PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN REVISI 2015 PI (1)
PROPOSAL
RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN
”OPTIMALISASI PENGAWASAN POTENSI DAERAH PESISIR
MELALUI PEMBERDAYAAN KELOMPOK MASYARAKAT
PENGAWAS (POKMASWAS) KABUPATEN”
Disusun Oleh :
EDIUS DABI, SPi, MSi
NIP.19790403 200801 1015
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN II
TAHUN 2015
1
PENGESAHAN SEMINAR
RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN
Nama
No. Absen
Judul
Proyek
Perubahan
:
:
:
Edius Dabi, SPi, MSi
Optimalisasi Pengawasan Potensi Daerah
Pesisir
Melalui
Pemberdayaan
Kelompok
Masyarakat
Pengawas
(Pokmaswas)
Kabupaten.
Telah diseminarkan pada :
Hari
Tanggal
Pukul
Tempat
Telah diperbaiki sesuai semua saran dalam Seminar .
Peserta
EDIUS DABI, SPi, MSi
NIP. 19790403 200801 015
Coach
Dr. Ir. STEVANUS THANE,MM
NIP. 19620122199303004
Mentor
Drs, FRENGKY WALLY, MM
NIP. 19640820 199610 1 001
Penyelenggara Diklat
………………………..
2
DAFTAR ISI
•
Kata Pengantar ……………………………………………………….
•
Daftar Isi ……………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………….
B. Area dan Fokus Proyek Perubahan ,………………………
C. Tujuan Proyek Perubahan ………….……………………
D. Kriteria Keberhasilan ……………………………………
Bab II
DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN
A. Mile Stone Proyek Perubahan, …………………………….
B. Steakholder Proyek Perubahan ……………………………..
C. Strategi Komunikasi, ………………………………………….
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
A. Capaian Proyek Perubahan ……………………………..
B. Kendala Internal dan Eksternal, …………………………..
C. Strategi Mengatasi Kendala, ……………………………….
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan, …………………………………………………
B. Rekomendasi, ………………………………………………..
LAMPIRAN (Project Charter)
3
BAB I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan perlu dibarengi dengan
pengawasan yang optimal, guna menjamin kelestarian dan keberlanjutan
sumber daya kelautan dan perikanan, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Amanat pengawasan tersebut
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, dan
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Untuk mendukung tujuan tersebut, maka Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Papua yang dalam hal ini melalui Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Sumber Daya Kelautan yang mana sebagai reformer dalam
Proyek Perubahan ini akan melaksanakan pembenahan infrastruktur
pengawasan di lokasi pesisir yang merupakan potensi perikanan, dan di
daerah rawan pelanggaran pemanfaatan sumber daya kelautan dan
perikanan.
Kegiatan
pengawasan
dilakukan
dengan
meningkatkan
pemeriksaan saat kapal akan melakukan operasi penangkapan dan setelah
kembali ke pelabuhan. Jika ada pelanggaran, segera kita gerakkan
pengawan yang lebih ketat.
4
Dinas Kelautan dan Perikanan sesuai dengan komitmennya untuk
memerangi kegiatan illegal fishing dan destructive fishing terus melakukan
kegiatan pengawasan di laut dengan mengerahkan armada kapal
pengawas yang dimiliki. Kegiatan Illegal fishing yang dilakukan oleh Kapal
Perikanan Asing (KIA) dan Kapal Perikanan Indoneisa (KII) di Wilayah
Pengelolaan Perikanan Indonesia (WPP-NRI), secara nyata melanggar
Undang-undang (UU) No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana
diubah dengan UU No. 45 tahun 2009, dan peraturan perundang-undangan
yang mengatur mengenai perikanan tangkap.
Dalam hal pengawasan, antara lain belum memadainya kapasitas dan
kapabilitas pengawasan SDKP, yang ditandai dengan adanya kesenjangan
yang cukup besar antara kebutuhan penguatan kelembagaan pengawasan
SDKP dengan kondisi yang mampu dicapai saat ini. Pelaksanaan
penegakan hukum di bidang perikanan merupakan hal yang penting dan
strategis, untuk mendukung terwujudnya pengelolaan perikanan yang
berkelanjutan. Salah satu proses hukum tindak pidana perikanan
dilaksananakan oleh pengadilan perikanan. Presiden Republik Indonesia
melalui Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2014 telah menetapkan
pembentukan tiga Pengadilan Perikanan, yaitu Pengadilan Perikanan pada
Pengadilan Negeri (PN) Ambon, PN Sorong, dan PN Merauke.
Pengawasan sumber daya kelautan khususnya di daerah pesisir pada 6
(enam) Kabupaten di Papua yaitu : Kabupaten Jayapura, Kabupaten
Nabire,
Kabupaten
Biak
Numfor,
Kabupaten
Waropen,
Kabupaten
Kepulauan Yapen dan Kota Jayapura.
5
Pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan dilaksanakan untuk
melindungi sumber daya kelautan dan perikanan dari pengrusakan dan
kegiatan ilegal, serta mewujudkan ketaatan terhadap peraturan perundangundangan bidang kelautan dan perikanan. Pengawasan dilakukan dengan
menerapkan sistem pemantauan kapal perikanan (Vessel Monitoring
Sisytem/VMS), gelar operasi kapal pengawas perikanan, dan berbagai
kegiatan lainnya, yang didukung juga oleh peran serta masyarakat dalam
pengawasan daerah pesisir melalui Kelompok Masyarakat Pengawas
(Pokmaswas) dengan menggunakan Speed Boat.
Oleh karena itu, melalui proyek perubahan ini, Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Papua akanmelaksanakan program pengawasan
daerah pesisir dengan memanfaatkan Kelompok Masyarakat Pengawas
(Pokmaswas), sehingga dapat meminimalisir kegiatan – kegiatan illegal
fishing yang sering terjadi di daerah pesisir potensi perikanan serta
menjamin terjaganya kelestarian alam bawah laut dari pengrusakan akibat
kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan obat dan bahan
peledak.
Kondisi pengawasan daerah pesisir potensi perikanan saat ini pada
kenyataannya yangterjadi/diberikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi maupun Kabupaten Kota sebagai instansi teknis Pembina belum
optimal. Hal ini dapat dilihatdari masih banyaknya keluhan masyarakat
akibat rendahnya pengawasan daerah pesisir potensi perikanan terutama
pada 6 (enam) daerah tersebut diatas.Keluhan itu antara lain berupa :
6
Belum optimalnya fungsi dan tugas Pokmaswas pada 6 (enam)
Kabupaten/Kota (Kab. Jayapura, Nabire, Biak Numfor,
Waropen,
Kepulauan Yapen dan Kota Jayapura)
Minimnya sarana pendukung tugas Pokmaswas
Pengawasan daerah pesisir potensi perikanan, 3 bulan sekali,
Berangkat dari kondisi yang Idial atau Normatif yang akan dicapai dan
permasalahan yang dihadapi oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Papua dalam mewujudkan harapan masyarakat sebagai pemilik hak ulayat
dan masyarakat nelayan serta optimalisasi peningkatan pendapatan
masyarakat, maka perlu ditetapkan Fokus Proyek Perubahan sesuai hasil
identifikasi masalah, dimana rencana Proyek Perubahan yang akan
dilakukan terhadap beberapa indikator sebagai mana tersebut di atas yaitu
dengan membuat komitmen bersama seluruh pegawai, tim kerja dan
stakeholders bahwa Proyek Perubahan ini akan berhasil meningkatkan
kinerja dan juga pendapatan masyarakat nelayanyaitu dengan :
Optimalisasi fungsi dan peran Pokmaswas di 6 Kabupaten/ Kota
(Kab. Jayapura, Nabire, Biak Numfor, Waropen, Kepulauan Yapen
dan Kota Jayapura)
Dukungan sarana Speed Boat kepada Pokmaswas di 6 Kabupaten
Kota untuk pengawasan daerah pesisir.
Pengawasan terhadap daerah pesisir meningkat dari 3 bulan sekali
menjai 2 kali per bulan
7
Dengan demikian akan menghilangkan keraguan masyarakat akan illegal
fishing dan juga meningkatkan kinerja pegawai Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Papua.
B.
Area Proyek Perubahan
1. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Fokus area perubahan yang dilakukan dalam proposal ini adalah
berdasarkan pada Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Sumber Daya Kelautan pada Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Papua.dengan butir-butir prinsip pelayanan antara lain :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kelautan dan perikanan;
b. Pelaksanaan bimbingan penegakan hukum serta operasi pengawasan
sumber daya kelautan dan perikanan;
c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di
bidang kelautan dan perikanan;
d. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kelautan dan perikanan;
Agar prinsip-prinsip pelayanan tersebut diatas dapat dilaksanakan maka
hal-hal yang perlu dilakukan dalam memberikan pelayanan antara lain :
1. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat nelayan melalui
-
Menyederhanakan prosedur pelayanan
-
Memberikan kemudahan, kecepatan, kenyamanan dan kepastian
-
Menerapkan pelayanan prima
8
2. Memberikan bantuan sarana pendukung tugas dan fungsi Kopmaswas
di daerah potensi perikanan berupa :
-
Membentuk kelompok masyarakat pengawas (kopmaswas) daerah
pesisir potensi perikanan di kabupaten / kota.
-
Bantuan motor temple atau speed boat
-
Memberikan pelayanan tepat waktu dan terkendali di bidang
kelautan dan perikanan.
2. Area Organisasi Yang Bermasalah
Berdasarkan prisip-prinsip pelayanan di atas maka diperlukan komitmen
yang tegas dan kuat dari Bidang Pengawasan dan Pengendalian Sumber
Daya Kelautan pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua.untuk
melaksanakan fungsi pelayanan umum guna meningkatkan pengawasan
dan pengendalian daerah pesisir potensi perikanan serta meningkatkan
kinerja pegawai pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua.
Sarana dan prasarana pendukung merupakan bagian terpenting dari
terlaksananya suatu sistem pelayanan publik. Semakin lengkap sarana dan
prasarana yang ada, maka proses pelayanan akan semakain baik sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Demikian halnya denga sumber
daya manusia yang tersedia, dimana harus memiliki integritas dan kualitas
yang memadai secara professional sebagai bagian yang mengelola potensi
perikanan di daerah.
Melihat keadaan ini, maka area perubahan yang akan dilakukan adalah
Optimalisasi pengawasan terhadap potensi perikanan di daerah pesisir.
Rendahnya pengawasan terhadap daerah pesisir yang memiliki potensi
9
perikanan dan perlindungan terhadap hak ulayat masyarakat adat di
Kabupaten/Kota,
sehingga
berdampak
pada
menurunnya
kinerja
organisasi, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan illegal fishing
oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab terhadap kelastarian
porensi perikanan di daerah pesisir.
3. Area Organisasi Yang Menjadi Fokus Area Perubahan
Area perubahan yang akan dilaksanakan adalah pada Bidang Pengawasan
dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan pada Dinas Kelautan dan
Perikanan
Provinsi
Papua
yakni,
memalui
program
optimalisasi
pengawasan terhadap daerah pesisir yang berpotensi perikanan dengan
membentuk
kelompok
masyarakat
pengawas
(Pokmaswas)
dengan
memberikan bantuan sarana pendukung operasional berupa speed boat
kepada kelompok (Pokmaswas) di 6 Kabupaten/Kota yang memiliki
kepedulian dalam menjaga dan mengawasi daerah pesisir potensi
perikanan melalui indikator-indikator yang telah ditetapkan antara lain :
Belum optimalnya fungsi dan tugas (Pokmaswas) pada 6 (enam)
Kabupaten/Kota (Kab. Jayapura, Nabire, Biak Numfor,
Waropen,
Kepulauan Yapen dan Kota Jayapura)
Minimnya sarana pendukung tugas Pokmaswas
Pengawasan daerah pesisir potensi perikanan, 3 bulan sekali.
Dengan demikian akan menghilangkan keraguan masyarakat akan illegal
fishing dan juga meningkatkan kinerja pegawai Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Papua.
C.
Tujuan
10
Tujuan Proyek Perubahan yang akan dicapai dalamJangka Pendek ( dua
bulan /sampai berakhirnya Diklat. Pim. Tk.III). antara lain :
Optimalisasi fungsi dan peran Pokmaswas di 6 Kabupaten/ Kota
Dukungan sarana Speed Boat kepada Pokmaswas di 6 Kabupaten Kota
untuk pengawasan daerah pesisir.
Pengawasan terhadap daerah pesisir meningkat dari 3 bulan sekali
menjai 2 kali per bulan
Meningkatkan kinerja aparatur Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Papua.
D.
Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan proyek perubahan yang akan dicapai pada jangka
pendek atau selama berlangsungnya pelaksanaan Diklat Kepemimpinan
Tingkat III antara lain :
Optimalisasi fungsi dan peran Pokmaswas di 6 Kabupaten/ Kota (Kab.
Jayapura, Nabire, Biak Numfor, Waropen, Kepulauan Yapen dan Kota
Jayapura),
Pengawasan terhadap daerah pesisir meningkat dari 3 bulan sekali
menjai 2 kali per bulan,
Sarana pengawasan tradisional menjadi Speed Boat sebanyak 6 (enam)
unit untuk Pokmaswas.
11
BAB. II
DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN
A.
Mile Stone Proyek Perubahan
Tahapan dalam proyek perubahan merupakan capaian-capaian yang
sangat
penting,
sehingga
harus
diperhatikan
dalam
menjamin
terlaksananya proyek perubahan secara tepat waktu dan tepat sasaran.
Milestone yang akan diuraikan secara lebih rinci pada proyek perubahan ini
antara lain :
i. Pembentukan Tim Kerja
Pertemuan dengan seluruh staf pada Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Sumber Daya Kelautan pada Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Papua,
Pertemuan dengan stakeholder internal dan eksternal, tentang
proyek perubahan,
Konsep SK Tim Kerja Proyek Perubahan
Pengesahan SK Tim Kerja Proyek Perubahan
ii. Pembagian Tugas Tim
Identifikasi data – data yang berhubungan dengan lokasi,
12
Akses ke lokasi dan
Data pendukung lainnya.
iii. Koordinasi lintas sektor
Koordinasi dengan Kadis di Kabupaten/Kota,
Koordinasi dengan Bagian Hukum,
Koordinasi dengan Tokoh Adat di Kab/Kota,
Koordinasi dengan masyarakat nelayani dan stakeholder lainnya.
iv. Penetapan Waktu Pembentukan Pokmaswas
Koordinasi dengan mentor,
Koordinasi dengan ketua Pokmaswas.
Penetapan tanggal pelantikan Pokmaswas.
v. Pemantapan materi Pelantikan Pokmaswas di 6 Kab/Kota
Pertemuan dengan Tim Proyek Perubahan
Pengecekan akhir kesiapan materi pelantikan dan bantuan sarana
dari masing-masing anggota Tim Kerja.
Penetapan jadwal dan tempat pelantikan dari masing-masing
Kopmaswas di 6 Kab/Kota
vi. Pelaksanaan Pelantikan dan penyerahan bantuan Speed Boat
Pelantikan Pengurus Pokmaswas di 6 ( enam) Kabuapetn/Kota :
Penyerahan bantuan sarana berupa Speed Boat
Uji Coba pengawasan dengan menggunakan Speed Boat
13
B.
Stakeholder Proyek Perubahan
Stakeholder yang akan dilibatkan dalam proyek perubahan yang terdapat
pada Bidang Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan pada
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua antara lain sebagai berikut :
1. Stakeholder Internal, yaitu seluruh pegawai tetap maupun honorer yang
bekerja pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua.
2. Stakeholder
Eksternal, yaitu instansi terkait yang juga bekerja
mendukung pelayanan berupa pengawasan terhadap daerah pesisir
potensi perikanan, serta pimpinan instansi terkait seperti pemda ( Kabag
14
Hukum, Pokmaswas dari Kabupaten Jayapura, Nabire, Biak Numfor,
Waropen, Kepulauan Yapen dan Kota Jayapura.
C.
Strategi Komunikasi
Strategi yang dipakai dalam membangun hubungan dengan para
stakeholder Eksternal yaitu dengan pola pendekatan pertemanan antar
sesama
pegawai
(pimpinan)
unit
kerja
yang
ada
di
6
(enam)
Kabupaten/Kota tersebut di atas yang memang selama ini telah berjalan
dengan baik, dengan semangat kekeluargaan. Kondisi inilah yang akan
dipergunakan sebagai strategi dalam mencari dukungan dari para
stakeholder yang ada di luar unit kerja Dinas Kelautan dan Perikanan.
15
BAB. III
PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
A. Capaian Proyek Perubahan
Gambaran Struktur Tim / orang yang terlibat dalam penyelenggaraan
proyek perubahan.Contoh :
B. Kendala Internal dan Eksternal
1. Kendala Internal yang kemungkinan akan terjadi dan menghambat
proses berjalannya proyek perubahan ini, antara lain datang dari para
pegawai yang selama ini tidak disiplin untuk masuk kantor tepat pada
waktu yang telah ditetapkan dalam pelayanan kepada masyarakat.
Untuk merubah mindseting para pekerja tersebut tidak segampang
membalikkan telapak tangan.
16
2. Kendala Eksternal yang akan menghambat pelaksanaan proyek
perubahan antara lain datangnya dari tokoh adat 6 Kabupaten/Kota,
yang selama ini melapor tentang kondisi daerah pesisir yang terkena
illegal fhising di Provinsi Papua.
C. Strategi Mengatasi Kendala
Strategi yang digunakan dalam mengatasi permasalahan yang terkait
dengan berbagai kendala khususnya yang datang dari luar antara lain dari
pihak adat dan pemilik hak ulayat dimana selama ini kesulitan melakukan
pengawasan terhadap daerah-daerah pesisir disebabkan karena data-data
kasus illegal fhising tidak laporkan oleh masyarakat dengan baik ke pihak
Dinas Kelautan dan Perikanan untuk programkan..
Kendala lain adalah penetapan jenis bantuan kepada kelompok masyarakat
pengawas tidak transparan oleh aparatur Dinas demikian halnya dengan
penerbitan ijin tidak jelas waktu dan biayanya sehingga pekerjaan ini
merupakan sumber pendapatan pribadi yang sudah berlangsung lama dan
tertutup.
Strategi yang dipakai dalam mengatasi permasalahan tersebut diatas yaitu
melalui kebijakan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
dalam
membangun kerjasama yang baik dengan Pihak Kepolisian (Kapolres) dan
Ketua kelompok masyarakat pengawas di 6 Kabupaten/kota, sehingga
adanya kesepakatan atau komitmen untuk saling mendukung dalam
peningkatan pengawasan terhadap daerah pesisir potensi perikanan.
17
BAB. IV.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari rencana proyek perubahan pada
Bidang Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan pada Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua antara lain :
1. Melalui proyek perubahan ini diharapkan akan terwujud peningkatan
pengawasan
terhadap
daerah
pesisir
potensi
kelautan
di
6
Kabupaten/Kota,
2. Perlu dibangun komitmen yang kuat antara seluruh stakeholder/tim kerja
terhadap penerapan Sangsi yang tegas kepada seluruh pegawai di
Bidang Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan pada
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua
3. Melalui proyek perubahan ini diharapkan akan terwujud peningkatan
pendapatan masyarakat nelayan di daerah pesisir.
B. Rekomendasi
Rekomendasi dalam mendukung tercapainya proyek perubahan ini, antara
lain sebagai berikut :
1. Perlu adanya dukungan dan motivasi dari Mentor demi tercapainya
proyek perubahan ini,
18
2. Perlu adanya dukungan dan motivasi dari Coach/pembimbing dalam
membimbing dan mengarahkan serta mencari solusi-solusi yang baik
jika terjadi hambatan dalam menjalankan proyek perubahan ini.
19
RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN
”OPTIMALISASI PENGAWASAN POTENSI DAERAH PESISIR
MELALUI PEMBERDAYAAN KELOMPOK MASYARAKAT
PENGAWAS (POKMASWAS) KABUPATEN”
Disusun Oleh :
EDIUS DABI, SPi, MSi
NIP.19790403 200801 1015
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN II
TAHUN 2015
1
PENGESAHAN SEMINAR
RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN
Nama
No. Absen
Judul
Proyek
Perubahan
:
:
:
Edius Dabi, SPi, MSi
Optimalisasi Pengawasan Potensi Daerah
Pesisir
Melalui
Pemberdayaan
Kelompok
Masyarakat
Pengawas
(Pokmaswas)
Kabupaten.
Telah diseminarkan pada :
Hari
Tanggal
Pukul
Tempat
Telah diperbaiki sesuai semua saran dalam Seminar .
Peserta
EDIUS DABI, SPi, MSi
NIP. 19790403 200801 015
Coach
Dr. Ir. STEVANUS THANE,MM
NIP. 19620122199303004
Mentor
Drs, FRENGKY WALLY, MM
NIP. 19640820 199610 1 001
Penyelenggara Diklat
………………………..
2
DAFTAR ISI
•
Kata Pengantar ……………………………………………………….
•
Daftar Isi ……………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………….
B. Area dan Fokus Proyek Perubahan ,………………………
C. Tujuan Proyek Perubahan ………….……………………
D. Kriteria Keberhasilan ……………………………………
Bab II
DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN
A. Mile Stone Proyek Perubahan, …………………………….
B. Steakholder Proyek Perubahan ……………………………..
C. Strategi Komunikasi, ………………………………………….
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
A. Capaian Proyek Perubahan ……………………………..
B. Kendala Internal dan Eksternal, …………………………..
C. Strategi Mengatasi Kendala, ……………………………….
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan, …………………………………………………
B. Rekomendasi, ………………………………………………..
LAMPIRAN (Project Charter)
3
BAB I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan perlu dibarengi dengan
pengawasan yang optimal, guna menjamin kelestarian dan keberlanjutan
sumber daya kelautan dan perikanan, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Amanat pengawasan tersebut
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, dan
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Untuk mendukung tujuan tersebut, maka Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Papua yang dalam hal ini melalui Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Sumber Daya Kelautan yang mana sebagai reformer dalam
Proyek Perubahan ini akan melaksanakan pembenahan infrastruktur
pengawasan di lokasi pesisir yang merupakan potensi perikanan, dan di
daerah rawan pelanggaran pemanfaatan sumber daya kelautan dan
perikanan.
Kegiatan
pengawasan
dilakukan
dengan
meningkatkan
pemeriksaan saat kapal akan melakukan operasi penangkapan dan setelah
kembali ke pelabuhan. Jika ada pelanggaran, segera kita gerakkan
pengawan yang lebih ketat.
4
Dinas Kelautan dan Perikanan sesuai dengan komitmennya untuk
memerangi kegiatan illegal fishing dan destructive fishing terus melakukan
kegiatan pengawasan di laut dengan mengerahkan armada kapal
pengawas yang dimiliki. Kegiatan Illegal fishing yang dilakukan oleh Kapal
Perikanan Asing (KIA) dan Kapal Perikanan Indoneisa (KII) di Wilayah
Pengelolaan Perikanan Indonesia (WPP-NRI), secara nyata melanggar
Undang-undang (UU) No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana
diubah dengan UU No. 45 tahun 2009, dan peraturan perundang-undangan
yang mengatur mengenai perikanan tangkap.
Dalam hal pengawasan, antara lain belum memadainya kapasitas dan
kapabilitas pengawasan SDKP, yang ditandai dengan adanya kesenjangan
yang cukup besar antara kebutuhan penguatan kelembagaan pengawasan
SDKP dengan kondisi yang mampu dicapai saat ini. Pelaksanaan
penegakan hukum di bidang perikanan merupakan hal yang penting dan
strategis, untuk mendukung terwujudnya pengelolaan perikanan yang
berkelanjutan. Salah satu proses hukum tindak pidana perikanan
dilaksananakan oleh pengadilan perikanan. Presiden Republik Indonesia
melalui Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2014 telah menetapkan
pembentukan tiga Pengadilan Perikanan, yaitu Pengadilan Perikanan pada
Pengadilan Negeri (PN) Ambon, PN Sorong, dan PN Merauke.
Pengawasan sumber daya kelautan khususnya di daerah pesisir pada 6
(enam) Kabupaten di Papua yaitu : Kabupaten Jayapura, Kabupaten
Nabire,
Kabupaten
Biak
Numfor,
Kabupaten
Waropen,
Kabupaten
Kepulauan Yapen dan Kota Jayapura.
5
Pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan dilaksanakan untuk
melindungi sumber daya kelautan dan perikanan dari pengrusakan dan
kegiatan ilegal, serta mewujudkan ketaatan terhadap peraturan perundangundangan bidang kelautan dan perikanan. Pengawasan dilakukan dengan
menerapkan sistem pemantauan kapal perikanan (Vessel Monitoring
Sisytem/VMS), gelar operasi kapal pengawas perikanan, dan berbagai
kegiatan lainnya, yang didukung juga oleh peran serta masyarakat dalam
pengawasan daerah pesisir melalui Kelompok Masyarakat Pengawas
(Pokmaswas) dengan menggunakan Speed Boat.
Oleh karena itu, melalui proyek perubahan ini, Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Papua akanmelaksanakan program pengawasan
daerah pesisir dengan memanfaatkan Kelompok Masyarakat Pengawas
(Pokmaswas), sehingga dapat meminimalisir kegiatan – kegiatan illegal
fishing yang sering terjadi di daerah pesisir potensi perikanan serta
menjamin terjaganya kelestarian alam bawah laut dari pengrusakan akibat
kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan obat dan bahan
peledak.
Kondisi pengawasan daerah pesisir potensi perikanan saat ini pada
kenyataannya yangterjadi/diberikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi maupun Kabupaten Kota sebagai instansi teknis Pembina belum
optimal. Hal ini dapat dilihatdari masih banyaknya keluhan masyarakat
akibat rendahnya pengawasan daerah pesisir potensi perikanan terutama
pada 6 (enam) daerah tersebut diatas.Keluhan itu antara lain berupa :
6
Belum optimalnya fungsi dan tugas Pokmaswas pada 6 (enam)
Kabupaten/Kota (Kab. Jayapura, Nabire, Biak Numfor,
Waropen,
Kepulauan Yapen dan Kota Jayapura)
Minimnya sarana pendukung tugas Pokmaswas
Pengawasan daerah pesisir potensi perikanan, 3 bulan sekali,
Berangkat dari kondisi yang Idial atau Normatif yang akan dicapai dan
permasalahan yang dihadapi oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Papua dalam mewujudkan harapan masyarakat sebagai pemilik hak ulayat
dan masyarakat nelayan serta optimalisasi peningkatan pendapatan
masyarakat, maka perlu ditetapkan Fokus Proyek Perubahan sesuai hasil
identifikasi masalah, dimana rencana Proyek Perubahan yang akan
dilakukan terhadap beberapa indikator sebagai mana tersebut di atas yaitu
dengan membuat komitmen bersama seluruh pegawai, tim kerja dan
stakeholders bahwa Proyek Perubahan ini akan berhasil meningkatkan
kinerja dan juga pendapatan masyarakat nelayanyaitu dengan :
Optimalisasi fungsi dan peran Pokmaswas di 6 Kabupaten/ Kota
(Kab. Jayapura, Nabire, Biak Numfor, Waropen, Kepulauan Yapen
dan Kota Jayapura)
Dukungan sarana Speed Boat kepada Pokmaswas di 6 Kabupaten
Kota untuk pengawasan daerah pesisir.
Pengawasan terhadap daerah pesisir meningkat dari 3 bulan sekali
menjai 2 kali per bulan
7
Dengan demikian akan menghilangkan keraguan masyarakat akan illegal
fishing dan juga meningkatkan kinerja pegawai Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Papua.
B.
Area Proyek Perubahan
1. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Fokus area perubahan yang dilakukan dalam proposal ini adalah
berdasarkan pada Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Sumber Daya Kelautan pada Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Papua.dengan butir-butir prinsip pelayanan antara lain :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kelautan dan perikanan;
b. Pelaksanaan bimbingan penegakan hukum serta operasi pengawasan
sumber daya kelautan dan perikanan;
c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di
bidang kelautan dan perikanan;
d. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kelautan dan perikanan;
Agar prinsip-prinsip pelayanan tersebut diatas dapat dilaksanakan maka
hal-hal yang perlu dilakukan dalam memberikan pelayanan antara lain :
1. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat nelayan melalui
-
Menyederhanakan prosedur pelayanan
-
Memberikan kemudahan, kecepatan, kenyamanan dan kepastian
-
Menerapkan pelayanan prima
8
2. Memberikan bantuan sarana pendukung tugas dan fungsi Kopmaswas
di daerah potensi perikanan berupa :
-
Membentuk kelompok masyarakat pengawas (kopmaswas) daerah
pesisir potensi perikanan di kabupaten / kota.
-
Bantuan motor temple atau speed boat
-
Memberikan pelayanan tepat waktu dan terkendali di bidang
kelautan dan perikanan.
2. Area Organisasi Yang Bermasalah
Berdasarkan prisip-prinsip pelayanan di atas maka diperlukan komitmen
yang tegas dan kuat dari Bidang Pengawasan dan Pengendalian Sumber
Daya Kelautan pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua.untuk
melaksanakan fungsi pelayanan umum guna meningkatkan pengawasan
dan pengendalian daerah pesisir potensi perikanan serta meningkatkan
kinerja pegawai pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua.
Sarana dan prasarana pendukung merupakan bagian terpenting dari
terlaksananya suatu sistem pelayanan publik. Semakin lengkap sarana dan
prasarana yang ada, maka proses pelayanan akan semakain baik sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Demikian halnya denga sumber
daya manusia yang tersedia, dimana harus memiliki integritas dan kualitas
yang memadai secara professional sebagai bagian yang mengelola potensi
perikanan di daerah.
Melihat keadaan ini, maka area perubahan yang akan dilakukan adalah
Optimalisasi pengawasan terhadap potensi perikanan di daerah pesisir.
Rendahnya pengawasan terhadap daerah pesisir yang memiliki potensi
9
perikanan dan perlindungan terhadap hak ulayat masyarakat adat di
Kabupaten/Kota,
sehingga
berdampak
pada
menurunnya
kinerja
organisasi, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan illegal fishing
oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab terhadap kelastarian
porensi perikanan di daerah pesisir.
3. Area Organisasi Yang Menjadi Fokus Area Perubahan
Area perubahan yang akan dilaksanakan adalah pada Bidang Pengawasan
dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan pada Dinas Kelautan dan
Perikanan
Provinsi
Papua
yakni,
memalui
program
optimalisasi
pengawasan terhadap daerah pesisir yang berpotensi perikanan dengan
membentuk
kelompok
masyarakat
pengawas
(Pokmaswas)
dengan
memberikan bantuan sarana pendukung operasional berupa speed boat
kepada kelompok (Pokmaswas) di 6 Kabupaten/Kota yang memiliki
kepedulian dalam menjaga dan mengawasi daerah pesisir potensi
perikanan melalui indikator-indikator yang telah ditetapkan antara lain :
Belum optimalnya fungsi dan tugas (Pokmaswas) pada 6 (enam)
Kabupaten/Kota (Kab. Jayapura, Nabire, Biak Numfor,
Waropen,
Kepulauan Yapen dan Kota Jayapura)
Minimnya sarana pendukung tugas Pokmaswas
Pengawasan daerah pesisir potensi perikanan, 3 bulan sekali.
Dengan demikian akan menghilangkan keraguan masyarakat akan illegal
fishing dan juga meningkatkan kinerja pegawai Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Papua.
C.
Tujuan
10
Tujuan Proyek Perubahan yang akan dicapai dalamJangka Pendek ( dua
bulan /sampai berakhirnya Diklat. Pim. Tk.III). antara lain :
Optimalisasi fungsi dan peran Pokmaswas di 6 Kabupaten/ Kota
Dukungan sarana Speed Boat kepada Pokmaswas di 6 Kabupaten Kota
untuk pengawasan daerah pesisir.
Pengawasan terhadap daerah pesisir meningkat dari 3 bulan sekali
menjai 2 kali per bulan
Meningkatkan kinerja aparatur Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Papua.
D.
Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan proyek perubahan yang akan dicapai pada jangka
pendek atau selama berlangsungnya pelaksanaan Diklat Kepemimpinan
Tingkat III antara lain :
Optimalisasi fungsi dan peran Pokmaswas di 6 Kabupaten/ Kota (Kab.
Jayapura, Nabire, Biak Numfor, Waropen, Kepulauan Yapen dan Kota
Jayapura),
Pengawasan terhadap daerah pesisir meningkat dari 3 bulan sekali
menjai 2 kali per bulan,
Sarana pengawasan tradisional menjadi Speed Boat sebanyak 6 (enam)
unit untuk Pokmaswas.
11
BAB. II
DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN
A.
Mile Stone Proyek Perubahan
Tahapan dalam proyek perubahan merupakan capaian-capaian yang
sangat
penting,
sehingga
harus
diperhatikan
dalam
menjamin
terlaksananya proyek perubahan secara tepat waktu dan tepat sasaran.
Milestone yang akan diuraikan secara lebih rinci pada proyek perubahan ini
antara lain :
i. Pembentukan Tim Kerja
Pertemuan dengan seluruh staf pada Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Sumber Daya Kelautan pada Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Papua,
Pertemuan dengan stakeholder internal dan eksternal, tentang
proyek perubahan,
Konsep SK Tim Kerja Proyek Perubahan
Pengesahan SK Tim Kerja Proyek Perubahan
ii. Pembagian Tugas Tim
Identifikasi data – data yang berhubungan dengan lokasi,
12
Akses ke lokasi dan
Data pendukung lainnya.
iii. Koordinasi lintas sektor
Koordinasi dengan Kadis di Kabupaten/Kota,
Koordinasi dengan Bagian Hukum,
Koordinasi dengan Tokoh Adat di Kab/Kota,
Koordinasi dengan masyarakat nelayani dan stakeholder lainnya.
iv. Penetapan Waktu Pembentukan Pokmaswas
Koordinasi dengan mentor,
Koordinasi dengan ketua Pokmaswas.
Penetapan tanggal pelantikan Pokmaswas.
v. Pemantapan materi Pelantikan Pokmaswas di 6 Kab/Kota
Pertemuan dengan Tim Proyek Perubahan
Pengecekan akhir kesiapan materi pelantikan dan bantuan sarana
dari masing-masing anggota Tim Kerja.
Penetapan jadwal dan tempat pelantikan dari masing-masing
Kopmaswas di 6 Kab/Kota
vi. Pelaksanaan Pelantikan dan penyerahan bantuan Speed Boat
Pelantikan Pengurus Pokmaswas di 6 ( enam) Kabuapetn/Kota :
Penyerahan bantuan sarana berupa Speed Boat
Uji Coba pengawasan dengan menggunakan Speed Boat
13
B.
Stakeholder Proyek Perubahan
Stakeholder yang akan dilibatkan dalam proyek perubahan yang terdapat
pada Bidang Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan pada
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua antara lain sebagai berikut :
1. Stakeholder Internal, yaitu seluruh pegawai tetap maupun honorer yang
bekerja pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua.
2. Stakeholder
Eksternal, yaitu instansi terkait yang juga bekerja
mendukung pelayanan berupa pengawasan terhadap daerah pesisir
potensi perikanan, serta pimpinan instansi terkait seperti pemda ( Kabag
14
Hukum, Pokmaswas dari Kabupaten Jayapura, Nabire, Biak Numfor,
Waropen, Kepulauan Yapen dan Kota Jayapura.
C.
Strategi Komunikasi
Strategi yang dipakai dalam membangun hubungan dengan para
stakeholder Eksternal yaitu dengan pola pendekatan pertemanan antar
sesama
pegawai
(pimpinan)
unit
kerja
yang
ada
di
6
(enam)
Kabupaten/Kota tersebut di atas yang memang selama ini telah berjalan
dengan baik, dengan semangat kekeluargaan. Kondisi inilah yang akan
dipergunakan sebagai strategi dalam mencari dukungan dari para
stakeholder yang ada di luar unit kerja Dinas Kelautan dan Perikanan.
15
BAB. III
PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
A. Capaian Proyek Perubahan
Gambaran Struktur Tim / orang yang terlibat dalam penyelenggaraan
proyek perubahan.Contoh :
B. Kendala Internal dan Eksternal
1. Kendala Internal yang kemungkinan akan terjadi dan menghambat
proses berjalannya proyek perubahan ini, antara lain datang dari para
pegawai yang selama ini tidak disiplin untuk masuk kantor tepat pada
waktu yang telah ditetapkan dalam pelayanan kepada masyarakat.
Untuk merubah mindseting para pekerja tersebut tidak segampang
membalikkan telapak tangan.
16
2. Kendala Eksternal yang akan menghambat pelaksanaan proyek
perubahan antara lain datangnya dari tokoh adat 6 Kabupaten/Kota,
yang selama ini melapor tentang kondisi daerah pesisir yang terkena
illegal fhising di Provinsi Papua.
C. Strategi Mengatasi Kendala
Strategi yang digunakan dalam mengatasi permasalahan yang terkait
dengan berbagai kendala khususnya yang datang dari luar antara lain dari
pihak adat dan pemilik hak ulayat dimana selama ini kesulitan melakukan
pengawasan terhadap daerah-daerah pesisir disebabkan karena data-data
kasus illegal fhising tidak laporkan oleh masyarakat dengan baik ke pihak
Dinas Kelautan dan Perikanan untuk programkan..
Kendala lain adalah penetapan jenis bantuan kepada kelompok masyarakat
pengawas tidak transparan oleh aparatur Dinas demikian halnya dengan
penerbitan ijin tidak jelas waktu dan biayanya sehingga pekerjaan ini
merupakan sumber pendapatan pribadi yang sudah berlangsung lama dan
tertutup.
Strategi yang dipakai dalam mengatasi permasalahan tersebut diatas yaitu
melalui kebijakan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
dalam
membangun kerjasama yang baik dengan Pihak Kepolisian (Kapolres) dan
Ketua kelompok masyarakat pengawas di 6 Kabupaten/kota, sehingga
adanya kesepakatan atau komitmen untuk saling mendukung dalam
peningkatan pengawasan terhadap daerah pesisir potensi perikanan.
17
BAB. IV.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari rencana proyek perubahan pada
Bidang Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan pada Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua antara lain :
1. Melalui proyek perubahan ini diharapkan akan terwujud peningkatan
pengawasan
terhadap
daerah
pesisir
potensi
kelautan
di
6
Kabupaten/Kota,
2. Perlu dibangun komitmen yang kuat antara seluruh stakeholder/tim kerja
terhadap penerapan Sangsi yang tegas kepada seluruh pegawai di
Bidang Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan pada
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua
3. Melalui proyek perubahan ini diharapkan akan terwujud peningkatan
pendapatan masyarakat nelayan di daerah pesisir.
B. Rekomendasi
Rekomendasi dalam mendukung tercapainya proyek perubahan ini, antara
lain sebagai berikut :
1. Perlu adanya dukungan dan motivasi dari Mentor demi tercapainya
proyek perubahan ini,
18
2. Perlu adanya dukungan dan motivasi dari Coach/pembimbing dalam
membimbing dan mengarahkan serta mencari solusi-solusi yang baik
jika terjadi hambatan dalam menjalankan proyek perubahan ini.
19