ANALISA DATA PRESSURE BUILD UP TEST DENG
ANALISA DATA PRESSURE BUILD UP TEST DENGAN
MENGGUNAKAN METODE HORNER UNTUK
MENGETAHUI PRODUKTIVITAS SUMUR-X
PROPOSAL TUGAS AKHIR
oleh
NURHILALIA
13010424
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2016
ANALISA DATA PRESSURE BUILDUP TEST DENGAN
MENGGUNAKAN METODE HORNER UNTUK
MENGETAHUI PRODUKTIVITAS SUMUR-X
PROPOSAL TUGAS AKHIR
oleh
NURHILALIA
13010424
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2016
ABSTRAK
Konfigurasi lubang bor menembus formasi serta geometri dan karakteristik
reservoirnya menyebabkan pola aliran fluida yang terjadi berbeda-beda. Dengan
memproduksi suatu sumur yang menghubungkan permukaan dengan reservoir,
akan menyebabkan ketidakseimbangan tekanan dalam reservoir, sehingga akan
menimbulkan gradien tekanan yang akan menyebabkan fluida dalam berpori itu
mengalir kesegala arah.
Tujuan utama well lesting adalah menentukan kemampuan suatu formasi
untuk menghasilkan fluida formasi atau dengan kata lain adalah menentukan
produktivitas suatu sumur. Suatu perencanaan, pengoperasian dan analisa well
testing yang akurat dapat melengkapi informasi tentang permeabilitas formasi,
derajat kerusakan sumur bor atau stimulasinya, tekanan reservoir, kemungkinan
batas-batas reservoir dan heterogenitas formasi.
Pengujian sumur dengan Pressure Build Up untuk pengujian tekanan
transien yang paling dikenal dan banyak dilakukan orang, pada dasarnya pengujian
ini dilakukan pertama-tama dengan memproduksi sumur selama suatu selang waktu
tertentu dengan laju aliran yang tetap (konstan), kemudian menutup sumur tersebut.
Penutupan sumur mi menyebabkan naiknya tekanan yang dicatat sebagai fungsi
waktu (tekanan yang dicatat ini biasanya adalah tekanan dasar sumur). Analisa yang
digunakan adalah analisa manual dengan Horner Plot. Hasil analisa pressure build
up test akan menghasilkan parameter reservoir, seperti tekanan reservoir awal (Pi),
Permeabilitas (K), skin factor (kerusakan atau perbaikan formasi), radius
investigation (Ri), flow efficiency (FE) dan parameter – parameter lain yang
berguna untuk mengembangkan lapangan tersebut.
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISA DATA PRESSURE BUILDUP TEST DENGAN
MENGGUNAKAN METODE HORNER UNTUK
MENGETAHUI PRODUKTIVITAS SUMUR-X
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Oleh
Nurhilalia
13010424
Disetujui Untuk Program Studi Teknik Perminyakan
Akademi Minyak dan Gas Balongan
Indramayu,
Oktober 2016
Pembimbing I
Arief Rahman M.Si
NURHILALIA
Kp Belendung No.66 RT/RW 021/007
Desa Kedung Pengawas Kec. Babelan
Kab. Bekasi, Bekasi Utara
INDONESIA
Mobile phone 089 654 733 384
Email: [email protected]
CURICULUM VITAE
NURHILALIA
Personal Information
Place and Date of Birth
Sex
Marial status
Religion
Heigh, weight
Health
Nationality
Address
: Bekasi, June 22nd 1996
: Female
: Single
: Moslem
: 155 cm, 50 kg
: Excellent
: Indonesian
: Kp. Belendung No. 66 RT/TW 021/007
Desa kedung Pengawas, Kec Babelan Kab.
Mobile phone
Email
Bekasi, Bekasi Utara, Indonesia.
: 089 654 733 384
: [email protected]
Education
2014 - Now
2011 - 2014
2008 - 2011
2002 - 2008
: Bachelor of Engineering, Petroleum Engineering “Akademi
Minyak dan Gas Balongan”, Indramayu.
: Senior High School SMAN 1 Babelan
: Junior High School SMPN 1 Babelan
: Elementary School SDN Kedung Pengawas 01
Personal Practice Experience
2016
2016
2016
2015
2015
2014
2014
2014
: Formation Assessment practice, expressed PASS value “B”
: Drilling Mud Analysis practice, expressed PASS value “B”
: Reservoir Fluid Analysis practice, expressed PASS value “B”
: Basic Chemistry II practice, expressed PASS value “B”
: Basic Physics II practice, expressed PASS value “B”
: Basic Geology practice, expressed PASS value “B”
: Basic Chemistry I practice, expressed PASS value “A”
: Basic Physics I practice, expressed PASS value “B”
Skills
Computer
Windows
Microsoft Office
Internet
Language :
Indonesia (Written and spoken)
English (Written )
Driving :
Motorcycle
Activities and Interest
Active in social organisation PERS Balongan Oil and Gas Academy
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
nikmat dan karunianya, tidak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada kedua
orang tua, sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan proposal tugas akhir
ini dengan judul “ANALISA DATA PRESSURE BUILD UP TEST DENGAN
MENGGUNAKAN
METODE
HORNER
UNTUK
MENGETAHUI
PRODUKTIVITAS SUMUR-X”.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan propasl ini, yaitu :
1. Ir. Hj. Hanifah Handayani, M.T selaku Ketua Yayasan Bina Islamy.
2. Drs. H. Nahdudin Islami, M.Si selaku Direktur Akamigas Balongan.
3. Dwi Arifianto, S.T selaku Ketua Program Studi Teknik Perminyakan.
4. Arief Rahman M.Si selaku dosen pembimbing I dalam tugas akhir ini.
5. Bapak Misan Supriyanto, S.E dan Ibu Maryanih, S.Pd.I selaku orang tua
penulis yang telah memberikan motivasi dan semangat belajar serta dukungan
moril maupun material
Penulis menyadari dalam penulisan ini masih terdapat kekurangan, maka
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan.
Indramayu,
Oktober 2016
Penulis
I.
JUDUL
Analisa Data Pressure Buildup Test dengan Metode Horner untuk
Mengetahui Kondisi Produktivitas Sumur -X.
II.
LATAR BELAKANG
Informasi yang dapat dipercaya tentang keadaan reservoir sangat
penting dalam teknik perminyakan, reservoir engineer harus mempunyai
informasi yang cukup tentang reservoir untuk dianalisa kemampuan dan
untuk memperkirakan produksi dalam berbagai keadaan produksi.
Production engineer harus mengetahui kondisi dari produksi dan sumur
injeksi untuk mendapatkan kemampuan terbaik dari reservoir. Maka
dilakukanlah uji sumur atau yang biasa disebut well testing, kebanyakan dari
informasi itu didapatkan dari pressure transient test, seperti pressure
buildup, pressure drawdown, injectivity, fall off, dan interference. Semua
tes tersebut merupakan bagian penting dari reservoir dan production
engineer .
Permasalahan yang sering muncul ketika produksi adalah penurunan
tekanan reservoir yang menyebabkan penurunan produksi, karena hal
tersebut maka dilakukan uji sumur agar diketahui apakah ada perubahan
kondisi disekitar lubang sumur dan kondisi produktivitas sumur tersebut.
Produktivitas sumur yang terjadi gangguan pada kondisi formasi biasanya
dinyatakan secara grafis, yaitu dengan kurva inflow performance
relationship (IPR) metode standing. Metode Standing digunakan untuk
mengetahui bentuk kurva inflow performance relationship (IPR) pada
sumur yang telah terjadi perubahan kondisi formasi (FE ≠ 1) dimana
tekanan alir dasar sumur dipengaruhi dengan perubahan effisiensi aliran.
Untuk mengidentifikasi kondisi diatas, salah satu program yang
dilakukan adalah melalui pengujian tekanan sumur dalam selang waktu
tertentu dengan laju aliran yang tetap, kemudian menutup sumur tersebut
sehingga tekanan statik dasar menjadi naik yang dikenal dengan pengujian
sumur Pressure Buildup (PBU) Test. Pressure Buildup Test ini dianalisa
dengan menggunakan metode Horner. Metode Horner merupakan
hubungan antara tekanan statik penutupan sumur terhadap waktu penutupan
dalam skala semi logaritma.
Rumusan masalah dari latar belakang di atas adalah menentukan
besar tekanan dasar flowing dan tekanan dasar static pada sumur.
Menganalisa Pressure Buildup Test dengan metode Horner untuk
mengidentifikasi kondisi formasi disekitar lubang sumur dan untuk
mengetahui produktivitas sumur yang mengalami perubahan kondisi
terhadap kondisi normal.
III.
TUJUAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai sehubungan dengan pelaksanaan
tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
3.1 Tujuan Umum
1. Mengetahui informasi mengenai gambaran pelaksanaan pekerjaan di
perusahaan tempat tugas akhir berlangsung.
2. Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan.
3. Meningkatkan daya kreativitas dan keahlian Mahasiswa.
4. Melatih kepekaan Mahasiswa untuk mencari solusi masalah yang
dihadapi didalam dunia industri atau dunia kerja.
5. Memahami pekerjaan dalam well testing yang ada di perusahaan.
3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui cara menganalisa Pressure Build Up Test secara manual
dengan metode Horner.
2. Mengetahui karakteristik formasi dari sumur seperti, permeabilitas,
factor skin, tekan mula-mula, flow efficiency, produktifity indeks,
serta kerusakan pada formasi, berdasarkan analisa Pressure Build
Up Test secara manual dengan menggunakan metode Horner.
3. Mengidentifikasi produktifitas sumur yang mengalami perubahan
kondisi.
IV.
DASAR TEORI
4.1
Well Testing
Pengujian sumur atau yang dikenal luas dengan Well Testing
adalah tes yang dilakukan pada sumur untuk menentukan kemampuan
suatu lapisan atau formasi untuk memproduksi fluida reservoir.
Berkaitan dengan data geologi dan geophysics, hasil dari pengujian
sumur digunakan untuk membuat model reservoir yang berguna untuk
memprediksi kelakuan sumur dan sifat fluida. Kualitas dari
kesinambungan antara sumur dan reservoir mengindikasikan
kemungkinan untuk meingkatkan produktifitas sumur.
Interpretasi data well testing dapat dilakukan berdasarkan
model analisis sederhana. Metodologi pengujian sumur dapat
digambarkan sebagai berikut: pengujian tekanan dilakuakan dengan
memberikan setidaknya satu gangguan pada laju alir. Reaksi dari
tekanan ini diamati setiap saat dengan mencatat tekanan lubang bor
selama pengujian berlangsung. Apabila perubahan tekanan tadi diplot
dengan suatu fungsi waktu, maka akan dapat dianalisa pola aliran
yang terjadi dan juga besaran besaran dan karakteristik formasi yang
diuji.
4.2
Tipe Pengujian Sumur (Well Test Type)
A. Pressure Drawdown Test
Pressure Drawdown Test adalah suatu teknik pengujian
yang
dilakukan
mempertahankan
dengan
laju
jalan
produksi
membuka
tetap
sumur
selama
dan
pengujian
berlangsung. Tujuan dari Drawdown Test biasanya meliputi
perkiraan permeabilitas, skin factor , dan kadang-kadang volume
reservoir. Pengujian ini dapat dilakukan pada sumur baru, dan
sumur-sumur yang telah lama ditutup.
B. Interference Test
Tujuan utama tes ini yaitu untuk menentukan apakah antara
dua atau lebih sumur mempunyai suatu komunikasi tekanan.
C. Drill Stream Test ( DST )
Drill Strem Test dilakukan setelah pemboran selesai dan
dilaksanakan sebelum perforasi dilakukan, jadi sebelum fluida
diproduksikan. Dilakukannya DST juga untuk mengetahui isi
kandungan dari formasi yang telah diperforasi.
D. Pressure Buildup Test
Pressure Buildup Test adalah pengujian yang dilakukan
pertama-tama dengan memproduksi sumur selama selang waktu
tertentu dengan laju alir yang tetap, kemudian menutup sumur
tesebut. Penutupan ini menyebabkan naiknya tekanan yang tercatat
sebagi fungsi waktu.
4.3
Pressure Build-Up (PBU)
Uji pressure build-up merupakan teknik uji sumur yang
paling sering dilakukan dan juga lebih dikenal dalam uji pressure
transient. Pengujian diawali dengan memproduksikan sumur pada
laju alir yang konstan, dilanjutkan dengan penutupan sumur dan
diakhiri dengan mencatat kenaikan tekanan dasar sumur sebagai
fungsi waktu penutupan. Penutupan sumur ini menyebabkan
naiknya tekanan yang dicatat sebagai fungsi waktu (tekanan yang
dicatat ini biasanya adalah tekanan dasar sumur). Tujuan dari
melakukan Pressure Build-up test yaitu untuk menentukan
permeabilitas formasi (K), untuk menentukan adanya karakteristik
kerusakan atau perbaikan formasi (faktor skin), untuk menentukan
produktivitas formasi (PI), dan untuk menentukan tekanan statis
(P*) dan tekanan rata-rata reservoir.
Analisis uji pressure buildup didasarkan pada prinsip
superposisi dan telah dikembangkan oleh Horner (plot semilog
konvensional). Pada prinsip dasarnya adalah memplot tekanan
terhadap suatu fungsi waktu.
4.3.1
Prinsip Superposisi
Teori yang mendasari secara matematis
menyatakan bahwa penjumlahan dari solusi-solusi individu
suatu persamaan differential linier berorde dua adalah juga
merupakan solusi dari persamaan tersebut. Misalkan suatu
kasus dimana sebuah sumur berproduksi dengan seri laju
produksi tetap untuk setiap selang waktu.
Untuk menentukan tekanan lubang sumur (Pwf) pada
tn sewaktu laju saat itu qn, dapat dipakai prinsip superposisi
dengan metode sebagai berikut :
q1 dianggap berproduksi selama tn
q2 dianggap berproduksi selama tn – t1
q3 dianggap berproduksi selama tn – t2
q4 dianggap berproduksi selama tn – t3
...
..... - .....
qn dianggap berproduksi selama tn – tn-1
Gambar 4.1
Sejarah Produksi Berdasarkan Laju Alir dan Tekanan Dasar Alir Sumur
dengan Fungsi Waktu (Abdansyah, doddy; “Analisa Transient Tekanan”, ITB
Bandung 1995)
4.3.2
Karakteristik Kurva Pressure Build Up Test
Karakteristik kurva Pressure Buildup Test berdasarkan
radius of investigation secara logika kita dapat membagi tiga
bagian :
1. Segmen Data Awal (Early Time Region)
2. Segmen Data Tengah (Middle Time region)
3. Segmen Data Lanjut (Late Time Region),
Gambar 4.2
Grafik Pressure Build Up Test Sebenarnya (Abdansyah, doddy;
“Analisa Transient Tekanan”, ITB Bandung 1995)
1. Segmen Data Awal (Early Time)
Mula-mula sumur ditutup, pressure buildup test
memasuki segmen data awal, dimana aliran didominasi oleh
adanya pengaruh wellbore storage, skin dan phase segregation
(gas hump). Bentuk kurva yang dihasilkan oleh bagian ini
merupakan garis melengkung pada kertas semilog, dimana
mencerminkan penyimpangan garis lurus akibat adanya
kerusakan formasi di sekitar lubang sumur atau adanya pengaruh
wellbore storage.
2. Segmen Waktu Pertengahan (Middle Times)
Dengan bertambahnya waktu, radius pengamatan akan
semakin jauh menjalar kedalam formasi. Setelah pengaruh data
awal terlampaui maka tekanan akan masuk bagian waktu
pertengahan. Pada saat inilah reservoir bersifat infinite acting
dimana garis lurus pada semilog terjadi. Dengan garis lurus ini
dapat ditentukan beberapa parameter reservoir yang penting,
seperti: kemiringan garis atau slope (m), permeabilitas effiktif
(k), storage capacity (kh), faktor kerusakan formasi (s), tekanan
rata-rata reservoir.
3. Segmen Waktu Lanjut (Late Times)
Bagian akhir dari suatu kurva setara tekanan adalah
bagian waktu lanjut (late times) yang dinampakan dengan
berlangsungnya garis lurus semilog mencapai batas akhir sumur
yang diuji dan adanya penyimpangan kurva garis lurus. Hal ini
disebabkan karena respon tekanan sudah dipengaruhi oleh
kondisi batas reservoir dari sumur yang diuji atau pengaruh
sumur-sumur produksi maupun injeksi yang berada disekitar
sumur yang diuji. Periode ini merupakan selang waktu diantara
periode transient (peralihan) dengan awal periode semi steady
state. Selang waktu ini adalah sangat sempit atau kadang-kadang
hampir tidak pernah terjadi.
4.4
Wellbore Storage
Pengaruh dari wellbore storage effect akan mendominasi data
awal dari suatu pengujian sumur, dimana lamanya pengaruh wellbore
storage ini tergantung dari pada ukuran maupun konfigurasi lubang bor
serta sifat fisik fluida maupun formasinya.
Gambar 4.3
Wellbore Storage Effect
(http://andiraffiwan13.blogspot.co.id/2013/03/apakah-yang-dimaksud-
dengan-wellbore.html)
Untuk menentukan lamanya wellbore storage effect adalah
dengan cara menarik garis lurus 45◦ pada grafik log-log antara ∆P (PsPwf) vs ∆t. Tentukan titik awal penyimpangan dan ukur 1 cycle dan
titik tersebut merupakan awal dan tekanan yang tidak dipengaruhi oleh
wellbore storage.
4.5 Langkah Kerja Metode Horner
Metode Horner adalah berdasarkan hubungan antara transient
tekanan statik dengan fungsi dari waktu dalam skala logaritma. Analisa
dengan metode horner secara manual yaitu dengan cara memplot data
tekanan (P pada saat penutupan sumur (shut-in) vs Horner time
((tp+∆t)/∆t), dan plot ini didapatkan harga m(P) dan P*. Penggunaan
metode horner secara manual dalam penerapannya sering kali dijumpai
kesulitan, terutama bila data tekanan sebagian besar didominasi oleh
efek
wellbore
storage
dan
skin
efek sehingga
tidak
dapat
menginterpretasikan sifat reservoir yang sebenarnya.
Tahapan-tahapan interpretasi Pressure build-up test dengan
menggunakan metode Horner adalah sebagai berikut:
1. Siapkan data-data pendukung, antara lain:
Kumulatif Produksi
Produksi rata-rata (q)
Porositas (Ø)
Kompresibilitas Batuan (Ct)
Jari – jari sumur (Rw)
Faktor Volume Formasi Gas (Bg)
Viskositas fluida (μ)
Ketebalan lapisan formasi (h)
2. Buat table data uji tekanan dasar (Pws), waktu penutupan (∆t),
Horner time ((tp+∆t)/∆t) dan Pws-Pwf dimana Pwf adalah tekanan
dasar sumur pada waktu t = 0
3. Plot antara ∆P = (Pws – Pwf) vs log t pada kertas log-log. Garis lurus
dengan kemiringan 45o (slope =1) pada data awal menunjukkan
adanya pengaruh wellbore storage. Dan garis ini, tetukan titik awal
penyimpangan dan ukur 1-1.5 cycle dan titik tersebut untuk
menentukan awal dan tekanan yang tidak terpengaruh oleh wellbore
storage.
4. Pengaruh wellbore storage terlihat dengan adanya unit slope yang
dibentuk oleh data awal. Dan unit slope tersebut dapat diperkirakan
wellbore storage coefficient (cs) dalam satuan bbl/psi.
5. Buatlah horner plot antara log ((tp+∆t)/∆t) vs P Tank garis lurus
dimulai dari data yang tidak dipengaruhi oleh wellbore storage.
Tentukan sudut kemiringan (m)
dicari dengan harga kenaikan
tekanan (∆P) untuk setiap satu log cycle. P* diperoleh dengan
mengekstrapolasi garis lurus tersebut sehingga mencapai harga
waktu penutpan (∆t) tak terhingga atau harga ((tp+∆t)/∆t) = 1
6. Hitung harga permeabilitas (k) dengan persamaan:
K=
57.920
��� �
���ℎ
.............................................. (persamaan 4.1)
Keterangan :
7.
k
= permeabilitas, md
q
= laju produksi flida minyak, bfpd
µ
= viskositas fluida minyak, cp
Bo
= factor volume formasi minyak
h
= ketebalan lapisan, ft
m
= slope, psi/cycle
Baca Pws pada ∆t = 1 jam, dimana tekanan 1 jam langsung diperoleh
dari kurva Horner dari waktu 1 jam dengan perpotongan perpanjangan
garis ektrapolasi pada saat menetukkan P*
8.
Menentukan slope (m), dimana slope merupakan kemiringan dari
bagianlinier dari grafi tekanan slope (m) ini dicari dengan membaca
harga kenaikan tekanan penutupan sumur untuk setiap satu log cycle.
9.
Hitung harga factor skin dengan persamaan:
S= . 5
� ℎ�� −���
�
Keterangan :
− ���
�
Ø �� � ��
+ .
S
= Skin Factor
k
= permeabilitas, mD
µ
= viskositas minyak, cp
Ф
= porositas batuan
Rw
= radius sumur, ft
Ct
= Kompresibilitas total, psi-1
P1hour
= Tekanan 1 jam, psi
(Persamaan 4.2)
Menurut Horner dalam metode yang dikembangkan olehnya,
mengklasifikasikan nilai dari skin, yaitu :
S = + (positif), mengindikasikan adanya kerusakan formasi.
S = 0 (nol), menyatakan dalam kondisi normal.
S = - (negatif), terindikasi adanya perbaikan formasi.
10. Menghitung harga Pskin untuk menunjukan besar kehilangan
tekanan yang tejadi pada daerah skin. Sedangkan adanya hambatan
aliran yang terjadi pada formasi produktif akibat adanya skin effect,
biasanya diterjemahkan kepada besarnya penurunan tekanan, ΔPs
ditentukan menggunakan persamaan :
ΔPs = 0.87 m s , psi .......................................... (Persamaan 4.3)
Keterangan :
∆Pskin
= penurunan tekanan reservoir, psi
m
= kemiringan, psi/cycle
S
= faktor skin
11. Hitung Flow Efficiency (FE) dengan persamaan :
FE =
∗ −���− ∆�
� ∗ −���
............................................... (Persamaan 4.4)
Keterangan :
FE
= effisiensi aliran
P*
= tekanan statik mula-mula, psi
Pwf
= tekanan aliran dasar sumur, psi
∆Pskin
= penurunan tekanan reservoir, psi
FE = 1, menunjukan sumur dalam kondisi normal
FE < 1, sumur mengecil akibat adanya kerusakan.
FE > 1, sumur telah mengalami perbaikan
12. Hitung Productivity Index (PI) merupakan perbandingan antara laju
produksi harian terhadap perbedaan tekanan. PI dapat ditentukan
dengan persamaan :
PI =
q
P* -Pwf-∆Pskin
.......................................... (Persamaan 4.5)
Sedangkan pada kondisi actual disebut PIactual, yang dirumuskan
sebagai berikut :
PI =
q
...................................................... (Persamaan 4.6)
P* -Pwf
Keterangan :
PI
= produktivitas indeks, bfpd/psi
P*
= tekanan statik mula-mula, psi
Pwf
= tekanan aliran dasar sumur, psi
q
= laju produksi fluida minyak, bfpd
∆Pskin
= penurunan tekanan reservoir, psi
13. Menghitung Radius of investigation (ri) dengan persamaan:
k.t
ri = 0,03 √
........................................... (Persamaan 4.7)
.µ.Ct
Keterangan :
k
= permeabilitas, mD
t
= waktu
V.
Ф
= porositas batuan
µ
= viskositas minyak, cp
Ct
= kompresibilitas total, psi -1
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam melaksanakan tugas akhir, Mahasiswa diharapkan mampu
menganalisa suatu kasus dan membuat rekomendasi untuk perbaikan
kedepannya, dalam hal ini adalah mengenai analisa terhadap sumur dan
rekomendasi untuk perbaikan sumur yang belum efektif.
Untuk mendukung tugas akhir dan kajian yang akan dilakukan, maka
dapat dilakukan beberapa metode pelaksanaan, antara lain :
5.1
Orientasi Lapangan
Dimana data yang di peroleh dari penelitian secara langsung
tentang kegiatan dan proses well testing. Bedasarkan penelitian itulah
penulis mendapatkan data-data yang akan menjadi sumber dalam
pembuatan laporan.
5.2
Penacarian Informasi
Data-data yang di dapat dari konsultasi langsung dengan
pembimbing lapangan maupun dengan operator yang bersangkutan.
5.3
Studi Literatur
Merupakan data yang diperoleh dari buku-buku atau hand book
sebagai bahan tambahan dalam penyusunan laporan yang berkaitan
dengan topik yang di tulis.
VI.
RENCANA KEGIATAN
Time Schedule
Ada pun waktu yang ingin diajukan penulis untuk melakukan tugas
akhir ini lamanya yaitu selama satu bulan, terhitung dari bulan November
s/d Desember 2016.
Berikut rincian kegiatan selama tugas akhir dilaksanakan :
Minggu
No.
Rencana kegiatan
I
VII.
1.
Pengenalan tentang profil
dan tempat tugas akhir.
2.
Pengenalan teori.
3.
Pengambilan Data
4.
Analisa Data & Evaluasi
Data
5.
Penyusunan Laporan
Tugas Akhir
II
III
IV
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam analisa Pressure Buildup Test untuk mengetahui adanya
kerusakan atau perbaikan dilihat dari nilai skin factor , yang bernilai
positif menandakan formation damage dan yang bernilai negatif
menandakan stimulation.
2. Dalam analisa Pressure Buildup Test ditentukan besar tekanan dasar
flowing dan tekanan dasar static pada sumur.
3. Menganalisa pressure buildup test dengan metode Horner untuk
mengidentifikasi kondisi formasi disekitar lubang sumur serta
produktivitas sumur yang mengalami perubahan kondisi terhadap
kondisi normal.
DAFTAR PUSTAKA
Chaudhry, Amanat. U. 2003. Gas Well Tesing Handbook.Texas
Lee, John. 1982.Well Testing John Lee. New York: Society of Petroleum
Engginers of AIME
Mujihandono, D. Subyar. 2016. “Materi Kuliah Teknik Reservoir ”.
Indramayu: Akamigas Balongan
LAMPIRAN
MENGGUNAKAN METODE HORNER UNTUK
MENGETAHUI PRODUKTIVITAS SUMUR-X
PROPOSAL TUGAS AKHIR
oleh
NURHILALIA
13010424
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2016
ANALISA DATA PRESSURE BUILDUP TEST DENGAN
MENGGUNAKAN METODE HORNER UNTUK
MENGETAHUI PRODUKTIVITAS SUMUR-X
PROPOSAL TUGAS AKHIR
oleh
NURHILALIA
13010424
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2016
ABSTRAK
Konfigurasi lubang bor menembus formasi serta geometri dan karakteristik
reservoirnya menyebabkan pola aliran fluida yang terjadi berbeda-beda. Dengan
memproduksi suatu sumur yang menghubungkan permukaan dengan reservoir,
akan menyebabkan ketidakseimbangan tekanan dalam reservoir, sehingga akan
menimbulkan gradien tekanan yang akan menyebabkan fluida dalam berpori itu
mengalir kesegala arah.
Tujuan utama well lesting adalah menentukan kemampuan suatu formasi
untuk menghasilkan fluida formasi atau dengan kata lain adalah menentukan
produktivitas suatu sumur. Suatu perencanaan, pengoperasian dan analisa well
testing yang akurat dapat melengkapi informasi tentang permeabilitas formasi,
derajat kerusakan sumur bor atau stimulasinya, tekanan reservoir, kemungkinan
batas-batas reservoir dan heterogenitas formasi.
Pengujian sumur dengan Pressure Build Up untuk pengujian tekanan
transien yang paling dikenal dan banyak dilakukan orang, pada dasarnya pengujian
ini dilakukan pertama-tama dengan memproduksi sumur selama suatu selang waktu
tertentu dengan laju aliran yang tetap (konstan), kemudian menutup sumur tersebut.
Penutupan sumur mi menyebabkan naiknya tekanan yang dicatat sebagai fungsi
waktu (tekanan yang dicatat ini biasanya adalah tekanan dasar sumur). Analisa yang
digunakan adalah analisa manual dengan Horner Plot. Hasil analisa pressure build
up test akan menghasilkan parameter reservoir, seperti tekanan reservoir awal (Pi),
Permeabilitas (K), skin factor (kerusakan atau perbaikan formasi), radius
investigation (Ri), flow efficiency (FE) dan parameter – parameter lain yang
berguna untuk mengembangkan lapangan tersebut.
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISA DATA PRESSURE BUILDUP TEST DENGAN
MENGGUNAKAN METODE HORNER UNTUK
MENGETAHUI PRODUKTIVITAS SUMUR-X
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Oleh
Nurhilalia
13010424
Disetujui Untuk Program Studi Teknik Perminyakan
Akademi Minyak dan Gas Balongan
Indramayu,
Oktober 2016
Pembimbing I
Arief Rahman M.Si
NURHILALIA
Kp Belendung No.66 RT/RW 021/007
Desa Kedung Pengawas Kec. Babelan
Kab. Bekasi, Bekasi Utara
INDONESIA
Mobile phone 089 654 733 384
Email: [email protected]
CURICULUM VITAE
NURHILALIA
Personal Information
Place and Date of Birth
Sex
Marial status
Religion
Heigh, weight
Health
Nationality
Address
: Bekasi, June 22nd 1996
: Female
: Single
: Moslem
: 155 cm, 50 kg
: Excellent
: Indonesian
: Kp. Belendung No. 66 RT/TW 021/007
Desa kedung Pengawas, Kec Babelan Kab.
Mobile phone
Bekasi, Bekasi Utara, Indonesia.
: 089 654 733 384
: [email protected]
Education
2014 - Now
2011 - 2014
2008 - 2011
2002 - 2008
: Bachelor of Engineering, Petroleum Engineering “Akademi
Minyak dan Gas Balongan”, Indramayu.
: Senior High School SMAN 1 Babelan
: Junior High School SMPN 1 Babelan
: Elementary School SDN Kedung Pengawas 01
Personal Practice Experience
2016
2016
2016
2015
2015
2014
2014
2014
: Formation Assessment practice, expressed PASS value “B”
: Drilling Mud Analysis practice, expressed PASS value “B”
: Reservoir Fluid Analysis practice, expressed PASS value “B”
: Basic Chemistry II practice, expressed PASS value “B”
: Basic Physics II practice, expressed PASS value “B”
: Basic Geology practice, expressed PASS value “B”
: Basic Chemistry I practice, expressed PASS value “A”
: Basic Physics I practice, expressed PASS value “B”
Skills
Computer
Windows
Microsoft Office
Internet
Language :
Indonesia (Written and spoken)
English (Written )
Driving :
Motorcycle
Activities and Interest
Active in social organisation PERS Balongan Oil and Gas Academy
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
nikmat dan karunianya, tidak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada kedua
orang tua, sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan proposal tugas akhir
ini dengan judul “ANALISA DATA PRESSURE BUILD UP TEST DENGAN
MENGGUNAKAN
METODE
HORNER
UNTUK
MENGETAHUI
PRODUKTIVITAS SUMUR-X”.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan propasl ini, yaitu :
1. Ir. Hj. Hanifah Handayani, M.T selaku Ketua Yayasan Bina Islamy.
2. Drs. H. Nahdudin Islami, M.Si selaku Direktur Akamigas Balongan.
3. Dwi Arifianto, S.T selaku Ketua Program Studi Teknik Perminyakan.
4. Arief Rahman M.Si selaku dosen pembimbing I dalam tugas akhir ini.
5. Bapak Misan Supriyanto, S.E dan Ibu Maryanih, S.Pd.I selaku orang tua
penulis yang telah memberikan motivasi dan semangat belajar serta dukungan
moril maupun material
Penulis menyadari dalam penulisan ini masih terdapat kekurangan, maka
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan.
Indramayu,
Oktober 2016
Penulis
I.
JUDUL
Analisa Data Pressure Buildup Test dengan Metode Horner untuk
Mengetahui Kondisi Produktivitas Sumur -X.
II.
LATAR BELAKANG
Informasi yang dapat dipercaya tentang keadaan reservoir sangat
penting dalam teknik perminyakan, reservoir engineer harus mempunyai
informasi yang cukup tentang reservoir untuk dianalisa kemampuan dan
untuk memperkirakan produksi dalam berbagai keadaan produksi.
Production engineer harus mengetahui kondisi dari produksi dan sumur
injeksi untuk mendapatkan kemampuan terbaik dari reservoir. Maka
dilakukanlah uji sumur atau yang biasa disebut well testing, kebanyakan dari
informasi itu didapatkan dari pressure transient test, seperti pressure
buildup, pressure drawdown, injectivity, fall off, dan interference. Semua
tes tersebut merupakan bagian penting dari reservoir dan production
engineer .
Permasalahan yang sering muncul ketika produksi adalah penurunan
tekanan reservoir yang menyebabkan penurunan produksi, karena hal
tersebut maka dilakukan uji sumur agar diketahui apakah ada perubahan
kondisi disekitar lubang sumur dan kondisi produktivitas sumur tersebut.
Produktivitas sumur yang terjadi gangguan pada kondisi formasi biasanya
dinyatakan secara grafis, yaitu dengan kurva inflow performance
relationship (IPR) metode standing. Metode Standing digunakan untuk
mengetahui bentuk kurva inflow performance relationship (IPR) pada
sumur yang telah terjadi perubahan kondisi formasi (FE ≠ 1) dimana
tekanan alir dasar sumur dipengaruhi dengan perubahan effisiensi aliran.
Untuk mengidentifikasi kondisi diatas, salah satu program yang
dilakukan adalah melalui pengujian tekanan sumur dalam selang waktu
tertentu dengan laju aliran yang tetap, kemudian menutup sumur tersebut
sehingga tekanan statik dasar menjadi naik yang dikenal dengan pengujian
sumur Pressure Buildup (PBU) Test. Pressure Buildup Test ini dianalisa
dengan menggunakan metode Horner. Metode Horner merupakan
hubungan antara tekanan statik penutupan sumur terhadap waktu penutupan
dalam skala semi logaritma.
Rumusan masalah dari latar belakang di atas adalah menentukan
besar tekanan dasar flowing dan tekanan dasar static pada sumur.
Menganalisa Pressure Buildup Test dengan metode Horner untuk
mengidentifikasi kondisi formasi disekitar lubang sumur dan untuk
mengetahui produktivitas sumur yang mengalami perubahan kondisi
terhadap kondisi normal.
III.
TUJUAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai sehubungan dengan pelaksanaan
tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
3.1 Tujuan Umum
1. Mengetahui informasi mengenai gambaran pelaksanaan pekerjaan di
perusahaan tempat tugas akhir berlangsung.
2. Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan.
3. Meningkatkan daya kreativitas dan keahlian Mahasiswa.
4. Melatih kepekaan Mahasiswa untuk mencari solusi masalah yang
dihadapi didalam dunia industri atau dunia kerja.
5. Memahami pekerjaan dalam well testing yang ada di perusahaan.
3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui cara menganalisa Pressure Build Up Test secara manual
dengan metode Horner.
2. Mengetahui karakteristik formasi dari sumur seperti, permeabilitas,
factor skin, tekan mula-mula, flow efficiency, produktifity indeks,
serta kerusakan pada formasi, berdasarkan analisa Pressure Build
Up Test secara manual dengan menggunakan metode Horner.
3. Mengidentifikasi produktifitas sumur yang mengalami perubahan
kondisi.
IV.
DASAR TEORI
4.1
Well Testing
Pengujian sumur atau yang dikenal luas dengan Well Testing
adalah tes yang dilakukan pada sumur untuk menentukan kemampuan
suatu lapisan atau formasi untuk memproduksi fluida reservoir.
Berkaitan dengan data geologi dan geophysics, hasil dari pengujian
sumur digunakan untuk membuat model reservoir yang berguna untuk
memprediksi kelakuan sumur dan sifat fluida. Kualitas dari
kesinambungan antara sumur dan reservoir mengindikasikan
kemungkinan untuk meingkatkan produktifitas sumur.
Interpretasi data well testing dapat dilakukan berdasarkan
model analisis sederhana. Metodologi pengujian sumur dapat
digambarkan sebagai berikut: pengujian tekanan dilakuakan dengan
memberikan setidaknya satu gangguan pada laju alir. Reaksi dari
tekanan ini diamati setiap saat dengan mencatat tekanan lubang bor
selama pengujian berlangsung. Apabila perubahan tekanan tadi diplot
dengan suatu fungsi waktu, maka akan dapat dianalisa pola aliran
yang terjadi dan juga besaran besaran dan karakteristik formasi yang
diuji.
4.2
Tipe Pengujian Sumur (Well Test Type)
A. Pressure Drawdown Test
Pressure Drawdown Test adalah suatu teknik pengujian
yang
dilakukan
mempertahankan
dengan
laju
jalan
produksi
membuka
tetap
sumur
selama
dan
pengujian
berlangsung. Tujuan dari Drawdown Test biasanya meliputi
perkiraan permeabilitas, skin factor , dan kadang-kadang volume
reservoir. Pengujian ini dapat dilakukan pada sumur baru, dan
sumur-sumur yang telah lama ditutup.
B. Interference Test
Tujuan utama tes ini yaitu untuk menentukan apakah antara
dua atau lebih sumur mempunyai suatu komunikasi tekanan.
C. Drill Stream Test ( DST )
Drill Strem Test dilakukan setelah pemboran selesai dan
dilaksanakan sebelum perforasi dilakukan, jadi sebelum fluida
diproduksikan. Dilakukannya DST juga untuk mengetahui isi
kandungan dari formasi yang telah diperforasi.
D. Pressure Buildup Test
Pressure Buildup Test adalah pengujian yang dilakukan
pertama-tama dengan memproduksi sumur selama selang waktu
tertentu dengan laju alir yang tetap, kemudian menutup sumur
tesebut. Penutupan ini menyebabkan naiknya tekanan yang tercatat
sebagi fungsi waktu.
4.3
Pressure Build-Up (PBU)
Uji pressure build-up merupakan teknik uji sumur yang
paling sering dilakukan dan juga lebih dikenal dalam uji pressure
transient. Pengujian diawali dengan memproduksikan sumur pada
laju alir yang konstan, dilanjutkan dengan penutupan sumur dan
diakhiri dengan mencatat kenaikan tekanan dasar sumur sebagai
fungsi waktu penutupan. Penutupan sumur ini menyebabkan
naiknya tekanan yang dicatat sebagai fungsi waktu (tekanan yang
dicatat ini biasanya adalah tekanan dasar sumur). Tujuan dari
melakukan Pressure Build-up test yaitu untuk menentukan
permeabilitas formasi (K), untuk menentukan adanya karakteristik
kerusakan atau perbaikan formasi (faktor skin), untuk menentukan
produktivitas formasi (PI), dan untuk menentukan tekanan statis
(P*) dan tekanan rata-rata reservoir.
Analisis uji pressure buildup didasarkan pada prinsip
superposisi dan telah dikembangkan oleh Horner (plot semilog
konvensional). Pada prinsip dasarnya adalah memplot tekanan
terhadap suatu fungsi waktu.
4.3.1
Prinsip Superposisi
Teori yang mendasari secara matematis
menyatakan bahwa penjumlahan dari solusi-solusi individu
suatu persamaan differential linier berorde dua adalah juga
merupakan solusi dari persamaan tersebut. Misalkan suatu
kasus dimana sebuah sumur berproduksi dengan seri laju
produksi tetap untuk setiap selang waktu.
Untuk menentukan tekanan lubang sumur (Pwf) pada
tn sewaktu laju saat itu qn, dapat dipakai prinsip superposisi
dengan metode sebagai berikut :
q1 dianggap berproduksi selama tn
q2 dianggap berproduksi selama tn – t1
q3 dianggap berproduksi selama tn – t2
q4 dianggap berproduksi selama tn – t3
...
..... - .....
qn dianggap berproduksi selama tn – tn-1
Gambar 4.1
Sejarah Produksi Berdasarkan Laju Alir dan Tekanan Dasar Alir Sumur
dengan Fungsi Waktu (Abdansyah, doddy; “Analisa Transient Tekanan”, ITB
Bandung 1995)
4.3.2
Karakteristik Kurva Pressure Build Up Test
Karakteristik kurva Pressure Buildup Test berdasarkan
radius of investigation secara logika kita dapat membagi tiga
bagian :
1. Segmen Data Awal (Early Time Region)
2. Segmen Data Tengah (Middle Time region)
3. Segmen Data Lanjut (Late Time Region),
Gambar 4.2
Grafik Pressure Build Up Test Sebenarnya (Abdansyah, doddy;
“Analisa Transient Tekanan”, ITB Bandung 1995)
1. Segmen Data Awal (Early Time)
Mula-mula sumur ditutup, pressure buildup test
memasuki segmen data awal, dimana aliran didominasi oleh
adanya pengaruh wellbore storage, skin dan phase segregation
(gas hump). Bentuk kurva yang dihasilkan oleh bagian ini
merupakan garis melengkung pada kertas semilog, dimana
mencerminkan penyimpangan garis lurus akibat adanya
kerusakan formasi di sekitar lubang sumur atau adanya pengaruh
wellbore storage.
2. Segmen Waktu Pertengahan (Middle Times)
Dengan bertambahnya waktu, radius pengamatan akan
semakin jauh menjalar kedalam formasi. Setelah pengaruh data
awal terlampaui maka tekanan akan masuk bagian waktu
pertengahan. Pada saat inilah reservoir bersifat infinite acting
dimana garis lurus pada semilog terjadi. Dengan garis lurus ini
dapat ditentukan beberapa parameter reservoir yang penting,
seperti: kemiringan garis atau slope (m), permeabilitas effiktif
(k), storage capacity (kh), faktor kerusakan formasi (s), tekanan
rata-rata reservoir.
3. Segmen Waktu Lanjut (Late Times)
Bagian akhir dari suatu kurva setara tekanan adalah
bagian waktu lanjut (late times) yang dinampakan dengan
berlangsungnya garis lurus semilog mencapai batas akhir sumur
yang diuji dan adanya penyimpangan kurva garis lurus. Hal ini
disebabkan karena respon tekanan sudah dipengaruhi oleh
kondisi batas reservoir dari sumur yang diuji atau pengaruh
sumur-sumur produksi maupun injeksi yang berada disekitar
sumur yang diuji. Periode ini merupakan selang waktu diantara
periode transient (peralihan) dengan awal periode semi steady
state. Selang waktu ini adalah sangat sempit atau kadang-kadang
hampir tidak pernah terjadi.
4.4
Wellbore Storage
Pengaruh dari wellbore storage effect akan mendominasi data
awal dari suatu pengujian sumur, dimana lamanya pengaruh wellbore
storage ini tergantung dari pada ukuran maupun konfigurasi lubang bor
serta sifat fisik fluida maupun formasinya.
Gambar 4.3
Wellbore Storage Effect
(http://andiraffiwan13.blogspot.co.id/2013/03/apakah-yang-dimaksud-
dengan-wellbore.html)
Untuk menentukan lamanya wellbore storage effect adalah
dengan cara menarik garis lurus 45◦ pada grafik log-log antara ∆P (PsPwf) vs ∆t. Tentukan titik awal penyimpangan dan ukur 1 cycle dan
titik tersebut merupakan awal dan tekanan yang tidak dipengaruhi oleh
wellbore storage.
4.5 Langkah Kerja Metode Horner
Metode Horner adalah berdasarkan hubungan antara transient
tekanan statik dengan fungsi dari waktu dalam skala logaritma. Analisa
dengan metode horner secara manual yaitu dengan cara memplot data
tekanan (P pada saat penutupan sumur (shut-in) vs Horner time
((tp+∆t)/∆t), dan plot ini didapatkan harga m(P) dan P*. Penggunaan
metode horner secara manual dalam penerapannya sering kali dijumpai
kesulitan, terutama bila data tekanan sebagian besar didominasi oleh
efek
wellbore
storage
dan
skin
efek sehingga
tidak
dapat
menginterpretasikan sifat reservoir yang sebenarnya.
Tahapan-tahapan interpretasi Pressure build-up test dengan
menggunakan metode Horner adalah sebagai berikut:
1. Siapkan data-data pendukung, antara lain:
Kumulatif Produksi
Produksi rata-rata (q)
Porositas (Ø)
Kompresibilitas Batuan (Ct)
Jari – jari sumur (Rw)
Faktor Volume Formasi Gas (Bg)
Viskositas fluida (μ)
Ketebalan lapisan formasi (h)
2. Buat table data uji tekanan dasar (Pws), waktu penutupan (∆t),
Horner time ((tp+∆t)/∆t) dan Pws-Pwf dimana Pwf adalah tekanan
dasar sumur pada waktu t = 0
3. Plot antara ∆P = (Pws – Pwf) vs log t pada kertas log-log. Garis lurus
dengan kemiringan 45o (slope =1) pada data awal menunjukkan
adanya pengaruh wellbore storage. Dan garis ini, tetukan titik awal
penyimpangan dan ukur 1-1.5 cycle dan titik tersebut untuk
menentukan awal dan tekanan yang tidak terpengaruh oleh wellbore
storage.
4. Pengaruh wellbore storage terlihat dengan adanya unit slope yang
dibentuk oleh data awal. Dan unit slope tersebut dapat diperkirakan
wellbore storage coefficient (cs) dalam satuan bbl/psi.
5. Buatlah horner plot antara log ((tp+∆t)/∆t) vs P Tank garis lurus
dimulai dari data yang tidak dipengaruhi oleh wellbore storage.
Tentukan sudut kemiringan (m)
dicari dengan harga kenaikan
tekanan (∆P) untuk setiap satu log cycle. P* diperoleh dengan
mengekstrapolasi garis lurus tersebut sehingga mencapai harga
waktu penutpan (∆t) tak terhingga atau harga ((tp+∆t)/∆t) = 1
6. Hitung harga permeabilitas (k) dengan persamaan:
K=
57.920
��� �
���ℎ
.............................................. (persamaan 4.1)
Keterangan :
7.
k
= permeabilitas, md
q
= laju produksi flida minyak, bfpd
µ
= viskositas fluida minyak, cp
Bo
= factor volume formasi minyak
h
= ketebalan lapisan, ft
m
= slope, psi/cycle
Baca Pws pada ∆t = 1 jam, dimana tekanan 1 jam langsung diperoleh
dari kurva Horner dari waktu 1 jam dengan perpotongan perpanjangan
garis ektrapolasi pada saat menetukkan P*
8.
Menentukan slope (m), dimana slope merupakan kemiringan dari
bagianlinier dari grafi tekanan slope (m) ini dicari dengan membaca
harga kenaikan tekanan penutupan sumur untuk setiap satu log cycle.
9.
Hitung harga factor skin dengan persamaan:
S= . 5
� ℎ�� −���
�
Keterangan :
− ���
�
Ø �� � ��
+ .
S
= Skin Factor
k
= permeabilitas, mD
µ
= viskositas minyak, cp
Ф
= porositas batuan
Rw
= radius sumur, ft
Ct
= Kompresibilitas total, psi-1
P1hour
= Tekanan 1 jam, psi
(Persamaan 4.2)
Menurut Horner dalam metode yang dikembangkan olehnya,
mengklasifikasikan nilai dari skin, yaitu :
S = + (positif), mengindikasikan adanya kerusakan formasi.
S = 0 (nol), menyatakan dalam kondisi normal.
S = - (negatif), terindikasi adanya perbaikan formasi.
10. Menghitung harga Pskin untuk menunjukan besar kehilangan
tekanan yang tejadi pada daerah skin. Sedangkan adanya hambatan
aliran yang terjadi pada formasi produktif akibat adanya skin effect,
biasanya diterjemahkan kepada besarnya penurunan tekanan, ΔPs
ditentukan menggunakan persamaan :
ΔPs = 0.87 m s , psi .......................................... (Persamaan 4.3)
Keterangan :
∆Pskin
= penurunan tekanan reservoir, psi
m
= kemiringan, psi/cycle
S
= faktor skin
11. Hitung Flow Efficiency (FE) dengan persamaan :
FE =
∗ −���− ∆�
� ∗ −���
............................................... (Persamaan 4.4)
Keterangan :
FE
= effisiensi aliran
P*
= tekanan statik mula-mula, psi
Pwf
= tekanan aliran dasar sumur, psi
∆Pskin
= penurunan tekanan reservoir, psi
FE = 1, menunjukan sumur dalam kondisi normal
FE < 1, sumur mengecil akibat adanya kerusakan.
FE > 1, sumur telah mengalami perbaikan
12. Hitung Productivity Index (PI) merupakan perbandingan antara laju
produksi harian terhadap perbedaan tekanan. PI dapat ditentukan
dengan persamaan :
PI =
q
P* -Pwf-∆Pskin
.......................................... (Persamaan 4.5)
Sedangkan pada kondisi actual disebut PIactual, yang dirumuskan
sebagai berikut :
PI =
q
...................................................... (Persamaan 4.6)
P* -Pwf
Keterangan :
PI
= produktivitas indeks, bfpd/psi
P*
= tekanan statik mula-mula, psi
Pwf
= tekanan aliran dasar sumur, psi
q
= laju produksi fluida minyak, bfpd
∆Pskin
= penurunan tekanan reservoir, psi
13. Menghitung Radius of investigation (ri) dengan persamaan:
k.t
ri = 0,03 √
........................................... (Persamaan 4.7)
.µ.Ct
Keterangan :
k
= permeabilitas, mD
t
= waktu
V.
Ф
= porositas batuan
µ
= viskositas minyak, cp
Ct
= kompresibilitas total, psi -1
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam melaksanakan tugas akhir, Mahasiswa diharapkan mampu
menganalisa suatu kasus dan membuat rekomendasi untuk perbaikan
kedepannya, dalam hal ini adalah mengenai analisa terhadap sumur dan
rekomendasi untuk perbaikan sumur yang belum efektif.
Untuk mendukung tugas akhir dan kajian yang akan dilakukan, maka
dapat dilakukan beberapa metode pelaksanaan, antara lain :
5.1
Orientasi Lapangan
Dimana data yang di peroleh dari penelitian secara langsung
tentang kegiatan dan proses well testing. Bedasarkan penelitian itulah
penulis mendapatkan data-data yang akan menjadi sumber dalam
pembuatan laporan.
5.2
Penacarian Informasi
Data-data yang di dapat dari konsultasi langsung dengan
pembimbing lapangan maupun dengan operator yang bersangkutan.
5.3
Studi Literatur
Merupakan data yang diperoleh dari buku-buku atau hand book
sebagai bahan tambahan dalam penyusunan laporan yang berkaitan
dengan topik yang di tulis.
VI.
RENCANA KEGIATAN
Time Schedule
Ada pun waktu yang ingin diajukan penulis untuk melakukan tugas
akhir ini lamanya yaitu selama satu bulan, terhitung dari bulan November
s/d Desember 2016.
Berikut rincian kegiatan selama tugas akhir dilaksanakan :
Minggu
No.
Rencana kegiatan
I
VII.
1.
Pengenalan tentang profil
dan tempat tugas akhir.
2.
Pengenalan teori.
3.
Pengambilan Data
4.
Analisa Data & Evaluasi
Data
5.
Penyusunan Laporan
Tugas Akhir
II
III
IV
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam analisa Pressure Buildup Test untuk mengetahui adanya
kerusakan atau perbaikan dilihat dari nilai skin factor , yang bernilai
positif menandakan formation damage dan yang bernilai negatif
menandakan stimulation.
2. Dalam analisa Pressure Buildup Test ditentukan besar tekanan dasar
flowing dan tekanan dasar static pada sumur.
3. Menganalisa pressure buildup test dengan metode Horner untuk
mengidentifikasi kondisi formasi disekitar lubang sumur serta
produktivitas sumur yang mengalami perubahan kondisi terhadap
kondisi normal.
DAFTAR PUSTAKA
Chaudhry, Amanat. U. 2003. Gas Well Tesing Handbook.Texas
Lee, John. 1982.Well Testing John Lee. New York: Society of Petroleum
Engginers of AIME
Mujihandono, D. Subyar. 2016. “Materi Kuliah Teknik Reservoir ”.
Indramayu: Akamigas Balongan
LAMPIRAN