ANALISIS PERBANDINGAN PERENCANAAN JALAN perintis

PETUNJUK PENULISAN UMUM BAGI PENULIS
Penyunting menerima naskah hasil penelitian
bidang ilmu Teknik dalam Bahasa Indonesia dan/ atau
Bahasa Inggris yang belum pernah dipublikasikan
disertai pernyataan dari penulis diatas materai Rp.
6.000, .
Setiap artikel akan di review oleh saya. Penulis
yang artikelnya diterbit akan diberikan nomor bukti
terbit dan cetak jurnal sebanyak tiga eksemplar. Isi
artikel diluar tanggung jawab pengelola. Penyunting
berhak mengedit redaksional tanpa mengubah arti.
Tata cara penulisan sebagai berikut:
JUDUL ARTIKEL (11 pt, all cap, center, bold)
Nama penulis (10 pt, center, cap each word, bold)

Institusi dan e mail (10 pt rata kiri) dituliskan sebagai
footer.
Abstrak
Maka diawali dengan abstrak maksimal 300 kata
dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Abstrak
ditulis dengan huruf Times New Roman 10 pt, satu

spasi. Abstrak memuat rangkuman latar belakang
penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian dan
hasil yang dicapai.
Kata kunci : terdiri atas 3 sampai 5 kata
Artikel ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa
Inggris, dikertas ukuran A4 (210 x 297 mm)
menggunakan huruf Times New Roman 10 pt dengan
format 1 kolom, 1 spasi dan batas kiri 25 mm, batas
kanan 25 mm, atas 25 mm dan bawah 25 mm. Jumlah
halaman keseluruhan (termasuk lampiran) 6 10
halaman.
PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang, permasalahan,
tujuan, dan urgensi (keutamaan), serta temuan/inovasi
yang dicapai dalam penelitian. Pendahuluan ditulis
dalam bentuk alenia, dengan memberi tab untuk alenia
baru, tanpa spasi tambahan dan tanpa
dan
. Tinjaun pustaka sebaiknya diintegrasikan
pada

bagian
pendahuluan,
metodologi
dan
pembahasan.
METODE PENELITIAN
Menguraikan tentang kerangka konseptual, bahan
penelitian, metode pengambilan data dan metode
analisis. Metode penelitian ditulis dalam bentuk
alenia, dengan memberikan tab untuk setiap alenia
baru, tanpa spasi tambahan dan tanpa
dan
.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menguraikan tentang hasil penelitian yang telah
dilakukan, berupa gambar, grafik dan tabel yang

mudah dipahami. Hasil hendaknya dibahas secara
detail, mengacu pada tujuan penelitian.
SIMPULAN

Berisi pernyataan hasil penelitian yang telah dibahas
sesuai dengan tujuan penelitian
UCAPAN TERIMA KASIH
Ditulis apabila perlu
DAFTAR PUSTAKA
Disusun dan diberi nomor urut berdasarkan urutan
abjad nama penulis. Penulisan pustaka: nama penulis
(tanpa gelar), tahun, judul, penerbit, kota dan halaman.
Berikut diberikan contoh penulisan sebagai berikut:
Format Buku:
Koestalam, Pinardi dan Sutoyo, 2010. Perencanaan
Tebal Perkerasan Jalan, Jenis Lentur dan
Jenis Kaku, Penerbit PT. Mediatama
Saptakarya.
Format Artikel Jornal:
Ferdian T. 2008, Analisis Struktur Perkerasan Lentur
Menggunakan Program Everseries dan
Metoda AASHTO 1993 Studi kasus: Jalan
Tol Jakarta Cikampek, Jornal Vol. 15 No. 3
Desember 2008. Jakarta.

Format prosiding Seminar:
Bourassa, S 1999, ‘

, Atlanta, Georgia, pp.44 56
Format Tesis:
Exelby, HRA 1997, ‘Aspects of gold and mineral
liberation’, PhD thesis, University of
Queensland, Brisbane.
Penulisan Gambar
Nomor urut dan nama dibawah gambar
berdasarkan urutan kemunculan, ditulis rata kiri
kanan.
Penulisan Tabel
Nomor urut dan nama diatas tabel berdasarkan
urutan kemunculan, ditulis rata kiri kanan.
Penulisan Persamaan
Nomor urut persamaan diatas tabel berdasarkan
kemunculan, ditulis rata kiri kanan.
Alamat Redaksi
Fakultas Teknik Universitas Widyagama Malang

Jl. Taman Borobudur Indah no.3 Malang 65125
Telp. (0341) 491648, 492282
Fax. (0341) 496919
e mail: jurnalwidyateknika@widyagama.ac.id

ANALISIS PERBANDINGAN PERENCANAAN JALAN RAYA MENGGUNAKAN DUA
LAPIS DAN TIGA LAPIS PERKERASAN JALAN RAYA
(Studi Kasus Pada Ruas Jalan Tibar – Gleno Timor1Leste)
Ambrosio Martins Nuno1) Aji Suraji2) Agus Tugas S.3)

ABSTRAK
Salah satu pandangan dari berbagai persoalan pembangunan Nasional Timor Leste adalah berkaitan
dengan pembangunan lintas sektor, khususnya pembangunan prasarana jalan
. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui mutu dan biaya antara dua lapis dan tiga lapis perkerasan jalan raya.
Berdasarkan latar belakang maka ada tiga metode yang akan dibandingkan dalam penelitian ini :
“Metode Analisis Komponen” SKBI 2.3.26.1987 (diadopsi metode Timor Leste) yaitu dua lapis
perkerasan, Metode Analisis Komponen SKBI 2.3.26.1987 tiga lapis perkerasan dan Manual Desain
Perkerasan Jalan Nomor 2 M BM 2013 tiga lapis perkerasan.Penelitian dilakukan pada Infrastruktur
jalan raya diruas jalan Tibar Gleno Timor Leste dengan panjang jalan 31,86 KM. Mulai dari KM

13+985,80 KM 45+855,57. Jenis penelitian ini dilakukan merupakan penelitian komparatif, yaitu
penelitian yang bersifat membandingkan. Dua lapis perkerasan berdasarkan “Metode Analisa
Komponen” SKBI 2.3.26.1987 (diadopsi metode Timor Leste)
(Laston MS 744) tebal
75 mm,
(Batu Pecah kelas A) dtebal 200 mm, tiga lapis perkerasan berdasarkan “Metode
Analisa Komponen” SKBI 2.3.26.1987
(Laston MS 744) tebal 50 mm,
(Batu Pecah kelas A) tebal 200 mm,
(Sirtu Kelas A) tebal 250 mm dan tiga lapis
perkerasan berdasarkan Manual Desain Lapis Perkerasan Jalan Nomor 02 M BM 2013 AC WC 40
mm dan AC BC 135 mm, LPA kelas A CTB tebal 150 mm dan LPA Kelas A tebal 150 mm. Biaya
yang dibutuhkan untuk dua lapis perkerasan berdasarkan “Metode Analisa Komponen” SKBI
2.3.26.1987 (diadopsi metode Timor Leste) senilai Rp 83.622.092.000,00, biaya yang dibutuhkan
untuk tiga lapis perkerasan berdasarkan “Metode Analisa Komponen” SKBI 2.3.26.1987 senilai Rp
107.390.292.000,00 dan Biaya yang digunakan tiga lapis perkerasan berdasarkan Manual desain
perkerasan jalan Nomor 02 M BM 2013 senilai Rp 124.066.851.000,00.
Kata Kunci : Jalan Raya, Perkerasan, SKBI 1987, MDPJ 2013.

PENDAHULUAN

Salah satu pandangan dari berbagai
persoalan pembangunan Nasional Timor Leste
adalah berkaitan dengan pembangunan lintas
sektor, khususnya pembangunan prasarana jalan
. Untuk memenuhi target dan sasaran
pembangunan tersebut maka Pemerintahan Timor
Leste bekerja sama dengan Pemerintahan
Ermera membuat pembangunan jalan
diruas Tibar – Gleno, untuk menghubungkan antara
Lequiça dan
Ermera.
Tanah asli di alam jarang sekali dalam
kondisi mampu mendukung beban berulang dari
lalu lintas kendaraan tanpa mengalami deformasi
yang besar. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu
struktur yang dapat melindungi tanah dari beban
roda kendaraan. Struktur ini disebut perkerasan
(
). Perkerasan berfungsi untuk melindungi
tanah dasar (

) dan lapisan lapisan
pembentuk perkerasan supaya tidak mengalami
tegangan dan regangan yang berlebihan oleh akibat
beban lalu lintas (Hardiyatmo. H.C. 2006).

Perkerasan aspal atau perkerasan beton aspal
(
), juga disebut perkerasan
Lentur (
), merupakan campuran
agregat batu pecah, pasir, material pengisi dan
aspal, yang menghamparkan dan dipadatkan.
FHWA (2006) Perkerasan aspal kedalaman
penuh (
) adalah
perkerasan yang di seluruh ketebalannya
menggunakan material aspal, tanpa adanya agregat
lapis Pondasi dan Lapis bawah. Tipe perkerasan
semacam ini digunakan untuk perkerasan lentur
yang melayani lalu lintas sangat tinggi.

Menurut Departemen Pekerjaan Umum
(1987) yang dimaksud dengan perkerasan lentur
(flexible pavement) adalah perkerasan yang
umumnya menggunakan bahan campuran beraspal
sebagai lapis permukaan serta bahan berbutir
sebagai lapisan dibawahnya. Bagian perkerasan
jalan umumnya terdiri dari lapis pondasi bawah
(
), lapis pondasi (
), dan
lapis permukaan (
).
Berdasarkan latar belakang di atas dan
permasalahan yang terjadi pada ruas jalan Tibar

Gleno Timor Leste, dimana adanya dua lapis
perkerasan jalan raya pada ruas jalan tersebut.
Maka dalam penelitian ini akan di lakukan
penelitian berupa perbandingan mutu dan biaya
antara dua lapis dan tiga lapis perkerasan jalan raya.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas,
maka penulis dapat merumuskan masalah yang
akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Berapa tebal lapis perkerasan jalan antara
metode Timor Leste dua lapis perkerasan
jalan, “Metode Analisa Komponen” SKBI
2.3.26.1987
dan
Manual
Desain
Perkerasan Jalan Nomor 02 M BM 2013
pada ruas Jalan Tibar Gleno?
2. Berapa biaya yang dibutuhkan lapis
perkerasan jalan antara metode Timor
Leste dua lapis perkerasan jalan, “Metode
Analisa Komponen” SKBI 2.3.26.1987
dan Manual Desain Perkerasan Jalan
Nomor 02 M BM 2013 pada ruas Jalan
Tibar Gleno?

3. Metode manakah yang lebih cocok atau
efisien digunakan pada ruas jalan Tibar
Gleno Timor Leste?
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tebal lapis perkerasan
jalan antara metode Timor Leste dua lapis
perkerasan jalan, “Metode Analisa
Komponen”
SKBI 2.3.26.1987
dan
Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor
02 M BM 2013 pada ruas Jalan Tibar
Gleno.
2. Untuk Mengetahui biaya yang dibutuhkan
lapis perkerasan jalan antara metode
Timor Leste dua lapis perkerasan jalan,
“Metode Analisa Komponen” SKBI
2.3.26.1987
dan
Manual
Desain
Perkerasan Jalan Nomor 02 M BM 2013
pada ruas Jalan Tibar Gleno.
3. Untuk mengetahui metode yang lebih
cocok atau efisien digunakan pada ruas
jalan Tibar Gleno Timor Leste.
1. Penulis dapat mengevaluasi tebal lapis
perkerasan ruas jalan tersebut.
2. Sebagai suatu referensi atau pedoman
untuk perencanaan tebal perkerasan jalan
raya di Negara Timor Leste pada masa
yang datang.

Gleno. Penelitian ini untuk membandingan antara
dua lapis dan tiga lapis perkerasan jalan raya
menggunakan “metode Analisis Komponen” SKBI
2.3.26.1987 yang diadopsi dari Negara Timor Leste
menjadi dua lapis perkerasan, menggunakan
“metode Analisis Komponen” SKBI 2.3.26.1987
tiga lapis perkerasan dan Manual Desain Perkerasan
Jalan Nomor 02 M BM 2013 tiga lapis perkerasan.
Dari ketiga metode tersebut untuk mengetahui mutu
dan biaya yang digunakan pada ruas jalan Tibar
Gleno Timor Leste.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan Volume Lalu lintas
Untuk menghitung volume lalu lintas dengan
menggunakan “metode Analisis Komponen” SKBI
2.3.26.1987
Tabel 1. Nilai LHRs (Survei Lalu lintas daerah
Tibar Gleno tahun 2012)

METODE PENELITIAN

1.
2.

Kendaraan Ringan 2 ton
Pick up 2 ton

(1 + 1)
(1 + 1)

LHRs
Kendaraan / jam
/ 2 arah
197
68

3.
4.
5.

Bus 6 ton
Truk 2 as 13 ton
Truk 3 as 20 ton

(2 + 4)
(5 + 8)
(6+7.7)

72
42
9

No.

Objek studi kasus untuk penulisan Tugas Akhir
ini adalah ruas jalan Tibar – Gleno Timor –Leste.
Jalan tersebut adalah jalan Arteri dengan lebar jalan
7,5 m dan arah pada ruas jalan tersebut adalah dua
lajur dua arah tampa median kecuali dalam kota
! "

# $ $

%

&

Jenis Kendaraan

TOTAL

Konfigurasi
Roda

388

Untuk menghitung Volume lalu lintas
harian menggunakan rumus
Rumus LHR 2013 = LHR2012 (1 + i1)n1

d.

Lintas Ekivalen Rencana (LER)
Umur rencana ruas jalan tersebut adalah
10 tahun
Rumus : ( ' = ( # %'

Rumus LHR 2023 = LHR2013 (1 + i2)n2

10

Tabel 2. Perhitungan Lalu lintas Harian Rata rata
No.

Jenis Kendaraan

LHRs awal
perencanaan

1.
2.
3.
4.
5.

Kendaraan Ringan 2 ton
Pick Up 2 ton
Bus 6 ton
Truk 2 as 13 ton
Truk 3 as 20 ton

197
68
72
42
9

Perhitungan Angka
Masing Kendaraan

= 0,0599 x

LHR Awal Umur LHR Akhir Umur
Rencana (LHR2013) Rencana (LHR2023)
202
70
74
43
9

Ekivalen

397
137
145
85
18

(E)

)*

4

 Beban satu sumbu ganda dalam Kg 
E = 0,086

8160



4

No.
1.
2.
3.
4.
5.

3.
4.
5.

Jenis Kendaraan
Kendaraan Ringan 2 as 2
Pick Up 2 as 2 ton (1+1)
Bis 2 as 6 ton (2+4)
Truk 3 as 13 ton (5+8)
Truk 3 as 20 ton (6+7.7)

+ 0,0002 =
+ 0,0002 =
+ 0,0577 =
+ 0,9238 =
+ 0,7452 =

0,0002
0,0002
0,0036
0,1410
0,2923

Jenis Kendaraan
Kendaraan Ringan 2 ton
Pick Up 2 ton
Bus 6 ton
Truk 2 as 13 ton
Truk 3 as 20 ton
Total ( ∑ )

-

-

1

HARGA
CBR
2

5

161

100%

4
4,5

9

156

97%

5

14

147

91%

4.

6

21

133

83%

5.

7

26

112

70%

6.

8

25

86

53%

7.

9

23

61

38%

1,0648

8.

10

10

38

24%

9.

10,5

12

28

17%

1,0375

10.

11

4

16

10%

11.

12

12

12

7%

0,0004
0,0004
0,0613

2

Digunakan rumus ABC :

− (−12,32) ± (−12,32) 2 − 4(0,031)(63,3)
2(0,031)

71 =

&

161

Maka Persamaan Parabolanya :
Y = ax2 + bx + c
Atau : Y = cx2 + bx + a
Y = 0,031 x2 – 12,32 x + 153,3
Pengambaran Kurva Regresi Parabola :
Untuk mencari nilai X pada Y = 90% adalah
sebagai berikut :
Y = 0,031 x2 – 12,32 x + 153,3
90 = 0,031 x2 – 12,32 + 153,3
= 0,031 x2 – 12,32 x + 63,3

7 1.5 =

0,0404 + 0,0794
2

%

PROSENTASE YANG
SAMA/LEBIH BESAR
5 = (4/total 3)*100%

3.

= 0,0599
# $ $

JUMLAH YANG SAMA
/LEBIH BESAR
4=4 3

2.

Perhitungan Lintas Ekivalen untuk kendaraan
ringan 2 ton menggunakan persamaan 2.6, 2.7, 2.8
dan 2.9 :
a. Lintas Ekuivalen Permulaan (LEP)
Rumus : LEP
= LHR2012 x C x E
= 202 x 0,5 x 0,0004
= 0,0404
b. Lintas Ekivalen Akhir (LEA)
Rumus : LEA
= LHR2024 x C x E
= 397 x 0,5 x 0,0004
= 0,0794
c. Lintas Ekivalen Tengah (LET)
Rumus :
( +( ,
( # =

3

FREKUENSI

1.

Perhitungan Lintas Ekivalen

( #=

LEP
LEA
LET
LER
0,0404 0,0794 0,0599 0,0599
0,0139 0,0274 0,0207 0,0207
2,2639 4,4535 3,3587 3,3587
22,9215 45,0900 34,0058 34,0058
4,7856 9,4141 7,0998 7,0998
30,0254 59,0644 44,5449 44,5449

Harga CBR yang digunakan untuk
menetapkan daya dukung tanah dasar (DDT),
berdasarkan grafik korelasi DDT dan CBR. Yang
dimaksud dengan harga CBR disini adalah CBR
lapangan dan CBR Laboratorium.
Dari pengujian DCP (
) setiap 200 meter didapat hasil
prosentase CBR seperti tabel 4.6 dibawah ini :
Tabel 5. Perhitungan Jumlah dan Prosentase
CBR yang sama atau lebih besar



! "

#
'

Penentuan CBR Desain Tanah Dasar

No.

Tabel 3. Tabel Perhitungan Angka Ekivalen (E)

2.

"

Tabel. 4 Perhitungan Lintas Ekivalen

 Beban satu sumbu tung gal dalam Kg 
E=

8160



1.

$

$

Masing1

Angka Ekivalen (E) dari suatu suambu
kendaraan adalah angka yang menyatakan
perbandingan tingkat kerusakan yang ditimbulkan
oleh suatu lintasan beban sumbu tunggal kendaraan
terhadap tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh
satu lintasan beban sumbu standar (Ws) seberat
8,16 ton (18.000 lb).
Berdasarkan buku Petunjuk Perencanaan
Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan
Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987.
Daftar III Angka Ekivalen (E) atau pada persamaan
dibawah ini beban sumbu kendaraan dapat dihitung
sebagai berikut:

No.

+ $
(
,
./0/.1/23456/

10
= 0,0599
10

12 ,32 + (11,997 )
= 392 , 213
0,062

72=

12 ,32 − (11,997 )
= 5, 209
0 ,062

Persyaratan minimum CBR tanah dasar
adalah 6. Hasil perhitungan CBR dilapangan adalah
5,209. Karena nilai CBR hasil perhitungan
lapangan lebih kecil ( 1 maka perencanaan jalan
tersebut tidak aman maka harus mengurangi tahun
perencanaannya.
Hitungan CBR Tanah Dasar
Berdasarkan CBR tanah dasar dari proyek ruas
jalan Tibar – Gleno Timor Leste dengan panjang
31,68 km dibagi menjadi 4 segmen dan setiap
segmen dibatasi oleh jembatan. Untuk mendesain
sebuah perkerasan menurut “Metode Analisis
Komponen” SKBI 2.3.26.1987 CBR yang
! "

# $ $

%

&

Kendaraan Ringan 2 as 2 ton (1+1)
Pick Up 2 as 2 ton (1+1)
Bis 2 as 6 ton (2+4)
Truk 2 as 10 ton (5+8)
Truk 3 as 20 ton (6+7.7)

LHRs
Konfigurasi
Kendaraan / hari / 2 arah
Roda
(1 + 1)
197
(3 + 5)
68
(4 + 6)
72
(6 + 7.7)
42
(5+5+6+7.7)
9
TOTAL

VDF
0,30
0,80
1,00
7,30
28,90

ESA

CESA

59,10
54,40
72,00
306,60
260,10
752,20

259073,715
238470,56
315622,8
1344027,09
1140187,37
3297381,53

Untuk mencari nilai faktor equivalen beban
(VDF) dilihat pada tabel 2.22 pada penelitian ini
yang diambil VDF pangkat4 dan untuk mencari
ESA4 menggunakan persamaan dibawah ini :
Tabel 10. Perhitungan ESA4 (Hasil Analisis)
NO
1
2
3
4
5

Jenis Kendaraan
Kendaraan Ringan 2 as 2 ton (1+1)
Pick Up 2 as 2 ton (1+1)
Bis 2 as 6 ton (2+4)
Truk 2 as 10 ton (5+8)
Truk 3 as 20 ton (6+7.7)

LHRT
197
68
72
42
9
Total

DL
80%
80%
80%
80%
80%

VDF4
0,30
0,80
1,00
7,30
28,90

ESA 4
47,28
43,52
57,6
245,28
208,08
601,76

lapisan aspal
Nilai TM kelelahan lapisan aspal (TM
lapisan aspal) untuk kondisi pembebanan yang
berlebih di Indonesia adalah berkisar 1,8 2. Untuk

menghitung ESA5 TM yang digunakan adalah
sebesar 1,9
Menghitung ESA5
ESAaspal = ESA5 = TMlapisan aspal x ESA4
ESAaspal = ESA5 = 1,9 x 601,76
ESAaspal = ESA5 = 1143,34 = 0,001 x 106
Menghitung CESA5
CESA5 = ESA5 x 365 x R
= 1143,34 x 365 x 12,01
= 5012002,39 = 5,01 x 106
Tabel 11. Bagan Desain 2: Solusi Desain Pondasi
Jalan Minimum3 (MDP 2013)

Gambar 4. Tebal Perkerasan berdasarkan MDP
Nomor 02 M BM 2013
1.

Dari tabel 4.22 Bagan Desain 2 diambil Kelas
Kekuatan Tanah Dasar adalah SG6, Prosedur
Desain Pondasi A, Tebal Minimum tidak perlu
peningkatan karena CBRnya ≥ 6 berdasarkan
““Metode Analisis Komponen” SKBI 2.3.26.1987
CBR minimum 6% sehingga memenuhi syarat tidak
perlu peningkatan. Dari Bagan Desain 2, digunakan
Prosedur Desain Pondasi A, yaitu perbaikan tanah
dasar, meliputi stabilisasi kapur atau timbunan
pilihan sehingga desain perkerasannya mengunakan
bagan desain 3 : desain perkerasan lentur aspal opsi
biaya minimum termasuk (CTB)1.
Penentuan Struktur Perkerasan Yang
Memenuhi Syarat
Sesuai dengan bagan desain 2 maka
struktur perkerasan yang memenuhi syarat untuk
mendesain lapis perkerasan jalan dengan
menggunakan metode MDP Nomor 02 M BM
2013 adalah bagan desain 3 : Desain perkerasan
lentur opsi biaya minimum termasuk (CTB)1.
Tabel 12. Bagan Desain 3: Desain Perkerasan
Lentur opsi biaya minimum termasuk
CTB)1(MDP Nomor 02 M BM 2013)
F1

F2

F3

< 0,5

0,5 2,0

STRUKTUR PERKERASAN
F4
F5

Jenis Permukaan
berpengikat

HRS WC
HRS Base
AC WC
Lapisan beraspal
CTB atau LPA Kelas A

Lapis Pondasi berbutir A
30
35

30
35

50 100

150

150

150

150

125

125

100 200

# $ $

No.
1.
2.

F8

3.

METODE

TEBAL PERKERASAN
Surface course
Base Course Sub Base Course
75 mm
200 mm

Metode Timor Leste
Metode Analisis Komponen
50 mm
SKBI 2.3.26.1987
MDPJ Nomor 02 M BM AC WC 40 mm, AC BC
2013
135 mm,

200 mm

250 mm

150 mm

150 mm

200 500

Rencana Anggaran Biaya

AC c

155

185

50

50

220

280

150

150

150

150

150

150

150

150

150

150

Dalam tahap ini, diketahui nilai CESA5
berada diantara 4 – 30 juta, sehingga struktur
perkerasan yang memenuhi syarat adalah F4, dan
dengan mengacu pada tahap ini, maka ketebalan
lapis perkerasan dengan AC WC minimum adalah
40 mm.

! "

Tabel 13. Tebal rekaptulasi tebal perkerasan

Cement Treated base (CTB) (Cement treated base A)

135

CTB4
LPA Kelas A2

30 50

KETEBALAN LAPIS PERKERASAN (mm)
30
35
40
40
40

AC BC5

LPA Kelas A, LPA Kelas B atau kerikil alam atau
lapis distabilisasi dengan CBR > 10%

4,0 30

ACc atau
ACf

HRS (6)

HRS, SS,
atau Penmac

Jenis lapis Pondasi dan
Lapis Pondasi Bawah

2,0 4,0

F7

Lihat bagan desain 4 untuk alternatif lebih murah 3

Lihat desain 5 & 6
Pengulangan beban sumbu
desain 20 tahun terkoreksi
di lajur desain (pangkat 5)
(106 CESA5)

F6

Tebal Lapis Perkerasan
a. Jenis bahan yang dipakai dua lapis
perkerasan berdasarkan “Metode Analisa
Komponen” SKBI 2.3.26.1987 (diadopsi
metode Timor Leste) :
: Laston MS 744
= 75 mm
: Batu Pecah kelas A
(CBR 100 %)
= 200 mm
b. Jenis bahan yang dipakai tiga lapis
perkerasan berdasarkan “Metode Analisa
Komponen” SKBI 2.3.26.1987 :
: Laston MS 744
= 50 mm
: Batu Pecah kelas A
(CBR 100 %) = 200 mm
: Sirtu Kelas A (CBR
70 % ) = 250 mm
c. Jenis Perkerasan yang dipakai Manual
desain lapis Perkerasan jalan Nomor 02
M BM 2013
: AC WC = 40 mm
AC BC = 135 mm
: LPA kelas A atau
CTB
= 150 mm
: LPA kelas A
= 150 mm

%

&

Dalam melaksanakan suatu proyek,
diperlukan perencanaan yang matang agar waktu
pelaksanaan proyek dapat selesai tepat waktu
dengan biaya yang efisien. Biaya yang
dipergunakan dalam proyek Rehabilitas proyek ruas
jalan Tibar – Gleno Timor Leste dengan biaya
sebesar
US$
29,292,168.42
atau
Rp
351,506,021,040.00 Besarnya biaya pelaksanaan
suatu proyek dapat dihitung dari analisis harga
satuan pekerjaan. Untuk melakukan analisis ini
diperlukan harga satuan dasar tenaga, bahan, dan
peralatan yang sesuai dengan kondisi di lokasi
proyek.

Dari ketiga metode tersebut dapat dibandingkan
biaya antara metode Timor Leste dengan “Metode
Analisis Komponen” SKBI 2.3.26.1987 dan
Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02 M BM
2013 seperti pada tabel 4.26.
Tabel 14. Tebal rekaptulasi tebal perkerasan
No.
1.
2.
3.

METODE

TEBAL PERKERASAN
Surface course
Base Course Sub Base Course
75 mm
200 mm

Metode Timor Leste
Metode Analisis Komponen
50 mm
SKBI 2.3.26.1987
MDPJ Nomor 02 M BM AC WC 40 mm, AC BC
135 mm,
2013

200 mm

250 mm

150 mm

150 mm

KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil analisis
pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :

dan

1. Dua lapis perkerasan berdasarkan “Metode
Analisa
Komponen”
SKBI 2.3.26.1987
(diadopsi metode Timor Leste)
(Laston MS 744) tebal 75 mm,
(Batu Pecah kelas A) dtebal 200 mm, tiga lapis
perkerasan berdasarkan “Metode Analisa
Komponen” SKBI 2.3.26.1987
(Laston MS 744) tebal 50 mm,
(Batu Pecah kelas A) tebal 200 mm,
(Sirtu Kelas A) tebal 250 mm dan tiga
lapis perkerasan berdasarkan Manual Desain
Lapis Perkerasan Jalan Nomor 02 M BM 2013
AC WC 40 mm dan AC BC 135 mm, LPA kelas
A CTB tebal 150 mm dan LPA Kelas A tebal
150 mm.
2. Biaya yang dibutuhkan untuk dua lapis
perkerasan berdasarkan “Metode Analisa
Komponen”
SKBI 2.3.26.1987
(diadopsi
metode
Timor Leste)
senilai
Rp
83.622.092.000,00
biaya yang dibutuhkan
untuk tiga lapis perkerasan berdasarkan
“Metode
Analisa
Komponen”
SKBI
2.3.26.1987 senilai Rp 107.390.292.000,00
dan Biaya yang digunakan tiga lapis perkerasan
berdasarkan Manual desain perkerasan jalan
Nomor 02 M BM 2013
senilai
Rp
124.066.851.000,00.
3. Dari ketiga metode tersebut yang lebih cocok
atau efisien digunakan pada ruas jalan Tibar
Gleno Timor Leste adalah “Metode Analisa
Komponen” SKBI 2.3.26.1987 tiga lapis
perkerasan karena tebal
50 mm,
200 mm dan
250
mm, bila dibanding dengan dua lapis tebal
perkerasan dengan metode yang sama biayanya
pekerjaan beda 28,4 % dibandingkan dua lapis
perkerasan.

! "

# $ $

%

&

DAFTAR PUSTAKA
American Association of State Highway and
Transportation Officials (AASHTO), 1993,
8
#
, AASHTO, Washington, DC
Ansyori, A. A., 2001. Rekayasa Jalan Raya. UMM
Press, Malang Jawa Timur.
Atmaja. J. dan Liliwarti, 2009. Studi Laboratorium
Penggunaan Dinamic Cone Penetrometer
(DCP) pada Tanah Lempung yang
Dipadatkan pada Sisi Basah untuk Lapisan
Fondasi Jalan, Jornal Rekayasa Sipil
Volume V, Nomor 1, April 2009 Jurusan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang.
Departemen Pekerja Umum, 1976, Manual
Pemeriksaan Bahan Jalan, Penerbit
Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum, SKBI.2.3.26.1987,
UDC. 625.73 (02), SNI 1732 1989 F.
Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan
Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa
Komponen. Yayasan Badan Penerbitan
P.U. Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Bina
Marga. 036/TBM/1997 Manual Kapasitas
Jalan Indonesia, (MKJI).
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga. (2011).
Standar Satuan Harga Dasar Konstruksi
Jalan dan Analisa Harga Satuan No
050/0614/110/2011. Jawa Timur.
Departemen Pekerja Umum, 2013, Manual Desain
Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013,
Jakarta.
Ferdian T. 2008, Analisis Struktur Perkerasan
Lentur Menggunakan Program Everseries
dan Metoda AASHTO 1993 Studi kasus:
Jalan Tol Jakarta Cikampek, Jornal Vol.
15 No. 3 Desember 2008. Jakarta.
FHWA (Federal Highway Administration), 2006,
8
,
;
,
Reference Manual/Participant workbook,
Publication No. FHWA NHI 05 037, U.S.
Depart. Of Transportation Federal
Highway Administration.
Hardiyatmo, H.C. 2006. Perancangan Perkerasan
Jalan dan Penyelidikan Tanah, Universitas
Gajah Mada.
Koestalam, Pinardi dan Sutoyo, 2010. Perencanaan
Tebal Perkerasan Jalan, Jenis Lentur dan
Jenis Kaku, Penerbit PT. Mediatama
Saptakarya.
Nageim H. K. Al dan Nunn M. (2009), Durable
Pavement Maintenance Using Reinforced
Asphalt, 20 Years of Experience, The
International
Journal
of
Pavement
Engineering & Asphalt Technology Vol 10
Issu 1 ISSN 1464 8164, May 2009, PEAT.

Oglesby, C.H. dan Hicks, R.G. , 1982, Teknik
Jalan
Raya, Edisi Keempat, Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Rajbongshi P1+. 2014, Reliability Based Cost
Effective Design of Asphalt Pavements
Considering Fatigue and Rutting, The
International
Journal
of
Pavement
Research and Technology Vol.7 No.2 Mar.
2014.
Sukirman, S., 1999,
Perkerasan Lentur Jalan
Raya, Edisi Kedua, Penerbit Nova,
Bandung.
Sukirman, S., 2003. Buku Beton Aspal Campuran
Panas. Edisi ke 1. Jakarta : Granit.
Waruwu A., 2013, Korelasi nilai kuat tekan dan
CBR tanah lempung yang distabilisasi
dengan abu batu dan semen, Institut
Teknologi Medan.
Wiyanti D.S. 2011, Keuntungan dan Kerugian
Flexible Pavement Dan Rigid Pavement,
Jornal Teodolita Vol. 12, No. 2, Desember
2011.

! "

# $ $

%

&