BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pelaksanaan Corporate Social Responsibilty (Csr) Kepada Masyarakat Kota Medan Oleh Bank Central Asia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan

  seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Hal ini tercantum dalam alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Upaya merealisir tujuan negara itu ditempuh melalui pembangunan nasional. Pembangunan nasional yang multi kompleks membawa pemerintah harus banyak turut campur dalam kehidupan rakyat yang mendalam di semua sektor. Campur tangan itu tertuang dalam ketentuan peraturan perundang- undangan, baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan pelaksana lainnya yang dilaksanakan oleh administrasi negara yang menyelenggarakan tugas

   pelayanan publik.

  Pola interaksi dan kolaborasi antara pemerintah dan swasta maupun masyarakat yang sering disebut dengan istilah kemitraan telah banyak dilakukan di berbagai sektor. Pola pengelolaan program pada umumnya diarahkan untuk menemukan bentuk yang tepat dalam rangka memecahkan berbagai permasalahan dalam masyarakat atau mungkin juga dalam ragka menemukan format baru dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik.

  Dewasa ini di Indonesia, sejalan dengan komitmen nasional untuk melakukan transformasi dan reformasi di segala bidang, bentuk kemitraan antara pemerintah dengan swasta dan masyarakat madani secara nyata terlihat dalam berbagai upaya kolaborasi dalam penyusunan peraturan perundang-undangan, pengendalian dan pengawasan jalannya pemerintahan oleh masyarakat dan swasta, penyelenggaraan program pembangunan dan pelayanan publik, maupun dalam rangka pengelolaan bersama prasarana publik dan sarana publik antara

   pemerintah, swasta dan masyarakat.

  Tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan materi yang baru diatur dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Latar belakang dimasukkannya ketentuan tersebut adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial perseroan terhadap lingkungan dan keadaan masyarakat disekitar tempat usaha perseroan. Ketentuan ini tidak bersifat menyeluruh. Akan tetapi, ketentuan ini memiliki batasan dan keadaan-keadaan tertentu yang peraturan pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Selain itu, ketentuan ini juga bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan perseroan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai,

  

norma, dan budaya masyarakat setempat.

  Tanggung jawab sosial perusahaan sering disebut Corporate Social

  

Responsibility (CSR). Kesadaran pentingnya melakukan CSR merupakan trend

global, seiring dengan semakin maraknya kepedulian menggunakan stakeholders. 2 Sedarmayati, Membangun Sistem Manajemen Kinerja Guna Meningkatkan

Produktifitas Menuju Good Governance , Bagian Kedua Edisi Revisi, (Bandung: Mandar Maju,

2012), hal. 23

  Persoalan CSR ini juga tidak terlepas dengan prinsip Good Corporate

Govermance (GCG), yang menerapkan faimess, transparency dan accountability.

  Prinsip accountability penekanannya yang signifikan diberikan pada kepentingan

  

stakeholders perusahaan. Perusahaan harus memerhatikan kepentingan dari

stakeholders , menciptakan nilai tambah (value added) dari produk atau jasa bagi

stakeholders , dan memelihara kesinambungan nilai tambah yang diciptakannya.

  Gagasan Corporate Social Responsibility diharapkan bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpihak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangan

  

(financial) saja, tetapi juga perusahaan memerhatikan dampak sosial dan

   lingkungan (triple bottom line).

  Banyak perusahaan swasta kini mengembangkan apa yang disebut

  

Corporate Social Responsibility (CSR). Penerapan CSR tidak lagi dianggap

  sebagai cost atau biaya, melainkan investasi perusahaan untuk meningkatkan reputasi perusahan. Industri dan korporasi berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan mempertimbangkan pula faktor

  

  lingkungan hidup. Corporate Social Responsibility saat ini bukan lagi bersifat sukarela atau komitmen yang dilakukan perusahaan didalam mempertanggung jawabkan kegiatan perusahaannya, melainkan bersifat wajib atau menjadi kewajiban bagi perusahaan untuk melakukan atau menerapkannya.

  Hal ini diatur dalam Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, yang disahkan pada 20 Juli 2007 yang menyatakan: 4 Ibid., hal. 94

  1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

  2. TJSL merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan

   ketentuan peraturan perundang-undangan.

  Dengan adanya peraturan ini, perusahaan khususnya perseroaan terbatas yang bergerak di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam harus melaksanakan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat, tetapi kewajiban ini bukan suatu beban yang memberatkan. Perlu diingat pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan industri saja, tetapi setiap insan manusia berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan pengelolaan kualitas hidup masyarakat.

  Pendukung konsep tanggung jawab sosial (social responsibility) memberi argumentasi bahwa suatu perusahaan mempunyai kewajiban terhadap masyarakat selain mencari keuntungan. Ada berapa definisi tentang definisi CSR, yang pada dasarnya adalah etika dan tindakan untuk turut berperan dalam keberlanjutan ekonomi, sosial dan lingkungan perusahaan.

  Ebert sebagaimana dikutip oleh Hardhina Rosmasita, mendefinisikan

  corporate social responsibility sebagai usaha perusahaan untuk menyeimbangkan komitmen-komitmennya terhadap kelompok-kelompok dan individual-individual dalam lingkungan perusahaan tersebut, termasuk didalamnya pelanggan, perusahaan-perusahaan lain, para karyawan, dan investor. CSR memberikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya

   dengan stakeholders yang melebihi tanggung jawab di bidang hukum.

  Yusuf Wibisono mendefenisikan CSR sebagai tanggung jawab perusahaan kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (triple bottom line) dalam rangka mencapai tujuan

   pembangunan berkelanjutan.

  Corporate Social Responsibility sering dianggap inti dari etika bisnis yang

  berarti bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomi dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder) tetapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan

  (stakeholder) yang jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban di atas (ekonomi

  dan legal). Tanggung jawab sosial dari perusahaan merujuk pada semua hubungan yang terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk didalamnya adalah pelanggan atau customers, pegawai, komunitas, pemilik atau

   investor, pemerintah, supplier bahkan juga kompetitor.

7 Hardhina Rosmasita, Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial Dalam

  Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur di Bursa Eefek, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Jakarta, 2007, hal. 8. 8 Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility, Salemba Empat, Jakarta, 2007, hal. 10

  Melihat pada kondisional semacam ini maka penulis mencoba mengangkat permasalahan ini ke permukaan. Penulis menganggap bahwa pengambilan judul diatas cukup strategis. Pertama, sebab sebenarnya konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah dikenal sejak awal 1970, yang secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder, nilai- nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat, lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Seiring perjalanan waktu, di satu sisi sektor industri atau korporasi- korporasi skala besar telah mampu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi di sisi lain ekploitasi sumber-sumber daya alam oleh sektor industri sering kali menyebabkan kerusakan lingkungan. Kedua, adalah sebagai upaya untuk menegaskan hubungan perusahaan dengan aktifitas perniagaan yang diselenggarakan oleh para perusahaan. Dalam konteks perniagaan yang diselenggarakan terdapat hubungan timbal-balik antara personal perusahaan secara internal dan antara internal perusahaan dengan masyarakat luar perusahaan. Corporate Social Responsibility adalah suatu bagian hubungan perniagaan yang melibatkan perusahaan di satu pihak dan masyarakat sebagai lingkungan sosial perusahaan di pihak yang lain. Ketiga, CSR adalah basis teori tentang perlunya sebuah perusahaan membangun hubungan harmonis dengan

  

  masyrakat domisili. Secara teoritik, CSR dapat didefinisikan sebagai tanggungjawab moral suatu perusahaan terhadap para stakeholders, terutama komunitas atau masyarakat di sekitar wilayah kerja atau operasionalnya.

  Pro dan kontra terhadap perkembangan CSR terus bergulir. Salah satunya, apakah tanggungjawab sosial tersebut sifatnya wajib atau sukarela, dimana ketika kegiatan Corporate Social Responsibility diwajibkan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, banyak menuai protes.

  Pasalnya aktivitas CSR diasumsikan sebagai aktivitas berdasarkan kerelaan dan bukannya paksaan. Dalam pelaksanannya CSR juga masih memiliki kekurangan.

  Program-program CSR yang dijalankan oleh perusahaan banyak yang hanya memiliki pengaruh jangka pendek dengan skala yang terbatas. Program-program CSR yang dilaksanakan seringkali kurang menyentuh akar permasalahan komunitas yang sesungguhnya. Seringkali pihak perusahan masih mengangap dirinya sebagai pihak yang paling memahami kebutuhan komunitas, sementara komunitas dianggap sebagai kelompok pinggiran yang menderita sehingga

   memerlukan bantuan perusahaan.

  Lain dari pada hal itu, aktivitas CSR dianggap hanya semata-mata dilakukan demi terciptanya reputasi perusahaan yang pasif bukan demi perbaikan

  

  kualitas hidup komunitas dalam jangka panjang. Kritik lain dari pelaksanaan CSR adalah karena seringkali diselenggarakan dengan jumlah biaya yang tidak sedikit, maka CSR identik dengan perusahan besar yang ternama. Yang menjadi permasalahan adalah dengan kekuatan sumber daya yang dimilikinya, perusahan- perusahan besar dan ternama ini mampu membentuk opini publik yang mengesankan seolah-olah mereka telah melaksanakan CSR, padahal yang 11 Perusahaan dan Komunitas, terakhir kali diakses tanggal 12 September 2014. dilakukanya hanya semata-mata hanya aktivitas filantropi. Menurut Kamus Besar

13 Bahasa Indonesia filantropi adalah cinta kasih (kedermawanan) kepada sesama.

  Bahkan filantropi dapat juga dilakukan untuk menutupi perilaku-perilaku yang

   tidak etis serta perbuatan melanggar hukum.

  Bank Central Asia adalahdengan nama Bank Central Asia NV dan pernah merupakan bagian penting dariBanyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis

   keuangan negara yang terjadi pada tahun 1997.

  Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan di Indonesia. Namun secara khusus, kondisi ini mempengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. (BPPN) lalu mengambil alih BCA pada tahun 1998. Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang baik, BCA berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998, dana pihak ketiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp. 67.93 triliun, padahal di bulan Desember 1997 hanya Rp. 53.36 triliun. Kepercayaan

  13 Kamus Besar Bahasa Indonesia Online,Terakhir kali di akses pada tanggal 5 September 2014. 14 Perusahaan dan Komunitas, ibid. masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN keada tahun 2000.

  Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadiberlangsung pada tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran saham perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA.

  Penawaran saham kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA. Dalam tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisipatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional

   maupun sebagai lembaga intermediasi financial.

  BCA aktif melaksanakan program tanggung jawab sosial (Corporate

  

Social Responsibility) di Indonesia. Di bawah naungan program “Bakti BCA”,

  BCA memberikan pendanaan dan menyediakan bantuan logistik melalui berbagai program CSR untuk sektor pendidikan, edukasi perbankan, pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM), kesehatan, pelestarian lingkungan, dan bantuan penanggulangan bencana alam. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh mengenai “Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) Kepada Masyarakat Kota Medan Oleh Bank Central Asia.”

B. Permasalahan

  Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, beberapa permasalahan pokok yang akan dibahas antara lain sebagai berikut:

  1. Bagaimana pandangan Bank Central Asia terhadap Corporate Social

  Responsibility (CSR)? 2.

  Bagaimana pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh Bank Central Asia?

  3. Apa saja manfaat yang didapat oleh Bank Central Asia dalam melakukan

  Corporate Social Responsibility (CSR)? C.

   Tujuan Penulisan

  Berdasarkan perumusan masalah yang telah diungkapkan sebelumnya, maka untuk mengarahkan suatu penulisan diperlukan adanya tujuan, adapun yang menjadi tujuan dalam tulisan ini yaitu: 1.

  Untuk mengetahui secara mendalam mengenai Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh Bank Central Asia.

  2. Untuk mengetahui pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan Bank Central Asia.

  3. Untuk mengetahui manfaat yang didapatkan oleh Bank Central Asia dalam menjalankan Corporate Social Responsibility (CSR).

D. Manfaat Penulisan

  Manfaat penulisan yang dapat diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: a.

  Manfaat Teoretis Secara teoretis, pembahasan terhadap masalah-masalah yang telah dirumuskan tersebut akan memberikan kontribusi pemikiran serta pemahaman dan pandangan baru dalam kegiatan pelaksanaan CSR, dimana hal ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengusaha dan pemerintah dalam menerapankan CSR di masa yang akan datang.

  b.

  Manfaat Praktis Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pembaca, khususnya dunia perusahaan yang berhubungan langsung dalam penerapan CSR dengan sebaik- baiknya sehingga membawa manfaat baik bagi perusahaan, bagi pemerintah, bagi masyarakat, maupun bagi kelestarian lingkungan.

E. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian yuridis empiris/ sosiologis. Penelitian yuridis empiris atau sosiologis adalah suatu metode penelitian hukum yang dilakukan dengan cara terutama meneliti data primer yang

   diperoleh di lapangan selain juga meneliti data sekunder dari perpustakaan.

2. Lokasi Penelitian Dan Sifat Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di Bank Central Asia Jakarta. Adapun yang menjadi alasan dilakukannya penelitian ditempat tersebut dikarenakan Bank Central Asia merupakan salah satu bank terbesar yang ada di Indonesia, yang banyak melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility dan data yang dibutuhkan tersedia di Bank Central Asia yang terletak di Jakarta.

3. Sumber Data A.

  Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari informan dengan cara wawancara. Wawancara dilakukan dengan dialog lisan antara peneliti

  

  dan responden. Penulis terlebih dahulu mempersiapkan pokok-pokok pertanyaan sebagai pedoman melakukan wawancara di Bank Central Asia.

  B.

  Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan guna mendapatkan landasan teoritis terhadap segi-segi hukum tanggung jawab sosial.

  Selain itu diperoleh juga melalui bahan hukum lain, dimana pengumpulan bahan hukumnya dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, serta memperoleh data yang terdapat dalam buku, literatur, tulisan-tulisan ilmiah, dokumen-dokumen hukum dan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan objek penelitian. Bahan-bahan hukum itu dapat berupa:

  1) Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan terdiri dari: a)

  Norma atau kaedah dasar, yaitu Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

  b) Peraturan dasar yaitu Batang Tubuh UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

c) Peraturan Perundang-undangan.

  2) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti hasil penelitian atau pendapat pakar hukum.

  3) Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus hukum, ensiklopedia.

4. Metode Pengumpulan Data

  Untuk memperoleh suatu kebenaran ilmiah dalam penulisan skripsi, maka digunakan metode pengumpulan data dengan cara studi kepustakaan, yaitu mempelajari dan menganalisis secara sistematis digunakan buku-buku, surat kabar, makalah ilmiah, majalah, internet, peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam skripsi

  

  ini. Di tempat inilah di peroleh hasil-hasil penelitian dalam bentuk tulisan yang sangat berguna bagi mereka yang sedang melaksanakan penelitian dimana peneliti dapat memilih dan menelaah bahan-bahan kepustakaan yang sangat di perlukan guna dapat memecahkan dan menjawab permasalahan pada penelitian yang

  

  dilaksanakan. Selain iti dilakukan pula pengambilan data melalui penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang menunjukan lapangan sebagai tempat penulis mendapatkan data primer. Penulis tidak hanya mencakupkan data sekunder yang telah diperoleh dari kepustakaan. Penulis mengumpulkan data-data

   yang penulis perlukan melalui wawancara di Bank Central Asia.

5. Analisis Data

  Data yang didapat dari studi kepustakaan akan dihubungkan dengan data yang telah diperoleh dari penelitian di lapangan. Data tersebut akan dianalisis secara logis dan disusun menggunakan metode analisis kualitatif. Metode analisis kualitatif yaitu analisis yang dilakukan peneliti dengan memahami norma, kaidah, azas, sistem hukum yang berkaitan dengan peraturan perundang-undangan sebagai pijakan dari objek yang diteliti dan dipelajari kemudian dianalisis secara

   deskriptif kualitatif yang tersusun dalam kalimat yang sistematis.

F. Keaslian Penulisan

  Penulissan skripsi ini berdasarkan ide, gagasan, pemikiran dan yang paling utama adalah dikarenakan ketertarikan penulis terhadap Pelaksanaan Corporate

  

Social Responsibility kepada Masyarakat Kota Medan Oleh Bank Central Asia (

Pada Bank Central Asia Jakarta).

  Penulisan skripsi ini asli diangkat dari pemikiran penulis sendiri, yang artinya penulisan skripsi ini bukanlah berasal dari penggandaan hasil karya tulis orang lain dan sudah diperbandingkan judulnya di kampus tempat penulis menimba ilmu di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Dengan demikian keaslian penulisan skripsi ini dapat dipertanggung jawabkan terutama secara ilmiah dan akademik.

G. Sistematika Penulisan

  Pembuatan karya ilmiah dalam pembahasannya harus diuraikan secara sistematis. Dan untuk mempermudah penulisan skripsi ini maka diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab per bab yang saling berkaitan satu sama lain. Pada dasarnya sistematika adalah gambaran- gambaran umum dari keseluruhan isi penulisan ini, sehingga mudah dicari hubungan antara satu pembahasan dengan pembahasan lainnya yang teratur menurut sistem. Skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yang disesuaikan dengan kebutuhan jangkauan penulisan dan pembahasan bab yang dimaksudkan. Berikut ini adalah garis besar dari sistematika penulisan skripsi ini, yaitu:

  Bab I (Pendahuluan), diuraikan dalam bab ini segala hal yang umum yang terdapat dalam sebuah karya tulis ilmiah yang merupakan pengantar dalam mana terurai mengenai Latar Belakang Penulisan Skripsi, Permasalahan, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Metode Penelitian, Keaslian Penulisan, dan Sistematika Penulisan.

  Bab II (Perseroan Terbatas), diuraikan dalam bab ini hal-hal yang berkaitan dengan Perseroan Terbatas. Mengenai definisi Perseroan Terbatas, unsur – unsur yang terdapat di Perseroan Terbatas serta tata cara pendirian Perseroan Terbatas.

  Bab III (Corporate Social Responsibility), merupakan bab yang menjabarkan hal – hal umum yang berkaitan dengan CSR yaitu menyangkut mengenai sejarah serta defenisi dari CSR, karakteristik dari CSR, program- program yang terdapat didalam CSR, serta manfaat dilakukannya CSR tersebut.

  Bab IV (Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) Kepada Masyarakat Kota Medan Oleh Bank Central Asia (BCA)) dalam bab ini diuraikan mengenai pelaksanaan CSR oleh Bank Central Asia, dimana didalamnya diuraikan mengenai pandangan Bank Central Asia terhadap CSR, pelaksanaan CSR yang dilakukan Bank Central Asia, serta manfaat yang didapat dalam menjalankan CSR tersebut.

  Bab V (Kesimpulan Dan Saran), dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan dari hal-hal yang telah dibahas dalam bab sebelumnya dan saran - saran yang mungkin dapat berguna bagi perkembangan pelaksanaan CSR di Indonesia.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) - Tata Cara Penghapusan Denda Piutang Pajak Kendaraan Bermotor Yang Kadaluarsa Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan

0 0 10

Analisis Penerapan Pajak Progresif Kendaraan Bermotor Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Medan Selatan

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) - Analisis Penerapan Pajak Progresif Kendaraan Bermotor Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Medan Selatan

0 1 11

BAB II STRUKTUR ORGANISASI DAN FUNGSI A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan - Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Hiburan Pada Dinas Pendapatan Daerah Medan

0 0 18

Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Hiburan Pada Dinas Pendapatan Daerah Medan

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Kantor Camat Medan Barat Kota Medan

0 0 29

Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Kantor Camat Medan Barat Kota Medan

0 3 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Perbedaan Laporan Keuangan Akuntansi (Komersial) dengan Laporan Keuangan Fiskal - Pengaruh Book Tax Gap Terhadap Persistensi Laba Perbankan Di Indonesia Dengan Model Fixed Effect Dan Random Effect

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu isu yang menarik saat ini di Indonesia adalah book tax gap yaitu - Pengaruh Book Tax Gap Terhadap Persistensi Laba Perbankan Di Indonesia Dengan Model Fixed Effect Dan Random Effect

0 0 10

BAB II BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS A. Defenisi Perseroan Terbatas - Pelaksanaan Corporate Social Responsibilty (Csr) Kepada Masyarakat Kota Medan Oleh Bank Central Asia

0 0 15