Kerangka Berpikir matematik tingkat tinggi (1)

Makalah Riset & Penelitian Saifedia – Kerangka Berifikir

Kerangka Berpikir
Kerangka

berpikir

adalah

sebuah

pemahaman

yang

melandasi

pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar
dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran selanjutnya.
Untuk mendapatkan sebuah kerangka berpikir akan suatu hal bukan
sesuatu yang mudah, diperlukan suatu pemikiran yang mendalam, tidak

menyimpulkan hanya dari fakta yang dapat terindra, atau hanya dari sekedar
informasi-informasi yang terpenggal. Selain itu diperlukan sebuah pemikiran yang
cerdas dan mustanir (cemerlang) akan setiap maqlumat tsabiqah (informasi ) yang
dimilikinya dan berupaya dengan keras menyimpulkan sesuatu kesimpulan yang
memunculkan keyakinan.
Kemudian bagaimana mengetahui kita telah memiliki kerangka berpikir?
Kerangka berpikir adalah pemahaman yang paling mendasar yang
mendukung pemahaman selanjutnya. Suatu tolak ukur yang paling mudah adalah
apakah kita telah memahami pemahaman yang paling mendasar tersebut, atau
pertanyaan sebelum itu, apakah kita telah mengetahui pemahaman apa yang
mendasari pemahaman-pemahaman selanjutnya. Harus diingat kerangka berpikir
pada dasarnya adalah sebuah pemahaman, layaknya sebuah pemahaman maka
pemahaman tersebut dapat salah, kurang, atau tidak sempurna. Ini penting karena
kadang terdapat orang-orang yang memiliki kerangka berpikir yang salah yang
pada akhirnya melahirkan kesimpulan-kesimpulan yang salah pula.
Sebuah kerangka berpikir yang salah konsekuensinya akan semakin besar
dibandingkan pemahaman yang salah, karena kerangka berpikir biasanya akan
membentuk pola sikap dan pola pikir bagi yang memiliki kerangka berpikir
tersebut. Oleh karena itu kadang-kadang banyak orang memulai ‘belajar’ untuk
menciptakan kerangka berpikir tersebut justru pada saat dia telah bekerja, karena

Edited By: Andy Saiful Musthofa, S.Pd

1

Makalah Riset & Penelitian Saifedia – Kerangka Berifikir

pada saat bekerja dia bertemu fakta permasalahan secara langsung, dia coba
kaitkan dengan teori-teori yang pernah dia pahami, kemudian dari beberapa kali
usahanya menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut barulah dia
mendapatkan pemahaman. Dari pemahaman-pemahaman yang didapatnya itu dia
akan memikirkan sebenarnya apa yang mendasari permasalahan-permasalahan
tersebut, maka terbentuklah kerangka berpikir dia mengenai permasalahan
tersebut. eecho.wordpress.com/2008/10/.../apa-itu-kerangka-berpikir/
Kerangka berpikir adalah pola pikir yang diterapkan untuk mendapatkan
gambaran / fokus perhatian sebuah penelitian.
Hasil dari kerangka berfikir, meliputi :
1. Perumusan masalah.
2. Latar belakang masalah
3. Pendekatan terhadap masalah.
4. Cara mengatasi masalah.

5. Langkah - langkah yang ditempuh dalam mengatasi masalah.
6. Hipotesa diajukan jika sudah ditetapkan akar masalah dan cara pengatasan
masalah.
7. Desain penelitian : metode dan cara pengumpulan data yang akan dilakukan
untuk mendukung hepotesa yang diajukan.
8. Teknik pengolahan data disesuaikan dengan pendekatan yang dilakukan.
9. Penarikan kesimpulan harus tetap konsisten dengan apa yang tertera /
tercantum dalam data, inkonsistensi penarikan kesimpulan akan menghasilkan



antithesa alias "penelitian amburadul".http://id.answers.yahoo.com/question
Kesalahan-Kesalahan dalam Pembentukan Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir sebenarnya dibuat untuk menghindari kesalahan-kesalahan
dalam berargumentasi (fallacy). Beberapa contoh kesalahan ini antara lain:

a) "Inconsistent" sikap yang membenarkan semua pendapat yang pada

kenyataannya jelas-jelas berbeda.
b) "Incomprehensive" Pengetahuan yang partial terhadap hal-hal tertentu akan

menyebabkan kesalahan dalam mengambil kesimpulan.
c) "Out-of-context"(kadaluarsa) pengetahuan yg diambil harus dikaji terlebih

dahulu / disesuaikan dagn masa sekarang sebelum mengambil kesimpulan
Edited By: Andy Saiful Musthofa, S.Pd

2

Makalah Riset & Penelitian Saifedia – Kerangka Berifikir

d) "Generalization" Ini serupa dengan pepatah "Karena nila setitik rusak susu

sebelanga". Tidak mengambil kesimpulan dari suatu sampel yg tidak jelas/tdk
random
e) "Double-standard" Si A yang beragama Kristen bilang "Islam adalah agama
palsu karena Nabinya berpoligami". Seharusnya si A tahu bahwa Nabi-nabi
yang diakui dalam agamanya sendiri berpoligami. Atau si B yang mengutuk
pembunuhan orang-orang tak bersalah sebagai perbuatan terorisme, tapi di
lain waktu si B tidak mengutuk pembunuhan serupa malah melabelnya
sebagai "collateral damage". Dengan menggunakan standard yang sama,

pembunuhan orang-orang tak bersalah akan selalu dikutuk sebagai tindakan
terorisme, tidak peduli siapa korban dan siapa pelakunya.
f) "Straw-man" menyerang argument yang sudah diubah bentuknya (biasanya
dicampur "half-truth" atau "twisted-truth"). Misalnya si A menuduh "Al
Qur'an merendahkan status wanita di bawah status laki-laki". Meskipun dalam
Qur'an disebutkan "Laki-laki adalah pelindung/pemimpin kaum wanita" ini
tidak berarti di dalam Islam status wanita itu lebih rendah dari status laki-laki
karena masing-masing memiliki role yang berbeda dalam pandangan Allah
SWT.
g) "Red-herring" mengalihkan subject sehingga bukan membahas argument
yang tengah didiskusikan, tapi argument lainnya. Misalnya, ketika si A ditanya
tentang kontradiksi di dalam Bible, bukannya menjawab pertanyaan tsb, si A
malah membawa tuduhan banyaknya kontradiksi di dalam Qur'an.
h) "Appeal to authority" Si A bilang ke si B "Argument anda pasti salah karena
berlawanan dengan pendapat seorang professor yang ahli dalam bidang ini".
Si A sudah men-shut-off the discussion hanya dengan merefer ke authority

Edited By: Andy Saiful Musthofa, S.Pd

3


Makalah Riset & Penelitian Saifedia – Kerangka Berifikir

yang dipercayainya, tanpa menjelaskan argument si professor yang disebutnya
tadi.
i) "Ad-hominem" (argument to the man): bukan argumentnya yang dibahas,
tapi yang diserang adalah pribadi lawan debat yang tidak berhubungan dengan
argument yang didebatkan. Misalnya, "Pendapat si A itu sudah pasti salah
karena si A itu tidak pernah sekolah di pesantren", atau "Ah, pendapat si B
yang playboy kayak gitu kok dibahas!". Padahal logis tidaknya suatu
argument tidak bisa ditentukan dari pribadi orang yang berargument. Dalam
beargumentasi, yang harus dilihat adalah argumentnya, jangan diserang
orangnya. http://www.acehforum.or.id/kerangka-berpikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai factor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting (Sekaran, 1992). Kerangka berfikir harus menjelaskan pertautan
secara teoritis antar variabel yang akan diteliti. Jadi harus dijelaskan hubungan
antara variabel independent dan variabel dependen, dan jika ada kedudukan
variabel moderator dan intervening dalam penelitian. Kerangka berfikir perlu
dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variable atau lebih.

Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran dapat meyakinkan sesama
ilmuwan adalah alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berfikir
yang membuahkan kesimpulan berupa hipotesis.
 Kerangka berfikir yang baik adalah:
1. Variabel-variabel yang diteliti harus jelas
2. Diskusi dalam kerangka berfikir harus menjelaskan hubungan/pertautan
antar variabel yang diteliti dan teori yang mendasari
3. Diskusi harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar
variabel itu positif atau negative, berbentuk simetris, kausal, atau interaktif
(timbale balik)

Edited By: Andy Saiful Musthofa, S.Pd

4

Makalah Riset & Penelitian Saifedia – Kerangka Berifikir

4. Kerangka berfikir tersebut dinyatakan dalam diagram (paradigma
penelitian), sehingga mudah dipahami.


 Proses Kerangka Berfikir untuk Merumuskan Hipotesis:

Kerangka pikir merupakan inti sari dari teori yang telah dikembangkan
yang dapat mendasari perumusan hipotesis. Teori yang telah dikembangkan dalam
rangka memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah yang
menyatakan hubungan antar variabel berdasarkan pembahasan teoritis.
Perlu dijelaskan bahwa tidak semua penelitian memiliki kerangka
pikir. Kerangka pikir pada umumnya hanya dipruntukkan pada jenis penelitian
kuantatif. Untuk penelitian kualitatif kerangka berpikirnya terletak pada kasus
yang selama ini dilihat atau diamati secara langsung oleh penulis. Sedangkan

Edited By: Andy Saiful Musthofa, S.Pd

5

Makalah Riset & Penelitian Saifedia – Kerangka Berifikir

untuk penelitian tindakan kerangka berpikirnya terletak pada refleksi, baik pada
peneliti maupun pada partisipan. Hanya dengan kerangka berpikir yang tajam
yang dapat digunakan untuk menurunkan hipotesis.

Pada proposal penelitian kajian teoritik secara analisis dan konklusif harus
membuahkan premis-premis bagi penelitian yang menganut model hipotesis
deduktif. Pada kerangka berpikir tersebut, peneliti mengajukan argumentasi
ilmiah yang mengarah pada jawaban permasalahan secara deduktif. Kerangka
berpikir mengarah pada perumusan hipotesis. Oleh karena itu kerangka berpikir
disusun untuk setiap rumusan hipotesis. Untuk memperjelas uraian perlu
digambarkan kerangka berpikir tersebut pada suatu model sehingga alur pikir
peneliti dapat dengan mudah dipahami pembaca.
 Hubungan Landasan Teori dan Kerangka Berpikir
Deskripsi/Landasan Teori : merupakan uraian sistematis tentang teori dan
hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Paling tidak
berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui
pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi
yang relevan.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa landasan teori dan kerangka
berpikir saling berkaitan. Sebab dalam kerangka berpikir berisi variabel-variabel
yang harus diteliti, dan landasan berpikir berisi penjelasan tentang variabel
penelitian. Jika keduanya tidak selaras, maka penelitian yang dilakukan akan
menghasilkan hasil yang kurang / tidak valid, karena variabel yang diteliti dan
penjelasannya tidak relevan satu sama lain.


Edited By: Andy Saiful Musthofa, S.Pd

6

Makalah Riset & Penelitian Saifedia – Kerangka Berifikir

Landasan Teori
Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkap konsep,
definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Jadi teori memuat:
Konsep
Definisi
Proposisi
 Secara umum Fungsi Dari Teori adalah untuk:
1. Menjelaskan (explanation) ruang lingkup variable-variabel yang akan
diteliti.
2. Meramalkan (prediction), yaitu menyusun hipotesis dan menyusun
instrumen penelitian
3. Pengendalian (control), yaitu membahas hasil penelitian dan memberikan
saran.

 Deskripsi Teori
Dalam penelitian, dekripsi teori merupakan uraian yang sistematis tentang
teori dan hasil penelitian yang relevan dengan variable yang diteliti. Bila dalam
suatu penelitian terdapat tiga variabel independent dan satu variable dependen
maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada empat kelompok teori.
Contoh judul penelitian: Pengaruh Tingkat IQ, motivasi orang tua, dan
lingkungan belajar terhadap Kesuksesan anak didik dalam menyelesaikan tugas
akhir. Maka kelompok teori yang harus dideskripsikan adalah tingkat IQ,
motivasi, lingkungan belajar, dan tingkat kesuksesan menyelesaikan tugas akhir.
Juga harus dideskripsikan tentang hubungan variable independent dengan variable
dependen.
Langkah-langkah dalam melakukan pendeskripsian teori:
1. Tetapkan variable yang akan diteliti
2. Cari sumber bacaan
3. Lihat daftar isi, cari dan pilih topic yang relevan dengan variable yang
diteliti
4. Cari definisi setiap variable, bandingkan antara sumber yang satu dengan
sumber yang lain. Pilih definisi yang paling sesuai dengan penelitian yang
akan dilakukan atau membuat kesimpulan dari beberapa definisi.
Edited By: Andy Saiful Musthofa, S.Pd

7

Makalah Riset & Penelitian Saifedia – Kerangka Berifikir

5. Baca seluruh isi topic sesuai variable yang akan diteliti
6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dengan bahasa sendiri. Sumber
yang dikutip harus dicantumkan. ab-fisip-upnyk.com
 Teknik Pengutipan Landasan Teori
Teori yang ditulis orang lain atau temuan penelitian orang lain yang
dikutip harus disebut sumbernya untuk menghindari tuduhan sebagai pencuru
karya orang lain tanpa menyebut sumbernya. Etika ilmiah tidak membenarkan
seseorang melakukan pencurian karya orang lain. Cara mengutip karya atau
sumber tertulis itu sebagai berikut.
A. Kutipan Langsung, ada dua macam, yaitu :
a. Kutipan langsung yang terdiri atas tidak lebih dari 3 baris tau tidak lebih
dari 40 kata ditempatkan didalam paragraf sebagaimana baris yang lain,
tetapi diapit oleh tanda petik dua (“…”) yang dimulai atau ditutup dengan
identitas rujukan. Contoh : Tolla (1996:89) menegaskan “Metode CBSA
dalam pengajaran bahasa berdasarkan pendekatan komunikatif seharusnya
berbeda denga metode CBSA dalam bidang studi yang lain.”
Cara yang lain adalah “Metode CBSA dalam pengajaran bahasa
berdasarkan pendekatan komunikatif seharusnya berbeda denga metode
CBSA dalam bidang studi yang lain.” (Tolla, 1996:89).
b. Kutipan langsung yang terdiri atas lebih dari 3 baris atau lebih dari 40 kata
diketik dalam paragraf tersendiri dengan spasi tunggal yang didahului
dan ditutup dengan tanda petik dua (“…”) dan dimulai pada ketukan
ketujuh. Contoh : “Perihal perbedaan metode CBSA dalam pengajaran
bahasa harus diwarnai oleh aktivitas berbahasa secara dinamis dan kreatif.
Keaktifan secara intelektual tanpa disertai dengan keaktifan verbal tidak
dapat dikatakan CBSA dalam pengajaran bahasa karena hakikat bahasa
adalah tuturan lisan yang kemudian dikembangkan menjadi aturan lisan

Edited By: Andy Saiful Musthofa, S.Pd

8

Makalah Riset & Penelitian Saifedia – Kerangka Berifikir

dan tulisan. Oleh karena itu, CBSA dalam pengajaran bahasa harus
dimuati dengan kreativitas berbahasa sehingga nama yang poaling tepat
adalah CBSA Komunikatif.”
B. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung umumnya tampil bervariasi; bergantung kepada gaya
bahasa penulis. Contoh: Tolla (1996) mengemukakan bahwa metode CBSA dalam
pengajaran perlu dibedakan dengan metode CBSA dalam bidang studi yang lain
kerena pengajaran bahasa mempunyai karakteristik khusus yang berbeda dengan
bidang studi yang lain. Cara Lain : Penerapan metode CBSA dalam pengajaran
bahasa harus dibedakan dengan penerapannya dalam budang studi yang lain
dengan alasan bahwa karakteristik pengajaran bahasa adalah penggunaan bahasa
secara dinamis dan kreatif (Tolla, 1996).

 Langkah-Langkah Menentukan Landasan Teori untuk Bahan Proposal
Untuk melakukan pencarian informasi diperlukan langkah-langkah berikut ini:
1. Mendaftar semua variable yang perlu diteliti.
2. Mencari setiap variable pada "subject encyclopedia".
3. Memilih deskripsi bahan-bahan yang diperlukan dari sumber-sumber yang
tersedia.
4. Memeriksa indeks yang memuat variable-variabel dan topik masalah yang
diteliti.
5. Selanjutnya yang menjadi lebih khusus adalah mencari artikel-artikel, bukubuku, dan biografi yang sangat membantu untuk mendapatkan bahan-bahan
yang relevan dengan masalah yang diteliti.
6. Setelah informasi yang relevan ditemukan, peneliti kemudian "mereview" dan
menyusun bahan pustaka sesuai dengan urutan kepentingan dab relevansinya
dengan masalah yang sedang diteliti.

Edited By: Andy Saiful Musthofa, S.Pd

9

Makalah Riset & Penelitian Saifedia – Kerangka Berifikir

7. Bahan-bahan informasi yang diperoleh kemudian dibaca, dicatat, diatur, dan
ditulis kembali. Untuk keperluan ini biasanya peneliti dapat menggunakan dua
macam kartu, yaitu kartu bibliografi (bibliography card) dan kartu catatan
(content card). Agar dapat dibedakan, kedua kartu tersebut dapat berbeda
wamanya. Kartu bibliografi dibuat untuk mencatat keterangan tentang judul
buku, majalah , surat kabar, dan jurnal. Catatan pada kartu bibliografi
berisikan nama pengarang, judul buku, penerbit, dan tahun penerbitannya.
Sedangkan pada kartu catatan atau content card, peneliti dapat menulis kutipan
(quotation) dari tulisan tertentu, saduran, ringkasan, tanggapan atau komentar
peneliti terhadap apa yang telah dibaca.
8. Dalam langkah terakhir, peneliti menyusun dan menuliskan kembali
informasi-informasi tersebut dalam bentuk essay. Tulisan ini nantinya akan
dimasukkan di proposal penelitian.
 Sumber Landasan Teori
Beberapa sumber kepustakaan yang biasanya ada di perpustakaan perguruan
tinggi adalah:
1. Ensiklopedi, yang merupakan sumber referensi yang lengkap. Bila akan
mencari informasi tentang suatu topik tertentu, peneliti dapat membaca
ensiklopedi umum (general encyclopedia); sedang untuk yang lebih
khusus dapat dicari dalam subject encyclopedia.
2. Buku-buku teks dan referensi, yang berisikan pengetahuan tentang
berbagai bidang studi.
3. Direktori dan buku pegangan, yang memuat alamat dan data lainnya serta
pedoman untuk mengerjakan sesuatu.
4. Laporan hasil-hasil penelitian, yang merupakan hasil penelitian baru atau
merupakan kelanjutan penelitian sebelumnya.
5. Tesis, skripsi dan disertasi, yang merupakan karya tulis yang biasanya
berkaitan dengan suatu penelitian atau penemuan baru.
6. Abstrak, yang memuat ringkasan karangan, tesis, dan disertasi.
Edited By: Andy Saiful Musthofa, S.Pd

10

Makalah Riset & Penelitian Saifedia – Kerangka Berifikir

7. Majalah, jurnal dan surat kabar, yang memuat artikel-artikel yang relevan
dengan masalah.
8. Biografi, yang memuat data perorangan antara lain nama, tempat dan
tanggal lahir, pendidikan, dsb.
9. Indeks, yang memuat daftar karya tulis yang disusun secara alfabetis.
Menurut Sutrisno Hadi (1991) ada tiga pedoman untuk pemilihan daftar
pustaka yaitu: relevansi, kemutakhiran dan adekuasi.
 Yang dimaksud dengan relevansi adalah keterkaitan atau kegayutan yang erat
dengan masalah penelitian.
 Kemutakhiran adalah sumber-sumber pustaka yang terbaru untuk menghindari
teori-teori atau bahasan yang sudah kadaluwarsa. (Namun untuk penelitian
histories, masih diperlukan sumber bacaan yang sudah "lama"). Sumber
bacaan yang telah "lama" mungkin memuat teori-teori atau konsep-konsep
yang sudah tidak berlaku karena kebenarannya telah dibantah oleh teori yang
lebih baru atau hasil penelitian yang lebih mutakhir.
 Di samping sumber itu harus mutakhir, juga harus relevan bagi masalah yang
sedang digarap. Jadi, hendaklah dipilih sumbersumber yang berkaitan
langsung dengan masalah yang sedang diteliti, dan inilah yang dimaksud
dengan adekuasi.
Secara garis besar sumber bacaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a). Sumber Acuan Umum
Kelompok (a) berwujud teori dan konsep, biasanya terdapat dalam buku-buku
teks, ensiklopedia, monografi dan sejenisnya.
b). Sumber Acuan Khusus
Kelompok (b) yang merupakan sumber acuan khusus berupa hasil-hasil
penelitian terdahulu yang dapat ditemukan dalam jurnal, bulletin penelitian,
tesis dan disertasi.
Masalah penulisan dapat ditemukan dari beberapa sumber, yaitu dari
pengalaman sendiri, dari teori-teori yang perlu diuji kebenarannya dan dari

Edited By: Andy Saiful Musthofa, S.Pd

11

Makalah Riset & Penelitian Saifedia – Kerangka Berifikir

bahanbahan pustaka. Setelah masalah penelitian ditemukan, seorang peneliti perlu
melakukan suatu kegiatan yang menyangkut pengkajian bahan-bahan tertulis yang
merupakan sumber acuan untuk penelitiannya.
Landasan Teori dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian,
karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapanketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak
maupun elektronik lain.
 Hambatan dalam menemukan Landasan Teori :
Studi kepustakaan tidak selalu "mulus" pelaksanaannya. Beberapa hambatan
umum yang sering menyebabkan ketidak lancaran kegiatan ini antara lain:
1. Kurangnya buku atau sumber kepustakaan lain, terutama yang bersifat ilmiah.
Sampai saat ini masih terasa sangat kurang bahan kepustakaan ilmiah di
Indonesia. Demikian pula bahan kepustakaan ilmiah dari luar negeri juga sulit
diperoleh. Hal ini mungkin disebabkan belum berkembangnya system
dokumentasi, tidak adanya atau kurangnya komunikasi ilimiah antara peneliti,
atau mahalnya biaya kirim atau perizinan, serta hal-hal birokratis lain yang
menghambat pemanfaatan informasi ilmiah.
2. Kelemahan peneliti untuk memahami tulisan-tulisan dalam bahasa asing,
terutama bahasa Inggris. Ketidakmampuan membaca buku referensi dalam
bahasa asing menyebabkan peneliti tidak dapat memanfaatkan informasi
ilmiah dari luar negeri. Penguasaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris,
akan sangat membantu peneliti untuk mengikuti perkembangan informasi
ilmiah. Hasil-hasil penelitian dan teori-teori yang sudah dikembangkan dan
tertulis dalam bahasa Inggris tidak dimanfaatkan oleh peneliti yang mau
memperdalam pengetahuan yang relevan dengan bidangnya bila dia tidak
mampu membaca bahasa asing.

Edited By: Andy Saiful Musthofa, S.Pd

12

Makalah Riset & Penelitian Saifedia – Kerangka Berifikir

3. Rendahnya minat pada banyak peneliti untuk membaca tulisan ilmiah untuk
dapat

mengikuti

perkembangan

ilmu

di

bidangnya

masing-masing.

Kelihatannya kegemaran membaca karya ilmiah masih perlu digalakkan agar
peneliti selalu dapat mengikuti perkembangan ilmu yang ada.
Untuk mengurangi hambatan pertama di atas peneliti dapat menghubungi
lembaga lain atau koleganya untuk saling menukar informasi dan meminjam
buku-buku ilmiah yang baru. Selain dari itu, usaha menerjemahkan buku-buku
berbahasa asing, terutama yang berbahasa Inggris, perlu digalakkan dan ditangani
dengan sungguh-sungguh.
--------------------------------------------------------------------------------------Di edit & posting ulang oleh Andy Saiful Musthofa, dalam :
https://saifedia.blogspot.co.id/2018/01/definisi-keragka-berpikir-dalam.html

RUMUSAN MASALAH
1. Apakah landasan teori harus berasal dari sumber tertulis?
2. Mengapa dalam pembuatan proposal penelitian diperlukan kerangka berfikir?
Dan bagaimana jika tidak ditulis kerangka berfikirnya?
3. Bagaimana jika dalam pembuatan proposal penelitian terdapat lebih dari satu
kerangka berfikir?
4. Bagaimana cara membedakan kerangka berfikir dengan opini?
5. Bagaimana cara membuat kerangka berfikir yang baik?

Edited By: Andy Saiful Musthofa, S.Pd

13

Makalah Riset & Penelitian Saifedia – Kerangka Berifikir

6. Bagaimana cara memilih teori yang relevan dengan penelitian yang
dilakukan?
7. Jika suatu landasan teori sangat sulit diperoleh, sedangkan dalam proposal
penelitian sangat dibutuhkan. Apa ada hal-hal lain yang mungkin bisa
dijadikan pedoman / bahan untuk memperoleh landasan teori?
8. Apa hubungan antara landasan teori dengan kerangka berfikir? Apakah harus
selaras antara keduanya?

Edited By: Andy Saiful Musthofa, S.Pd

14