PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK DI MTSN 1 BUKITTINGGI
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS
MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN TIK DI MTSN 1 BUKITTINGGI
Wira Buana
Sistem Informasi, STMIK Jayanusa, Jl. Olo Ladang No. 1 Padang email : [email protected]
Abstract
The advancement of science and technology, especially information technology, influences the
preparation and implementation of learning strategies. In carrying out their duties, teachers are
expected to be able to use tools or supporting materials for the learning process. One of them is using
learning media. The use of media in the learning process is one of the efforts to improve the quality of
student learning. But in reality at Bukittinggi I MTsN I can see that the use of assistive media in the
learning process is still lacking, especially in ICT subjects, where the learning process is still dominated
by the teacher as a source of information. The purpose of this study was to see how much influence the
use of macromedia flash-based learning media on student learning outcomes in ICT subjects at
Bukittinggi 1 MTsN. This type of research uses a quantitative approach that is experimental, where the
study population is a class VIII student of Bukittinggi MTsN I registered in the 2011/2012 school year.
The technique that I use in sampling is purposive sampling by setting class VIII4 as an experimental
class and class VIII1 as a control class. From the results of the research that has been done, it is known
that there are differences in student learning outcomes in both sample classes. This can be seen from
the average value of both classes. In the experimental class consisting of 31 students, the average value
was 78.35 with a standard deviation (SD) 9.33, while the control class consisting of 34 students obtained
an average value of 73.32 with a standard deviation (SD) 7.92. Furthermore, the writer tested the
hypothesis of the difference between the average student learning outcomes using the t-test, then t count
was 2.33, which was then compared with t table was 1.67 with 63 degrees of freedom. From the average
value of the two classes and the results of the t- test calculation obtained t count> t table (H1 = μ1> μ2),then H1 is accepted, the working hypothesis is accepted. So it can be concluded that there is an influence
of the use of macromedia flash based learning media on student learning outcomes in ICT subjects at
Bukittinggi 1 MTsN.Keywords: Media, Macromedia Flash, Learning Outcomes Abstrak
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi berpengaruh terhadap
penyusunan dan penerapan strategi pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya, guru diharapkan
dapat menggunakan alat bantu atau bahan pendukung proses pembelajaran. Salah satunya adalah dengan
menggunakan media pembelajaran. Penggunaan media dalam proses pembelajaran merupakan salah
satu upaya meningkatkan kualitas belajar siswa. Namun pada kenyataannya di MTsN I Bukittinggi
Vol. 5 No. 1 Juli 2018
terlihat bahwa penggunaan media bantu dalam proses pembelajaran terlihat masih kurang terutama pada
mata pelajaran TIK, dimana proses pembelajaran masih didominasi oleh guru sebagai sumber informasi.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh penggunaan media
pembelajaran berbasis macromedia flash terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di MTsN
1 Bukittinggi. Jenis penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat eksperimen, dimana
populasi penelitian adalah siswa kelas VIII MTsN I Bukittinggi yang terdaftar pada tahun ajaran
2011/2012. Adapun teknik yang penulis gunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling
dengan menetapkan kelas VIII4 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII
1 sebagai kelas kontrol. Darihasil penelitian yang telah dilakukan diketahui adanya perbedaan hasil belajar siswa pada kedua kelas
sampel. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kedua kelas. Pada kelas eksperimen yang terdiri dari 31
orang siswa, diperoleh nilai rata-rata sebesar 78.35 dengan standar deviasi (SD) 9.33, sedangkan pada
kelas kontrol yang terdiri dari 34 orang siswa diperoleh nilai rata-rata sebesar 73.32 dengan standar
deviasi (SD) 7.92. Selanjutnya penulis melakukan uji hipotesis dari perbedaan kedua rata-rata hasil
belajar siswa dengan menggunakan uji-t, maka t hitung adalah 2.33, yang kemudian dibandingkan dengan
t tabel adalah 1.67 dengan derajat kebebasan 63. Dari nilai rata-rata kedua kelas dan hasil perhitungan
uji-t diperoleh t hitung > t table (H 1 = µ 1 > µ 2 ), maka H 1 diterima yaitu hipotesis kerja diterima. Jadi dapatdisimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis macromedia flash
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di MTsN 1 Bukittinggi.Kata Kunci : Media, Macromedia Flash, Hasil Belajar
PENDAHULUAN pembelajaran agar dapat mengefektifkan
Perkembangan dan perubahan yang pencapaian tujuan pembelajaran dalam terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, proses belajar mengajar. berbangsa dan bernegara tidak terlepas dari Penggunaan media dalam proses pengaruh perubahan global dan pembelajaran merupakan salah satu upaya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran Teknologi, serta seni dan budaya. yang pada akhirnya dapat meningkatkan Perkembangan dan perubahan yang terjadi kualitas hasil belajar para siswa. Dengan secara terus menerus menuntut sikap suatu menggunakan media pengajaran dalam bangsa untuk melakukan pembangunan proses belajar mengajar akan diperoleh melalui berbagai cara, salah satunya adalah manfaat diantaranya pengajaran akan lebih melalui pendidikan. menarik perhatian siswa dan materi
Media pembelajaran merupakan salah pengajaran akan lebih dipahami oleh para satu komponen pembelajaran yang siswa. mempunyai peranan penting dalam proses Berdasarkan studi pendahuluan yang pembelajaran. Pemanfaatan media penulis lakukan di MTsN 1 Bukittinggi, merupakan bagian yang harus mendapat bahwa dalam proses pembelajaran terlihat perhatian guru sebagai fasilitator dalam guru masih kurang menggunakan media setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena bantu. Guru hanya mengandalkan metode itu tiap-tiap pendidik perlu mempelajari ceramah dalam pembelajaran. Selain itu bagaimana menetapkan media proses pembelajaran yang berlangsung
Vol. 5 No. 1 Juli 2018 lebih bersifat kepada pembelajaran
2. Klasifikasi Media Pembelajaran konvensional dimana guru menjadi satu- Media pembelajaran diklasifikasikan satunya sumber pelajaran dan siswa hanya sebagai berikut: mengikuti instruksi guru tersebut.
a.
Dilihat dari jenisnya, media dapat dibagi kedalam:
Media Pembelajaran 1)
Media auditif, yaitu media yang 1. hanya dapat didengar saja, atau media
Pengertian Media Pembelajaran Secara umum media merupakan kata yang hanya memiliki unsur suara jamak dari seperti radio dan rekaman suara.
“medium”, yang berarti
perantara atau pengantar. 2) Media visual, yaitu media yang hanya
Ada beberapa pengertian yang dapat dilihat saja, tidak mengandung diberikan para pakar tentang media unsur suara seperti film slide, foto, pembelajaran, diantaranya : transfaransi, lukisan, gambar dan 1. berbagai bentuk bahan yang dicetak
Menurut Wilbur Schramm yang dikutip oleh Asep Herry Herdawan dalam seperti media grafis. bukunya pengembangan kurikulum 3)
Media audiovisual, yaitu media yang dan pembelajaran mendefinisikan mempunyai unsur suara dan unsur media pembelajaran sebagai teknologi gambar. pembawa pesan yang dapat Media ini terbagi atas dua : dimanfaatkan untuk kepentingan a)
Audiovisual diam, yaitu media pembelajaran. yang menampilkan suara dan 2. gambar diam seperti film bingkai
Menurut E. De Corte yang dikutip oleh WS Winkell dalam bukunya Psikologi suara (sound slide), film rangkai Pengajaran, media pengajaran suara, cetak suara. diartikan sebagai suatu sarana non
b) Audiovisual gerak, yaitu media personal (bukan manusia) yang yang dapat menampilkan unsur digunakan atau disediakan oleh tenaga suara dan gambar yang bergerak pengajar, yang memegang peranan seperti film suara, dan video- dalam proses belajar mengajar untuk cassete. mencapai tujuan innstruksional. Pembagian lain dari media ini adalah :
3. Hadimiarso memberikan
a)
Yusuf
Audiovisual murni, yaitu baik unsur
batasan terhadap pengertian media suara maupun unsur gambar berasal pembelajaran sebagai segala sesuatu dari suatu sumber seperti film video, yang dapat digunakan untuk video-cassete. merangsang pikiran, perasaan,
b) Audiovisual tidak murni, yaitu unsur perhatian, dan kemauan siswa sehingga suara maupun unsur gambarnya berasal dapat mendorong terjadinya proses dari sumber yang berbeda, misalnya belajar pada diri manusia. film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari tape recorder.
Vol. 5 No. 1 Juli 2018
2. Kemampuan Flash
Mampu secara otomatis mengerjakan sejumlah frame antara awal dan akhir sebuah urutan animasi, sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membuat berbagai animasi.
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis yaitu faktor yang
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Istilah hasil belajar merupakan istilah yang terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil berarti suatu yang diadakan, dibuat atau dijadikan oleh usaha. Dalam istilah lain, hasil juga dikenal dengan “prestasi”. Menurut Syaiful Bahri Djamarah prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok.
(psikomotorik).
Pengertian Hasil Belajar Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi pendidikan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar mengajar tersebut terjadi perubahan dalam diri individu atau siswa yang meliputi perubahan dalam pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), keterampilan
Hasil Belajar 1.
Selain itu dapat juga dipakai untuk membuat film pendek atau kartun, presentasi, iklan atau web banner animasi logo, control navigasi dan lain- lain.
h.
Dapat diintegrasikan dengan server side scripting seperti CGI, ASP dan PHP untuk membuat aplikasi web database yang indah.
g.
Mudah mengintegrasikan dengan program Macromedia lainnya. Seperti Macromedia Dreamweaver dan Macromedia Fireworks.
f.
Vol. 5 No. 1 Juli 2018 Macromedia Flash 1.
Pengertian Macromedia Flash
Mampu menganimasi grafis yang rumit dengan sangat cepat, sehingga membuat animasi layer penuh bisa langsung disambungkan ke situs web.
Mampu mambuat website yang interaktif d.
c.
Waktu loading (kecepatan gambar atau animasi yang muncul) lebih cepat dibandingkan dengan pengolah lainnya, seperti animated gifs dan java applet.
b.
Animasi dan gambar yang dibuat dengan Flash akan tetap terlihat bagus pada ukuran window dan resolusi layer berapapun.
Beberapa kemampuan dari Flash antara lain: a.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Macromedia Flash adalah software yang dapat digunakan untuk menghasilkan animasi web, presentasi bahkan film.
frame dengan gambar-gambar penyusunnya.
film secara fisik, yang tersusun dari banyak
Macromedia Flash sama halnya dengan
yang dipakai luas oleh para professional web karena kemampuannya yang mengagumkan dalam menampilkan multimedia, gabungan antara grafis, animasi, suara, serta interaktivitas bagi pengguna internet. Animasi pada
Macromedia Flash adalah software
e.
Vol. 5 No. 1 Juli 2018
34 VIII 5
kontrol, dengan pertimbangan dari
1 sebagai kelas
eksperimen, dan VIII
4 sebagai kelas
Dalam hal ini penulis menetapkan sampel pada kelas VIII
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dan tujuan tertentu.
sampling yaitu pengambilan sampel
2. Sampel Sampel adalah bagian yang menggambarkan populasi yang akan diteliti. Dalam pengambilan sampel ini penulis menggunakan teknik purposive
33 Jumlah 304 Sumber: Guru TIK MTsN 1 Bukittinggi
33 VIII 9
34 VIII 8
34 VIII 7
34 VIII 6
34 VIII 4
bersumber dari dalam diri manusia yang belajar, yang disebut dengan faktor internal, dan faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktor eksternal.
34 VIII 3
34 VIII 2
VIII 1
Tabel 1. Jumlah Populasi Siswa Kelas VIII MTsN I Bukittinggi Tahun Ajaran 2011/2012 Kelas Jumlah siswa
Populasi Populasi adalah semua individu yang dijadikan untuk pengambilan sampel atau sekumpulan kasus yang berkaitan dengan masalah penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTsN 1 Bukittinggi yang berjumlah 304 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Populasi dan Sampel 1.
II pada mata pelajaran TIK. Pemilihan tempat penelitian karena adanya gejala- gejala atau fenomena-fenomena yang menjadi permasalahan perlu untuk diteliti dan perlu penyelesaian secara ilmiah.
Tempat penelitian ini dilaksanakan di MTsN 1 Bukittinggi di kelas VIII semester
Tempat Penelitian
Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan disini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat eksperimen yaitu penelitian yang menggunakan suatu percobaan yang dirancang khusus untuk menjawab pertanyaan penelitian. Suharsimi Arikunto juga berpendapat tentang penelitian eksperimen ini yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik.
Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar antara lain faktor keluarga, faktor sekolah dan masyarakat.
b.
Faktor–faktor yang bersumber dari dalam diri manusia dapat diklasifkasikan menjadi dua, yaitu faktor biologis dan faktor psikologis. Yang termasuk faktor biologis antara lain usia, kematangan dan kesehatan, sedangkan yang termasuk faktor psikologis antara lain kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan belajar.
a.
METODOLOGI PENELITIAN A.
73.53 Kontrol
I Bukittinggi. Data dalam penelitian ini adalah nilai tes akhir yang diperoleh dari kedua kelas sampel setelah diberi perlakuan yang berbeda.
T1 : tes akhir yang diberikan pada kelas eksperimen T2 : tes akhir yang diberikan pada kelas kontrol
1. Kelas VIII
73.68 Eksperimen
2. Kelas VIII
Tabel 4. Pola Desain Perlakuan No Peran Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
1. Guru - Guru menginformas ikan tujuan pembelajaran.
VIII MTsN
Perlakuan ini sesuai dengan desain penelitian, yaitu dengan mengambil dua kelas sebagai objek penelitian yang dibagi menjadi dua perlakuan dalam pembelajaran. Satu kelas dijadikan kelas eksperimen dengan menggunakan macromedia flash dan satu kelas lagi menggunakan pembelajaran konvensional. Untuk lebih jelasnya diterangkan melalui tabel berikut :
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas
Sumber Data
Untuk lebih jelasnya mengenai perhitungan normalitas, perhitungan rata- rata, standar deviasi, varians dari skor nilai siswa dan homogenitas.
1
4
Tabel 2. Jumlah Sampel Penelitian pada Siswa Kelas VIII MTsN I Bukittinggi Tahun Ajaran 2011/2012 No. Sampel Nilai Rata- rata Kelas Kelompok
penentuan sampel ini, karena mereka memiliki kemampuan yang sama dan kedua kelas terdistribusi normal.
Desain Perlakuan
- Guru menginformasika n tujuan pembelajaran.
- Guru menjelaskan materi pelajaran
- Guru menampilkan media pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran
- Guru memberikan soal tes
- Guru memberikan soal tes
- Siswa mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran
- Siswa menyimak materi pelajaran yang dijelaskan guru
- Siswa mengamati media pembelajaran
- Siswa menjawab soal yang telah diberikan guru
- Siswa menjawab soal yang telah diberikan guru
Keterangan: X : perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen
X T1 Kelas Kontrol T2
2. Siswa - Siswa mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran
Vol. 5 No. 1 Juli 2018
Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah diuraikan di atas, maka pada desain penelitian ini penulis ingin melihat pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis macromedia flash terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di MTsN 1 Bukittinggi, dapat dilihat pada tabel berikut:
Desain Penelitian
Tabel 3. Desain Penelitian Kelompok Perlakuan Tes Akhir Kelas Eksperimen
Instrumen Penelitian Keterangan :
: validitas yang dicari Dalam penelitian penulis
Dengan kriteria : menggunakan instrument berupa tes. Tes yang digunakan untuk memperoleh data xy
0.80 ≤ r ≤ 1.00 : sangat tinggi tentang hasil belajar siswa yang menjadi xy 0.60 ≤ r ≤ 0.80 : tinggi sampel penelitian. Dalam menyusun tes xy 0.40 ≤ r ≤ 0.60 : cukup
xy
hasil belajar, langkah-langkah yang 0.20 ≤ r ≤ 0.40 : rendah
xy
dilakukan adalah: 0.00 ≤ r ≤ 0.20 : sangat rendah Berdasarkan hasil perhitungan 1. Penyusunan tes validitas tes dengan signifikan 0,05 dengan a.
Membuat kisi-kisi soal jumlah siswa 34 orang adalah 0,35 b.
Menyusun item tes c. diketahuilah item yang valid yang dapat
Melaksanakan tes 2. diteskan sebanyak 16 soal yaitu soal nomor
Uji coba tes Dalam suatu penelitian, hasilnya 2, 3, 7 ,8, 9, 12, 14, 15, 18, 19, 20, 21, 23, dapat dipercaya apabila data yang 25, 26, 29 sedangkan item yang tidak valid digunakan benar-benar akurat dan sebanyak 14 soal yaitu soal nomor 1, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 13, 16, 17, 22, 24, 27, 28, 30. berkualitas, maka terlebih dahulu dilakukan
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uji coba tes. Uji coba tes ini dilakukan untuk lampiran 6. mendapatkan soal yang valid, yang akan digunakan untuk tes pada kelas eksperimen b.
Reliabilitas Tes dan kelas kontrol. Dalam hal ini penulis Reliabilitas tes merupakan ukuran melakukan uji coba soal tes pada kelas apakah tes tersebut dapat dipercaya, jika
VIII
2 MTsN I Bukittinggi. sebuah tes dapat memberikan hasil yang
tetap maka tes tersebut mempunyai 3. Analisis item reliabilitas tinggi. Untuk menentukan
Setelah uji coba dilakukan, indeks reliabilitas tes digunakan rumus dilanjutkan dengan analisis item untuk melihat apakah keberadaan suatu soal KR
20 yaitu :
2
disusun itu baik atau tidak. Untuk − ∑
= ( )
11
2
menyelidiki keberadaan suatu soal ada − 1) ( empat hal yang dianalisis:
Keterangan : a. Validitas Tes 11 : r reliabilitas instrument
Secara mendasar, validitas adalah n : banyaknya butir soal atau butir keadaan yang menggambarkan tingkat pertanyaan
2
instrumen yang bersangkutan mampu S : varians total mengukur apa yang akan diukur. Dalam hal p : proporsi subjek yang menjawab ini penulis akan mencari validitas item soal item yang benar menggunakan rumus korelasi product q : proporsi subjek yang menjawab moment dengan angka kasar, yaitu: item yang salah
: jumlah hasil perkalian ∑pq
. ∑ − (∑ ). (∑ ) antara p dan q =
2
2
2
2
} √{ . ∑ − (∑ )}. { . ∑ − (∑ )
Vol. 5 No. 1 Juli 2018
Vol. 5 No. 1 Juli 2018
= Keterangan : P : indeks kesukaran B : banyaknya siswa yang menjawab benar JS : jumlah seluruh siswa peserta
Teknik Analisis Data
Berdasarkan hasil perhitungan daya beda soal diketahui soal yang jelek sebanyak 13 soal yaitu soal nomor 1, 4, 6, 10, 11, 13, 16, 17, 22, 24, 27, 28, 30, soal yang cukup sebanyak 12 soal yaitu soal nomor 2, 5, 7, 9, 14, 15, 18, 19, 20, 21, 26, 29, sedangkan soal yang baik sebanyak 5 soal yaitu soal nomor 3, 8, 12, 23, 25.
0.4 0 ≤ D < 0.70 : baik 0.20 ≤ D < 0.40 : cukup 0.00 ≤ D < 0.20 : jelek
Kriteria daya pembeda: 0.70 ≤ D ≤ 1.00 : baik sekali
D : Daya Pembeda butir BA : Banyaknya kelompok atas yang menjawab betul JA : Banyaknya subjek kelompok atas BB : Banyaknya kelompok bawah yang menjawab betul JB : Banyaknya subjek kelompok bawah
JB BB JA BA D
Cara menentukan daya pembeda (D) untuk kelompok kecil (kurang dari 100) adalah seluruh kelompok tes dibagi dua, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah, sedangkan kelompok besar (100 orang ke atas) biasanya diambil 27% skor teratas sebagai kelompok atas dan 27% skor terbawah sebagai kelompok bawah. Untuk mengetahui daya pembeda setiap butir tes digunakan rumus:
Daya Pembeda (Discriminating Power) Daya pembeda tes adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan antara subjek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai. Jadi daya pembeda digunakan untuk mengukur kemampuan suatu soal dalam membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan rendah dengan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi.
d.
< 0.30 : soal sukar 0.30 ≤ P < 0.70 : soal sedang 0.70 ≤ P ≤ 1.00 : soal mudah Berdasarkan hasil perhitungan indeks kesukaran maka dietahuilah soal yang mudah sebanyak 8 soal yaitu item nomor 1, 10, 11, 13, 14, 15, 27, 28. Soal yang sedang berjumlah 16 soal yaitu soal nomor 2, 3, 5, 7, 9, 12, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 29, sedangkan soal yang sukar berjumlah 6 soal yaitu soal nomor 4, 6, 8, 16, 17, 30.
Dengan kriteria : 0.00 ≤ P
Indeks Kesukaran Indeks kesukaran adalah suatu angka yang menunjukkan tingkat kesukaran tiap butir soal. Butir soal yang baik adalah butir soal yang memiliki proporsi yang seimbang yaitu soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Indeks kesukaran dicari dengan persamaan berikut:
Dengan kriteria : 0.80 ≤ r
≤ 0.20 : sangat rendah c.
ii
0.0 r
≤ 0.40 : rendah
ii
≤ 0.60 : cukup 0.20 ≤ r
ii
≤ 0.80 : tinggi 0.40 ≤ r
ii
≤ 1.00 : sangat tinggi 0.60 ≤ r
ii
Sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya, maka teknik analisis data yang digunakan adalah uji-t.
1. Uji Normalitas
12 S
, Z
3
, …, Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z
1
yang dijadikan dengan S(Z i ), maka : ( ) =
1, 2, 3, …, , ≤
1 g.
selisih F(Zi)-S(Zi), kemudian ditentukan harga mutlaknya. Ambil harga yang paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut dan diberi simbol Lo dengan kriteria :
Bila Lo < Li maka gejala yang diselidiki terdistribusi normal Bila Lo > Li maka gejala yang diselidiki tidak terdistribusi normal
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas ini digunakan untuk melihat apakah kedua sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak, untuk ini dilakukan uji F :
F Hitung =
S
12
, Z
= Dengan :
1
2
: Varians terbesar
2
2
: Varians terkecil Kriteria pengujian homogenitas adalah:
F hitung ≤ Ftabel maka varians homogen Fhitung > Ftabel maka varians tidak homogen
3. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk menentukan apakah hasil belajar siswa lebih baik pada saat mendapat perlakuan daripada sebelum perlakuan. Hipotesis yang akan dii uji :
H : µ 1 = µ
2 H 1 : µ 1 > µ
2
2
Vol. 5 No. 1 Juli 2018
Untuk itu sebelum uji-t tes, maka perlu dilakukan uni normalitas dan uji homogenitas populasi.
X
Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah data sampel terdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors. Adapun langkah yang ditempuh adalah : a.
Menyusun skor hasil belajar siswa dalam suatu tabel dengan mengurutkan skor terendah sampai skor tertinggi.
b.
Menentukan rata-rata dari masing- masing kelas sampel dengan menggunakan rumus :
̅ = ∑
Keterangan : f xi : jumlah seluruh nilai siswa n : jumlah siswa pada masing-masing kelas x : rata-rata nilai siswa masing- masing kelas c.
Menentukan simpangan baku (SD) untuk masing-masing kelas sampel.
Rumus yang digunakan adalah : = √
∑ (
2
) − 1
Keterangan : SD: simpangan baku N : jumlah sampel ∑f : jumlah frekuensi
2
Menghitung proporsi Z
: jumlah nilai d. Nilai X
1 , X 2 , X
3
, …, Xn dijadikan nilai baku : Z
1 , Z 2 , Z
3
, …, Zn Rumus :
=
− ̅
Dengan : ̅
: rata-rata ̅ : skor nilai akhir S : simpangan baku e.
Untuk setiap bilangan baku dengan F(Zi) = P(Z≤Zi) menggunakan tabel distribusi normal baku.
f.
1 Terima H jika t < t (1
2
2
D = r
: skor variabel terikat n : ukuran sampel Uji koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar varians variabel terikat dipengaruhi oleh varians variabel bebas, atau dengan kata lain seberapa besar variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Rumus umumnya adalah:
i
: skor variabel bebas y
i
4. Menguji Koefisien Determinasi Dimana: F : koefisien korelasi pearson x
2
: simpangan baku kedua kelompok data n
1
: jumlah siswa kelas eksperimen n
2 : jumlah siswa kelas kontrol
S
1 : simpangan baku kelas eksperimen
S
2 : simpangan baku kelas kontrol
Kriteria pengujiannya adalah : a.
dimana t (1
- – α)
- – α)
- n
- – 2) dan peluang (1 – α), dan b.
- – α)
- – α)
- – 2) dan peluang (1 – α).
didapat dari daftar distribusi t dengan derajat kebebasan (dk) = (n
1
2
Tolak H jika t > t (1
dimana t (1
didapat dari daftar distribusi t dengan derajat kebebasan (dk) = (n
- 100% Keterangan: D : koefisien determinasi r : koefisien korelasi variabel bebas dengan variabel terikat
- 2
2 Dengan :
2 −( 2 −1)
2
yang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Rumus yang digunakan adalah :
2
Keterangan: H
1
: Terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis macromedia flash terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di MTsN
1 Bukittinggi . H : Tidak terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis macromedia flash terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di MTsN
1 Bukittinggi . µ
1
: Nilai rata-rata kelas eksperimen µ
2 : Nilai rata-rata kelas
kontrol Untuk uji hipotesis digunakan uji t. Tes “t” atau “t” Test, adalah salah satu tes statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah
mean sample
= ̅
1
1
− ̅
2
√
1
2
1
2
2
=
( 1 −1)
1 + n
- 2
: nilai rata-rata kelas kontrol S
2
: nilai rata-rata kelas eksperimen ̅
1
Dengan : ̅
1
Vol. 5 No. 1 Juli 2018
−2
PEMBAHASAN DAN HASIL Jika dilihat dari distribusi frekuensi
Deskripsi Data nilai siswa kelas eksperimen maka dapat
Data yang diperoleh terdiri dari dua digambarkan :
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Siswa Kelas
kelompok yaitu kelas eksperimen
Eksperimen
menggunakan media pembelajaran berbasis macromedia flash dan kelas kontrol dengan
Interval Frekwensi menggunakan metode ceramah.
63-67
6 1.
Hasil belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Kelas 68-72 Eksperimen
73-77
7 Dari kegiatan pembelajaran dengan 78-82
10
menggunakan media diperolehlah hasil belajar siswa kelas VIII
4 MTsN 1
83-87
Bukittinggi. Data tersebut dari tes akhir
88-92
6
siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media berbasis flash
93-97
2
pada pokok pembahasan mengidentifikasi
Jumlah
31
menu dan ikon pada perangkat lunak pengolah angka dan fungsi menu dan ikon pada perangkat lunak pengolah angka.
Berdasarkan tes yang dilakukan, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 94 sedangkan nilai terendah adalah 72. Dari skor yang diperoleh siswa diketahui bahwa jumlah siswa yang berhasil mencapai ketuntasan adalah sebanyak 24 orang siswa, sedangkan yang belum mencapai ketuntasan adalah sebanyak 7 orang dengan kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan
Gambar 2. Grafik Distribusi Frekuensi Nilai
adalah 74. Untuk lebih jelasnya dapat
Siswa Kelas Eksperimen
dilihat pada grafik di bawah ini : Setelah nilai tes ditabulasi, maka dilakukan perhitungan rata-rata, standar deviasi dan varians hasil tes akhir pada kelas eksperimen.
2. Hasil belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Kelas Kontrol
Dari kegiatan pembelajaran dengan pembelajaran biasa diperolehlah hasil belajar siswa kelas VIII
1 MTsN 1 Gambar 1. Grafik Presentase Kelas Eksperimen Vol. 5 No. 1 Juli 2018 Bukittinggi. Data tersebut dari tes akhir
79-82
7
siswa setelah dilakukan pembelajaran
83-86
dengan menerapkan metode ceramah pada
87-90
3
pokok pembahasan mengidentifikasi menu dan ikon pada perangkat lunak pengolah Jumlah
34
angka dan fungsi menu dan ikon pada perangkat lunak pengolah angka. Berdasarkan tes yang dilakukan, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 88 sedangkan nilai terendah adalah 63. Dari skor yang diperoleh siswa diketahui bahwa jumlah siswa yang berhasil mencapai ketuntasan adalah sebanyak 19 orang siswa, sedangkan yang belum mencapai ketuntasan adalah sebanyak 15 orang dengan kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan adalah 74. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Gambar 4. Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Siswa Kelas Kontrol
Setelah nilai tes ditabulasi, maka dilakukan perhitungan rata-rata, standar deviasi dan varians hasil tes akhir pada kelas kontrol.
Berdasarkan tabel di atas hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol terlihat bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media berbasis macromedia flash lebih baik dari pada hasil belajar yang diajar dengan metode ceramah.
Gambar 3. Grafik Persentase Kelas Kontrol Persyaratan Uji Hipotesis
Jika dilihat dari distribusi frekuensi nilai Sebelum diadakan analisa data, siswa kelas kontrol maka dapat terlebih dahulu diadakan uji normalitas dan digambarkan : uji homogenitas varians terhadap skor data
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Siswa Kelas test. Kontrol 1.
Uji Normalitas Tes Akhir
Interval Frekwensi
Sebagaimana yang telah dijelaskan
63-66
7
sebelumnya bahwa uji normalitas dilakukan
67-70 9 dengan uji liliefors, hasil uji normalitas
terhadap skor tes akhir (post test) adalah
71-74 75-78
8 Vol. 5 No. 1 Juli 2018
2. Uji Homogenitas
Pembahasan
tabel,
jadi hipotesis kerja diterima, karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis macromedia flash terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di MTsN 1 Bukittinggi.
Menguji Kaoefisien Determinasi
Untuk lebih mengakuratkan pengolahan penelitianini menggunakan bantuan software SPSS 16.0. Dari hasil output maka kita dapat menganalisanya sebagai berikut : 1.
Besar hubungan antara penggunaan media pembelajaran berbasis macromedia flash dengan hasil belajar yang dihitung dengan koefisien adalah 0.929. Hal ini menunjukkan hubungan yang sangat erat (mendekati + 1 ) diantara media pembelajaran berbasis macromedia flash dengan hasil belajar.
2. Angka R square adalah 0.863. R square dapat disebut koefisien determinasi, yang dalam hal ini berarti 86.30% penggunaan media pembelajaran berbasis macromedia flash dapat dijelaskan oleh hasil belajar.
3. Standar error of estimate adalah 3.328
Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh media pembelajaran berbasis macromedia flash terhadap hasil belajar siswa adalah 86.30%.
Dari deskripsi data hasil belajar didapatkan bahwa rata-rata nilai siswa kelas eksperimen adalah 78.35 dengan standar deviasi (SD) 9.33, sedangkan pada kelas kontrol didapatkan nilai rata-rata adalah 73.32 dengan standar deviasi (SD) 7.92. Dalam pengujian signifikansi diperoleh t
hitung
hitung
adalah 2.33 lebih besar dari t
tabel
adalah 1.67 (t
hitung
> t
tabel
), maka pengaruh tersebut signifikan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diberikan media berbasis macromedia flash dalam proses pembelajaran lebih tinggi dari pada rata-rata nilai hasil belajar siswa dengan metode ceramah.
> t
Vol. 5 No. 1 Juli 2018
sebagaimana yang terdapat pada tabel berikut:
adalah 1.39 sedangkan F
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas No. Kelas N α Lo (L hitung) Lt (L tabel)
1 Eksperimen
31 0.05 0.144 0.159
2 Kontrol
34 0.05 0.147 0.152
Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan uji normalitas tes akhir (post test) dapat dilihat pada lampiran 11 dan 14.
Dari hasil perhitungan antara dua kelas sampel data yang diperoleh harga F
hitung
tab
tabel,
kanan 1.84 dan F
tab
kiri 0.54 untuk taraf nyata 0,05 adalah homogeny Dengan demikian F tab kiri 0.54 <
F hitung 1.39 < F tab kanan 1.84, berarti kedua kelas sampel mempunyai varians yang homogen.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk melakukan perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan t tes dimana data berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen. Dimana t hitung adalah 2.33, sedangkan t tabel pada derajat kebebasan 63 dengan taraf nyata 0.05 adalah 1.67.
Dengan membandingkan t
hitung
dengan t
didapat bahwa t
Vol. 5 No. 1 Juli 2018
Rendahnya nilai tes siswa sebagai hasil belajar pada kelas kontrol, diduga karena kelas kontrol ini dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah. Hal ini bisa menyebabkan siswa merasa bosan dan kurang termotivasi dalam belajar karena metode yang digunakan selalu sama dalam setiap kali pembelajaran.
3. Hasil dari pengujian homogenitas untuk kedua kelas menunjukkan bahwa
terdistribusi normal karena Ltabel > Lhitung pada taraf signifikansi 0,05.
2. Hasil dari pengujian normalitas untuk kedua kelas menunjukkan bahwa data
Terdapat pengaruh yang tidak terlalu besar antara pembelajaran memanfaatkan media pembelajaran berbasis macromedia flash dengan pembelajaran menggunakan metode ceramah.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah penulis lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
SIMPULAN
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dengan menggunakan media pembelajaran berbasis macromedia flash terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di MTsN 1 Bukittinggi. Proses belajar mengajar dengan menggunakan media interaktif ini akan meningkatkan motivasi belajar siswa dan merangsang indera pendengaran dan penglihatan siswa.
5. Mampu menciptakan proses belajar secara berkesinambungan.
Setelah dilakukan pengujian dengan statistik diketahui bahwa hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis macromedia flash terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di MTsN 1 Bukittinggi diterima H
4. Dapat memberikan umpan balik terhadap respon peserta didik dengan segera.
visual untuk meningkatkan minat belajar (multimedia).
2. Proses belajar dapat berlangsung secara individual sesuai dengan kemampuan belajar peserta didik.
Memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta didik dan materi pelajaran.
2. Menggunakan media berbasis macromedia flash ini dapat merangsang indera pendengaran dan penglihatan siswa. Potensi media komputer yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efektifitas proses pembelajaran, yaitu : 1.
Pembelajaran berbasis macromedia flash ini memiliki kelebihan, diantaranya:
Hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa pada kelas kontrol, disebabkan karena pada kelas eksperimen diberikan perlakuan menggunakan media berbasis macromedia flash yang di dalam media ini dilengkapi dengan animasi, gambar dan ditambahkan berupa suara, jadi dalam media ini digabungkan antara media audio dan visual, sedangkan pada kelas kontrol diajar dengan metode ceramah.
1 = pada µ 1 > µ 2 dengan taraf nyata 0,05.
1. Media ini memberikan keefektifan bagi guru dari segi waktu dan tenaga.
3. Mampu menampilkan unsur audio
Vol. 5 No. 1 Juli 2018 data homogen karena F tab kiri < F hitung
Margono, 2005, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Pangaribuan, Tigor, 1997, Kamus Populer Lengkap, Bandung : Pustaka Setia. Poerwadarminta, 1956, Kamus Umum
Danim, Sudarwan, 1994, Media Komunikasi, Jakarta: Bumi Aksara. Hadimiarso, Yusuf, 1986, Teknologi
Komunikasi Pendidikan : Pengertian dan Pemanfaatannya di Indonesia,
Jakarta : CV. Rajawali. Herry Herdawan, Asep, 2007,
Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Universitas
Terbuka. Ihsan, Fuad, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, Mardalis, 1993, Metodologi Penelitian
sebagai Suatu Pendekatan, Jakarta : Bumi Aksara.
Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.
Bahri Djamarah, Syaiful, 1991, Prestasi
Purwanto, Ngalim, 2007, Psikologi
Pendidikan, Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya.
Sanjaya,Wina, 2008, Strategi Pembelajarn
: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Premada Media
Group. Slameto, 1995, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : PT.
Rineka Cipta. ______, 1999, Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Guru dan Kompetensi Guru, Surabaya : Usaha Nasional.
Bahri Djamarah, Syaiful dan Azwan Zain, 1996, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.
< F
5. Besar hubungan antara penggunaan media pembelajaran berbasis macromedia flash dengan hasil belajar yang dihitung dengan koefisien adalah 0.929. Hal ini menunjukkan hubungan yang sangat erat (mendekati + 1 ) diantara media pembelajaran berbasis macromedia flash dengan hasil belajar.
tab
kanan pada taraf signifikansi 0,05.
4. Hasil dari uji hipotesis yang telah peneliti lakukan, diperoleh t hitung adalah 2.33, sedangkan t tabel pada derjat kebebasan 63 dengan taraf nyata 0.05 adalah 1.67, karena t hitung > t tabel, jadi hipotesis kerja diterima maka H