SAP bencana gempa bumi fix

SATUAN ACARA PENYULUHAN
Penangulangan dan Penanganan Gempa Bumi
A. Pengantar
Pokok bahasan

: Penangulangan dan Penanganan Gempa Bumi

Sasaran

: Mahasiswa S1 Keperawatan Semester 7 kelas C

Hari, tanggal

: Selasa, 25 Oktober 2016

Waktu

: 30 Menit

Tempat


: Ruang kelas

Penyuluh

: Mahasiswa / FIK UNUSA

B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan pendidikan kesehatan penanggulangan dan penanganan gempa
bumi mahasiswa diharapkan dapat siap siaga bila terjadi gempa bumi
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan tentang penanggulangan dan penanganan bencana
pada mahasiswa, diharapkan mahasiswa untuk:
a. Mengetahui pengertian gempa bumi
b. Mengetahui klasifikasi gempa bumi
c. Mengetahui penyebab gempa bumi
d. Mengetahui daerah rawan gempa bumi
e. Mengetahui penanganan gempa bumi
f. Mengetahui komponen yang terancam
g. Mengetahui upaya mitigasi dan pengurangan bencana

h. Mendomenstrasikan tindakan evakuas
C. Sasaran
Mahasiswa S1 Keperawatan Semester 7 kelas C

Page 1

D. Materi Pengajaran
Materi penyuluhan meliputi:
a. Pengertian gempa bumi
b. Klasifikasi gempa bumi
c. Penyebab gempa bumi
d. Daerah rawan gempa bumi
e. Penanganan gempa bumi
f. Komponen yang Terancam
g. Upaya mitigasi dan pengurangan bencana
h. Tindakan evakuasi saat gempa bumi
E. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab dan diskusi ini dan metode ini maksudkan untuk memotifasi dan
mengingatkan keterlibatan perserta penyuluhan

F. Media
1. LCD
2. Microphone
3. Speaker
4. Satu set bebat bidai

G. Materi
Terlampir
H. Proses Kegiatan/Rencana Pembelajaran
No
1

Kegiatan penyuluhan
Kegiatan Pra Penyuluhan

Kegiatan Peserta
1)

1)
2)


Persiapan materi
Persiapan media

3)
4)

pembelajaran
2)
Kontrak Waktu
Persiapan media

Menjawab
pembuka

Metode & Waktu
Media
salam Ceramah
dan


penutup
Menyimak
informasi
Page 2

yang

5 menit

5)
6)

pembelajaran
Kontrak waktu
Persiapan

disampaiakan oleh
3)

tempat/lingkungan


penyuluh
Menjawab

dan sarana prasana 4)

pertanyaan
Mengajukan

lainnya.

pertanyaan

Pembukaan

2

a.

Menyampaikan


b.

salam
Memperkenalkan

c.

diri
Menjelaskan

d.

tujuan
Menyampaikan

kontrak waktu
e.
Apersepsi
Pelaksanaan:


a.

1) Menjelaskan
b.

tentang
pengertian gempa
bumi
2) Menjelaskan

Mendengarkan,

gempa bumi
3) Menjelaskan
tentang penyebab
gempa bumi
4) Menjelaskan
daerah


rawan

gempa

15

memperhatika
dengan
menit
Menanyakan halmengguna
hal yang belum
kan Power
jelas
Point

tentang klasifikasi

tentang

Ceramah


bumi
5) Menjelaskan
tentang
penanganan
gempa bumi
6) Menjelaskan
tentang

Page 3

komponen

yang

Terancam
7) Menjelaskan
tentang

upaya


mitigasi

dan

pengurangan
bencana
8) Menjelaskan
tentang tindakan
evakuasi
3

saat

gempa bumi
Evaluasi
1)

Menjawab pertanyaan

Mengevaluasi

Tanya
Jawab

10
menit

penerimaan
2)
4

informasi
Memberikan

pertanyaan lisan
Penutup
a.

Menyimpulkan

b.

hasil penyuluhan
Mengucapkan
terimakasih

a.

b.

Aktif

bersama  Menden 5 menit

dalam

garkan
 Menjaw

menyimpulkan
Membalas salam

Atas perhatian sasaran

ab
Salam

Memberikan salam
Total waktu

30
menit

I. Pengorganisasian
1. Pengorganisasian
Moderator

: Diah Ayu Retno N

Penyuluh

: Iqbal Gana Sadewa

Fasilitator

: Dwi Lestari Rahma

Observer

: Farizah Trifawira D

2. Rincian tugas
a. Moderator
Page 4

1) Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4) Menyebutkan materi yang akan diberikan
5) Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan
(kontrak waktu)
6) Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi matri
7) Mengatur waktu penyuluhan
b. Penyuluh
1) Mengenali pengetahuan mahasiswa tentang penangulangan gempa
bumi
2) Menjelaskan materi tentang penangulangan gempa bumi.
3) Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan
c. Fasilitator
1) Menyiapkan tempat dan media sebelum mulai
2) Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
3) Memotivasi para mahasiswa agar berpartisipasi dalam penyuluhan
4) Memotivasi para mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan saat
moderator memberikan kesempatan bertanya
5) Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
d. Observer
1) Mengobservasi jalannya proses kegiatan
2) Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan
penyuluhan berlangsung.
3) Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang evaluasi hasil
penyuluhan
E. Setting tempat

Page 5

OBSERVER

FASILITATOR

LAYAR

M
O
D
E
R
A
T
O
R

PESERTA
F. Evaluasi Pembelajaran
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan yang
digunakan dalam penyuluhan yaitu :


Microphone



LCD



Speaker



Satu set bebat bidai

b. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah, ditulis, dan dibuatkan power point
dengan menarik, dan mudah dimengerti oleh sasaran penyuluhan.
c. Kontrak
Dalam penyuluhan mengenai Penangulangan dan Penanganan Gempa
Bumi telah dilakukan kontrak mengenai waktu, tempat serta materi yang
akan disampaikan pada sasaran 1 hari sebelumnya yaitu pada tanggal 24
Oktober 2016.

2. Evaluasi Proses

Page 6

Sasaran penyuluhan mampu mengikuti jalannya penyuluhan dengan baik
dan penuh antusias. Selama proses penyuluhan berlangsung, sasaran aktif
menjawab apabila ada yang belum dimengerti, sasaran memberi jawaban atas
pertanyaan pemberi materi dan mahasiswa pun melakukan komunikasi dua
arah untuk saling mengenal dan menjelaskan tujuan kunjungan mahasiswa ke
sasaran, sehingga sasaran tidak meninggalkan tempat diadakannya penyuluhan
saat acara akan berlangsung dan tanya jawab berjalan dengan baik.
3. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan mengerti 80% dari apa yang telah disampaikan dengan
kriteria para peserta mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan yang
diberikan oleh penyuluh. Evalusi dilakukan secara langsung (lisan) dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka sebagai berikut:
a. Bagaiman pengertian gempa bumi?
b. Apa saja klasifikasi gempa bumi?
c. Apa saja penyebab gempa bumi?
d. Dimana saja daerah rawan gempa bumi?
e. Bagaman penanganan gempa bumi?
f. Apa saja komponen yang Terancam?
g. Bagaimana upaya mitigasi dan pengurangan bencana?
h. Apa tindakan evakuasi saat gempa bumi?

MATERI PENYULUHAN
Page 7

A. Pengertian
Gempa

bumi

merupakan

peristiwa

pergerakan

kulit/lempeng

bumi

yang

menyebabkan dislokasi (pergeseran) pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba.
Gempa bumi terjadi karena pergeseran antar lempeng tektonik yang berada di bawah
permukaan bumi. Dampak dari pergeseran itu menimbulkan energy luar biasa dan
menimbulkan goncangan di permukaan dan seringkali menimbulkan kerusakan
hebat pada sarana seperti rumah/bangunan, jalan, jembatan, tiang listrik.
Gempa bumi merupakan bencana alam yang sering melanda wilaya Indonesia, kirakira 400 kali dalam setahun. Hal ini terjadi karena Indonesia dilalui oleh dua
lempeng (sabuk) gempa bumi, yaitu lempeng Mediterania (Alpen-Himalaya) dan
lempeng pasifik.
EM-DAT (2011), mencatat bahwa dalam tenggang waktu 1980-2010 di Indonesia
terdapat 76 kejadian bencana gempa bumi dengan dampak yang cukup besar dari
semua kejadian bencana yaitu sekitar 39 persen.
Tercatat dalam beberapa tahun terakhir ini banyak terjadi gempa yang cukup besar di
Indonesia dan dalam interval waktu yang pendek, seperti gempa di Aceh tahun 2004
dengan kekuatan 9.2 Mw disertai dengan Tsunami, gempa Nias tahun 2005
dengankekuatan 8.7 Mw, Gempa Yogyakarta tahun 2006 dengan kekuatan 6.3 Mw,
dan Gempa Padang yang terjadi tahun 2009 dengan kekuatan 7.6 Mw. Gempagempa tersebut menelan banyak korban jiwa, keruntuhan dan kerusakan bangunan
serta berbagai infrastruktur lainnya, menghabiskan dana trilyunan rupiah untuk
rehabilitasi dan rekontruksi.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa gempa bumi
menjadi pemicu bencana besar paling mematikan dalam satu decade terakhir dan
masih menjadi ancaman utama bagi juta orang di seluruh dunia, terutama yang
tinggal di kota besar. Sebuah penelitihan yang di dukung PBB mengatakan sejak
tahun 2000 hingga 2009 hampir 60 persen dari sekitar 780 ribu orang yang tewas
akibat bencana alam, dan bencana alam itu adalah gempa bumi (Christanto, 2011).
Kondisi ini mengisyaratkan bahwa Indonesia tidak akan pernah luput dari kejadian
bencana terutama gempa bumi, oleh karena itu kesiapsiagaan dan mitigasi yang
menjadi kesatuan dalam manajemen bencana sebagaimana diisyaratkan oleh

Page 8

Undang-Undang

Republik

Indonesia

Nomor

24

tahun

2007

tentang

“Penanggulangan Bencana” haruslah menjadi perhatian kita.
B. Klasifikasi gempa bumi
Secara umum gempa bumi dapat di klasifikasikan antara lain yaitu: menurut faktor
penyebab, menurut kedalaman atau fokus gempa bumi, menurut lokasi, menurut
getaran atau gelombang, menurut tipe rangkaian kejadian gempa bumi, dan menurut
intensitas gempa bumi.
1. Gempa bumi menurut faktor penyebab
Berdasarkan faktor penyebab terjadinya gempa bumi dapat dibedakan menjadi
beberapa mancam, yaitu:
a. Gempa bumi tektonik (tectonic earthquake)
Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran
lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang
sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan
kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu
menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik adalah gempa bumi
yang disebabkan oleh adanya tarikan dan tekanan. Gempa jenis ini
merupakan gempa yang paling berbahaya dan yang paling umum dan sering
terjadi. Gempa bumi tektonik merupakan gempa bumi yang kejadiannya
dipengaruhi oleh pergerakan lempeng tektonik secara tiba-tiba, pergerakan
lempeng tektonik tersebut memiliki kekuatan perlepasan energy yang
bervariasi dengan skala kecil sampai dengan besar sebagai akibatnya
erjadilah gempa bumi. Pergeseran lapisan bumi ada 2 macam: vertical dan
horizontal. Gerakan-gerakan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan
bentuk yang menghasilkan pola baru yang disebut struktur diastropik. Bentuk
baru yang termasuk dalam struktur diastropik adalah pelengkungan,
perlipatan, patahan, dan retakan. Dalam Geomorfologi termasuk bentuk
lahan structural.
b. Gempa bumi volkanik (volcanic earthquake)
Gempa bumi volkanik (volcanic earthquake) Gempa bumi volkanik adalah
gempa bumi yang terjadi akibat adanya aktivitas volkanisme. Aktivitas
volkanisme dan gempa bumi sering terjadi secara bersama-sama sepanjang
batas lempeng diseluruh dunia, seperti gunung api Hawai. Gempa bumi
Page 9

volkanik merupakan gempa bumi yang terjadi sebagai akibat adanya aktivitas
gunung api. Gunung api yang akan meletus biasanya mengakibatkan gempa
bumi. Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang bisa
terjadi sebelum gunung api meletus. Apabilah keaktifannya semakin tinggi
maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan
terjadinya gempa bumi. Efek gempa bumi ini biasanya hanya dirasakan pada
daerah disekitar gunung api tersebut.
c. Gempa bumi runtuhan (sudden ground shaking)
Berbedah dengan jenis gempa bumi tektonik dan vulkanik gempa bumi
runtuhan atau longsoran terjadi karena adanya runtuhan atau longsor tanah
atau batuan. Lereng gunung yang memiliki energy potensial yang besar
ketika runtuhan atau longsor akan menyebabkan bergetarnya permukaan
bumi. Jenis gempa ini dapat terjadi di daerah manapun yang wilayahnya
berbukit dan memiliki struktur tanah yang labil. Peristiwa runtuhannya atau
longsornya tanah atau batuan yang menyebabkan bergetarnya permukaan
bumi inilah yang disebut gempa bumi runtuhan atau longsor.
Gempa bumi runtuhan atau longsoran sangat jarang terjadi, dan jenis
kegempaannya hanya bersifat local. Jenis gempa bumi ini biasanya terjadi
pada daerah kapur ataupun di daerah pertambangan. Gempa bumi runtuhan
atau longsoran ini juga bisa terjadi ketika suatu gua di daerah topografi karst
atau di daerah pertambangan mengalami runtuhan atau longsor.
d. Gempa bumi tumbukan
Sebagai salah satu planet yang ada dalam susunan tata surya, bumi setiap hari
menerima hantaman meteor, asteroid, atau benda langit lain. Namun, pada
umumnya meteor, asteroid, atau benda langit lain sudah terbakar sebelum
mencapai bumi. Ketika menerima hantaman meteor, asteroid atau dengan
benda langit lain dengan ukuran yang besar, bumi akan bergetar. Jadi, gempa
bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi.
Bergetarnya permukaan bumi yang disebabkan oleh jatuhnya benda langit
inilah yang disebut gempa bumi tumbukan atau gempa bumi jatuhan.
Diantara semua jenis gempa bumi, gempa bumi tumbukan atau jatuhan
termasuk jenis gempa bumi yang jarang terjadi. Namun demikian, apabila
terjadi efek kerusakan yang ditimbulkannya sangat besar. Kekuatan gempa

Page 10

yang ditimbulkan oleh gempa bumi ini tergantung dari besar atau kecilnya
batu meteor, asteroid atau benda langit lain yang jatuh.
e. Gempa bumi buatan
Gempa bumi tektonik, gempa bumi vulkanik, gempa bumi runtuhan, dan
gempa bumi tumbukan merupakan jenis gempa bumi yang terjadi karena
faktor alam. Sedangkan gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang
disebabkan oleh aktivitas manusia sendiri. Gempa bumi jenis ini dapat terjadi
misalnya karena aktivitas peledakan menggunakan dinamit, nuklir, atau palu
godam yang dipukulkan ke permukaan bumi. Berbagai aktivitas manusia
tersebut dapat menimbulkan gempa bumi.
2. Gempa berdasarkan kedalaman atau fokus gempa bumi
Gempa bumi dapat dibedakan berdasarkan letak atau kedalaman pusat
gempanya. Semakin dangkal letak hiposentrum terhadap permukaan bumi,
maka dampak gempa bumi yang ditimbulkannya akan semakin besar. Oleh
karena itu, semakin dangkal letak hiposentrum maka akan semakin besar
kompetensi kerusakan dan kerugian yang ditimbulkannya.
Berdasarkan letak atau kedalaman pusat gempanya, kita mengenal gempa
bumi dalam, gempa bumi menengah, dan gempa bumi dangkal.
a. Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang posisi hiposentrumnya
berada lebih dari 300 km dibawah permukaan bumi. Gempa bumi dalam
pada umumnya tidak terlalu berbahaya. Jenis gempa bumi ini jarang
sering terjadi. Dari keseluruhan gempa bumi yang terjadi, gempa bumi
dalam hanya 3 persen.
b. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah atau sedang adalah gempa bumi yang posisi
hiposentrunya berada antara 70 sampai 300 km di bawah permukaan
bumi. Gempa bumi menengah atau sedang pada umumnya menimbulkan
kerusakan ringan. Jenis gempa bumi ini getarannya lebih terasa jika di
bandingkan dengan gempa bumi dalam. Dari keseluruhan gempa bumi
yang terjadi, gempa bumi menengah atau sedang sekitar 12 persen.
c. Gempa bumi dangkal

Page 11

Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang posisi hiposentrumnya
berada kurang dari 70 km dari permukaan bumi. Gempa bumi dangkal
biasanya menimbulkan kerusakan fisik yang besar. Jenis gempa bumi
inilah yang paling berbahaya dan sangat berpotensi menimbulkan
kerusakan fisik dan korban jiewa yang besar.
3. Gempa berdasarkan lokasinya
Gempa bumi dapat dibedakan berdasarkan lokasi terjadinya gempa.
Berdasarkan lokasi terjadinya gempa, kita mengenal jenis gempa bumi
daratan dan gempa bumi lautan.
a. Gempa bumi daratan
Gempa bumi daratan adalah gempa bumi yang posisi episentrumnya
berada di daratan.
b. Gempa bumi lautan
Gempa bumi lautan adalah gempa bumi yang posisi episentrunya berada
di laut. Pada gempa bumi di lautan inilah yang berpotensi menimbulkan
tsunami.
4. Gempa bumi berdasarkan getaran atau gelombang
Gempa bumi juga dapat dibedakan berdasarkan sifat gelombang atau getaran
gempa yang di timbulkannya. Berdasarkan sifat gelombang atau getaran
gempa yang ditimbulkannya, kita mengenal jenis gempa bumi gelombang
primer, gempa bumi gelombang sekunder, dan gempa bumi gelombang
panjang.
a. Gempa bumi gelombang primer
Gempa bumi gelombang primer adalah gempa bumi yang menimbulkan
gelombang atau getaran yang merambat kepermukaan bumi dengan
kecepatan antara 7 hingga 14 kilometer per detik. Jenis gempa bumi ini
juga sering di sebut gempa bumi gelombang longitudinal. Getaran ini
berasal dari hiposentrum.
b. Gempa bumi gelombang sekunder
Gempa

bumi

gelombang

sekunder

adalah

gempa

bumi

yang

menimbulkan gelombang atau getaran yang merambat kepermukaan
bumi dengan kecepatan antara 4 hingga 7 kilometer per detik. Jenis
gempa bumi ini juga sering disebut gempa bumi gelombang transversal.

Page 12

Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan yang
berwujud cair.
c. Gempa bumi gelombang panjang
Gempa bumi gelombang panjang atau gelombang permukaan adalah
gempa bumi yang getarannya merambat kepermukaan bumi dengan
kecepatan lebih rendah dari gelombang primer dan gelombang sekunder.
Jenis gempa bumi gelombang panjang ini lebih dikenal dengan istilah
gelombang permukaan, karena sifat rambat getarannya lebih terasa
dipermukaan bumi.
5. Gempa bumi menurut tipe rangkaian kejadian gempa bumi
Berdasarkan tipe rangakian gempa, maka gempa bumi dapat diklasifikasi
atas:
a. Tipe I, yaitu gempa bumi utama yang diikuti gempa bumi susulan tanpa
didahului gempa pendahuluan (fore shock).
b. Tipe II, yaitu sebelum terjadi gempa bumi utama, diawali dengan adanya
gempa pendahuluan dan selanjutnya diikuti oleh gempa susulan yang
cukup banyak.
c. Tipe III, yaitu kejadian gempa bumi pada yang dalam peristiwanya tidak
terjadi gempa bumi utama. Magnitude dan jumlah gempa bumi yang
terjadi besar pada periode awal dan berkurang pada peride akhir dan
biasanya dapat berlangsung cukup lama dan bisa mencapai 3 bulan.
Tipe gempa ini disebut tipe swarm dan biasanya terjadi pada daerah vulkanik
seperti gempa gunung lawu tahun 1979.
6. Gempa bumi menurut intensitas
Disamping klasifikasi gempa bumi yang telah disebutkan diatas, gempa bumi
dapat dibedakan pula berdasarkan intensitas yaitu:
a. Gempa bumi makro yaitu gempa bumi yang intensitas (kehebatannya)
besar.
b. Gempa bumi mikro yaitu gempa bumi yang intensitasnya kecil dan hanya
terasa pada pesawat saja.
C. Penyebab gempa bumi
Ada beberapa factor yang menyebabkan terjadinya gempa bumi. Penyebabpenyebab terjadinya gempa bumi antara lain karena pelepasan energy lempengPage 13

lempeng tektonik, proses subduksi, pergerakan magma, penumpukan massa air,
injeksi atau akstraksi cairan, atau karena penggunaan bahan peledak.
a. Pelepasan Energi Lempeng Tektonik
Sebagaian besar gempa bumi terjadi akibat pelepasan energy secara tibatiba pada lempeng bumi. Pelepasan energy ini terjadi karena tekanan yang
dilakuakn oleh pergerakan lempeng-lempengtektonik secara terus-menerus.
Semakin lama tekanan itu akan semakin besar, yang akhirnya tekanan
tersebut tidak mampuditahan lagi oleh pinggiran lempeng-lempeng bumi.
Pada saat itulah pelepasan energy secara tiba-tiba sehingga mengakibatkan
gempa bumi. Gempa bumi terjadi di perbatasan lempeng-lempeng tektonik
bumi. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di daerah-daerah
perbatasan lempeng-lempeng tektonik bumi.
b. Proses Subdukasi
Beberapa gempa bumi terbesar di dunia terjadi karena proses subdukasi.
Dalam proses ini, terjadi tumbukan antara dua lempeng bumi, di mana
salah satu lempeng bumi terdorong ke bawah lempeng bumi yang lain.
Biasanya proses subdukasi ini terjadi karena lempeng samudera di laut
menumbuk lempeng benua yang lebih tipis di darat. Lempeng samudera
yang jauh dan bergeser dengan lempeng benua di atasnya dapat melelehkan
kedua bagian lempeng tersebut. Akibat tumbukan ini dapat menghasilkan
gunung api dan menyebabkan gempa bumi dengan kekuatan yang besar.
c. Pergerakan Magma
Jenis gempa bumi yang lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di
dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi pertanda awal
akan terjadinya letusan gunung berapi.
d. Penumpukan Massa Air
Jenis gempa bumi yang lain terjadi karena menumpuknya massa air yang
sangat besar di balik dam. Contoh gempa bumi akibat penumpukan massa
air ini adalah gempa bumi yang terjadi pada Dam Karibia di Zambia,
afrika. Jenis gempa bumi seperti ini jarang sekali terjadi.
e. Injeksi atau Akstraksi Cairan
Sebagian lagi gempa bumi juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi
cairan dari atau ke dalam bumi. Contoh gempa bumi akibat injeksi atau
Page 14

akstraksi cairan ini terjadi pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas
bumi di Roky Mountain Arsenal, Inggris. Jenis gempa bumi seperti ini juga
jarang sekali terjadi.
f. Penggunaan Bahan Peledak
Jenis gempa bumi yang lain dapat terjadi karena aktivitas peledakan
menggunakan bahan peledak dengan kekuatan yang besar. Gempa bumi
yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti ini dinamakan seismisitas
terinduksi.

Penggunaan

bahan

peledak

pada

aktivitas

industry

pertambangan dapat menyebabkan terkadinya gempa bumi.
Dan ada juga penyebab lain terjadinya gempa bumi yaitu:
a. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng/bumi
b. Aktivitas sesar di permukaan bumi
c. Pergerakan geomorfologi secara local, contohnya terjadi runtuhan tanah
d. Aktivitas gunung api
e. Ledakan nuklir
Mekanisme perusakan terjadi karena energy getaran gempa dirambatkan ke seluruh
bagian bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan
dan runtuhnya bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa
juga dapat memicu terjadinya tanah longsor, runtuhan bantuan, dan kerusakan tanah
lainnya yang merusak permukiman penduduk. Gempa bumi juga menyebabkan
bencana ikutan berupa kebakaran, kecelakaan, industri dan transportasi serta banjir
akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul penanganan lainnya.
D. Daerah rawan gempa bumi
Di indonesia negara paling beresiko terkena gempa dan memiliki titik gempa
terbanyak di dunia mencapai 129 titik. Titik gempa tersebut meliputi daerah selatan
indonesia, mulai dari pula saba sampai nusa tenggara timur, terus naik kepulau
papua. Kejadian gempa bumi selama 10 tahun terakhir memang sangat rutin di
indonesia, hampir setiap tahun terjadi peristiwa ini. Pemetaan daerah rawan gempa
di indonesia yaitu NAD, sumatra utara, sumatra barat, bengkulu, lampung, banten,
jawa tengah dan DIY bagian selatan, jawa timur bagian selatan, bali, NTB dan NTT.
Kemudian sulawesi utara, sulawesi tengah, sulawesi selatan, maluku utara, maluku
selatan, biak, yapen dan fak-fak di papua serta balik papan serta kalimantan timur.
Indonesia rawan terhadap gempa bumi karena dikepung tiga lempeng tektonik dunia,
Page 15

indonesia juga merupakan jalur the pasicif ring of fire (cincin pasifik ) yang
merupakan jalur rangkaian gunung api aktif di dunia. cincin api pasifik membentang
diantara subduksi maupun pemisahan lempeng pasifik dengan lempeng indonesia
australia, lempeng aurasia, lempeng amerika utara dan lempeng nasca yang
bertabrakan dengan lempeng amerika selatan.

E. Penanganan jika terjadi gempa bumi
Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat
dijadikan pegangan dimanapun anda berada
a. Di dalam rumah
Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus
mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah kebawah
meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak
memiliki meja, lindungilah kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang
menyalakan kompor, maka matikan segera untuk mencegah kebakaran.
b. Di sekolah
Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungilah kepala dengan tas dan buku,
jangan panic, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang
terjauh dipintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang, dan
pohon.
c. Di luar rumah
Lindungi kepala anda dan hindari benda-benda berbahaya. Didaerah perkantoran
atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca.
d. Di dalam lift
Jangan menggunakan lift saat terjadi benca bumi atau papan-papan reklame.
Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda
bawah.
e. Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua
petunujuk dari petugas atau peran kebakaran. Jika anda merasakan getaran
gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift
berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak

Page 16

dalam lift, hubungilah manajer gedung dengan menggunakan interpon jika
tersedia.
f. Di kereta api
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh
seandainya kereta di hentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti
penje;lasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta
atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan berat.
g. Di dalam mobil
Saat terjadi gempa bumi besar anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda
gundul.

Anda

akan

kehilangan

control

terhadap

mobil

dan

susah

mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan
berhentilah ikuti instrusi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah
dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
h. Di gunung/pantai
Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung
ketempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda
merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami, cepatlah mengungsi kedataran yang
tinggi.
i. Beri pertolongan
Sudah dapat di ramalkan bahwa banyak orang segera saat terjadi gempa bumi
besar. Karena petugas kesehatan dari rumah sakit akan mengalami kesulitan
datang ketempat kejadian, maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama
kepada orang-orang yang berada disekitar anda.
j. Dengarkan informasi
Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Cegah
kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai
dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yang benar dari
pihak yang berwenang atau polisi. Jangan bertindak dari informasi orang yang
tidak jelas.
F. Komponen yang terancam
1. Perkampungan padat dengan konstruksi yang lemah dan padat penghuni

Page 17

2. Bangunan dengan desain teknis yang buruk, bangunan tanah, bangunan tembok
tanpa perkuatan.
3. Bangunan dengan atap yang berat.
4. Bangunan tua dengan kekuatan lateral dan kualitas yang rendah.
5. Bangunan tinggi yang dibangun diatas tanah lepas/ tidak kompak.
6. Bangunan diatas lereng yang lemah/ tidak stabil.
7. Infrastruktur diatas tanah atau timbunan.
8. Bangunan industri kimia dapat menimbulkan bencana ikutan.
G. Upaya mitigasi dan pengurangan bencana
Dalam Undang-Undang Indonesia No. 24 tahun2007 tentang Penanggulangan
Bencana, Bab I Pasal 1 tentang ketentuan umum, dinyatakan bahwa yang dimaksud
dengan Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana.
Permendagri 33 tahun 2006 tentang Pedoman Umum Mitigasi Bencana, ada tiga hal
yang perlu diperhatikan yaitu: kebijakan, strategi, dan manajemen mitigasi bencana.
1. Kebijakan
Berbagai kebijakan yang perlu ditempuh dalam mitigasi bencana antara lain:
a. Dalam setiap upaya mitigasi bencana perlu membangun persepsi yang sama
bagi semua pihak baik jajaran aparat pemerintah maupun segenap unsure
masyarakat yang ketentuan langkahnya diatur dalam pedoman umum,
petunjuk pelaksanaan dan prosedur tetap yang dikeluarkan oleh instansi yang
bersangkutan sesuai dengan bidang unit masing-masing.
b. Pelaksanaan mitigasi bencana dilaksanakan secara terpadu terkoordinir yang
melibatkan seluruh potensi pemerintah dan masyarakat.
c. Upaya preventif harus diutamakan agar kerusakan dan korban jiwa dapat
diminimalkan.
d. Penggalangan kekuatan melalui kerjasama dengan semuia pihak, melalui
pemberdayaan masyarakat serta kampanye.
2. Strategi
Untuk melaksanakan kebijakan dikembangkan beberapa strategi sebagai berikut:
a. Pemetaan

Page 18

Langkah pertama dalam strategi mitigasi ialah melakukan pemetaan daerah
rawan bencana. Pada saat ini berbagai sektor telah mengembangkan peta
rawan bencana. Peta rawan bencana tersebut sangat berguna bagi pengambil
keputusan terutama dalam antisipasi kejadian bencana alam. Meskipun
demikian sampai saat ini penggunaan peta ini belum dioptimalkan. Hal ini
disebabkan karena beberapa hal, diantaranya adalah:
1) Belum seluruh wilayah di Indonesia telah dipetakan
2) Peta yang dihasilkan belum tersosialisasi dengan baik.
3) Peta bencana belum terintegrasi
4) Peta bencana yang dibuat memakai peta dasar yang berbeda sehingga
menyulitkan dalam proses integrasinya.
b. Pemantauan
Dengan mengetahui tingkat kerawanan secara dini, maka dapat dilakukan
antisipasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana, sehingga akan dengan mudah
melakukan penyelamatan. Pemantauan di daerah vital dan strategi secara jasa
dan ekonomi dilakukan dibeberapa kawasan rawan bencana.
c. Penyebaran informasi
Penyebaran informasi dilakukan anatar lain dengan cara memberikan poster
dan leaflet kepada pemerintah kabupaten/kota dan propinsi seluruh Indonesia
yang rawan benca, tentang tata cara mengenali, mencega dan penanganan
bencana memberikan informasi kemedia cetak dan elektronik tentang
kebencanaan adalah salah satu cara penyebaran informasi dengan tujuan
meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana geologi disuatu kawasan
tertentu. Koordiansi pemerinta daerah dalam hal penyebaran informasi di
perlukan mengingat Indonesia sangat luas.
d. Sosialisasi dan penyuluhan
Sosialisasi dan penyuluhan tentang segala aspek kebencaaan kepada
SATKOR-LAK PB, SATLAK-PB, dan masyarakat bertujuan meningkatkan
kewaspadaan dan kesiapan menghadapi bencana jika sewaktu-waktu terjadi.
Hal penting yang perlu diketahui masyarakat dan pemerintah daerah ialah
mengenai hidup harmonis dengan alam di daerah bencana, apa yang perlu
dilakukan dan dihindarkan di daerah rawan bencana, dan mengetahui cara
menyelamatkan dari jika terjadi bencana.
e. Pelatihan atau pendidikan
Page 19

Pelatihan difokuskan kepada tata cara pengungsian dan penyelamatan jika
terjadi bencana. Tujuan latihan lebih ditekankan pada alur informasi clan
petugas lapangan, pejabat teknis, SATKORLAK PB, SATLAK PB dan
masyarakat sampai ke tingkat pengungsian dan penyelamatan korban
bencana. Dengan pelatihan ini terbentuk kesiagaan tinggi menghadapi
bencana akan terbentuk.
f. Peringatan dini
Peringatan dini dimaksudkan untuk memberitahuakan tingkat kegiatan hasil
pengamatan secara kontinyu di suatu daerah rawan dengan tujuan agar
persiapan secara dini dapat dilakukan guna mengantisipasi jika sewaktuwaktu terjadi bencana. Peringatan dini tersebut disosialisasikan kepada
masyarakat melalui pemerintah daerah denagn tujuan memberikan kesadaran
masyarakat dalam menghindarkan diri dari bencana. Peringatan dini dan hasil
pemantauan daerah rawan bencana berupa saran teknis dapat berupa antara
lain pengalihan jalur.
3. Manajemen mitigasi
Berdasarkan mitigasi bencana yang diakibatkan oleh gempa bumi, BAKORNAS
PB (2007) memberikan beberapa upaya mitigasi dan pengurangan bencana yang
dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di
daerah rawan gempa.
b. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
c. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
d. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
e. Rencanakn penempatan untuk mengurangi tingkatan kepadatan hunian di
daerah rawat gempa bumi.
f. Zonasi daerah rawan gempa dan pengaturan penggunaan lahan.
g. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa
bumi dan cara-cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
h. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan
masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam klebakaran dan
pertolongan pertama.
i. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan
perlindungan masyarakat lainnya.
Page 20

j. Rencana kontingensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam
menghadapi gempa bumi.
k. Pembentukan kelompokaksi penyelamatan bencana dengan pelatihan
pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama.

H. Tindakan evakuasi saat gempa bumi
1. Saat terjadi gempa
a. Jika anda berada dalam bangunan
1) Lindungi kepala dan badan dari reruntuhan
2) Mencari tempat yang paling aman dari reruntuhan
3) Berlari keluar apabila masih dapat dilakukan
b. Jika berada diluar bangunan/ area terbuka
1) Menghindari dari bangunan sekitar
2) Perhatikan tempat anda berpijak dari retakan tanah
c. Jika sedang mengendarai mobil
1) Keluar, turun menjauhi dari mobil hindari tempat terjadinya pergeseran
dan kebakaran
2) Perhatikan tempat berpijak
d. Jika anda di pantai, jauhi pantai untuk menghindari terjadinya tsunami
e. Jika anda di pegunungan hindari daerah rawan longsor.
2. Sesaat setelah gempa bumi pertama berhenti
a. Jika anda berada dalam bangunan:
1) Jangan panic
2) Keluar dari bangunan dengan tertib
3) Jangan gunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa
4) Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K.
5) Minta pertolongan pada petugas aparat keamanan atau petugas kesehatan.
b. Periksa lingkungan sekitar anda
c. Jangan masuk ke dalam bangunan yang sudah terjadi gempa, karena
kemungkinan masih terdapat reruntuhan.
d. Jangan berjalan disekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih
ada.
Page 21

e. Mendengarkan informasi gempa dari petugas atau radio.
3. Seusadah terjadi gempa bumi
Beberapa tindakan yang sebaiknya di lakukam sesudah terjadi bencana gempa
bumi antara lain sebagai berikut
a. Bantuan darurat
Tindakan utama yang harus segerah dilakukan setelah terjai bencana gempa
bumi adalh pemberian bantuan darurat. Setelah program tanggap darurat
dilalui, perlu memberikan bantuan darurat untuk pemenuhan kebutuhan dasar
berupa pangan, sandang, tempat tinggal sementara, obat-obatan, sanitasi, dan
air bersih bagi korban bencana gempa bumi.
b. Rehabilitasi
Rehabilitasi meripakan program jangka pendek yang harus segera dilakukan
pascagempa bumi. Rehabilitasi ini meliputi kegiatan membersihkan dan
memperbaiki rumah, fasilitas umum, dan menghidupkan kembali roda
perekonomian masyarakat. Dalam rehabilitas ini juga mencakup pemulihan
kesehatan fisik, kondisi psikolog, dan keamanan masyarakat. Setelah
tindakan rehabilitasi ini dilakuakn diharapkan ronda pemerintahan dan
pelayanan masyarakat seperti rumah sakit, sekolah, dan peribadatan dapat
berjalan kembali.
c. Rekonstruksi
Rekonstruksi merupakan program jangka menengah atau jangka panjang.
Rekontruksi ini meliputi program perbaikan sarana fisik, kondisi sosial, dan
perekonomian masyarakat agar berjalan seperti semula atau lebih baik lagi.
Pembanguann kembali ini dilakuakn pada semua aspek baik sarana dan
prasarana, mampu kelembagaan. Program rekonstruksi ini dilakukan baik
pada tingkat pemerintah maupun masayarakat. Sasaran utama prigram
dilakuakn rekonstruksi ini adalah berjalan dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial, dan budaya dalam masyarakat.
d. Pemulihan
Pemulihan merupakan proses pengempabilan kondisi daan fungsi-fungsi
dalam masayarakat yang terkena bencana. Program pemulihan ini dilakuakn
dengan cara memfungsikan kembali sarana dan prasarana pada keadaan
semula. Program pemulihan ini misalnya perbaikan prasarana dan pelayanan

Page 22

dasar seperti jalan, listrik, telekomunikasi, air bersi, pasar, puskesmas, dan
lain-lain.
Di samping pemberian bantuan darurat dan perbaikan sarana dan prasarana
fisik, program yang tidak kalah pentingnya adalah pemulihan kondisi
psikologis masayarakat terutama anak-anak yang terkena musibah. Langka
utama yang harus dilakuakn adalah mengusahakan agar keluarga tetap
berkumpul. Tenangkan anak-anak, biarkan anak-anak bercerita tentang
pengalaman dan perasaan mereka selama gempa, serta libatkan mereka
dalam kegiatan pascagempa.

Page 23

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Pembebatan Dan Pembidaian

PEMBIDAIAN
A. Definisi
Bidai adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan atau letak tulang
yang patah. Alat penunjang berupa sepotong tongkat, bilah papan, tidak mudah
bengkok ataupun patah, bila dipergunakan akan berfungsi untuk mempertahankan,
dan menjamin tidak mudah bergerak sehingga kondisi patah tulang tidak makin
parah.
B. Tanda-tanda patah tulang/fraktur
a. Bagian yang patah mengalami pembengkakan (odema)
b. Daerah yang patah terasa nyeri (dolor)
c. Terjadi perubahan bentuk pada bagian yang patah
d. Anggota badan yang patah mengalami gangguan fungsi (fructiolaesa)
C. Macam-macam bidai (splint)
a. Splint inprovisasi
1) Tongkat: kayu, koran, majalah
2) Fiksasi lengan dengan badan, ekstremitas bawah
b. Splint konvensional
Universal splint atas bawah
D. Persiapan pembidaian
a. Periksa bagian tubuh dengan teliti, periksa juga status vaskuler, neorologis, serta
jangkauan gerakan
b. Pilihan bidai yang tepat

Page 24

E. Prinsip pembidaian
a. Prinsip pembidaian melalui 2 sendi. setelah proksimal dan distal dari fraktur
b. Pakaian yang menutup bagian yang cedera dilepas, periksa adanya luka terbuka
atau tanda-tanda patah dan diskolasi
c. Periksa dan catat ada tidaknya gangguan vaskuler dan neurologis pada bagian
distal yang mengalami cedera sebelum dan sesudah pembidaian
d. Tutup luka dengan kasa steril
e. Pembidaian dilakukan pada bagian proksimal dan distal daerah trauma (dicurigai
patah atau diskolasi)
f. Jangan memindahkan penderita sebelum dilakukan pembidaian kecuali tempat
berbahaya
g. Beri bantalan yang lembut pada pemakaian bidai yang kaku
h. Periksa hasil pembidaian supaya tidak terlalu longgar atau ketat
i. Perhatikan respon fisik dari pasien
F. Syarat-syarat bidai
a. Ukuran meliputi lebar dan panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan
b. Panjang bidai diusahakan melampaui 2 sendi yang membatasi bagian yang
mengalami patah tulang
c. Usahakan bidai dengan lapisan empuk agar tidak membuat sakit
d. Bidai harus dapat mempertahankan kedudukan 2 sendi tulang yang patah
e. Bidai tidak boleh terlalu kencang atau ketat
G. Hal yang perlu di perhatikan saat pembidaian
a. Pada saat pemasangan bidai ingat nyeri dapat lebih menghambat, dapat
menyebabkan syok
b. Pada saat pemasangan bidai yang kurang hati-hati dapat mengakibatkan patah
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

tulang makin parah
Kain segitiga untuk menyangga anggota badan atas
Cara memasang bidai bagian atas
Bidai untuk lengan bawah
Tiga buah kain segitiga untuk fiksasi patah tulang iga
Bidai atau fiksasi untuk cerai sendi bahu
Bidai untuk jari tangan yang patah
Bidai untuk patah tulang sendi lutut
Bidai untuk tulang paha
Bantal untuk membidai tulang pinggul yang patah
Pembidaian pada paha yang patah
Apabila patah dibagian atas paha (nyeri tekan dibagian atas), Bidai disisi luar
harus sampai pinggang.
Apabila patah dibagian bawah (nyeri tekan di paha bagian bawah). Bidai cukup
sampai pinggul. Perhatikan pula bahan yang dipakai untuk pembidaian.
Bidai dan bantalan untuk tempurung lutut yang patah.

Teknik Bidai
A. Faktur
Page 25

1. Faktur Humerus
Pertolongan :
a. Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menghadap
b.
c.
d.
e.

kedalam
Pasang bidai dari siku sampai keatas bahu
Ikat pada daerah diatas dan dibawah tulang yang patah
Lengan bawah digendong
Jika siku juga patah dan tangan tak dapat dilipat, pasang spalk ke lengan

bawah dan biarkan tangan tergantung tidak usah digendong
f. Rujuk RS
2. Fraktur Antebrachii
Pertolongan :
a. Letakkan tangan pada dada
b. Pasang bidai dari siku sampai punggung tangan
c. Ikat pada daerah atas dan dibawah tulang yang patah
d. Lengan digendong
e. Rujuk ke RS

3. Fraktur Clavicula
Tanda-tanda patah tulang selangka:
1) Korban tidak dapat mengangkat tangan sampai atas bahu
2) Daerah yang patah nyeri tekan
Pertolongan :
a. Dipasang ransel perban
b. Bagian yang patah diberi atas terlebih dahulu
c. Pembalut pasang dari pundak kiri disilang melalui punggung ke axilla
kanan
d. Dari axilla kanan ke depan atas pundak kanan, darai pundak kanan
disilang ke axilla kiri, lalu ke pundak kanan dan akhirnya diikat
e. Rujuk ke RS
4. Fraktur Femur
Petolongan :
a. Pasang bidai dari :
1) Axilla sampai sedikit melewati mata kaki
2) Lipat paha sampai sedikit melewati mata kaki
b. Berikan bantalan kapas atau kain antara bidai dengan tungkai yang patah
c. Bila perlu ikat kedua kaki di atas lutut dengan pembalut untuk
mengurangi pergerakan
d. Rujuk ke RS

Page 26

5. Fraktur Cruris
Pertolongan :
a. Pasang 2 bidai sebelah dalam dan sebeleh luar tungkai kaki yang patah
b. Diantara bidai dan tungkai beri kapas atau kain sebagai alas
c. Bidai di pasang antara mata kaki sampai beberapa cm di atas lutut
d. Rujuk ke RS

B. Dislokasi
1. Dislokasi rahang
Gejala dan tanda :
1) Tidak bisa menutup mulut
2) Rasa sakit didepan telinga
3) Lunak
4) Ludah mengalir
Pertolongan :
a. DRABC
b. Lepaskan gigi palsu bila ada
c. Topang dagu bagian bawah
d. Cari pertolongan medis
2. Dislokasi sendi jari
Pertolongan :
a. Biarkan pada posisi yang tidak nyeri
b. Untuk sementara waktu sendi tersebut di bidai dengan menggunakan
sebila bambu atau kayu yang telah dilapisi. Jari di bidai dalam keadaan
setengah melingkar, seolah-olah membentuk huruf O dengan ibu jari.
c. Di bawah ke RS
3. Dislokasi sendi bahu
Tanda:
1) Posisi tangan sedikit abduksi, ke atas dan ke dalam
2) Sendi bahu kosong
3) Penonjolan tulang acromion
4) Sendi siku posisi fleksi
5) Adanya masa di regio subcorocoid

Pertolongan :
a. Korban di dudukkan, di biarkan pada posisi paling tidak nyeri, menurut
korban (posisi yang paling tidak nyeri adalah dengan menghilangkan
lengan pada dada)
Page 27

b. Lengan di tahan dengan pembalut penyangga
c. Selipkan bantalan yang lunak di antara lengan dan pada dada sisi yang
sakit
d. Bawa korban ke RS
4. Dislokasi sendi punggul
Tanda :
1) Pemendekan
2) Sedikit adduksi
3) Rotasi intema dan sedikit fleksi, dan lutut terputar ke dalam
4) Nyari pada setiap usaha menggerakkan pinggul
Pertolongan :
a. DRABC
b. Biarkan dengan posisi paling tidak nyeri yaitu dengan menekuk lututnya
secara hati-hati lalu dibawah lututnya diberi ganjal dengan kain atau
c.
d.
e.
f.
g.

selimut
Imobilisasi dengan tanda atau menopang yang kuat
Dikeluakan isi kantong celana
Minta agar korban jangan BAK dulu
Tenangkan korban
Hubungi ambulan

Jika petugas medis belum datang juga :
a. gunakan perban lunak diantara lutut, tungkai dan mata kaki
b. Pasang balutan angka 8 pada kaki dan mata kaki
c. Pasang perban lebar pada kedua lutut
d. Panggul diganjal dengan kain atau selimut yang di gulung

Page 28

PEMBEBATAN
A. Definisi
Pembalutan/bebat adalah penutupan suatu bagian tubuh yang cedera dengan bahan
tertentu dan dengan tujuan tertentu. Pembebatan mempunyai peran penting dalam
membantu mengurangi bengkak. Kontaminasi oleh mikroorganisme dan membantu
mengurangi ketegangan jaringan luka.
B. Tujuan
Tujuan pembalutan meliputi satu atau lebih hal-hal berikut:
1. Menahan sesuatu meliputi;
a. Menahan penutup luka
b. Menahan pita traksi kulit
c. Menahan bidai
d. Menahan bagian tubuh yang cedera dari gerakan dan geseran (sebagai
“splint”)
e. Menahan rambut kepala di tempat
2. Memberikan tekanan, seperti terhadap:
a. Kecenderungan timbulnya perdarahan atau hematom
b. Adanya ruang mati (dead space)
3. Melindungi bagian tubuh yang cedera
4. Memberikan “support” terhadap bagian tubuh yang cedera

C. Manfaat
1. Menopang suatu luka, misal tulang yang patah
Page 29

2. Mengimobilisasi luka, misal bahu yang keseleo
3. Memberikan tekanan, misal pada ekstremitas inferior dapat meningkatkan laju
darah vena
4. Menutup luka, misal pada operasi abdomen yang luas
5. Menopang bidai (dibungkuskan pada bidai)
6. Memberikan kehangatan, misal bandage flanel pada sendi rematik

D. Prinsip-prinsip pembalut
1. Balutan harus rapat rapi jangan terlalu erat karena dapat mengganggu sirkulasi
2. Jangan terlalu kendor sehingga mudah bergeser atau lepas
3. Ujung-ujung jari dibiarkan terbuka untuk mengetahui adanya gangguan sirkulasi
E. Syarat-syarat pembalutan:
1. Mengetahui tujuan yang akan dikerjakan mengetahui seberapa batas fungsi
bagian tubuh tersebut dikehendaki dengan balutan
2. Tersedia bahan-bahan memadai sesuai dengan tujuan pembalutan, bentuk
besarnya bagian tubuh yang akan dibalut
F. Tipe-tipe pembebat:
1. Strectable roller bandage
Terbuat dari kain, kasa, flanel, atau bahan elastik. Kebanyakan terbuat dari kasa
karena mudah menyerap air dan darah, serta tidak mudah longgar
a. Jenis-jenisnya:
1) Lebar 2,5cm: digunakan untuk jari tangan, kaki
2) Lebar 5cm: digunakan untuk leher dan pergelangan tangan
3) Lebar 7,5cm: digunakan untuk kepala, lengan atas, fibula, kaki
4) Lebar 10cm: digunakan untuk daerah femur dan pinggul
5) Lebar 10-15cm; digunakan untuk dada, abdomen, punggung
2. Triangle cloth
a. Berbentuk segitiga dan terbuat dari kain masing-masing panjangnya 50100cm
b. Digunakan untuk bagian tubuh yang berbentuk lingkaran, atau untuk
menyokong bagian tubuh yang luka
Page 30

c. Bisa dipakai pada luka kepala, bahu, dada, tangan, kaki, lengan atas
3. Putaran Dasar Dalam pembebatan
a. Putaran spiral
1) Digunakan untuk membebat bagian tubuh yang mempunyai lingkaran
sama, misal: lengan atas, kaki
2) Putaran dibuat dengan sudut kecil 30o dan setiap putaran menutup 2/3
lebar bandage dari putaran sebelumnya
b. Putaran sirkuler
1) Biasanya digunakan untuk mengakhiri pembebatan, juga untuk menutup
bagian tubuh yang berbentuk silinder/tabung misalnya pada bagian
proksimal jari kelima. Biasanya tidak digunakan untuk menutup daerah
luka karena menimbulkan ketidaknyamanan
2) Bebat ditutupkan pada bagian tubuh sehingga setiap putaran akan
menutup dengan tepat bagian putaran sebelumnya
c. Putaran spiral terbalik
1) Digunakan untuk membebat bagian tubuh dengan bentuk silinder yang
berdiameter tidak sama, misalnya pada tungkai bawah kaki yang berotot
2) Bebat diarahkan ke atas dengan sudut 300, kemudian letakkan ibu jari
dari tangan yang bebas di sudut bagian atas dari bebat. Bebat diputarkan
membalik sepanjang 14cm (6 inch), dan tangan yang membebat
diposisikan pronasi sehingga bebat menekuk di atas bebat tersebut dan
lanjutkan putaran seperti sebelumnya
d. Putaran berulang
1) Digunakan untuk menutup bagian bawah dari tubuh misalnya tangan jari,
atau pada bagian tubuh yang diamputasi
2) Bebat diputarkan secara sirkuler di bagian proksimal. Kemudian ditekuk
membalik dan dibawa ke arah sentral menutup semua bagian distal.
Kemudian bagian inferior, dengan dipegang tangan yang lain dibawa
kembali ke arah kiri dari bagian sentral bebat. Pola ini dilanjutkan
Page 31

bergantian ke arah kanan dan kiri, saling tumpang tindih, tetapi pada
putaran awal dengan 2/3 lebar bebat. Bebat kemudian diakhiri dengan
dua putaran sirkuler yang bersatu di sudut lekukan dari bebat.
e. Putaran angka delapan
Biasanya digunakan untuk membebat siku, lutut, tumit. Bebat diakhiri
dengan dua putaran sirkuler menutupi sentral sendi. Kemudian bebat
dibawah menuju ke atas persendian, membuat putaran seperti angka delapan.
Setiap putaran dilakukan ke atas dan ke bawah dari persendian dengan
menutup putaran sebelumnya dengan 2/3 lebar bebat. Lalu diakhiri dengan
dua putaran sirkuler di atas persendian

G. Macam-macam bahan pembalutan
1. Pembalut segitiga (mitella)
Terbuat dari kain tipis, lemas, kuat, biasanya berwarna putih. Bentuk segitiga
sama kaki-tegak lurus dengan panjang kaki-kakinya 90 cm - 100 cm (40 inch)
Cara memakai bisa dilebarkan atau dilipat-lipat sehingga berbentuk dasi (cravat)
atau seperti kain pramuka. Terdapat 3 macam pembalut segitiga:
a. Segitiga biasa
b. Segitiga plantenga
c. Segitiga funda
Penggunaannya bisa untuk pembalut biasa, torniquet, penahan bidai atau
penyangga (sling).
2. Pembalut pita
Pembalut bentuk pita ada bermacam-macam:
a. Pembalut kasa gulung
Biasanya untuk pembalut luka sederhana atau pembalut gips. Pembalut kasa
dipakaibila diperlukan pembalut yang kaku dan kuat misalnya untuk penutup
kepala, bidai, pembalut gips (saat ini jarang dipakai)
Disamping itu juga bisa dibuat dari kain katun atau kain flanel, dan sering
kali dipakai untuk tujuan PPGD.
b. Pembalut elastic
Page 32

Tersedia di toko dengan ukuran 4 dan 6 inch. Bisa dipakai untuk berbagai
tujuan:

penahan,

penekanan,

pelindung,

dan

penyangga,

sehingga

pemakaiannya sagat luas.
c. Pembalut tricot
Terdiri dari rain seperti kain kasa sehingga agak elastik bagian tengahnya
diisi kapas sehingga berbentuk bulat panjang. Tersedia di toko dengan
berbagai ukuran: 2,4,6, dan 10 inch. Pemakaiannya sebagai bebat, tekan,
penahan, penyangga dan pelindung.
d. Lain-lain
Stocking elastik, terbuat dari bahan elastik dengan tekanan tertentu. Yang lain
misalnya baju elastik. Butterfly, terbuat dan plaster kecil untuk merapatkan
luka-luka kecil tanpa dijahit
3. Plaster
a. Terdiri dar pita terperekat, dipergunakan untuk:
b. Meletakkan kassa penutup luka
c. Untuk fikasi
d. Untuk adaptasi, mendekatkan tepi luka lama yang sudah bersih
Saat ini telah tersedia lembaran atau anyaman berperekat yang tahan air
(hipafix). Untuk meletakkan penutup luka secara berkeliling dengan sedikit
penekanan dan agak kedap air.

H. Teknik pembalutan
1. Pembalut segitiga
a. Untuk kepala
Capitalum parvum triangulare (triagle of head or sclap)
b. Untuk pembungkus kepala atau penahan rambut
Fascial nadosa
c. Untuk fiksasi cedera tulang atau sendi pada wajah
d. Untuk pembalut mata atau telinga atau perdarahan temporal
e. Untuk pembalut sendi bahu, sendi panggul
f. Untuk pembalut punggung atau dada, penyangga buah dada
g. Untuk pembalut sendi siku atau lutut atau tumit atau pergelangan tangan
h. Untuk pembalut tangan atau kaki
Page 33

i. Untuk penyangga lengan atau bahu (sling)
j. Penggunaan segitiga funda
k. Penggunaan segitiga plantenga (penyangga atau penekanan buah dada,
pembalut perut atau bokong)
2. Pembalut pita
Pembalut gulung dapat di buat dari kain katun, kain kassa, flanel, ataupun bahan
yang elastik. Tetapi yang banyak dijual diapotik-apotik ialah yang terbuat dari
kain kassa. Keuntungan dari kain kassa ialah : mudah menyerap air atau darah
dan tidak gampang bergeser sehingga mengendor.
a. Untuk kepala dan wajah
b. Untuk anggota badan berbentuk bulat panjang
c. Untuk anggota badan berbentuk lonjong
d. Untuk persendian
e. Beberapa metode lai-lain

Pembebatan untuk rahang, pipi dan pelipis

Pembebatan untuk luka ketiak

Pembebatan untuk luka dada

pembebatan untuk lengan yang cedera dan tangan

P