Makalah Manajemen Pelajaran Fisika. docx
Makalah Manajemen Pelajaran Fisika
FUNGSI PERENCANAAN MANAJEMEN
PELAJARAN FISIKA SMA
Oleh: Kelompok 2
Janes Sihombing
Maryuna
Nurlaily
Sri Tuti
FISIKA DIK B 2011
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Makalah Fungsi
Perencanaan Manajemen Pelajaran Fisika SMA”. Penulisan makalah ini merupakan salah
satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Manajemen Pelajaran Fisika di Universitas
Negeri Medan.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen
kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini. Dan juga partisipasi dari teman kelompok penyusun makalah.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.
Medan, 26 Februari 2015
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Perencanaan…………………………………………………………….. 3
2.1.1. Perencanaan Pembelajaran............................................................................... 3
2.2 Fungsi Perencanaan..................................................................................................... 6
2.3 Tabel Spesifikasi Manajemen Pengajaran Fisika Kelas X Semester II ...................... 8
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 12
3.2 Saran............................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keagamaan,
keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai
tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan,
standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu
melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian
proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
ketercapaian kompetensi lulusan.
Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai
acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran,
mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian
autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara
individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam
berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Perencanaan?
2. Jelaskan Fungsi Perencanaan?
3. Bagaimana Tabel Spesifikasi Manajemen Pengajaran Fisika Kelas X Semester II?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Perencanaan.
2. Untuk menjelaskan Fungsi Perencanaan.
3. Untuk mengetahui Tabel Spesifikasi Manajemen Pengajaran Fisika Kelas X Semester
II.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Perencanaan
Untuk mengetahui dan memahami hakekat perencanaan, maka kita perlu mengetahui
pengertian atau definisinya, di antaranya :
a. George R. Terry: Perencanaan adalah pemulihan fakta-fakta dan usaha menghubunghubungkan antara fakta yang satu dengan yang lain, kemudian membuat perkiraan
dan peramalan tentang keadaan dan perumusan tindakan untuk masa yang akan
datang yang sekiranya diperlukan untuk menghendaki hasil yang dikehendaki.
b. W. H. Newman: Perencanaan adalah suatu penngambilan keputusan pendahuluan
mengenai apa yang harus dikerjakan dan merupakan langkah-langkah sebelum
kegiatan dilaksanakan.
c.
Dr. SP. Siagian MPA.: Perencanaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses
pemikiran dan penentuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan di masa
yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Planning atau perencanaan ialah suatu rangkaian
persiapan tindakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan merupakan pedoman, garis-garis
besar atau petunjuk-petunjuk yang harus dituruti jika menginginkan hasil yang baik
sebagaimana direncanakan.
2.1. 1. Perencanaan Pembelajaran
Dalam usaha menciptakan sistem perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang
baik, proses panjang tersebut dibagi menjadi beberapa jenjang, berdasarkan perkembangan
dan kebutuhan peserta didik. Setiap jenjang dirancang memiliki proses sesuai perkembangan
dan kebutuhan peserta didik sehingga ketidakseimbangan antara input yang diberikan dan
kapasitas pemrosesan dapat diminimalkan. Sebagai konsekuensi dari penjenjangan ini, tujuan
pendidikan harus dibagi-bagi menjadi tujuan antara. Pada dasarnya kurikulum merupakan
perencanaan pembelajaran yang dirancang berdasarkan tujuan antara di atas. Proses
perancangannya diawali dengan menentukan kompetensi lulusan (standar kompetensi
lulusan). Hasilnya, kurikulum jenjang satuan pendidikan.
6
Dalam teori manajemen, sebagai sistem perencanaan pembelajaran yang baik,
kurikulum harus mencakup empat hal. Pertama, hasil akhir pendidikan yang harus dicapai
peserta didik (keluaran), dan dirumuskan sebagai kompetensi lulusan. Kedua, kandungan
materi yang harus diajarkan kepada, dan dipelajari oleh peserta didik (masukan/standar isi),
dalam usaha membentuk kompetensi lulusan yang diinginkan. Ketiga, pelaksanaan
pembelajaran (proses, termasuk metodologi pembelajaran sebagai bagian dari standar
proses), supaya ketiga kompetensi yang diinginkan terbentuk pada diri peserta didik.
Keempat, penilaian kesesuaian proses dan ketercapaian tujuan pembelajaran sedini mungkin
untuk memastikan bahwa masukan, proses, dan keluaran tersebut sesuai dengan rencana.
Dengan konsep kurikulum berbasis kompetensi, tak tepat jika ada yang
menyampaikan bahwa pemerintah salah sasaran saat merencanakan perubahan kurikulum,
karena yang perlu diperbaiki sebenarnya metodologi pembelajaran bukan kurikulum.
(Mohammad Abduhzen, “Urgensi Kurikulum 2013”, Kompas, 21/2 dan “Implementasi
Pendidikan”, Kompas, 6/3). Hal ini menunjukkan belum dipahaminya secara utuh bahwa
kurikulum berbasis kompetensi termasuk mencakup metodologi pembelajaran. Tanpa
metodologi pembelajaran yang sesuai, tak akan terbentuk kompetensi yang diharapkan.
Sebagai contoh, dalam Kurikulum 2013, kompetensi lulusan dalam ranah keterampilan untuk
SD dirumuskan sebagai “memiliki (melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyaji, menalar, mencipta) kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif, dalam
ranah konkret dan abstrak, sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.” Kompetensi
semacam ini tak akan tercapai bila pengertian kurikulum diartikan sempit, tak termasuk
metodologi pembelajaran. Proses pembentukan kompetensi itu, sudah dirumuskan dengan
baik melalui kajian para peneliti, dan akhirnya diterima luas sebagai suatu taksonomi.
Pemikiran pengembangan Kurikulum 2013 seperti diuraikan di atas dikembangkan
atas dasar taksonomi-taksonomi yang diterima secara luas, kajian KBK 2004 dan KTSP
2006, dan tantangan Abad 21 serta penyiapan Generasi 2045. Dengan demikian, tidaklah
tepat apa yang disampaikan Elin Driana, “Gawat Darurat Pendidikan” (Kompas, 14/12/2012)
yang mengharapkan sebelum Kurikulum 2013 disahkan, baiknya dilakukan evaluasi terhadap
kurikulum sebelumnya.Mengatakan tidak ada masalah dengan kurikulum saat ini adalah
kurang tepat. Sebagai contoh, hasil pembandingan antara materi TIMSS 2011 dan materi
kurikulum saat ini, untuk mata pelajaran Matematika dan IPA, menunjukkan, kurang dari 70
persen materi TIMSS yang telah diajarkan sampai dengan kelas VIII SMP. Belum lagi
7
rumusan kompetensi yang belum sesuai dengan tuntutan UU dan praktik terbaik di dunia,
ketidaksesuaian materi matapelajaran dan tumpang tindih yang tidak diperlukan pada
beberapa materi matapelajaran, kecepatan pembelajaran yang tidak selaras antarmata
pelajaran, dangkalnya materi, proses, dan penilaian pembelajaran, sehingga peserta didik
kurang dilatih bernalar dan berfikir.
Kompetensi Inti
Kompetensi lulusan jenjang satuan pendidikan pun masih memerlukan rencana
pendidikan yang panjang untuk pencapaiannya. Sekali lagi, teori manajemen mengajarkan,
untuk memudahkan proses perencanaan dan pengendaliannya, pencapaian jangka panjang
perlu dibagi-bagi jadi beberapa tahap sesuai dengan jenjang kelas di mana kurikulum tersebut
diterapkan. Sejalan dengan UU, kompetensi inti ibarat anak tangga yang harus ditapak
peserta didik untuk sampai pada kompetensi lulusan jenjang satuan pendidikan. Kompetensi
inti meningkat seiring meningkatnya usia peserta didik yang dinyatakan dengan
meningkatnya kelas.
Melalui kompetensi inti, sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan, integrasi
vertikal antarkompetensi dasar dapat dijamin, dan peningkatan kemampuan peserta dari kelas
ke kelas dapat direncanakan. Sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan
multidimensi,
kompetensi
inti
juga
memiliki
multidimensi.
Untuk
kemudahan
operasionalnya, kompetensi lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi dua, yaitu sikap
spiritual terkait tujuan membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan kompetensi
sikap sosial terkait tujuan membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab.
Kompetensi inti bukan untuk diajarkan, melainkan untuk dibentuk melalui
pembelajaran mata pelajaran-mata pelajaran yang relevan. Setiap mata pelajaran harus
tunduk pada kompetensi inti yang telah dirumuskan. Dengan kata lain, semua mata pelajaran
yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi terhadap pembentukan
kompetensi inti. Ibaratnya, kompetensi inti merupakan pengikat kompetensi-kompetensi yang
harus dihasilkan dengan mempelajari setiap mata pelajaran. Di sini kompetensi inti berperan
sebagai integrator horizontal antarmata pelajaran.
Dengan pengertian ini, kompetensi inti adalah bebas dari mata pelajaran karena tidak
mewakili mata pelajaran tertentu. Kompetensi inti merupakan kebutuhan kompetensi peserta
8
didik, sedangkan mata pelajaran adalah pasokan kompetensi dasar yang akan diserap peserta
didik melalui proses pembelajaran yang tepat, menjadi kompetensi inti.
Kompetensi Dasar
Dalam mendukung kompetensi inti, capaian pembelajaran mata pelajaran diuraikan
menjadi kompetensi dasar-kompetensi dasar yang dikelompokkan menjadi empat. Ini sesuai
dengan rumusan kompetensi inti yang didukungnya, yaitu dalam kelompok kompetensi sikap
spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.
Uraian kompetensi dasar sedetil ini adalah untuk memastikan bahwa capaian
pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja, melainkan harus berlanjut ke
keterampilan, dan bermuara pada sikap. Kompetensi dasar dalam kelompok kompetensi inti
sikap bukanlah untuk peserta didik, karena kompetensi ini tidak diajarkan, tidak dihafalkan,
tidak diujikan, tapi sebagai pegangan bagi pendidik, bahwa dalam mengajarkan mata
pelajaran tersebut, ada pesan-pesan sosial dan spiritual yang terkandung dalam materinya.
2.2
Fungsi Perencanaan
Sejalan dengan apa yang dikemukakan di atas, maka perlu diketahui fungsi-fungsi
dari planning itu sendiri, yaitu:
a. Menentukan titik tolak dan tujuan usaha.
Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai sehingga merupakan sasaran, sedangkan
perencanaan adalah alat untuk mencapai sasaran tersebut. Setiap usaha yang baik
harus memiliki landasan dan tujuannya.
b. Memberikan pedoman, pegangan dan arah.
Suatu perusahaan harus mengadakan perencanaan apabila hendak mencapai suatu
tujuan. Tanpa perencanaan, suatu perusahaan tidak akan memiliki pedoman, pegangan
dan arahan dalam melaksanakan aktivitas kegiatannya.
c. Mencegah pemborosan waktu, tenaga dan material.
Dalam menetapkan alternatif dalam perencanaan, kita harus mampu menilai apakah
alternatif yang dikemukakan realistis atau tidak atau dengan kata lain, apakah masih
dalam batas kemampuan kita serta dapat mencapai tujuan yang kita tetapkan.
Misalnya suatu perusahaan menetapkan tujuan bahwa omzet penjualan untuk tahun
yang akan datang dinaikkan sebanyak 10%. Untuk itu ditetapkan alternatif media
promosi antara lain radio, majalah dan surat kabar. Karena keterbatasan dana yang
dimiliki, pilihan jatuh pada surat kabar karena dianggap realitas dan paling ekonomis.
9
Tetapi selain itu, perencanaan yang baik memerlukan pemikiran lebih lanjut tentang
surat kabar apa, hari pertemuannya dan judul iklan.
d. Memudahkan pengawasan.
Dengan adanya planning, kita dapat mengetahui penyelewengan yang terjadi karena
planning merupakan pedoman dan patokan dalam melakukan suatu usaha. Agar dapat
membuat perencanaan yang baik, maka manajer memerlukan data-data yang lengkap,
dapat dipercaya serta aktual.
e. Kemampuan evaluasi yang teratur.
Dengan adanya planning, kita dapat mengetahui apakah usaha yang kita lakukakn
sudah sesuai dengan tujuan yang ingin kita capai. Sehingga tidak terjadi under
planning dan over planning.
f. Sebagai alat koordinasi.
Perencanaan dalam suatu perusahaan kadang-kadang begitu kompleks, karena untuk
perencanaan tersebut meliputi berbagai bidang di mana tanpa koordinasi yang baik
dapat menimbulkan benturan-benturan yang akibatnya dapat cukup parah.
10
2.3
Tabel Spesifikasi Manajemen Pengajaran Fisika Kelas X Semester II
Adapun tabel Spesikifasi Manajemen Pengajaran Fisika Pada Materi Pokok Elastisitas dan Hukum Hooke Kelas X Semester II dengan
menggunakan Kurikulum 2013 sebagai berikut :
Kompetensi Inti (KI) :
1.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
11
Kompetensi Dasar
(KD)
3.6 Menganalisis sifat
Indikator
3.6.1
Tujuan
Menuliska
1. Siswa mampu
Kegiatan Belajar/
Strategi
Menjawab pertanyaan
Eksperimen
Alokasi
Waktu
12 x 3 JP
elastisitas bahan dalam
n
menuliskan karakteristik
guru dan saling
(
kehidupan sehari hari
karakteristi
benda elastis
melakukan interaksi
pertemuan)
k
3.6.2
benda
membedakan benda
siswa dan siswa dengan
Membedak
elastis dengan benda
siswa saat diskusi
an
tidak elastis
materi pelajaran dalam
benda
3. Siswa mampu
kelas. Mengerjakan
dengan
menentukan modulus
soal latihan dan tugas-
benda tidak
elastisitas
tugas yang diberikan
elastis
3.6.4
antara guru dengan
elastis
elastis
3.6.3
2. Siswa mampu
4. Siswa mampu
Menentuka
menentukan konstanta
n modulus
pegas melalui percobaan
elastisitas
Hukum Hooke
Menentuka
5. Siswa mampu
n konstanta
menyimpulkan percobaan
pegas
Hukum Hooke
melalui
6. Siswa mampu
percobaan
menentukan konstanta
Hukum
pegas susunan seri
12
oleh guru.
4
x
Hooke
3.6.5
Menyimpul
menentukan konstanta
kan
pegas susunan paralel
percobaan
3.6.6
7. Siswa mampu
8. Siswa mampu
Hukum
menganalisis konstanta
Hooke
pegas pada susunan
Menentuka
gabungan
n konstanta
pegas
susunan seri
3.6.7
Menentukan
konstanta
pegas
susunan
paralel
3.6.8
Menganalis
is
konstanta
pegas pada
susunan
gabungan
13
2.4 Tabel Spesifikasi Instrumen Soal
No
.
1
Indikator
Kategori
Menuliskan karakteristik
benda elastis
C1
2
Soal
Salah satu cara untuk mempertahankan elastisitas dari
suatu bahan yaitu....
a. Memberikan gaya yang lebih besar dari batas
ambang elastis
b. Memberikan gaya yang masih berada dalam
daerah elastis
c. Mengubah bentuk benda
d. Menarik-narik benda tersebut
e. Memanaskan benda tersebut
Untuk mempertahankan elastisitas
Perhatikan dengan cermat benda-benda dibawah ini:
Benda-benda yang termasuk benda
1)
Kayu
4) baja
elastis adalah ....
2)
Plastisin
5) tanah liat
2. Plastisin
3)
Aluminium
6) karet
3. Aluminium
Membedakan benda elastis
dengan benda tidak elastis
C2
Pembahasan
7) timah
Benda di atas yang termasuk benda elastis adalah ....
a. 1), 2), dan 5)
d. 3), 4) dan 7)
b. 1), 3), dan 7)
e. 2), 4), dan 5)
c. 2), 3), dan 6)
3
Menentukan modulus
elastisitas
C3
Sebatang logam mempunyai panjang 1 m dan luas
penampang 2 cm2. Ujung-ujung batang ditekan dengan
gaya 200 N, sehingga panjang berkurang sebesar 1 cm.
Besar modulus elastisitas logam tersebut adalah...
14
dari suatu bahan yaitu dengan
memberikan gaya yang masih
berada dalam daerah elastis
Jawaban:B
6. Karet
JAWAB : C
Dik:
l=1 m
A=2cm2=2. 10−4 m2
F=200 N
−2
∆ l=1 cm=10 m
Dit:
a. 1 x 10-8 N/m2
E...??
Jawab:
F lo
E=
A∆l
b. 1 x 10-4 N/m2
c. 4 x 10-4 N/m2
d. 4 x 104 N/m2
e. 1 x 108 N/m2
E=
200 Nx 1 m
2. 10−4 m2 10−2 m
E=
200
2. 10−6
8
E=10 N /m
4
Menentukan konstanta pegas
melalui percobaan Hukum
C3
Pada percobaan pegas antara gaya (F) dan panjang pegas
Jawaban: E
Dik:
F1=20 N
sebagai berikut.
Hooke
2
F (N)
x (cm)
20
4
F2 =30 N
30
6
∆ x 2=6 cm=6.10 m
40
8
50
10
Dari data tersebut besar konstanta pegas adalah ....... N/m
−2
∆ x 1=4 cm=4.10 m
−2
F3 =40 N
−2
∆ x 3=8 cm=8.10 m
a. 400
F 4=50 N
b. 500
∆ x 4 =10 cm=10.10−2 m
c. 600
Dit: k.....???
d. 1000
Jawab:
e. 1200
F=k . ∆ x
15
F 4−F 1=k ( ∆ x 4−∆ x1 )
50 N −20 N=k (10. 10−2 m−4.10−2 m)
30 N =k (6.10−2 m)
k =500 N /m
Jawaban: B
5
Menyimpulkan percobaan
Dua buah pegas dengan konstanta ang sama k, dipasang
pada sebuah benda bermassa m seperti tampak pada
gambar. Mula-mula kedua pegas memiliki panjang tak
terenggang sebesar L kemudian digeser sejauh x ke titik
A pada arah tegak lurus susunan pegas
Hukum Hooke
1
2
W = k p . ∆ x −0
2
k p =2 k → ∆ x= √ L2−x 2−L
2
1
2
2
W = 2 k ( √ L −x −L )
2
2
W =k ( √ L2−x 2−L )
Jawaban: E
C6
Usaha yang dilakukan kedua pegas terhadap benda ketika
benda bergerak dari posisi A ke posisi mula-mula
adalah....
6
Menentukan konstanta pegas
C3
2
a.
2 k ( √ L2−x 2−L )
b.
c.
d.
k ( √ L −x −L ) /2
k ( x 2−L2 )
k x 2 /2
e.
k ( √ L −x −L )
2
2
2
2
2
2
Perhatikan gambar di bawah ini.
16
Dik:
k p =k 1 +k d
susunan seri
F=6 N
k p =k +k
∆ x=0,5 m
k p =2 k
Dit:
k....???
Jika pertambahan sistem di samping adalah 50 cm,
besarnya k adalah....
Jawab:
F=k . ∆ x
6 N=2 k . 0,5 m
a. 6 N/m
b. 12 N/m
12 N
=2 k
m
c. 15 N/m
k =6 N /m
d. 30 N/m
Jawaban: A
e. 60 N/m
7
Menganalisis
pada pegas
susunan paralel
C4
Tiga buah pegas identik disusun seperti pada gambar.
Jika beban 300 gram digantung pada k1, pegas akan
Dik:
bertambah panjang 4 cm. Besar konstanta seluruh pegas
k 2 +k 3=k + k=2 k
adalah.... N/m
m=300 g=0,3 kg
1 1 1
= +
ks 2 k k
F=3 N
1
3
=
ks 2 k
17
−2
∆ x=4 cm=4.10 m
2
k s= k
3
Dit: k..?
Jawab:
F=k . ∆ x
−2
3 N=k . 4. 10 m
a. 225
300 N
=75 N /m
4m
b. 75
k=
c. 50
2
k s= k
3
d. 25
2
k s= 75
3
e. 5
k s=50 N / m
8
Menganalisis konstanta
C5
Jawaban: C
Tiga buah pegas disusun seperti gambar. Akibat pengaruh Dik:
pegas pada susunan
gaya F sebesar 20 N, susunan pegas meregang 12 cm.
k p =k +k =2 k
gabungan
Besar konstanta pegas k adalah...
1 1 1
= +
ks 2 k k
F=20 N
1
3
=
ks 2 k
−2
∆ x=12 cm=12. 10 m
18
2
k s= k
3
a. 2,50 N/m
b. 25 N/m
Dit:
c. 250 N/m
k....?
d. 2500 N/m
jawab:
e. 25000 N/m
F=k . ∆ x
2
−2
3 N= k . 12.10 m
3
k=
20 N
=250 N /m
12. 10−2 m
k =250 N /m
Jawaban: C
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Planning atau perencanaan ialah suatu rangkaian persiapan tindakan untuk mencapai
tujuan. Perencanaan merupakan pedoman, garis-garis besar atau petunjuk-petunjuk yang
harus dituruti jika menginginkan hasil yang baik sebagaimana direncanakan.
Dalam teori manajemen, sebagai sistem perencanaan pembelajaran yang baik,
kurikulum harus mencakup empat hal. Pertama, hasil akhir pendidikan yang harus dicapai
peserta didik (keluaran), dan dirumuskan sebagai kompetensi lulusan. Kedua, kandungan
materi yang harus diajarkan kepada, dan dipelajari oleh peserta didik (masukan/standar isi),
dalam usaha membentuk kompetensi lulusan yang diinginkan. Ketiga, pelaksanaan
pembelajaran (proses, termasuk metodologi pembelajaran sebagai bagian dari standar
proses), supaya ketiga kompetensi yang diinginkan terbentuk pada diri peserta didik.
Keempat, penilaian kesesuaian proses dan ketercapaian tujuan pembelajaran sedini mungkin
untuk memastikan bahwa masukan, proses, dan keluaran tersebut sesuai dengan rencana.
Secara umum fungsi perencenaan adalah menentukan titik tolak dan tujuan usaha,
memberikan pedoman, pegangan dan arah, mencegah pemborosan waktu, tenaga dan
material, memudahkan pengawasan, kemampuan evaluasi yang teratur, sebagai alat
koordinasi.
3.2 Saran
Dalam proses pembelajaran diperlukan kreativitas dan inovasi yang terus menerus.
Proses kreatif dan inovatif dapat dilakukan oleh guru melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran
yang menarik, membangkitkan keingintahuan pada siswa, memotivasi siswa dalam berpikir
kreatif dan merangsang untuk menemukan hal-hal baru pada guru maupun siswa. Sebagai
tugas pokok guru adalah merangsang terciptanya proses pembelajaran aktif, kreatif, inovatif,
dan menyenangkan serta efektif dan efisien di kelas. Sehingga sasaran dan target dari
kebijakan pendidikan dapat tercapai dan dapat diwujudkan seperti yang diamanatkan dalam
Tujuan Pendidikan Nasional.
Diharapkan melalui makalah ini dapat menambah wawasan kita tentang media
pambelajaran dan penggunaannya,dimana media pembelajaran ini sangat penting kita ketahui
20
terutama dikalangan para guru karena ini merupakan salah satu alat pendukung pada proses
pembelajaran.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://dedetzelth.blogspot.com/2013/02/pengertian-tujuan-dan-fungsi-perencanaan.html
22
FUNGSI PERENCANAAN MANAJEMEN
PELAJARAN FISIKA SMA
Oleh: Kelompok 2
Janes Sihombing
Maryuna
Nurlaily
Sri Tuti
FISIKA DIK B 2011
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Makalah Fungsi
Perencanaan Manajemen Pelajaran Fisika SMA”. Penulisan makalah ini merupakan salah
satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Manajemen Pelajaran Fisika di Universitas
Negeri Medan.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen
kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini. Dan juga partisipasi dari teman kelompok penyusun makalah.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.
Medan, 26 Februari 2015
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Perencanaan…………………………………………………………….. 3
2.1.1. Perencanaan Pembelajaran............................................................................... 3
2.2 Fungsi Perencanaan..................................................................................................... 6
2.3 Tabel Spesifikasi Manajemen Pengajaran Fisika Kelas X Semester II ...................... 8
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 12
3.2 Saran............................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keagamaan,
keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai
tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan,
standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu
melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian
proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
ketercapaian kompetensi lulusan.
Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai
acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran,
mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian
autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara
individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam
berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Perencanaan?
2. Jelaskan Fungsi Perencanaan?
3. Bagaimana Tabel Spesifikasi Manajemen Pengajaran Fisika Kelas X Semester II?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Perencanaan.
2. Untuk menjelaskan Fungsi Perencanaan.
3. Untuk mengetahui Tabel Spesifikasi Manajemen Pengajaran Fisika Kelas X Semester
II.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Perencanaan
Untuk mengetahui dan memahami hakekat perencanaan, maka kita perlu mengetahui
pengertian atau definisinya, di antaranya :
a. George R. Terry: Perencanaan adalah pemulihan fakta-fakta dan usaha menghubunghubungkan antara fakta yang satu dengan yang lain, kemudian membuat perkiraan
dan peramalan tentang keadaan dan perumusan tindakan untuk masa yang akan
datang yang sekiranya diperlukan untuk menghendaki hasil yang dikehendaki.
b. W. H. Newman: Perencanaan adalah suatu penngambilan keputusan pendahuluan
mengenai apa yang harus dikerjakan dan merupakan langkah-langkah sebelum
kegiatan dilaksanakan.
c.
Dr. SP. Siagian MPA.: Perencanaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses
pemikiran dan penentuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan di masa
yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Planning atau perencanaan ialah suatu rangkaian
persiapan tindakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan merupakan pedoman, garis-garis
besar atau petunjuk-petunjuk yang harus dituruti jika menginginkan hasil yang baik
sebagaimana direncanakan.
2.1. 1. Perencanaan Pembelajaran
Dalam usaha menciptakan sistem perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang
baik, proses panjang tersebut dibagi menjadi beberapa jenjang, berdasarkan perkembangan
dan kebutuhan peserta didik. Setiap jenjang dirancang memiliki proses sesuai perkembangan
dan kebutuhan peserta didik sehingga ketidakseimbangan antara input yang diberikan dan
kapasitas pemrosesan dapat diminimalkan. Sebagai konsekuensi dari penjenjangan ini, tujuan
pendidikan harus dibagi-bagi menjadi tujuan antara. Pada dasarnya kurikulum merupakan
perencanaan pembelajaran yang dirancang berdasarkan tujuan antara di atas. Proses
perancangannya diawali dengan menentukan kompetensi lulusan (standar kompetensi
lulusan). Hasilnya, kurikulum jenjang satuan pendidikan.
6
Dalam teori manajemen, sebagai sistem perencanaan pembelajaran yang baik,
kurikulum harus mencakup empat hal. Pertama, hasil akhir pendidikan yang harus dicapai
peserta didik (keluaran), dan dirumuskan sebagai kompetensi lulusan. Kedua, kandungan
materi yang harus diajarkan kepada, dan dipelajari oleh peserta didik (masukan/standar isi),
dalam usaha membentuk kompetensi lulusan yang diinginkan. Ketiga, pelaksanaan
pembelajaran (proses, termasuk metodologi pembelajaran sebagai bagian dari standar
proses), supaya ketiga kompetensi yang diinginkan terbentuk pada diri peserta didik.
Keempat, penilaian kesesuaian proses dan ketercapaian tujuan pembelajaran sedini mungkin
untuk memastikan bahwa masukan, proses, dan keluaran tersebut sesuai dengan rencana.
Dengan konsep kurikulum berbasis kompetensi, tak tepat jika ada yang
menyampaikan bahwa pemerintah salah sasaran saat merencanakan perubahan kurikulum,
karena yang perlu diperbaiki sebenarnya metodologi pembelajaran bukan kurikulum.
(Mohammad Abduhzen, “Urgensi Kurikulum 2013”, Kompas, 21/2 dan “Implementasi
Pendidikan”, Kompas, 6/3). Hal ini menunjukkan belum dipahaminya secara utuh bahwa
kurikulum berbasis kompetensi termasuk mencakup metodologi pembelajaran. Tanpa
metodologi pembelajaran yang sesuai, tak akan terbentuk kompetensi yang diharapkan.
Sebagai contoh, dalam Kurikulum 2013, kompetensi lulusan dalam ranah keterampilan untuk
SD dirumuskan sebagai “memiliki (melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyaji, menalar, mencipta) kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif, dalam
ranah konkret dan abstrak, sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.” Kompetensi
semacam ini tak akan tercapai bila pengertian kurikulum diartikan sempit, tak termasuk
metodologi pembelajaran. Proses pembentukan kompetensi itu, sudah dirumuskan dengan
baik melalui kajian para peneliti, dan akhirnya diterima luas sebagai suatu taksonomi.
Pemikiran pengembangan Kurikulum 2013 seperti diuraikan di atas dikembangkan
atas dasar taksonomi-taksonomi yang diterima secara luas, kajian KBK 2004 dan KTSP
2006, dan tantangan Abad 21 serta penyiapan Generasi 2045. Dengan demikian, tidaklah
tepat apa yang disampaikan Elin Driana, “Gawat Darurat Pendidikan” (Kompas, 14/12/2012)
yang mengharapkan sebelum Kurikulum 2013 disahkan, baiknya dilakukan evaluasi terhadap
kurikulum sebelumnya.Mengatakan tidak ada masalah dengan kurikulum saat ini adalah
kurang tepat. Sebagai contoh, hasil pembandingan antara materi TIMSS 2011 dan materi
kurikulum saat ini, untuk mata pelajaran Matematika dan IPA, menunjukkan, kurang dari 70
persen materi TIMSS yang telah diajarkan sampai dengan kelas VIII SMP. Belum lagi
7
rumusan kompetensi yang belum sesuai dengan tuntutan UU dan praktik terbaik di dunia,
ketidaksesuaian materi matapelajaran dan tumpang tindih yang tidak diperlukan pada
beberapa materi matapelajaran, kecepatan pembelajaran yang tidak selaras antarmata
pelajaran, dangkalnya materi, proses, dan penilaian pembelajaran, sehingga peserta didik
kurang dilatih bernalar dan berfikir.
Kompetensi Inti
Kompetensi lulusan jenjang satuan pendidikan pun masih memerlukan rencana
pendidikan yang panjang untuk pencapaiannya. Sekali lagi, teori manajemen mengajarkan,
untuk memudahkan proses perencanaan dan pengendaliannya, pencapaian jangka panjang
perlu dibagi-bagi jadi beberapa tahap sesuai dengan jenjang kelas di mana kurikulum tersebut
diterapkan. Sejalan dengan UU, kompetensi inti ibarat anak tangga yang harus ditapak
peserta didik untuk sampai pada kompetensi lulusan jenjang satuan pendidikan. Kompetensi
inti meningkat seiring meningkatnya usia peserta didik yang dinyatakan dengan
meningkatnya kelas.
Melalui kompetensi inti, sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan, integrasi
vertikal antarkompetensi dasar dapat dijamin, dan peningkatan kemampuan peserta dari kelas
ke kelas dapat direncanakan. Sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan
multidimensi,
kompetensi
inti
juga
memiliki
multidimensi.
Untuk
kemudahan
operasionalnya, kompetensi lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi dua, yaitu sikap
spiritual terkait tujuan membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan kompetensi
sikap sosial terkait tujuan membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab.
Kompetensi inti bukan untuk diajarkan, melainkan untuk dibentuk melalui
pembelajaran mata pelajaran-mata pelajaran yang relevan. Setiap mata pelajaran harus
tunduk pada kompetensi inti yang telah dirumuskan. Dengan kata lain, semua mata pelajaran
yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi terhadap pembentukan
kompetensi inti. Ibaratnya, kompetensi inti merupakan pengikat kompetensi-kompetensi yang
harus dihasilkan dengan mempelajari setiap mata pelajaran. Di sini kompetensi inti berperan
sebagai integrator horizontal antarmata pelajaran.
Dengan pengertian ini, kompetensi inti adalah bebas dari mata pelajaran karena tidak
mewakili mata pelajaran tertentu. Kompetensi inti merupakan kebutuhan kompetensi peserta
8
didik, sedangkan mata pelajaran adalah pasokan kompetensi dasar yang akan diserap peserta
didik melalui proses pembelajaran yang tepat, menjadi kompetensi inti.
Kompetensi Dasar
Dalam mendukung kompetensi inti, capaian pembelajaran mata pelajaran diuraikan
menjadi kompetensi dasar-kompetensi dasar yang dikelompokkan menjadi empat. Ini sesuai
dengan rumusan kompetensi inti yang didukungnya, yaitu dalam kelompok kompetensi sikap
spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.
Uraian kompetensi dasar sedetil ini adalah untuk memastikan bahwa capaian
pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja, melainkan harus berlanjut ke
keterampilan, dan bermuara pada sikap. Kompetensi dasar dalam kelompok kompetensi inti
sikap bukanlah untuk peserta didik, karena kompetensi ini tidak diajarkan, tidak dihafalkan,
tidak diujikan, tapi sebagai pegangan bagi pendidik, bahwa dalam mengajarkan mata
pelajaran tersebut, ada pesan-pesan sosial dan spiritual yang terkandung dalam materinya.
2.2
Fungsi Perencanaan
Sejalan dengan apa yang dikemukakan di atas, maka perlu diketahui fungsi-fungsi
dari planning itu sendiri, yaitu:
a. Menentukan titik tolak dan tujuan usaha.
Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai sehingga merupakan sasaran, sedangkan
perencanaan adalah alat untuk mencapai sasaran tersebut. Setiap usaha yang baik
harus memiliki landasan dan tujuannya.
b. Memberikan pedoman, pegangan dan arah.
Suatu perusahaan harus mengadakan perencanaan apabila hendak mencapai suatu
tujuan. Tanpa perencanaan, suatu perusahaan tidak akan memiliki pedoman, pegangan
dan arahan dalam melaksanakan aktivitas kegiatannya.
c. Mencegah pemborosan waktu, tenaga dan material.
Dalam menetapkan alternatif dalam perencanaan, kita harus mampu menilai apakah
alternatif yang dikemukakan realistis atau tidak atau dengan kata lain, apakah masih
dalam batas kemampuan kita serta dapat mencapai tujuan yang kita tetapkan.
Misalnya suatu perusahaan menetapkan tujuan bahwa omzet penjualan untuk tahun
yang akan datang dinaikkan sebanyak 10%. Untuk itu ditetapkan alternatif media
promosi antara lain radio, majalah dan surat kabar. Karena keterbatasan dana yang
dimiliki, pilihan jatuh pada surat kabar karena dianggap realitas dan paling ekonomis.
9
Tetapi selain itu, perencanaan yang baik memerlukan pemikiran lebih lanjut tentang
surat kabar apa, hari pertemuannya dan judul iklan.
d. Memudahkan pengawasan.
Dengan adanya planning, kita dapat mengetahui penyelewengan yang terjadi karena
planning merupakan pedoman dan patokan dalam melakukan suatu usaha. Agar dapat
membuat perencanaan yang baik, maka manajer memerlukan data-data yang lengkap,
dapat dipercaya serta aktual.
e. Kemampuan evaluasi yang teratur.
Dengan adanya planning, kita dapat mengetahui apakah usaha yang kita lakukakn
sudah sesuai dengan tujuan yang ingin kita capai. Sehingga tidak terjadi under
planning dan over planning.
f. Sebagai alat koordinasi.
Perencanaan dalam suatu perusahaan kadang-kadang begitu kompleks, karena untuk
perencanaan tersebut meliputi berbagai bidang di mana tanpa koordinasi yang baik
dapat menimbulkan benturan-benturan yang akibatnya dapat cukup parah.
10
2.3
Tabel Spesifikasi Manajemen Pengajaran Fisika Kelas X Semester II
Adapun tabel Spesikifasi Manajemen Pengajaran Fisika Pada Materi Pokok Elastisitas dan Hukum Hooke Kelas X Semester II dengan
menggunakan Kurikulum 2013 sebagai berikut :
Kompetensi Inti (KI) :
1.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
11
Kompetensi Dasar
(KD)
3.6 Menganalisis sifat
Indikator
3.6.1
Tujuan
Menuliska
1. Siswa mampu
Kegiatan Belajar/
Strategi
Menjawab pertanyaan
Eksperimen
Alokasi
Waktu
12 x 3 JP
elastisitas bahan dalam
n
menuliskan karakteristik
guru dan saling
(
kehidupan sehari hari
karakteristi
benda elastis
melakukan interaksi
pertemuan)
k
3.6.2
benda
membedakan benda
siswa dan siswa dengan
Membedak
elastis dengan benda
siswa saat diskusi
an
tidak elastis
materi pelajaran dalam
benda
3. Siswa mampu
kelas. Mengerjakan
dengan
menentukan modulus
soal latihan dan tugas-
benda tidak
elastisitas
tugas yang diberikan
elastis
3.6.4
antara guru dengan
elastis
elastis
3.6.3
2. Siswa mampu
4. Siswa mampu
Menentuka
menentukan konstanta
n modulus
pegas melalui percobaan
elastisitas
Hukum Hooke
Menentuka
5. Siswa mampu
n konstanta
menyimpulkan percobaan
pegas
Hukum Hooke
melalui
6. Siswa mampu
percobaan
menentukan konstanta
Hukum
pegas susunan seri
12
oleh guru.
4
x
Hooke
3.6.5
Menyimpul
menentukan konstanta
kan
pegas susunan paralel
percobaan
3.6.6
7. Siswa mampu
8. Siswa mampu
Hukum
menganalisis konstanta
Hooke
pegas pada susunan
Menentuka
gabungan
n konstanta
pegas
susunan seri
3.6.7
Menentukan
konstanta
pegas
susunan
paralel
3.6.8
Menganalis
is
konstanta
pegas pada
susunan
gabungan
13
2.4 Tabel Spesifikasi Instrumen Soal
No
.
1
Indikator
Kategori
Menuliskan karakteristik
benda elastis
C1
2
Soal
Salah satu cara untuk mempertahankan elastisitas dari
suatu bahan yaitu....
a. Memberikan gaya yang lebih besar dari batas
ambang elastis
b. Memberikan gaya yang masih berada dalam
daerah elastis
c. Mengubah bentuk benda
d. Menarik-narik benda tersebut
e. Memanaskan benda tersebut
Untuk mempertahankan elastisitas
Perhatikan dengan cermat benda-benda dibawah ini:
Benda-benda yang termasuk benda
1)
Kayu
4) baja
elastis adalah ....
2)
Plastisin
5) tanah liat
2. Plastisin
3)
Aluminium
6) karet
3. Aluminium
Membedakan benda elastis
dengan benda tidak elastis
C2
Pembahasan
7) timah
Benda di atas yang termasuk benda elastis adalah ....
a. 1), 2), dan 5)
d. 3), 4) dan 7)
b. 1), 3), dan 7)
e. 2), 4), dan 5)
c. 2), 3), dan 6)
3
Menentukan modulus
elastisitas
C3
Sebatang logam mempunyai panjang 1 m dan luas
penampang 2 cm2. Ujung-ujung batang ditekan dengan
gaya 200 N, sehingga panjang berkurang sebesar 1 cm.
Besar modulus elastisitas logam tersebut adalah...
14
dari suatu bahan yaitu dengan
memberikan gaya yang masih
berada dalam daerah elastis
Jawaban:B
6. Karet
JAWAB : C
Dik:
l=1 m
A=2cm2=2. 10−4 m2
F=200 N
−2
∆ l=1 cm=10 m
Dit:
a. 1 x 10-8 N/m2
E...??
Jawab:
F lo
E=
A∆l
b. 1 x 10-4 N/m2
c. 4 x 10-4 N/m2
d. 4 x 104 N/m2
e. 1 x 108 N/m2
E=
200 Nx 1 m
2. 10−4 m2 10−2 m
E=
200
2. 10−6
8
E=10 N /m
4
Menentukan konstanta pegas
melalui percobaan Hukum
C3
Pada percobaan pegas antara gaya (F) dan panjang pegas
Jawaban: E
Dik:
F1=20 N
sebagai berikut.
Hooke
2
F (N)
x (cm)
20
4
F2 =30 N
30
6
∆ x 2=6 cm=6.10 m
40
8
50
10
Dari data tersebut besar konstanta pegas adalah ....... N/m
−2
∆ x 1=4 cm=4.10 m
−2
F3 =40 N
−2
∆ x 3=8 cm=8.10 m
a. 400
F 4=50 N
b. 500
∆ x 4 =10 cm=10.10−2 m
c. 600
Dit: k.....???
d. 1000
Jawab:
e. 1200
F=k . ∆ x
15
F 4−F 1=k ( ∆ x 4−∆ x1 )
50 N −20 N=k (10. 10−2 m−4.10−2 m)
30 N =k (6.10−2 m)
k =500 N /m
Jawaban: B
5
Menyimpulkan percobaan
Dua buah pegas dengan konstanta ang sama k, dipasang
pada sebuah benda bermassa m seperti tampak pada
gambar. Mula-mula kedua pegas memiliki panjang tak
terenggang sebesar L kemudian digeser sejauh x ke titik
A pada arah tegak lurus susunan pegas
Hukum Hooke
1
2
W = k p . ∆ x −0
2
k p =2 k → ∆ x= √ L2−x 2−L
2
1
2
2
W = 2 k ( √ L −x −L )
2
2
W =k ( √ L2−x 2−L )
Jawaban: E
C6
Usaha yang dilakukan kedua pegas terhadap benda ketika
benda bergerak dari posisi A ke posisi mula-mula
adalah....
6
Menentukan konstanta pegas
C3
2
a.
2 k ( √ L2−x 2−L )
b.
c.
d.
k ( √ L −x −L ) /2
k ( x 2−L2 )
k x 2 /2
e.
k ( √ L −x −L )
2
2
2
2
2
2
Perhatikan gambar di bawah ini.
16
Dik:
k p =k 1 +k d
susunan seri
F=6 N
k p =k +k
∆ x=0,5 m
k p =2 k
Dit:
k....???
Jika pertambahan sistem di samping adalah 50 cm,
besarnya k adalah....
Jawab:
F=k . ∆ x
6 N=2 k . 0,5 m
a. 6 N/m
b. 12 N/m
12 N
=2 k
m
c. 15 N/m
k =6 N /m
d. 30 N/m
Jawaban: A
e. 60 N/m
7
Menganalisis
pada pegas
susunan paralel
C4
Tiga buah pegas identik disusun seperti pada gambar.
Jika beban 300 gram digantung pada k1, pegas akan
Dik:
bertambah panjang 4 cm. Besar konstanta seluruh pegas
k 2 +k 3=k + k=2 k
adalah.... N/m
m=300 g=0,3 kg
1 1 1
= +
ks 2 k k
F=3 N
1
3
=
ks 2 k
17
−2
∆ x=4 cm=4.10 m
2
k s= k
3
Dit: k..?
Jawab:
F=k . ∆ x
−2
3 N=k . 4. 10 m
a. 225
300 N
=75 N /m
4m
b. 75
k=
c. 50
2
k s= k
3
d. 25
2
k s= 75
3
e. 5
k s=50 N / m
8
Menganalisis konstanta
C5
Jawaban: C
Tiga buah pegas disusun seperti gambar. Akibat pengaruh Dik:
pegas pada susunan
gaya F sebesar 20 N, susunan pegas meregang 12 cm.
k p =k +k =2 k
gabungan
Besar konstanta pegas k adalah...
1 1 1
= +
ks 2 k k
F=20 N
1
3
=
ks 2 k
−2
∆ x=12 cm=12. 10 m
18
2
k s= k
3
a. 2,50 N/m
b. 25 N/m
Dit:
c. 250 N/m
k....?
d. 2500 N/m
jawab:
e. 25000 N/m
F=k . ∆ x
2
−2
3 N= k . 12.10 m
3
k=
20 N
=250 N /m
12. 10−2 m
k =250 N /m
Jawaban: C
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Planning atau perencanaan ialah suatu rangkaian persiapan tindakan untuk mencapai
tujuan. Perencanaan merupakan pedoman, garis-garis besar atau petunjuk-petunjuk yang
harus dituruti jika menginginkan hasil yang baik sebagaimana direncanakan.
Dalam teori manajemen, sebagai sistem perencanaan pembelajaran yang baik,
kurikulum harus mencakup empat hal. Pertama, hasil akhir pendidikan yang harus dicapai
peserta didik (keluaran), dan dirumuskan sebagai kompetensi lulusan. Kedua, kandungan
materi yang harus diajarkan kepada, dan dipelajari oleh peserta didik (masukan/standar isi),
dalam usaha membentuk kompetensi lulusan yang diinginkan. Ketiga, pelaksanaan
pembelajaran (proses, termasuk metodologi pembelajaran sebagai bagian dari standar
proses), supaya ketiga kompetensi yang diinginkan terbentuk pada diri peserta didik.
Keempat, penilaian kesesuaian proses dan ketercapaian tujuan pembelajaran sedini mungkin
untuk memastikan bahwa masukan, proses, dan keluaran tersebut sesuai dengan rencana.
Secara umum fungsi perencenaan adalah menentukan titik tolak dan tujuan usaha,
memberikan pedoman, pegangan dan arah, mencegah pemborosan waktu, tenaga dan
material, memudahkan pengawasan, kemampuan evaluasi yang teratur, sebagai alat
koordinasi.
3.2 Saran
Dalam proses pembelajaran diperlukan kreativitas dan inovasi yang terus menerus.
Proses kreatif dan inovatif dapat dilakukan oleh guru melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran
yang menarik, membangkitkan keingintahuan pada siswa, memotivasi siswa dalam berpikir
kreatif dan merangsang untuk menemukan hal-hal baru pada guru maupun siswa. Sebagai
tugas pokok guru adalah merangsang terciptanya proses pembelajaran aktif, kreatif, inovatif,
dan menyenangkan serta efektif dan efisien di kelas. Sehingga sasaran dan target dari
kebijakan pendidikan dapat tercapai dan dapat diwujudkan seperti yang diamanatkan dalam
Tujuan Pendidikan Nasional.
Diharapkan melalui makalah ini dapat menambah wawasan kita tentang media
pambelajaran dan penggunaannya,dimana media pembelajaran ini sangat penting kita ketahui
20
terutama dikalangan para guru karena ini merupakan salah satu alat pendukung pada proses
pembelajaran.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://dedetzelth.blogspot.com/2013/02/pengertian-tujuan-dan-fungsi-perencanaan.html
22