Penerima radio frekuensi radio identificatio

0A. Latar Belakang
Pesawat radio penerima yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, merupakan
jenis pesawat penerima yang paling tua umurnya dibandingkan dengan pesawat penerima
lainnya seperti pesawat televisi, pesawat telepon, tape recorder, gramophone, turn table (pemutar
piringan hitam) dan sebagainya.Kenyataan, sebelum diciptakan alat-alat tersebut seperti pesawat
televisi, pesawat telepon, tape recorder dan lain sebagainya yang sekarang ini menjadi bagian
dari sistem audio, pesawat radio merupakan jenis pesawat yang pertama diciptakan manusia.
Radio mempunyai peranan penting dalam segala bidang, terutama untuk sistem
komunikasi dan pemberitaan. Sampai sekarang pun tidak sedikit masyarakat yang memanfaatkan
perangkat radio ini, baik di kala senggang maupun untuk keperluan memperoleh informasi
pemberitaan. Meskipun di satu sisi teknologi audio digital semakin berkembang pesat, tetapi
tidak menyurutkan masyarkat pecinta radio untuk dinikmati sepenuhnya. Dalam bebrapa hal
pesawat radio penerima menjadi barang yang berharga dalam kehidupan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip kerja pesawat radio?
2. Apa saja bagian-bagian radio?
3. Apa saja jenis-jenis pesawat radio?
4. Bagaimana ruang kerja pesawat radio penerima?
5. Bagaimana langkah-langkah perawatan dan perbaikan pesawat radio penerima?

C. Tujuan

1. Ingin mengetahui prinsip kerja pesawat radio.
2. Ingin mengetahui bagaian-bagian yang terdapat dalam pesawat radio.
3. Ingin mengetahui jenis-jenis pesawat radio yang ada di lapangan.
4. Ingin mengetahui ruang kerja pesawat radio penerima.
5. Ingin mengetahui langkah-langkah perawatan dan perbaikan pesawat radio penerima.

A. Prinsip Kerja Pesawat Radio

Dalam sistem penerima pesawat radio, suara yang dipancarkan melalui udara dari stasiun
pemancar terlebih dahulu diubah bentuknya menjadi implus-implus listrik. Kemudian impulsimpuls listrik itu diperkuat dan dimasukkan ke dalam gelombang pembawa (carrier) yang
seterusnya dipancarkan melalui antena pemancar. Gelombang pembawa yang di dalamnya
mengandung impuls-impuls listrik dan dipancarkan ke udara tersebut sudah berbentuk
gelombang electromagnet gelombang Radio Frequency atau gelombang RF.
Gelombang yang dipancarkan ke udara, untuk selanjutnya ditangkap oleh antena
penerima. Setelah gelombang RF itu diterima oleh pesawat penerima (receiver) lalu diubah atau
dimodulasi menjadi impuls-impuls listrik kembali. Untuk selanjutnya impuls-impuls listrik
tersebut diubahnya menjadi getaran-getaransuara sebagaimana yang kita dengar bersama melalui
penguat suara (speaker).
Jadi dalam hal ini, frekuensi suara yang dipancarkan oleh stasiun pemancar diterima oleh
sebuah alat penerima. Frekuensi suara (audio) yang telah diterima kemudian diolah, diproses dan

diubah bentuknya selanjutnya diperkuat untuk diteruskan ke loud speaker. Sehingga apa yang
dipancarkan oleh stasiun pemancar bisa kita dengar suaranya persis seperti aslinya.
B. Bagian-Bagian Radio
Dalam setiap pesawat penerima radio, komponen-komponen yang tersusun dari beberapa
bagian.

a.

Secara umum pesawat penerima radio terbagi atas tiga bagian, yaitu:

Bagian detektor

b. Bagian mixer
c.

Bagian penguat akhir

a.

Bagian Detektor

Salah satu bagian dari rangakain lengkap sebuah pesawat penerima radio adalah yang
dinamakan detector. Bagian ini merupakan daerah yang mendeteksi adanya sinyal yang masuk.
Komponen yang paling berperan pada bagian ini adalah MF. Semua sinyal yang masuk haruslah
melalui MF yang selanjutnya diteruskan ke bagian IF III.

Sinyal yang masuk masih berfrekuensi tinggi, maka untuk menyesuaikannya dengan
pesawat penerima semua frekuensi diturunkan lebih dahulu menjadi sinyal frekuensi rendah. Jadi
bagian detector ini selain bertugas sebagai pendeteksi sinyal, juga sekaligus menurunkan sinyal
yang tinggi menjadi rendah.
Kemudian frekuensi sinyal yang rendah tersebut sudah mengalami penurunan
menjadi sekitar 100-6000 c/s. untuk menurunkan frekuensi ini biasanya digunakan komponen
diode germanium yang umum dipakai yaitu tipe OA 79 atau IN 1885.
Namun karena beberapa pabrik pembuat pesawat penerima radio berlainan, maka
untuk bagian detector ini pun juga ada perbedaan antara penerima radio yang satu dengan peswat
penerima radio yang lain. Perbedaan itu bukan merupakan cara kerjanya, melainkan tipe
komponen serta yang dipakai serta susunan rangkaian dalam perakitannya. Pada dasarnya prinsip
kerjanya adalah sama. Berikut contoh bagian detector untuk memudahkan dalam mereparasi.

Gambar 1. Contoh bentuk rangkaian detektor
Secara garis besar, bagian detektor ini bekerja karena adanya sinyal yang keluar dari

kumparan primer. Dengan demikian maka di bagian sekundernya terjadi induksi yang
sebelumnya melewati terlebih dulu dioda. Dari sini kemudian sinyal berubah menjadi fase
positif. Sedangkan fase negatifnya dalam keadaan teredam. Namun sinyal tersebut masih berupa
sinyal berfrekuensi tinggi dan belum bisa didengarkan. Karena itulah sinyal frrekuensi tinggi
kemudian diolah oleh komponen kondensator by pass dan selanjutnya disaring oleh beberapa
komponen resistor. Baru setelah itu berubah menjadi sinyal yang berfrekuensi rendah yang bisa
didengarkan lewat loudspeaker.
a.

Bagian Mixer

Mixer juga merupakan suatu bentuk rangkaian yang ada dalam pesawat penerima
radio. Tugas utama bagian ini adalah sebagai penguat dari getaran frekuensi antena.
Di bawah ini merupakan salah satu contoh rangkaian mixer penerima radio.

Gambar 2. Rangkaian mixer
Kalau suatu pesawat radio hanya menggunakan sebuah transistor, maka bagian mixernya
berfungsi sebagai penguat frekuensi, baik pada antenna maupun pada frekuensi osilator.
a.


Bagian Penguat atau Amplifier
Rangakain amplifier bukan hanya terdapat pada pesawat tape recorderatau
peasawat televise saja, melainkan pada pesawat penerima radio pun jugaterdapat rangkaian ini.
Tujuan dari rangkaian penguat ini adalah untuk memperkuat hasil sinya; frekuensi rendah
(audio) agar bisa didengar dan dinikmati suaranya melalui speaker. Di bawah ini merupakan
gambar rangkaian amplifier.

Gambar 3. rangkaian amplifier
C. Jenis Pesawat Radio
Sebenarnya apa yang disebut dengan pesawat radio penerima adalah sesuatu yang
dipergunakan untuk semua bentuk pesawat elektronika yang memanfaatkan gelombang suara,
seperti amplifier / sistem penguat suara, radio komunikasi (SSB), intercom, radio tape recorder
dsb. Tetapi karena kita sering menyebutnya dengan amplifer, tape recorder atau pemancar, maka
penyebutan nama-nama tersebut sebanrnya keliru.
Pada pesawat radio terdapat dua macam sistem penerima yang membedakan satu dengan
lainnya, yaitu :

Radio Penerima Straight.

a.


Bagian-bagiannya yaitu :
Bagian Antena
Fungsi antena pada penerima radio adalah untuk menerima/ menangkap belombang radio
yang dipancarkan oleh berbagai stasiun pemancar

b. Bagian Tuning/Pemilih
Bagian tuning sering disebut juga bagian tuner atau penala. Komponen utamanya adalah
lilitan email(kawat tembaga) dan kondensator (L.C).Fungsi bagian tuning pada penerima radio
adalah untuk memilih salah satu dari sekian banyak gelombang radio (RF= radio frekuensi) yang
telah diterima oleh antena melalui teknik resonansi. (resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya
suatu benda akibat adanya benda lain yang bergetar).
c.

Bagian Detektor
Komponen

utama

pada


bagian

detector

adalah

diode.

Fungsi bagian detektor pada penerima radio adalah untuk memisahkan sinyal informasi( AF=
audio frekuensi) dari sinyal pembawanya (RF= radio frekuensi).
d. Bagian Penguat AF ( audio frekuensi)
e.

Komponen utama pada bagian penguat AF adalah transistor atau IC. Fungsi bagian penguat AF
pada penerima radio adalah untuk menguatkan sinyal informasi yang telah dipisahkan oleh
bagian detector.

f.


Bagian alat suara
Fungsi bagian alat suara pada penerima radio adalah untuk mengubah sinyal informasi
(AF) menjadi getaran suara yang dapat didengar oleh telinga manusia.

g. Bagian Sumber Arus
Fungsi bagian sumber arus pada penerima radio adalah untuk memberi tenaga agar radio dapat
bekerja.

Radio Penerima Superheterodyne
1. Perbedaan antara radio superheterodyne dengan radio straight adalah adanya:
1. Bagian Oscilator.
Komponen utama bagian oscilator adalah lilitan kawat email dan kondensator. Fungsi bagian
Oscilator pada penerima radio adalah untuk mebangkitkan frekuensi tinggi (RF=radio frekuensi).
2. Bagian Mixer
Komponen utamanya adalah transitor. Fungsi bagian mixer pada penerima radio adalah
untuk mencampur frekuensi dari antena (fa) dengan frekuensi yang dihasilkan oleh oscillator(fo).
3.

Bagian


Penguat

Frekuensi

Menengah

(IF=

intermediate

frekuensi).

Bagian penguat IF sering disebut juga penguat MF( medium frekuensi),komponen utamanya
adalah transistor dan transformator. Sedangkan fungsi bagian penguat IF adalah untuk
menguatkan frekuensi menengah sebesar 455 KHz
D. Jenis Jenis Frekuensi Radio
Adapun jenis jenis frekuensi tersebut diantaranya :
1.Band HF (High Frequency) dan
2.Band VHF (Very High Frequency)
Demikian, bukan berarti seluruh frekuensi di kedua band tersebut dapat dipergunakan

begitu saja, melainkan dibatasi sesuai dengan kewenangan pemerintah. Alokasi frekuensi band
HF (High Frequency) untuk organisasi RAPI di Indonesia diberikan keleluasaan dari Frek
26.960 Mhz hingga 27.410 Mhz. Sedangkan Band VH (Very High Frequency) mulai 142.0375
Mhz sampai 143.5375 Mhz. (Sumber:, Buku Panduan RAPI Daerah 10 Jawa Barat) Namun
tahukah seluruh anggota RAPI di Indonesia tentang band dan sifat perambatan suatu frekuensi
radio? meyakini bahwa pengguna alat komunikasi, khusunya anggota RAPI, mayoritas hanya

mengenal 2 band saja, yaitu HF dan VHF. Itupun hanya sebatas nama band. Akan tetapi
mengenai nama Band lain, Panjang Gelombang, Batasan Frekuensi dan Nama Gelombangnya
kemungkinan besar tidak banyak anggota RAPI yang tahu.
Namun Secara umum, jenis frekuensi yang digunakan oleh radio komunikasi adalah VHF
(Very High Frequency) dan HF (High Frequency). Sebelum mengetahui nama Band, Panjang
Gelombang, Batasan Frekuensi dan nama gelombang radio, alangkah baiknya kita mengenal
lebih dulu kedua jenis band yang biasa kita pergunakan selama ini. Apa yang dinamakan VHF
(Very High Frequency) ? VHF (Very High Frquency) -- istilah radio komunikasi yag
dipergunakan anggota RAPI adalah 2 meter band-- biasanya dipergunakan untuk radio
komunikasi jarak dekat. Sebenarnya band ini memancar pada frekuensi 100 Mhz hingga 300
Mhz. Mengapa demikian?
Karena gelombang radio yang dipancarkan tersebut arahnya berbentuk garis lurus
(horizontal). Sebagai contoh, apabila jarak antara pengguna 2 stasiun radio komunikasi, salah

satu diantarnya terdapat hambatan atau halangan objek seperti gunung, pohon, bangunan tinggi,
yang posisinya lebih tinggi dibanding tempat yang bersangkutan mengudara (pancaran
gelombang radionya lebih rendah dibanding penghalang atau hambatannya), maka sudah pasti
transmisi yang dikirimkan ataupun diterima akan terhambat pula. Dari kesemua penghalang dan
hambatan sifatnya berbeda-beda. Misalkan jika hambatanya berupa sebuah gunung, maka
gelombang yang dipancarkan akan dipantulkan kembali, sehingga transmisi yang yang
dikirimkan kepada lawan komunikasi kita tidak akan mencapai tujuan. (Untuk menyiasati
kendala seperti ini, ada sebagian anggota RAPI yang mempergunakan antene pengarah dengan
cara memantulkannya ke pegunungan lain yang tidak bergaris lurus dengan lawan bicaranya,
tujuannya agar pantulan gelombang transmisinya dapat memantul dan mengarah kepada lawan
bicaranya).
Lain lagi dengan hambatan sebuah pohon. Keberadaan gelombangnya masih ada dan
dapat dipancarkan kelawan komunikasi atau stasiun tujuan. Akan tetapi transmisinya sangat
lemah sehingga tidak dapat diterima dengan jelas. Dan yang paling tidak menguntungkan adalah
bangunan tinggi sebagai hambatannya. Karena apabila salah satu penggunanya terhalang oleh
sebuah bangunan maka gelombang yang dipancarkannya akan hilang dan berhenti saat mengenai
bangunan tersebut Apa yang dinakaman HF (High Frequency) ? HF (High Frequency) adalah
radio komunikasi yang gelombangnya bekerja pada frekuensi 2 Mhz sampai 24 Mhz. Radio

komunikasi ini biasanya dipergunkaan untuk berkomunikasi jarak jauh. Alasannya karena sifat
gelombangnya yang dapat memantul dan tidak memiliki efek hambatan pada objek atau lawan
komunikasi. Hebatnya, kemampuan frekwensi ini dapat memantul hingga lapisan ionosphere.
Dan kelebihan lainnya adalah jika seorang komunikator menggunakan radio di frekuensi ini,
jarak sejauh apapun dapat dijangkau. Itupun apabila cuaca bagus.
Karena radio komunikasi ini masih tergantung kepada provagasi. Sifat dan kerja radio
komunikasi ini adalah pancaran gelombangnya dikirimkan terlebih dahulu melewati lapisan
ionosphere dan kemudian memantulnya kembali ke bumi menuju stasiun tujuan. Untuk pancaran
gelombang kedua yang terhambat oleh objek, akan memantul terus menerus sampai ke stasiun
tujuan. Kedua jenis frekwensi diatas dapat kita lihat dan kita ketahui perbedaannya.
Persoalannya, akan mempergunakan radio frekuensi mana yang cocok untuk berkomunikasi
sesuai dengan keinginan kita. Tinggal memilih sisi kegunaanya saja. (EQ, dari berbagai sumber)
1. Nama Band : Very Low Frequency (Vlf)
Panjang Gelombang : > 10 Km
Frekuensi : < 30 Khz
Nama Gelombang : Gelombang Myriametrik

2. Nama Band : Low Frequency (Vlf)
Panjang Gelombang : 1 - 10 Km
Frekuensi : 30 - 300 Khz
Nama Gelombang : Gelombang Kilometer

3. Nama Band : Medium Frequency (Mf)
Panjang Gelombang : 100 - 1.000 M
Frekuensi : 300 - 3.000 Khz
Nama Gelombang : Gelombang Hektometer

4. Nama Band : High Frequency (Hf)
Panjang Gelombang : 10 - 100 M
Frekuensi : 3 - 30 Mhz
Nama Gelombang : Gelombang Dekameter

5. Nama Band : Very High Frequency (Vhf)
Panjang Gelombang : 1 - 10 Km
Frekuensi : 30 - 300 Mhz
Nama Gelombang : Gelombang Meter

6. Nama Band : Ultra High Frequency (Uhf)
Panjang Gelombang : 10 - 100 Cm
Frekuensi : 300 - 3.000 Mhz
Nama Gelombang : Gelombang Decimeter

7. Nama Band : Super High Frequency (Shf)
Panjang Gelombang : 1 - 10 Cm
Frekuensi : 3 - 30 Ghz
Nama Gelombang : Gelombang Centimeter

8. Nama Band : Extremely High Frequency (Ehf)
Panjang Gelombang : 1 - 10 Mm
Frekuensi : 30 - 300 Ghz

Nama Gelombang : Gelombang Milimeter
E. Langkah-langkah perawatan dan perbaikan pesawat radio penerima
a.

Mengerti secara persis keadaan gangguan
Mendengarkan dengan seksama gangguan–gangguan macam apa saja yang tengah terjadi
pada pesawat bersangkutan. Kemudian untuk meyakinkan kaeadaan gangguan tersebut, putarlah
tombol–tombol pengatur yang ada pada pesawat.

b. Penyimpulan blok–blok yang rusak
Bila gejala gangguan telah diketahui secara pasti, buatlah suatu kesimpulan sementara bahwa
gangguan tersebut terjadi karena adanya kerusakan pada bagian inti atau bagian itu dan
sebagainya
c.

Membatasi daerah yang rusak

Diperiksa bukan hanya satu titik tertentu saja, tetapi dapat dikatakan cukup luas.
a.

Mengalokasi kerusakan dengan metode pengukuran
Langkah-langkah Mengukur tegangan yang harus dilakukan;

-

Hidupkan pesawat penerima radio dan datalah pemancar-pemancar yang ada dilokasi daerah
anda untuk mand MW!

-

Matikan pesawat penerima, kemudian sambungkan antena dengan ground pesawat
menggunakan kabel penghubung yang tersedia untuk menghindari adanya sinyal yang masuk
kedalam pesawat anda.

-

Hidupkan kembali pesawat penerima.

-

Mengukur tegangan, gunakan Multimeter untuk mengukur tegangan kaki-kaki semua komponen
aktip seperti transistor, catat hasil pengulkuran dan buat tabel hasil pengukuran.

Pengukuran tegangan pada komponen
a.

Mengalokasi kerusakan dengan melacak jalur rangkaian
Dengan menggunakan metode obeng yng disentuh dengan telunjuk pada satu titik tertentu,
akan diketahui lokasi gangguan yang terjadi pada pesawat penerima radio. Prosedur percobaan
ini dapat dilakukan secara berurutan, mulai loudspeaker sampai ke depan rangkaian yaitu
terminal antena
Pengukuran jalur dengan AVO meter

ANALISIS KERUSAKAN
Suara Radio Lemah

Tidak Ada Sinyal

Makasih,....semoga bermanfaat..:)