Bangkitan Perjalanan Pada Perumah Menteng Indah Di Kecamatan Medan Denai Pada Pagi Hari

(1)

BANGKITAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN MENTENG

INDAH DI KECAMATAN MEDAN DENAI PADA PAGI HARI

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat Untuk Menempuh Ujian

Sarjana Teknik Sipil

Disusun Oleh :

MICHAEL OCTAVIANUS

08 0404 131

BIDANG STUDI TRANSPORTASI

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugrah, berkat dan karunia-Nya hingga terselesaikannya tugas akhir ini dengan judul “Bangkitan Perjalanan Pada Perumahan Menteng Indah Di Kecamatan Medan Denai

Tugas akhir ini disusun untuk diajukan sebagai syarat dalam ujian sarjana teknik sipil bidang studi transportasi pada fakultas teknik Universitas Sumatera Utara Medan. Penulis menyadari bahwa isi dari tugas akhir ini masih banyak kekurangannya. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kurangnya pemahaman penulis. Untuk penyempurnaannya, saran dan kritik dari bapak dan ibu dosen serta rekan mahasiswa sangatlah penulis harapkan.

Penulis juga menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, tugas akhir ini tidak mungkin dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang senantiasa penulis cintai yang dalam keadaan sulit telah memperjuangkan hingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan ini.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan selaku ketua Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik USU serta selaku dosen pembanding yang telah memberikan kritikan dan nasehat yang membangun.


(3)

3. Bapak Ir. Indra Jaya Pandia, MT selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Bapak Medis Surbakti, ST, MT selaku dosen pembanding yang telah memberikan kritikan dan nasehat yang membangun.

5. Bapak Yusandi Aswad, ST, MT selaku dosen pembanding yang telah memberikan kritikan dan nasehat yang membangun.

6. Bapak Ir Joni Harianto, selaku dosen pembanding yang telah memberikan kritikan dan nasehat yang membangun.

7. Bapak Irwan S. Sembiring, ST, MT selaku dosen pembanding yang telah memberikan kritikan dan nasehat yang membangun.

8. Bapak/Ibu Dosen Staf Pengajar Jurusan teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. 9. Kedua orang tua penulis yang turut mendukung segala kegiatan akademis

penulis dan selalu memberikan semangat kepada penulis.

10. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan dan semangat kepada penulis, stambuk 08, Nurul, Astri, Ester , Fernando, Dapot, Putri, Baby, Nurul Aini, Futri, Tito, Luhut, Pardi, Rosiva, Triyana, Rama dan teman – teman lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu semuanya, serta senior-senior dan adik-adik yang memberikan dukungan serta info mengenai kegiatan sipil.

11. Seluruh pegawai administrasi yang telah memberikan bantuan dan kemudahan dalam penyelesaian administrasi, Kak Lince, Bang Zul, dan lain – lain.

Walaupun dalam menyusun Tugas akhir ini penulis telah berusaha untuk mengkaji dan menyampaikan materi secara sistematis dan terstruktur, tetapi tentunya


(4)

Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun tentulah sangat penulis harapkan di kemudian hari.

Medan, Desember 2012

Michael Octavianus 08 0404 131


(5)

ABSTRAK

Pertumbuhan penduduk yang semakin besar merupakan akibat dari perkembang kota dan industrialisasi terutama di beberapa kota yang ada di Indonesia yang memberi dampak yang sangat berpengaruh terhadap kota tersebut, yaitu kebutuhan akan pemukiman sebagai kebutuhan yang paling utama dari tiga kebutuhan manusia pada umumnya. Masalah pemukiman lebih terasa jika dilihat didaerah perkotaan merupakan daerah yang diperuntukkan seperti, pusat pemerintahan, industri, perdagangan dan sebagainya. Pembangunan perumahan memiliki banyak dimensi dimana sebagian darinya merupakan proses perkembangan sosial dan sebagainya.

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bangkitan pergerakan dari komplek perumahan Menteng Indah Medan. Mendapatkan jumlah bangkitkan perjalanan oleh penghuni komplek perumahan Menteng Indah Medan ketempat beraktivitas dengan menggunakan kendaraan pribadi (mobil dan sepeda motor), penelitian ini menggunakan 2 (dua) sumber data yaitu data primer dan data sekunder. data sekunder yang diperoleh dari instansi-instansi terkait dan data primer yang di dapat melalui penyebaran kuisioner dengan pengambilan sampel secara acak atau random sampling. metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi linear berganda dengan uji statistik dan metode analisa kategori.

Analisis yang pertama dilakukan adalah analisis uji antar variabel dengan menggunakan matriks korelasi, dari hasil matriks korelasi ternyata ada 5 (lima) variabel bebas yang berpengaruh kuat terhadap total bangkitan pergerakan yang terjadi yaitu jumlah anggota keluarga (X1), jumlah kepemilikan kendaraan mobil (X2), jumlah kepemilikan kendaraan sepeda motor (X3), jumlah anggota keluarga

yang bekerja

(X4), jumlah anggota keluarga yang bersekolah (X5) dengan persamaan Y = -0,400+0,201X1+0,161X2+0,135X3+0,388X4+0,534X5, maka diperoleh Y = 3150

pergerakan/hari, kemudian dilakukan uji statistik yaitu Uji–T ( parsial / individu ) dan Uji F (simultan) dengan tingkat keyakinan 95 %. Uji Validasi, Uji Linearitas dan Uji Sensitivitas model, untuk mengetahui ketepatan dari model yang terbentuk digunakan nilai koefisien determinan (R2). Untuk analisa kategori setiap variabel bebas dibagi atas 4 kelas, kelas 1,2,3,4, jumlah kategori yang terbentuk adalah 4096 kategori, dilampirkan 35 kategori, jumlah pergerakan yang dihasilkan oleh analisa kategori adalah 2929,7075882 pergerakan/hari.

Kata Kunci : Model Bangkitan Perjalanan, Analisis Regresi Linear Berganda, Analisa Kategori


(6)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Abstrak ... vi

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... x

Daftar Grafik ... xi

Daftar Gambar ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Permasalahan ... 2

I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

I.4. Keaslian Penelitian ... 5

I.5. Pembatasan Masalah dan Metodologi Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 20

II.1. Pengertian Perumahan ... 20

II.2. Perkembangan Perumahan ... 21

II.3. Masalah Perumahan di Indonesia... 25

II.4. Gambaran Umum Kota ... 27

II.4.1. Fungsi Kota ... 28

II.4.2. Ciri-ciri Kota ... 39

II.4.3. Tata Ruang Kota ... 30


(7)

II.6. Hubungan permukiman dan perumahan dengan masalah

transportasi ... 32

II.7. Perencanaan Transportasi... 32

II.7.1. Konsep Perencanaan Transportasi ... 33

II.7.1.1 Bangkitan pergerakan (Trip generation) ... 33

II.7.1.2 Distribusi perjalanan (Trip distribution) ... 38

II.7.1.3 Pemilihan moda (Modal split) ... 39

II.7.1.4 Pembebanan jaringan (Trip assignment) ... 40

II.8. Bangkitan Perjalanan Kawasan Perumahan ... 41

II.9. Metode Analisis Bangkitan Perjalanan (Trip Generation) ...43

BAB III METODE PENELITIAN ... 48

III.1. Pengertian Metode Penelitian ... 48

III.2 Tahap- Tahap Proses Penelitian ... 48

III.3 Peralatan Penelitian ... 52

III.4 Metode Pengumpulan Data ... 52

III.4.1 Pembuatan Kuesioner...53

III.5 Penentuan Jumlah Sampel...55

III.6 Pelaksanaan Pengumpulan Data...56

III.7 Analisis Regresi Linear Sederhana...58

III.7.1 Regresi Linier Sederhana...59

III.7.2 Regresi Linear berganda...63

III.7 Analisis Kategori...65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 69


(8)

IV.1.1.Lokasi Penelitian ... 69

IV.1.2.Letak Geografis Kecamatan Medan Denai ... 70

IV.2 Data yang diperoleh... 71

IV.2.1 Karakteristik Responden ...71

IV.3 Model Perhitungan Produksi Perjalanan ... 77

IV.3.1 Analisa Korelasi ... 77

IV.3.2 Model Analisis Regresi Untuk Mendapatkan Persamaan Model Bangkitan... 83

IV.4 Uji Determinasi ... 105

IV.5 Uji T ... 108

IV.6 Uji F ... 112

IV.7 Uji Validasi ... 116

IV.8 Uji Linearitas ... 119

IV.9 Sensitivitas Model ... 120

IV.10 Analisis kategori ... 122

IV.10 Perbandingan Antara Regresi linear Dan Analisa Kategori ... 124

BAB V Kesimpulan dan Saran ... 125

V.1 Kesimpulan ... 125

V.2 Saran ... 127

Daftar Pustaka ... xiii


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Contoh distribusi perjalanan ……….……....……...40

Tabel IV.1 Jumlah anggota keluarga ………...71

Tabel IV.2 Anggota keluarga bekerja …...72

Tabel IV.3 Anggota keluarga bersekolah...72

Tabel IV.4 Pendapatan rata-rata (juta)...73

Tabel IV.5 Jumlah Kepemilikan Kenderaan (Mobil)...74

Tabel IV.6 Jumlah Kepemilikan Kenderaan (Sepeda Motor)...74

Tabel IV.7 Tujuan Perjalanan...75

Tabel IV.8 Jenis Kendaraan...76

Tabel IV.9 Waktu Perjalanan...76

Tabel IV.10 Korelasi ………....……….…...78

Tabel IV.11 Persamaan regresi, R2, R ………...………...….. 106


(10)

DAFTAR GRAFIK

Grafik IV.1 Jumlah anggota keluarga ………...71

Grafik IV.2 Anggota keluarga bekerja …...72

Grafik IV.3 Anggota keluarga bersekolah...73

Grafik IV.4 Pendapatan rata-rata (juta)...73

Grafik IV.5 Jumlah Kepemilikan Kenderaan (Mobil)...74

Grafik IV.6 Jumlah Kepemilikan Kenderaan (Sepeda Motor)...75

Grafik IV.7 Tujuan Perjalanan...75

Grafik IV.8 Jenis Kendaraan...76

Grafik IV.9 Waktu Perjalanan...76


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Trip Production dan Trip Attraction ………...……...36

Gambar II.2 Bangkitan dan Tarikan Pergerakan …...37

Gambar II.3 Perjalanan antara zona i dengan zona j...40

Gambar II.4 Pembebanan jaringan antara zona i dengan j...42

Gambar III.1 Bagan Alir...53


(12)

ABSTRAK

Pertumbuhan penduduk yang semakin besar merupakan akibat dari perkembang kota dan industrialisasi terutama di beberapa kota yang ada di Indonesia yang memberi dampak yang sangat berpengaruh terhadap kota tersebut, yaitu kebutuhan akan pemukiman sebagai kebutuhan yang paling utama dari tiga kebutuhan manusia pada umumnya. Masalah pemukiman lebih terasa jika dilihat didaerah perkotaan merupakan daerah yang diperuntukkan seperti, pusat pemerintahan, industri, perdagangan dan sebagainya. Pembangunan perumahan memiliki banyak dimensi dimana sebagian darinya merupakan proses perkembangan sosial dan sebagainya.

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bangkitan pergerakan dari komplek perumahan Menteng Indah Medan. Mendapatkan jumlah bangkitkan perjalanan oleh penghuni komplek perumahan Menteng Indah Medan ketempat beraktivitas dengan menggunakan kendaraan pribadi (mobil dan sepeda motor), penelitian ini menggunakan 2 (dua) sumber data yaitu data primer dan data sekunder. data sekunder yang diperoleh dari instansi-instansi terkait dan data primer yang di dapat melalui penyebaran kuisioner dengan pengambilan sampel secara acak atau random sampling. metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi linear berganda dengan uji statistik dan metode analisa kategori.

Analisis yang pertama dilakukan adalah analisis uji antar variabel dengan menggunakan matriks korelasi, dari hasil matriks korelasi ternyata ada 5 (lima) variabel bebas yang berpengaruh kuat terhadap total bangkitan pergerakan yang terjadi yaitu jumlah anggota keluarga (X1), jumlah kepemilikan kendaraan mobil (X2), jumlah kepemilikan kendaraan sepeda motor (X3), jumlah anggota keluarga

yang bekerja

(X4), jumlah anggota keluarga yang bersekolah (X5) dengan persamaan Y = -0,400+0,201X1+0,161X2+0,135X3+0,388X4+0,534X5, maka diperoleh Y = 3150

pergerakan/hari, kemudian dilakukan uji statistik yaitu Uji–T ( parsial / individu ) dan Uji F (simultan) dengan tingkat keyakinan 95 %. Uji Validasi, Uji Linearitas dan Uji Sensitivitas model, untuk mengetahui ketepatan dari model yang terbentuk digunakan nilai koefisien determinan (R2). Untuk analisa kategori setiap variabel bebas dibagi atas 4 kelas, kelas 1,2,3,4, jumlah kategori yang terbentuk adalah 4096 kategori, dilampirkan 35 kategori, jumlah pergerakan yang dihasilkan oleh analisa kategori adalah 2929,7075882 pergerakan/hari.

Kata Kunci : Model Bangkitan Perjalanan, Analisis Regresi Linear Berganda, Analisa Kategori


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Perkembangan penduduk yang terjadi di kota besar, cenderung untuk terkonsentrasi di kawasan pusat kota, namun pusat kota memiliki lahan yang sangat terbatas untuk menampung perkembangan penduduk ini, karena kawasan pusat kota telah dipadati oleh segala aktivitas sosial, ekonomi, politik dan sebagainya, yang merupakan fungsi kehidupan suatu kota. Fungsi tersebut membawa konsekuensi pada perkembangan dan pengembangan kota sebagai akibat pengaruh dari luar maupun fungsi kota itu sendiri. (Reza, 2009).

Pada dasarnya pembangunan komplek perumahan apabila tidak diperhatikan penempatannya dapat menimbulkan bangkitan yang mempengaruhi lalu lintas. Dan transportasi di sekitarnya. Transportasi merupakan salah satu persoalan yang paling penting, karena transportasi adalah alat penunjang terlaksananya kegiatan penduduk sehari-hari. Transportasi timbul karena adanya pertumbuhan penduduk, peningkatan pendapatan, peningkatan kepemilikan kendaraan dan fasilitas lainnya. Hal yang harus diperhatikan adalah semakin banyak jumlah dan jenis kendaraan yang beroperasi, akibatnya tingkat pelayanan jalan semakin rendah dan menimbulkan kemacetan. Kemacetan merupakan pemborosan yang sangat mahal. BBM yang terbuang secara tidak efisien, karena kendaraan beroperasi dibawah kecepatan optimum. (Warpani, 1981).


(14)

Seiring dengan pertambahan dan perkembangan penduduk serta kecenderungan persaingan yang semakin ketat dalam aspek ekonomi dan aspek sosial lainnya, menyebabkan tingginya tingkat aktivitas/bangkitan pergerakan yang terjadi. Pemenuhan akan berbagai kebutuhan dan pemanfaatan tata guna lahan merupakan suatu parameter untuk mengetahui seberapa besar tingkat bangkitan pergerakan yang terjadi. Kondisi demikian membuat daerah di kota Medan mengalami perkembangan yang cukup pesat menjadi daerah terbangun karena tingginya permintaan di sektor hunian.

Kecamatan Medan Denai adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Denai berbatasan dengan Medan Kota dan Medan Area di sebelah barat, Kabupaten Deli Serdang di timur, Medan Amplas di selatan, dan Medan Tembung di utara. Koordinat: 3°34'41"N 98°43'19"E. Pada tahun 2001, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 125.505 jiwa. Luasnya adalah 11,19 km². Daerah ini adalah bekas kawasan perkebunan Tembakau Deli yang terkenal. (wikipedia).

I.2. Permasalahan

Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain. Proses ini dapat dilakukan dengan sarana transportasi berupa kendaraan. Tujuan transportasi untuk mewujudkan penyelenggaraan pelayanan transportasi yang selamat, aman, cepat, lancar, dan tertib serta sebagai pendorong, pergerakan dan penunjang pembangunan nasional serta mempererat hubungan antar daerah atau bangsa. Dengan adanya perkembangan ekonomi, sosial, dan politik yang semakin baik akan mempengaruhi besarnya


(15)

volume lalu lintas sehingga mengakibatkan semakin besarnya tuntutan sarana transportasi. Tetapi untuk mendapatkan lahan untuk membangun kawasan perumahan ini tidak mudah, terutama dikawasan pusat kota yang harga untuk lahan yang kosong sangat tinggi, oleh karena itu kawasan lahan untuk perumahan bergeser ke daerah pinggiran kota. Selain distribusi kepadatan penduduk yang terpusat pada suatu lokasi (kota) ada juga faktor lain yang membuat pertambahan penduduk dikota Medan semakin pesat yaitu semakin tingginya tingkat urbanisasi merupakan permasalahan umum yang dihadapi oleh kota-kota yang sedang berkembang. Sejalan dengan meningkatnya kepadatan penduduk perkotaan, maka jumlah perjalanan juga meningkat. Apabila peningkatan tersebut tidak diikuti dengan perbaikan sistem sarana dan prasarana transportasi akan mengakibatkan terjadinya ketimpangan antara penyedia dan permintaan. Untuk mengantisipasi itu maka diperlukan studi tentang bangkitan pergerakan dan perumahan yang dipengaruhi oleh faktor pendapatan, kepemilikan kendaraan, jumlah penduduk, pekerjaan penduduk, dll

Lokasi penelitian ini adalah Komplek Perumahan Menteng Indah Medan yang terletak dipinggiran kota Medan, perumahan ini berada di kecamatan Medan Denai, lokasi ini adalah lokasi bermukim yang berpendapatan menengah keatas, hampir semua masyarakat yang menghuni rumah ini untuk beraktivitasnya sehari-hari menggunakan kendaraan pribadi (mobil dan sepeda motor), komplek perumahan ini terletak beberapa kilometer dari pusat keramaian, seperti pasar, sekolah dan perkantoran, jalan tol, stasiun Amplas dan sebagainya, sehingga untuk melaksanakan aktivitas dan pemenuhan kebutuhannya, masyarakat akan melakukan perjalanan yang pada umumnya mereka bekerja dipusat kota yang menghasilkan bangkitan pergerakan.


(16)

I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah:

1. Mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bangkitan pergerakan dari Komplek Perumahan Menteng Indah.

2. Mendapatkan jumlah bangkitkan perjalanan oleh penghuni Komplek Perumahan Menteng Indah ketempat beraktivitas dengan menggunakan kendaraan pribadi (mobil dan sepeda motor).

Manfaat dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:

1. Dari aspek praktis, dapat diketahui bahwa pembangunan kawasan pemukiman yang setipe dengan kawasan yang distudi akan menghasilkan bangkitan yang tidak jauh berbeda, sehingga dalam perencanaan pembangunan kawasan pemukiman nantinya sudah akan termasuk juga perencanaan lalu–lintasnya.

2. Dari aspek akademik, diharapkan dapat menemukan konsep yang cocok guna memecahkan masalah penelitian serta menjadi media untuk mengaplikasikan berbagai teori yang telah dipelajari sehingga selain berguna dalam penelitian juga dapat berguna bagi pengembangan konsep-konsep yang sudah dan merangsang munculnya penelitian lebih lanjut tentang analisa moda transportasi ke tempat kerja.

3. Perencanaan yang dapat dijadikan acuan untuk pengembangan transportasi dalam beberapa tahun yang akan datang. Salah satu dasar dari perencanaan transportasi adalah dapat memperkirakan jumlah dan lokasi kebutuhan sarana


(17)

dan prasarana transportasi, untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang (ramalan).

I.4. Keaslian Penelitian

Penelitian yang pernah dilakukan untuk bangkitan perjalanan dalam kawasan perumahan adalah sebagi berikut:

1. Bangkitan Perjalanan Pada Perumahan Bougenville Di Palembang ( Jurnal Sipil, Vol. 5 No. 2, Maret 2011). Penelitian dari Hamdi menghasilkan persamaan: Y = -0,188+0,830X1-0,038X2+0,021X3+0,183X4 Dengan nilai nilai koefisien determinan (R)= 0,588 dan nilai F dihitung sebesar 48,517 serta t-hitung sebesar 6,793; 5,798; 6,785; 3,329

2. Model bangkitan perjalanan keluarga dengan variabel bebas tunggal pada zona perumahan di kelurahan bukit datuk, Media Teknik Sipil, Volume X, Januari 2010, Leo Sentosa, Mardani Sebayang, Shanti Yunita Dalam 4 Kawasan Perumahan yakni: Pertamina, Beringin Patra, Rawasari, Baruna dengan hasil sebagai berikut:

Zona Perumahan Persamaan R2

Pertamina Y= 1,3995X0,794 0,77746

Beringin Patra Y=1,3013X0,7734 0,80136

Rawasari Y=1,234X0,8306 0,83905


(18)

3. Studi Perbandingan Variabel Berpengaruh Pada Model Bangkitan Perjalanan Di Kawasan Perumahan (Studi Kasus Perumahan Katjhu, Aceh). Model yang dihasilkan adalah: Y=1,909887X1+1,139548X2-1,139548.

4. Model Bangkitan Pergerakan Zona Kecamatan Palu Barat Kota Palu Ismadarni, Majalah Ilmiah Mektek. Menghasilkan persamaan regresi: Y= 0,679+0,608X1+0,274X2; Koefisien determinan = 0,294 Uji-t (thitung > ttabel)

9,823; 2,917> 1,9663

5. Model Persamaan Bangkitan Pergerakan yang terbaik adalah Y = -1,813+0,757X1+2,156X2. Besarnya bangkitan perjalanan yang terjadi dipengaruhi oleh besarnya jumlah anggota keluarga (X1) dan jumlah kepemilikan kendaraan (X2). Nilai koefisien determinan (R)= 0,588 dan nilai F dihitung sebesar 48,517 serta t-hitung sebesar 6,793 dan 5,798.

6. Analisa Bangkitan Perjalanan Pada Kecamatan Deli Tua. Skripsi oleh Daniel Simbolon dari hasil uji model, diperoleh model bangkitan perjalanan terbaik di Kecamatan Deli Tua yaitu Y= -0,226+1,106X4+1,005X5.

7. 0,878+0,423X1+1E-007X2+0,447X3, dimana X1 adalah anggota keluarga, X2 adalah jumlah penghasilan keluarga, X3 adalah jumlah keluarga, dan Y adalah produksi perjalanan, dengan nilai R2 Y dan X1 adalah 0,808.

8. Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Beberapa Tipe Perumahan Di Kota Pematangsiantar (Studi Kasus: Perumahan Pinggiran Kota Pematangsiantar).Tesis oleh Muhammad Efrizal Lubis , persamaan yang


(19)

dihasilkan adalah Y= -0,728+1,885X1+0,649X3+0,772X6 adalah model yang paling sesuai, menggambarkan 3 variabel yang ada yaitu X1= jumlah anggota keluarga, X3= jumlah kepemilikan mobil, X6= jumlah anggota keluarga yang bersekolah, hal ini dapat dilihat dari analisis Anova Regresi (F) sebesar =20,791.

9. Bangkitan Pergerakan Perjalanan Ke Tempat Kerja Studi Kasus Perumahan Johor Indah Permai I Medan. Tesis oleh Edy Hermanto menghasilkan persamaan: Y=0,325+0,505X1+2,39-008X2+0,840X3, dengan Y adalah produksi perjalanan, X1 adalah jumlah anggota keluarga, X2 adalah jumlah penghasilan keluarga, X3 adalah jumlah kepemilikan kendaraan dengan nilai R= 0,890.

10.Analisa Penghuni Perumahan Di Sebelah Utara Dan Sebelah Selatan Kota Medan (Studi Kasus: Kec Medan Marelan dan Kec Medan Tuntungan ). Skripsi oleh Natan P sinaga. menghasilkan beberapa model sebagai berikut,

Tipe Model Persamaan R2

Fungsi linier Y=1,027+2,629X1 0,308

Fungsi Eksponensial Y=1,891e0,597X2 0,204

Fungsi Kuadratik Y=3,656X20,876 0,308


(20)

I.5. Pembatasanlah Masalah dan Metodologi

Pembatasanlah Masalah

Untuk menghindari penelitian terlalu luas dan terbatasnya waktu, maka pembatasan masalah dalam penelitian akan menitik beratkan pada beberapa hal yaitu:

1. Daerah penelitian dilakukan di perumahan Menteng Indah di Kecamatan Medan Denai , perjalanan yang dilakukan oleh penghuni perumahan yang dianalisis berdasarkan home base trip, yaitu semua perjalanan yang berasal dari ruamh dan diakhiri dengan pulang kerumah.

2. Metode yang digunakan pada tulisan ini pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner dan wawancara (indepth interview) sebagai alat ukur dengan satuan rumah tangga (house hold) dilakukan dengan sistem acak.

Metodologi Penelitian

Ada beberapa tahap pelaksanaan secara garis besar sebaga berikut :

 Tahap pertama adalah melakukan studi literatur dalam usaha memperoleh teori-teori yang berhubungan dengan penyelesaian tugas akhir ini. Pada tahapan ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian pustaka, yaitu mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Tujuannya ialah untuk mendapatkan landasan teori


(21)

mengenai masalah yang akan diteliti. Teori merupakan pijakan bagi peneliti untuk memahami persoalan yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah.

 Tahap kedua adalah menentukan jumlah dan distribusi sampel yang sesuai pada daerah penelitian. Yaitu dengan menggunakan Rumus (Dixon dan B. Leach)

N =( �

�)

2

n = jumlah sample.

Z = Convidence level ( tingkat kepercayaan ) 1,96.

V = Vareabilitas yang dapat diperoleh dengan rumus

V = �(100− �)

� = persentase karakteristik sample yang dianggap benar. C = Confidence limit ( %)

 Tahap ketiga adalah pengorganisasian data yang dibutuhkan, data yang terkumpul meliputi karakteristik responden yaitu :

 Jumlah keluarga (orang)

 Pendidikan (jumlah keluarga yang bersekolah)

 Pendapatan (rupiah)


(22)

 Kepemilikan kendaraan (mobil)

 Jumlah pergerakan dalam sehari

 Jumlah keluarga yang bekerja (orang)

 Tahap keempat adalah melakukan pengumpulan data. Dalam penelitian ini diperoleh dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang terkumpul yang meliputi karakteristik responden, seperti pada tahap ketiga. Data sekunder adalah:

 Jumlah populasi penduduk kawasan perumahan menteng

indah Medan Denai

 Peta kecamatan Medan Denai

 Peta jaringan jalan di kecamatan Medan Denai

Untuk memperoleh data, maka harus ada pembuatan kuesioner.

Pembuatan Kuesioner

Kuesioner yang dibuat adalah kuesioner yang diperuntukkan sebagai alat pengumpulan data, dan kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu karakteristik rumah tangga dan karakteritik perjalanan.


(23)

Untuk karakteristik rumah tangga Data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

 Jumlah keluarga (orang)

 Pendidikan (jumlah keluarga yang bersekolah)

 Pendapatan (rupiah)

 Kepemilikan kendaraan (mobil)

 Jumlah pergerakan dalam sehari

 Jumlah keluarga yang bekerja (orang)

 Kepemilikan kendaraan (sepeda motor)

2. Karakteristik Perjalanan

Perjalanan yang dilakukan

Perjalanan yang dilakukan oleh penghuni perumahan adalah perjalanan yang berbasis rumah yaitu perjalanan yang berawal dan perumahan tersebut. Pada penelitian ini tujuan perjalanan yang diperhitungkan adalah perjalanan rutin dilakukan, seperti perjalanan ke tempat kerja, perjalanan ke sekolah dan lain- lain.

Moda yang dipakai

Moda yang dipakai dalam melakukan perjalanan juga menjadi faktor yang dibahas dalam penelitian ini.


(24)

Perjalanan dilakukan dengan kenderaan pribadi atau dengan kendaraan umum merupakan karakteristik yang cukup penting mengingat pembebanannya yang berbeda pada jaringan jalan yang ada.

Waktu

Dalam Hal ini waktu yang dimaksud adalah waktu untuk memulai dan mengakhiri.

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka dilakukan survei terhadap keluarga yang tinggal di lokasi penelitian. yaitu dengan metode kuesioner yang dilakukan ke masing-masing responden yang dipilih secara acak. Salah satu cara yang paling sering digunakan dalam Ilmu Statistik untuk memperoleh sampel yang representatif adalah dengan cara simple random. Cara ini tidak memilih-milih subjek untuk dijadikan sampel. Jadi tiap-tiap subjek dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel

 Tahap kelima adalah melakukan analisis data hasil survei dengan menggunakan Software SPSS (Statistical Product and Service Solution) dan Microsoft Excel.

 Analisis Regres linear dan Analisis Regresi Linear Berganda

Dengan menggunakan analisis Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression Analysis) untuk mengambil


(25)

kesimpulan dari tujuan penelitian ini untuk menjawab perumusan masalah yang telah ditetapkan, yaitu berapa besar pengaruh variabel mengenai bangkitan pergerakan (X) seperti : jumlah anggota keluarga (orang), jumlah penghasilan rata-rata keluarga (rupiah), jumlah kepemilikan kendaraan mobil (unit), jumlah kepemilikan kendaraan sepeda motor (unit), jumlah keluarga yang bekerja (orang), jumlah keluarga yang sekolah (orang), jenis pekerjaan, terhadap produksi perjalanan (Y), perlu dilakukan beberapa tahapan penting untuk menganalisis data yang diperoleh melalui survei kuesioner. Uji korelasi dan proses kalibrasi dilakukan dengan menggunakan bantuan Software SPSS (Statistical Product and Service Solution) yaitu suatu program statistik yang mampu memproses data statistik secara cepat dan tepat serta menyajikannya dalam berbagai output yang dikehendaki para pengambil keputusan. Ada pun beberapa tahapan yang perlu dilakukan, adalah :

a. Tahap pertama adalah analisis bivariat, yaitu analisis uji korelasi untuk melihat hubungan antar variabel yaitu variabel terikat dengan variabel bebas. Variabel bebas harus mempunyai korelasi tinggi terhadap variabel terikat dan sesama variabel bebas tidak boleh saling berkorelasi. Apabila terdapat korelasi diantara variabel bebas, pilih salah satu yang mempunyai nilai korelasi yang terbesar untuk mewakili.


(26)

b. Tahap kedua adalah analisis multivariat, yaitu analisis untuk mendapatkan model yang paling sesuai (fit) menggambarkan pengaruh satu atau beberapa variabel bebas terhadap variabel terikatnya, dapat digunakan analisis regresi linear berganda (Multiple Linear Regression Analysis).

Analisis regresi linear berganda (Multiple Linear Regression Analysis) yaitu suatu cara yang dimungkinkan untuk melakukan beberapa proses dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pada langkah awal adalah memilih variabel bebas yang mempunyai korelasi yang besar dengan variabel terikatnya.

2. Pada langkah berikutnya menyeleksi variabel bebas yang saling berkorelasi, jika ada antara variabel bebas memiliki korelasi besar maka untuk ini dipilih salah satu, dengan kata lain korelasi harus kecil antara sesama variabel bebas. Pada tahap akhir memasukkan variabel bebas dan variabel terikat ke dalam persamaan model regresi linear berganda , yaitu :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 …….. + bn Xn Dimana:

 Y = variabel terikat (jumlah produksi perjalanan), terdiri dari:

 a = konstanta (angka yang akan dicari)


(27)

 X1, X2 … Xn = variabel bebas (faktor-faktor berpengaruh)

Kemudian dilakukan analisis pemilihan variabel bebas dan tidak bebas berdasarkan nilai korelasinya, pembangunan model dilakukan dengan analisis linear berganda, model yang diperoleh ditentukan oleh nilai R2 dan simpangan bakunya kemudian model yang diperoleh tidak linear akan diubah menjadi linear dengan cara mengubah hubungan matematisnya. Dan ketepatan persamaan mengukuti uji-t ( parsial/ individu) dan uji-F.

 Analisis kategori

Metode analisis kategori dikembangkan pertama sekali pada The Puget Sound Transportation Study pada tahun 1964. Metode analisis kategori ini didasarkan pada adanya keterkaitan antara terjadinya pergerakan dengan atribut rumah tangga. Asumsi dasarnya adalah tingkat bangkitan pergerakan dapat dikatakan stabil dalam waktu untuk setiap stratifikasi rumah tangga tertentu (Tamin, 1997). Analisis kategori merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasikan hubungan antar berbagai variabel yang berpengaruh terhadap aspek penentuan tujuan (destination). Konsep dasarnya sederhana, dan variabel yang umum digunakan dalam analisis kategori adalah:

1. Ukuran rumah tangga (jumlah orang)


(28)

3. Pendapatan rumah tangga

Kategori ditetapkan menjadi tiga dan kemudian rata-rata tingkat bangkitan pergerakan (dari data empiris) dibebankan untuk setiap kategori. Kategori ini kemudian digunakan untuk menentukan sifat ketergantungan antar variabel. Persamaan analisis kategori yang digunakan untuk bangkitan pergerakan

dengan tujuan ‗p‘ yang dilakukan oleh orang berjenis ‘n‘ di zona ‗i‘ adalah berikut ini (Tamin 1997):

Qpi = =1� ��� �� ��� (�)

Dimana:

 Qpi = perkiraan jumlah perjalanan yang diproduksi oleh

zona pemukiman i yang tengah kita teliti per hari pada tahun rencana.

�� = rata-rata tingkat perjalanan per rumah tangga yang ada dalam kelas/kategori ci

(�) = perkiraan jumlah rumah tangga yang ada dalam kelas/kategori ci yang berlokasi di zona pemukiman i yang tengah kita teliti pada tahun rencana. ( Miro, 2004)

Sebagai pendekatan analisis, metode ini harus melalui 4 tahapan sebagai berikut (Black, 1981):


(29)

Menetapkan beberapa variabel utama dimana variabel-variabel ini merupakan penggambaran karakteristik-karakteristik individu rumah tangga yang ada din zona pemukiman yang kita teliti. Pada studi-studi yang telah dilakukan seperti di Inggris misalnya, variabel-variabel berikut diasumsikan dapat dan telah terbukti menimbulkan serta mempengaruhi produksi (bangkitan) perjalanan dari zona pemukiman penduduk:

 Variabel ukuran rumah tangga, merupakan jumlah

orang yang mendiami rumah tangga seperti, 1, 2, 3, 4 orang dan seterusnya.

 Variabel jumlah kendaraan yang dimiliki oleh rumah

tangga, merupakan jumlah kendaraan (biasanya roda 4) yang dipunyai oleh suatu rumah tangga misalnya 0, 1, 2 kendaraan dan seterusnya. (Miro, 2004)

 Variabel tingkat pendapatan rumah tangga per satuan

waktu/bulan, merupakan penghasilan yang diterima oleh kepala rumah tangga dari hasil pekerjaannya seperti misalnya Rp. 500.000,- per bulan

 Variabel jumlah pekerja yang ada di dalam suatu

rumah tangga, merupakan jumlah orang yang sudah bekerja di rumah tangga itu. Misalnya 1 orang yang bekerja, 2 orang yang bekerja dan seterusnya.


(30)

2. Tahap Kedua

Mengalokasikan setiap rumah tangga yang telah kita survei secara sampel melalui wawancara rumah tangga/ daftar kuesioner ke dalam setiap kelas sedemikian rupa sehingga tiap kelas memuat beberapa rumah tangga yang betul-betul sama tingkat karakteristiknya. Dari tahap kedua ini, biasanya kita sudah berhasil mendapat angka jumlah rumah tangga yang pasti dalam satu kelas yang sama dan jumlah perjalanan yang dibuat oleh seluruh rumah tangga yang ada pada kelas tersebut.

3. Tahap Ketiga

Menentukan rata-rata tingkat perjalanan per rumah tangga pada masing-masing kelas yang sudah kita tetapkan di kedua dengan cara membagi jumlah perjalanan pada kelas yang bersangkutan dengan jumlah rumah tangga yang terdapat pada kelas tersebut.

4. Tahap Keeempat

Menentukan jumlah perjalanan masing-masing kelas dengan cara mengalikan jumlah perjalanan rata-rata per rumah tangga pada kelas yang bersangkutan dengan jumlah rumah tangga hasil perkiraan dan mentotalkannya untuk seluruh kelas/kategori, sehingga didapatkan hasil perkiraan


(31)

jumlah perjalanan yang diproduksi oleh zona pemukiman yang kita teliti itu per hari pada tahun rencana. (Miro, 2004)


(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Perumahan

Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan yaitu kelengkapan dasar fisik lingkungan, misalnya penyediaan air minum, pembuangan sampah, tersedianya listrik, telepon, jalan, yang memungkinkan lingkungan pemukiman berfungsi sebagaimana mestinya. Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan kelu arga dan individu.

Staf Ahli Menteri Negara Perumahan Rakyat Bidang Hukum mengemukakan, jika suatu daerah telah tumbuh dan berkembang, rumah-rumah sebagai suatu proses bermukim yaitu kehadiran manusia dalam menciptakan ruang dalam lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya dinamakan perumahan. Jadi, dapat dikatakan bahwa perumahan adalah kumpulan rumah-rumah sebagai tempat bermukim manusia dalam melangsungkan kehidupannya Rumah juga dijadikan sebagai tempat berlindung dan merupakan keperluan peringkat ke dua yang mesti dicapai untuk tujuan keselamatan sebelum keperluan-keperluan dalam peringkat yang lebih tinggi dipenuhi. Rumah sebagai keperluan diri dan keluarga yang memisahkan satu keluarga dengan keluarga yang lain.


(33)

II.2 Perkembangan Perumahan

Perumahan merupakan salah satu kebutuhan primer bagi kehidupan manusia, banyak kondisi yang mempengaruhi pemilihan letak perumahan untuk setiap orang tersebut, seperti sarana transportasi, dekat dengan tempat bekerja dan sarana prasarana yang ada untuk mendapatkan kenyamanan. Untuk mempertahankan tingkat kenyamanan tersebut, maka rumah tangga tersebut akan menggunakan pelayanan perumahan lebih besar atau tanah lebih luas. Selanjutnya pertambahan unit bangunan dan luas tanah tentu saja mempunyai batas tertentu, sehingga peningkatan penggunaan pelayanan perumahan dapat juga diartikan sebagai kenaikan kualitas rumah dan kondisi lingkungan yang lebih menyenangkan.

Karena pemukiman adalah tempat tinggal penduduk dan tempat melakukan kegiatan hidup sehari-hari. Pemukiman menyangkut kebutuhan manusia dari berbagai aspek. Pembangunan pemukiman di perkotaan dan daerah pinggiran kota tujuannya sama yaitu untuk kebutuhan tempat tinggal. Karena tingkat perekonomi berbeda-beda maka klasifikasi untuk perumahan/pemukiman tersebut akan berbeda, seperti adanya perumahan kelas atas, menengah dan bawah. Bukan hanya tergantung pada tingkat perekonomian masyarakat yang menghuninya, Klasifikasi ini tergantung juga dari kondisi fisik perumahan dan status sosial lingkungan, sehinggan walaupun jaraknya terhadap pusat kota sama, tetapi harganya akan berbeda, semakin baik kualitas perumahan maka semakin tinggi pula kepuasan seseorang untuk bermukim di kawasan tersebut.

Saat ini pertumbuhan penduduk yang semakin pesat mengakibatkan daya dukung sumber daya lingkungan di banyak tempat sudah sangat terganggu. Hunian sektor properti di Indonesia mengalami perkembangan yang baik dalam beberapa


(34)

waktu terakhir. Perkembangan tersebut tidak dapat dipisahkan dari beberapa faktor, seperti suku bunga, kondisi infrastruktur, dan gaya hidup. Diperlukan dukungan dari semua pihak untuk mempertahankan pertumbuhan ini. Kebutuhan perumahan akan menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan perumahan Indonesia diperkirakan sebanyak 2.6 juta pertahun dan diperkirakan akan terus meningkat hingga seiring pertambahan jumlah penduduk.

Pemenuhan kebutuhan perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar. Dengan demikian, total permintaan di sektor properti akan terus bertambah. Kebutuhan tidak hanya karena dari keluarga baru, tetapi juga karena pada saat ini, kebutuhan perumahan yang besar. Untuk itu, diperlukan kondisi ekonomi yang kondusif, pembangunan infrastruktur yang lebih cepat, dan Kreativitas dari para pengembang untuk mengambil keuntungan dari situasi ini. Pemerintah juga diharapkan dapat bergerak lebih cepat untuk memperbaiki lingkungan pajak, sumber daya keuangan, dan status kepemilikan dari sektor properti.

Banyak pihak yang terkait dalam pengadaan perumahan, salah satunya adalah Peran pihak swasta dalam pengadaan perumahan bagi rakyat, terutama ditinjau dari sisi masyarakat yang harus menyediakan perumahannya sendiri. Masalah-masalah pemukiman ini merupakan masalah umum yang selalu dihadapi oleh kota-kota yang sedang berkembang. Fakta menunjukkan bahwa sampai pada tingkat perkembangan tertentu dari suatu kota, semakin besar kota tersebut semakin menyolok pula masalah pemukiman yang dihadapi. Hal ini berawal dari adanya daya tarik kota yang kuat terhadap migran (pendatang) untuk tinggal menetap di kota. Laju pertambahan jumlah penduduk kota yang cukup tinggi tersebut harus diimbangi oleh laju


(35)

Walaupun pembangunan perumahan di pinggir kota sudah terlaksana, tapi harus diikuti dengan perluasan jaringan transportasi yang dapat menjangkau daerah pinggiran kota tersebut karena transportasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi karakteristik penghuni perumahan dimana fungsi dari transportasi tersebut adalah memberikan fasilitas untuk pertukaran barang dan jasa, dari suatu tempat menuju tempat yang lain yaitu kegiatan ekonomi yang terletak jauh dari pemukiman yang ada, sehingga mengakibatkan terjadinya pergerakan barang dan orang. Adanya pemikiran dari masyarakat yang memilih perumahan, bahwa setelah memilih tempat tinggal di perumahan, para penghuni masih tetap bekerja ditempat yang lama, ini dikarenakan mungkin tempat bekerja yang lama masih memiliki kemudahan dijangkau dari rumah penghuni yang baru, inilah yang membuat penghuni tersebut memilih perumahan tersebut menjadi tempat tinggalnya. Dapat disimpulkan bahwa transportasi sangat dibutuhkan oleh setiap orang, termasuk untuk penghuni perumahan, hampir di seluruh kegiatan rumah tangga mereka menggunakan transportasi, sehingga menjadi hal penting dan menentukan.

Dalam kawasan perkotaan pertumbuhan lapangan pekerjaan sangat tinggi, tumbuhnya lapangan kerja tersebut maka hubungan antara kota dengan daerah sekelilingnya menjadi berubah. Jadi pertumbuhan lapangan pekerjaan pada suatu tempat akan menarik penduduk dari kawasan metropolitan. Bahkan, pertumbuhan lapangan pekerjaan dapat menarik pekerja dari luar kawasan metropolitan atau para migran.

Salah satu variabel yang merupakan bagian terpenting dari karakteristik penghuni perumahan adalah tersedianya sarana dan prasarana kota (fasilitas kota), antara lain yaitu:


(36)

 Sarana pendidikan  Sarana kesehatan  Sarana air bersih  Sarana listrik

 Sarana rumah ibadah

 Sarana hiburan dan tempat rekreasi  Dan lain lain

Sarana yang tersedia diatas adalah merupakan faktor yang lain selain transportasi untuk memilih bermukim di suatu area perumahan. Selain itu kondisi dari sarana dan prasarana tersebut juga akan banyak berpengaruh pada karakteristik penghuni perumahan tersebut.

Peranan faktor ekonomi perkotaan, faktor sosial dan politik kebijaksanaan menyebabkan suatu kota berkembang dengan cepat dibanding kota lainnya. Dengan dasar konsep ekonomi perkotaan maka keberadaan lokasi perumahan harus dilihat dari potensi lahan yang dimilikinya dan dapat dikembangkan sebagai titik tumbuh tersendiri. Perkembangan lokasi perumahan harus diargumentasikan sebagai perkembangan lahan yang mempunyai peluang untuk mendapatkan suatu lingkungan hidup yang aktraktif dengan tatanan ruang yang berkualitas dan mempunyai nilai ekonomis yang memberikan dampak berganda dan juga memberikan insentif yang cukup menjanjikan akibat distribusi dan desentralisasi kegiatan ekonomi kota.

II.3 Masalah Perumahan di Indonesia

Pada negara-negera berkembang seperti Indonesia dan beberapa negara lainnya di asia tenggara masih melihatkan berbagai masalah perumahan bagi


(37)

penduduknya hal ini tidak terlepas dari bagaimana jumlah penduduk pada negara berkembang memang masih sangat sulit untuk dikendalikan, ini merupakan poin utama kita saat ini dalam membahas masalah yang sering dijumpai pada negara berkembang dan saat ini kita akan memfokuskan pada negara kita sendiri yaitu negara Indonesia.

1. Sudah dijelaskan sebelumnya, komponen utama dalam permasalahan perumahan adalah penduduk, ini tidak dapat dipungkiri karena pada negara berkembang seperti Indonesia tingkat pertumbuhan penduduknya sangat tinggi, berbeda pada negara-negara maju yang tingkat pertumbuhan penduduknya sudah rendah. Dengan ledakan jumlah penduduk yang semakin besar, menyebabkan populasi penduduk semakin besar, hal ini akan berdampak pada kebutuhan akan tempat tinggal semakin banyak, sedangkan lahan yang tersedia jumlahnya tetap. Akibatnya muncul dampak dari ketidak sesuaian ini, antara lain munculnya perumahan kumuh yang biasanya muncul di kawasan perkotaan. Dampak lainnya adalah muncul perumahan yang mempunyai kualitas rendah karena daya beli masyarakat yang minim, KDB yang tinggi pada perumaan di perkotan dan masih banyak dampak lainnya.

2. Apabila dilihat kecenderungannya, maka permasalahan perumahan yang terjadi di Indonesia sering terjadi di daerah perkotaan, hal ini diakibatkan karena adanya fenomena urbanisasi yang menyebabkan jumlah penduduk diperkotaan semakin banyak.

3. Untuk menyelesaikan permasalahan perumahan ini, pemerintah sudah melakukan beberapa alternatif pemecahan masalah, antara lain membuat


(38)

pembangunan rusunawa pada kawasan perkotaan sebagai solving terhadap pemukiman kumuh yang sering muncul di kawasan marginal perkotaan, membuat Perumahan Nasional (Perumnas) untuk kalangan ekonomi menengah kebawah. Tetapi apakah solving yang dilakukan pemerintah tersebut efektif? kenyataanya masih banyak menimbulkan masalah baru, yaitu rusunawa yang pada awalnya dibangun dengan standar 5 lantai tidak terlalu efektif karena masyarakat yang tinggal hanya mau menempati sampai lantai tiga, sehingga banyak rusunawa yang ada tidak ditempat tinggali pada lantai empat dan lima, hal ini tentu sangat tidak efisien dari segi investasi atau dana yang dikeluarkan, akhirnya untuk mengatasi hal ini rusunawa mempunyai satndar 3 lantai dengan harapan semua masyarakat bisa menempatinya. permasalahan lainnya adalah rumah yang dibangun oleh pemerintah untuk kalangan menegah kebawah yaitu Perumahan Nasional(Perumnas) juga sering mengalami permasalahan sehinggal pada tahun 2011 kemarin sekitar 40.000 unit rumah Perumnas gagal dijual ke masyarakat yang menyebabkan kerugian besar bagi pemerintah sendiri. Hal ini disebabkan kurang koordinasinya antara pemerintah, pihak pengembang, dan pihak bank sebagai pemberi kredit.

II.4 Gambaran Umum Kota

Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya secara mandiri. Pengertian "kota"


(39)

sebagaimana yang diterapkan di Indonesia mencakup pengertian "town" dan "city" dalam bahasa Inggris. Selain itu, terdapat pula kapitonim "Kota" yang merupakan satuan administrasi negara di bawah provinsi. Kota dibedakan secara kontras dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum. Desa atau kampung didominasi oleh lahan terbuka bukan pemukiman. Kota mempunyai banyak sekali pengertian, Adapun pengertian tersebut antara lain:

 Sebuah kota merupakan pusat pengembangan dari wilayah

pengaruhnya defenisi kota bergantung pada sudut pendekatan tertentu Kota adalah suatu ciptaan peradaban umat manusia.

Kota sebagai hasil dari peradaban lahir dari pedesaan, tetapi kota berbeda dengan pedesaan Pedesaan sebagai ―daerah yang melindungi

kota‖ (Kota seolah-olah mempunyai karakter tersendiri, mempunyai jiwa, organisasi, budaya atau peradaban tersendiri.

Kota sebagai tempat pertemuan yang berorientasi ke luar. Sebelum kota menjadi tempat pemukiman yang tetap, pada mulanya kota sebagai suatu tempat orang pulang balik untuk berjumpa secara teratur, jadi ada semacam daya tarik pada penghuni luar kota untuk kegiatan rohaniah dan perdagangan serta,kegiatan lain.

Penghuninya sebagian besar telah mampu memenuhi kebutuhannya

lewat pasar setempat dan ciri kota ada pasarnya.

Melihat kota dari timbulnya suatu golongan spesialis non agraris dan yang berpendidikan merupakan bagian terpenting.


(40)

Kota adalah sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai oleh strata sosial ekonomi yang heterogen serta corak matrialistis. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No 4/1980 Kota adalah wadah yang memiliki batasan administratif wilayah seperti kotamadya dan kota administrasi.

II.4.1 Fungsi Kota

Kota yang telah berkembang maju mempunyai peranan dan fungsi yang lebih luas lagi antara lain sebagai berikut :

 Sebagai pusat produksi (production centre). Contoh: Surabaya, Gresik, Bontang

 Sebagai pusat perdagangan (centre of trade and commerce). Contoh: Jakarta, Bandung, Hong Kong, Singapura

 Sebagai pusat pemerintahan (political capital). Contoh: Jakarta (ibukota Indonesia), Washington DC (ibukota Amerika Serikat), Canberra (ibukota Australia)

 Sebagai pusat kebudayaan (culture centre). Contoh: Yogyakarta dan Surakarta

II.4.2 Ciri-ciri Kota

Ciri fisik kota meliputi hal sebagai berikut:

 Tersedianya tempat-tempat untuk pasar dan pertokoan


(41)

 Terdapatnya sarana rekreasi dan sarana olahraga

Ciri kehidupan kota adalah sebagai berikut:

 Adanya pelapisan sosial ekonomi misalnya perbedaan tingkat penghasilan, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.

 Adanya jarak sosial dan kurangnya toleransi sosial di antara warganya.

 Adanya penilaian yang berbeda-beda terhadap suatu masalah dengan pertimbangan perbedaan kepentingan, situasi dan kondisi kehidupan.

 Warga kota umumnya sangat menghargai waktu.

 Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional dan berprinsip ekonomi.

 Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial disebabkan adanya keterbukaan terhadap pengaruh luar.

 Pada umumnya masyarakat kota lebih bersifat individu sedangkan sifat solidaritas dan gotong royong sudah mulai tidak terasa lagi.

II.4.3 Tata Ruang Kota

Pada prinsipnya program penataan kota bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penyediaan, pelayanan prasarana dan sarana perkotaan yang


(42)

mendorong pemantapan fungsi kawasan-kawasan kota sehingga dapat meningkatkan produktifitas kota dengan tidak mengesampingkan aspek-aspek pemerataan, lingkungan, dan budaya. Penataan ruang adalah salah satu usaha untuk merencanakan seberapa besar jumlah penggunaan lahan untuk keperluan tertentu, termasuk mengatur hubungan antara pemukiman dengan tempat bekerja, tempat sekolah, tempat berbelanja, tempat hiburan dan lain-lain yang semuanya juga sangat penting tergantung pada rencana jaringan jalan dikota. (Robinson Tarigan, 2003)

II.5. Kota dan Kawasan Perumahan

Kawasan perumahan sebagai salah satu unsur yang membentuk kota terdiri dari berbagai bangunan dan prasarana lingkungan yang merupakan unsur yang paling menonjol dari pada unsur-unsur sarana dan prasarana kota lainnya. Bangunan-bangunan sesungguhnya merupakan unsur perkotaan yang paling jelas terlihat, dipandang dari satu kapanpun dan dari tempat manapun di kota. Sebagai konsekuensinya, maka potensi yang dimiliki cukup besar dalam menimbulkan permasalahan perkotaan jika dalam pengadaan dan pengembangan tidak diatur dengan benar.

Permasalahan perkotaan yang dimaksud adalah selain dapat menimbulkan kesembrawutan wajah kota, maka pembangunan rumah-rumah tinggal berikut fasilitas rumah yang tidak memenuhi kriteria sehat, akan menimbulkan masalah-masalah sosial yang sulit untuk dipecahkan. Selain permasalah-masalahan itu, ada juga permasalahan perkotaan yang lain yaitu:


(43)

2. kontroversi (pertentangan),

3. kompetisi (persaingan),

4. kegiatan pada masyarakat pedesaan, dan

5. sistem nilai budaya

Perumahan adalah salah satu kebutuhan pokok dari tiga kebutuhan pokok lainnya selain sandang pangan yang harus dipenuhi oleh manusia. Untuk mencukupi kebutuhan ini bukanlah suatu hal yang mudah. Di kawasan perkotaan, pemukiman menjadi sesuatu yang sangat mahal akibat dari tingginya harga tanah. Tingkat bagusnya suatu kota salah satunya diukur dari tingkat kualitas dari perumahan dan pemukiman yang ada di kota tersebut. Kualitas yang dimaksud, yakni kualitas material konstruksi dari bangunan-bangunan yang ada, kelengkapan sarana dan prasarana sosial dan lingkungan, serta keterkaitan yang harmonis antara kawasan perumahan dengan kawasan-kawasan lainnya.

II.6.Hubungan permukiman dan perumahan dengan masalah transportasi

Seperti negara sedang berkembang lainnya, berbagai kota besar di Indonesia berada dalam tahap pertumbuhan urbanisasi yang tinggi akibat laju pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga kebutuhan penduduk untuk melakukan pergerakan pun menjadi semakin meningkat. Mobil sebagai kendaraan pribadi sangat menguntungkan, terutama dalam hal mobilitas pergerakannya. Jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan di Indonesia diperkirakan meningkat dari tahun ke tahun akibat tingginya tingkat urbanisasi. Tantangan bagi pemerintah negara berkembang dan kota besar, dalam hal ini instansi dan departemen terkait serta perencana


(44)

transportasi perkotaan adalah masalah kemacetan lalulintas serta pelayanan angkutan umum perkotaan. Di suatu daerah permukiman dan perumahan juga akan terlihat suatu masalah dalam hal transportasi, di mana pada waktu jam sibuk akan berdampak pada kemacetan jika jaringan jalan di daerah tersebut tidak dapat menampung pengguna jalan. Tingginya urbanisasi secara tidak langsung dapat dikatakan akibat tidak meratanya pertumbuhan wilayah di Indonesia antara daerah pedalaman dengan daerah perkotaan dikarenakan di perkotaan menawarkan banyak kesempatan, baik di sektor formal maupun informal. Semakin besarnya perbedaan antara tingkat pertumbuhan wilayah tersebut menyebabkan semakin tingginya tingkat urbanisasi, yang pada gilirannya akan menimbulkan beberapa paermasalahan perkotaan, khususnya transportasi.

II.7.Perencanaan Transportasi

Perencanaan Transportasi adalah suatu perencanaan kebutuhan prasarana transportasi seperti jalan, terminal, pelabuhan, pengaturan serta sarana untuk mendukung sistem transportasi yang efisien, aman dan lancar serta berwawasan lingkungan.

II.7.1.Konsep Perencanaan Transportasi

Terdapat beberapa konsep perencanaan transportasi yang telah

berkembang sampai saat ini yang paling populer adalah ― Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap‖. Model perencanaan ini merupakan gabungan

dari beberapa sub model yang masing-masing harus dilakukan secara terpisah dan berurutan. Dalam sistem perencanaan transportasi terdapat empat langkah yang saling terkait satu dengan yang lain (Tamin, 1997), yaitu:


(45)

1. Bangkitan pergerakan (Trip generation)

2. Distribusi perjalanan (Trip distribution)

3. Pemilihan moda (Modal split)

4. Pembebanan jaringan (Trip assignment) II.7.1.1.Bangkitan pergerakan (Trip generation)

Bangkitan pergerakan adalah suatu proses analisis yang menetapkan atau menghasilkan hubungan antara aktivitas kota dengan pergerakan. (Tamin, O.Z. 1997) perjalanan dibagi menjadi dua yaitu:

1. Home base trip adalah pergerakan yang berbasis rumah. Artinya perjalanan yang dilakukan berasal dan rumah dan kembali ke rumah.

2. Non home base trip adalah pergerakan berbasis bukan rumah. Artinya perjalanan yang asal dan tujuannya bukan rumah.

Pernyataan di atas menyatakan bahwa ada dua jenis zona yaitu zona yang menghasilkan pergerakan (trip production) dan zona yang menarik suatu pergerakan (trip attraction). Defenisi trip attraction

dan trip production adalah:

a. Bangkitan perjalanan (trip production) adalah suatu perjalanan yang mempunyai tempat asal dari kawasan perumahan ditata guna tanah tertentu.


(46)

b. Tarikan perjalanan (trip attraction) adalah suatu perjalanan yang berakhir tidak pada kawasan perumahan tata guna tanah tertentu.

Gambar II.1 Trip Production dan Trip Attraction

Kawasan yang membangkitkan perjalanan adalah kawasan perumahan sedangkan kawasan yang cenderung untuk menarik perjalanan adalah kawasan perkantoran, perindustrian, pendidikan, pertokoan dan tempat rekreasi. Bangkitan dan tarikan perjalanan dapat dilihat pada diagram berikut (Tamin, O.Z. 1997).

Gambar II.2 Bangkitan dan Tarikan Pergerakan

Parameter tujuan perjalanan yang berpengaruh di dalam produksi perjalanan adalah:


(47)

2. Kawasan perbelanjaan

3. Kawasan pendidikan

4. Kawasan usaha (bisnis)

5. Kawasan hiburan (rekreasi)

Perjalanan dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:

1. Berdasarkan tujuan perjalanan, perjalanan dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian sesuai dengan tujuan perjalanan tersebut yaitu:

• Perjalanan ke tempat kerja

• Perjalanan dengan tujuan pendidikan • Perjalanan ke pertokoan / belanja • Perjalanan untuk kepentingan sosial

• dll

2. Berdasarkan waktu perjalanan biasanya dikelompokkan menjadi perjalanan pada jam sibuk dan jam tidak sibuk. Perjalanan pada jam sibuk pagi hari merupakan perjalanan utama yang harus dilakukan setiap hari (untuk kerja dan sekolah).

3. Berdasarkan jenis orang, pengelompokan perjalanan individu yang dipengaruhi oleh tingkat sosial-ekonomi, seperti:


(48)

• Tingkat pendapatan

• Tingkat pemilikan kendaraan • Ukuran dan struktur rumah tangga

Dalam penelitian ini, perjalanan yang ditinjau adalah pergerakan orang yang dilakukan dari rumah (asal) ke luar kawasan penelitian (tujuan). Misalnya, perjalanan dari rumah ke kantor, dari rumah ke sekolah dan lain-lain. Sehingga satu kali perjalanan adalah satu kali pergerakan yang dilakukan seseorang dari rumah hingga sampai ke tempat tujuannya yang lokasinya berada luar kawasan perumahan tersebut.

Bangkitan perjalanan yang berasal dari kawasan perumahan kecenderungan masyarakat dari kawasan tersebut melakukan perjalanan berkaitan dengan sosial–ekonomi dari masyarakatnya dan lingkungan sekitarnya yang terjabarkan dalam beberapa variabel, seperti: kepemilikan kendaraan, jumlah anggota keluarga, jumlah penduduk dewasa dan tipe dari struktur rumah.

Menurut Warpani (1990), beberapa penentu bangkitan perjalanan yang dapat diterapkan di Indonesia:

a. Penghasilan keluarga

b. jumlah kepemilikan kenderaan


(49)

d. Moda perjalanan

e. Penggunaan kenderaan

f . Saat/waktu

II.7.1.2. Distribusi perjalanan (Trip distribution)

Distribusi perjalanan adalah salah satu langkah dalam perencanaan transportasi empat tahap (Four step transport planning) yang berkaitan dengan distribusi jumlah perjalanan (trip) antara satu zona dengan zona lain.

Gambar II.3 Perjalanan antara zona i dengan zona j

Tabel berikut menunjukkan contoh distribusi perjalanan dengan z jumlah zona.

Asal \ Tujuan 1 2 3 Z

1 T11 T12 T13 T1Z

2 T21

3 T31


(50)

Tabel II.1 Contoh distribusi perjalanan

Dimana Tij adalah jumlah perjalanan dari zona i menuju zona j.

II.7.1.3. Pemilihan moda (Modal split)

Pilihan moda adalah tahap ketiga dari perencanaan transportasi empat tahap merupakan analisis terhadap pilihan moda dalam melakukan perjalanan, apakah menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum, menggunakan kendaraan pribadi bisa dengan berjalan kaki, bersepeda, sepeda motor atau mobil sedang angkutan umum bisa becak, taxi, bus atau kereta api. Ada beberapa faktor yang memengaruhi pilihan moda seperti:

 Jaringan pelayanan angkutan umum

 Biaya angkutan, kalau angkutan umum disubsidi akan memengaruhi penggunaan angkutan umum, termasuk kalau biaya penggunaan kendaraan pribadi tinggi akan memengaruhi penggunaan angkutan umum.

 Kecepatan perjalanan dengan angkutan umum dan angkutan pribadi

 Fasilitas yang disediakan untuk moda tertentu seperti:

o Trotoar dan fasilitas pejalan kaki yang baik untuk


(51)

o Jaringan bagi pesepeda

II.7.1.4. Pembebanan jaringan (Trip assignment)

Pembebanan perjalanan atau disebut juga pembebanan lalu lintas adalah tahapan terakir dari perencanaan transportasi empat tahap yang merupakan pilihan rute yang dipilih dalam melakukan perjalanan dari satu zona ke zona lainnya. Rute yang dipilih adalah rute yang ditempuh dengan waktu yang paling cepat atau biaya yang paling murah.

Gambar II.4 Pembebanan jaringan antara zona i dengan j

Pendekatan yang digunakan dalam analisis pembebanan rute adalah:

Semua atau sama sekali tidak

Disebut juga sebagai all or nothing adalah pendekatan dimana rute yang dipilih adalah rute yang jaraknya paling pendek, disini diasumsikan bahwa semua perjalanan dari zona i menuju zona j akan memilih lintasan ini.


(52)

Keterbatasan kapasitas

Karena keterbatasan kapasitas jalan di dalam memilih rute maka pilihan akan jatuh pada rute dengan biaya perjalanan yang paling rendah atau waktu perjalanan yang paling singkat.

Pendekatan yang digunakan untuk menghitung waktu perjalanan mengikuti rumus berikut:

dimana:

 T adalah waktu tempuh antara zona i dengan zona j,

 To adalah waktu tempuh antara zona i dengan zona j dalam kondisi arus bebas,

 V adalah besarnya arus lalu lintas

 C adalah kapasitas jalan

II.8. Bangkitan Perjalanan Kawasan Perumahan

The Puget Sound Regional Transportation Study, pada tahun 1964 pertama kali menggunakan dan mengembangkan metode perjalanan berbasis rumah (home based trip generation) untuk memperkirakan bangkitan perjalanan pada kawasan perumahan. (Miro, 2005). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya pergerakan, yaitu:


(53)

Merupakan sifat manusia bahwa apabila penghasilannya meningkat maka standar kebutuhan hidupnya juga akan meningkat. Kebutuhan yang meningkat dapat menyebabkan peningkatan jumlah perjalanan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

2). Kepemilikan kendaraan

Kepemilikan kendaraan pada suatu rumah tangga dapat menyebabkan kecenderungan peningkatan jumlah perjalanan pada suatu rumah tangga. Berdasarkan hasil penelitian di Detroit Area disebutkan bahwa peningkatan pemilikan kendaraan menyebabkan meningkatnya jumlah perjalaanan penduduk per orang per hari maupun jumlah perjalanan dengan menggunakan kendaraan pribadi.

3). Struktur rumah tangga

Struktur rumah tangga merupakan faktor yang tidak kalah penting dalam menentukan besarnya bangkitan yang terjadi di daerah pemukiman. Keluarga yang memiliki banyak jumlah anggota keluarga yang masih produktif (berusia antara 5 sampai batas akhir usia kerja) maka kecenderungan untuk meningkatnya jumlah perjalanan semakin besar.

4). Jarak pemukiman terhadap pusat kegiatan

Menurut penelitian dikatakan bahwa daerah pemukiman yang terletak di pusat kota (dimana merupakan pusat berbagai aktivitas sosial, ekonomi, politik dan lainnya) mempunyai jumlah perjalanan lebih banyak


(54)

dibandingkan dengan jumlah perjalanan dari kawasan pemukiman yang berada di pinggiran kota.

5). Kepadatan daerah permukiman

Semakin padat jumlah penduduk di suatu daerah pemukiman maka cenderung semakin besar jumlah perjalanan yang terjadi

6). Aksesibilitas

Semakin mudah aksesibilitas dari daerah pemukiman ke daerah tujuan pusat-pusat kegiatan, maka akan semakin besar pula jumlah perjalanan yang terjadi.

II.9 Metode Analisis Bangkitan Perjalanan (Trip Generation)

Secara umum terdapat tiga metode untuk menganalisis bangkitan perjalanan yaitu:

1. Analisis regresi linear

Metode analisis regresi akan digunakan untuk menghasilkan hubungan dalam bentuk numerik dan untuk melihat bagaimana dua (regresi sederhana) atau lebih ( regresi berganda) variabel —variabel saling berhubungan satu sama lain. Salah satu langkah untuk menyelesaikan analisis regresi adalah mengetahui pasti variabel-variabel yang berhubungan dengan masalah yang ditinjau dan mengetahui dengan pasti variabel yang dianggap sebagai variabel - variabel bebas atau variabel -variabel tidak bebas. Untuk mengetahui dan menentukan variabel - variabel mana yang sesuai untuk membuat suatu persamaan regresi, melibatkan beberapa hal yaitu dana, waktu


(55)

dan tenaga yang tidak sedikit, terutama apabila angka variabel yang hendak dipakai itu besar. Jadi suatu model dianggap terbaik apabila model tersebut terdiri dari beberapa variabel bebas yang sangat berkaitan dengan variabel tidak bebas.

Variabel terikat yang dipilih adalah Jumlah pergerakan dalam sehari

Variabel - variabel bebas yang dipilih dalam analisa ini adalah :

 Jumlah keluarga (orang)

 Pendidikan (jumlah keluarga yang bersekolah)

 Pendapatan (rupiah)

 Kepemilikan kendaraan (mobil)

 Jumlah pergerakan dalam sehari

 Jumlah keluarga yang bekerja (orang)

 Kepemilikan sepeda motor

Jadi persamaan linear yang dipakai adalah:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 …….. + bn Xn

Dimana:

“Y” = variabel terikat (jumlah produksi perjalanan), terdiri dari:  a = konstanta (angka yang akan dicari)

b1,b2….bn = koefisien regresi (angka yang akan dicari)  “ X1, X2 … Xn ― = variabel bebas


(56)

(faktor-faktor berpengaruh)(Tamin, O.Z. 1997)

Tata cara pembuatan suatu model analisis regresi adalah dengan cara sebagai berikut:

1. Perhatikan hubungan antara variabel tidak bebas dengan setiap variabel bebas. Cara yang paling mudah untuk mengetahuinya adalah dengan memplotkan variable - variabel tersebut dengan mempergunakan komputer. Hubungan yang tidak linear akan diubah menjadi linear. Pengujian yang biasa dilakukan adalah dengan mengubahnya ke dalam bentuk persamaan Y = a + bX.

2. Membuat Matriks Korelasi Koefisien korelasi dapat bernilai positif atau negatif. Nilai positif menujukkan hubungan yang positif, yaitu kemiringan garis regresi adalah positif, sementara bernilai negatif menunjukkan hubungan yang negatif, yaitu kemiringan garis regresi yang negatif. Memeriksa melalui matriks korelasi, apabila ada variabel bebas berhubungan erat dengan variabel bebas lainnya. Misalnya variabel pendapatan keluarga mempunyai hubungan yang kuat dengan variabel kepemilikan kendaraan. Oleh karena hal tersebut maka hanya satu variabel saja dan kedua variabel tersebut yang dipilih dalam membentuk suatu persamaan regresi.

3. Analisis setiap kombinasi variabel tidak bebas terhadap variabel bebas, Kemudian pilih salah satu kombinasi yang terbaik dari nilai koefisien determinan (R2).

4. Hitung parameter dari persamaan regresi yang dibentuk dari beberapa variabel bebas dan analisis setiap :


(57)

b. Tanda (+/-) bagi setiap variabel

c. Hubungan yang kuat untuk bagi setiap variabel (nilai korelasi)

d. Uji-t

e. Uji-F

Langkah yang berikutnya adalah memilih persamaan yang terbaik dan sesuai dengan syarat yang telah disebutkan di atas dan juga dapat digunakan untuk membuat suatu peramalan bangkitan perjalanan

2. Analisis kategori

Metode analisis kategori dikembangkan pertama sekali pada The Puget Sound Transportation Study pada tahun 1964. Metode analisis kategori ini didasarkan pada adanya keterkaitan antara terjadinya pergerakan dengan atribut rumah tangga. Asumsi dasarnya adalah tingkat bangkitan pergerakan dapat dikatakan stabil dalam waktu untuk setiap stratifikasi rumah tangga tertentu (Tamin, 1997). Analisis kategori merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasikan hubungan antar berbagai variabel yang berpengaruh terhadap aspek penentuan tujuan (destination). Konsep dasarnya sederhana, dan variabel yang umum digunakan dalam analisis kategori adalah:

1. Ukuran rumah tangga (jumlah orang)

2. Kepemilikan kendaraan


(58)

Kategori pada umumnya ditetapkan menjadi tiga dan kemudian rata-rata tingkat bangkitan pergerakan (dari data empiris) dibebankan untuk setiap kategori. Kategori ini kemudian digunakan untuk menentukan sifat ketergantungan antar variabel. Persamaan analisis kategori yang digunakan

untuk bangkitan pergerakan dengan tujuan ‗p‘ yang dilakukan oleh orang

berjenis ‘n‘ di zona ‗i‘ adalah berikut ini (Tamin 1997):

Qpi = =1� ��� �� ����� (�) Dimana:

Qpi = perkiraan jumlah perjalanan yang diproduksi oleh zona pemukiman i yang tengah kita teliti per hari pada tahun rencana.

��� = rata-rata tingkat perjalanan per rumah tangga yang ada dalam

kelas/kategori ci

�� (�) = perkiraan jumlah rumah tangga yang ada dalam kelas/kategori ci

yang berlokasi di zona pemukiman i yang tengah kita teliti pada tahun rencana. ( Miro, 2004)


(59)

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Pengertian Metode Penelitian

Metode penelitian dapat dipahami sebagai tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. Sementara itu, mendefinisikan metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Selanjutnya dalam pengertian yang luas, menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Dalam pengertian yang lain mendefinisikan metode penelitian sebagai rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan idiologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.

III.2. Tahap-Tahap Proses Penelitian

1. Mengidentifikasi Masalah

Yang dimaksud dengan mengidentifikasi masalah ialah peneliti melakukan tahap pertama dalam melakukan penelitian, yaitu merumuskan masalah yang akan diteliti. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam penelitian, karena semua jalannya penelitian akan dituntun oleh perumusan masalah. Tanpa perumusan masalah yang jelas, maka peneliti akan kehilangan arah dalam melakukan penelitian..


(60)

2. Studi Literature

Pada tahapan ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian pustaka, yaitu mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Tujuannya ialah untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti. Teori merupakan pijakan bagi peneliti untuk memahami persoalan yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah.

3. Menyusun Desain Penelitian

Apa yang dimaksud dengan menyusun desain penelitian? Desain penelitian khususnya dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif merupakan alat dalam penelitian dimana seorang peneliti tergantung dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian yang sedang dilakukan. Desain penelitian bagaikan alat penuntun bagi peneliti dalam melakukan proses penentuan instrumen pengambilan data, penentuan sample, koleksi data dan analisanya. Tanpa desain yang baik maka penelitian yang dilakukan akan tidak mempunyai validitas yang tinggi.

4. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka dilakukan survey terhadap keluarga yang tinggal di lokasi penelitian. yaitu dengan metode kuesioner yang dilakukan ke masing-masing responden yang dipilih secara acak. Salah satu cara yang populer dalam Ilmu Statistik untuk memperoleh sampel yang representatif adalah dengan cara simple random.


(61)

subjek dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel

5. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Software SPSS (Statistical Product and Service Solution) dan Microsoft Excel hasilnya adalah model regresi linear,dan model regresi linear berganda. Analisis Kategori

6. Analisa Data

Analisa dari model regresi yang diperoleh, harus diuji dengan beberapa pengujian yaitu:

 Koefisien korelasi

 Koefisien determinasi (R2)  Uji-F

 Uji-t

 Uji Validasi  Uji Linearitas  Sensitivitas Model


(62)

i

MULAI

Perumusan Masalah

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Data Primer:

 Jumlah keluarga (orang)  Pendidikan (jumlah keluarga yang

bersekolah)  Pendapatan (rupiah)

 Kepemilikan kendaraan (sepeda motor)  Kepemilikan kendaraan (mobil)  Jumlah pergerakan dalam sehari  Jumlah keluarga yang bekerja (orang)

Data Sekunder:

 Jumlah populasi penduduk kawasan perumahan menteng indah Medan Denai  Peta kecamatan Medan Denai

 Peta jaringan jalan di kecamatan Medan Denai

Pengolahan Data:

 Menentukan model analisa regresi linear dan berganda dengan menggunakan program. SPSS

 Menentukan jumlah pergerakan dengan Microsoft Excel (analisa kategori)

 Menentukan nilai koefisien determinasi serta nilai konstanta dan koefisien regresi setiap tahap untuk menentukan model terbaik

Analisa Data:

 Koefisien korelasi  Uji- f

 Uji- t

 Koefisien Determinasi (R2)  Uji Validasi

 Uji Linearitas  Sensitivitas Model

Kesimpulan dan Saran


(63)

III.3. Peralatan Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa blanko kuesioer dan alat tulis. Blanko kuesioner berisi tentang pertanyaan dan data yang harus diisi oleh responden. Untuk penulisan dan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software word dan excel serta program SPSS versi 16.0 (aplikasi statistik).

SPSS adalah sebuah program aplikasi yang memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis dengan menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami cara pengoprasiannya. Beberapa aktivitas dapat dilakukan dengan mudah menggunakan pointing dan cliking mouse. SPSS banyak digunakan dalam berbagai riset pemasaran,pengendalian dan perbaikan mutu (quality improvement), serta riset-riset sains.

Pada awalnya SPSS dibuat untuk keperluan pengolahan data statistik untuk ilmu-ilmu sosial, sehingga kepanjangan SPSS itu sendiri adalah Statistical package for the Social Sciens. Sekarang kemampuan SPSS diperluas untuk melayani berbagai jenis pengguna (user), seperti untuk proses produksi di pabrik, riset ilmu sains dan lainnya. Dengan demikian, sekarang kepanjangan dari SPSS Statistical Product and Service Solutions. .

III.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini diperoleh dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder.


(64)

 Jumlah keluarga (orang)

 Pendidikan (jumlah keluarga yang bersekolah)

 Pendapatan (rupiah)

 Kepemilikan kendaraan (sepeda motor)

 Kepemilikan kendaraan (mobil)

 Jumlah pergerakan dalam sehari

 Jumlah keluarga yang bekerja (orang)

 Data sekunder

 Jumlah populasi penduduk kawasan perumahan menteng indah Medan

Denai

 Peta kecamatan Medan Denai

 Peta jaringan jalan di kecamatan Medan Denai

Untuk memperoleh data primer , maka harus ada pembuatan kuesioner

III.4.1 Pembuatan Kuesioner

Kuesioner yang dibuat adalah kuesioner yang diperuntukkan sebagai alat pengumpulan data, dan kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu karakteristik rumah tangga dan karakteritik perjalanan.

Karakteristik Rumah Tangga


(65)

 Jumlah keluarga (orang)

 Pendidikan (jumlah keluarga yang bersekolah)  Pendapatan (rupiah)

 Kepemilikan kendaraan (mobil)  Jumlah pergerakan dalam sehari  Jumlah keluarga yang bekerja (orang)  Kepemilikan kendaraan (sepeda motor)

Karakteristik Perjalanan

Perjalanan yang dilakukan

Perjalanan yang dilakukan oleh penghuni perumahan adalah perjalanan yang berbasis rumah yaitu perjalanan yang berawal dan perumahan tersebut. Pada penelitian ini tujuan perjalanan yang diperhitungkan adalah perjalanan rutin dilakukan, seperti perjalanan ke tempat kerja, perjalanan ke sekolah dan lain- lain.

Moda yang dipakai

Moda yang dipakai dalam melakukan perjalanan juga menjadi faktor yang dibahas dalam penelitian ini. Perjalanan dilakukan dengan kenderaan pribadi atau dengan kendaraan umum merupakan karakteristik yang cukup penting mengingat pembebanannya yang berbeda pada jaringan jalan yang ada.

Waktu

Dalam Hal ini waktu yang dimaksud adalah waktu untuk memulai dan mengakhiri.


(66)

III.5. Penentuan Jumlah Sampel

Rumus (Dixon dan B. Leach)

N =(

��

)

2

n = jumlah sample.

Z = Confidence level ( tingkat kepercayaan )

Untuk itu dianggap bahwa confidence level (Z) adalah 95 %

Kita ketahui bahwa x ≡ Nor �,�2 �

Pr � − � � �+� =0,95 yang sama dengan Pr � �+� =0,025

Dari tabel Normal didapat;

Pr 1,96 = 0,025

Maka nilai interval keyakinan untuk 95% adalah 1,96

V = Vareabilitas yang dapat diperoleh dengan rumus

V = �(100− �)

� = persentase karakteristik sample yang dianggap benar. C = Confidence limit ( %)


(1)

Model analisis Regresi Linear Berganda R R2 Y= 0,214+0,490X3+0,527X5 0,604 0,364 Y = 0,796+ 0,558X4 0,590 0,348 Y= -0,195+0,643X4+0,715X5 0,774 0,600 Y = 0,959+ 0,548X5 0,390 0,152 Y= 0,340+0,342X5+2.020E-7X6 0,664 0,440 Y = 0, 653+ 2.254E-7X6 0,621 0,385

2. Nilai Koefisien Korelasi (R) yang dihasilkan model, yaitu: = 81,9% yang berarti bahwa korelasi Jumlah anggota keluarga (X1), jumlah kepemilikan kendaraan (mobil) (X2), jumlah kepemilikan kendaraan (motor) (X3), jumlah anggota keluarga yang bekerja (X4) dan jumlah anggota keluarga yang bersekolah (X5)= 81,9%.

3. Dari Uji Determinan, Uji-F dan Uji-T model yang lulus uji dari 3 pengujian tersebut adalah:

Y= -0,400+0,201X1+0,161X2+0,135X3+0,388X4+0,534X5 R2 = 0,670

4. Faktor yang mempengaruhi bangkitan pergerakan di Perumahan Menteng Indah adalah Jumlah anggota keluarga (X1), jumlah kepemilikan kendaraan (mobil) (X2), jumlah kepemilikan kendaraan (motor) (X3), jumlah anggota keluarga yang bekerja (X4) dan jumlah anggota keluarga yang bersekolah

(X5), yang terlihat dalam persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y= -0,400+0,201X1+0,161X2+0,135X3+0,388X4+0,534X5 R2 = 0,670


(2)

5. Nilai Koefisien Determinan (R2) yaitu sebesar 67%. Hal ini berarti jumlah produksi perjalanan yang dihasilkan oleh Perumahan Menteng Indah dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya sebesar 67%

6. Uji Validasi dan Linearitas dilakukan pada persamaan yang telah lulus ketiga pengujian tersebut maka persamaan regresi linear berganda ini dinyatakan valid dan memiliki bentuk linear.

7. Untuk uji Sensitivitas Model, dari grafik dapat dilihat variabel yang paling sensitif adalah jumlah anggota keluarga yang bekerja (X4)

8. Untuk analisa kategori, jumlah pergerakan yang dihasilkan oleh penghuni perumahan menteng indah adalah: 2929,705882 pergerakan/hari

9. nilai X1, X2, X3, X4, X5 diganti Uji untuk mendapatkan nilai Y (jumlah pergerakan). Maka diperoleh Y = 3150 pergerakan/hari pergerakan/hari sedangkan untuk metode analisa kategori jumlah pergerakan yang diperoleh adalah Y = 2929,705882 pergerakan/hari

10.Dari model yang sudah ada sebelumnya, maka model persamaan yang mendekati dengan model yang diperoleh adalah model Bangkitan Perjalanan Pada Perumahan Bougenville Di Palembang ( Jurnal Sipil, Vol. 5 No. 2, Maret 2011). Penelitian dari Hamdi menghasilkan persamaan: Y= 0,188+0,830X1-0,038X2+0,021X3+0,183X4 Dengan nilai nilai koefisien determinan (R)= 0,588 dan nilai F dihitung sebesar 48,517 serta t-hitung sebesar 6,793; 5,798; 6,785; 3,329, hasil dari uji koefisien determinan, uji T dan Uji F mendekati uji yang dihasilkan oleh penelitian ini yaitu Y= -0,400+0,201X1+0,161X2+0,135X3+0,388X4+0, 534X5. Koefisien determinan


(3)

0,670. Uji-t (thitung > ttabel) 4,465; 4,356; 3,563; 3,104; 2,203 > 2,015 Uji F Fhitung 32,107 > Ftabel 2,35

V.2 Saran

1. Untuk kelanjutan dari ― model perencanan transportasi empat tahap ― model persamaan dari bangkitan perjalanan (trip generation) ini dapat digunakan untuk penelitian distribusi pergerakan masa kini pada kawasan perumahan Menteng Indah di kecamatan Medan Denai. Apabila model distribusi pergerakan pada masa kini dapat ditentukan maka prediksi ditribusi pergerakan dimasa yang akan datang, akan mudah untuk diketahui.

2. Perlu diperbanyak jumlah sampel data agar tingkat kepercayaan yang diperoleh lebih baik lagi.

3. Untuk mendapatkan persamaan model bangkitan pergerakan yang lebih baik maka data harus divalidasi, artinya data-data yang tidak perlu harus dibuang dari tabulasi data, sehingga didapatkan persamaan regresi dengan koefisien determinasi yang lebih besar


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah O.K. Rahmat, R.A. (1994). Model Pengangkutan Bandar: Pendekatan Secara Teori dan Amali. Cetakan Pertama, Kuala Lumpur.

Amelia, Evie. (2004). Penentuan Model Bangkitan Pergerakan Pada Kawasan Perumahan Pinggiran Kota Medan: Studi Kasus Kawasan Sunggal Medan. Tesis. Universitas Sumatera Utara.

Black, J, 1981., Urban Transport Planning: Theory and Practice, Croom Helm, London.

Daniel. (2011). Analisa Bangkitan Perjalanan Pada Kecamatan Deli Tua. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Djuniati, Sri. 2004. Studi Perbandingan Variabel Yang Berpengaruh Pada Model Bangkitan Perjalanan Di kawasan Perumahan. J . sains dan Teknologi Vol 3. Universitas Riau.

Efrizal, muhammad. (2008). Model Bangkitan Pergerakan Beberapa Tipe Perumahan di Kota Pematangsiantar. Tesis. Universitas Sumatera Utara.

Hamdi, m. 2011. Bangkitan Perjalanan pada Perumahan Bougenville. Jurnal Sipil. Universitas Brawija.

Hasan, M. 1, 1999., Pokok - pokok Materi Statistik 2 : Statistik Inferensi, Edisi Pertama, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.


(5)

Hermanto, Edy. (2009) Bangkitan Pergerakan Perjalanan ke Tempat Kerja : Studi Kasus Perumahan Johor Indah Permai I medan. Tesis. Universitas Sumatera Utara.

Ismadarni. Model Bangkitan Pergerakan Zona Kecamatn Palu barat Kota Palu. Majalah Ilmiah Mektek.

J. Supranto, (1992) Sampling Untuk Pemeriksaan, UI Press, Jakarta.

Miro Fidel, (2002) Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga.

Morlok, E.K, (1995) Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Alih Bahasa : Hainim, J.K. Edisi Keempat, Er1angga,Jakarta.

Natan, P.S. (2010). Analisa Penghuni Perumahan di Sebelah Utara dan Sebelah Selatan Kota Medan: Studi Kasus kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Tuntungan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Sentosa, Leo, Mardani Sebayang dan Shanti Yunita. (2010). Model Perjalanan Keluarga Dengan Variabel Bebas Tunggal Pada Zona Perumahan Di Kelurahan Bukit Datuk Dumai. Media Teknik Sipil, Volume X. Universitas Riau.

Sutarto, Agung, Analisis Trip Generation Warga Perumahan Kawasan Hinterland. Jurnal Wahana. Universitas Negeri Semarang.

Tamin, O.Z. 1997. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Edisi Pertama, Penerbit ITB, Bandung.


(6)

Tamin, O. Z. (2000). Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Edisi Kedua Penerbit ITB, Bandung.

Warpani, S. (1981) Merencanakan Sistem Pengangkutan, Penerbit ITB, Bandung

Widyaningsih, Nunung. Pengertian Tentang Distribusi Normal (Lanjutan), Universitas Mercu Buana.

Yudha, R,Z. (2009). Model Bangkitan Pergerakan Keluarga Di Kawasan Perumahan Pusat Kota Langsa. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.