Hukum Kekayaan Intelektual Perlindungan. docx
PAPER
Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual
( HKI )
“Perlindungan Hak Cipta Terhadap Penyebaran Database Secara Online”
Oleh
NOVI SUNARTI
1510111109
ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini, perkembangan dari teknologi semakin
berkembang pesat terutama dalam dunia internet atau
online. Semua orang dapat mengakses internet tanpa takut
akan dampak yang diakibatkan oleh internet itu sendiri.
Internet
dijadikan
wadah
untuk
bebas
menunjukkan
ekpresinya, namun harus sesuai dengan prosedur dalam
peraturan perundang-undangan. Hal ini dilakukan untuk
mencegah perbuatan yang merugikan orang banyak.
Demikian pula dengan para pencipta atau pengarang
karya-karya intelektual. Mereka juga menjadikan internet
sebagai media untuk menunjukkan karya kepada orang lain
dengan lebih cepat dan harga murah. Pencipta atau
pengarang hanya
internet
yang
perlu memasukkan karya ke situs
telah
dibuat
terlebih
dahulu
atau
memanfaatkan situs-situs internet yang telah ada. Mereka
tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan yang besar
untuk hal tersebut, cukup dengan hanya memiliki jaringan
internet atau paket internet.
2
Belakangan
ini,
kita
sering
mendengar
dengan
adanya online-shop. Online-shop merupakan suatu usaha
ekonomi guna menjual suatu barang dagangan dengan
cara mempromosikan barang tersebut dalam situs internet.
Barang-barang
menggiurkan
tersebut
bagi
para
diberikan
penawaran
pembeli
dan
yang
melakukan
pembayaran dengan jalan transaksi via online tanpa harus
datang ke tempat si penjual. Hal ini memudahkan bagi
pembeli karena tidak perlu direpotkan dengan jarak jauh
sehingga biaya yang dihabiskan tidak bertambah besar
dan waktu yang lebih efisien. Biasanya online shop yang
berbasis barang-barang yang berwujud nyata seperti
pakaian, sepatu, peralatan rumah tangga dan masih
banyak lagi yang menjadi objek online shop tersebut yang
dicari oleh calon pembeli.
Meskipun demikian, tidak hanya online-shop yang
objeknya bebasis peralatan rumah tangga atau keperluan
primer yang saat ini sering dicari oleh para pengguna
internet. Ada pula online-shop yang menjual data-data atau
dokumen yang dianggap penting yang dapat di perjual
belikan
kembali.
databasee.
Para
Online-shop
penjual
ini
disebut
online-shop
menawarkan data-data
atau
dokumen (databasse) penting yang sifatnya rahasia. yang
3
mana data-data atau dokumen tersebut dijual dengan
sekali bayar. Database yang telah dimiliki masih dapat di
jual kembali kepada siapa pun, sehingga mendapatkan
keuntungan yang besar.
Namun, saat ini bukan keuntungan dari penjualan
database yang akan kita bahas. Database yang merupakan
sebuah dokumen yang masih berbentuk file tentu ada
seorang pencipta atau pengarang yang membuatnya. Jadi,
dapat dikatakan bahwa database juga merupakan sebuah
karya yang berasal dari intelektual seseorang. Sebuah
karya yang berasal dari intelektual seseorang harus
mendapatkan perlindungan dari hukum. Maka hukum yang
mengatur tentang karya intelektual adalah hukum hak atas
kekayaan intelektual ( Intellectual Property Right Of Law )
atau yang lebih dikenal dengan sebutan HKI.
Hukum hak atas kekayaan intelektual/HKI merupakan
hak yang diberikan kepada seseorang atas suatu karya
hasil dari pemikiran atau ide yang diwujudkan melalui
aplikasi-aplikasi sehingga memiliki nilai guna dan ekonomi ,
tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk kepentingan
orang banyak.
Hukum hak atas kekayaan intelektual adalah hak
manual ekslusif yang terdiri dari dua macam hak
4
yaitu, hak ekonomi dan hak moral. ( Sanusi Bintang,
Hukum HKI: 1998 :4 )1
Dari pengertian hki diatas, dapat dikatakan bahwa
seharusnya hanya pencipta atau pengarang yang memiliki
hak terhadap karya. Apakah itu dipertunjukkan kepada
orang banyak atau hanya untuk dirinya sendiri. Pengarang
atau pencipta memiliki hak melekat atas karya nya.
Sehingga semua hal yang berhubungan dengan karyanya
tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu.
Begitu
pula
halnya
dengan
dokumen/database
yang
diperjual belikan secara bebas oleh pihak-pihak yang
mencari
keuntungan.
Mereka
menggunakan
dokumen
tersebut tanpa tahu apakah mendapatkan persetujuan dari
pengarang atau pencipta untuk menggunakan karyanya.
Mungkin pengarang atau pencipta karya intelektual telah
memberikan persetujuan kepada pihak tertentu untuk
menggunakan data atau dokumennya namun bagaimana
dengan pihak-pihak yang lain?. Apakah mereka yang
membeli database secara online tersebut telah mendapat
persetujuan
dari
pencipta
atau
pengarang
untuk
menggunakannya?.
1 Sudarmanto, KI&HKI Serta Implementasinya Bagi Indonesia, PT lex Media
Komputindo, Jakarta, 2012, hlm 1.
5
Untuk menjawab pertanyaan diatas, maka daripada
itu penulis membuat tulisan ini untuk mencoba membahas
persoalan tersebut. Agar dapat menambah pengetahuan
penulis serta pembaca.
B. PERMASALAHAN
Semakin banyak kegiatan online shop, tidak hanya
yang menjual kebutuhan pokok namun juga ada yang
menjual
data-data
atau
dokumen
penting
untuk
keuntungan pribadi. Sedangkan data-data atau dokumen
tersebut merupakan milik dari seorang pengarang atau
pencipta.
Jadi
data-data
tersebut
adalah
hak
dari
pengarang atau pencipta. Data-data atau dokumen yang
merupakan hasil ide intelektual adalah bagian hki di bidang
hak cipta. Oleh karena itu, bagaimanakah perlindungan
terhadap data-data (database) yang di perjual-belikan
secara bebas untuk mendapatkan keuntungan pribadi
dalam aspek hukum hak cipta?.
C. TUJUAN PENULISAN
Penulis mampu memahami dan mengerti tentang hak cipta
sehingga memberikan penambahan pengetahuan baik
untuk penulis sendiri maupun pemaca.
6
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Pengetian Hak Cipta (copy rights)
Perbedaan antara manuasia dengan makhluk ciptaan
Tuhan lainny adalah manusia diberikan kemampuan untuk
berpikir. Dengan hal itu, manusia mampu menghasilkan
karya-karya yang berasal dari ide pemikirannya yang dapat
digunakan dalam kehidupan. Ide tersebut diwujudkan
dalam berbagai bentuk baik berwujud (materil) maupun
tidak berwujud (immateril).
Pada penjelasan terdahulu, telah dikatakan bahwa
untuk mengatur dan memberikan perlindungan hukum
atas karya-karya hasil dari pemikiran seseorang tersebut
diperlukan hukumnya,maka hukum yang mengaturnya
yaitu HKI. Pengaturan dan perlindungan yang diberikan
oleh HKI tersebut terealisasikan dalam berbagai bidang
7
yaitu, hak cipta, hak merek, hak paten, desain tata letak
sirkuit terpadu (DTLST), dan rahasia dagang.
Hak cipta (copyright) adalah hak eksklusif pencipta
yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip
deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam
bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.2
Hak cipta diajukan kepada pengarang atau pencipta ,
yang mana pengarang atau pencipta tersebut memilik hak
melekat terhadap karyannya. Artinya, hanya pengarang
atau pencipta yang berhak atas karya intelektualnya,
apakah akan ditunjukan kepada umum atau hanya untuk
kepentingan individu. Yang menjadi cakupan hak cipta
adalah karya seni (lagu, musik, gerak), sastra (novel,
cerpen, syair, pantun), ilmu pengetahuan (buku pengetuan,
jurnal,
artikel,dll)
dan
hak
yang
terkait
dalamnya
(neigboring rigth) seperti pelaku rekaman, penyiaran dan
pertunjukkan.
II.
Hukum Perlindungan Hak Cipta
Indonesia
pengaturan
sebagai
negara
perundang-undangan
Undang-undang
tentang
hak
hukum,
tentang
cipta
ini
memiliki
hak
cipta.
merupakan
perealisasian oleh pemerintah indonesia yang menjadi
2 Pasal 1 angka 1 UU NO 28 tahun 2014 tentang hak cipta.
8
salah
satu
anggota
dari
organisasi
perdagangan
internasional ( World Trade Organization) yang merujuk
kepada persetujuan yang berkaitan dengan perlindungan
hak atas kekayaan intelektual yang berhubungan dengan
aspek perdagangan atau yang lebih dikenal dengan TRIPs
( Trade Related Aspects Of Intellectual Property Rights ).
Persetujuan
konvensi
trips
menjadi
internasional
perlindungan
haki
petunjuk
yang
seperti
untuk
konvensi-
berkaitan
dengan
Paris
Convention,
Bern
Convention, Rome Convetion dan lain sebagainya.
TRIPs-WTO yang mempengaruhi pertumbuhan hukum
nasional bangsa Indonesia terhadap perlindungan karya
intelektual.
Hal
ini
telah
terbukti
dengan
adanya
peraturang perundang-undang tentang hak cipta dari mulai
Uu No 6 Tahun 1982, Uu No 8 Tahun 1987, Uu No 12 Tahun
1997, Uu No 19 Tahun 2002, dan sekarang undang-undang
terbaru tentang pengaturan hak cipta yaitu Uu No 28 Tahun
2014.
Dengan
membuktikan
adanya
bahwa
undang-undang
indonesia
berusaha
tersebut
untuk
memberikan perlindungan hukum terhadap karya cipta dan
berusaha untuk membuat undang-undang pengganti dari
9
undang-undang produksi hindia belanda yaitu Auteurswet
1912 stb. No. 600.3
Selain dari TRIPs-WTO yang juga menjadi dasar
pengaturan hak cipta nasional Indonesia juga ada konvenci
Bern ( Bern Convention) tahun 1886 dan konvensi universal
hak cipta ( Unniversal Copyright Convention/ UCC ) tahun
1955. Dalam konvensi Bern (1886) memuat tiga prinsip
dasar yang mewajibkan para negara peserta yang menjadi
anggota
konvensi
Bern
untuk
menerapkan
kedalam
uunya,yaitu4
1. Prinsip National Treatment
Yaitu ciptaan seorang warga
negara
peserta
konvensi ini harus diberikan perlindungan hukum
hak
cipta yang sama kedudukannya dengan
ciptaan seorang warga negara sendiri.
2. Prinsip Automatic Protection
Perlindungan hukum yang diberikan
kepada
seseorang atas karya ciptanya diberikan secara
langsung tanpa harus memenuhi syarat apapun.
Artinya
hak
cipta
langsung
terikat
kepada
pencipta jika terdapat karyanya.
3. Prinsip Independence Of Protection
3 OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property
Rights),PT RajaGrafindo Persada, Jakarta,2007,hlm 46.
4 Eddy Damian,Hukum Hak Cipta Menurut Beberapa Konvensi Internasional,
Undang-Undang Hak Cipta 1997 Dan Perlindungan Terhadap Buku Perjanjian
Penerbitan,PT Alumni Bandung, Bandung, 2002,Hlm 61.
10
Seorang
pencipta
perlindungan
sebuah
hukum
tanpa
karya
diberikan
harus
melihat
pengaturan hukum dari negara asalnya .
Begitupun dalam konvensi universal hak cipta/UCC
(1955), konvesi yang lahir karena adanya perbedaan
pandangan antara masyarakat yang menganut sistem
hukum civil law dengan masyarakat yang menganut sistem
hukum cammon law. Untuk menjembatani perbedaan
tersebut
maka
pbb
melalui
unesco
membuat
suatu
kompromi sehingga terbentuklah konvensi universal hak
cipta ini. Sama hal nya dengan konvensi Bern, konvensi ini
juga memuat beberapa prinsip yaitu,5
1. Adequate And Effective Protection
Artinya, setiap negara peserta
konvensi
ini
berkewajiban memberikan perlindungan hukum
yang memadai dan efektif terhadap hak-hak cipta
dan pemegang hak cipta (Neigboring Rigth).
2. National Treatment
Karya-karya hasil ciptaan yang diterbitkan oleh
warga negara peserta konvensi ini atau tempat
pertama kali karya diterbitkan harus memperoleh
perlakuan perlindungan hukum hak cipta yang
sama dengan warga negara nya sendiri. Artinya,
5 Ibid.,68-69.
11
meskipun karya cipta tidak berada di negara
penerbit pertama kali namun tetap memperoleh
perlindungan yang sama seperti negara penerbit.
3. Formalities
Negara peserta konvensi yang akan memberikan
perlindungan hukum hak cipta harus menetapkan
syarat formalitas dari timbulnya hak cipta seperti,
registrasi dan sertifikat
4. Duration Of Protection
Untuk memberikan perlindungan hukum terhadap
suatu karya cipta terhadap hak cipta harus
ditentukan batas waktu perlindungannya dengan
batas minimum seumur hidup pencipta ditambah
paling sedikit 25 tahun setelah kematiannya.
5. Translation Rights
Hak eklusif pencipta untuk membuat, menerbitkan
dan
memberikan
izin
untuk
menerbitkan
terjemahan dari ciptaan nya, namun setelah
waktu tujuh tahun tanpa penerjemahan maka
negara
konvensi
ini
dapat
memerlakukan
compulsory licensing untuk warga negaranya.
6. Jurisdiction Of The International Court Of Justice
Bila terdapat sengketa yang timbul antara negara
peserta konvensin dapat diselesaikan dengan
mengajukan
sengketa
kepada
Mahkamah
Internasional.
7. Bern Safeguard Clause
12
Artinya, untuk melindungi konvensi bern maka
diaturlah bahwa negara yang menjadi peserta
konvensi bern tidak boleh mengikuti konvensi
universal hak cipta
dan bagi negara yang
melanggarnya
dikenai
ditetapkannya
akan
sanksi
ketentuan-ketentuan
serta
tentang
pemberlakuan ucc oleh peserta Konvensi Bern.
Dalam pasal 2 huruf c Uu No. 28 Tahun 2014 Tentang
Hak Cipta, menentukan bahwa hukum nasional Indonesia
memberikan perlindungan hukum terhadap hak cipta
warga negara asing namun sesuai dengan ketentuan
undang-undang.
III.
Perlindungan Hak Cipta Terhadap Database
a. Pengertian Database
Istilah data base merupakan istilah dalam ilmu
komputer. Namun saat ini database tidak hanya berbasis
kepada komputer tapi juga pada kumpulan data bisnis dan
data-data atau dokumen yang berbentuk file penting.
Dalam KBBI pengertian dari data yaitu6.
“Data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan
dasar kajian (analisis atau kesimpulan)”.
6 http://kamusbahasaindonesia.org/data%20base/mirip
KamusBahasaIndonesia.org
13
Data Base (basis data) merupakan kumpulan data
yang saling berhubungan. Hubungan antar data dapat
ditunjukan dengan adanya field/kolom kunci dari tiap
file/tabel yang ada. Dalam satu file atau table terdapat
record-record yang sejenis, sama besar, sama bentuk, yang
merupakan satu kumpulan entitas yang seragam. Satu
record (umumnya digambarkan sebagai baris data) terdiri
dari field yang saling berhubungan menunjukan bahwa
field tersebut dalam satu pengertian yang lengkap dan
disimpan dalam satu record.7
Dalam pasal 40 huruf n Uu No 28 Tahun 2014 dalam
penjelasan diberikan pengertian terhadap database yaitu8
Basis data adalah kompilasi data dalam bentuk apapun
yang dapa dibaca oleh komputer atau kompilasi dalam
bentuk lain, yang karena alasan pemilihan atau
pengaturan atas isi data itu merupakan kreasi
intelektual. Pelindungan terhadap basis data diberikan
dengan tidak mengurangi hak para pencipta atas
ciptaan yang dimasukan dalam basis data tersebut.
Dari
pengertian
diatas,
maka
yang
dikatakan
database yaitu suatu pemograman komputer yang terdiri
dari kolom atau file yang saling berhubungan satu dengan
7 https://apipudintea.wordpress.com/2008/10/15/pengertian-bankdata-databasee/
8 Penjelasan Pasal 40 Huruf N Undang-Undang No 28 Tahun 2014.Pdf
14
yang lain sehingga membentuk suatu kesatuan yang
berguna
dan
pengembangan
juga
digunakan
aplikasi.
untuk
Biasanya
pembuatan
database
dan
dibuat
sedemikian rupa untuk memudahkan pembuatan progam
agar lebih cepat. Database berisikan informasi yang
berguna.
b. Pengaturan Tentang Data Base
Perkembang penggunaan teknologi apalagi dalam
jaringan
internet
banyak
menghasilkan
terobosan-
terobosan baru salah satunya terhadap database. Namun
tidak selamanya terobosan yang terjadi merupakan hal
yang positif, adapula terebosan yang sifatnya negatif.
Artinya dapat merugikan pihak lain. Dalam dunia internet,
database dapat di perjual belikan secara bebas demi
memperoleh keuntungan pribadi. Banyak “owner”/pemilik
dari onlineshop menjadikan database sebagai objeknya.
Dengan menawarkan bahwa
membeli database dengan
harga
sekali
yang
murah
dan
pembayaran
akan
memperoleh keuntungan yang besar setiap saatnya, ketika
15
database yang kita beli tersebut dijual kembali dan begitu
seterusnya
penjualan
database
secara
online.
Yang
menjadi pertanyaannya adalah bagaimana hal tersebut
dapat terjadi? Bukankah itu merupakan suatu perbuatan
yang
dilarang
karena
kegiatan
memperbanyak
dan
memperluas suatu karya cipta tanpa persetujuan pembuat
atau penciptanya dilarang dalam undang-undang?.
Menurut Angela Bowne (1997-141) seorang pengakses
internet dianggap melanggar hak cipta jika si pengakses
tersebut
men-download
isi
dari
situs
dan
menyimpannya kepada sebuah hard disc komputer.9
Seperti yang telah dijelaskan di atas, database juga
merupakan
karya
intelektual
sehingga
memerlukan
perlindungan hukum yaitu hukum terhadap hak cipta.
Dalam pasal 40 huruf (n) dan( p) uu no 28 tahun 2014
tentang hak cipta telah dijelaskan bahwa salah satu
ciptaan yang dilindungi adalah database dan data yang
baik dalam format komputer maupun media lainnya. dalam
database juga terdapat hak eklusif pemiliknya. Dengan
kata lain, bahwa siapapun yang mengambil keuntungan
dari database tersebut haruslah memperoleh persetujuan
dari pencipta atau pembuat nya.
9 Op.cit. OK. Saidin.,hlm 523
16
Seorang pencipta database memiliki hak eksklusif
untuk
mengumumkan
atau
memperbanyak
ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah
database yang diciptakannya lahir tanpa mengurangi
pembatasan
menurut
peraturan
perundang10
undangan yang berlaku.
Akan tetapi, penjelasan lebih lanjut selain pengertian
database tidak di jelaskan. Sehingga masih menimbulkan
kebingungan.
Maka
dengan
demikia,
perbuatan
yang
telah
dijelaskan diatas dapat dikatan sebagai pelanggaran hak
moral terhadap karya cipta. Persoalan tentang hak moral
ini muncul disebabkan karena pada dasarnya setiap orang
mempuanyai
keharusan
untuk
mengormati
atau
menghargai karya orang lain. 11 Orang lain seharusnya tidak
dengan sesuka hati mengambil dan menyatakan suatu
karya orang lain adalah miliknya. Apalagi pelanggaran hak
moral
tersebut
dijadikan
sebagai
ekonomis
yang
menguntungkan bagi pihak yang tidak berhak atas hak
ekonomi karya cipta.
Dalam pasal 55 ayat (1) dan (2)
uu no 28 tahun
2014 menyebutkan bahwa untuk menyimpan data yang
10 http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt538fc139b1447/perlindunganhak-kekayaan-intelektual-berupa-database
11 Gatot Supramono.Hak Cipta Dan Aspek-Aspek Hukunya.Rineka
Cipta.Jakarta.2010.Hlm 46.
17
berasis tekonogi informasi harus memenuhi izin dan
persyaratan
yang
telah
ditentukan
dalam
peraturan
pemerintah. Sehingga apabila tidak mengikuti peraturan
maka akan dijatuhi pidana sesuai dengan pasal 113 ayat 3
yang mana berbunyi “Setiap Orang yang dengan tanpa hak
dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukanpelanggaran
hak
ekonomi
Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c,
huruf d, huruff, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama
3(tiga)
tahun
dan/atau
pidana
denda
paling
banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
BAB III
PENUTUP
I.
KESIMPULAN
Setiap
hasil
karya
intelektual
harus
mendapakan
perlindungan hukum, yaitu hukum terhadap hak cipta.
Seseorang
tidak
boleh
mengambi,
menjual
dan
18
menggadankan suatu karya cipta seseorang tanpa
adanya persetujuan atau perizinan dari pembuat atau
pencipta sesuai dengan ketentuan peraturan perudangundanga. Bisnis onlineshop yang menjadikan database
sebagai objek penjualannya secara bebas merupakan
suatu pelanggaran terhadap hak cipta karena dapat
melanggar hak ekonomi dan hak moral dari pencipta.
II.
SARAN
Setelah
melakukan
pembahasan
diatas,
penulis
menyarankan untuk tidak menggunakan suatu karya
orang lain menjadi miliki kita sendiri karena seagai
seorang manusia yang diberikan akal seharusnya kita
bisa lebih menghargai dan menghormati orang lain
terhadap karya ciptaanya.
DAFTAR PUSTAKA
Supramono, Gatot. 2010. Hak Cipta Dan Aspek-Aspek
Hukumnya. Jakarta : Rineka Cipta.
19
Damian,
Eddy.
2002.
Hukum
Hak
Cipta
Menurut
Beberapa Konvensi Internasional, Undang-Undang Hak
Cipta 1997 Dan Perlindungan Terhadap Buku Perjanjian
Penerbitan. Bandung : PT Alumni Bandung.
Saidin,
O.K.
2007.
Aspek
Hukum
Hak
Kekayaan
Intelektual (Intellectual Property Rights). Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada/
Sudarmanto. 2012. KI&HKI Serta Implementasinya Bagi
Indonesia. Jakarta : PT lex Media Komputindo.
Undang-Undang No 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
Pdf
http://kamusbahasaindonesia.org/data%20base/mirip
Kamus Bahasa Indonesia.org
https://apipudintea.wordpress.com/2008/10/15/pengerti
an-bank data-databasee.
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt538fc139b14
47/perlindungan-hak-kekayaan-intelektual-berupadatabase
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt54192d63ee
29a/ini-hal-baru-yang-diatur-di-uu-hak-cipta-penggantiuu-no-19-tahun-2002
http://www.mandalamaya.com/pengertian-database/
20
Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual
( HKI )
“Perlindungan Hak Cipta Terhadap Penyebaran Database Secara Online”
Oleh
NOVI SUNARTI
1510111109
ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini, perkembangan dari teknologi semakin
berkembang pesat terutama dalam dunia internet atau
online. Semua orang dapat mengakses internet tanpa takut
akan dampak yang diakibatkan oleh internet itu sendiri.
Internet
dijadikan
wadah
untuk
bebas
menunjukkan
ekpresinya, namun harus sesuai dengan prosedur dalam
peraturan perundang-undangan. Hal ini dilakukan untuk
mencegah perbuatan yang merugikan orang banyak.
Demikian pula dengan para pencipta atau pengarang
karya-karya intelektual. Mereka juga menjadikan internet
sebagai media untuk menunjukkan karya kepada orang lain
dengan lebih cepat dan harga murah. Pencipta atau
pengarang hanya
internet
yang
perlu memasukkan karya ke situs
telah
dibuat
terlebih
dahulu
atau
memanfaatkan situs-situs internet yang telah ada. Mereka
tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan yang besar
untuk hal tersebut, cukup dengan hanya memiliki jaringan
internet atau paket internet.
2
Belakangan
ini,
kita
sering
mendengar
dengan
adanya online-shop. Online-shop merupakan suatu usaha
ekonomi guna menjual suatu barang dagangan dengan
cara mempromosikan barang tersebut dalam situs internet.
Barang-barang
menggiurkan
tersebut
bagi
para
diberikan
penawaran
pembeli
dan
yang
melakukan
pembayaran dengan jalan transaksi via online tanpa harus
datang ke tempat si penjual. Hal ini memudahkan bagi
pembeli karena tidak perlu direpotkan dengan jarak jauh
sehingga biaya yang dihabiskan tidak bertambah besar
dan waktu yang lebih efisien. Biasanya online shop yang
berbasis barang-barang yang berwujud nyata seperti
pakaian, sepatu, peralatan rumah tangga dan masih
banyak lagi yang menjadi objek online shop tersebut yang
dicari oleh calon pembeli.
Meskipun demikian, tidak hanya online-shop yang
objeknya bebasis peralatan rumah tangga atau keperluan
primer yang saat ini sering dicari oleh para pengguna
internet. Ada pula online-shop yang menjual data-data atau
dokumen yang dianggap penting yang dapat di perjual
belikan
kembali.
databasee.
Para
Online-shop
penjual
ini
disebut
online-shop
menawarkan data-data
atau
dokumen (databasse) penting yang sifatnya rahasia. yang
3
mana data-data atau dokumen tersebut dijual dengan
sekali bayar. Database yang telah dimiliki masih dapat di
jual kembali kepada siapa pun, sehingga mendapatkan
keuntungan yang besar.
Namun, saat ini bukan keuntungan dari penjualan
database yang akan kita bahas. Database yang merupakan
sebuah dokumen yang masih berbentuk file tentu ada
seorang pencipta atau pengarang yang membuatnya. Jadi,
dapat dikatakan bahwa database juga merupakan sebuah
karya yang berasal dari intelektual seseorang. Sebuah
karya yang berasal dari intelektual seseorang harus
mendapatkan perlindungan dari hukum. Maka hukum yang
mengatur tentang karya intelektual adalah hukum hak atas
kekayaan intelektual ( Intellectual Property Right Of Law )
atau yang lebih dikenal dengan sebutan HKI.
Hukum hak atas kekayaan intelektual/HKI merupakan
hak yang diberikan kepada seseorang atas suatu karya
hasil dari pemikiran atau ide yang diwujudkan melalui
aplikasi-aplikasi sehingga memiliki nilai guna dan ekonomi ,
tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk kepentingan
orang banyak.
Hukum hak atas kekayaan intelektual adalah hak
manual ekslusif yang terdiri dari dua macam hak
4
yaitu, hak ekonomi dan hak moral. ( Sanusi Bintang,
Hukum HKI: 1998 :4 )1
Dari pengertian hki diatas, dapat dikatakan bahwa
seharusnya hanya pencipta atau pengarang yang memiliki
hak terhadap karya. Apakah itu dipertunjukkan kepada
orang banyak atau hanya untuk dirinya sendiri. Pengarang
atau pencipta memiliki hak melekat atas karya nya.
Sehingga semua hal yang berhubungan dengan karyanya
tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu.
Begitu
pula
halnya
dengan
dokumen/database
yang
diperjual belikan secara bebas oleh pihak-pihak yang
mencari
keuntungan.
Mereka
menggunakan
dokumen
tersebut tanpa tahu apakah mendapatkan persetujuan dari
pengarang atau pencipta untuk menggunakan karyanya.
Mungkin pengarang atau pencipta karya intelektual telah
memberikan persetujuan kepada pihak tertentu untuk
menggunakan data atau dokumennya namun bagaimana
dengan pihak-pihak yang lain?. Apakah mereka yang
membeli database secara online tersebut telah mendapat
persetujuan
dari
pencipta
atau
pengarang
untuk
menggunakannya?.
1 Sudarmanto, KI&HKI Serta Implementasinya Bagi Indonesia, PT lex Media
Komputindo, Jakarta, 2012, hlm 1.
5
Untuk menjawab pertanyaan diatas, maka daripada
itu penulis membuat tulisan ini untuk mencoba membahas
persoalan tersebut. Agar dapat menambah pengetahuan
penulis serta pembaca.
B. PERMASALAHAN
Semakin banyak kegiatan online shop, tidak hanya
yang menjual kebutuhan pokok namun juga ada yang
menjual
data-data
atau
dokumen
penting
untuk
keuntungan pribadi. Sedangkan data-data atau dokumen
tersebut merupakan milik dari seorang pengarang atau
pencipta.
Jadi
data-data
tersebut
adalah
hak
dari
pengarang atau pencipta. Data-data atau dokumen yang
merupakan hasil ide intelektual adalah bagian hki di bidang
hak cipta. Oleh karena itu, bagaimanakah perlindungan
terhadap data-data (database) yang di perjual-belikan
secara bebas untuk mendapatkan keuntungan pribadi
dalam aspek hukum hak cipta?.
C. TUJUAN PENULISAN
Penulis mampu memahami dan mengerti tentang hak cipta
sehingga memberikan penambahan pengetahuan baik
untuk penulis sendiri maupun pemaca.
6
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Pengetian Hak Cipta (copy rights)
Perbedaan antara manuasia dengan makhluk ciptaan
Tuhan lainny adalah manusia diberikan kemampuan untuk
berpikir. Dengan hal itu, manusia mampu menghasilkan
karya-karya yang berasal dari ide pemikirannya yang dapat
digunakan dalam kehidupan. Ide tersebut diwujudkan
dalam berbagai bentuk baik berwujud (materil) maupun
tidak berwujud (immateril).
Pada penjelasan terdahulu, telah dikatakan bahwa
untuk mengatur dan memberikan perlindungan hukum
atas karya-karya hasil dari pemikiran seseorang tersebut
diperlukan hukumnya,maka hukum yang mengaturnya
yaitu HKI. Pengaturan dan perlindungan yang diberikan
oleh HKI tersebut terealisasikan dalam berbagai bidang
7
yaitu, hak cipta, hak merek, hak paten, desain tata letak
sirkuit terpadu (DTLST), dan rahasia dagang.
Hak cipta (copyright) adalah hak eksklusif pencipta
yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip
deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam
bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.2
Hak cipta diajukan kepada pengarang atau pencipta ,
yang mana pengarang atau pencipta tersebut memilik hak
melekat terhadap karyannya. Artinya, hanya pengarang
atau pencipta yang berhak atas karya intelektualnya,
apakah akan ditunjukan kepada umum atau hanya untuk
kepentingan individu. Yang menjadi cakupan hak cipta
adalah karya seni (lagu, musik, gerak), sastra (novel,
cerpen, syair, pantun), ilmu pengetahuan (buku pengetuan,
jurnal,
artikel,dll)
dan
hak
yang
terkait
dalamnya
(neigboring rigth) seperti pelaku rekaman, penyiaran dan
pertunjukkan.
II.
Hukum Perlindungan Hak Cipta
Indonesia
pengaturan
sebagai
negara
perundang-undangan
Undang-undang
tentang
hak
hukum,
tentang
cipta
ini
memiliki
hak
cipta.
merupakan
perealisasian oleh pemerintah indonesia yang menjadi
2 Pasal 1 angka 1 UU NO 28 tahun 2014 tentang hak cipta.
8
salah
satu
anggota
dari
organisasi
perdagangan
internasional ( World Trade Organization) yang merujuk
kepada persetujuan yang berkaitan dengan perlindungan
hak atas kekayaan intelektual yang berhubungan dengan
aspek perdagangan atau yang lebih dikenal dengan TRIPs
( Trade Related Aspects Of Intellectual Property Rights ).
Persetujuan
konvensi
trips
menjadi
internasional
perlindungan
haki
petunjuk
yang
seperti
untuk
konvensi-
berkaitan
dengan
Paris
Convention,
Bern
Convention, Rome Convetion dan lain sebagainya.
TRIPs-WTO yang mempengaruhi pertumbuhan hukum
nasional bangsa Indonesia terhadap perlindungan karya
intelektual.
Hal
ini
telah
terbukti
dengan
adanya
peraturang perundang-undang tentang hak cipta dari mulai
Uu No 6 Tahun 1982, Uu No 8 Tahun 1987, Uu No 12 Tahun
1997, Uu No 19 Tahun 2002, dan sekarang undang-undang
terbaru tentang pengaturan hak cipta yaitu Uu No 28 Tahun
2014.
Dengan
membuktikan
adanya
bahwa
undang-undang
indonesia
berusaha
tersebut
untuk
memberikan perlindungan hukum terhadap karya cipta dan
berusaha untuk membuat undang-undang pengganti dari
9
undang-undang produksi hindia belanda yaitu Auteurswet
1912 stb. No. 600.3
Selain dari TRIPs-WTO yang juga menjadi dasar
pengaturan hak cipta nasional Indonesia juga ada konvenci
Bern ( Bern Convention) tahun 1886 dan konvensi universal
hak cipta ( Unniversal Copyright Convention/ UCC ) tahun
1955. Dalam konvensi Bern (1886) memuat tiga prinsip
dasar yang mewajibkan para negara peserta yang menjadi
anggota
konvensi
Bern
untuk
menerapkan
kedalam
uunya,yaitu4
1. Prinsip National Treatment
Yaitu ciptaan seorang warga
negara
peserta
konvensi ini harus diberikan perlindungan hukum
hak
cipta yang sama kedudukannya dengan
ciptaan seorang warga negara sendiri.
2. Prinsip Automatic Protection
Perlindungan hukum yang diberikan
kepada
seseorang atas karya ciptanya diberikan secara
langsung tanpa harus memenuhi syarat apapun.
Artinya
hak
cipta
langsung
terikat
kepada
pencipta jika terdapat karyanya.
3. Prinsip Independence Of Protection
3 OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property
Rights),PT RajaGrafindo Persada, Jakarta,2007,hlm 46.
4 Eddy Damian,Hukum Hak Cipta Menurut Beberapa Konvensi Internasional,
Undang-Undang Hak Cipta 1997 Dan Perlindungan Terhadap Buku Perjanjian
Penerbitan,PT Alumni Bandung, Bandung, 2002,Hlm 61.
10
Seorang
pencipta
perlindungan
sebuah
hukum
tanpa
karya
diberikan
harus
melihat
pengaturan hukum dari negara asalnya .
Begitupun dalam konvensi universal hak cipta/UCC
(1955), konvesi yang lahir karena adanya perbedaan
pandangan antara masyarakat yang menganut sistem
hukum civil law dengan masyarakat yang menganut sistem
hukum cammon law. Untuk menjembatani perbedaan
tersebut
maka
pbb
melalui
unesco
membuat
suatu
kompromi sehingga terbentuklah konvensi universal hak
cipta ini. Sama hal nya dengan konvensi Bern, konvensi ini
juga memuat beberapa prinsip yaitu,5
1. Adequate And Effective Protection
Artinya, setiap negara peserta
konvensi
ini
berkewajiban memberikan perlindungan hukum
yang memadai dan efektif terhadap hak-hak cipta
dan pemegang hak cipta (Neigboring Rigth).
2. National Treatment
Karya-karya hasil ciptaan yang diterbitkan oleh
warga negara peserta konvensi ini atau tempat
pertama kali karya diterbitkan harus memperoleh
perlakuan perlindungan hukum hak cipta yang
sama dengan warga negara nya sendiri. Artinya,
5 Ibid.,68-69.
11
meskipun karya cipta tidak berada di negara
penerbit pertama kali namun tetap memperoleh
perlindungan yang sama seperti negara penerbit.
3. Formalities
Negara peserta konvensi yang akan memberikan
perlindungan hukum hak cipta harus menetapkan
syarat formalitas dari timbulnya hak cipta seperti,
registrasi dan sertifikat
4. Duration Of Protection
Untuk memberikan perlindungan hukum terhadap
suatu karya cipta terhadap hak cipta harus
ditentukan batas waktu perlindungannya dengan
batas minimum seumur hidup pencipta ditambah
paling sedikit 25 tahun setelah kematiannya.
5. Translation Rights
Hak eklusif pencipta untuk membuat, menerbitkan
dan
memberikan
izin
untuk
menerbitkan
terjemahan dari ciptaan nya, namun setelah
waktu tujuh tahun tanpa penerjemahan maka
negara
konvensi
ini
dapat
memerlakukan
compulsory licensing untuk warga negaranya.
6. Jurisdiction Of The International Court Of Justice
Bila terdapat sengketa yang timbul antara negara
peserta konvensin dapat diselesaikan dengan
mengajukan
sengketa
kepada
Mahkamah
Internasional.
7. Bern Safeguard Clause
12
Artinya, untuk melindungi konvensi bern maka
diaturlah bahwa negara yang menjadi peserta
konvensi bern tidak boleh mengikuti konvensi
universal hak cipta
dan bagi negara yang
melanggarnya
dikenai
ditetapkannya
akan
sanksi
ketentuan-ketentuan
serta
tentang
pemberlakuan ucc oleh peserta Konvensi Bern.
Dalam pasal 2 huruf c Uu No. 28 Tahun 2014 Tentang
Hak Cipta, menentukan bahwa hukum nasional Indonesia
memberikan perlindungan hukum terhadap hak cipta
warga negara asing namun sesuai dengan ketentuan
undang-undang.
III.
Perlindungan Hak Cipta Terhadap Database
a. Pengertian Database
Istilah data base merupakan istilah dalam ilmu
komputer. Namun saat ini database tidak hanya berbasis
kepada komputer tapi juga pada kumpulan data bisnis dan
data-data atau dokumen yang berbentuk file penting.
Dalam KBBI pengertian dari data yaitu6.
“Data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan
dasar kajian (analisis atau kesimpulan)”.
6 http://kamusbahasaindonesia.org/data%20base/mirip
KamusBahasaIndonesia.org
13
Data Base (basis data) merupakan kumpulan data
yang saling berhubungan. Hubungan antar data dapat
ditunjukan dengan adanya field/kolom kunci dari tiap
file/tabel yang ada. Dalam satu file atau table terdapat
record-record yang sejenis, sama besar, sama bentuk, yang
merupakan satu kumpulan entitas yang seragam. Satu
record (umumnya digambarkan sebagai baris data) terdiri
dari field yang saling berhubungan menunjukan bahwa
field tersebut dalam satu pengertian yang lengkap dan
disimpan dalam satu record.7
Dalam pasal 40 huruf n Uu No 28 Tahun 2014 dalam
penjelasan diberikan pengertian terhadap database yaitu8
Basis data adalah kompilasi data dalam bentuk apapun
yang dapa dibaca oleh komputer atau kompilasi dalam
bentuk lain, yang karena alasan pemilihan atau
pengaturan atas isi data itu merupakan kreasi
intelektual. Pelindungan terhadap basis data diberikan
dengan tidak mengurangi hak para pencipta atas
ciptaan yang dimasukan dalam basis data tersebut.
Dari
pengertian
diatas,
maka
yang
dikatakan
database yaitu suatu pemograman komputer yang terdiri
dari kolom atau file yang saling berhubungan satu dengan
7 https://apipudintea.wordpress.com/2008/10/15/pengertian-bankdata-databasee/
8 Penjelasan Pasal 40 Huruf N Undang-Undang No 28 Tahun 2014.Pdf
14
yang lain sehingga membentuk suatu kesatuan yang
berguna
dan
pengembangan
juga
digunakan
aplikasi.
untuk
Biasanya
pembuatan
database
dan
dibuat
sedemikian rupa untuk memudahkan pembuatan progam
agar lebih cepat. Database berisikan informasi yang
berguna.
b. Pengaturan Tentang Data Base
Perkembang penggunaan teknologi apalagi dalam
jaringan
internet
banyak
menghasilkan
terobosan-
terobosan baru salah satunya terhadap database. Namun
tidak selamanya terobosan yang terjadi merupakan hal
yang positif, adapula terebosan yang sifatnya negatif.
Artinya dapat merugikan pihak lain. Dalam dunia internet,
database dapat di perjual belikan secara bebas demi
memperoleh keuntungan pribadi. Banyak “owner”/pemilik
dari onlineshop menjadikan database sebagai objeknya.
Dengan menawarkan bahwa
membeli database dengan
harga
sekali
yang
murah
dan
pembayaran
akan
memperoleh keuntungan yang besar setiap saatnya, ketika
15
database yang kita beli tersebut dijual kembali dan begitu
seterusnya
penjualan
database
secara
online.
Yang
menjadi pertanyaannya adalah bagaimana hal tersebut
dapat terjadi? Bukankah itu merupakan suatu perbuatan
yang
dilarang
karena
kegiatan
memperbanyak
dan
memperluas suatu karya cipta tanpa persetujuan pembuat
atau penciptanya dilarang dalam undang-undang?.
Menurut Angela Bowne (1997-141) seorang pengakses
internet dianggap melanggar hak cipta jika si pengakses
tersebut
men-download
isi
dari
situs
dan
menyimpannya kepada sebuah hard disc komputer.9
Seperti yang telah dijelaskan di atas, database juga
merupakan
karya
intelektual
sehingga
memerlukan
perlindungan hukum yaitu hukum terhadap hak cipta.
Dalam pasal 40 huruf (n) dan( p) uu no 28 tahun 2014
tentang hak cipta telah dijelaskan bahwa salah satu
ciptaan yang dilindungi adalah database dan data yang
baik dalam format komputer maupun media lainnya. dalam
database juga terdapat hak eklusif pemiliknya. Dengan
kata lain, bahwa siapapun yang mengambil keuntungan
dari database tersebut haruslah memperoleh persetujuan
dari pencipta atau pembuat nya.
9 Op.cit. OK. Saidin.,hlm 523
16
Seorang pencipta database memiliki hak eksklusif
untuk
mengumumkan
atau
memperbanyak
ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah
database yang diciptakannya lahir tanpa mengurangi
pembatasan
menurut
peraturan
perundang10
undangan yang berlaku.
Akan tetapi, penjelasan lebih lanjut selain pengertian
database tidak di jelaskan. Sehingga masih menimbulkan
kebingungan.
Maka
dengan
demikia,
perbuatan
yang
telah
dijelaskan diatas dapat dikatan sebagai pelanggaran hak
moral terhadap karya cipta. Persoalan tentang hak moral
ini muncul disebabkan karena pada dasarnya setiap orang
mempuanyai
keharusan
untuk
mengormati
atau
menghargai karya orang lain. 11 Orang lain seharusnya tidak
dengan sesuka hati mengambil dan menyatakan suatu
karya orang lain adalah miliknya. Apalagi pelanggaran hak
moral
tersebut
dijadikan
sebagai
ekonomis
yang
menguntungkan bagi pihak yang tidak berhak atas hak
ekonomi karya cipta.
Dalam pasal 55 ayat (1) dan (2)
uu no 28 tahun
2014 menyebutkan bahwa untuk menyimpan data yang
10 http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt538fc139b1447/perlindunganhak-kekayaan-intelektual-berupa-database
11 Gatot Supramono.Hak Cipta Dan Aspek-Aspek Hukunya.Rineka
Cipta.Jakarta.2010.Hlm 46.
17
berasis tekonogi informasi harus memenuhi izin dan
persyaratan
yang
telah
ditentukan
dalam
peraturan
pemerintah. Sehingga apabila tidak mengikuti peraturan
maka akan dijatuhi pidana sesuai dengan pasal 113 ayat 3
yang mana berbunyi “Setiap Orang yang dengan tanpa hak
dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukanpelanggaran
hak
ekonomi
Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c,
huruf d, huruff, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama
3(tiga)
tahun
dan/atau
pidana
denda
paling
banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
BAB III
PENUTUP
I.
KESIMPULAN
Setiap
hasil
karya
intelektual
harus
mendapakan
perlindungan hukum, yaitu hukum terhadap hak cipta.
Seseorang
tidak
boleh
mengambi,
menjual
dan
18
menggadankan suatu karya cipta seseorang tanpa
adanya persetujuan atau perizinan dari pembuat atau
pencipta sesuai dengan ketentuan peraturan perudangundanga. Bisnis onlineshop yang menjadikan database
sebagai objek penjualannya secara bebas merupakan
suatu pelanggaran terhadap hak cipta karena dapat
melanggar hak ekonomi dan hak moral dari pencipta.
II.
SARAN
Setelah
melakukan
pembahasan
diatas,
penulis
menyarankan untuk tidak menggunakan suatu karya
orang lain menjadi miliki kita sendiri karena seagai
seorang manusia yang diberikan akal seharusnya kita
bisa lebih menghargai dan menghormati orang lain
terhadap karya ciptaanya.
DAFTAR PUSTAKA
Supramono, Gatot. 2010. Hak Cipta Dan Aspek-Aspek
Hukumnya. Jakarta : Rineka Cipta.
19
Damian,
Eddy.
2002.
Hukum
Hak
Cipta
Menurut
Beberapa Konvensi Internasional, Undang-Undang Hak
Cipta 1997 Dan Perlindungan Terhadap Buku Perjanjian
Penerbitan. Bandung : PT Alumni Bandung.
Saidin,
O.K.
2007.
Aspek
Hukum
Hak
Kekayaan
Intelektual (Intellectual Property Rights). Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada/
Sudarmanto. 2012. KI&HKI Serta Implementasinya Bagi
Indonesia. Jakarta : PT lex Media Komputindo.
Undang-Undang No 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
http://kamusbahasaindonesia.org/data%20base/mirip
Kamus Bahasa Indonesia.org
https://apipudintea.wordpress.com/2008/10/15/pengerti
an-bank data-databasee.
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt538fc139b14
47/perlindungan-hak-kekayaan-intelektual-berupadatabase
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt54192d63ee
29a/ini-hal-baru-yang-diatur-di-uu-hak-cipta-penggantiuu-no-19-tahun-2002
http://www.mandalamaya.com/pengertian-database/
20