan polit ik . Pasar akan m engurangi pem ecahan m asalah yang dilak ukan m eleui m ekanism e polit ik sehingga m engur angi kebut uhan akan part isipasi pem er int ah . Dengan m engurangi kont rol pem erint ah at as kegiat an ek onom i, berart i m engurangi sum ber kak uasaan koersif. Sist em ekonom i pr o pasar j ug akan m em ungk inkan kek uat an ekonom i m enj adi m ekanism e

3 Pandangan y ang m enyat kan bahwa peran pem er int ah harus dibuat sem inim al m ungkin, kalau bisa kont rol t erhadap kekuasaan polit ik . Milt on Friedm an, Loc .Cit hal.15. sam apai ke t it ik nol, dikat ak n kurang t epat dit erapkan di I ndonesia. Hal ini m em ang bert ent angan

dengan pendapat bahw a dalam bidang per ekonom ian per anan pem erint ah sebaik nya dit erapkan secara m inim al. Milt on Friedm an pernah m enegaskan bahwa “ econom ic freedom is an essent ial requisit e for polit ical freedom . By enabling people t o cooperat e wit h one anot her w it hout coercion or cent ral dir ect ion it reduced t he areas over which polit ical power is ex ercised . I n addit ion, by disper sing pow er, t he free m arket provides on offset t o w hat ev er concernt rat ion of polit ical pow er in t he sam e hand is sure recipe for t yranny of polit ical pow er in t he sam e hand is sure r ecipe for t yranny. Milt on friedm an and Rose 4 Friedm an , Free t o choose A Per sonal St at em ent , ( San Diego : Har vest Book, 1990) , hal 3

5 Milt on Friedm an, Loc . Cit .Hal.15 Friederich A. Von HAyek, The Const it ut ion of Libert y , dalam A. Sonny Keraf. Pasar Bebas Keadilan dan per an pem er int ah ( Jakar t a : Pener bit Kanisisus, 1996) hal. 186.

6 Dav id M. t rubek, “ Mark Weber On LAw ant t he Rise of Capit alism , “ Wisconsin LAw Review ,( Vol.3 1972)

hal.720.Lihat j uga.Lionel Robbins. The Theor y of Econom ic Policy; dalam A. Sonny Ker af Op. Cit Hal. 185

7 Neil MacCor m ick,” Adam Sm it h On Law ,” Valpar aiso Univer sit y LAw r ev iew ,( vol,15,1981) hal.244. 8 Manuel G. Velasquez, business Et hich Conceps and Cases ( London : pr ent ice- Hall I nt er nat ional 9 R.L. Meek D.D. Raphael dan P.G. St ein, e.d. lect ures on Jur ispr udence ( I ndianapolis : Liber t y Fund , ,2002) hal.184

10 1982) ) , hal.9. Bandingkan , Jeffry L. HArr ison , Law and Econom ic I n A Nut sell ( ST.Paul Minn : West Publishing, Co,1995) hal.1 10 1982) ) , hal.9. Bandingkan , Jeffry L. HArr ison , Law and Econom ic I n A Nut sell ( ST.Paul Minn : West Publishing, Co,1995) hal.1

m enj alankan berbagai t ugas at au fungsinya dengan baik, dim ana ekonom i- polit ik berusaha unt uk m erum uskan bagaim ana m em akm urkan rakyat dan pem erint ah

sekaligus. 12 Nam un dem ikian, m enurut Sm it h pent ingnya peran negara at au pem erint ah

it u hanya sebat as fungsinya sebagai " penont on" ( " in part ial spect at or" ) . Dalam hal ini negara at au pem erint ah int ervensi kalau m ekanism e pasar gagal. Art inya, pem erint ah hanya boleh m asuk unt uk m enyeim bangkan pasar, dim ana bila t idak ada

int ervensi pem erint ah akan m enim bulkan dist orsi. 13 Dalam hal t erj adinya m onopoli alam iah ( nat ural m onopoly) m isalnya, t ersedia t iga pilihan unt uk m enghadapinya.

Pert am a, m onopoli dilakukan oleh swast a. Kedua, m onopoli oleh pem erint ah. Ket iga, dikeluarkan regulasi oleh pem erint ah. Dari ket iga hal " buruk" it u Am erika Serikat berpendapat m onopoli pem erint ahlah yang lebih baik, sedangkan Jerm an m em ilih regulasi oleh pem erint ah. Unt uk I ndonesia, saya cenderung m engikut i pilihan

Jerm an. 14 Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam m asyarakat yang sudah berkem bang pem erint ah harus m enj alankan kekuasaannya unt uk m engum pulkan dana m elalui

sist em perpaj akan. Dana t ersebut dibut uhkan unt uk m enyediakan j asa yang karena berbagai alasan t idak dapat at au t idak cukup t ersedia m elalui m ekanism e pasar. 15

Dapat dipaham i bahwa kegagalan pasar sebagai alasan ut am a unt uk int ervensi pem erint ah di bidang ekonom i, sekaligus pula harus m em buat hukum unt uk m engarahkan kegiat an ekonom i it u. Tepat lah sebagaim ana pernah diam at i Robert W. Gordon, bahwa " hukum " adalah salah sat u diant ara berbagai sist em yang

berart i bagi rakyat dalam rangka pem bangunan. 16 Sayangnya, pent ingnya hukum dalam pem bangunan kurang direspon oleh

berbagai negara sedang berkem bang, karena m enurut pengam at an Gunnar Myrdal t igapuluh em pat t ahun lalu, negara- negara sedang berkem bang cenderung m em odem isasikan m asyarakat dengan segera, t et api landasan yang dipakainya

adalah " perundang- undangan yang m ain sikat " ( " sw eeping legislat ion” ) . 17 Masih ingat kiranya orang akan pengam at an Ant ony Allot t bahw a pem buat an hukum

yang kilat at au t ergesa- gesa akan dapat m engakibat kan hukum m enj adi t idak efekt if, yang pada gilirannya m em buat apa yang diinginkan hukum it u t idak t ercapai. 18

Berkenaan dengan it u, set ahun yang lalu, di Harvard Law School diadakan Spring Conference selam a dua hari dengan t opik Law and Econom ic Developm ent :

11 Adam Sm it h, An I nquiry int o t he nat ure and causes of t he w ealt of nat ion ( London : Penguin Book, 1979) , hal.397. Bandingkan Richard B. McKenzie dan Gor don Tullock, Moder n Polit ical econom ic, an 12 int roduct ion t o econom ic( New York : McGr aw Hill.I nc 1978) Jan- Erik Lane dan Svance Er sson, dalam Yunus Husein, Rahasia bank Pr ivasi Ver sus Kepent ingan Bank, ( Jakar t a : Fakult as Huk um Pr ogr am PAscasar j ana Universit as I ndonesia,2003) hal.65. Bandingk an 13 Jam es.A. Capor aso, Theor ies of Polit ical Econom y,( Cam br idge : Cam br idge Univer sit y Pr ess, 1992) ,221 Bandingkan . Didik J. Rachbini, Ekonom i Polit ik Paradigm a dan t eori Pilihan Publik ( Jakar t a : Ghalia

I ndonesia, 2002) hal.106 14 Milt on Friedm an, Op.Cit , Hal.27- 28

15 Friedch A.Hayek,Law Legislat ion and Liber t y, Volum e 3 Yhe Polit ical Or der of a Free People, ( Chicago : 16 The Univ ersit y of Chicago Pr ess, 1979) hal 41 Robert W. Gordon,” New Developm ent I n Legal Theory ,” dalam David Kairys.ed. The Polit ics of Law A 17 pr ogr essive Cr it ique ( New Yor k : Pant eon Books, 1990) hal.418 Gunnar My rdal, : t he Effect iveness of Law,” Valparaiso Universit y Law Review ( Vol.15 Wint er,1981) hal.233

18 Ant ony Allot t ,” The Effect iveness of Law ,” VAlpar aiso Universit y Law Review ,( Vol,15 Wint er1981) , Hal 233.

Crit iques and Beyond, dim ana dalam konferensi it u dikaj i kem bali peranan hukum dalam pem bangunan ekonom i. David M. Trubek, Guru Besar dari Universit y of Wisconsin pada konferensi it u m engat akah " rule of law" m erupakan hal pent ing bagi pert um buhan ekonom i dan m em bawa dam pak yang luas bagi " reform asi" sist em ekonom i di seluruh dunia, yang berdasarkan pada t eori apa yang dibut uhkan unt uk

pem bangunan dan bagaim ana peranan hukum dalam perubahan ekonom i. 19 Mengapa perlu kem bali dikaj i t eori hukum sebagai dasar dalam pem bangunan

dan peranan hukum dalam pem bangunan ekonom i it u ? Tidak lain, karena pendekat an " sat u sisi" , m isalnya sebagaim ana yang dit erapkan I nt ernat ional Monet ary Fund ( I MF) dan Bank Dunia ( World Bank) , dirasakan t elah m engakibat kan kebij akan ekonom i t idak t erkont rol, yang set erusnya m enyebabkan " m arket shock." Liberalisasi pasar keuangan t anpa disert ai at uran hukum yang m em adai past ilah m erupakan resep bagi inst abilit as ekonom i dan dapat m em icu suku bunga t inggi yang pada gilirannya m enyulit kan pet ani m iskin unt uk m em beli benih dan pupuk. Privat isasi t anpa diiringi kebij ak an dan pengawasan persaingan agar kekuat an

m onopoli t idak disalahgunakan t ent unya akan m enaikkan harga. 20 Kondisi it u pula m em buat orang set uj u dengan Trubek, dim ana t igapuluh dua

t ahun yang lalu, I a m engat akan bahw a j ika m asalah hukum sudah j elas m aka kit a akan m udah m enj awab pert anyaan, karena hukum adalah suat u ilm u yang prakt is. Tidak perlu m enggali kepada hal- hal yang ,fundam ent al dari fungsi- fungsi sosial,

ekonom i dan polit ik dari t at anan hukum . 21 Selanj ut nya, Trubek m enj elaskan j ika penyelesaian hukum ,t erhadap m asalah

sosial gagal, m aka perlu unt uk m enilai at au m enggali t eori- t eor i dasar. Dalam kont eks it ulah I a m enekankan bahw a zam an sekarang ini adalah zam an dim ana kit a m em but uhkan suat u upaya yang sist em at is unt uk m em aham i ket erkait an diant ara hukum , sosial, ekonom i dan polit ik, kalau kit a t idak bisa at au gagal m elakukan upaya it u m aka akan m uncullah suat u pert anyaan, apakah t elah t erj adi krisis hukum ( crisis of law) dan orang akan bert anya pula " apakah hukum sudah m at i" ( " is law

dead” ) . 22 Bila per ingat an t ersebut dikait kan dengan kondisi di I ndonesia, m aka

landasan hukum yang dipergunakan dalam pem bangunan ekonom i kit a perlu dikaj i kem bali. Sebab t idak bisa dit epis bahwa hukum kit a yang m elandasi pem bangunan ekonom i m asih ada yang bersifat form alis. Oleh karena it u dalam m em erankan hukum unt uk pem bangunan ekonom i kedepan harus dibuat secara sist em at is dan kom prehensif ( in concert ) agar j elas arah dan t uj uan yang ingin dicapai dan inst rum en yang digunakan unt uk m encapainya.

Hal, ini sej alan dengan analisis The European Bank for Reconst ruct ion and Developm ent ( EBRD) berkenaan dengan infrast rukt ur hukum pada negara yang sedang berkem bang dan t ransit ion econom ies yang m enunj ukkan korelasi signifikan ant ara efekt ifit as sist em hukum dan pert um buhan ekonom i. Analisis EBRD it u m em perlihat kan pula bahwa keberhasilan reform asi perek onom ian t ergant ung pada

berfungsinya sist em hukum dengan baik. 23 Kalau dielaborasi apa yang pernah diingat kan para pem ikir abad kesem bilan

belas, sepert i Sir Henr y Maine ( 1822- 1888) , Em il Durkheim ( 1858- 1917) , dan Max

Dav id M. Tr ubek,” 2002 – 2003 ELR Annual Repor t : Law and Econom ic Developm ent : Cr it iques and Beyond,” disam paikan pada Spring Conference Har var d Law School, Apr il 13- 14 2003 hal.1

20 I bid lihat j uga. Joseph St iglit z, Globalizat ion and it s Discont ent s ( London : Penguin Book, 2002) hal84 21 David M.Trubek , “ Tow ard a Social t heory of Law : An Essay on St udy of Law and Developm ent , “ The 22 Yale Law Jour nal ,( Vol, 82, 1 Novem ber 1972) , hal 1 I bid

23 Kart har ina Pist or dan Philip A. Wellon et .al dalam Asian Decelopm ent BAnk, The Role of Law and Legal

I nst it ut ions I n Asian Econom ic Dev elopm ent 1960 – 1995 ( New Yor k : Oxfor d Univer sit y Pr ess, 1999,) hal.25

Weber ( 1864- 1920) , m aka m enj adi pem aham an bagi kit a bahwa hukum m erupakan fakt or ut am a dalam pem bangunan ekonom i. 24

Max. Weber Guru Besar Universit as Kekaisaran Jerm an it u m engat akan, hukum relat if ot onom , m eskipun dipengaruhi oleh sist em ekonom i akan t et api hukum j uga m em pengaruhi ekonom i dan proses lainnya yang t erj adi di m asyarakat , kondisi ekonom i kat a Weber t idak secara ot om at is m elahirkan suat u bent uk sist em hukum yang baru.

Weber m engat akan pula, bahwa ekonom i hanya m em berikan kesem pat an unt uk berkem bangnya t eknik- t eknik hukum yang t elah dit em ukan m eskipun hukum t idak dit ent ukan oleh kekuat an ekonom i, t et api Weber m elihat nya sebagai suat u yang sangat krusial. Weber m isalnya, m em perlihat kan kapit alism e m odern t idak hanya m em but uhkan t eknik- t eknik produksi, t et api j uga m em but uhkan sist em hukum yang dapat diprediksi. Perusahan- perusahan kapit alism e m odern sangat t ergant ung kepada prediksi. Sist em hukum dan sist em adm inist rasi hukum yang dapat diprediksi haruslah rasional.

Hukum rasional yang dim aksudkan oleh Weber adalah sist em hukum yang dipandu oleh prinsip- prinsip yang berasal dari hukum it u sendiri bukan sist em hukum yang kharism at ik yang disebut sebagai " law prophet ', t et api sist em hukum yang dielaborasi m elalui sist em keadilan yang secara profesional disusun oleh individu- individu yang t elah m endapat kan pendidikan hukum secara form al. 25

Pe m ba ha r u a n H Uk um da n M e n j a m in Ke pa st ia n

Set idak – t idaknya m enurut st udi yang dilakukan Burg’s ada dua unsur kualit as dari hukum yang harus dipenuhi supaya sist em ekonom i berfungsi Pert am a ,” st abilit as” ( “ st abilit y” ) , dim ana hukum berpot ensi unt uk m enj aga keseim bangan dan m engakom odasi kepent ingan- kepent ingan yang saling bersaing. Kedua. " m eram alkan" ( " predict abilit y" ) , berfungsi unt uk m eram alkan akibat dari suat u langkah- langkah yang diam bil khususnya pent ing bagi negeri yang sebagian besar rakyat nya unt uk pert am a kali m em asuki hubungan- hubungan ekonom i m elam paui lingkungan sosial dan t radisional. Nam un, diant ara kedua unsur it u pent ing pula diperhat ikan aspek " keadilan" ( " fairness " ) sepert i perlakuan yang sam a dan st andar pola t ingkah laku pem erint ah, yang diperlukan unt uk m enj aga m ekanism e pasar dan m encegah birokrasi yang berlebihan. 26

Bagaim ana dengan kualit as hukum di I ndonesia berkenaan dengan sist em ekonom i ? Apakah kondusif bagi pem bangunan ekonom i ? Pengalam an I ndonesia dalam pem ulihan ekonom i, agar keluar dari krisis ekonom i sepert inya belum m em berikan hasil- hasil yang dij anj ikan. Berbeda dengan Korea Selat an yang dapat

m elaksanakan pem ulihan ekonom i relat if lebih cepat , 27 dan cenderung m uncul dengan perekonom ian yang lebih kom pet it if 28

Mengapa Korea Selat an dapat pulih relat if lebih cepat ? Oleh karena Korea Selat an lebih akt if m elaksanakan regulasi- regulasi berkenaan dengan pem ulihan ekonom inya. Bahkan, m asalah korupsi dan " crony capit alism " m enj adi agenda nyat a unt uk diselesaikan dalam rangka pem ulihan ekonom i t ersebut .

I ndonesia bukanlah Korea Selat an, I ndonesia adalah I ndonesia yang sam pai sekarang ini m asih m em but uhkan suat u m et odologi t ert ent u yang dapat digunakan

24 Bandingkan .David M. Tr ubek,’Max Weber On Law and The Rise Of Capit alism ,” Wisconsin Law Rev iew ,( Vol 3, 19720hal.720.

25 M. D.A. Freem an , Lloyd’s I nt roduct ion t o Jur ispr udence, ( London : Sw eet & Maxw ell Lt d, 2001) , 26 hal.663) . Leonard J. Theberge, “ Law and Econom ic Developm ent ,” Journal of I nt er nat ional and Policy ( Vol.9, 27 1980) hL. 232

28 Joseph St glit z, OP Cit . hal.117 I bid, hal.127 28 Joseph St glit z, OP Cit . hal.117 I bid, hal.127

Unt uk m enyusun penj elasan yang m eyakinkan, kit a harus m em perluas cakupan perhat ian kit a, m enarik t eori, m em pelaj ar i pengalam an det ail negara- negara lain, inst it usi- inst it usi, sej arah ekonom i dan polit ik kont em porer. Oleh karena analisis- analisis yang hanya m em usat kan pada ekonom i at au polit ik j elas akan kehilangan banyak fakt or. Sebab, krisis yang m elanda I ndonesia adalah krisis kepercayaan dengan spekt rum yang luas dan dalam , m enyangkut ekonom i, inst it usi- inst it usi, st rukt ur sosial, dan kepem im pinan polit ik.

Berdasarkan pem ikiran t ersebut , perlu m enj adi ingat an, bahwa m enent ukan param et er secara luas berisiko t idak berat uran secara m et odologi, t et api suat u pendekat an yang dangkal akan m enyebabkan fisika kelalaian yang bahkan lebih t inggi 29 .

Dengan dem ikian unt uk m em aham i pem ulihan ekonom i sebagai rangkaian pem bangunan ekonom i I ndonesia, t idak cukup dilihat dari kacam at a norm at if, t et api harus dikaj i secara filosofis agar dapat m em beri penj elasan m engenai gej ala- gej ala fisik at au sosial yang t erj adi at as dasar hukum yang t elah dirum uskan. Jat uhnya bat u, m isalnya, bukan lagi dij elaskan karena hakikat bat u yang m em ang cenderung dan seharusnya m enyat u dengan asalnya yait u bum i, locus nat uralis, m elainkan m elalui t eori- t eori gravit asi yang dibangun dari hukum - hukum yang m enguraikan

ket erat uran- ket erat uran dalam berbagai alam . 30 Cara pandang dem ikian it u yang m em buat orang t erhindar dari penafsiran

hukum secara black let t er rules at au penafsiran " legalist ik" . Apa it u hukum dan bagaim ana hukum it u sem est inya haruslah dirum uskan dengan t ingkat keakurat an yang t inggi sehingga dapat digunakan sebagai landasan pem bangunan ekonom i. Nam un dem ikian, unt uk m em aham i hakekat hukum dibut uhkan alat penafsiran yang m enggunakan m et ode ilm iah ( scient ific m et hod) . Menurut Richard Posner, dari seluruh ilm u sosial yang m et odenya pernah digunakan unt uk m enj elaskan hukum , ilm u ekonom ilah yang paling m enj anj ikan. Pert am a, karena universalit as dan kedua, karena ket epat annya. Dengan m enggunakan disiplin ekonom i m aka konsep- konsep

hukum dapat dj j elaskan secara kualit at if sehingga m em iliki akurasi lebih m aksim al. 31 Dengan dem ikian penafsiran hukum t idak sem at a – m at a t ergant ung apda

pengalam an dan budi pekert i ( prct ical w idom ) 32 Disam ping it u , t idak ada salahnya m elihat kem bali sej arah hukum ekonom i,

dim ana hukum ekonom i pernah berhasil m eningkat kan invest asi di I ndonesia. Benj am in N. Cordozo pernah m engat akan , bahwa “ sej arah dalam m enerangi m asa lalu m enerangi m asa sekarang, sehingga dalam m enerangi m asa sekarang dia m enerangi m asa depan. 33

29 Lihat . Hal Hill , Ekonom i I ndonesia ( The I ndonesian Econom y) dit erj em ahkan Tri Wibow o Budi Sant oso 30 dan Hadi Susilo, ( Jakar t a : PT. Raj a Gr afindo Per sada, 2002) hal. 338 Soerj ant o Poespow ardoj o, Pem bangunan NAsional Dalam Perspekt if Budaya Sebuah Pendekat an Filsafat 31 ( Jakar t a : Widiasar na I ndonesia, 1993) hal.60 Ant hony T.Kr onm an, The Lost Law Failing I deals Of The Legal Profession ( Cam br idge : Hardvast Universit y Pr ess, 1993) hal.229 Lihat j uga Richar d A. Posner, Econom ic Analy iss of Law ( Bost on : Lit t le

Br ow n Co., 1983)

32 Arist ot eles m engat akan bahwa kit a harus sudah puas apabila t elah m am pu m engident ifikasikan kebenaran secara kasar dan um um . Berupaya unt uk m encapai t ingkat ket epat an yang t inggi

m erupakan suat u kebodohan. Dengan dem ikian agar m endapat keput usan yang t epat seseot rang har us m em iliki penget ahuan t eorit is t et api har us j uga m em iliki karakt er yang disebut prudence at au pract ical wisdom . Pendapat Arist ot eles ini dit olak ant ara lain HObbess, Jhonn Aust in dan Jer em y ent hem yang m engat akan bahw a polit ik dan j uga hukum dapat didekat i secara ilm iah sehingga t idak t ergant ung pada pengalam an. Penggunaan m et ode ilm iah ini pulalah yang m engilham i aliran laW DAN ECONOMI C YANG MENGGUNAKAN DI SPLI N ekonom i dalam m em ham i . I bid hal 174.

33 Benjamin N. Coedozo, Op.Cit

Sej ak t ahun 1967, set elah Undang Undang Nom or 1 Tahun 1967 t ent ang Penanam an Modal Asing ( PMA) disahkan, ekonom i I ndonesia bergairah dibandingkan dengan konsidi ekonom i sebelum t ahun 1967. Hal ini dit andai dengan m unculnya berbagai penanam an m odal ( invest asi) yang dilakukan invest or dalam dan luar negeri di I ndonesia. Tet api pert anyaannya adalah “ m engapa kondisi ini t idak langgeng ( sust ainable) ?

Sebelas t ahun yang lalu, I ndonesia dim asukan sebagai salah sat u ciri dari delapan negara Asia Tim ur yang " aj aib" oleh karena pert um buhan ekonom inya yang

t inggi, yang sering pula disebut sebagai " m acan Asia” 34 Bank Dunia ( World Bank) dalam sat u laporan t ahunannya m enyebut kan perkem bangan t ersebut sebagai

econom ic m iracle. Em pat t ahun berselang keaj aiban negara- negara Asia it u t elah benubah m enj adi " kehancuran," akibat krisis ekonom i.

Bagi I ndonesia, 35 krisis ekonom i it u m enj adi krisis yang berkepanj angan di berbagai bidang. Berbagai kalangan t elah m encoba m engam at i penyebab krisis di Asia, seper t i ant ara lain lem baga keuangan int em asional dan berbagai pengam at . Hasilnya, m ereka ber kesim pulan bahw a sist em hukum dari negara- negara yang

t erkena krisis it ulah yang m enj adi salah sat u fakt or yang m em berikan kont ribusi. 36 Nam un, perlu pula diam at i bahwa disam ping sist em hukum sebagai penyebab

krisis, dapat j uga disebabkan t im bulnya penurunan dalam disiplin pasar ( m arket dicipline) at au sikap aj i m um pung ( m oral hazard) , 37 diberbagai sekt or ekonom i dan

polit ik, dan perm asalahan m oral hazard it u sudah cukup luas dan m endalam . 38 Dengan dem ikian pem buat an sist em hukum yang efekt if harus dit uj ukan pula

unt uk m engurangi m oral hazard, yang berart i sekaligus unt uk m engat asi krisis ekonom i 39

Mem ang, kalau diperhat ikan lebih j auh, hukum yang m elandasi pem bangunan ekonom i m asih kurang berfungsi. Sebab kurang m em berikan j am inan kepast ian. 40 Apa yang m enyebabkan hukum it u t idak berfungsi dalam pem bangunan ekonom i ? Tidak lain, karena rezim hukum ekonom i at au hukum lainnya yang dibuat sebagai landasan pem bangunan ekonom i selam a ini bersifat form alis dan par t ial,

34 Lihat , John Page,al The East Asian Micccle, ( Oxfor d : Oxfor d Universit y Pr ess, 1993) Lihat Juga. Anw ar

I brahim , The Asian renaissance( Singapore : Tim es Book s I nt er nat ional) . J. Soeddradj ad Dj iwandono, ber gulat dengan kr isis dan pem ulihan ekonom i I ndonesia ( j akar t a : pust aka sinar har apan,2001) hal.4 35 Akar penyebab m asalh ( root of causes) dar i krisis m enj adi disebabkan oleh lim a fakt or. Pert am a boom

invest asi sw ast a pada t ahun 1990- an dan t im bul asset bubles yang dipicu adanya naggapan kredit luar neger i m urah yang sebahagian besar dalam bent uk j angka pendek bank kepada lem baga keuangan dan perusahaan. Kedua, sem ak in m em besarny a defisit t ransaksi berj alan yang t erj adi berdasarkan r ej im nilai t ukar t et ap at au ham pur t et ap. Ket iga m enurunnya produkt ifit as inv est asi yang m em anisv est asik an dalam peningk at an yang cepat increm ent al capit alout put rat ions ( I COR) , danm elem ahnya daya saing produk ekspor .Kem pat , lem ah dan t idak m em adinya perat uran sist em lem baga k euangan sehingga t idak dapat secara berhat i- hat i ( prudent ) m enyerap pert um buhan risiko kredit dan har ga dom est ik y ang cepat . Kelim a , t idak t ranpar ant nya prakt ik dan pengolahan ( pract ies and governance) perusahaan . Javad K. Shirazi,’ The east Asian Crisis Financial Sect or Rest ruct uring : Progress &issues” , paper present ed t o Asian Corporat e Recov ery : Corporat e Gover nance, Gover nm ent Policy , Regional Confernce based on fir m - level Survey in I ndonesian, Korea, Malay sia, t he Philiphines and Thailand financed bye 36 The Wor ld Bank, BAngkok, Macrh 31 Apr il 1 , 1999. Barry Met zger, dalam Asian Dev elopm ent Bank , The Role of Law and Legal I nst it ut ions I n Asian

Econom ic Developm ent 1960- 1995 ( New Yor k : Oxfor d Universit y Pr ess,1999) hal.2

37 Lihat . Dem im irguc- Kunt dan Enrica det ragiarche, “ Does Deposit I nsurance I ncr ease Banking Sy st em 38 St abilit y , “ I MF Wor king Paper ( WP/ 00/ 3 Januar y 200) Erm an Raj aguguk,” Peranan Hukum Di I ndonesia : m enj aga Per sat uan ., em eulihkan ekonom i dan m em per luas Kesej aht eraan Sosial “ . Pidat o disam paikan pada Dies Nat alies dan Per ingat an Tahun Mas

39 Universit as I ndonesia ( 1950 – 20000 , Depok 5 Febr uar i 2000 hal.6 HAl ini m isalnya dapat dilihat dari uraian Zulkarnain Sit om pul, bahwa pengawasan dan pengat uran yang efekt if m erupakan elem en pent ing dari financial safet y net dalam m engendalikan m oral 40 hazard.Zulkar nain Sit om pul.Op.Cit hal.72 Misalnya, m asih t erdapat at uran hukum at au put usan hukum yang t isak cukup at au m enduk ung kegiat an pasar m odal dan Per bankan agar m enj adii efisien 39 Universit as I ndonesia ( 1950 – 20000 , Depok 5 Febr uar i 2000 hal.6 HAl ini m isalnya dapat dilihat dari uraian Zulkarnain Sit om pul, bahwa pengawasan dan pengat uran yang efekt if m erupakan elem en pent ing dari financial safet y net dalam m engendalikan m oral 40 hazard.Zulkar nain Sit om pul.Op.Cit hal.72 Misalnya, m asih t erdapat at uran hukum at au put usan hukum yang t isak cukup at au m enduk ung kegiat an pasar m odal dan Per bankan agar m enj adii efisien

Pada saat pem bangunan ekonom i m asa kini, seyogyanya harus kem bali m enengok hukum sebagaim ana diaj arkan Weber. Weber t elah m em peringat kan bahwa pem bangunan ekonom i harus berlandaskan hukum yang rasional.

Dengan hukum m odem at au rasional it u akan dapat dilakukan pengorganisasian pem bangunan ekonom i. Sebab salah sat u dari ciri hukum m odem adalah penggunaan hukum secara akt if dan sadar unt uk m encapai t uj uan- t uj uan

t ert ent u. 41 Cara pendekat an it u diharapkan akan m encipt akan penerapan keadilan dan kewaj aran dan secara proporsional dapat pula m em berikan m anfaat pada

m asyarakat , sebagaim ana yang disim pulkan Adam Sm it h, bahw a m an cont inually st anding in need of t he assist ance of ot hers. 42

Dengan dem ikian pengkaj ian hukum unt uk m engat ur pem bangunan ekonom i t idak boleh hanya m elihat subst ansi hukum , t et api harus j uga m engkaj i aparat ur

hukum dan budaya hukum ( legal cult ure) . 43 Oleh karena it u, m isalnya, penguat an pengadilan m endesak unt uk m encapai

pem bangunan ekonom i t ersebut . Dalam hal ini Keput usan- Keput usan Pengadilan harus dapat dinilai secara kualit at if agar m am pu m engakom odasikan pem ulihan ekonom i. Perlu diingat bahwa kepercayaan t erhadap pengadilan akan sangat t ergant ung pada pelayanan hukum yang diberikan oleh pengadilan it u sendiri, dim ana pengadilan t ersebut harus dapat m em enuhi harapan sebagai " bent eng t erakhir pem beri keadilan" ( " t he last bast ion of j UYt ice" ) . Unt uk m em enuhi harapan it u, hakim pengadilan harus lebih akt if m elakukan penem uan hukum , sekaligus m encipt akan kew ibaw aan hukum m elalui kepast ian hukum . Hal ini pent ing, karena unt uk dapat m enyelesaikan sengket a dalam kegiat an ekonom i penem uan hukum it u t idak boleh diabaikan karena t idak dapat dipungkiri bahwa m asih ada perat uran berkenaan dengan kegiat an ekonom i yang kabur. Apabila suat u ket ika sum ber hukum kabur at au adanya keraguan t erhadap sum ber hukum it u, m aka m unculah t unt ut an unt uk m enem ukan art i apa yang ada dalam pikiran pem buat undang- undang. Apabila t idak dit em ukan keinginan dari pem buat undang- undang, hakim

harus m encari apa yang sebenarnya diinginkan oleh undang- undang. 44 Pencarian yang dilakukan oleh hakim t ersebut haruslah dapat dij elaskan secara rasional. Unt uk

it u, dibut uhkan t idak hanya hakim yang m andiri dan bersih t et api j uga hakim yang dapat m enerapkan hukum dengan m enggunakan pendekat an ekonom i.

Penguat an pengadilan dapat pula dilakukan sebagaim ana rekom endasi Bank Dunia Tahun 2002. Salah sat u cara unt uk m em buat pengadilan m enj adi efisien

adalah dengan cara m em buat Pengadilan Khusus ( Specialized Court S) . 45 Pengadilan Khusus t ersebut sam a sepert i lay aknya pengadilan um um , dim ana pengadilan it u

m em iliki w ew enang j urisdiksi unt uk subj ek t ert ent u. 46

41 David M. t r ubek,Op Cit , Hal 4- 5.Lihat j uga .Lawrence M. Friedm an The republic of choiceLaw , Aut horit y 42 and Cult ur e ( Massachusset s : Har vad Univer sit y Pr ess, 1990 ) hal.97 R.L. Adam Sm it h Lect ur es on Jur ispr udence ( indianapolis : Liber t i Fund , 1982) hal. 347

43 Budaya huk um adalah per sepsi m asyarakat t er hadap hukum dan sist em huk um , pandagang, nilai ide dan pengharapan – pengharapan m er eka t erhadap hukum . Lawrence M. Friedm an, AMerican Law an

44 Benj am in N. Car doso, The Nat ur e of The Judical Pr ocess ( London : Yale Univer sit y Pr ess, 1962) , hal 16 I nt roduct ion ( New Yor k, London : W.W. . Nor t on & Com pany, 1948) hal 6- 7) 45 The Wold Bank Annual Repor 2002 46 Dalam Pengadilan Khusus it u sangat pek a dengan kebij aksanan – k ebij aksanaan y ang ada dalam

kait annya dengan perm asalahn huk un it u sendir i. Sej alan dengan keadaan t er sebut pengedialn khusus , pert am a harus m eningkat k an efisiensi,sebab perlunya keahliah dalam pengadilan khusus t er sebut . Kedua perlu adanya kem am puan unt uk m enyesuaikan perat uran – per at uaran at au prosedur dengan sit uasi – sit uasi yang t er t ent u. Ket iga perlu adanya pengem bangan kualit as st af yang dapat m eny ediakan at au m engum pulakn dat a aw al dan dat a yang t elah diper iksa sesuai dengan sist em hukum dalam pengadilan khusus tersebut. Thomas W. Dunfee, Janice R. Bellace, David B. Cohen dan

Arnold J. Rosoff Op.Cit, hal.28

Dari sudut budaya hukum haruslah diarahkan pada pert anyaan- pert anyaan yang dapat m engident ifikasi variabel- variabel dalam budaya hukum dan inst it usi hukum yang m am pu m eningkat kan efekt ivit as hukum . Pencapaian sesuat u hanya dapat dilak ukan j ika budaya hukum m enopang konsepsi inst rum ent al dari hukum unt uk m engarahkan secara j elas t uj uan ekonom i dan hubungannya dengan sist em hukum . Friedm an m engat akan, bahwa t egaknya hukum t ergant ung kepada budaya hukum m asyarakat nya. Sem ent ara it u, budaya hukum m asyarakat t ergant ung kepada budaya hukum anggot a- anggot anya yang dipengaruhi oleh lat ar belakang pendidikan, lingkungan, budaya, posisi at au kedudukan dan kepent ingan -

kepent ingan. 47 Pengam at an t erhadap subst ansi hukum , aparat ur hukum dan budaya hukum

t ersebut t idak boleh diabaikan, bila kit a ingin lebih cepat m engant ar I ndonesia ke pem baharuan hukum yang dapat berfungsi m endorong pem bangunan ekonom i yang berkesinam bungan. Dengan ini konsist ensi dalam penerapan hukum akan pula t erj am in.

Pr in sip Ke t e r bu k a a n D a la m Pa sa r M oda l

Weber per nah m engat akan, bahwa konsist ensi dalam penerapan hukum m ut lak bagi proses indust rialisasi suat u bangsa. 48 Karena it u hukum berkenaan

dengan indust ri pasar m odal yang berlaku sekarang harus dikaj i kem bali, m engingat konsist ensi dan penerapan hukum pasar m odal di I ndonesia m asih m engham bat pencipt aan pasar m odal yang efisien.

Hal ini perlu, sebab pasar m odal t elah lam a dipandang sebagai barom et er dalam hakekat bisnis 49 . Sem ent ara it u, isu ut am a yang harus dicerm at i dalam pasar

m odal adalah prinsip ket erbukaan. Karena prinsip ket erbukaan m enj adi persoalan int i di pasar m odal dan sekaligus m erupakan j iw a pasar m odal it u sendiri. Sebab ket erbukaan t ent ang fakt a m at eriel sebagai j iwa pasar m odal didasarkan pada keberadaan prinsip ket erbukaan yang m em ungkinkan t ersedianya bahan pert im bangan bagi invest or, sehingga ia secara rasional dapat m engam bil keput usan

unt uk m elakukan pem belian at au penj ualan saham . 50 Penekanan unt uk m encerm at i pelaksanaan prinsip ket erbukaan dalam pasar

m odal I ndonesia adalah langkah yang t epat dilakukan, m engingat t erdapat nya berbagai m asalah hukum yang t im bul dalam pelaksanaan prinsip ket erbukaan t ersebut . Jika diperhat ikan secara m endalam t em yat a beberapa perat uran yang t erdapat dalam Undang- Undang Nom or 8 Tahun 1995 t ent ang Pasar Modal m asih bersifat sum ir at au t idak cukup t erperinci. Undang- Undang it u t idak m engat ur secara t erperinci m engenai st andar penent uan inform asi yang m engandung fakt a m at eriel.

47 Lawrence M. Friedman, Op.Cit . Hal.218

48 Leonard J. Theberge,Op.Cit hal.231 49 Federal Reserve Board ( FRB) m em for m ulasikan k ebij aksanaan m onet ernya dengan m engikut i 12

indikat or ekonom i, diant aranya adalah pasar m odal. Selam a bert ahun- t ahun FRB t elah m erum uskan , bahwa pasar m odal dapat m em bant u ram alan dan bent uk bisnis yang akan dat ang. sebagai salh sat u indikat or ekonom i, kedudukan pasar m odal dalam m enunj ang per ekonom ian nasional m em punyai peran yang st rat egis.E.S. Gayed, Challenge of A. generat ion Beyond t he Crash of 87 , 9 New York : I nst it ut e of Finance New Yor k 1989) hal.34. Bandingkan Pet er S. Rose Money and capit al Mar ket The Financial Syst em in an I ncreasingly Global Econom y ( iilinois, Bost on : Dow j ones – I r w in, 198) , hal.4

50 William H. Beaver ,” The Nat ure of Mandat ed Discosure,” dalam Richard A. Posner dan Kennet h E. Scot t ,

ed, Econom ic of Corporat ion Law dan Secur it ies Regulat ion ( Bost on , Toront o : Lit t le Brow m & Com pany , 1980) , hal.317.Lihat j uga D.Br ian Huffor d “ Dt er r ing Fraud v s Avoiding t he : St r ike Suit ” : Reaching An Appr or iat e Balance,” Br ooklyn Law Review , ( Vol.61 1995) hal 593- 594. Frank H. East erbrook dan Daniel Fischel , 2 , “ Mandat ory Disloure and prot ect ion of I nvest or s, “ Virginia Law Rev iew , ( Vol.70 1984) hal 673.

Apabila suat u kej adian sulit unt uk dit ent ukan sebagai suat u inform asi at au fakt a m at eriel, m aka konsep kewaj iban unt uk m enyam paikan inform asi it u ( dut y t o disclose) m enj adi t erham bat dan sulit pula m enent ukan t elah t erj adinya pernyat aan m enyesat kan ( m isleading st at em ent ) . Karena penent uan pernyat aan m enyesat kan t ergant ung dari adanya pengungkapan yang salah ( m isrepresent at ion) at au pem berian inform asi yang kurang lengkap ( om ission) at as perist iwa at au kej adian yang m engandung fakt a m at eriel.

Kondisi Undang- Undang Pasar Modal I ndonesia dem ikian it u m em buka loophole yang bisa dim anfaat kan oleh m ereka yang t idak berit ikad baik. Singkat nya, t idak t erperincinya st andar penent uan fakt a m at eriel sangat berpot ensi t erj adinya pelanggaran prinsip ket erbukaan, yang pada akhirnya dapat m enim bulkan perbuat an curang dalam penj ualan at au pem belian saham .

Mem ang, suat u perist iw a at au kej adian sulit unt uk dit ent ukan sebagai suat u inform asi at au fakt a m at eriel. Karena unt uk m enent ukan apakah suat u inform asi adalah fakt a m at eriel at au bukan t ergant ung kepada beberapa pandangan.

Pert am a, suat u inform asi diklasifik asikan sebagai fakt a m at eriel bila inform asi yang sifat nya t idak publik t ersebut m enurut pem egang saham yang berakal sehat , adalah pent ing bagi para pem egang saham , bukan sem at a- m at a apa yang ingin m ereka ket ahui. Bila fakt a yang dihilangkan at au pernyat aan yang t idak benar it u secara subst ant if m ungkin berart i ( pent ing) m engubah inform asi yang m enj adi m ilik

m asyarakat , m aka fakt a t ersebut adalah m at eriel. 51 Kedua, penafsiran t ent ang fakt a m at eriel berkem bang kepada apa yang

dim aksud dengan inform asi 'fir m - specific." St andarnya adalah inform asi yang spesifik unt uk perusahaan yang bersangkut an. St andar I nform asi yang bersifat 'firm - specific " ini m erupakan st andar baru, suat u t erobosan t erhadap st andar fakt a m at erial. Berdasarkan st andar baru ini, kewaj iban penyam paian inform asi t idak lahir berdasarkan perat uran perundang- undangan, t et api ber dasarkan adanya inform asi yang bersifat 'firm - specific. " Suat u inform asi it u t idak dapat m enj adi m at eriel,

kecuali inform asi it u m em ilik i ” firm - specific.” 52 Ket iga, di I ndonesia ada pula yang berpendapat suat u inform asi m erupakan

fakt a m at erial bila inform asi t ersebut dapat m em pengaruhi t urun- naiknya harga saham . 53

Apabila penent uan st andar fakt a m at eriel t ersebut t elah t erperinci dalam hukum pasar m odal dengan baik, m aka pelaksanaan prinsip ket erbukaan akan berj alan pula dengan baik. Kondisi dem ik ian sekaligus pula dapat t ercapai t uj uan prinsip ket erbukaan t ersebut . Set idak- t idaknya ada t iga fungsi prinsip ket erbukaan dalam pasar m odal. Pert am a unt uk m em elihara kepercayaan publik t erhadap

pasar. 54 Makin j elas infonnasi perusahaan, m aka keinginan invest or unt uk m elakukan invest asi m akin t inggi. Sebalik nya ket iadaan at au kekurangan sert a

ket ert ut upan infonnasi dapat m enim bulkan ket idakpast ian bagi invest or, dan konsekuensinya m enim bulkan ket idak percayaan invest or dalam m elakukan invest asi

51 Melina Cain, CORPORATE LAW- Securit ies Fraud –I m pact of I n re Tim e Warner on Corpore I nform at ion Managem ent : Hyping One Business St rat egy MAy Give Rise t o as Dut y t o Disclose an Alt ernat e 52 St r at egy Under Rule 10b- 5 , “ Sout h Texas Law Rev iew ,( Vol, 35, 1994) hal 760. Lawrence A. Cunningham , 1, : Firm – Specific I nform at ion and The Federal Securit ies Law s : A. Doct r inal, Et y m ological and Theor et ical Cr it ique, “ Tulane Law Rev iew ( Vol 68 1994) , Hal.1410- 1411

53 Bandingakn .Hasan Zein Mahm ud dalam I ndra Safit ri , ed Cat at an Kolom Hasan Zein Buku Per t am a 54 ( Jakar t a : Go Global Book, 1998 ) hal.198- 200 Frank H. East erbrook dan Daniel R. Fishel, 1., The Econom ic St uct ure of Corporat e Law , ( Cam bridge, Massachuset t s, London : Har vad Univer sit y Pr ess, 1996) hal.296- 297. Michael B.Met zger , Jane P.

MAllor .Jam es Bar nes a.l Business Law and Regulat ion Envir om ent Concept s and Cases ( Hom ew w ed,

I llinois : I rw in 1986) hal. 635.

m elalui pasar m odal. 55 Pelaksanaan prinsip ket erbukaan guna m eningkat kan kepercayaan invest or

at au publik 56 t erhadap pasar m odal sangat pent ing unt uk diperhat ikan. Karena apabila t er j adi " krisis kepercayaan" at au " ket idak percayaan" invest or kepada pasar

m odal dan perekonom ian, m aka invest or m enarik m odal m er eka dari pasar. Akibat nya pasar dan perekonom ian akan rusak secara keseluruhan. 57

Kedua, prinsip ket erbukaan berfungsi unt uk m encipt akan m ekanism e pasar yang efisien. 58 Filosofi ini didasarkan pada konst ruksi pem berian inform asi secara

penuh sehingga m encipt akan pasar m odal yang efisien, yait u harga saham sepenuhnya m erupakan refleksi dari seluruh inform asi yang t ersedia. 59 Dengan

dem ikian prinsip ket erbukaan dapat berperan dalam m eningkat kan supply inform asi

yang benar 61 agar dapat dit et apkan harga pasar yang akurat . Oleh karena it u sem ua inform asi yang relevan m engenai apa yang ada dan akan ada harus

dikem ukakan. Jika t idak m ereka akan kehilangan kesem pat an m enj ual saham nya. 62 Ket iga, prinsip ket erbukaan pent ing unt uk m encegah penipuan ( fraud) .

Sangat baik unt uk dipaham i Ungkapan yang pernah diungkapkan Barry A.K. Rider: " sun light is t he best disinfect ant and elect ric light t he best policem an” 63 Selanj ut nya

dia m enyat akan, bahwa dalam pasar keuangan pendapat t ersebut t idak perlu lagi dibukt ikan, t et api lebih banyak t ergant ung inform asi apa yang harus diungkapkan dan kepada siapa inform asi it u disam paikan. 64 Fungsi prinsip ket erbukaan unt uk m encegah t erj adinya penipuan t ersebut adalah pendapat yang paling t ua. 65

Tanpa upaya pem benahan prinsip ket erbukaan t erhadap m asalah- m asalah yang t im bul m enyebabkan t uj uan prinsip ket erbukaan t idak t ercapai, dan pada akhirnya m engakibat kan pasar m odal m engalam i dist orsi at au m enj adi t idak efisien. Pengungkapan inform asi t ent ang fakt a m at eriel secara akurat dan penuh diperkirakan dapat m erealisasikan t uj uan prinsip ket erbukaan dan m engant isipasi t im bulnya pernyat aan m enyesat kan bagi invest or.

Bandingkan Fr ank H. East er br ook dan Daniel Fishel,1. Op.Cit . Hal.296. Lihat . Frank H. East erbr ook dan Daniel R. Fishel,1, The econom ic St r uct ure of Corporat e Law, ( Cam br idge, Massachusset s, London : Har var d Univer sit y Pr ess, 1996, hal.296.Lihat Juga.Kennet h E.Scot t dalam Richar d A. Posner dan Kennet h E. Scot t ( ed) econom ic of Corporat ion Law and Secur it ies r egulat ion ( Bost o, t or ont o : lit le 56 Br ow n & Com pany, 1980) , hal 317 Di dalam ilm u Psikologi dikenal t eori bahw a m anusia ber aksi t erhadap apa yang dipercayinya sebagai

suat u kenyat aan dan t erhadap kenyat aan it u sendir i. Dengan perkat aan lain, fakt or per sepsi t ent ang suat u hal lebih m enent ukan perilaku orang daripada hal it u sendiri. Dengan perkat aan lain, fakt or persepsi t ent ang suat u hal y ang lebihm enent ukan perilak u orang daripada hal it u sendiri, Myer s dalam sarlit o W. Sar w ono dan acuk Parsudi “ Mengem balikan Kepercayaan Masyarakat ” disam paikan pada

57 Frank H. East er br ook dan Daniel R. Fishel,2. “ Mandat ory Diselosure and t he pr ot ect ion of invest or Sim posium penj elaj ahan t race BAr u I I , Univ ersit as Sum at er a Ut ar a, Depok, 30 Mar et 1988, hal.2 ,” Vir ginia Law Rev iew ,( Vol.70,1984,hal673. Lihat j uga William H.Beaver , “ Nat ur e of Mandat ed

Disclour e,” dalam Richar d A> Posner dan Kennet h E. Scot t ( ed) , Loc.cit . hal. 371. Bandingkan . Mar shall

E. Blum e, Jerem y J. Siegel dan Rot t enberg, Revolut ion on w all St reet t he Rise and Decline of New Yor k 58 St ock Ex change , ( New York , London : W.W. Nort on & Com pany , 1993) Lyn A. St out “ The Unim fort ance of being Efficient : An Econom ic Analy sis of St ock Market pricing and Secur it ies r egulat ion, “ Michigan LAw Review ( Vol 87 Desem ber 1989) hal. 912 – 913. Saul Levm or e, “ 59 Efficient Mark et s and Puzzling int erm ediaries ,” Lyn A. St out ,Op cit . Hal.615 .Lihat j uga Mar vin G. Pickholz dan Edw ar B. Horahan I I I ,” The SEC’s Version of t he Efficient Mark et Theory and it s I m pact on Securit iesLaw Liabilit ies ,” Washingt on and Lee 60 law Riew ( vol.39,1982) , hal 943

61 Frank H.East er br ook dan Daniel Fishel,1, Op.Cit Hal.297- 299 Nicholas I . Georgakopous, “ Why Should Discloure Rules Zubsidize inform ed Tr eders , “ I nt ernat ional Rev iew Law and Econom ic, ( vol.16,1996) ,hal 418 Lihat j uga.Linda Allen , Op. Cit . Hal.38

62 John C. Coffee, Jr, “ Market Failure and The Econom ic case for A Mandat ory Disclosur e Syst em , “ 63 vir ginia law r eview , ( Vol 70, 1984) , Hal 737. Barry A. K. Rider,Op,cit hal. Bandingkan j uga Kennet E. scot t ,” I nsider t rading : Rule 10 b –5 , 64 Disclosur e and Cor por at e pr iv acy, “ dalam Richar d A. Posner dan Kennet E. Scot t ed,Op,cit hal 120.

65 Barry A. K. Rider, Loc Cit . Nicholas I . Georkopoulus, Loc,cit .

Pr iva t isa si BUM N

Topik privat isasi Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) , t et ap m enj adi perhat ian sangat serius bagi m asyarakat . Pada um um nya perhat iannya berm uara pada pilihan m ana yang diut am akan dalam Perusahaan Negara at au BUMN, apakah m em pert ahankan kepem ilikan pem erint ah at au m elakukan privat isasi at au m engalihkannya pada kepem ilikan swast a.

Sering didengar bahwa salah sat u pem benaran dilakukannya privat isasi adalah unt uk m eningkat kan efisiensi dan efekt ivit as BUMN dan pem benaran it u selalu dikait kan pula dengan persaingan global.

Pengalam an di negara berkem bang pem erint ah m em punyai dom inasi yang besar t erhadap perusahaan m ilik pem erint ah. Hal ini yang m endorong isu pengalihan kepem ilikan dari pem erint ah kepada swast a.

Secara t eorit is t erdapat dua pert anyaan m endasar berkenaan dengan m asalah kepem ilikan perusahaan. Pert am a, bent uk kepem ilikan yang bagaim ana yang secara efekt if dapat m eningkat kan kesej aht eraan sosial ( social welfare) dan efisiensi. Kedua, m engapa pem erint ah berkenan m elepaskan kepem ilikannya, padahal dengan m em pert ahankan kepem ilik annya pada perusahaan m ereka akan

m endapat kan dukungan polit ik. 66 Berdasarkan riset secara em piris 67 dapat digarnbarkan bahwa perusahaan sw ast a seringkali beroperasi lebih efisien dibandingkan dengan perusahaan negara. Pengalam an dibanyak negara t erbukt i bahw a kepem ilikan sw ast a m erupakan pilihan t erbaik. Di sekt or perbankan kepem ilikan pem erint ah m enunj ukkan kait an yang erat dengan lam bannya perkem bangan sekt or keuangan sert a pert um buhan produkt ivit as

yang rendah. 68 St udi yang dilakukan George Clark e dan Rober t Cull m em berikan pem aham an

bahw a set elah privat isasi it u t ergam bar pula t erj adinya peningkat an dalam port ofolio pinj am an dan peningkat an efisiensi. Kenyat aan yang sam a j uga t erj adi pada privat isasi di negara berkem bang, m eski t idak di seluruh negara berkem bang.

Pert anyaan kedua yang paling sulit dij awab, oleh karena sangat sedikit dat a em piris yang dapat digunakan unt uk m enj awabnya. 69 Jawaban prakt is yang dapat