Hormat dan Patuh Pada Orang Tua dan Guru
Hormat dan Patuh Pada Orang Tua dan Guru
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu bagian yang sangat penting bagi manusia untuk
mengaktualkan potensi yang mereka miliki dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai
khalifah di bumi. Sekolah Dasar merupakan tempat dimana siswa menjalani pendidikan
dasarnya dalam rangka pengembangan potensi yang mereka miliki tersebut sejak dini yang
akan mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk memperoleh pengetahuan-pengetahuan dan
keterampilan baru.
Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai
pengalaman. Dalam pengajaran terjadi interaksi antara guru dan siswa. Kedudukan siswa
dalam pengajaran adalah sebagai subjek dan sekaligus sebagai objek. Maka inti proses
pengajaran adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan pengajaran. Persoalan yang
timbul adalah mampukah siswa belajar dengan memanfaatkan segala kemampuan yang
dimilikinya dari situasi serta kondisi yang ada dilingkungannya untuk mencapai hasil yang
maksimal.
Hal ini , tentunya tidak terlepas dari pembentukan sikap pada diri peserta didik
terutama dengan sikap hormat dan patuhnya pada orang tua maupun guru, yang tentunya
sangat besar peranannya dalam dalam pembentukkan akhlak anak didik, baik di lingkungan
keluarga maupun lingkungan sekolah.
Dengan pembentukkan akhlak yang diharapkan terbentuk dengan baik pada peserta
didik, maka pada makalah ini akan membahas tentang “Hormat dan Patuh pada Orang Tua
dan Guru”, yang diharapkan makalah ini dapat menjadi auan bagi penulis maupun pembaa
yang lainnya untuk bersikap hormat dan patuh kepada orang tuan dan guru.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak Terpuji
Islam adalah agama yang menyenangi perilaku terpuji. Perilaku terpuji akan
tergambar dalam akhlak. Akhlak terpuji artinya sifat atau perilaku baik yang dimiliki
seseorang.1[1] Perilaku baik tersebut dapat menjadikan manusia disukai dan dicintai oleh
orang lain, sehingga diri seseorang akan menjadi teladan kebaikannya bagi orang lain.
Menurut Al-Ghazali, berakhlak mulia atau terpuji artinya”menghilangkan semua adat
kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam agama Islam dan menjauhkan diri dari
perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik, melakukannya
dan mencintainya”.2[2]Sedang menurut Hamka, ada beberapa hal yang mendorong seorang
untuk berbuat baik, diantaranya:3[3]
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Karena bujukan atau ancaman dari orang lain
Mengharap pujian atau karena takut mendapat cela
Karena kebaikan dirinya (dorongan hati nurani)
Mengharap pahala dan surga
Mengharap pujian dan takut azab Allah
Mengharap keridhaan Allah semata
Dari dua pengertian di atas, maka dapat kita pahami bahwa perilaku atau akhlak
terpuji adalah segala perbuatan baik yang sudah ada pada diri seseorang dan tentunya dengan
perbuat baik yang dilakukan mengharapkan ridha dan surga dari Allah SWT. Sesuai dengan
pemikiran tasawuf, bahwa akhlak yang baik atau terpuji letaknya pada kata al-ruh dan kata
al-qalb.4[4] Artinya pada jiwa dan hati manusia itu berpotensi untuk berbuat baik.
Manusia juga diciptakan Allah sebagai makhluk Allah yang tertinggi, hal ini terdapat
dalah Q.S. At-Tiin ayat 4 yang berbunyi:5[5]
ô‰s)s9 $uZø)n=y{ z`»|¡SM}$# þ’Îû Ç`|¡ômr&
5OƒÈqø)s? ÇÍÈ
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya.
Keistimewaan ini menyebabkan manusia dijadikan khalifah atau
wakil (mandataris-pen) Tuhan di muka bumi, yang kemudian dipercaya
untuk memikul amanah berupa tugas dalam menciptakan tata kehidupan
yang bermoral di muka bumi.
1
2
3
4
5
Secara
lebih
jelas,
keistimewaan
dan
kelebihan
manusia
diantaranya bernbentuk daya dan bakat sebagai potensi yang dimiliki
peluang begitu besar untuk dikembangkan. Dalam kaitan dengan
pertumbuhan
fisiknya,
manusia
dilengkapi
dengan
potensi
berupa
kekuatan fisik, fungsi organ tubuh dan panca indera. Kemudian dari aspek
mental, manusia dilengkapi dengan potensi akal, bakat, fantasi maupun
gagasan. Potensi ini dapat mengantarkan manusia memiliki peluang untuk
bisa menguasai serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
dan sekaligus menepatkannya sebagai makhluk berbudaya.
Di luar itu, manusia juga dilengkapi dengan unsur lain, yaitu kalbu.
dengan kalbu ini terbuka kemungkinan manusia untuk menjadi dirinya
sebagai makhluk bermoral, merasakan keindahan, kenikmatan beriman
dan kehadiran Ilahi secara spiritual. Sebagai makhluk ciptaan Allah,
manusia pada dasarnya telah dilengkapi
dengan perangkat yang
dibutuhkan untuk menopang tugas-tugas pengabdiannya. Sudah cukup
persyaratan yang ia miliki, sehingga manusia merupakan makhluk yang
mengabdi.
B. Hormat dan patuh Pada Orang Tua dan Guru
1. Hormat dan Patuh pada Orang Tua
Ibu dan bapak adalah orang yang sangat berjasa dalam kehidupan
kita. Kita hadir di dunia fana ini karena melalui orang tua kita. Sejak dalam
kandungan lalu dilahitkan, disusui, diberi makan minum, diasuh, dididik,
disayangi, dilindungi dan hingga sampai saat ini. Allah memerintahkan
kepada kita untuk berbuat baik kepada orang tua, sesuai dengan firman
Allah SWT pada Q.S. Al-Isra ayat 23, yang berbunyi:6[6]
4Ó|Ós%ur y7•/u‘ žwr& (#ÿr߉ç7÷ès? HwÎ) çn$ƒÎ)
Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $·Z»|¡ômÎ) 4 $¨BÎ) £`tóè=ö7tƒ x8y
‰YÏã uŽy9Å6ø9$# !$yJèd߉tnr& ÷rr& $yJèdŸxÏ. Ÿxsù
@à)s? !$yJçl°; 7e$é& Ÿwur $yJèdöpk÷]s? @è%ur
$yJßg©9 Zwöqs% $VJƒÌŸ2 ÇËÌÈ
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
6
sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang
mulia”.
Dari ayat di atas, dapat di jelaskan bahwa kita harus hormat kepada
orang tua sampai orang tua kita berusia lanjut. Pada kedua orang tua kita
dilarang untuk mengatakan “ah” apabila perkataan-perkataan yang
lainnya.
Hal ini juga sejalan dengan Q.S. An-Nisa ayat 36, bunyinya:7[7]
r߉ç6ôã$#ur ©!$# Ÿwur (#qä.ÎŽô³è@ ¾ÏmÎ/#)
$\«ø‹x© ( Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $YZ»|¡ômÎ) “É‹Î/ur
4’n1öà)ø9$#
4’yJ»tGuŠø9$#ur
ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur
Í‘$pgø:$#ur
“ÏŒ
4’n1öà)ø9$#
Í‘$pgø:$#ur
É=ãYàfø9$# É=Ïm$¢Á9$#ur É=/Zyfø9$$Î/ Èûøó$#ur
È@‹Î6¡¡9$# $tBur ôMs3n=tB öNä3ãZ»yJ÷ƒr& 3 ¨bÎ) ©!
$# Ÿw =Ïtä† `tB tb%Ÿ2 Zw$tFøƒèC #·‘qã‚sù ÇÌÏÈ
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karibkerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri.
Dari beberpa ayat diatas, jelaslah perintah Allah SWT kepada
manusia bagaimana seorang anak diperintahkan untuk berbakti kepada
kedua orang tuanya. Termasuk dosa besar ketika seorang anak menyakiti
dan durhaka terhadap kedua orang tuanya.
Hormat dan patuh pada orang tua hatus tetap kita laksanakan, baik
selama beliau masih hidup maupun setelah meninggal dunia. Sikap kita
untuk menghormati orang tua yang masih hidup itu banyak caranya. Hal
ini tergambar dari bagaimana adab kita terhadap orang tua. Adab kepada
kedua orang tua artinya tata cara yang baik bergaul dengan kedua orang
7
tua, baik dalam hal perbuatan, sikap dan tutur kata. 8[8] Adapun adab
kepada kedua orang tua yang masih hidup antara lain:9[9]
a. Berperilaku hormat
b. Bersikap kasih sayang
c. bersikap dan berbicara dengan sopan santun.
d. Mentaati setiap perintah kedua orang tua kita, selama tidak bertentangan
dengan ajaran Islam.
e. Membantu meringankan pekerjaan merema.
f. Mendo’akan kebaikan bagi kedua orang tua setiap selesai shalat fardhu.
g. Gembirakan mereka dengan perbuatan-perbuatan yang baik, misalnya
dengan rajin ibadah dan sebagainya agar mereka selalu ridha kepada kita.
Dalam sebuah hadits Nabi mangatakan:” Ridha Allah tergantung kepada
ridha orang tua, dan murka Allah terkandung kepada murka kedua orang
tua”.
h. Muliakan keduanya, terutama ibu. Namun tidak berarti bapak tidak perlu
dimuliakan
dimuliakan.
tetap
saja
wajib,
Sebagaimana
hanya
disebutkan
kepada
dalam
ibu
harus
sebuah
lebih-lebih
hadits
Nabi
Muhammad SAW: “ Siapakah orang yang paling saya jadikan sebagai
sahabat dalam kehidupan ini? Baginda SAW menjawab dengan singkat:
“Ibumu” kemudian
orang itu bertanya lagi: “Kemudian siapa lagi ya
Rasulullah?” beliau menjawab lagi:”Ibumu”. Dengan penasaran dan tidak
puas
orang
itu
bertanya
lagi:”Kemudian
dengan
siapa
lagi
ya
Rasulullah?”Rasulullah SAW menjawab lagi dengan tegas;’Ibumu”. Dan
orang itu masih bertanya lagi: “Kemudian siapa lagi, ya Rasulullah?” Rasul
menjawab: “Kemudian dengan ayahmu” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sealain itu al-qur’an juga menggambarkan betapa susah seorang ibu
dalam mengurus anaknya dari ketika dalam kandungan. Terdapat dalam
Q.S. Luqman ayat 14, bunyinya:10[10]
uZøŠ¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒy‰Ï9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq$
¼çm•Bé& $·Z÷dur 4’n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur ’Îû
Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# ’Í< y7÷ƒy‰Ï9ºuqÎ9ur
¥’n
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu bagian yang sangat penting bagi manusia untuk
mengaktualkan potensi yang mereka miliki dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai
khalifah di bumi. Sekolah Dasar merupakan tempat dimana siswa menjalani pendidikan
dasarnya dalam rangka pengembangan potensi yang mereka miliki tersebut sejak dini yang
akan mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk memperoleh pengetahuan-pengetahuan dan
keterampilan baru.
Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai
pengalaman. Dalam pengajaran terjadi interaksi antara guru dan siswa. Kedudukan siswa
dalam pengajaran adalah sebagai subjek dan sekaligus sebagai objek. Maka inti proses
pengajaran adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan pengajaran. Persoalan yang
timbul adalah mampukah siswa belajar dengan memanfaatkan segala kemampuan yang
dimilikinya dari situasi serta kondisi yang ada dilingkungannya untuk mencapai hasil yang
maksimal.
Hal ini , tentunya tidak terlepas dari pembentukan sikap pada diri peserta didik
terutama dengan sikap hormat dan patuhnya pada orang tua maupun guru, yang tentunya
sangat besar peranannya dalam dalam pembentukkan akhlak anak didik, baik di lingkungan
keluarga maupun lingkungan sekolah.
Dengan pembentukkan akhlak yang diharapkan terbentuk dengan baik pada peserta
didik, maka pada makalah ini akan membahas tentang “Hormat dan Patuh pada Orang Tua
dan Guru”, yang diharapkan makalah ini dapat menjadi auan bagi penulis maupun pembaa
yang lainnya untuk bersikap hormat dan patuh kepada orang tuan dan guru.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak Terpuji
Islam adalah agama yang menyenangi perilaku terpuji. Perilaku terpuji akan
tergambar dalam akhlak. Akhlak terpuji artinya sifat atau perilaku baik yang dimiliki
seseorang.1[1] Perilaku baik tersebut dapat menjadikan manusia disukai dan dicintai oleh
orang lain, sehingga diri seseorang akan menjadi teladan kebaikannya bagi orang lain.
Menurut Al-Ghazali, berakhlak mulia atau terpuji artinya”menghilangkan semua adat
kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam agama Islam dan menjauhkan diri dari
perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik, melakukannya
dan mencintainya”.2[2]Sedang menurut Hamka, ada beberapa hal yang mendorong seorang
untuk berbuat baik, diantaranya:3[3]
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Karena bujukan atau ancaman dari orang lain
Mengharap pujian atau karena takut mendapat cela
Karena kebaikan dirinya (dorongan hati nurani)
Mengharap pahala dan surga
Mengharap pujian dan takut azab Allah
Mengharap keridhaan Allah semata
Dari dua pengertian di atas, maka dapat kita pahami bahwa perilaku atau akhlak
terpuji adalah segala perbuatan baik yang sudah ada pada diri seseorang dan tentunya dengan
perbuat baik yang dilakukan mengharapkan ridha dan surga dari Allah SWT. Sesuai dengan
pemikiran tasawuf, bahwa akhlak yang baik atau terpuji letaknya pada kata al-ruh dan kata
al-qalb.4[4] Artinya pada jiwa dan hati manusia itu berpotensi untuk berbuat baik.
Manusia juga diciptakan Allah sebagai makhluk Allah yang tertinggi, hal ini terdapat
dalah Q.S. At-Tiin ayat 4 yang berbunyi:5[5]
ô‰s)s9 $uZø)n=y{ z`»|¡SM}$# þ’Îû Ç`|¡ômr&
5OƒÈqø)s? ÇÍÈ
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya.
Keistimewaan ini menyebabkan manusia dijadikan khalifah atau
wakil (mandataris-pen) Tuhan di muka bumi, yang kemudian dipercaya
untuk memikul amanah berupa tugas dalam menciptakan tata kehidupan
yang bermoral di muka bumi.
1
2
3
4
5
Secara
lebih
jelas,
keistimewaan
dan
kelebihan
manusia
diantaranya bernbentuk daya dan bakat sebagai potensi yang dimiliki
peluang begitu besar untuk dikembangkan. Dalam kaitan dengan
pertumbuhan
fisiknya,
manusia
dilengkapi
dengan
potensi
berupa
kekuatan fisik, fungsi organ tubuh dan panca indera. Kemudian dari aspek
mental, manusia dilengkapi dengan potensi akal, bakat, fantasi maupun
gagasan. Potensi ini dapat mengantarkan manusia memiliki peluang untuk
bisa menguasai serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
dan sekaligus menepatkannya sebagai makhluk berbudaya.
Di luar itu, manusia juga dilengkapi dengan unsur lain, yaitu kalbu.
dengan kalbu ini terbuka kemungkinan manusia untuk menjadi dirinya
sebagai makhluk bermoral, merasakan keindahan, kenikmatan beriman
dan kehadiran Ilahi secara spiritual. Sebagai makhluk ciptaan Allah,
manusia pada dasarnya telah dilengkapi
dengan perangkat yang
dibutuhkan untuk menopang tugas-tugas pengabdiannya. Sudah cukup
persyaratan yang ia miliki, sehingga manusia merupakan makhluk yang
mengabdi.
B. Hormat dan patuh Pada Orang Tua dan Guru
1. Hormat dan Patuh pada Orang Tua
Ibu dan bapak adalah orang yang sangat berjasa dalam kehidupan
kita. Kita hadir di dunia fana ini karena melalui orang tua kita. Sejak dalam
kandungan lalu dilahitkan, disusui, diberi makan minum, diasuh, dididik,
disayangi, dilindungi dan hingga sampai saat ini. Allah memerintahkan
kepada kita untuk berbuat baik kepada orang tua, sesuai dengan firman
Allah SWT pada Q.S. Al-Isra ayat 23, yang berbunyi:6[6]
4Ó|Ós%ur y7•/u‘ žwr& (#ÿr߉ç7÷ès? HwÎ) çn$ƒÎ)
Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $·Z»|¡ômÎ) 4 $¨BÎ) £`tóè=ö7tƒ x8y
‰YÏã uŽy9Å6ø9$# !$yJèd߉tnr& ÷rr& $yJèdŸxÏ. Ÿxsù
@à)s? !$yJçl°; 7e$é& Ÿwur $yJèdöpk÷]s? @è%ur
$yJßg©9 Zwöqs% $VJƒÌŸ2 ÇËÌÈ
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
6
sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang
mulia”.
Dari ayat di atas, dapat di jelaskan bahwa kita harus hormat kepada
orang tua sampai orang tua kita berusia lanjut. Pada kedua orang tua kita
dilarang untuk mengatakan “ah” apabila perkataan-perkataan yang
lainnya.
Hal ini juga sejalan dengan Q.S. An-Nisa ayat 36, bunyinya:7[7]
r߉ç6ôã$#ur ©!$# Ÿwur (#qä.ÎŽô³è@ ¾ÏmÎ/#)
$\«ø‹x© ( Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $YZ»|¡ômÎ) “É‹Î/ur
4’n1öà)ø9$#
4’yJ»tGuŠø9$#ur
ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur
Í‘$pgø:$#ur
“ÏŒ
4’n1öà)ø9$#
Í‘$pgø:$#ur
É=ãYàfø9$# É=Ïm$¢Á9$#ur É=/Zyfø9$$Î/ Èûøó$#ur
È@‹Î6¡¡9$# $tBur ôMs3n=tB öNä3ãZ»yJ÷ƒr& 3 ¨bÎ) ©!
$# Ÿw =Ïtä† `tB tb%Ÿ2 Zw$tFøƒèC #·‘qã‚sù ÇÌÏÈ
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karibkerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri.
Dari beberpa ayat diatas, jelaslah perintah Allah SWT kepada
manusia bagaimana seorang anak diperintahkan untuk berbakti kepada
kedua orang tuanya. Termasuk dosa besar ketika seorang anak menyakiti
dan durhaka terhadap kedua orang tuanya.
Hormat dan patuh pada orang tua hatus tetap kita laksanakan, baik
selama beliau masih hidup maupun setelah meninggal dunia. Sikap kita
untuk menghormati orang tua yang masih hidup itu banyak caranya. Hal
ini tergambar dari bagaimana adab kita terhadap orang tua. Adab kepada
kedua orang tua artinya tata cara yang baik bergaul dengan kedua orang
7
tua, baik dalam hal perbuatan, sikap dan tutur kata. 8[8] Adapun adab
kepada kedua orang tua yang masih hidup antara lain:9[9]
a. Berperilaku hormat
b. Bersikap kasih sayang
c. bersikap dan berbicara dengan sopan santun.
d. Mentaati setiap perintah kedua orang tua kita, selama tidak bertentangan
dengan ajaran Islam.
e. Membantu meringankan pekerjaan merema.
f. Mendo’akan kebaikan bagi kedua orang tua setiap selesai shalat fardhu.
g. Gembirakan mereka dengan perbuatan-perbuatan yang baik, misalnya
dengan rajin ibadah dan sebagainya agar mereka selalu ridha kepada kita.
Dalam sebuah hadits Nabi mangatakan:” Ridha Allah tergantung kepada
ridha orang tua, dan murka Allah terkandung kepada murka kedua orang
tua”.
h. Muliakan keduanya, terutama ibu. Namun tidak berarti bapak tidak perlu
dimuliakan
dimuliakan.
tetap
saja
wajib,
Sebagaimana
hanya
disebutkan
kepada
dalam
ibu
harus
sebuah
lebih-lebih
hadits
Nabi
Muhammad SAW: “ Siapakah orang yang paling saya jadikan sebagai
sahabat dalam kehidupan ini? Baginda SAW menjawab dengan singkat:
“Ibumu” kemudian
orang itu bertanya lagi: “Kemudian siapa lagi ya
Rasulullah?” beliau menjawab lagi:”Ibumu”. Dengan penasaran dan tidak
puas
orang
itu
bertanya
lagi:”Kemudian
dengan
siapa
lagi
ya
Rasulullah?”Rasulullah SAW menjawab lagi dengan tegas;’Ibumu”. Dan
orang itu masih bertanya lagi: “Kemudian siapa lagi, ya Rasulullah?” Rasul
menjawab: “Kemudian dengan ayahmu” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sealain itu al-qur’an juga menggambarkan betapa susah seorang ibu
dalam mengurus anaknya dari ketika dalam kandungan. Terdapat dalam
Q.S. Luqman ayat 14, bunyinya:10[10]
uZøŠ¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒy‰Ï9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq$
¼çm•Bé& $·Z÷dur 4’n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur ’Îû
Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# ’Í< y7÷ƒy‰Ï9ºuqÎ9ur
¥’n