Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Pe
Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap
Perkembangan Ekonomi di Negara berkembang
studi Kasus : Ekonomi Indonesia
A. Pendahuluan
Masalah ekonomi pada negara berkembang dan negara maju sangatlah berbeda. Pada negara
maju masalah ekonomi yang umum dihadapi adalah kurangnya permintaan yang menghambat
pertumbuhan output, Sedangkan pada negara berkembang justru kesebalikan dari masalahmasalah yang dihadapi oleh negara- negara maju. Pada negara berkembang masalah
pembangunan ekonomi yang paling umum dihadapi adalah kurangnya elastisitas penawaran
yang menghalangi pertumbuhan ekonomi. (www.pustakapelajar.com).
Pada negara berkembang, terutama negara yang tingkat laju pertumbuhan penduduknya
berda pada level tinggi sampai sangat tinggi, kelebihan penawaran tenaga kerja adalah fitur
umum. Negara seperti ini biasa dikatakan negara dengan masalah ekonomi akut pengangguran.
Ekstrimnya bahkan produktivitas marjinal mereka adalah nol bahkan minus. Selain iu tenaga
kerja yang ada tidak memiliki kualitas yang memadai. Mereka umumnya berkerja dengan
menggunakan alat-alat tradisional yang tidak dapat meningkatkan produktivitas dibidang
pertanian. Buta huruf membuat mereka mengalami kesulitan dalam menggarap ilmu dan
teknologi yang baru. Sementara itu disisi lain pengenalan tekonologi baru di sektor industri ,
proses industri terkadang cendredung padat modal. Akibatnya pengangguran bertambah
meskipun ada perbaikan disektor tertentu.
Dalam isu kontemporer saat ini Globalisasi mempunyai pengaruh dalam mendorong
munculnya berbagai kemungkinan tentang perubahan dunia yang akan berlangsung. Tidak ada
negara yang mampu menutup diri dari perkembangan yang terjadi, walaupun globalisasi
memberikan berbagai dampak dalam kehidupan. Era globalisasi dewasa ini menjadi kenyataan
yang harus dihadapi oleh setiap negara, tidak terkecuali negara kita yaitu Negara Indonesia.
Pengaruh globalisasi dapat menghilangkan berbagai halangan dan rintangan yang menjadikan
dunia semakin terbuka dan saling bergantung satu sama lain. Oleh karena itu penting untuk
mengetahui pengaruh globalisasi dalam bidang ekonomi terhadap perkembangan ekonomi suatu
negara khususnya Indonesia, di mana hanya negara yang memiliki daya saing yang tinggi dengan
sistem kerja yang efisien, yang akan mampu memanfaatkan peluang globalisasi ekonomi
seoptimal mungkin.
Globalisasi ekonomi, bukanlah fenomena baru dalam sejarah peradaban dunia. Kurang
lebih sejak lima abad yang lalu, perusahaan perusahaan di negara-negara yang perekonomiannya
sudah maju telah meluaskan jangkauannya melalui aktivitas produksi dan perdagangan ke
berbagai belahan dunia (Martin, 2002 : 9). Dalam perkembangannya tersebut, fenomena
globalisasi dipandang sebagai gelombang masa depan terutama sejak masa sejarah modern.
Globalisasi terjadi di segala aspek kehidupan seperti ekonomi, sosial budaya, politik, ilmu
pengetahuan, teknologi, hukum dan sebagainya. Di era globalisasi ini dimana persaingan dalam
berbagai bidang apalagi yang bersentuhan dengan ekonomi amatlah kompetitif, terutama dalam
bidang usaha dan perdagangan (Rudy, 2003 : 39). Di bidang ekonomi, pendorong sibuk untuk
“melayani” pelaku bisnis global yang tidak memilihnya (Rudy, 2003 : 38). Munculnya globaisasi
ekonomi disebabkan karena hilangnya batas-batas negara, yang menyebabkan penyaluran
produksi baik eksport maupun import dari dalam maupun ke luar negeri menjadi lebih mudah.
Adanya perdagangan internasional semakin memudahkan jalannya ekspor-impor karena akses
keluar masuk barang dari suatu negara juga kian mudah. Sejatinya, globalisai ekonomi bukan
merupakan hal baru. Globalisasi ekonomi sudah terjadi sejak jaman dahulu dengan adanya
perdagangan internasional, terlebih lagi globalisasi ekonomi berjalan lebih bebas dan lebih
mengglobal dibandingkan dengan yang sekarang.
Menyikapi perkembangan nasional dan internasional yang semakin dinamis, Indonesia
sebagai negara yang berdaulat tidak bisa terus berdiam diri tanpa melakukan sesuatu utama
gobalisasi adalah meningkatnya arus informasi, uang dan barang melalui perusahaan
multinasional. perubahan dan pembaharuan. Tantangan yang dihadapi bangsa dan negara
semakin berat, karena perkembangan dunia yang semakin mengglobal telah menempatkan
negara–negara di dunia menjadi semakin dekat dan nyaris tanpa batas. Kenyataan demikian, bagi
negara– negara dunia ketiga, tidak terkecuali Indonesia, bukan saja merupakan tantangan tapi
juga ancaman dan peluang yang besar, tidak bisa menghindar atau bahkan berkelit sekalipun.
Artinya senang atau tidak senang, mau tidak mau harus berhadapan dengan masyarakat global.
B. Konsep Globalisasi Ekonomi
Globalisasi memiliki banyak sekali definisi, namun dalam konsep globalisasi ekonomi ini
lebih tepat untuk diartikan sebagai pertumbuhan aktivitas ekonomi yang melewati batas-batas
politik negara atau wilayah. Globalisasi adalah suatu proses yang menempatkan masyarakat
dunia bisa menjangkau satu dengan yang lain atau saling terhubungkan dalam semua aspek
kehidupan mereka, baik dalam budaya, ekonomi, politik, teknologi maupun lingkungan
(Winarno, 2006 : 39) . Dua faktor yang menyebabkan terjadinya globalisasi :
a. Kemajuan teknologi dan perubahan sosial serta perubahan kebudayaan membuat jarak
antar negara semakin dekat. Dengan kemajuan teknologi tersebut, maka hambatan
jarak bagi semua aktivitas yang berskala global dapat dikurangi sampai batas yang
amat minimal dan kemudian berpeluang untuk menciptakan ketergantungan antara
satu aktor dengan aktor yang lain di arena global.
b. Terjadinya konvergensi dalam kebijakan ekonomi, politik dan kebudayaan
antarnegara. Dari sisi kebijakan bidang perekonomian, sesungguhnya kecenderungan
konvergensi tersebut semacam ini sudah bisa dilihat sejak dua dasawarsa terakhir,
yang dikenal sebagai fenomena kejayaan aliran ekonomi neoklasik.
Dua ciri utama globalisasi (Endang, 2007 : 107) yaitu sebagai berikut:
a. Peningkatan konsentrasi dan monopoli berbagai sumber daya dan kekuatan ekonomi oleh
Perusahaan-perusahaan transnasional maupun oleh perusahaan-perusahaan dan dana
global.
b. Dalam kebijakan dan mekanisme pembuatan kebijakan nasional. Kebijakan-kebijakan
nasional yang meliputi bidang-bidang sosial, ekonomi, budaya dan teknologi yang
sekarang ini berada dalam yuridiksi suatu pemerintah dan masyarakat dalam suatu
wilayah negara bangsa bergeser menjadi di bawah pengaruh atau diproses badan-badan
internasional atau perusahaan besar serta pelaku ekonomi, keuangan internasional.
Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam
bentuk-bentuk berikut:
a. Globalisasi produksi. Globalisasi produksi yaitu dimana perusahaan berproduksi di
berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menajdi lebih rendah. Hal ini
dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah,
infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif.
b.
Globalisasi pembiayaan Perusahaan global mempunyai Akses untuk memperoleh
pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung)
di semua negara di dunia.
c. Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja
dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari
tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang
biasa diperoleh dari negara berkembang.
d.
Globalisasi jaringan informasi Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat
mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi.
Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke
berbagai belahan dunia untuk barang yang sama.
e. Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan
penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengaruh globalisasi ekonomi terhadap perkembangan Ekonomi di
Indonesia ?
D. Pembahasan
I.
Proses Globalisasi Ekonomi
Istilah globalisasi sesungguhnya secara sederhana dipahami sebagai suatu proses
pengintegrasian ekonomi nasional bangsa – bangsa ke dalam suatu sistem ekonomi global
( Fakih, 2002 : 211). Namun jika ditinjau dari sejarah perkembangan ekonomi, globalisasi
pada dasarnya merupakan salah satu fase perjalanan panjang perkembangan kapitalisme
liberal, yang secara teoritis sebenarnya telah dikembangkan oleh Adam Smith.
Penyebab globalisasi perdagangan merupakan karena terjadinya peningkatan luar biasa
dalam aktivitas perdagangan global yang kemudian menimbulkan saling ketergantungan dari
bagian-bagian ekonomi global. Secara ekonomi perkembangan ini disebabkan oleh adanya
kecenderungan spsesialisasi, kuatnya kompetisi antar perusahaan atau antar negara, serta
kemajuan dalam transportasi dan komunikasi akhir-akhir ini. Bagi suatu negara, akibat dari
gejala ini adalah ketergantungan yang semakin besar dari ekonomi negara tersebut terhadap
aktivitas perdagangan.
Globalisasi ekonomi Indonesia memiliki peranan yang aktif dalam berbagai lembaga
ekonomi internasional. Diantaranya adalah Bank Dunia, IMF, dan WTO. Indonesia juga
anggota organisasi negara-negara pengekspor minyak yang disebut OPEC (Organization of
Petroleum Exporting Countries). Karena Indonesia saat ini merupakan negara pengimpor
minyak, menyebabkan keanggotaannya sedang dikaji lagi.
Dalam kaitannya dengan globalisasi ini dimana dibutuhkan dukungan dan kerjasama
antara pihak pemerintah dengan pemerintah negara lain dengan MNC (multinational –
coorporations) baik itu tertuang dalam wadah kerangka kerjasama ekonomi regional dalam
kawasan (ASEAN, Uni Eropa) atau wadah lembaga atau badan international (IMF, WTO,
World Bank) yang lain (Rudy, 2003 : 37). Bank Dunia atau World Bank adalah salah satu
badan khusus PBB. Bank Dunia berdiri tahun 1944. Pada awalnya, focukus utama dari
bantuan Bank Dunia diperuntukkan bagi rekonstruksi pasca Perang Dunia II. Namun saat ini,
Bank Dunia menfokuskan kegiatan pada upaya penurunan angka kemiskinan. Bank Dunia
merupakan sumber dana pembangunan terbesar bagi negara-negara di dunia khususnya
Negara-negara berkembang.
Globalisasi ekonomi lahir karena aktivitas-aktivitas perusahaan multinasional (MNC)
yang melewati batas negara. Globalisasi ini dipicu oleh persaingan ekonomi yang semakin
tajam yang membuat setiap perusahaan berkepentingan untuk memperoleh akses terhadap
barang mentah atau buruh yang murah di dunia ketiga sebagai sumber daya saing. Sementara
itu aktivitas produksi di negara maju, kebanyakan didorong oleh strategi menghindari
hambatan perdagangan dan kedekatan pasar.
II.
Pengaruh Globalisasi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia.
Globalisasi ekonomi merupakan aktifitas ekonomi global yang tidak dibatasi oleh teritorial
antar wilayah, atau kehidupan ekonomi global yang bersifat bebas. Artinya kita bisa saja
mendirikan suatu usaha didaerah manapun tak terkecuali diluar negeri . Dengan adanya
globalisasi ekonomi akan menimbulkan berbagai dampak bagi kehidupan ekonomi negara kita
yaitu negara Indonesia.
Secara ekonomi, negara Indonesia mempunyai ketergantungan pada perdagangan,
produksi dan finansial internasional. Oleh karena itu Negara Indonesia rentan terhadap
tekanan internasional atau globalisasi. Globalisasi ekonomi telah mendorong integrasi
ekonomi global yang didorong oleh aliran uang dan informasi pada satu sisi, dan perdagangan
dan investasi pada sisi yang lain.
Dalam konteks ini, Garrett mengemukakan bahwa daamak integrasi ekonomi global
terhadap ekonomi nasional terjadi melalui tiga mekanisme, yakni tekanan perdagangan yang
semakin kompetitif, multinasionalisasi produksi, dan integrasi pasar keuangan. Semakin
menajamnya kompetisi perdagangan merupakan komponen utama dalam globalisasi
konvensional dan hal ini telah diakui secara umum, meskipun sebenarnya kompetisi itu tidak
hanya terjadi dalam perdagangan, tetapi juga dalam memperebutkan investasi.
Globalisasi ekonomi juga berdampak pada peningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam
suatu Negara. Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara
mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai
pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang
lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
Pengaruh lain globalisasi ekonomi adalah berhubungan erat dengan Multinasionalisasi
produksi dan ancaman perusahaan-perusahaan multinasional yang dapat memindahkan lokasi
produksi mereka dari satu negara ke negara lain dalam rangka mencari keuntungan terbesar.
Dampak multinasionalisasi produksi ini adalah pada bidang biaya produksi dan pemerintahan
intervensionis. Pemerintah nasional harus menerapkan kebijakan pasar bebas jika mereka
ingin berkompetisi dalam perebutan investasi dan penyediaan tenaga kerja oleh perusahaan–
perusahaan multinasional.
Seperti telah disinggung di awal globalisasi ekonomi juga berdampak pada integrasi pasar
finansial global., integrasi pasar finansial global ini telah mengurangi sedemikian rupa
otonomi ekonomi nasional mengingat aliran uang ini tidak dapat dikontrol oleh kekuatan
negara manapun, bahkan oleh negara superpower sekalipun. Perdagangan luar negeri yang
lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar
dalam negeri. Semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor, dengan catatan produk
ekspor Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Hal ini membuka kesempatan bagi
pengusaha di Indonesia untuk melahirkan produk-produk berkualitas, kreatif, dan dibutuhkan
oleh pasar dunia.
Globalisasi
juga berdampak pada tingkat melajunya serangan liberalisasi
perdagangan dan investasi oleh negara maju ke negara berkembang termasuk Indonesia.
Penanaman modal asing dan bantuan luar negeri merupakan peran utama dalam melaksanakan
pembangunan ekonomi dan juga menentukan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Melalui
pembangunan industry-industri oleh penanaman modal, khususnya modal asing, perbaikan
sarana prasarana dengan menggunakan bantuan luar negeri merupakan keterkaitan yang tidak
terbantahkan adanya peran yang dilakukan oleh modal asing dan bantuan luar negeri demi
mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang memuaskan sehingga dapat mewujudkan
kesejahteraan pada setiap masyarakat.
Prospek pertumbuhan ekonomi pada era globalisasi dinilai sangat baik. Globalisasi
membuka jalur perdagangan dunia dan menjadikan praktek niaga menjadi lebih mudah. Selain
itu juga mengingat adanya praktek neoliberalisme yang membuka kesempatan bagi negaranegara berkembang untuk membuka pintu ekonominya secara lebar-lebar. David Harvey
(2007) dalam Neoliberalism on Trial mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk dunia
semakin meningkat disertai dengan meningkatnya kemajuan ekonomi. Meski Globalisasi telah
membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, pada kenyataannya globalisasi tidak
benar-benar dapat mengentas kemiskinan dan ketidaksetaraan yang ada di dunia.
David Harvey (2007) mengungkapkan konsep Accumulation by dispossession melalui
empat poin yakni Privatization and commodification, financialization, the management and
manipulation of crises dan state redistribution. Konsep tersebut menjelaskan bagaimana
praktek neoliberalisme dalam globalisasi yang dinilai tidak dapat mengentas kemiskinan.
Pertama ialah privatisasi dan komodifikasi yang memiliki tujuan utama untuk membuka
ladang baru bagi akumulasi modal. Privatisasi dan komodasi yang dimaksud adalah sebuah
proses pengalihan aset publik seperti fasilitas umum dari pemerintah ke pihak swasta.
Selanjutnya ialah finansialisasi yakni ketika fokus utama dalam pereknomian adalah finansial,
adanya deregulasi dalam sistem keuangan memungkinkan aktivitas redistribusi melalui
spekulasi bahkan berbagai modus lainnya. Ketiga yakni adanya penciptaan krisis, manajemen,
dan manipulasi pada perekonomian dunia telah berkembang menjadi seni redistribusi
deliberatif kekayaan dari negara-negara miskin untuk negara maju. Bantuan IMF bagi negara
berkembang
dinilai
hanya
upaya
‘pemerasan’
bukannya
membantu
memulihkan
perekonomian. Terakhir yakni state redistribution yakni adanya pengalihan uang publik untuk
keuntungan perusahaan yakni melalui adanya pajak, privatisasi, dan pengalihan aset. Keempat
poin tersebut menunjukan bahwa praktek neolberalisme hanya menguntungkan pihak elit.
Beberapa fakta mengenai ketidakmampuan neoliberalisme dan globalisasi dalam
memajukan perekonomian dikemukakan oleh David Harvey (2007). Pendapatan pertumbuhan
agregrat global pada tahun 1960 berada pada posisi 3.5% dan bahkan hanya turun menjadi
2,4% pada tahun 1970. Namun tingkat pertumbuhan selanjutnya dari 1,4% dan 1,1% untuk
tahun 1980 dan 1990 ( dan tingkat yang nyaris menyentuh 1% sejak tahun 2000 )
menunjukkan bahwa neoliberalisasi secara luas telah gagal untuk merangsang pertumbuhan di
seluruh dunia. Selain itu,selama tahun 1990an, pendapatan perkapita Rusia menurun sebesar
3,5 persen per tahun, kondisi yang sama juga dialami oleh Ukraina yang membuat penduduk
jatuh ke dalam kemiskinan. Di negara-negara Amerika Latin neoliberalisasi mengalami
stagnansi dan diperburuk dengan keruntuhan ekonomi yang dialami oleh Argentina (Hervey,
2007). Contoh-contoh tersebut merupakan sebuah gambaran nyata bahwa neoliberalisasi
dalam globalisasi tidak dapat mengentas kemiskinan.
Adanya komodifikasi yang muncul akibat neoliberal dalam globalisasi, semakin
memperburuk keadaan. Commodification presumes the existence of property rights over
processes, things, and social relations, that a price can be put on them, and that they can be
traded subject to legal contract (Harvey, 2007). Segala sesuatu dapat menjadi sebuah
komoditas dari budaya sampai dengan seksualitas. Komodifikasi telah merugikan banyak
pihak kususnya bagi kaum pekerja, seperti buruh wanita di Cina yang dianggap sebagai
sebuah komoditi dan diperlakukan semena-mena dalam bekerja demi meningkatkan
keuntungan perusahaan. Komodifikasi membuat peran pekerja semakin tidak dihargai
(Hervey,2007), bahkan masih banyak pekerja khususnya di negara berkembang yang belum
mendapatkan fasilitas dan hak-hak yang layak bagi seorang pekerja. Adanya komodifikasi
juga menunjukan bahwa globalisasi menyebabkan adanya ketimpangan ekonomi dalam
masyarakat.
Globalisasi memang berperan dalam memajukan ekonomi terutama karena peran
teknologi dan media yang memudahkan kegiatan ekonomi, Namun, tidak untuk mengentas
kemiskinan dan mengatasi ketimpangan ekonomi. Adanya globalisasi yang dapat membuka
jalur perdagangan bebas serta privatisasi, financialisasi, lembaga IMF, World Bank dan
berbagai konsep lainnya yang diusung neoliberalis nytanya hanya berlaku bagi negara maju,
dan belum dapat mengentas masalah-masalah ekonomi yang ada di negara Berkembang.
Sebagai contoh yakni perekonomian meksiko. Walaupun Meksiko bergabung pada
perdagangan bebas North American Free Trade Area (NAFTA), pembukaan ekonomi Meksiko
melalui NAFTA malah berdampak negatif (Stiglitz, 2006). Dampak negative tersebut salah
satunya dalam lapangan pekerjaan yang dapat menurunkan kemampuan perekonomian.
Meksiko kehilangan separuh dari lapangan pekerjaan dari tahun 1988 sampai 1994 sebagai
imbas dari kebijakan privatisasi. Sampai dengan tahun 2000 jumlah perusahaan negara
mengalami penurunan luar biasa menjadi hanya 200 perusahaan dari 1.100 perusahaan di
tahun 1982 (Stiglitz, 2006). Bahkan, NAFTA membuat Meksiko lebih bergantung pada
Amerika Serikat, yang berarti bahwa ketika ekonomi AS buruk, begitu pula Meksiko (Stiglitz,
2006). Hal demikian menunjukan bahwa Peran NAFTA hanya akan memperburuk masalah
ekonomi Meksiko, kebijakan yang dilaksanakan tidak dapat menyentuh hal-hal detail dalam
sebuah perekonomian negara berkembang.
E. Simpulan
Indonesia yang merupakan Negara berkembang memiliki permasalahan ekonomi yang
berbeda dengan Negara maju, kurangnya elastisitas penawaran yang menghalangi pertumbuhan
ekonomi, penggunaan alat-alat tradisional yang tidak dapat meningkatkan produktivitas dibidang
pertanian. Kurangnya imu pengetahuan membuat masyarakat mengalami kesulitan dalam
menggarap ilmu dan teknologi yang baru, selain itu disisi lain pengenalan tekonologi baru di
sektor industri , proses industri terkadang cendredung padat modal. Akibatnya pengangguran
bertambah meskipun ada perbaikan disektor tertentu yang merupakan salah satu permasalahan
ekonomi yang ada di Indonesia
Globalisasi merupakan suatu proses yang menempatkan masyarakat dunia bisa menjangkau
satu dengan yang lain atau saling terhubungkan dalam semua aspek kehidupan mereka, baik
dalam budaya, ekonomi, politik, teknologi maupun lingkungan. Globalisasi ekonomi telah
menimbulkan tantangan baru bagi ekonomi nasional yaitu semakin kuatnya kompetisi,
multinasionalisasi produksi, dan integrasi keuangan global. Tantangan baru tersebut digerakkan
oleh institusi internasional dan institusi transnasional melalui aktor globalisasi yang diperankan
oleh actor-aktor utama yaitu WTO, IMF, dan Bank Dunia. Ketiga aktor globalisasi tersebut
menetapkan aturan-aturan seputar investasi, intelectual Property Ringts dan kebijakan
internasional. Dalam menghadapi globalisasi ekonomi, Indonesia menggunakan strategi
pengakuan timbal balik dan strategi koordinasi, serta berperan aktif dalam proses negosiasi
pembentukan institusi internasional agar tidak merugikan kepentingan nasional. Selain itu
menciptakan
hukum
perundang-undangan,
khususnya
penanaman
modal
asing
yang
mengakomodir kepentingan nilai global, termasuk nilai-nilai perekonomian pasar global serta
menjaga dan mengatur harmonisasi hubungan antar aspek sebagai dampak globalisasi untuk
dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi perkembangan perikonomian nasional dan masuknya modal
asing.
Globalisasi yang menawarkan kemudahan untuk memajukan segala bidang khusunya
ekonomi melalui teknologi dan informasi, pada kenyataannya belum mampu untuk mengentas
kemiskinan dan ketimpangan ekonomi. Konsep neoliberasisasi dalam globalisasi berdampak
positif dalam membuka jalur perdagangan bebas, mengatur sistem ekonomi melalu lembaga
besar seperti IMF dan World Bank. Namun, disisi lain, hal tersebut hanya menguntungkan
pihak yang bermodal besar dan para pihak ‘kelas atas’. Sebaliknya, negara berkembang dan
pihak ‘kelas bawah’ masih menghadapi masalah kemiskinan, ketimpangan, stagnansi bahkan
krisis ekonomi. Dalam pertumbuhan ekonomi, globalisasi berperan penting baik dalam hal
memajukan namun juga sekaligus mengakibatkan ketimpangan serta kesenjangan.
DAFTAR PUSTAKA
Winarno, Budi. 2006, Globalisasi Peluang atau Ancaman bagi Indonesia, Jakarta : Erlangga.
Sutrisno, Endang. 2007, Bunga Rampai Hukum dan Globalisasi, Yogyakarta : Genta Press
Martin, Khor. 2002, Globalisas : Perangkap Negara–Negara Selatan, Yogyakarta : Cindelaras
Pustaka Rakyat Cerdas.
Fakih, Mansour. 2002, Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi, Yogyakart : Pustaka
Pelajar.
May, Rudy. 2003, Hubungan Internasional Kontenporer dan Masalah-Masalah Global : Isu,
Konsep, Teori dan Paradigma, Bandung : PT refika Aditama.
Harvey, David. 2007. Neoliberalism on Trial dalam A Brief History of Neoliberalism p.152-183.
Oxford: Oxford University Press
Stiglitz, Joseph E. 2006. Chapter 3: making Trade Fair dalam Making Globalization Work. New
York : W. W. Norton & Company
Pustaka
Pelajar.
Masalah-masalah
Ekonomi
di
Negara
Berkembang
dalam
http://www.pustakapelajar.com/2016/01/masalah-masalah-pembangunan-ekonomi-di-negaraberkembang.html
Perkembangan Ekonomi di Negara berkembang
studi Kasus : Ekonomi Indonesia
A. Pendahuluan
Masalah ekonomi pada negara berkembang dan negara maju sangatlah berbeda. Pada negara
maju masalah ekonomi yang umum dihadapi adalah kurangnya permintaan yang menghambat
pertumbuhan output, Sedangkan pada negara berkembang justru kesebalikan dari masalahmasalah yang dihadapi oleh negara- negara maju. Pada negara berkembang masalah
pembangunan ekonomi yang paling umum dihadapi adalah kurangnya elastisitas penawaran
yang menghalangi pertumbuhan ekonomi. (www.pustakapelajar.com).
Pada negara berkembang, terutama negara yang tingkat laju pertumbuhan penduduknya
berda pada level tinggi sampai sangat tinggi, kelebihan penawaran tenaga kerja adalah fitur
umum. Negara seperti ini biasa dikatakan negara dengan masalah ekonomi akut pengangguran.
Ekstrimnya bahkan produktivitas marjinal mereka adalah nol bahkan minus. Selain iu tenaga
kerja yang ada tidak memiliki kualitas yang memadai. Mereka umumnya berkerja dengan
menggunakan alat-alat tradisional yang tidak dapat meningkatkan produktivitas dibidang
pertanian. Buta huruf membuat mereka mengalami kesulitan dalam menggarap ilmu dan
teknologi yang baru. Sementara itu disisi lain pengenalan tekonologi baru di sektor industri ,
proses industri terkadang cendredung padat modal. Akibatnya pengangguran bertambah
meskipun ada perbaikan disektor tertentu.
Dalam isu kontemporer saat ini Globalisasi mempunyai pengaruh dalam mendorong
munculnya berbagai kemungkinan tentang perubahan dunia yang akan berlangsung. Tidak ada
negara yang mampu menutup diri dari perkembangan yang terjadi, walaupun globalisasi
memberikan berbagai dampak dalam kehidupan. Era globalisasi dewasa ini menjadi kenyataan
yang harus dihadapi oleh setiap negara, tidak terkecuali negara kita yaitu Negara Indonesia.
Pengaruh globalisasi dapat menghilangkan berbagai halangan dan rintangan yang menjadikan
dunia semakin terbuka dan saling bergantung satu sama lain. Oleh karena itu penting untuk
mengetahui pengaruh globalisasi dalam bidang ekonomi terhadap perkembangan ekonomi suatu
negara khususnya Indonesia, di mana hanya negara yang memiliki daya saing yang tinggi dengan
sistem kerja yang efisien, yang akan mampu memanfaatkan peluang globalisasi ekonomi
seoptimal mungkin.
Globalisasi ekonomi, bukanlah fenomena baru dalam sejarah peradaban dunia. Kurang
lebih sejak lima abad yang lalu, perusahaan perusahaan di negara-negara yang perekonomiannya
sudah maju telah meluaskan jangkauannya melalui aktivitas produksi dan perdagangan ke
berbagai belahan dunia (Martin, 2002 : 9). Dalam perkembangannya tersebut, fenomena
globalisasi dipandang sebagai gelombang masa depan terutama sejak masa sejarah modern.
Globalisasi terjadi di segala aspek kehidupan seperti ekonomi, sosial budaya, politik, ilmu
pengetahuan, teknologi, hukum dan sebagainya. Di era globalisasi ini dimana persaingan dalam
berbagai bidang apalagi yang bersentuhan dengan ekonomi amatlah kompetitif, terutama dalam
bidang usaha dan perdagangan (Rudy, 2003 : 39). Di bidang ekonomi, pendorong sibuk untuk
“melayani” pelaku bisnis global yang tidak memilihnya (Rudy, 2003 : 38). Munculnya globaisasi
ekonomi disebabkan karena hilangnya batas-batas negara, yang menyebabkan penyaluran
produksi baik eksport maupun import dari dalam maupun ke luar negeri menjadi lebih mudah.
Adanya perdagangan internasional semakin memudahkan jalannya ekspor-impor karena akses
keluar masuk barang dari suatu negara juga kian mudah. Sejatinya, globalisai ekonomi bukan
merupakan hal baru. Globalisasi ekonomi sudah terjadi sejak jaman dahulu dengan adanya
perdagangan internasional, terlebih lagi globalisasi ekonomi berjalan lebih bebas dan lebih
mengglobal dibandingkan dengan yang sekarang.
Menyikapi perkembangan nasional dan internasional yang semakin dinamis, Indonesia
sebagai negara yang berdaulat tidak bisa terus berdiam diri tanpa melakukan sesuatu utama
gobalisasi adalah meningkatnya arus informasi, uang dan barang melalui perusahaan
multinasional. perubahan dan pembaharuan. Tantangan yang dihadapi bangsa dan negara
semakin berat, karena perkembangan dunia yang semakin mengglobal telah menempatkan
negara–negara di dunia menjadi semakin dekat dan nyaris tanpa batas. Kenyataan demikian, bagi
negara– negara dunia ketiga, tidak terkecuali Indonesia, bukan saja merupakan tantangan tapi
juga ancaman dan peluang yang besar, tidak bisa menghindar atau bahkan berkelit sekalipun.
Artinya senang atau tidak senang, mau tidak mau harus berhadapan dengan masyarakat global.
B. Konsep Globalisasi Ekonomi
Globalisasi memiliki banyak sekali definisi, namun dalam konsep globalisasi ekonomi ini
lebih tepat untuk diartikan sebagai pertumbuhan aktivitas ekonomi yang melewati batas-batas
politik negara atau wilayah. Globalisasi adalah suatu proses yang menempatkan masyarakat
dunia bisa menjangkau satu dengan yang lain atau saling terhubungkan dalam semua aspek
kehidupan mereka, baik dalam budaya, ekonomi, politik, teknologi maupun lingkungan
(Winarno, 2006 : 39) . Dua faktor yang menyebabkan terjadinya globalisasi :
a. Kemajuan teknologi dan perubahan sosial serta perubahan kebudayaan membuat jarak
antar negara semakin dekat. Dengan kemajuan teknologi tersebut, maka hambatan
jarak bagi semua aktivitas yang berskala global dapat dikurangi sampai batas yang
amat minimal dan kemudian berpeluang untuk menciptakan ketergantungan antara
satu aktor dengan aktor yang lain di arena global.
b. Terjadinya konvergensi dalam kebijakan ekonomi, politik dan kebudayaan
antarnegara. Dari sisi kebijakan bidang perekonomian, sesungguhnya kecenderungan
konvergensi tersebut semacam ini sudah bisa dilihat sejak dua dasawarsa terakhir,
yang dikenal sebagai fenomena kejayaan aliran ekonomi neoklasik.
Dua ciri utama globalisasi (Endang, 2007 : 107) yaitu sebagai berikut:
a. Peningkatan konsentrasi dan monopoli berbagai sumber daya dan kekuatan ekonomi oleh
Perusahaan-perusahaan transnasional maupun oleh perusahaan-perusahaan dan dana
global.
b. Dalam kebijakan dan mekanisme pembuatan kebijakan nasional. Kebijakan-kebijakan
nasional yang meliputi bidang-bidang sosial, ekonomi, budaya dan teknologi yang
sekarang ini berada dalam yuridiksi suatu pemerintah dan masyarakat dalam suatu
wilayah negara bangsa bergeser menjadi di bawah pengaruh atau diproses badan-badan
internasional atau perusahaan besar serta pelaku ekonomi, keuangan internasional.
Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam
bentuk-bentuk berikut:
a. Globalisasi produksi. Globalisasi produksi yaitu dimana perusahaan berproduksi di
berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menajdi lebih rendah. Hal ini
dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah,
infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif.
b.
Globalisasi pembiayaan Perusahaan global mempunyai Akses untuk memperoleh
pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung)
di semua negara di dunia.
c. Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja
dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari
tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang
biasa diperoleh dari negara berkembang.
d.
Globalisasi jaringan informasi Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat
mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi.
Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke
berbagai belahan dunia untuk barang yang sama.
e. Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan
penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengaruh globalisasi ekonomi terhadap perkembangan Ekonomi di
Indonesia ?
D. Pembahasan
I.
Proses Globalisasi Ekonomi
Istilah globalisasi sesungguhnya secara sederhana dipahami sebagai suatu proses
pengintegrasian ekonomi nasional bangsa – bangsa ke dalam suatu sistem ekonomi global
( Fakih, 2002 : 211). Namun jika ditinjau dari sejarah perkembangan ekonomi, globalisasi
pada dasarnya merupakan salah satu fase perjalanan panjang perkembangan kapitalisme
liberal, yang secara teoritis sebenarnya telah dikembangkan oleh Adam Smith.
Penyebab globalisasi perdagangan merupakan karena terjadinya peningkatan luar biasa
dalam aktivitas perdagangan global yang kemudian menimbulkan saling ketergantungan dari
bagian-bagian ekonomi global. Secara ekonomi perkembangan ini disebabkan oleh adanya
kecenderungan spsesialisasi, kuatnya kompetisi antar perusahaan atau antar negara, serta
kemajuan dalam transportasi dan komunikasi akhir-akhir ini. Bagi suatu negara, akibat dari
gejala ini adalah ketergantungan yang semakin besar dari ekonomi negara tersebut terhadap
aktivitas perdagangan.
Globalisasi ekonomi Indonesia memiliki peranan yang aktif dalam berbagai lembaga
ekonomi internasional. Diantaranya adalah Bank Dunia, IMF, dan WTO. Indonesia juga
anggota organisasi negara-negara pengekspor minyak yang disebut OPEC (Organization of
Petroleum Exporting Countries). Karena Indonesia saat ini merupakan negara pengimpor
minyak, menyebabkan keanggotaannya sedang dikaji lagi.
Dalam kaitannya dengan globalisasi ini dimana dibutuhkan dukungan dan kerjasama
antara pihak pemerintah dengan pemerintah negara lain dengan MNC (multinational –
coorporations) baik itu tertuang dalam wadah kerangka kerjasama ekonomi regional dalam
kawasan (ASEAN, Uni Eropa) atau wadah lembaga atau badan international (IMF, WTO,
World Bank) yang lain (Rudy, 2003 : 37). Bank Dunia atau World Bank adalah salah satu
badan khusus PBB. Bank Dunia berdiri tahun 1944. Pada awalnya, focukus utama dari
bantuan Bank Dunia diperuntukkan bagi rekonstruksi pasca Perang Dunia II. Namun saat ini,
Bank Dunia menfokuskan kegiatan pada upaya penurunan angka kemiskinan. Bank Dunia
merupakan sumber dana pembangunan terbesar bagi negara-negara di dunia khususnya
Negara-negara berkembang.
Globalisasi ekonomi lahir karena aktivitas-aktivitas perusahaan multinasional (MNC)
yang melewati batas negara. Globalisasi ini dipicu oleh persaingan ekonomi yang semakin
tajam yang membuat setiap perusahaan berkepentingan untuk memperoleh akses terhadap
barang mentah atau buruh yang murah di dunia ketiga sebagai sumber daya saing. Sementara
itu aktivitas produksi di negara maju, kebanyakan didorong oleh strategi menghindari
hambatan perdagangan dan kedekatan pasar.
II.
Pengaruh Globalisasi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia.
Globalisasi ekonomi merupakan aktifitas ekonomi global yang tidak dibatasi oleh teritorial
antar wilayah, atau kehidupan ekonomi global yang bersifat bebas. Artinya kita bisa saja
mendirikan suatu usaha didaerah manapun tak terkecuali diluar negeri . Dengan adanya
globalisasi ekonomi akan menimbulkan berbagai dampak bagi kehidupan ekonomi negara kita
yaitu negara Indonesia.
Secara ekonomi, negara Indonesia mempunyai ketergantungan pada perdagangan,
produksi dan finansial internasional. Oleh karena itu Negara Indonesia rentan terhadap
tekanan internasional atau globalisasi. Globalisasi ekonomi telah mendorong integrasi
ekonomi global yang didorong oleh aliran uang dan informasi pada satu sisi, dan perdagangan
dan investasi pada sisi yang lain.
Dalam konteks ini, Garrett mengemukakan bahwa daamak integrasi ekonomi global
terhadap ekonomi nasional terjadi melalui tiga mekanisme, yakni tekanan perdagangan yang
semakin kompetitif, multinasionalisasi produksi, dan integrasi pasar keuangan. Semakin
menajamnya kompetisi perdagangan merupakan komponen utama dalam globalisasi
konvensional dan hal ini telah diakui secara umum, meskipun sebenarnya kompetisi itu tidak
hanya terjadi dalam perdagangan, tetapi juga dalam memperebutkan investasi.
Globalisasi ekonomi juga berdampak pada peningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam
suatu Negara. Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara
mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai
pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang
lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
Pengaruh lain globalisasi ekonomi adalah berhubungan erat dengan Multinasionalisasi
produksi dan ancaman perusahaan-perusahaan multinasional yang dapat memindahkan lokasi
produksi mereka dari satu negara ke negara lain dalam rangka mencari keuntungan terbesar.
Dampak multinasionalisasi produksi ini adalah pada bidang biaya produksi dan pemerintahan
intervensionis. Pemerintah nasional harus menerapkan kebijakan pasar bebas jika mereka
ingin berkompetisi dalam perebutan investasi dan penyediaan tenaga kerja oleh perusahaan–
perusahaan multinasional.
Seperti telah disinggung di awal globalisasi ekonomi juga berdampak pada integrasi pasar
finansial global., integrasi pasar finansial global ini telah mengurangi sedemikian rupa
otonomi ekonomi nasional mengingat aliran uang ini tidak dapat dikontrol oleh kekuatan
negara manapun, bahkan oleh negara superpower sekalipun. Perdagangan luar negeri yang
lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar
dalam negeri. Semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor, dengan catatan produk
ekspor Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Hal ini membuka kesempatan bagi
pengusaha di Indonesia untuk melahirkan produk-produk berkualitas, kreatif, dan dibutuhkan
oleh pasar dunia.
Globalisasi
juga berdampak pada tingkat melajunya serangan liberalisasi
perdagangan dan investasi oleh negara maju ke negara berkembang termasuk Indonesia.
Penanaman modal asing dan bantuan luar negeri merupakan peran utama dalam melaksanakan
pembangunan ekonomi dan juga menentukan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Melalui
pembangunan industry-industri oleh penanaman modal, khususnya modal asing, perbaikan
sarana prasarana dengan menggunakan bantuan luar negeri merupakan keterkaitan yang tidak
terbantahkan adanya peran yang dilakukan oleh modal asing dan bantuan luar negeri demi
mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang memuaskan sehingga dapat mewujudkan
kesejahteraan pada setiap masyarakat.
Prospek pertumbuhan ekonomi pada era globalisasi dinilai sangat baik. Globalisasi
membuka jalur perdagangan dunia dan menjadikan praktek niaga menjadi lebih mudah. Selain
itu juga mengingat adanya praktek neoliberalisme yang membuka kesempatan bagi negaranegara berkembang untuk membuka pintu ekonominya secara lebar-lebar. David Harvey
(2007) dalam Neoliberalism on Trial mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk dunia
semakin meningkat disertai dengan meningkatnya kemajuan ekonomi. Meski Globalisasi telah
membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, pada kenyataannya globalisasi tidak
benar-benar dapat mengentas kemiskinan dan ketidaksetaraan yang ada di dunia.
David Harvey (2007) mengungkapkan konsep Accumulation by dispossession melalui
empat poin yakni Privatization and commodification, financialization, the management and
manipulation of crises dan state redistribution. Konsep tersebut menjelaskan bagaimana
praktek neoliberalisme dalam globalisasi yang dinilai tidak dapat mengentas kemiskinan.
Pertama ialah privatisasi dan komodifikasi yang memiliki tujuan utama untuk membuka
ladang baru bagi akumulasi modal. Privatisasi dan komodasi yang dimaksud adalah sebuah
proses pengalihan aset publik seperti fasilitas umum dari pemerintah ke pihak swasta.
Selanjutnya ialah finansialisasi yakni ketika fokus utama dalam pereknomian adalah finansial,
adanya deregulasi dalam sistem keuangan memungkinkan aktivitas redistribusi melalui
spekulasi bahkan berbagai modus lainnya. Ketiga yakni adanya penciptaan krisis, manajemen,
dan manipulasi pada perekonomian dunia telah berkembang menjadi seni redistribusi
deliberatif kekayaan dari negara-negara miskin untuk negara maju. Bantuan IMF bagi negara
berkembang
dinilai
hanya
upaya
‘pemerasan’
bukannya
membantu
memulihkan
perekonomian. Terakhir yakni state redistribution yakni adanya pengalihan uang publik untuk
keuntungan perusahaan yakni melalui adanya pajak, privatisasi, dan pengalihan aset. Keempat
poin tersebut menunjukan bahwa praktek neolberalisme hanya menguntungkan pihak elit.
Beberapa fakta mengenai ketidakmampuan neoliberalisme dan globalisasi dalam
memajukan perekonomian dikemukakan oleh David Harvey (2007). Pendapatan pertumbuhan
agregrat global pada tahun 1960 berada pada posisi 3.5% dan bahkan hanya turun menjadi
2,4% pada tahun 1970. Namun tingkat pertumbuhan selanjutnya dari 1,4% dan 1,1% untuk
tahun 1980 dan 1990 ( dan tingkat yang nyaris menyentuh 1% sejak tahun 2000 )
menunjukkan bahwa neoliberalisasi secara luas telah gagal untuk merangsang pertumbuhan di
seluruh dunia. Selain itu,selama tahun 1990an, pendapatan perkapita Rusia menurun sebesar
3,5 persen per tahun, kondisi yang sama juga dialami oleh Ukraina yang membuat penduduk
jatuh ke dalam kemiskinan. Di negara-negara Amerika Latin neoliberalisasi mengalami
stagnansi dan diperburuk dengan keruntuhan ekonomi yang dialami oleh Argentina (Hervey,
2007). Contoh-contoh tersebut merupakan sebuah gambaran nyata bahwa neoliberalisasi
dalam globalisasi tidak dapat mengentas kemiskinan.
Adanya komodifikasi yang muncul akibat neoliberal dalam globalisasi, semakin
memperburuk keadaan. Commodification presumes the existence of property rights over
processes, things, and social relations, that a price can be put on them, and that they can be
traded subject to legal contract (Harvey, 2007). Segala sesuatu dapat menjadi sebuah
komoditas dari budaya sampai dengan seksualitas. Komodifikasi telah merugikan banyak
pihak kususnya bagi kaum pekerja, seperti buruh wanita di Cina yang dianggap sebagai
sebuah komoditi dan diperlakukan semena-mena dalam bekerja demi meningkatkan
keuntungan perusahaan. Komodifikasi membuat peran pekerja semakin tidak dihargai
(Hervey,2007), bahkan masih banyak pekerja khususnya di negara berkembang yang belum
mendapatkan fasilitas dan hak-hak yang layak bagi seorang pekerja. Adanya komodifikasi
juga menunjukan bahwa globalisasi menyebabkan adanya ketimpangan ekonomi dalam
masyarakat.
Globalisasi memang berperan dalam memajukan ekonomi terutama karena peran
teknologi dan media yang memudahkan kegiatan ekonomi, Namun, tidak untuk mengentas
kemiskinan dan mengatasi ketimpangan ekonomi. Adanya globalisasi yang dapat membuka
jalur perdagangan bebas serta privatisasi, financialisasi, lembaga IMF, World Bank dan
berbagai konsep lainnya yang diusung neoliberalis nytanya hanya berlaku bagi negara maju,
dan belum dapat mengentas masalah-masalah ekonomi yang ada di negara Berkembang.
Sebagai contoh yakni perekonomian meksiko. Walaupun Meksiko bergabung pada
perdagangan bebas North American Free Trade Area (NAFTA), pembukaan ekonomi Meksiko
melalui NAFTA malah berdampak negatif (Stiglitz, 2006). Dampak negative tersebut salah
satunya dalam lapangan pekerjaan yang dapat menurunkan kemampuan perekonomian.
Meksiko kehilangan separuh dari lapangan pekerjaan dari tahun 1988 sampai 1994 sebagai
imbas dari kebijakan privatisasi. Sampai dengan tahun 2000 jumlah perusahaan negara
mengalami penurunan luar biasa menjadi hanya 200 perusahaan dari 1.100 perusahaan di
tahun 1982 (Stiglitz, 2006). Bahkan, NAFTA membuat Meksiko lebih bergantung pada
Amerika Serikat, yang berarti bahwa ketika ekonomi AS buruk, begitu pula Meksiko (Stiglitz,
2006). Hal demikian menunjukan bahwa Peran NAFTA hanya akan memperburuk masalah
ekonomi Meksiko, kebijakan yang dilaksanakan tidak dapat menyentuh hal-hal detail dalam
sebuah perekonomian negara berkembang.
E. Simpulan
Indonesia yang merupakan Negara berkembang memiliki permasalahan ekonomi yang
berbeda dengan Negara maju, kurangnya elastisitas penawaran yang menghalangi pertumbuhan
ekonomi, penggunaan alat-alat tradisional yang tidak dapat meningkatkan produktivitas dibidang
pertanian. Kurangnya imu pengetahuan membuat masyarakat mengalami kesulitan dalam
menggarap ilmu dan teknologi yang baru, selain itu disisi lain pengenalan tekonologi baru di
sektor industri , proses industri terkadang cendredung padat modal. Akibatnya pengangguran
bertambah meskipun ada perbaikan disektor tertentu yang merupakan salah satu permasalahan
ekonomi yang ada di Indonesia
Globalisasi merupakan suatu proses yang menempatkan masyarakat dunia bisa menjangkau
satu dengan yang lain atau saling terhubungkan dalam semua aspek kehidupan mereka, baik
dalam budaya, ekonomi, politik, teknologi maupun lingkungan. Globalisasi ekonomi telah
menimbulkan tantangan baru bagi ekonomi nasional yaitu semakin kuatnya kompetisi,
multinasionalisasi produksi, dan integrasi keuangan global. Tantangan baru tersebut digerakkan
oleh institusi internasional dan institusi transnasional melalui aktor globalisasi yang diperankan
oleh actor-aktor utama yaitu WTO, IMF, dan Bank Dunia. Ketiga aktor globalisasi tersebut
menetapkan aturan-aturan seputar investasi, intelectual Property Ringts dan kebijakan
internasional. Dalam menghadapi globalisasi ekonomi, Indonesia menggunakan strategi
pengakuan timbal balik dan strategi koordinasi, serta berperan aktif dalam proses negosiasi
pembentukan institusi internasional agar tidak merugikan kepentingan nasional. Selain itu
menciptakan
hukum
perundang-undangan,
khususnya
penanaman
modal
asing
yang
mengakomodir kepentingan nilai global, termasuk nilai-nilai perekonomian pasar global serta
menjaga dan mengatur harmonisasi hubungan antar aspek sebagai dampak globalisasi untuk
dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi perkembangan perikonomian nasional dan masuknya modal
asing.
Globalisasi yang menawarkan kemudahan untuk memajukan segala bidang khusunya
ekonomi melalui teknologi dan informasi, pada kenyataannya belum mampu untuk mengentas
kemiskinan dan ketimpangan ekonomi. Konsep neoliberasisasi dalam globalisasi berdampak
positif dalam membuka jalur perdagangan bebas, mengatur sistem ekonomi melalu lembaga
besar seperti IMF dan World Bank. Namun, disisi lain, hal tersebut hanya menguntungkan
pihak yang bermodal besar dan para pihak ‘kelas atas’. Sebaliknya, negara berkembang dan
pihak ‘kelas bawah’ masih menghadapi masalah kemiskinan, ketimpangan, stagnansi bahkan
krisis ekonomi. Dalam pertumbuhan ekonomi, globalisasi berperan penting baik dalam hal
memajukan namun juga sekaligus mengakibatkan ketimpangan serta kesenjangan.
DAFTAR PUSTAKA
Winarno, Budi. 2006, Globalisasi Peluang atau Ancaman bagi Indonesia, Jakarta : Erlangga.
Sutrisno, Endang. 2007, Bunga Rampai Hukum dan Globalisasi, Yogyakarta : Genta Press
Martin, Khor. 2002, Globalisas : Perangkap Negara–Negara Selatan, Yogyakarta : Cindelaras
Pustaka Rakyat Cerdas.
Fakih, Mansour. 2002, Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi, Yogyakart : Pustaka
Pelajar.
May, Rudy. 2003, Hubungan Internasional Kontenporer dan Masalah-Masalah Global : Isu,
Konsep, Teori dan Paradigma, Bandung : PT refika Aditama.
Harvey, David. 2007. Neoliberalism on Trial dalam A Brief History of Neoliberalism p.152-183.
Oxford: Oxford University Press
Stiglitz, Joseph E. 2006. Chapter 3: making Trade Fair dalam Making Globalization Work. New
York : W. W. Norton & Company
Pustaka
Pelajar.
Masalah-masalah
Ekonomi
di
Negara
Berkembang
dalam
http://www.pustakapelajar.com/2016/01/masalah-masalah-pembangunan-ekonomi-di-negaraberkembang.html