ANALISIS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERN

ANALISIS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
PADA BANK SYARIAH
(Studi Kasus di PT. Bank BNI Syariah Cabang Tasikmalaya tahun 2016)
Vina Fithriana Wibisono
Universitas Darussalam Gontor Ponorogo
Jurusan Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah
vina.fithriana.wibisono@gmail.com

ABSTRAK
Tata kelola perusahaan yang baik merupakan salah satu solusi yang tepat dalam suatu
perusahaan untuk tumbuh dan berkembang dalam waktu lama dan sekaligus memenuhi
persaingan bisnis globalisasi. PT. Bank BNI Syariah adalah salah satu Bank Syariah terbaik,
yang memperoleh penghargaan terbaik seperti bank paling efisien tahun 2016 dan menjadi
peringkat pertama dalam kategori Laporan Good Corporate Governance terbaik Indonesia tahun
2016. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan Content Analysis.
Pengumpulan data menggunakan data primer dan sekunder dengan cara pengamatan,
wawancara, dan dokumentasi. Metode penelitian ini menggunakan metode induktif. Hasil
menunjukkan bahwa nilai komposit Self Assessment (penilaian sendiri) yang diterapkan oleh PT.
Bank BNI Syariah Cabang Tasikmalaya telah mencapai 74% dari target. Yaitu dapat diuraikan
PT. Bank BNI Syariah Cabang Tasikmalaya menerapkan slogan anti-gratifikasi dalam
mengerjakan pekerjaan sesuai dengan (al-Ama>nah, al-Jama>’ah} dan AlHasa}nah}). Menerapkan program harian “Morning Briefing” yang diadakan setiap hari

pukul 08.00 WIB sebagai rutinitas yang dilakukan para pegawai sebelum bekerja yang diakhiri
dengan doa bersama. Adanya pembentukan kepribadian yang sesuai dengan al-Tawhi>d dan
al-Rid}a> sebagai dasar dalam melakukan pekerjaan yaitu dengan melaksanakan kegiatan
berjamaah dalam melaksanakan Shalat Fardlu baik saat waktu kerja maupun diluar waktu kerja
dengan penerapan kantor tutup setiap shalat Dzuhur dan Ashar selama 15 sampai 20 menit.
Program rutin tahunan yang dilaksanakan yaitu program “Milad 19 Juni” sebagai program
Tarhib Ramadhan (Care Free day) dalam rangka penyambutan bulan Ramadhan dengan
diadakanya perlombaan, salah satunya perlombaan MHQ (al-Mutsabaqotul al-Hifd}i-l-alQur’an). Berdasarkan hasil diatas menunjukkan bahwa PT. Bank BNI Syariah Cabang
Tasikmalaya tahun 2016 telah mengimplementasikan Good Corporate Governance dengan baik
sesuai perspektif Islam.
Kata Kunci: Good Corporate Governance dan Perbankan Syariah.

ABSTRACT
Good corporate governance it is a one of success solution the corporate for growing up and
beneficially in long time and all at once appeasing the rivalry of globalization business. PT. Bank
BNI Syariah is one of the best Islamic Bank, which obtained the best award as the most efficient
bank in 2016 and ranked first in the category of Best Good Corporate Governance Report
Indonesia 2016. This study is a field research using Content Analysis approach. Data collection is
using primary and secondary data by observations, interviews, and documentation. This research
method using by inductive method. The results indicate that the composite value of the Self

Assessment is applied by PT. Bank BNI Syariah Branch Tasikmalaya has reached 74% of the
target. That can be described PT. Bank BNI Syariah Branch Tasikmalaya implement “anti graft”
slogans in doing the work in accordance with (al-Amanah}-al-Jama>’ah}-al-Hasanah}).
Applying the daily program “Morning Briefing” held every day at 08.00 am as a routine carried
out by employees before work thaat ends with prayer. The formation of personality in accordance
with al-Tawhi>d and al-Rid}a > as a basis for doing that is by carried out activities in
congregation in performing of Shalat Fardlu good time working time or outside of working time
with the implementation of the office is closed every prayer Dhuhur and Ashar during 15 until 20
minutes. Routine program implemented a program of “Milad June 19” as Ramadhan Tarheeb
program (Care Free Day) in order to welcoming Ramadhan with held one competition of MHQ
(al-Mutsabaqotul al-Hifd}i-l-al-Qur’an). Based on the above result indicate that PT. Bank
BNI Syariah Branch Tasikmalaya 2016 has implemented the good corporate governance well
according the Islamic perspective.

1

Keyword: Good Corporate Governance and Sharia Banking.

1. PENDAHULUAN
Tata kelola perusahaan yang baik merupakan salah satu solusi untuk

menyuksesan perusahaan untuk tumbuh dan berkembang dalam waktu lama
dan sekaligus dapat memenuhi persaingan bisnis globalisasi. 1 Sebab, bank
diibaratkan sebagai hati dan mesin penggerak ekonomi itu suatu negara harus
menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik. William A. Lovette
mengatakan;
“Bank dan lembaga keuangan mengumpulkan uang dan deposito dari
semua elemen masyarakat dan menginvestasikan dana tersebut dalam
bentuk pinjaman, surat berharga dan berbagai aset produksi lainnya”.2
Perkembangan tata kelola perusahaan yang baik telah dimulai sejak
lama seiring dengan berdirinya Sistem Perusahaan di Inggris dan Amerika
Serikat (AS) sekitar abad ke-18. Istilah Good Corporate Governance (GCG)
pertama kali diperkenalkan pada tahun 1992 dalam laporan tersebut kemudian
disebut Laporan Cadbury. Laporan ini telah dipaparkan oleh tata kelola
perusahaan.3
Seperti Komite Cadbury di Tjager, menafsirkan tentang Tata Kelola
Perusahaan adalah:"Satu set peraturan yang menentukan keterikatan antara
pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan dan pemangku
kepentingan internal dan eksternal lainnya atas hak dan tanggung jawab
mereka.4
Good Corporate Governance menurut persyaratan hukum No.1, No. 6,

Peraturan Bank Indonesia (PBI), Tata Kelola Perusahaan No.8/4/PBI/2006,
Good Corporate Governance adalah sistem menejemen perusahaan yang baik

1 Mas Ahmad Daniri, “Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapanna di
Indonesia”, (Ray, Indonesia: Jakarta, 2005), h. 9.
2 William A. Lovette, “Banking and Financial Institution Law”, (USA; West Publishing, Co.
1997), p.1 salinan fersi dari Bismar Nasution, “Hukum Kegiatan Ekonomi”, (Bandung, Books
Terrace and Library, 2007), h. 152.
3 Muladi dan Dwidja Prayitno, “PertanggungjawabanKorporasi dalam Hukum Pidana”,
(Bandung: Sekolah Tinggi Hukum, 1991), h. 14.
4 I Nyoman Tjager, dkk., “Corporate Governance: Tantangan dan Kesempatan bagi
Komunitas Bisnis Indonesia”, (Jakarta: Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), 2003),
h. 24.

2

yaitu

dengan


menerapkan

prinsip-prinsip

transparansi,

akuntabilitas,

tanggung jawab, independensi, dan kewajaran.
PT. Bank BNI Syariah adalah salah satu bank syariah terbaik, yang
memperoleh penghargaan seperti bank paling efisien pada tahun 2016 dan
menjadi peringkat pertama dalam kategori laporan good corporate
governance (GCG) terbaik di Indonesia tahun 2016. Untuk PT. Bank BNI
Syariah cabang Tasikmalaya, secara umum telah melaksanakan “self
assessment” terhadap implementasi good corporate governance pada tahun
2016 dengan nilai komposit mencapai 74% dari target.5
Pada tahun 2016 bulan pertama nilai komposit dari “self assessment”
mencapai 74% diperoleh dari hasil data pertumbuhan laba bersih pada
triwulan ketiga (triwulan III) yang diperoleh oleh PT. Bank BNI Syariah
Cabang Tasikmalaya yaitu adanya kenaikan aset sebesar 34,42% dan pada

kuartal ketiga (triwulan III) tahun 2016 tercatat sebesar Rp. 215,32 miliar
dibanding periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp.156,62 miliar.
Keuangan yang dikelola juga mengalami kenaikan 13,4% menjadi Rp. 18,98
triliun tahun 2016 dibandingkan pada tahun lalu diperiode yang sama sebesar
Rp. 16,74 triliun.6
Tabel 1.1
Data Penghasilan PT. Bank BNI Syariah 2016
Kategori Pendapatan
Pembiayaan Konsumen Dominan
Pembiayaan Prostansial
Pembiayaan Komersial
Keuangan Mikro
Kartu Hasanah
Total Pendapatan

Total
52,96%
22,78%
16,38%
5,77%

2,11%
100%

Sumber: www.bnisyariah.com

2. RUMUSAN MASALAH
Peneliti membatasi penelitian ini dengan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa konsep Good Corporate Governance dalam Perbankan Syariah?
5 www.bnisyariah.com, Diakses pada Minggu, 04 Juni 2017, pukul. 09.32 WIB.
6 Ibid, pukul 12.46 WIB

3

2. Bagaimana penerapan Good Corporate Governance menurut perspektif
Islam di PT. Bank BNI Syariah Cabang Tasikmalaya pada 2016?

3. TUJUAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka tujuan masalah
dalam penelitian ini adalah:

1. Mengeksplorasi konsep Good Corporate Governance di Perbankan
Islam.
2. Mengeksplorasi pelaksanaan Good Corporate Governance sesuai
perspektif Islam di PT. Cabang BNI Syariah Tasikmalaya pada 2016.

4. KERANGKA TEORI
Good Corporate Governance
Secara umum, definisi tata kelola perusahaan dapat dibagi menjadi dua
pengertian. Pertama, dalam arti sempit tata kelola perusahaan dapat
didefinisikan sebagai sistem formal akuntabilitas manajemen senior kepada
para pemangku kepentingan. Kedua, dalam jangka luas, tata kelola
perusahaan meliputi seluruh jaringan hubungan formal dan informal yang
melibatkan sektor korporasi dan konsekuensinya bagi masyarakat pada
umumnya.7
Organisasi Koordinator dan Pengembangan Ekonomi (OECD) telah
mengambil definisi dari European Central Bank (ECB) memberikan definisi
tata kelola sebagai:
"Prosedur dan proses sesuai organisasi yang diarahkan dan
dikendalikan. Struktur tata kelola perusahaan menentukan pembagian
hak dan tanggung jawab antara pemangku yang berbeda dalam

organisasi, seperti pada lembaga, manajer, pemegang saham dan
pemangku kepentingan lainnya dan menetapkan aturan dan produsen
untuk pengambilan keputusan."8

7 Shleifer and Vishny, state that it deals with the ways in which suppliers of finance to
corporations assure themselves of getting a return on their investment. Cadhbury Report (1992)
explains corporate governance as the system by which copanies are directed andcotrolled. (A.
Shleifer, and R. Vishny, A Survey of Corporate Governance, “Journal of Finance”, edition 52,
1997), h. 737-783.
8 European Central Bank, “Annual Report 2004”, (Frankfurt: 2005), h. 22.

4

Peraturan Good Corporate Governance
1) Model Anglo-Saxon
Model Anglo-Saxon berdasarkan konsep korporasi hubungan fidusia
antara pemegang saham dan manajer termotivasi oleh perilaku yang
berorientasi profit. Konsepsi ini berasala dari keyakinan kapitalisme pasar
dapat berfungsi dalam mengatur diri sendiri dan secara seimbang. Salah
satu aspek yang paling khas dari sistem Anglo-Saxon adalah struktur

kepemilikan saham yang tersebar dan pemegang saham berpengaruh
terhadap manajemen lemah. Itulah alasan mengapa dalam sistem AngloSaxon, korporasi benar-benar membutuhkan perlindungan hukum yang
kuat untuk melindungi pemegang saham. Singkatnya, keasyikan pusat tota
kelola perusahaan dalam sistem Anglo-Saxon adalah untuk melindungi
kepentingan dan hak-hak pemegang saham.9
2) Model Eropa10
Sejak publikasi Berle dan Means, banyak yang percaya bahwa ada
masalah yang signifikan dengan model Anglo-Saxon. Pendekatan lain tata
kelola perusahaan yang diperkenalkan dikenal sebagai pemangku
kepentingan atau model Eropa. Dalam sistem ini, perusahaan menaikkan
sebagian besar keuangan eksternal mereka dari bank-bank yang memiliki
dekat, hubungan jangka panjang dengan pelanggan perusahaan mereka.
Stakeholder model Eropa ini difokuskan pada model berbasis
hubungan yang menekankan maksimalisasi kepentingan kelompok dari
pemegang saham. Model atau pemangku kepentingan model Eropa
menolak tiga proposisi utama dari model Amerika yaitu semua pemangku
kepentingan memiliki hak

untuk berpartisipasi dalam keputusan


perusahaan yang mempengaruhi mereka, kewajiban fidusia manajer untuk
menyempurnakan

kepentingan

semua

pemangku

kepentingan

dan

9 M. Miller, “Is American Corporate Governance Fatall Flawed?”, M. Joel Sterm and H.
Donals, Jr. Chew, “The Revolution in Corporate Finance, 4th edition, (United Kingdom; Blackwell
Publihing, 2004), h. 3.
10 A. Berle and G. Means, “The Modern Corporation and Private Property”, (New York:
Macmillian, 1932), h. 281

5

korporasi subjektif untuk mempromosikan kepentingan stakeholder dan
tidak hanya pemegang saham.11
Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
a. Transparansi
Transparansi mengandung unsur pengungkapan dan melengkapi
informasi secara tepat waktu, setara, jelas, akurat, dan sebanding serta
dapat diakses oleh fuctioner dan masyarakat penting. Transparansi
sangat dibutuhkan agar bank dapat menjalankan usahanya secara
obyektif, profesionalitas dan melindungi kepentingan konsumen.12
b. Akuntabilitas
Akuntabilitas

mengandung

unsur

kejelasan

fungsi

dalam

organisasi dan cara akunnya untuk membenarkan. Bank sebagai
lembaga yang harus bekerja keras dalam skala yang transparan dan
akuntebel. Untuk itu bank harus sehat dalam mengelola, terukur, dan
profesional dengan tetap memperhatikan kepentingan pemegang saham,
pelanggan, dan manajer lainnya. Akuntabilitas merupakan prasyarat
yang diperlukan agar bisa bekerja secara terus menerus.13
c. Tanggung jawab
Tanggung jawab mengandung unsur ysng berkenaan dengan
peraturan perundang-undangan dan internal bank tentunya dan juga
memiliki muatan bank untuk masyarakat dan daerahnya. Ini prinsip
yang diperlukan agar dapat memastikan telah lama terlindungi dari
bisnis ini sejak lama dan mendapat pengakuan sebagai warga
perusahaan yang baik.14
d. Independensi
Independensi yang mengandung unsur bersifat otonom atau
berdiri sendiri dari sisi lain dan objektivitas dalam melakukan pekerjaan
dan tugasnya. Sehubungan dengan prinsip independensi, bank harus
11 Ibid, h.3.
12 Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. 2006, Komite Nasional
Kebijakan Governance (KNKG), 2012, h. 3.
13 Ibid, h. 3.
14 Ibid, h.3.

6

dikelola secara mandiri agar organ perusahaan bersama dan seluruh
pihak yang di bawah barisan lain mendominasi dan tidak dapat
dianggap tindakan oleh salah satu pihak dapat mempengaruhi
objektivitas dan profesionalisme dalam menjalankan tugasnya.15
e. Keadilan
Keadilan yang terus berlanjut adalah unsur substansi perlakuan
adil dan juga cara yang sama seperti peluang di bagian itu. Dalam
usahanya yang telah dilakukan, bank harus selalu memperhatikan
pentingnya pemegang saham, konsumen dan pengelola gedung
interester lainnya berdasarkan prinsip keadilan dari masing-masing
pihak.16
Tujuan dan Manfaat Good Corporate Governance
Forum Tata Kelola Perusahaan di Indonesia (FCGI) memiliki sebuah
aturan yang menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik
dapat memperoleh manfaatnya sebagai berikut:17
a. Untuk

meningkatkan

aktivitas

kerja

korporasi

melalui

proses

pengambilan keputusannya dengan lebih baik, peningkatan efektifitas
operasional korporasi dan semakin meningkatkan pelayanan kepada
pemangku kepentingan.
b. Untuk lebih mudah mendapatkan dana pembiayaan lebih murah dan tidak
kaku

(sebab

faktor

kepercayaan)

seperti

yang

terakhir

akan

meningkatkan nilai perusahaan.
c. Untuk mengembalikan kepercayaan investor untuk menginvestasikan
dananya di Indonesia.
d. Pemegang saham akan merasa puas dengan aktivitas kerja perusahaan
karena sekaligus akan meningkatkan nilai pemegang saham dan dividen,
khusus untuk BUMN akan dapat membantu penerimaan APBN terutama
dari hasil privatisasi.

15 Ibid, h.4.
16 Ibid, h.4.
17 Forum for Corporate Governance in Indonesia, mengutip dari Johannes Ibrahim, h. 7475.

7

Unsur-unsur Good Corporate Governance18
Unsur-unsur tata kelola perusahaan yang baik masuk ke dalam
perusahaan dan di luar perusahaan. Unsur-unsur itu selalu dibutuhkan di
dalam perusahaan yaitu Corporate Governance-Internal.
Unsur-unsur yang datang dari dalam perusahaan adalah:
a. Pemegang saham;
b. Dewan direktur;
c. Dewan komisaris;
d. Manajer;
e. Para karyawan;
f. Sistem remunerasi berbasis pekerjaan;
g. Komite Audit.
Unsur-unsurnya selalu dibutuhkan di dalam perusahaan antara lain:
a. Keterbukaan dan kerahasiaan;
b. Transparansi;
c. Akuntabilitas;
d. Keadilan;
e. Aturan dari kode etik.
Unsur-unsur yang datang dari luar perusahaan adalah:
a. Kecukupan undang-undang dan perangkat hukum;
b. Para investor;
c. Lembaga penyedia informasi;
d. Akuntan publik; Lembaga ini telah mengambil sisi kepentingan umum,
bukan menjadi kelompok;
e. Pemberi pinjaman atau pemberi pinjaman;
f. Lembaga ini melakukan legalisasi.
Unsur-unsur yang selalu dibutuhkan diluar perusahaan meliputi:
a. Aturan dari kode etik;
b. Keadilan;
c. Akuntabilitas;
d. Hukum penjaminan.
18 Adrian Sutedi, “Good Corporate Governance”, (Jakarta: Sinar Grafika), h. 41.

8

Good Corporate Governance menurut Pandangan Islam
1. al-Tawhi>d and al-Shu>ra19
Sebagai dasar keyakinan Islam adalah al-Tawhi>d20, dasar
kerangka kerja tata kelola perusahaan juga berasal dari konsep ini.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
"Orang-orang yang merayakan puji-pujian Allah berdiri, duduk,
berbaring, atau memikirkan sisi-sisi, dan merenungkan keajaiban
penciptaan di langit dan di bumi, (dengan pemikiran):" Tuhan
kami ! Tidak untuk apa pun Engkau menciptakan semua ini!
Kemuliaan untukmu beri kami ampunan dari hukuman neraka ".21
Ayat ini memberikan prinsip-prinsip dasar tata kelola dimana
segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah memiliki tujuan dan manusia
diciptakan untuk menjadi wakil dunia. Dengan menaruh kepercayaan
kepada umat manusia sebagai wakil, Allah memainkan peran aktif
untuk dipantau dan dilibatkan dalam setiap urusan manusia dan dia
sadar dan mengetahui setiap saat.
2. Dimensi Tata Kelola Perusahaan22
Dimensi utama Tata Kelola Perusahaan Islam berdasarkan
Schieffer dkk. (2008) kutipan oleh Wael Moustafa Hassn, yaitu:
1) Al-‘adl: (Keadilan) mewakili keseimbangan dan keadilan dalam
setiap tindakan dalam kehidupan seperti penilaian yang lewat,
tanggung jawab terhadap orang lain, melindungi hak anggota
masyarakat terlepas dari agama, jenis kelamin dan kewarganegaraan
mereka. Ini adalah kerangka komprehensif untuk keseluruhan
masyarakat termasuk individu dan institusi yang dianggap sebagai
batu penjuru bagi nilai-nilai Islam.

19 Z. Iqbal and A. Mirakor, “Stakeholders Model of Governance in Islamic Economic
System”, Economic Studies,......h. 45.
20 I. R Al-Faruqi, “al-Tawhi>d”: Its Implications for Thought and Life”, The International
Institute of Islamic Thought, (Horndon: Virgina, 1982), h. 288.
21 Q.S Al-Imran: 191.
22 Schieffer, Alexander, Lessem, Ronnie and Al-Jayyousi, Odeh (2008), “Corporate
Governance: Impulses from the Middle East”, Transition Studies Review, (Vol. 15, Issue 2), h. 335.

9

2) Al-Hisba>h: Ini adalah sistem Islam dimana negara memiliki hak
untuk memeriksa semua praktik di pasar untuk memastikan keadilan
dan keadilan. Prosedur ini dapat diperluas untuk memeriksa secara
mendalam kejahatan kecil di masyarakat dalam sistem ini, negara
merekrut inspektur atau atasan atau yang disebut Al-mouhtasib.
3) Kesadaran Diri / kesadaran (kewaspadaan): Schieffer et all.
(2008), menyatakan bahwa "Islam memberi penekanan kuat pada
pengakuan sadar akan saling ketergantungan antara yang tak terlihat
dan yang terlihat, dimana yang tak terlihat dianggap sebagai
penyebab yang terlihat ("perangkat lunak memimpin perangkat
keras"). Oleh karena itu, tata kelola perusahaan yang baik mulai
pada tingkat psikologis individu. "
4) al-Tawhi>d: Connectivenesess ("unity"), Sesuai literatur Islam
ada tiga tingkat kesatuan. Persatuan umat manusia, kesatuan umat
dan persatuan umat muslim. Konsep ini harus diterapkan pada semua
pihak dalam organisasi.
5) Al-Syura: Konsultansi - Salah satu konsep utama dalam Islam di
Al-Syura (konsultasi) ini berarti bahwa proses pengambilan
keputusan harus dilakukan melalui konsultasi dan tidak berdasarkan
pada diktatorasi.
Menurut Muqorobin, (2012), empat dasar berdasarkan kepedulian
terhadap tata kelola perusahaan dalam perspektif Islam dapat dijelaskan
sebagai berikut:23
a. Al-Tauhi>d: Al-Tauhi>d adalah kerajaan tertinggi dari semua
aktivitas kehidupan manusia islami dan menjadi pegangan tangan
setiap muslim tanpa dikriminasi mazhab (ideologi), atau ideologi
lainnya yang menjadi perhatiannya. Prinsip ini mengajarkan agar
manusia selalu ingat jika dirinya sendiri hanya makhluk Tuhan yang
harus sampai kepada Allah dan mewujudkan peraturannya dan
meninggalkan larangannya.
23 Masyudi Mauqorrobin, “Fikih Tata Kelola Organisasi Laba: Sebuah Pengantar. (Online)
(http://tarjih.muhammadiyah.or.id/artikel-fikih-tata–kelola–organisasi–laba–detail-186.html),
diakses pada 28 Maret 2017).

10

b. Al-Taqwa>

dan

Al-Ridha>>:

Al-Taqwa>

dan

Al-

Ridha>> menjadi tokoh terkemuka yang teguh sebagai lembaga
Islam menjadi jenis apa pun tentang dasar al-Taqwa> kepada
Allah dan al-Ridha->>nya. Tata kelola korporat Busnis dalam
Islam juga harus tegak di atas fondasi al-Taqwa> kepada Allah
dan al-Ridha->>nya.
c. Equilibrium
inilah

dua

(al-Tawa>zunT)/
konsep

tentang

keadilan

keseimbangan

(al-Mi>za>n):
dalam

Islam.

Menggambarkan al-Tawhi>d dalam konteks sosial di masyarakat
termasuk dalam bisnis dan ekonomi.
“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan
sepasang (keadilan). Sehingga Anda tidak anggun batas bawah
pasangan ini. Dan tegaklah sisik itu adil dan jangan sampai
kamu menebangnya”.

d. Al-Mashlah} (Sejahtera): Pemeliharaan otoritas kepemimpinan
dan religius untuk menjaga harmoni fisik atau sosial, dimaksudkan
juga untuk memenuhi tujuan syariah syariah yang ada (almaqa>shidu-al-syari>’ah}), sudah mencapai maslahah bagi
manusia di dunia sebagai bentuk dari hasrat islam menjadi rahmat
bagi alam semesta.

11

3. Perbedaan Good Corporate Governance Non-Islam dan Islam
Perspektif
Skema 4.1
Perbandingan Good Corporate Governance Islam dan Non-Islam
Perspektif Non-Islam
Rasionalis sebagai Episteme

Perspektif Islam
Tawhid sebagai Episteme
Dewan Syariah
Ultimate Governance

Paksaan
Badan

e.Direktur
Independen
f.
g.
h.
i.

Langsung

Pemegang
Saham
Wewenang
Penggerak

Manajement

Non Manajemen
Agens: Nasabah,
Pemesan Distribusi,
dll

Karyawan

Shura:
Representasi umum
juga perwakilan
pemegang saham
umum ditambah
partisipasi
masyarakat
Otoritas Regulasi
Minimum menguasai
reproduksi
pengetahuan dan
kontrol

Objektif
Sosial
Memaksimalkan :
Kekayaan Pemegang
Saham

K
O
N
F
L
I
K

Diikuti oleh evolusi:
proses Shuratic

Penyambutan Sosial:
Menguji Kesatuan
pengetahuan menurut
syariah: kuat antara
kepentingan pribadi
dan sosial

12

Sumber: (Masadul Alam Choudhury dan M. Ziaul Haque), Corporate Governance in
Islamic Perspective, (Corporate Governance Jurnal), 2006.

Kontras antara fitur Islami tata kelola perusahaan dicontohkan
dalam Skema. 4.1, poin penting untuk dicatat dalam skema ini adalah
bahwa pengembangan sumber daya manusia, pembentukan preferensi
dan manajemen konsekuen, karyawan dan pemegang saham di
perspektif tata kelola perusahaan utama didorong oleh tujuan.
Akibatnya, kekuatan pasar yang terorganisir diri sesuai dengan perilaku
preferensi semacam ini.
5. METODE PENELITIAN
1) Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan yang
memiliki kualitas untuk menggunakan Content Analysis 24. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui penerapan tata kelola perusahaan yang baik
di PT. Bank BNI Syariah cabang Tasikmalaya dan metode pengambilan
keputusan adalah konsep penerapan good corporate governance
menggunakan teori Zulkifli Hassan atau konsep Masyudi Muqorobin.
2) Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di PT. Bank BNI Syariah cabang
Tasikmalaya yang tidak dapat diraih di Jl. Masjid Agung no. 26, Blok
Kaum

Kaler,

Kelurahan

Tawangsari,

Kecamatan

Tawang,

Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai tanggal 28 April 2017 sampai 30 Mei
2017.

24 Content Analysis adalah untuk menganalisa data yang telah didapat melalui tahap
pengumpulan data, reduksi data, pengolahan data, kesimpulan hasil data dan hasil analisis.

13

3) Jenis dan Sumber Data25
a. Data Primer
Data primer diperoleh dengan membawa hasil penelitian dari
pengumpulan

lapangan

pada

observation,

wawancara

dan

dokumentasi dan akan melibatkan diri dengan Manajer Bank, baik
atau pihak lain, yaitu hasil wawamcara salah seseorang bagian PT.
Bank BNI Syariah Cabang Tasikmalaya pada tahun 2016.
b. Data Sekunder
Data penelitian sekunder adalah data yang dikumpulkan dari
tangan kedua atau dari sumber lain yang telah tersedia sebelum
penelitian dilakukan. Dan data sekunder diperoleh dengan membawa
teknis yang relevan atau melakukan pendokumentasian catatan
independen terkait untuk pernyataan penerbitan penelitian objek.
4) Teknik Mengumpulkan Data26
a. Observasi
Pengamatan sering disebut sebagai metode observasi. Singkatnya
metode pengamatan adalah cara teliti yang teliti. Atau pengamatan
cermat dan sistematis dan pencatatan fenomena yang sedang
diselidiki.
b. Wawancara
Metode wawancara adalah metode penelitian untuk memandu
wawancara

mengajukan

pertanyaan,

mendengarkan

jawaban,

mengamati dan mencatat perilaku semua tanggapan dari hasil survei
serta wawancara.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah makalah yang ditulis atau dicetak berupa
catatan anekdot, surat, catatan harian, dan dokumen, dalam hal ini
dapat mencakup lembaran internal, komunikasi ke masyarakat
beragam, file, deskripsi program dan lain-lain.

25 Andi Prastowo, “Memahami Metode-Metode Penelitian”, Edisi ketiga, (Jakarta: Ar-Ruzz
Media), h. 280.
26 Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, (Bandung: Alfabeta,
2011), h. 145-250.

14

5) Teknik Analisis Data27
Analisis data akan dilakukan dengan menggunakan metode
induktif. Bentuk metode induktif ini adalah paragraf yang dipelihara
dengan menjelaskan beberapa isu spesifik (mengandung bukti) yang
diakhiri dengan pernyataan umum tentang kesimpulan atau metode
dengan pendekatan khusus untuk umum (bersifat spesifik terhadap
umum).
6. HASIL PENELITIAN
Penerapan Good Corporate Governance di PT. Bank BNI Syariah Cabang
Tasikmalaya 201628
Penerapan tata kelola perusahaan yang baik di PT. Bank BNI Syariah
cabang Tasikmalaya dapat dikatakan bahwa seluruh karyawan pada saat
pertama kali bekerja bisa dikatakan cukup sulit.
Maksud dari cukup sulit adalah karena pada saat itu hingga sekarang, PT.
Bank BNI Cabang Syariah Tasikmalaya membutuhkan karyawan yang
tangguh dan mau bekerja keras serta menjalankan slogan kinerja yang
diterapkan oleh PT. Bank Syariah Cabang Tasikmalaya yaitu “menghindari
atau menolak gerakan anti-gratifikasi dalam setiap pekerjaan”. Sebab,
slogan tersebut agar mampu menanamkan nilai-nilai Islam dengan tidak
bertolak belakang dengan ajaran Islam supaya menjadi dasar berfikir
akademis dan bertanggungjawab. Prinsip kerja di PT. Bank BNI Syariah
Cabang Tasikmalaya ialah “bekerja adalah ibadah, tidak melihat dari gaji
yang diraih, melakukan dengan ikhlas untuk mendapatkan al-rid}a> dari
Allah dan juga untuk mendapatkan gaji yang semata-mata untuk beramal
kebaikan dijalan Allah.”

27 Uhar Suharsaputra, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan”, Edisi
Pertama, (Bandung, PT. Refika Aditama, 2012), h. 215.
28 Annual Report of PT. Bank BNI Syariah 2016, h. 220.

15

Penerapan 5 Prinsip Pokok Good Corporate Governance di PT. Bank BNI
Syariah Cabang Tasikmalaya 201629
1. Transparansi
Dalam kegiatan sehari-hari penerapan prinsip tansparansi di sini
adalah "Tidak mendorong kepuasan atau tidak menerima kompensasi
dari siapapun”, supaya dalam hal cara berhubungan dengan beberapa
pihak ketiga dalam bekerja, bisa membawa kita dalam menghindari
aturan yang salah. Karyawan harus mengambil penyediaan komoditas
sesuai pemesanan, karena begitu apa yang menjadi kesepakatan kepada
pihak ketiga seperti vendor, akan menjadi tolak ukur karyawan dalam
mendapatkan gaji sesuai hasil kerjanya. Hal ini sebenarnya menjadi
rahasia umum, namun apa yang semestinya dilakukan dengan jelas sesuai
peraturan PT. Bank BNI Syariah Cabang Tasikmalaya harus dipatuhi
sesuai janji atau kesepakatan bersama semasa memuali kerjasama disini.
2. Akuntabilitasi
Hasil dari pertanggungjawaban di sini adalah semua kendala
dengan pemangku kepentingan seluruhnya dikatakan baik tidak ada
hambatan. Namun, untuk standarisasi pekerjaan semua tunduk kepada
kantor pusat PT. Bank BNI Syariah sebagai penanggungjawab umum
atas segala problematika disemua cabang.
3. Pertanggungjawaban
Tanggung jawab yang telah dilakukan oleh PT. Bank BNI Syariah
Cabang Tasikmalaya adalah mengalokasikan pelayanan terhadap pihak
ketiga standarisasi seluruh operasionalnya dipusatkan sama dengan bank
pusat PT. Bank BNI Syariah Cabang Tasikmalaya. Semua yang
berhubungan

dengan

tanggungjawab

instansi

disini

harus

dimusyawarahkan kepada kepala direksi PT. Bank Syariah Cabang
Tasikmalaya sebagai proses tanggungjawab yang relevan untuk
dilakukan.
4. Profesional/ Kebebasan
29 Hasil Wawancara di PT. Bank BNI Syariah Cabang Tasikmalaya dengan Bapak Alvi
M.Dwi SP (Pjs. BOH), pada tanggal 28 April 2017, pukul 17.00 WIB.

16

Implementasi prinsip independen di PT. Bank BNI Syariah Cabang
Tasikmalaya ini yaitu bank memiliki konsep "al-Ama> nah} - alJama> 'ah". Yang dimaksud hal tersebut adalah sebagai pedoman
untuk bekerja dengan baik dan memprioritaskan prinsip ibadah. Dengan
mengadakan program “Morning Briefing” yang dilakukan setiap hari
pada pukul 08.00 WIB kepada seluruh karyawan sebagai rutinitas yang
dilakukan para pegawai sebelum bekerja yang diakhiri dengan doa
bersama.
5. Kewajaran/ Keadilan
PT. Bank BNI Syariah Cabang Tasikmalaya menerapkan prinsip
keadilan dalam "kebijakan kesejahteraan atau rasio bagi hasil bagi
nasabah". Contoh dalam pendistribusian rasio biaya atau bagi hasil
dalam akad mudharabah yaitu bagi hasil untuk pelanggan sebesar 12%,
bahwa pembagian keuntungannya akad disepakati oleh DPS (Dewan
Pengawas Syariah) sesuai pengajuan biaya dan sebanding dengan
pesyaratan dalam pembagian bagi hasil dalam akad mudharabah di PT.
Bank BNI Syariah Cabang Tasikmalaya.
Namun, dalam keputusan penyajian rasio keuangan telah diberikan
hak penuh oleh badan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) langsung sebagai
badan pengawasan perbankan syariah sekaligus sebagai departemen
audit. Secara umum dapat dikatakan bahwa hasil dari penerapan self
assessment terhadap implementasi good corporate governance pada
tahun 2016 di PT. Bank BNI Syariah Cabang Tasikmalaya menjadi
peringkat pertama dengan hasil dari nilai komposit sebesar 74% dari
target. Maka, dalam program self assessment di PT. Bank BNI Syaiah
Cabang Tasikmalaya membagi nilai komposit menjadi tiga periode dalam
satu tahunnya, agar para pemangku kepentingan eksternal dapat
memantau hasil nilai komposit disetiap empat bulan sekali dalam satu
tahun.

17

Penerapan Prinsip Good Corporate Governance menurut Perspektif
Islami di PT. Bank BNI Syariah Cabang Tasikmalaya 201630
Menurut konsep perspektif Islam penerapan prinsip good corporate
governance di PT. Bank BNI Syariah Cabang Tasikmalaya berdasarkan
prinsip al-Tawhi> d} dan al-Rid}a. Semata-mata berlaku untuk seluruh
anggota mempunyai prinsip bahwa bekerja yang baik adalah berdasarkan
tujuan beribadah dan untuk mendapat ridha dari Allah SWT.
PT. Cabang Bank BNI Syariah Tasikmalaya dalam pengembangan
investasi-investasi pada saham-saham perusahaan menerapkan prinsip alAma> nah} dan al-Jama> 'ah}. Yaitu untuk mengadopsi penerapan
investasi yang jujur dan untuk tujuan bersama bukan kepentingan personal.
Aplikasinya ialah pada tahun 2016 hingga tahun 2017 pada saat membuka
lowongan kerja karyawan yang akan melamar di PT. Bank Syariah Cabang
Tasikmalaya, bank membuat persyaratan bagi calon pegawai baru untuk
diwawancara secara operasional, serta untuk diuji coba dalam membaca
beberapa ayat-ayat Al-Qur’an. Persyaratan ini tumbuh berdasarkan asas
penilaian atau tolak ukur dari segi al-Taqwa> (ketakwaan) calon pegawai
secara subyektif.
Adapun program rutin tahunan yang dilaksanakan oleh PT. Bank BNI
Syariah Cabang Tasikmalaya yaitu program “Milad 19 Juni” sebagai
program “Tarhib Ramadhan (Care Free day)” dalam rangka penyambutan
bulan Ramadhan dengan diadakannnya salah satunya perlombaan MHQ (alMutsabaqotul al-Hifd}i-l-al-Qur’an) dengan minimal sepuluh ayat
yang diujikan oleh karyawan-karyawan di PT. Bank BNI Syariah Cabang
Tasikmalaya. Arti dari acara-acara yang diselenggarakan setiap tahun tersebut
merupakan penerpanan prinsip "al-H}asa>nah}" yang berarti baik atau
kebaikan. Dalam arti, bahwa setiap kebaikan yang ada akan selalu
dilestarikan atau dibudidayakan supaya membawa nilai keberkahan yang
Islami.

30 Ibid, pada pukul 05.00 WIB.

18

Peta Good Corporate Governance31
2010-2011:
(Perusahaan Didirikan) Struktur dan prasarana berjalan sesuai ketentuan
(Pedoman GCG, Pedoman Direksi dan Dewan Komisaris, Karakter Komite.
2012-2015:
Perbaikan Instrumen dan mekanisme GCG secara berkesinambungan,
Perusahaan menerbitkan sukuk, memiliki Sekretaris Perusahaan, dan
membentuk pengawasan Pokja (GC) GCG.
2016-Kedepan:
Eksestasi Eksternal, Sinergi dengan Komite Inti, sosialisasi berkelanjutan
melalui sistem media internal seperti WBS, Electronic Corporate Guideline
(ECG), Compliance Information System (CIS), pemutakhiran pedoman GCG.
Trik Islami di PT. Bank BNI Syariah Cabang Tasikmalaya 201632
PT. Bank BNI Syariah Cabang Tasikmalaya memiliki prinsip pelayanan
dalam hal pelayanan kepada anggota nasabah yang sedang bertransaksi disini,
yaitu bank menerapakan peraturan dalam aspek keagamaan yang mana
diadakan shalat berjamaah di waktu shalat Dzuhur dan shalat Ashar dengan
bertempatkan di Masjid Agung Tasikmalaya, dikarenakan lokasi bank
berhadapan dengan masjid tersebut. Prosedurnya yakni kantor tutup selama
15 sampai 20 menit selama waktu shalat yang tertera diatas tersebut. Dengan
maksud, PT. Bank BNI Syariah Cabang Tasikmalaya memberikan asumsi
kepada nasabah agar selalu taat kepada prinsipal keibadahan serta menghargai
disetiap waktunya.
PT. Bank BNI Syariah Cabang Tasikmalaya menciptakan prosedural
untuk para karyawan yaitu dengan diadakannya program BIC (Brand
Internaat Control) yaitu dewan pengatur pelaksanaan bank yang bertugas
untuk melaporkan semua kegiatan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang
baik secara keseluruhan diperusahaan masing-masing cabang PT. Bank BNI
Syariah. Praktek program ini dengan maksud agar setiap ranah kegiatan yang
31 Ibid, h. 221.
32 Hasil Wawancara di PT. Bank BNI Syariah Cabang Tasikmalaya dengan Bapak Alvi
M.Dwi SP (Pjs. BOH), pada tanggal 28 April 2017, pukul 17.00 WIB.

19

dilaksanakan selalu dikontrol dan dilaporkan kepada bank pusat, supaya dapat
menjadi keamanan yang akurat bagi pihak bank agar berjalan dengan lancar
atas program yang digelutinya.
7. KESIMPULAN
Lima pilar konsep implementasi good corporate governance (GCG) yang
dilakukan dengan baik oleh PT. Bank BNI Syariah Cabang Tasikmalaya, yaitu
sebagai berikut:


Penerapan prinsip transparancy yaitu dengan penerapan prinsip kejelasan
instansi dengan tidak mendorong kepuasan atau tidak menerima
kompensasi dari siapapun.



Penerapan prinsip accountability yaitu dengan menerapkan kontrolisasi
atau pembuatan laporan, melaporkan segala apa yang dikerjakan setiap
harinya kepada PT. Bank BNI Syariah pusat.



Penerapan prinsip responsibility yaitu dengan menerapkan prinsip kehatihatian dengan menggalakan prinsip anti-gratifikasi dalam pelaksanaan
kinerja bank dan berpegang teguh pada hukum yang berlaku.



Penerapann prinsip independency yaitu dengan diterapkannya konsep alAma> nah {-al-Jama> 'ah} sebagai pedoman dalam bekerja serta
tidak mudah dipengaruhi oleh pihak luar yang tidak mempunyai
kepentingan yang baik.
Serta diadakannya perkumpulan “morning breifing” untuk semua anggota
setiap pukul 08.00 WIB yang diakhiri dengan doa bersama.



Penerapan prinsip fairness yaitu dengan diterapkannya pembagian rasio
bagi hasil yang sesuai keseimbangan kesejahteraan antar nasabah maupun
pihak bank sesuai keputusan dari DPS (Dewan Pengawas Syariah), serta
pembagian pembiayaan diputuskan oleh badan OJK (Otoritas Jasa
Keuangan).
Sedangkan menurut konsep perspektif Islam pelaksanaan good corporate

governance di PT. Bank BNI Syariah Cabang Tasikmalaya terbentuk dari
prinsip al-Tawhi>d} dan al-Rid}a, kepada semua pihak yang terkait dan

20

terhadap setiap individualnya menerapkan prinsip bahwa bekerja yaitu dengan
tujuan untuk ibadah. Prakteknya adalah:


Menerapkan

konsekuensi keutamaan dalam berkeagamaan dengan

penerapan shalat berjamaah dengan para nasabah di setiap shalat Dzuhur
dan Ashar dengan kantor bank tutup selama 15 menit sampai 20 menit.


Menyelenggarakan program tahunan, bahwa PT. Bank BNI Syariah
Cabang Tasikmalaya mengadakan perlombaan "Hifz}u-l-al-Qura