2.1.1. Biaya Dalam Ekonomi - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perhitungan Satuan Biaya Pendidikan di SMA Negeri Kota Salatiga

BAB II LANDASAN TEORI Dalam suatu penelitian dibutuhkan suatu kerangka teori yang memberikan

  gambaran menyeluruh tentang masalah dan persoalan penelitian. Landasan teori akan menjelaskan tentang tinjauan pustaka dan kerangka dasar penelitian yang diuraikan dalam penelasan dibawah ini: 2.1.

   Tinjauan Pustaka 2.1.1. Biaya Dalam Ekonomi

  Secara umum konsep biaya mulai berlaku dalam produksi barang atau jasa, dimana biaya erat kaitanya antara dengan transaksi ekonomi yang dilakukan oleh produsen, penjual, pembeli atau konsumen dalam bentuk uang moneter. Beberapa ahli ekonomi membedakan biaya yang sebenarnya dengan pengeluaran. Menurut Marshal dan J. Hallack,1985, menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara biaya yang sebenarnya yang berhubungan dengan usaha atau pengorbanan yang diperlukan untuk memproduksi barang dan jasa dengan biaya yang terdiri dari pengeluaran untuk membayar para pemilik faktor produksi. (Fattah, 2004 : 34)

  Mulyadi berpendapat bahwa biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian yang dimaksud dengan biaya dalam pengertian konsep ekonomi adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dengan satuan uang yang telah terjadi atau akan terjadi untuk tujuan tertentu setiap unit usaha. (Mulyadi, 2007:5) 2.1.2.

   Biaya Dalam Konsep Pendidikan

  Secara teoritis konsep biaya dibidang lain mempunyai kesamaan dengan biaya pendidikan, dimana lembaga pendidikan dipandang sebagai produsen jasa pendidikan yang menghasilkan keahlian, ketrampilan ilmu pengetahuan, karakter dan nilai –nilai yang dimiliki seorang lulusan. Kegiatan pendidikan sebenarnya dapat dipandang sebagai pelayanan (services) terhadap siswa atau peserta didik selama belajar. Pendidikan sebagai proses produksi yang menghasilkan lulusan yang berhasil dapat ditentukan oleh jumlah pendaftaran dan komponen

  • – komponen input dalam suatu sistem pendidikan. (Matin, 2013:34)

  Transaktor ekonomi yang berhubungan dengan pendidikan dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu (1) golongan produsen dan (2) golongan konsumen.

  Para produsen pendidikan terdiri dari pendidikan, pengelolan pendidikan,

  • – badan/lembaga pemerintah dan swasta, keluarga yang membantu mendidik anak anak dirumah. Sedangkan para konsumen (costumers) pendidikan dapat terdiri dari keluarga atau orang tua siswa, siswa itu sendiri, lembaga – lembaga pemerintahan atau swasta dan masyarakat secara umum. (Suhardan dkk, 2012:45)

  Lembaga pendidikan sebagai produsen jasa pendidikan, seperti halnya pada bidang usaha lainnya menghadapi masalah yang sama, yaitu biaya produksi, tetapi ada beberapa kesulitan khusus mengenai penerapan perhitungan biaya ini. Lembaga pendidikan pada umumnya tidak langsung menanggung seluruh biaya, karena gaji guru dan sarana pendidikan dominan bersumber dari pemerintah. Sedangkan uang pemerintah sebagian besar dari masyarakat melalui pembebasan wajib pajak. Hal inilah yang membedakan konsep biaya dalam bidang pendidikan dan bidang lain.

2.1.3. Biaya Pendidikan di Sekolah

  Sekolah sebagai satuan pendidikan membutuhkan berbagai sumber daya (input) untuk menunjang berbagai kegiatan yang telah diprogramkan. Definisi sekolah menurut Mulyasa adalah sekolah merupakan sistem yang terdiri atas serangkaian komponen yang saling terkait dan membutuhkan masukan dari lingkungan untuk melakukan proses transformasi serta mengeluarkan hasil. Sebuah sekolah terdiri dari berbagai komponen

  • – komponen yang membutuhkan pengelolaan yang efektif dan efisien. (Mulyasa, 2006 : 45)

  Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Dapat dikatakan bahwa proses pendidikan tidak dapat berjalan tanpa dukungan biaya. Biaya pendidikan merupakan komponen masukan instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan (di sekolah). Pengertian biaya pendidikan tidak hanya mencakup barang jasa Nanang Fattah berpendapat biaya pendidikan didefinisikan sebagai nilai rupiah dari seluruh sumber daya (input)baik dalam bentuk natura (barang), pengorbanan peluang, maupun uang, yang dikeluarkan untuk seluruh kegiatan pendidikan. (Supriyadi, 2012 : 23)

  Dari berbagai klasifikasi biaya pendidikan oleh berbagai pendapat diatas, terdapat persamaan persepsi mengenai biaya pendidikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa biaya pendidikan terdiri dari biaya langsung dan tak langsung. Biaya langsung didefinisikan sebagai biaya yang digunakan langsung oleh sekolah untuk menunjang berbagai kegiatan operasional untuk penyelenggaran pendidikan siswa

  • – siswinya sedangkan biaya tidak langsung merujuk pada biaya yang dikeluarkan orang tua yang tidak secara langsung menunjang proses pendidikan tetapi memungkinkan proses pendidikan tersebut terjadi di sekolah dan biaya yang hilang akibat siswa –siswi menempuh pendidikan di sekolah.

  Penelitian ini akan memfokuskan biaya pendidikan di sekolah meliputi biaya langsung berupa biaya investasi dan operasional dan biaya tidak langsung berupa biaya personal. Penelitian ini hanya terbatas pada jenis biaya berbasis sekolah dan biaya berbasis dana keluarga tidak tercakup didalamnya biaya

  

opportunity cost yaitu potensi pendapatan bagi seorang siswa apabila ia tidak

  melanjutkan SMA, demikian juga biaya penyusutan/depresiasi atas nilai bangunan tidak diperhitungkan karena sulit diprediksi dan tidak tersedia.

2.1.4. Satuan Biaya Pendidikan

  Dalam konsep dasar pembiayaan pendidikan ada dua hal penting yang perlu dikaji atau dianalisis, yaitu biaya pendidikan secara keseluruhan (total cost) dan biaya satuan per siswa (unit cost). Dalam melakukan perhitungan biaya pendidikan banyak muncul berbagai pendekatan tergantung sumber biaya yang dikajinya dan metode yang digunakanya. Penelitian ini berfokus di sekolah sebagai satuan pendidikan oleh karena itu pendekatan yang tepat adalah pendekatan mikro. Unit

  

cost untuk sekolah adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan

  pendidikan selama periode waktu tertentu (satu tahun) dibagi dengan jumlah siswa yang ada pada periode waktu itu. (Ismanto, 2016:23) Berdasarkan pendekatan mikro yang mengkaji biaya pendidikan total cost dan unit cost maka dalam penelitian ini istilah yang dipergunakan adalah satuan biaya (unit cost). Satuan biaya pendidikan merupakan biaya rata

  • –rata yang dikeluarkan untuk melaksanakan pendidikan di sekolah per murid per tahun anggaran. Satuan biaya ini merupakan fungsi dari besarnya pengeluaran sekolah serta banyaknya murid sekolah. Satuan biaya ini dapat diketahui dengan jalan membagi seluruh jumlah pengeluaran sekolah setiap tahun dengan jumlah murid sekolah pada tahun yang bersangkutan, namun karena menggunakan istilah penegasan satuan biaya SMA Negeri di Kota Salatiga maka diperoleh pula angka pendanaan pendidikan di Kota Salatiga dan Satuan biaya SMA Negeri. (Aulia, 2011:29) Dalam penelitian ini satuan biaya (unit cost) terdiri atas 3 jenis / tingkat.

  Pertama di tingkat sekolah, satuan biaya siswa adalah rata-rata biaya per siswa SMA yang merupakan hasil dari total biaya investasi dan operasional dibagi jumlah siswa selama tahun tertentu. Kedua dari segi siswa, satuan biaya menunjuk pada jumlah total pengeluaran (keluarga) siswa untuk pendidikan yang diidentifikasi berdasarkan komponen-komponen yang mungkin dikeluarkan. Satuan biaya dari segi siswa merujuk pada satuan biaya per sekolah negri di Kota Salatiga dan satuan biaya per kelas. Ketiga satuan biaya pendidikan per siswa adalah rata-rata dari seluruh dana pemerintah dan masyarakat yang diterima oleh sekolah ditambah pengeluaran setiap siswa. Untuk lebih lengkap akan dihitung biaya penyelenggaraan pendidikan tiap sekolah SMA Negeri di Kota Salatiga yang menunjuk pada sebagian besar dana yang berputar untuk pendidikan siswa sekolah SMA Negeri di Kota Salatiga. Biaya pendidikan yang bernutu merupakan sebuah investasi yang mahal karena tidak hanya ditentukan oleh komponen guru melainkan juga komponen biaya yang berdampak pada keseluruhan aspek pendidikan.

2.1.5. Komponen Pembiayaan Pendidikan

  Komponen-komponen yang perlu dibiayai dalam penyelenggaraan pendidikan secara umum mengacu kepada peraturan-peraturan pemerintah berkenaan standarisasi pengelolaan yang tertuang dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan PP No.48 tentang Pendanaan Pendidikan, dimana komponen-komponen tersebut terdiri dari:

  1) Biaya Investasi (Investasi Lahan Pendidikan dan Investasi Non Lahan

  Pendidikan; 2)

  Biaya Operasional (Biaya Personalia dan Biaya Non Personal Tak Langsung); 3)

  Biaya Personal (Biaya Langsung PBM dan Biaya Tidak Langsung Terhadap PBM).

  Berdasarkan wawancara kepada bendahara komite sekolah terkait. Terdapat beberapa komponen biaya yang tidak dikeluarkan baik pihak sekolah atau oleh orang tua siswa terdapat pula beberapa komponen biaya yang tumpang tindih sehingga dalam penelitian ini komponen biaya yang diteliti hanya yang secara global dikeluarkan oleh pihak sekolah dan orang tua siswa. (Ismanto, 2016:37)

2.1.6. Manajemen Pembiayaan Pendidikan

  Salah satu komponen yang memiliki peran signifikan dalam pelaksanaan pembelajaran disekolah adalah komponen pembiayaan sekolah. Pengelolaan komponen pembiayaan ini atau sering disebut juga dengan komponen keuangan/dana memerlukan manajemen tersendiri yang harus mampu bertindak efektif dan efisien demi mencapai tujuan sekolah. Tidak sembarang orang/guru dapat menduduki jabatan dalam pengurusan manajemen pembiayaan sekolah diperlukan ketrampilan dan keahlian tertentu terutama terkait pengalokasian dan penganggaran biaya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan sekolah yang beragam. (Suryobroto, 2004 : 26)

  Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi kegitan sekolah oleh karena itu diperlukan manajemen tersendiri untuk mengelolanya. Secara implisit kegiatan pembiayaan pendidikan tidak hanya mencari dan mengalokasikan dana untuk mencapai tujuan sekolah melainkan harus mencakup berbagai kegiatan manajemen mulai dari perencanaan, penggalian sumber dana, penerimaan, pengalokasian dana pertanggungjawaban dan evaluasi.

2.1.7. Sumber Dana Pemerintah Daerah

  Sumber dana pendidikan adalah lembaga atau pihak-pihak yang memberikan dana, baik berupa natura atau uang kepada sekolah untuk keperluan penyelenggaraan pendidikan. Secara keseluruhan sumber dana pendidikan diperoleh dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan orang tua. persentase dan kontribusi masing

  • – masing sumber pendanaan tergantung dalam pengelolaan sekolah SMA Negeri tesebut baik RSBI atau sekolah biasa. (Margunani, 2015:44)

  Besarnya biaya pendidikan yang bersumber dari pemerintah ditentukan berdasarkan kebijakan keuangan di tingkat pusat dan pemerintah daerah setelah mempertimbangkan skala prioritas. Sedangkan besarmya penerimaan dari orang tua siswa berupa iuran SPP dan SPI yang langsung diterima sekolah berdasarkan atas kemampuan orang tua murid dan ditentukan oleh musyawarah sekolah dan orang tua murid dengan berdasarkan Undang

  • –undang. Sedangkan dari masyarakat (di luar orang tua murid) baik dari perorangan atau lembaga tergantung pada kemampuan masyarakat dalam memajukan pendidikan.

  Dalam menjalankan pemerintahanya berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang No.33 tentang Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah membuka peluang yang luas bagi daerah untuk mengembangkan dan membangun daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan prioritas masing-masing daerah. Dana bantuan untuk biaya pendidikan yang berasal dari Pemerintah Pusat dialokasikan melalui Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) kepada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk diberikan diteruskan ke lembaga pendidikan sesuai besaran- besaran biaya yang diperlukan. Dalam menjalankan pemerintahanya berdasarkan UU pemerintah Kota Salatiga harus mampu mengelola pendapatan yang dimiliki untuk membiayai berbagai sektor di Kota Salatiga sesuai visi dan misi Kota Salatiga yang telah ditetapkan. Dari anggaran APBD tersebut dapat diketahui pos-pos pendapatan dan belanja yang dianggarkan dan laporan realisasi anggaranya.

2.1.8. Karakterisik Biaya Pendidikan

  Suharsimi (2008:322) mengemukakan bahwa karakteristik pembiayaan pendidikan adalah sebagai berikut : a.

  Biaya pendidikan terlalui naik. Penghitungan pembiayaan dinyatakan dalam biaya satuan terkecil (unit cost) menurut luasnya faktor yang diperhitungkan unit cost dapat dibagai menjadi :

  1) Unit cost lengkap, yaitu enghitungan unit cost berdasarkan penghitungan dari fasilitas yang dikeluarkan. Dihitung dari keseluruhan program termasuk ekstrakulikuler.

  2) Unit cost setengah lengkap, yaitu hanya memperhitungkan biaya kebutuhan bahan dan alat yang berangsur habis walaupun dalam jangka waktu berbeda. Unit cost ini masih menghitung biaya personil dan barang-barang yang secara tidak langsung berhubungan dengan siswa.

  3) Unit cost sempit, yaitu unit cost yang diperoleh hanya dengan memperhitungkan biaya yang langsung berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar.

  b.

  Biaaya terbesar dalam pelaksanaan penddikan adalah biaya tenaga kerja.

  c.

  Unit cost pendidikan akan naik sebanding dengan tingkat sekolah dan dipengaruhi oleh jenis lembaga pendidikan.

  d.

  Komponen yang dibiayayai dalam sistem pendidikan hampir sama dari tahn ke tahun.

  Biaya pendidikan akan naik sebanding dengan banyaknya SDM yang ada, jika SDM banyak maka biaya pendidikan yang dikeluarkan juga akan banyak begitu pula sebaliknya.

2.1.9. Klasifikasi Biaya Pendidikan

  Menurut Ismanto dan Sambodo (2016) Pembiayaan pendidikan dibagi menjadi 3 yaitu :

  1. Biaya Operasional meliputi biaya kesejahteraan pendidik dan tenaga pendidik, biaya penilaian, biaya profesi/diklat, penyelenggaraan KBM dll.

  2. Biaya Investasi meliputi berbagai macam pembiayaan kelas, tempat ibadah dan pembelian berbagai macam buku.

  3. Biaya Personal berupa uang trasnport, uang saku , pembelian LKS dll.

  Menurut peraturan Pemerintah No.19/2005 tentang Standar Pendidikan tercantum pada Bab IX : Standar Pembiayaan pasal 62 dijelaskan bahwa :

  (1) Biaya pendidikan dibagi menjadi 3 yaitu biaya Operasional, biaya Investasi dan biaya Personal.

  (2) Biaya pendidikan sesuai dengan ayat (1) biaya Investasi terdiri dari beberapa macam yaitu biaya penyediaan sarana dan prasarana, biaya pengembangan sumber daya manusia dan biaya modal kerja tetap.

  (3) Biaya pendidikan sesuai dengan ayat (1) biaya Personal merupakan biaya yang berasal dari peserta didik yang digunakan agar dapat mengikuti proses belajar mengajar secara terus menrus dan teratur.

  (4) Biaya operasional satuan pendidikan yang tercantum dalam pada

  Ayat (1) terdiri dari : b.

  Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta berbagai tunjangan yang melekat dalam gaji.

  c.

  Peralatan habis pakai dan bahan habis pakai.

  d.

  Biaya operasional pendidikan tidak langsung antara lain air, jasa , telekomunikasi, perbaikan sarana dan prasarana, pajak, asurans 2.1.10.

   Biaya Satuan (Unit Cost)

  Secara sederhana cara menghitung unit cost adalah dengan cara membagi seluruh jumlah pengeluaran dibagi dengan jumlah seluruh siswa di sekolah.

  Menurut Fattah (2009:26) biaya satuan merupakan biaya rata-rata setiap peserta didik yang dapat dihitung dengan cara total pengeluaran sekolah dibagi total peserta didik yang berada di sekolah dalam jangka waktu tertentu.

  Menurut Mulyono (2010:27) biaya satuan digunakan sebagai ukuran dan gambaran seberapa besar uang yang disediakan dan digunakan secara efektif di sekolah. Biaya satuan diperoleh dengan memperhitungan total peserta didik di setiap sekolah dijadikan ukuran biaya satuan dan dapat dibandingan sekolah satu dengan sekolah lainnya.

  Berdasarkan uraian tersebut yang dimaksud dengan biaya satuan dalam penelitian ini adalah biaya pengeluaran setiap peserta didik yang dapat dihitung dengan cara total pengeluaran dibagi dengan total peserta didik di sekolah.

2.1.11. Cara Penghitungan Unit Cost

  Menurut Fattah (2011:11) terdapat dua cara dalam melakukan penghitungan unit cost yaitu :

  1. Biaya rata-rata per peserta didik dapat dihitung dengan cara total pengeluaran sekolah dibagi total peserta didik.

  2. Biaya rata-rata per lulusan dapat dihitung dengan cara total biaya pengeluaran sekolah dibagi total lulusan.

2.1.12. Macam-Macam Unit Cost

  Menurut Sehertian unit cost dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1.

  Unit cost untuk keperluan rutin yaitu besarnya biaya yang diperlukan untuk mendidik seorang siswa pada satu tingkatan dan jenis pendidikan tertentu selama satu tahun.

  2. Unit cost untuk biaya modal yaitu besarnya biaya yang diperlukan untuk menyediakan tempat bagi seorang siswa pada suatu tingkatan dan jenis pendidikan tertentu.

2.2. Kerangka Penelitian

  Untuk mendeskripsikan pendanaan pendidikan di Kota Salatiga dan satuan biaya (unit cost) pendidikan SMA Negeri di Kota Salatiga, dihitung dari komponen biaya investasi, biaya operasional dan biaya personal. Definisi operasional variabel satuan biaya pendidikan adalah biaya pendidikan yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan per siswa SMA Negeri Kota Salatiga yang sekaligus menunjukkan gambaran sumber-sumber untuk pembiayaan tersebut.

  Gambar 2 Kerangka Penelitian Satuan Biaya Pendidikan setiap Unit Satuan Pendidikan SMA Negeri di Kota Salatiga

  Berdasarkan kerangka penelitian tersebut, penelitian ini hanya menggunakan satu variabel yaitu satuan biaya pendidikan. Dalam memperoleh data mengenai komponen biaya di atas peneliti perlu memperhatikan dari mana sumber dana untuk pembiayaan itu diperoleh sehingga bisa diperoleh kontribusi masing

  • – masing sumber dana terhadap pembiayaan masing
  • – masing komponen. Sumber– sumber biaya pendidikan adalah dari pemerintah (pusat, provinsi dan kota). Berdasarkan PP No 19 tahun 2005 dan PP No 48 tahun 2008 diketahui biaya pendidikan terdiri dari biaya investasi, biaya operasional dan biaya personal. Untuk memperoleh satuan biaya pendidikan di SMA Negeri Peneliti mengakumulasikan biaya pendidikan dibagi dengan jumlah siswa dalam 1 tahun yaitu pada tahun ajaran 2017/2018.

2.3. Penelitian Yang Relevan 1.

  Penelitian relevan yang pertama oleh Totok Sumaryanto Sunyoto Margunani, Universitas Negeri Semarang yang berjudul “Analisis Pembiayaan Pendidikan SMK di Kota Semarang Universitas Negeri Semarang tahun 2015”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Biaya Investasi Rp. 766.247.250 , biaya Operasi Personalia Rp. 4.130.364.099 , biaya operasi pendidikan Rp. 1.154.816.250 dan biaya operasi non personalia Rp. 145.920.000 dan total biaya personal Rp. 6.197.347.599 2. Penelitian yang kedua oleh Ria Maya Andreti berjudul “Analisis

  Perhitungan Biaya Satuan (Unit Cost) Dengan Model Activity Based

  Coasting (ABC) di SMK Negeri 1 Wonogiri, Fakultas Ekonomi Universitas

  Negeri Yogyakarta tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

  (1)untuk kelas X paket keahlian Akuntansi sebesar Rp604.217,00, Paket Administasi Perkantoran Rp606.206,00, Paket Keahlian Pemasaran Rp646.272,00, Paket Keahlian Multimedia Rp606.687,00. Paket Keahlian Busana Butik Rp 7652.335,00 (2)Untuk kelas XI Paket Keahlian Akuntansi sebesar RP 606,687,00. Paket Administrasi Perkantoran Rp597.630,00.

  Paket Keahlian Administrasi Pemasaran sebesar Rp629.260,00. Paket Keahlian Busana Butik sebesar Rp651.675,00 dan Paket Keahlian Multimedia Rp636.834,00 . (3) untuk kelas XII Paket Keahlian Akuntansi Rp464.600,00. Paket Administrasi Perkantoran Rp462.801,00. Paket Keahlian Pemasaran Rp499.080,00 paket Keahlian Busana Butik Rp518.244,00 dan Paket Keahlian Multimedia Rp 524.2017,00.

3. PENGHITUNGAN BIAYA SATUAN PENDIDIKAN SMA NEGERI 2

  YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 oleh ANASTASIA IDE CAHYANINGRUM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1). Sumber pendanaan di SMA Negeri 2 Yogyakarta berasal dari APBN sebesar Rp858.000.000,00; APBD 1 sebesar Rp254.868.500,00; APBD 2 sebesar Rp1.884.205.000,00; dan Komite Sekolah sebesar Rp1.367.986.750,00. (2).

  Biaya Operasi per peserta didik di SMA Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 adalah Rp4.349.461,83. (3). Biaya Investasi per peserta didik di SMA Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 adalah Rp738.020,98 (4). Biaya Satuan Pendidikan per peserta didik di SMA Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 adalah Rp5.087.482,81.

Dokumen yang terkait

1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1. Hasil Penelitian Pendahuluan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar

0 1 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Prosedur Pemberian Kredit pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) ASA Mandiri Ampel

1 1 35

A. Metode Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Prosedur Pemberian Kredit pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) ASA Mandiri Ampel

1 2 9

52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Prosedur Pemberian Kredit pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) ASA Mandiri Ampel

0 0 21

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Kemandirian Belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Akses Informasi dan Bimbingan Orangtua terhadap Kemandirian Belajar di Kalangan Siswa Kelas X SMK Kristen Salatiga

0 0 15

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Akses Informasi dan Bimbingan Orangtua terhadap Kemandirian Belajar di Kalangan Siswa Kelas X SMK Kristen Salatiga

0 0 14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 PROFIL SEKOLAH - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Akses Informasi dan Bimbingan Orangtua terhadap Kemandirian Belajar di Kalangan Siswa Kelas X SMK Kristen Salatiga

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Akses Informasi dan Bimbingan Orangtua terhadap Kemandirian Belajar di Kalangan Siswa Kelas X SMK Kristen Salatiga

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Akses Informasi dan Bimbingan Orangtua terhadap Kemandirian Belajar di Kalangan Siswa Kelas X SMK Kristen Salatiga

0 0 29