Bangkitan Perjalanan di Kecamatan Lubuk Pakam Dengan Metode Klasifikasi Silang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transportasi merupakan proses yang pembahasannya menekankan pada pergerakan

  penduduk atau barang atau jasa atau pikiran untuk tujuan khusus (dari daerah asal ke daerah tujuan) dalam ruang lingkup geografi dan melibatkan alat-alat, jaringan transportasi, pelayanan transportasi dan sistem transportasi lainnya (Yunus 1994).

  Di Kota yang sedang mengalami pertumbuhan penduduk, diperlukan perencanaan transportasi yang akurat. Perencanaan ini akan memerlukan sejumlah tatanan, mulai dari proses awalnya yaitu latar belakang masalah yang terjadi. Dari masalah yang ada maka akan diidentifikasi untuk selanjutnya dilakukan analisa secara menyeluruh mengenai masalah yang ada dalam kota yang sedang mengalami perkembangan tersebut. Peramalan (Forecasting) kejadian yang akan terjadi di masa mendatang tentunya menjadi salah satu solusi yang nantinya akan diterapkan dalam perencanaan transportasi.

  Menurut data pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 provinsi Sumatera Utara mencapai 6,30% Peningkatan tersebut terjadi pada semua sektor ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 12,67 persen. sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan adalah sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,65 persen, disusul sektor perdagangan, hotel, dan restoran 8,52 persen, sektor bangunan 8,03 persen, sektor jasa-jasa 7,55 persen, sektor pertambangan dan penggalian 6,25 persen, sektor pertanian 3,36 persen, sektor listrik, gas dan air bersih 3,05 persen, dan sektor industri pengolahan sebesar 2,68 persen (Badan Pusat Statistik Sumatera Utara) . Peningkatan dari masing masing sektor ini tentunya sangat dipengaruhi juga oleh meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk yang terjadi di sumatera utara.

  Lubuk Pakam adalah sebuah kota dan merupakan salah satu pusat proyek pengembangan Mebidang (Medan-Binjai-Deli Serdang). Kecamatan Lubuk Pakam dengan yang dipilih dalam penelitian ini merupakan daerah yang memiliki luas

  

wilayah : 31,19 Km² ,dengan penduduknya yang memiliki tingkat sosial ekonomi yang

  bervariatif. Berdasarkan data yang didapat dari Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk di kecamatan Lubuk Pakam pada tahun 2000 adalah sebanyak 71236 jiwa, dan meningkat pada tahun 2005 sebanyak 88.738 jiwa, dengan persentase pertumbuhan penduduk sebesar 5.61 % (Wikipedia).

  Kecamatan Lubuk Pakam saat ini terus mengalami perkembangan, muncul beberapa permukiman baru dibangun oleh para pengembang (developer). Semakin banyak pemukiman maka tentunya berdampak pada pengembangan transportasi. Maka karena itu sangat menarik untuk meninjau keberadaan kawasan permukiman di wilayah Kecamatan Lubuk Pakam, khususnya dari sisi bangkitan pergerakan (Trip Generation).

  Adanya bangkitan pergerakan dari penduduk di pemukiman Kecamatan Lubuk Pakam yang mayoritas beraktivitas bekerja ,sekolah, berbelanja dan kebutuhan lainnya dapat mempengaruhi terhadap kapasitas jalan di Kecamatan Lubuk Pakam. Untuk memenuhi kebutuhan dan memperhitungkan beban lalu lintas , diperlukan studi tentang bangkitan pergerakan dari penghuni permukiman tersebut sehingga nantinya untuk pembangunan kawasan permukiman yang baru atau yang akan datang dapat diketahui seberapa besar pengaruhnya terhadap kapasitas jaringan jalan di Kecamatan Lubuk Pakam.

  Dalam hal ini penelitian mengenai bangkitan pergerakan di Kecamatan Lubuk Pakam menggunakan variabel sosio ekonomi yang selanjutnya akan dihitung dengan menggunakan metode klasifikasi silang dan metode regresi linier.Dari hasil perhitungan kedua metode tersebut akan diketahui seberapa besar faktor sosio ekonomi terhadap pergerakan individu , sehingga didapat jumlah dan model bangkitan pergerakan.

I.2 Rumusan Masalah

  Transportasi merupakan kegiatan memindahkan objek dari suatu tempat ke tempat lainnya di mana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu (fidel miro ,2005). Kegiatan transportasi ini tentunya harus didukung oleh sarana dan pra sarana transportasi yang baik, sehingga mewujudkan kelancaran dan keamanan. Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi sosial dan politik yang signifikan menjadikan kawasan di tengah kota menjadi daerah dengan lalu lintas yang sangat padat. Masyarakat dengan tujuan bekerja , sekolah maupun berdagang menjadi faktor nomor satu pendistribusi volume lalu lintas . Distribusi volume lalu lintas yang padat bukan hanya dari pertumbuhan ekonomi , tetapi peningkatan jumlah penduduk juga menjadi salah satu faktor utama . Volume lalu lintas yang padat tentunya harus dibarengi dengan sarana dan prasarana transportasi menunjang dan sistem yang mengaturnya juga harus ketat dalam menjalankan peraturan.

  Kecamatan Lubuk Pakam merupakan wilayah yang berada di jalur lalu lintas antar sumatera. Awalnya wilayah ini belum mengalami perkembangan di bidang perkonomian dan perindustrian. Pada kecamatan Lubuk Pakam, semakin banyak usaha home industry maupun perdagangan yang tumbuh di wilayah ini. Jumlah penduduk yang tinggal di kecamatan Lubuk Pakam pun semakin bertambah. Banyak lahan yang kosong dikonversi menjadi kawasan rumah penduduk. Kawasan rumah penduduk beragam, mulai dari perumahan kelas bawah menengah sampai kelas elite.

  Masing masing kawasan rumah penduduk memberikan jumlah perjalanan yang berbeda. Perbedaan ini dikarenakan faktor sosial ekonomi yang berbeda masing masing rumah tangga. Semakin besarnya jumlah penduduk tentunya juga memberikan dampak yang besar juga pada jumlah bangkitan perjalanan. Maka diperlukan perencanaan transportasi yang tepat untuk kawasan yang sedang berkembang sehingga terjadi tatanan yang baik di kecamatan ini. .

  Permodelan bangkitan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat menjadi refrensi untuk menentukan strategi pengembangan sistem sarana dan prasarana transportasi di kecamatan Lubuk Pakam. Permodelan memberikan pandangan akan tinggi rendahnya perjalanan yang dilakukan oleh rumah tangga .

  Dengan pertimbangan tersebut maka perlu adanya perhitungan akan tingkat bangkitan pergerakan yang dihasilkan oleh suatu kawasan permukiman sebagai bahan refrensi yang nantinya akan digunakan untuk pengembangan tingkat pelayanan jalan.

I.3 Tujuan Penelitian

  Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Mendapatkan faktor faktor yang mempengaruhi bangkitan pergerakan di kecamatan

  Lubuk Pakam 2. menentukan bangkitan pergerakan dengan menggunakan metode klasifikasi silang dan akan didapat perhitungan jumlah perjalanan berbasis rumah tangga. Perjalanan dengan basis rumah tangga disini maksudnya adalah perjalanan yang diawali dari rumah dan diakhiri di rumah atau salah satunya diawali dari rumah dan diakhiri di zona yang tidak ada sangkut pautnya dengan rumah serta sebaliknya diawali dari zona yang tidak ada sangkut pautnya dengan rumah dan diakhiri di rumah. (Fidel miro)

I.4 Keaslian Penelitian

  Penelitian yang serupa dengan penelitian ini dan telah dilakukan oleh beberapa orang antara lain :

  1. Tesis Analisa karakteristik bangkitan dan pola perjalanan penduduk perumahan pinggiran kota (studi kasus perumahan bumi pucang gading demak) dengan hasil chi square dapat diketahui bahwa penduduk bumi pucang gading demak dalam melakukan perjalanan dipengaruhi oleh 3 variabel yaitu kepemilikan kendaraan , lokasi tujuan perjalanan dan penghasilan pendapatan. Penduduk yang menggunakan angkutan umum terhitung 13,67 % , bis 13,02 %, sepeda motor 33,92 % , sementara pengguna sepeda motor yang sudah bekerja terhitung 63,8 %. Bagi penduduk yang bersekolah, 30 % diantaranya lebih memilih untuk berjalan kaki dan bagi penduduk dengan tujuan perjalanan berbelanja 27,6 % menggunakan MUP dan 23,9 % menggunakan bis 2.

  Jurnal Analisis pola perjalanan transportasi penduduk daerah pinggiran, Bambang sugiyarto dengan hasil penduduk daerah pinggiran, terdapat sebanyak 36,5 % penduduk Ngaliyan golongan I yang tujuan perjalanan sehari – harinya tersebar ke berbagai kecamatan di kota Semarang dengan nilai korelasi r = 0,400 yang berarti jenis pekerjaan dari penduduk Ngaliyan pengaruhnya kecil terhadap tujuan perjalanan. Hal ini ditunjang dengan nilai chisqure = 14,058 ; df = 24 (chi- square tabel = 36,415) yang berarti tidak ada keterkaitan antara jenis pekerjaan dengan tujuan perjalanan. Sedangkan bagi penduduk Mijen, sebanyak 57,7 % penduduk Mijen golongan I tujuan perjalanan sehari – harinya hanya di sekitar wilayah kecamatan Mijen dengan nilai korelasi r = 0,448 yang berarti jenis pekerjaan penduduk Mijen pengaruhnya kecil terhadap tujuan perjalanan. Hal ini ditunjang dengan nilai chi-square = 17,877 ; df = 20 (chi-square tabel = 31,410) yang berarti tidak ada keterkaitan antara jenis pekerjaan dengan tujuan perjalanan.

3. Pemodelan Bangkitan Perjalanan Permukiman di Perumahan Bukit Jatisari BSB

  Semarang dengan hasil Berdasarkan hasil analisis kategori yang dilakukan pada data kuesioner 301 responden menghasilkan bangkitan perjalanan zona Perumahan Bukit Jatisari sebesar 2,20 perjalanan per hari, dengan kepadatan permukiman 73 rumah/ha menghasilkan trip rate zona per satuan luas 160,76 /ha.

  Potensi perjalanan yang diprediksi dari zona Perumahan Bukit Jatisari ialah sebesar 6331,42 perjalanan per hari.

  4. Tesis Karakteristik dan pola pergerakan penduduk batam (Imam setiyohadi) dengan hasil diketahui Penduduk di Nongsa sebanyak 23 % sebaran pergerakannnya menuju ke industry Kabil dan menuju pusat kota (Nagoya) 12 %.hal ini berbeda dengan Penduduk di Kecamatan Sekupang sebanyak 29 % di wilayah Sekupang , Disamping itu tujuan perjalanan yang lain ke luar pulau Batam yaitu dikepulauan sekitar Pulau Batam yang terdapat pusat kegiatan industri sebanyak 2 %, Sedangkan penduduk Sei Beduk sebanyak 29 % menuju ke daerah Muka Kuning dan menuju ke Batam Centre 14 %.Demikian halnya penduduk di Kecamatan Lubuk Baja (pusat kota) sebanyak 32% menuju ke Nagoya sebagai pusat CBD. Sedangkan Penduduk yang berada di pusat kota( Kec Lubuk Baja) moda yang digunakan untuk melakukan perjalanan sebagian besar menggunakan mobil ( 43 %) dengan alasan merasa lebih nyaman,aman dan mobilitas mereka cukup tinggi. Sedang pengguna angkutan umum sebesar ( 31 %) sebagian besar menempuh jarak 1 – 5 km (52 %) hingga 5 – 10 km ( 27 %) dengan waktu tempuh rata-rata ( 10 menit ) sampai dengan ( 20-30 menit).

  5. Jurnal Cross classification trip production model for the city of Alexandria (Mounir Mahmoud Moghazy Abdel-Aal) dengan hasil variabel yang paling berpengaruh pada bangkitan yaitu kepemilikan mobil, dan ditaksir adanya peningkatan jumlah perjalanan pada tahun 2002 sebesar 10% sejak tahun 1982, dengan perjalanan motor meningkat 40% dan perjalanan

  6. Tesis Karakteristik dan tingkat bangkitan lalu lintas rumah sakit di semarang (Emir Kartarajasa) dengan hasil RS. Dr. Kariadi (kelas A), volume bangkitan lalu lintas sebesar 784 kend/jam dan 1.306 orang/jam. RS. St. Elizabeth (kelas B), volume bangkitan lalu lintas sebesar 353 kend/jam dan 590 orang/jam. RS. Sultan Agung (kelas C), volume bangkitan lalu lintas sebesar 219 kend/jam dan

  405 orang/jam. Pada kasus ini kecenderungan orang lebih memilih rumah sakit dengan pelayanan dan biaya yang murah.

  7. Jurnal Prediction Analysis of trip production using cross classification technique (Abdul Khalik Al-taei) dengan hasil, didapat bahwa pada variabel jumlah anggota keluarga sangat berkaitan dengan jumlah perjalanan masing masing keluarga dan jumlah perjalanan dari kendaraan. Beberapa data diantaranya, bangkitan perjalanan dengan tujuan pekerjaan mempunyai nilai tertinggi di kota Dohuk.

  8. Comparative assessment of trip generation category analysis and regression modeling techniques dengan hasil didapat bahwa keluarga dengan jumlah pendapatan kurang dari 1000 RM dan memiliki 1 kendaraan melakukan 2 kali perjalanan per hari. Dan keluarga dengan pendapatan menengah dan memiliki 1 kendaraan melakukan 3 kali perjalanan dalam 1 hari.

  I.5 Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

  • Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait dalam memperbaiki dan meningkatkan pelayanan jalan.
  • Sebagai bahan acuan bagi pemerintah daerah Lubuk Pakam untuk merancang kebijakan dalam pengembangan wilayah permukiman
  • Keseluruhan dari hasil studi ini, diharapkan dapat dapat menambah wawasan penulis dan pembaca.

  I.6 Ruang Lingkup Penelitian

  Penelitian ini mempunyai ruang lingkup dan batasan masalah sebagai berikut : 1.

  Lokasi penelitian berada di Kecamatan Lubuk Pakam 2. Menggunakan metode analisa klasifikasi silang dengan memperhitungkan pergerakan yang meninggalkan kawasan

  3. Parameter yang digunakan dalam pembuatan model bangkitan pergerakan rumah tangga yaitu tipe jumlah anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang bersekolah, jumlah anggota keluarga yang bekerja, jumlah penghasilan, jenis pekerjaan, jumlah penghasilan, jumlah kepemilikan kendaraan

  4. Permodelan bangkitan pergerakan dikelompokkan berdasarkan tingkat penghasilan rumah tangga dengan kategori kelas rendah , menengah dan tinggi.

  5. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner dan wawancara langsung ke pemukiman warga.

I.7 Metodologi Penelitian

  1. Studi Literatur Studi literatur ini meliputi pengambilan teori-teori dari beberapa sumber bacaan seperti buku, jurnal ilmiah, tesis, dan sumber-sumber internet yang berkait dengan tugas akhir ini.

  2. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode populasi. Metode ini mengumpulkan informasi dengan jalan mencatat seluruh objek pengamatan yaitu orang (penduduk) yang melakukan perjalanan. Kelebihan dari metode ini adalah tingkat kesalahan data yang diperoleh mendekati nilai nol (0) atau tanpa kesalahan. Adapun data yang yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder :

  • Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan melakukan survey langsung ke lapangan meliputi :

  Data pendapatan rata-rata setiap rumah tangga di daerah penelitian

  • Foto dokumentasi kondisi daerah penelitian
  • Data sekunder, yaitu data lapangan yang bersumber dari instansi yaitu Badan Pusat Statistik kecamatan Lubuk Pakam antara lain : data penduduk , peta Kecamatan Lubuk Pakam serta data lain yang berkaitan dengan penelitian ini

3. Teknik Pengolahan data :

  Setelah data data diperoleh , maka tahap selanjutnya adalah pengolahan data dengan menggunakan metode klasifikasi silang dan juga analisis regeresi linier.

  Metode klasifikasi silang adalah metode yang digunakan dalam perhitungan bangkitan pergerakan penduduk , yang dimana dalam metode ini pergerakan hanya berbasis rumah. Metode ini menempatkan setiap objek yang memiliki sifat yang homogen dengan objek lainnya kedalam satu kelompok. metode ini pertama kali digunakan The Puget Sound Regional Transportation Study pada tahun 1964. Parameter awal yang dipakainya dalam menentukan bangkitan perjalanan yaitu ukuran/ jumlah keluarga, pemilikan kendaraan dan pendapatan keluarga.