Pengaruh peran dan kinerja auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal : studi empiris perguruan tinggi badan layanan umum di wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Banten
PENGARUH PERAN DAN KINERJA AUDITOR INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
(Studi Empiris Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum di Wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Banten)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Nurul Wardah NIM. 1111082000053
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(2)
(3)
(4)
(5)
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Nurul Wardah No. Induk Mahasiswa : 1111082000053 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar aturan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 23 Juni 2015
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Nurul Wardah 2. Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 23 Juni 1993
3. Alamat : Jl. Pekapuran Kp. Baru RT 06/07 No. 19 Kecamatan Cimanggis Kota Depok 16453.
4. Telepon : 085716967729
5. Email : nurul_wardah23@yahoo.com,
II. PENDIDIKAN
1. MI Al Attasiyah Tahun 1999-2005
2. SMP Taruna Bhakti Tahun 2005-2008
3. MAN Cibinong Tahun 2008-2011
4. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011-2015
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Wakil Ketua Osis SMP Taruna Bhakti Tahun 2005-2007 2. Pengurus Ekstrakulikuler PASKIBRA MAN
CIBINONG Tahun 2009-2011
3. Pengurus Karang Taruna Kp. Baru RT 06/07 Tahun 2013-2014
IV. PENGALAMAN BEKERJA
1. Pelatih PRAMUKA dan PASKIBRA SMPI AL-
ATTASIYAH Tahun 2012-2013
2. Guru Privat pada lembaga bimbingan belajar
KUMON Tahun 2013-2014
(7)
V. SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Sebagai peserta dalam Seminar “The Attainment of Justice, Prosperity, and Peace in Pluralism for Revitalization of Civilization”, 17-18 April 2014, Syahida Inn, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Sebagai peserta dalam “Seminar Motivasi dan Pelatihan Proposal Bisnis”, 28 Mei 2014, Aula Madya, UIN Syrif Hidayatullah Jakarta.
3. Sebagai peserta dalam Seminar “Apes gara-gara manakan?”, 14 Mei 2014, Teater Fakultas Sains dan Teknologi Lt. 2, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Sebagai peserta kuliah umum “Sosialisasi Hemat Energi dilakukan dengan Baik”, 08 November 2012, Teater Lt. 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Sebagai peserta dalam “Seminar Pengalaman Mengawal Reformasi”, 24 Desember 2014, Auditorium Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
VI. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : M. Amin Riva‟i
2. Ibu : Usnawati
3. Anak ke : 2 dari 4 bersaudara
4. Alamat : Jl. Pekapuran Kp. Baru RT 06/07 No. 19 Kecamatan Cimanggis Kota Depok 16453
(8)
EFFECT OF ROLES AND PERFORMANCE OF INTERNAL AUDITOR TO THE EFFECTIVENESS OF INTERNAL CONTROL SYSTEM.
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the effect of roles and performance of internal auditor to the effectiveness of internal control system. This research uses primary data through questionnaires. The research has been done by questionnaires internal auditor. The respondent are auditors who worked in four University BLU in DKI Jakarta and Banten counted 30 (thirty) responders. They were 33 (thirty three) questionnaires. The questionnaires were collected 30 (thirty). The method of determining the sample is by using convenience sampling method, while methods of data analysis was conducted using multiple linier regression analysis to analyze data researcher used SPSS 22 version.
Results of this research show that the roles of internal auditors has a significant impact on the effectiveness of internal control system, while performance of internal auditors has a not significant impact on the effectiveness of internal control system.
Keyword: Roles of auditor internal, performance of auditor internal, internal control system, effectiveness.
(9)
PENGARUH PERAN DAN KINERJA AUDITOR INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh peran dan kinerja auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. Penelitian ini menggunakan data primer dengan kuesioner sebagai sumber penelitian. Penelitian dilakukan melalui pengisian kuesioner oleh auditor internal. Responden dalam penelitian ini adalah para auditor internal yang bekerja di empat Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum di Wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Banten sebanyak 30 (tiga puluh) responden. Kuesioner yang disebar kepada empat Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum tersebut sebanyak 33 (tiga puluh tiga) kuesioner. Kuesioner yang terkumpul sebanyak 30 (tiga puluh) kuesioner. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah convenience sampling, sedangkan untuk metode analisis data dilakukan dengan metoderegresi linier berganda yang didukung program SPSS versi 22.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel peran auditor internal berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian internal, sedangkan variabel kinerja auditor internal tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian internal.
Kata kunci: Peran auditor internal, kinerja auditor internal, sistem pengendalian internal, efektivitas.
(10)
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Pengaruh Peran dan Kinerja Auditor Internal terhadap Efektivitas Sistem
Pengendalian Internal (Studi Empiris Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum di Wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Banten)”.Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Keluarga tercinta Bapak Amin Riva‟i, Ibu Usnawati, Maulana Yusuf dan adik tercinta Muhamad Nabil yang telah memberikan semangat, doa dan hal lainnya kepada penulis.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CA, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS, selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia memberikan waktunya untuk membimbing penulis selama proses penulisan skripsi ini.
5. Ibu Wilda Farah, SE.,M.Si.,Ak.,CA.,CPA, selaku dosen Pembimbing Skripsi II terhebat yang selalubersedia memberikan waktu di tengah kesibukannya untuk membimbing penulis selama proses penulisan skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
7. Seluruh staf auditor internal UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Terbuka, Universitas Negeri Jakarta, dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara atas partisipasinya dalam mengisi kuesioner pada penelitian penulis.
(11)
8. Rifqi Fauzan Rajba, terima kasih untuk selalu ada di setiap kejenuhan yang datang di saat menyusun skripsi ini, selalu bersediamenjadi pendengar setia segala keluh kesah penulis dan selalu bersedia direpotkan dan tidak lupa selalu mendoakan serta memberikan semangat tiada henti untuk penulis. 9. Seluruh murid tercinta MI AL FUTUHAT AL ATTASIYAH terutama kelas
3 (tiga), terima kasih selalu menghibur, mendoakan dan memberikan semangat.
10. Sahabat tersayang Nuratikah, Dinia, Vicky, Tewe, Hanifah dan Akuntansi B yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis, serta seluruh teman-teman Akuntasi 2011yang selalu membantu dan memberikan semangat untuk penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk menyempurkan skripsi ini.
Jakarta, 23 Juni 2015
(12)
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Pengesahan Skripsi ... ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ... iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... v
Daftar Riwayat Hidup ... vi
Abstract ... viii
Abstrak ... ix
Kata Pengantar ... x
Daftar Isi... xii
Daftar Tabel ... xvi
Daftar Gambar ... xvii
Daftar Lampiran ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Perumusan Masalah ... 11
C. Tujuan Penelitian ... 11
D. Manfaat Penelitian ... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13
A. Tinjauan Literatur ... 13
1. Teori Peran ... 13
(13)
3. Auditor Internal ... 16
4. Peran Auditor Internal ... 18
5. Kinerja Auditor Internal ... 22
6. Sistem Pengendalian Internal……… 24
7. Efektivitas………. 29
8. Perguruan Tinggi……….. 30
9. Badan Layanan Umum………. 32
B. Penelitian Sebelumnya ... 37
C. Kerangka Berpikir……….. 40
D. Hipotesis ... 41
1. Pengaruh Peran Auditor Internal terhadap Efektivitas SistemPengendalian Internal ... 41
2. Pengaruh Kinerja Auditor Internal terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Internal ... 42
3. Pengaruh Pertan dan Kinerja Auditor Internal terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Internal ... 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 45
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 45
B. Metode Penentuan Sampel ... 45
C. Metode Pengumpulan Data ... 46
D. Metode Analisis Data ... 46
1. Statistik Deskriptif ... 46
(14)
a) Uji Validitas……….. 46
b) Uji Reliabilitas……….. 47
3. Uji Asumsi Klasik………... 48
a) Uji Multikolonieritas………. 48
b) Uji Normalitas……… 48
c) Uji Heteroskedastisitas……….. 49
4. Uji Hipotesis………... 49
a) Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)…………... 50
b) Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t). 51
c) Uji Koefisien Determinasi (R2)………. 51
E. Operasionalisasi Variabel ... 52
1. Variabel Peran Auditor Internal (X1) ... 52
2. Variabel Kinerja Auditor Internal (X2)………. 53
3. Variabel Sistem Pengendalian Internal ... 53
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 57
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 57
1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 57
2. Karakteristik Profil Responden………. 58
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 60
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 60
2. Hasil Uji Kualitas Data ... 62
a) Hasil Uji Validitas……….… 62
(15)
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 66
a) Hasil Uji Multikolonieritas……… 66
b) Hasil Uji Normalitas………... 67
c) Hasil Uji Heteroskedastisitas………. 67
4. Hasil Uji Hipotesis……… 68
a) Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)……….. 68
b) Hasil Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)…….……… 69
c) Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)…… 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76
A. Kesimpulan ... 76
B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 79
(16)
Daftar Tabel
No. Tabel Keterangan Halaman
2.1 Perbedaan Auditor Internal dan Eksternal ... 17
2.2 Daftar Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum (BLU) ... 36
2.3 Penelitian Terdahulu ... 38
3.1 Operasional Variabel Penelitian ... 55
4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian ... 57
4.2 Data Sampel Penelitian ... 58
4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden ... 59
4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 61
4.5 Hasil Uji Validitas Peran Auditor Internal ... 62
4.6 Hasil Uji Validitas Kinerja Auditor Internal ... 63
4.7 Hasil Uji Validitas Sistem Pengendalian Internal ... 64
4.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 65
4.9 Hasil Uji Multikolonieritas ... 66
4.10 Hasil Uji Normalitas ... 67
4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 68
4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 69
4.13 Hasil Uji Statistik t ... 70
(17)
Daftar Gambar
No. Keterangan Halaman
2.1 Struktur Auditor Internal/Tata Kelola Auditor Internal ... 21
(18)
Daftar Lampiran
No. Keterangan Halaman
1 Surat Penelitian Skripsi ... 83
2 Kuesioner Penelitian ... 88
3 Jawaban Responden ... 102
(19)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Perguruan Tinggi merupakan satuan pendidikan penyelenggara
pendidikan tinggi. Pengelolaan dan regulasi Perguruan Tinggi di Indonesia
dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional, selain itu juga terdapat
Perguruan Tinggi yang dikelola oleh Kementerian atau Lembaga Pemerintah
Nonkementerian. Berdasarkan UU Republik Indonesia No. 9 Tahun 2009
tentang Badan Hukum Pendidikan, Perguruan Tinggi di Indonesia harus
memiliki Badan Hukum Pendidikan yang berfungsi memberikan pelayanan
yang adil dan bermutu kepada peserta didik, berprinsip nirlaba, dan dapat
mengelola dana secara mandiri untuk memajukan pendidikan nasional.
Perguruan Tinggi Negeri yang diijinkan secara penuh untuk
menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU), maka
pengelolaan keuangan dapat dilakukan lebih fleksibel, dengan mengutamakan
produktivitas, efisiensi, dan efektivitas. Pola pengelolaan keuangan BLU
dimaksudkan agar Perguruan Tinggi Negeri sebagai instansi pemerintah dapat
meningkatkan pelayanannya kepada pelanggan, dalam hal ini mahasiswa,
masyarakat, dan para stake holder (Wibawa, 2012:1).
Pada era globalisasi saat ini, sebuah Perguruan Tinggi dituntut untuk
mampu menjaga kelangsungan hidupnya, yaitu dengan meningkatkan
kemampuan produktivitasnya. Perguruan Tinggi merupakan entitas ekonomi
(20)
pemerintah. Oleh karena itu Perguruan Tinggi memiliki kewajiban
menyampaikan laporan keuangan secara berkala atas pengelolaan sumber dana
tersebut. Tuntutan transparansi dan akuntabilitas juga dapat mendorong pihak
manajemen untuk menghasilkan laporan yang berkualitas yang akan terbebas
dari permasalahan. Pengawasan yang lebih ketat perlu dilakukan dalam upaya
mencegah terjadinya perilaku penyimpangan melalui peningkatan sistem
pengendalian internal dalam manajemen perguruan tinggi (Dewi dan Apandi,
2011:1).
Perguruan Tinggi selain memiliki bagian Satuan Penjamin Mutu,
Perguruan Tinggi juga memiliki bagian Satuan Pengendalian Internal atau
Auditor Internal yang memiliki tugas untuk melakukan audit dalam bidang
manajemen keuangan, akademik, dan sumber daya (Dewi dan Afandi, 2011:2).
Audit internal menyediakan analisis, penilaian, rekomendasi, nasihat, dan
informasi sehubungan dengan aktivitas yang diaudit sehingga dapat
menghasilkan nilai tambah dalam kegiatan organisasi yang pada akhirnya
tercapai tujuan dari organisasi. Pernyataan tersebut dipertegas melalui definisi dari IIA dalam Sawyer‟s (2005:9) yaitu audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk
memberikan nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi.
Peranan audit internal pada saat ini sangat diperlukan di berbagai
institusi, tidak terkecuali untuk Perguruan Tinggi. Undang-undang sisdiknas
Nomor 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa evaluasi pendidikan yang terdiri
(21)
dilakukan baik terhadap program studi maupun terhadap institusi pendidikan
secara berkelanjutan. Pada Undang-undang Pendidikan Tinggi Nomor 12
Tahun 2012 menjelaskan dasar dan tujuan serta kemampuan Perguruan Tinggi
untuk melaksanakan otonomi, dievaluasi secara mandiri oleh Perguruan Tinggi
(Pasal 62 ayat 3 ) dengan membentuk organisasi pengawas dan penjamin mutu
di Perguruan Tinggi (Pasal 61 ayat 2).
Terkait mengenai profesionalisme peran dan kinerja auditor internal di
lingkungan Perguruan Tinggi belum mencapai tingkat yang memadai, hal ini
disebabkan karena tumpang tindihnya jabatan fungsional dan struktural (Dewi
dan Apandi, 2011:2). Fungsi auditor internal di Indonesia masih tergolong
dalam kategori belum efektif.
Menghadapi hal seperti itu, berbagai kebijakan dan strategi yang ada
pada Perguruan Tinggi harus terus dikembangkan dan ditingkatkan agar
mampu mencegah terjadinya permasalahan yang disebabkan oleh manajemen
Perguruan Tinggi itu sendiri. Salah satu cara diantaranya adalah meningkatkan
efektivitas sistem pengendalian internal Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi
harus dapat melaksanakan semua kegiatan operasionalnya berdasarkan
rancangan sistem prosedur yang telah ditetapkan, sehingga mampu
mewujudkan sebagaimana yang diharapkan. Dengan demikian dapat dipastikan
bahwa Perguruan Tinggi akan mampu menjamin dan mempertahankan
keberadaan serta keberlangsungan hidup perguruan tinggi tersebut (Miraceti,
(22)
Salah satu strategi yang penting dalam Perguruan Tinggi adalah
menerapkan sistem pengendalian internal yang memadai. Pengendalian
internal merupakan proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen
serta personil lain dalam suatu entitas yang dirancang untuk memberikan
jaminan yang layak berkaitan dengan pencapaian berbagai tujuan dengan
kategori: (a) efektivitas dan efisiensi operasi, (b) reliabilitas laporan keuangan,
dan (c) ketaatan terhadap ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
(Sawyer, 1998 dalam Tugiman, 2002). Pada sistem pengendalian internal juga
terdapat komponen penting yang juga harus ditanamkan pada tiap Perguruan
Tinggi, yaitu lingkungan kontrol (control environment), penentuan risiko (risk
assessment), aktivitas kontrol (control activities), informasi dan komunikasi (information and communication), serta pengawasan (monitoring) (Sawyer‟s, 2009: 61).
Halim (2001:189) mengemukakan bahwa sistem pengendalian internal
adalah kebijakan dan prosedur yang diterapkan pada suatu entitas yang
ditunjukan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan tertentu
akan dicapai. Faktor-faktor yang menyebabkan makin pentingnya sistem
pengendalian internal yaitu: (a) perkembangan kegiatan dan skalanya
menyebabkan kompleksitas struktur, sistem dan prosedur suatu organisasi
makin rumit, (b) tanggung jawab utama untuk melindungi asset organisasi,
mencegah dan menemukan kesalahan-kesalahan serta kecurangan terletak pada
manajemen, (c) saling cek merupakan cara yang tepat untuk menutup
(23)
dari internal dianggap lebih tepat daripada pemeriksaan secara langsung dari
pemeriksa dari luar (Gondodiyoto, 2007:249).
Sistem pengendalian internal merupakan keseluruhan mekanisme yang
merupakan bagian integral dari prosedur kerja suatu organisasi, dan disusun
sedemikian rupa untuk menjamin bahwa pelaksanaan kegiatan organisasi sudah
sesuai dengan yang seharusnya. Adapun yang paling berkepentingan terhadap
sistem pengendalian internal suatu organisasi adalah manajemen, karena
dengan sistem pengendalian internal yang baik manajemen dapat
mengharapkan bahwa kebijakannya dipatuhi (Miraceti, 2011:3).
Dengan menetapkan serta menerapkan sistem pengendalian internal
secara baik dan benar pada suatu Perguruan Tinggi, maka Perguruan Tinggi
tersebut akan lebih mudah dalam mencapai tujuan dan dapat meminimalkan
risiko. Jika suatu sistem pengendalian internal telah ditetapkan semua operasi,
sumber daya fisik, dan data akan dimonitor serta berada dibawah kendali,
tujuan akan tercapai, resiko menjadi kecil dan informasi yang dihasilkan akan
lebih berkualitas (Hermanson, 2004 dalam Miraceti, 2011:3).
Untuk menjalankan segala aktivitas atau kegiatan memerlukan
informasi. Informasi yang diperlukan oleh manajemen yang ada pada
Perguruan Tinggi tersebut adalah informasi yang handal dan dapat dipercaya.
Informasi merupakan unsur yang penting dari sistem pengendalian internal
organisasi. Informasi diperlukan manajemen untuk pedoman operasi, dan
menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum serta peraturan-peraturan yang
(24)
Kesalahan didalam penyedia informasi akan berpengaruh terhadap
perencanaan yang dibuat, dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap peran
dan kinerja auditor internal di Perguruan Tinggi tersebut. Auditor internal
merupakan aktivitas independen yang memberikan jaminan objektif dan
konsultasi yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan
operasi organisasi. Aktifitas ini membantu Perguruan Tinggi mencapai
tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk
mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian,
dan proses tata kelola. Berbicara mengenai peran auditor internal
mengungkapkan bahwa auditor internal berusaha untuk meningkatkan operasi
organisasi dan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal negatif. Auditor
internal membantu manajemen dalam mendesain serta memelihara kecukupan
dan efektivitas struktur pengendalian internal. Auditor internal juga berperan
untuk bertanggung jawab menilai kecukupan dan keefektifan dari
masing-masing sistem pengendalian internal yang memberikan jaminan kualitas dan
integritas internal (Dana et al., 2008 dalam Dewi dan Apandi, 2011:6).
Tolak ukur kesuksesan suatu Perguruan Tinggi selain dilihat dari peran
auditor internal itu sendiri juga dapat dilihat dari kinerja yang dihasilkan oleh
auditor internal. Kinerja auditor internal yang ada di dalam Perguruan Tinggi
menggambarkan keadaan manajemen dan organisasi suatu Perguruan Tinggi,
keadaan laporan keuangannya, laba yang akan didapat, serta usaha dalam
(25)
Menurut penelitian yang dilakukan Eviyanti dan khairani (2009:1) yang
berjudul Peranan Audit Internal Dalam Mengatasi Risiko Penjualan Secara
Kreditmengatakan bahwa peran audit internal merupakan peran auditor internal
yang dilakukan seorang auditor untuk melakukan suatu penelitian secara
sistematis dan objektif terhadap kegiatan operasi suatu organisasi untuk
mengidentifikasi risiko yang dihadapi. Dari hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa peranan audit internal berpengaruh dalam upaya
mengatasi risiko penjualan secara kredit.
Dalam penelitian (Dzaky, 2009:1) yang berjudul Peran Auditor Internal
Dalam Upaya Mewujudkan Good Corporate Governance. Yang hasil
penelitiannya menemukan pengaruh yang signifikan dalam upaya mewujudkan
good corporate governance, karena auditor internal adalah suatu fungsi penilaian yang dilakukan oleh orang dalam bagian perusahaan terhadap seluruh
operasional yang terjadi di perusahaan guna membantu pihak manajemen
dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Dalam penelitian Sukirman dan Sari
(2012:1) yang berjudul Peran Internal Audit Dalam Upaya Mewujudkan Good
University Governance di UNNES. Menunjukkan hasil penelitian yang sama
yaitu peran internal audit mempengaruhi tata kelola suatu instansi pendidikan.
Internal auditor dianggap penting dalam mewujudkan penciptaan Perguruan
Tinggi yang mampu melaksanakan peranannya serta mampu mencegah
terjadinya kecurangan yang terjadi di manajemen Perguruan Tinggi agar dapat
(26)
dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangannya serta mematuhi
segala peraturan yang berlaku (Sukirman dan Sari 2012:69).
Kinerja auditor internal merupakan perwujudan kerja yang dilakukan
dalam rangka mencapai hasil kerja yang lebih baik atau lebih menonjol ke arah
tercapainya tujuan organisasi (Fanani et al., 2008:1). Pencapaian kinerja
auditor yang baik harus sesuai dengan standar dalam kurun waktu tertentu,
yaitu: (a) kualitas kerja, (b) kuantitas kerja, dan (c) ketepatan waktu
(Goldwasser, 1993 dalam Fanani et al., 2008:1-2).
Fanani et al., (2008:2) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
Struktur Audit, Konflik Peran dan Ketidakjelasan Peran terhadap Kinerja
Auditor. Mengatakan kinerja auditor merupakan hasil kerja yang dicapai oleh
auditor dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan padanya, dan menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk
menentukan apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya.
Kinerja auditor menjadi perhatian utama. Kondisi kerja yang kurang kondusif
mempengaruhi kinerja auditor sehingga dapat mempengaruhi kepercayaan
masyarakat. Semakin tinggi kinerja seorang auditor tersebut, maka akan
semakin baik pula keadaan Perguruan Tinggi tersebut. Oleh karena itu, sebuah
Perguruan Tinggi harus mengevaluasi kinerja seorang auditor yang ada di
dalamnya, serta melakukan serangkaian perbaikan, agar tetap tumbuh dan
dapat bersaing. Dalam penelitian (Sujana:2012:1) yang berjudul Pengaruh
Kompetensi, Motivasi, Kesesuaian Peran dan Komitmen Organisasi terhadap
(27)
bahwa kesesuaian peran auditor internal berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja auditor internal, rendahnya kompetensi, lemahnya motivasi
dan persepsi kesesuaian peran yang rendah berpengaruh terhadap lemahnya
komitmen organisasi auditor internal.
Menurut penelitian Hirth (2008:1) perusahaan yang memfungsikan
internal audit dengan baik secara umum memiliki kontrol yang lebih baik.
Internal audit yang baik tersebut seperti peran internal auditor yang total dan
independen,penilaian atas resiko perusahaan secara tepat, penggunaan
teknologi dalam proses audit internal, dan mengutamakan efisiensi.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti termotivasi melakukan
penelitian yang menguji sejauh mana pengaruh peran dan kinerja auditor
internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. Dimana responden
dalam penelitian ini adalah auditor internal yang ada pada Perguruan Tinggi
Badan Layanan Umum di wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Banten.
Penelitian ini merupakan penelitian hasil pengembangan penelitian
sebelumnya. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
adalah terdapat pada penilitian yang dilakukan oleh Atika Fitria (2009).
Perbedaan penelitian ini dengan peneliti sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peran dan
kinerja auditor internal, sedangkan pada penelitian sebelumnya, yaitu
penilaian kinerja dan penerapan audit internal. Variabel dependen yang
(28)
internal, sedangkan pada penelitian sebelumnya, yaitu sistem pengendalian
internal perusahaan.
2. Obyek dalam penelitian ini adalah auditor internal yang ada di Perguruan
Tinggi Badan Layanan Umum di wilayah provinsi DKI Jakarta dan Banten,
sedangkan obyek penelitian sebelumnya yaitu auditor internal yang ada di
perusahaan perbankan di daerah Jakarta Pusat.
3. Periode penelitian dalam penelitian ini menggunakan data pada tahun 2015,
sedangkan pada penelitian sebelumnya data yang digunakan yaitu data tahun
2009.
Beberapa alasan kenapa penulis tertarik dengan penelitian ini adalah
pertama, beberapa penelitian yang menguji tentang pengaruh peran dan kinerja auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal, objek
penelitiannya yaitu pada perusahaan, berbeda dengan objek penelitian yang
penulis gunakan yaitu di Perguruan Tinggi. Kedua, hasil penelitian ini nantinya
akan memperlihatkan variasi peran dan kinerja auditor internal terhadap
efektivitas sistem pengendalian internal di beberapa Perguruan Tinggi Badan
Layanan Umum. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian
yang berjudul: “Pengaruh Peran dan Kinerja Auditor Internal terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Internal (Studi Empiris Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum di Wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Banten)”.
(29)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan permasalahan yang
hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah peran auditor internal berpengaruh terhadap efektivitas sistem
pengendalian internal?
2. Apakah kinerja auditor internal berpengaruh terhadap efektivitas sistem
pengendalian internal?
3. Apakah peran dan kinerja auditor internal berpengaruh terhadap efektivitas
sistem pengendalian internal?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini dilaksanakan
dengan maksud untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh antara peran dan
kinerja auditor internal dengan efektivitas sistem pengendalian internal yang
ada di Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum di wilayah provinsi DKI
Jakarta dan Banten. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh antara peran auditor internal terhadap
efektivitas sistem pengendalian internal.
2. Untuk menganalisis pengaruh antara kinerja auditor internal terhadap
efektivitas sistem pengendalian internal.
3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara peran dan kinerja auditor
(30)
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menggali ilmu pengetahuan mengenai peran dan
kinerja auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal.
2. Bagi Perguruan Tinggi
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menjadi
masukan dan informasi tambahan kepada pihak Perguruan Tinggi
mengenai perkembangan lebih lanjut tentang efektivitas sistem
pengendalian internal serta dapat mengetahui apakah auditor internal yang
dijelaskan telah memadai.
3. Bagi Auditor Internal
Agar lebih mengetahui bahwa peranan auditor internal itu sangat penting
dalam peningkatan kinerja sebuah organisasi, sehingga auditor internal
lebih memelihara tanggung jawab professional, meningkatkan kompetensi
peran dan kinerja yang dimiliki oleh auditor internal.
4. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini berguna bagi pihak-pihak yang ingin meneliti lebih jauh
tentang peran dan kinerja auditor internal terhadap efektivitas sistem
pengendalian internal di suatu perguruan tinggi dan dapat dijadikan
sebagai bahan pembanding dan pengkajian untuk pihak lain yang
(31)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur
1. Teori Peran
Teori peran (Role Theory) adalah teori yang merupakan perpaduan
antara teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Selain dari psikologi, teori
peran berawal dari sosiologi dan antropologi (Sarwono 2002, dalam Hutami 2011:5). Dalam ketiga ilmu tersebut, istilah “peran” diambil dari dunia teater. Dalam teater, seorang aktor harus bermain sebagai seorang tokoh
tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk
berprilaku secara tertentu. Posisi aktor dalam teater (sandiwara) itu
kemudian dianalogikan dengan posisi orang dalam masyarakat.
Sebagaimana halnya dalam teater, posisi orang dalam masyarakat sama
dengan posisi aktor dalam teater, yaitu bahwa perilaku yang diharapkan
daripadanya tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berada dalam kaitan
dengan adanya orang-orang lain yang berhubungan dengan orang atau aktor
tersebut. Dari sudut pandang inilah disusun teori-teori peran (Hutami,
2011:5).
Teori peran juga menyatakan bahwa ketika perilaku yang diharapkan
oleh individu tidak konsisten, maka mereka dapat mengalami stress, depresi,
merasa tidak puas, dan kinerja mereka akan kurang efektif daripada jika
pada harapan tersebut tidak mengandung konflik (Ahmad dan Taylor 2009,
(32)
Peran berarti laku, bertindak. Didalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) peran ialah perangkat tingkah laku yang diharapkan
dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. Sedangkan makna
peran yang dijelaskan dalam status, kedudukan dan peran dalam masyarakat,
dapat dijelaskan melalui beberapa cara, yaitu pertama penjelasan histories.
Menurut penjelasan histories, konsep peran semula dipinjam dari kalangan
yang memiliki hubungan erat dengan drama atau teater yang hidup subur
pada zaman Yunani kuno atau romawi. Dalam hal ini, peran berarti karakter
yang disandang atau dibawakan oleh seorang aktor dalam sebuah pentas
dengan lakon tertentu, Kedua pengertian peran menurut ilmu sosial. Peran
dalam ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika
menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya karena
posisi yang didudukinya tersebut.
Peran mencerminkan posisi seseorang dalam sistem sosial dengan
hak dan kewajiban, kekuasaan dan tanggung jawab yang menyertainya.
Untuk dapat berinteraksi satu sama lain, orang-orang memerlukan cara
tertentu guna mengantisipasi perilaku orang lain (Agustina, 2009:3).
2. Audit Internal
Definisi audit internal yang telah diciptakan untuk menggambarkan
lingkup audit internal modern yang luas dan tidak terbatas menurut Sawyer‟s (2009:10) adalah sebagai berikut:
(33)
untuk menentukan apakah: (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan, (2) resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi, (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti, (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi, (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif. Semua itu dilakukan dengan tujuan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.”
Audit internal adalah pekerjaan penilaian yang bebas (independen) di
dalam suatu organisasi meninjau kegiatan-kegiatan organisasi guna
memenuhi kebutuhan pimpinan (Tunggal 2005:3, dalam Dzaky 2009:5).
Audit internal adalah proses sistematis untuk secara objektif memperoleh
dan mengevaluasi asersi mengenai tindakan dan kejadian-kejadian ekonomis
untuk meyakinkan derajat kesesuaian antara asersi ini dengan kriteria yang
ditetapkan dan mengkomunikasikannya ke pengguna yang berkepentingan
(American Accounting Association dalam Sawyer‟s, 2009:8). Audit internal adalah suatu kontrol organisasi yang mengukur dan mengevaluasi efektivitas
organisasi (Halim 2008, dalam Eviyanti 2012:2).
Menurut (Guidance Task Force (GTF) dalam Sawyer‟s, 2009:8) definisi audit internal adalah sebagai berikut:
“Aktivitas konsultasi dan keyakinan objektif yang dikelola secara independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi penambahan nilai untuk meningkatkan operasional organisasi. Audit tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan resiko, kecukupan kontrrol dan pengelolaan organisasi.”
Dari beberapa definisi di atas, penulis dapat menyimpulan bahwa
proses audit internal merupakan proses audit internal yang bertujuan untuk
(34)
dihadapi sebuah organisasi telah diidentifikasi dan diminimalisasi, kriteria
operasi yang memuaskan telah dipenuhi, sumber daya telah digunakan
secara efisien dan ekonomis, dan tujuan organisasi telah dicapai secara
efektif.
3. Auditor Internal
Menurut (Institute of Internal Auditor dalam Sawyer‟s, 2009:12) definisi Auditor internal adalah sebagai berikut:
“Suatu aktivitas independen, objektif dan pemberian konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi-operasi organisasi. Seseorang yang membantu suatu organisasi mencapai tujuan-tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan resiko, kecukupan kontrol dan pengelolaan organisasi.”
Auditor internal adalah pakar dalam tata kelola, manajemen risiko
dan pengendalian internal. Auditor internal merupakan profesi yang terus
berkembang yang mengantisipasi perubahan dalam lingkungan dan
beradaptasi terhadap perubahan dalam struktur organisasi, proses dan
teknologi (Dana, et al 2008, dalam Dewi dan Apandi, 2011:6).
Auditor internal membantu manajemen dalam mendesain serta
memelihara kecukupan dan efektivitas struktur pengendalian intern. Auditor
internal juga bertanggungjawab untuk menilai kecukupan dan keefektifan
dari masing-masing sistem pengendalian yang memberikan jaminan kualitas
dan integritas dari proses pelaporan keuangan (Dewi dan Apandi, 2011:6).
(35)
menyempurnakan dan melengkapi setiap kegiatan dengan penilaian
langsung atas setiap bentuk pengawasan untuk dapat mengikuti
perkembangan yang semakin kompleks. Dari beberapa definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa seorang auditor internal itu menunjukkan bahwa proses
auditing itu dilakukan oleh seorang internal auditor didalam suatu
organisasi. Aktivitas internal audit menunjukkan seluruh aktivitas organisasi
yang berada dalam lingkup internal audit dan jasa kepada organisasi.
Perbedaan Antara Auditor Internal dan Auditor Eksternal Tabel 2.1
Perbedaan Auditor Internal dan Eksternal
NO AUDITOR INTERNAL AUDITOR EKSTERNAL
1 Merupakan karyawan perusahaan atau bisa juga merupakan entitas independen.
Melayani klien yang membutuhkan informasi keuangan yang dapat diandalkan.
2 Melayani kebutuhan organisasi meskipun fungsinya harus dikelola oleh perusahaan.
Merupakan orang yang
independen di luar perusahaan. yaitu pihak ketiga.
3 Fokus pada kejadian-kejadian di masa depan dengan
mengevaluasi kontrol yang dirancang untuk meyakinkan pencapaian tujuan.
Memperhatikan pencegahan dan pendeteksian kecurangan secara umum.
4 Independen terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi siap sedia untuk menanggap kebutuhan dan keinginan dari semua tingkat manajemen.
Menelaah catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan secara periodik.
5 Menelaah aktivitas secara terus-menerus
Independen terhadap
manajemen dan dewan direksi baik dalam kenyataan maupun secara mental
(36)
Seorang internal auditor wajib memiliki independensi dan
objektivitas yang telah tertera jelas didalam kode etik pemeriksa internal.
Internal auditor juga bertujuan untuk mengevaluasi seluruh aktivitas
organisasi dan kefektifan pengendalian, dengan penilaian yang independen
dalam menemukan fakta dan melakukan penilaian, serta bertanggung jawab
kepada manajemen.
4. Peran Auditor Internal
Peran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu
perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan di masyarakat. Peran mencerminkan posisi seseorang dalam
sistem sosial dengan hak dan kewajiban, kekuasaan dan tanggung
jawabyang menyertainya. Untuk dapat berinteraksi satu sama lain,
orang-orang memerlukan cara tertentu untuk mengantisipasi perilaku orang-orang lain
(Agustina, 2009:3).
Peran auditor internal di sebuah organisasi sangat diperlukan.
Auditor internal memiliki tanggung jawab sebagai penilai independen untuk
menelaah operasional perusahaan dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta
efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki
peranan yang penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan
perusahaan dan risiko-risiko terkait dalam menjalankan usaha (Sawyer‟s, 2009:7).
(37)
Menurut Hall (2006:27) keterlibatan auditor internal dapat ditinjau
dari setiap tahapan dalam system development life cycle dan tujuan serta
manfaat sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Dalam tahap ini akuntan ataupun auditor internal sering diminta untuk
memberikan keahlian mereka untuk mengevaluasi kelayakan sebuah
proyek, mereview masalah kelayakan ekonomi, kelayakan perencanaan
sistem pengendalian intern dan kelayakan operasi. Tahap ini merupakan
awal dari semua tahapan yang dilakukan oleh auditor internal.
b. Tahap Analisis Sistem
Peran auditor dalam tahap ini adalah mensuplai laporan audit pada sistem
yang akan diuji oleh tim studi. Akuntan dengan latar belakang pendidikan
formal dan informalnya menunjukkan bahwa ia memiliki keahlian untuk
melakukan analisis sistem. Akuntan akan melakukan survey sistem untuk
memahami elemen-elemen penting dari sistem yang digunakan saat ini
dan menentukan persyaratan sistem yang baru.
c. Tahap Desain Sistem
Dalam tahap ini akuntan berperan penting dalam memanfaatkan keahlian
transaksinya peran ini dilakukan dalam hal desain system konseptual,
disini akuntan bertanggung jawab untuk system konseptual dan
profesional bertanggung jawab terhadap sistem fisik (pekerjaan teknis
(38)
akuntan harus mempertimbangkan bahwa setiap sistem harus dikontrol
secara memadai.
d. Tahap Implementasi Sistem
Dalam tahap ini secara rinci internal auditor, harus terlibat dalam
cara-cara berikut ini:
1) Menspesifikasi standar dokumen.
2) Memverifikasi kelayakan kontrol.
3) Review konversi sistem lama ke sistem baru
e. Tahap Pengoperasian Sistem
Dalam tahap ini auditor melakukan evaluasi dan menilai ketepatan
pengendalian dalam operasi sistem. Pada tahap ini pula auditor intern
harus secara aktif memantau apakah tahap pengoperasian sistem telah
sesuai dengan standar pengoperasian yang telah ditetapkan sebelumnya.
Auditor internal bisa sangat membantu manajemen dengan
mengevaluasi sistem kontrol dan menunjukkan kelemahan-kelemahan dalam
kontrol internal. Tetapi harus diingat bahwa auditor internal membantu manajemen, bukan berperan sebagai manajer itu sendiri (Sawyer‟s, 2009:83).
Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat struktur organisasi auditor
(39)
Gambar 2.1
Struktur Auditor Internal / Tata Kelola Auditor Internal
Sumber: www.tatakelolaauditorinternal.com
Dari gambar diatas kita dapat melihat bahwa kedudukan auditor
internal dalam struktur organisasi sangat mempengaruhi keberhasilannya
dalam menjalankan tugas, sehingga dengan posisi tersebut memungkinkan
auditor internal dapat melaksanakan fungsinya dengan baik serta dapat Ketua SPI Sekretaris SPI Bendahara Pengeluaran Pembantu Staf Administrasi Kepala Bidang Keuangan Kepala Bidang Sarana Kepala Bidang Teknologi Informasi Koordinator Audit Koordinator Quality Assurance Auditor Koordinator Administrasi Kepala Bidang Pembangu nan Kepala Bidang Sumber Daya Manusia
(40)
Struktur organisasi penetapan bagian auditor internal secara jelas
disertai dengan job description yang jelas akan membawa dampak yang
positif dalam proses komunikasi antara auditor internal dengan pihak
pemilik perusahaan atau manajer. Menurut Agoes (2004:243-246), ada
empat alternatif kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi yaitu:
a. Bagian internal audit berada dibawah direktur keuangan (sejajar dengan
bagian akuntansi keuangan).
b. Bagian internal audit merupakan staf direktur utama.
c. Bagian internal audit merupakan staf dari dewan komisaris.
d. Bagian internal audit dipimpin oleh seorang internal audit director.
5. Kinerja Auditor Internal
Kinerja didefinisikan sebagai evaluasi terhadap pekerjaan yang
dilakukan melalui atasan langsung, rekan kerja, diri sendiri dan bawahan
langsung (Kalber dan Fogarty 1995, dalam Agustina, 2009:44).
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral maupun etika (Suyadi dalam Agustina, 2009:44)
Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari
seseorang. Pengertian kinerja menurut Whitmore merupakan pengertian
(41)
dalam Uno dan Lamatenggo, 2012:59-60). Oleh karena itu, Whitmore
mengemukakan pengertian kinerja yang dianggapnya representative, maka
tergambarnya tanggung jawab yang besar dari pekerjaan seseorang.
Kinerja merupakan tindakan-tindakan atau pelaksanaan tugas yang
dapat diukur, kinerja diukur dengan instrumen yang dapat dikembangkan
dalam studi yang tergabung dalam ukuran kinerja secara umum, selanjutnya
diterjemahkan kedalam penilaian perilaku secara mendasar, meliputi:
kualitas kerja, kuantitas kerja, pengetahuan tentang pekerjaan, pendapat atau
pernyataan yang disimpulkan, dan perencanaan kerja.
Kinerja auditor merupakan tindakan atas pelaksanaan tugas
pemeriksaan yang telah disesuaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu
dalam rangka mencapai hasil kerja yang lebih baik atau lebih menonjol
kearah tercapainya tujuan organisasi. Kinerja dibedakan menjadi dua yaitu:
kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja
yang telah ditentukan. Sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari
kinerja individu dengan kinerja kelompok (Mangkunegara, 2005).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
kinerja auditor internal merupakan suatu hasil yang dicapai oleh seorang
auditor dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan waktu yang
(42)
6. Sistem Pengendalian Internal
Menurut Konsorium Organisasi Profesi Audit Internal 2004, dalam
Rapina dan Christyanto, 2011:6-7) mendefinisikan Sistem Pengendalian
Internal adalah:
“ Semua tidakan yang dilakukan oleh manajemen, direksi, komisaris, ataupun pihak lain untuk mengelola risiko dan meningkatkan kemungkinan tercapainya sasaran dan tujuan yang ditetapkan. Manajemen merencanakan, mengorganisir dan mengarahkan pelaksanaan tindakan yang memadai untuk meningkatkan kepastian bahwa tujuan akan tercapai. Sistem pengendalian internal terdiri atas lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan (prosedur) pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan pengendalian.”
Menurut (The Comitte of Sponsoring Organization (COSO), dalam
Bodnar, 2001:182), sistem pengendalian internal adalah proses yang dapat
dipengaruhi manajemen dan karyawan dalam menyediakan secara layak
suatu kepastian mengenai prestasi yang diperoleh secara objektif dalam
penerapannya tentang bagian laporan keuangan yang dapat dipercaya.
Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa sistem pengendalian
internal merupakan hal yang penting untuk diterapkan dalam sebuah
perguruan tinggi. Sistem pengendalian internal memberikan kepastian secara
objektif yang berhubungan dengan segala aspek perguruan tinggi baik
organisasional maupun pribadi yang dilakukan secara efektif dan efisien.
COSO menjelaskan bahwa pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling terkait sebagai berikut (Sawyer‟s, 2009:61-62):
a. Lingkungan pengendalian
(43)
etika, kompetensi, serta integritas dan kepentingan terhadap kesejahteraan
organisasi. Juga tercakup struktur organisasi serta kebijakan dan filosofi
manajemen.
b. Penentuan Resiko
Komponen ini telah menjadi bagian dari aktivitas audit internal yang terus
berkembang. Penentuan risiko mencakup penentuan risiko di semua aspek
organisasi dan penentuan kekuatan organisasi melalui evaluasi risiko.
COSO juga menambahkan pertimbangan tujuan di semua bidang operasi
untuk memastikan bahwa semua bagian organisasi bekerja secara
harmonis.
c. Aktivitas kontrol
Komponen ini mencakup aktivitas-aktivitas yang dulunya dikaitkan
dengan konsep kontrol internal. Aktivitas-aktivitas ini meliputi
persetujuan, tanggung jawab dan kewenangan, pemisahan tugas,
pendokumentasian, rekonsiliasi, karyawan yang kompeten dan jujur,
pemeriksaan internal dan audit internal. Aktivitas-aktivitas ini harus
dievaluasi risikonya untuk organisasi secara keseluruhan.
d. Informasi dan komunikasi
Komponen ini merupakan bagian penting dari proses manajemen.
Manajemen tidak dapat berfungsi tanpa informasi. Komunikasi informasi
tentang operasi kontrol internal memberikan substansi yang dapat
digunakan manajemen untuk mengevaluasi efektivitas kontrol dan untuk
(44)
e. Pengawasan
Pengawasan merupakan evaluasi rasional yang dinamis atas informasi
yang diberikan pada komunikasi informasi untuk tujuan manajemen
kontrol.
Menurut (Tunggal 1995:2, dalam Rapin dan Christyanto 2011:8)
terdapat lima tujuan pengendalian internal, antara lain:
a. Untuk menjamin kebenaran data akuntansi
Manajemen harus memeiliki data akuntansi yang dapat diuji ketepatannya
untuk melaksanakan kegiatan operasi. Berbagai macam data digunakan
untuk mengambil keputusan yang penting.
b. Untuk mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya
Harta fisik bisa saja dicuri, disalahgunakan atau rusak secara tidak sengaja.
Hal yang sama juga berlaku untuk harta yang tidak nyata seperti perkiraan
piutang, dokumen penting, surat berharga, dan catatan keuangan. Sistem
pengendalian internal dibentuk guna mencegah ataupun menemukan harta
yang hilang dan catatan pembukuan pada saat yang tepat.
c. Untuk menggalakkan efisiensi usaha
Pengendalian juga dimaksudkan untuk menghindari pekerjaan-pekerjaan
berganda yang tidak perlu, mencegah pemborosan terhadap semua aspek
usaha termasuk pencegahan terhadap penggunaan sumber-sumber dana
(45)
d. Untuk mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan
Manajemen menyusun prosedur dan peraturan untuk mencapai tujuan.
Sistem pengendalian internal memberikan jaminan akan ditaatinya
prosedur dan peraturan tersebut.
e. Penilaian
Harus dibuat ketentuan agar memberikan kepastian bahwa seluruh harta
telah dinilai dengan selayaknya sesuai dengan prinsip akuntansi yang
lazim dan bahwa penyesuaian-penyesuaian telah dilakukan dengan sah.
Menurut (Willson dan Campbell 1986, dalam Rapina dan
Christyanto, 2011:7) pengendalian internal dibagi menjadi dua yaitu:
a. Pengendalian akuntansi
Pengendalian akuntansi mencakup rencana organisasi dan semua metode
dan prosedur yang terutama menyangkut pengamanan harta perusahaan
serta keterandalan dari catatan-catatan keuangan. Pada umumnya ia
meliputi pengendalian-pengendalian seperti misalnya sistem kewenangan
dan persetujuan, pemisahan tugas-tugas yang berhubungan dengan
pembukuan dan laporan-laporan akuntansi dari tugas-tugas yang
berhubungan dengan operasi atau perlindungan harta, pengamanan fisik
dari harta dan pemeriksaan intern.
b. Pengendalian Administratif
Terdiri dari rencana organisasi dan semua metode dan prosedur yang
terutama berhubungan dengan efisiensi operasi dan ketaatan pada
(46)
langsung dengan catatan-catatan finansial. Pada umumnya ia meliputi
pengendalian-pengendalian seperti misalnya analisa statistic, time and
motion studies, laporan pelaksanaan, program latihan pegawai, dan pengendalian kualitas.
Dibawah ini merupakan pentingnya pengendalian internal (Sagara
dan Jalil, 2013:79-80):
a. Ditetapkan di ISA 400, „istilah sistem pengendalian intern berarti semua kebijakan dan prosedur (kontrol internal) yang diadopsi oleh manajemen
entitas untuk membantu dalam mencapai tujuan manajemen memastikan,
sedapat mungkin, perilaku tertib dan efisien bisnisnya, termasuk
kepatuhan terhadap kebijakan manajemen, pengamanan asset, pencegahan
penipuan dan kesalahan, akurasi dan kelengkapan catatan akuntansi, dan
persiapan tepat waktu informasi keuangan yang dapat diandalkan.
b. Setiap orang dalam organisasi memiliki tanggung jawab untuk
pengendalian internal. CEO secara pokok bertanggung jawab dan harus mengasumsikan „kepemilikan‟ dari sistem pengendalian internal, memberikan kepemimpinan dan arah untuk manajer senior.
c. Auditor tertarik terutama dalam kontrol yang berhubungan dengan
keandalan pelaporan keuangan. Auditor memiliki tanggung jawab yang
signifikan untuk penemuan manajemen dan penipuan karyawan dan pada
(47)
7. Efektivitas
Menurut Anthony dan Vijay (2005:174) efektivitas adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan penentu apakah tujuan perusahaan yang
telah ditetapkan telah tercapai. Efektivitas pada dasarnya berhubungan
dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna). Efektivitas
merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus
dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan
mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (Spending wisely) (Mardiasmo,
2009:132, dalam Sumenge, 2013:75).
Contoh yang dapat dijadikan sebagai contoh dari nilai efektivitas dari
kinerja perguruan tinggi yaitu seperti hasil kegiatan operasional dan laporan
realisasi anggaran. Efektivitas juga menunjukkan kesuksesan atau
keberhasilan perguruan tinggi dalam merealisasikan tujua perguruan tinggi
tersebut. Dengan demikian efektivitas itu adalah suatu ukuran yang
menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) yang telah
dicapai oleh manajemen atau organisasi, yang mana target tersebut sudah
ditentukan terlebih dahulu.
Menurut Anthony dan Vijay (2005:175) pengukuran efektivitas
dapat menggunakan beberapa pendekatan antara lain:
a. Pendekatan kuantitatif akuntansi
Pendekatan ini digunakan untuk mendapatkan objektivitas dan
independensi yang tinggi dari perguruan tinggi. Pengukuran pendekatan
(48)
kelemahan-kelemahan, sehingga dibutuhkan pendekatan lain yaitu
kuantitatif manajemen.
b. Pendekatan kuantitatif manajemen
Pendekatan ini mengakomodasi variabel-variabel kuantitatif yang
bersifat non financial dan diluar sistem akuntansi. Pendekatan ini
membantu perumusan-perumusan permasalahan yang dihadapi sebagai
alat analisa dalam pemecahan permasalahan, serta memperjelas
kesimpulan yang akan diambil analisis kuantitatif akuntansi.
c. Digunakan sebagai pelengkap hasil kedua pendekatan diatas, hasil
analisa kualitatif ini dimaksudkan untuk memperjelas kesimpulan yang
akan diambil dari kedua pendekatan diatas. Sedangkan untuk mengukur
efektivitas auditor dapat menggunakan teknik seperti memeriksa,
membandingkan, memeriksa dokumen dasar (vouching), menganalisa,
mengecek, menginspeksi, menghitung, menelusuri (trace), serta
memverifikasi (verify).
8. Perguruan Tinggi
Menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 19 ayat 1, yang dimaksud
perguruan tinggi adalah jenjang pendidikan menengah mencakup program
pendidikan menengah mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Dalam UU No. 2 tahun 1989, pasal 16, ayat 1 perguruan tinggi yaitu
(49)
mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademis dan professional yang dapat menerapkan,
mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian.
Menurut jenisnya, perguruan tinggi dibagi menjadi dua:
a. Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan
oleh pemerintah.
b. Perguruan tinggi swasta adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan
oleh pihak swasta.
Secara umum tugas penyelenggaraan pendidikan tinggi saat ini
bertambah berat karena paradigma baru seperti akuntabilitas, kualitas
pendidikan, otonomi dan evaluasi diri pendidikan tinggi dipersyaratkan oleh
masa depan yang menuntut aktualisasi keunggulan kemampuan manusia
secara optimal, yang sementara ini masih “tersembunyi” dalam diri (hidden excellence in personhood) (Semiawan, 1998:12)
Tugas Perguruan Tinggi dalam PP No. 30 tahun 1990 pasal 1 ayat 2
yaitu perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan tinggi.
Sedangkan dalam mukadimah Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional No. 603/0/2001 dinyatakan tugas perguruan tinggi adalah berperan
aktif dalam perbaikan dan pengembangan kualitas kehidupan dan
(50)
pengertian dan kerjasama internasional untuk mencapai kedamaian dunia
dan kesejahteraan lahir batin umat manusia berkelanjutan.
Berdasarkan UU Republik Indonesia No. 9 Tahun 2009 setiap
perguruan tinggi di Indonesia harus memiliki Badan Hukum Pendidikan
yang berfungsi memberikan pelayanan yang adil dan bermutu kepada
peserta didik, berprinsip nirlaba, dan dapat mengelola dana secara mandiri
untuk memajukan pendidikan nasional. Di Indonesia, perguruan tinggi
negeri dikelola oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Rektor perguruan
tinggi negeri merupakan pejabat setingkat eselon 2 di bawah Menteri
Pendidikan Nasional ataupun kementerian lainnya. Perguruan tinggi swasta
di Indonesia, dikelola oleh masyarakat sesuai dengan UU No. 22 Tahun
1961 pasal 22. Dalam UU No. 22 Tahun 1961 pasal 24 dikatakan bahwa
Bimbingan dan pengawasan atas penyelenggaraan perguruan tinggi swasta
pada mulanya dilakukan oleh Lembaga Perguruan Tinggi Swasta (LPTS)
yang dibentuk oleh pemerintah.
9. Badan Layanan Umum (BLU)
Pengertian Badan Layanan Umum (BLU) menurut Peraturan
Pemerintah No. 23 tahun 2005 pasal 1 adalah instansi di lingkungan
pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
(51)
BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan menceerdaskan
kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan
keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan
praktek bisnis yang sehat (Wibawa, 2012:3).
Dalam Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 pasal 3 dijelaskan
mengenai asas Badan Layanan Umum (BLU), yaitu:
a. BLU beroperasi sebagai unit kerja kementerian
Negara/lembaga/pemerintah daerah untuk tujuan pemberian layanan
umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang didelegasikan
oleh instansi induk yang bersangkutan.
b. BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan kementerian
Negara/lembaga/pemerintah daerah dan karenanya status hokum BLU
tidak terpisah dari kementerian Negara/lembaga/pemerintah daerah
sebagai instansi induk.
c. Menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota bertanggung jawab
atas pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang
didelegasikannya kepada BLU dari segi manfaat layanan yang dihasilkan.
d. Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan pemberian layanan umum yang didelegasikan
kepadanya oleh menteri/pimpinan lembaga/bupati/walikota.
e. BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian
(52)
f. Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU
disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana
kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja kementerian
Negara/lembaga/SKPD/pemerintah daerah.
g. BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan praktek
bisnis yang sehat.
Satuan kerja BLU dapat memiliki fleksibilitas dalam hal pengelolaan
keuangan yang berbeda dengan instansi biasanya (Non BLU) berdasarkan
prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat.
Rudiyanto (2013) menyebutkan beberapa hal terkait dengan fleksibilitas
yang diberikan kepada satuan kerja BLU yaitu:
a. Pendapatan dapat digunakan langsung, tanpa terlebih dahulu disetorkan
ke Kas Negara.
b. Belanja menggunakan pola anggaran fleksibel dengan ambang batas
tertentu.
c. Dapat mengelola kas BLU untuk memanfaatkan idle cash BLU yang
hasilnya menjadi pendapatan BLU.
d. Dapat memberikan piutang usaha maupun menghapus piutang sampai
batas tertentu.
e. Dapat melakukan utang sesuai jenjang dengan tanggung jawab pelunasan
pada BLU.
f. Dapat melakukan investasi jangka panjang dengan seijin Menteri
(53)
g. Dapat dikecualikan dari aturan umum pengadaan barang/jasa dan dapat
mengalihkan barang inventaris.
h. Dapat diberikan remunerasi sesuai tingkat tanggung jawab dan
profesionalisme.
i. Surplus dapat digunakan untuk tahun berikutnya dan defisit dapat
dimintakan dari APBN untuk Publik Service Obligation (PSO).
j. Pegawai dapat terdiri dari PNS dan professional non PNS.
k. Pengaturan organisasi dan nomenklatur diserahkan kepada
Kementerian/Lembaga dan BLU yang bersangkutan dengan seijin
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.
Fleksibel tersebut dimaksudkan untuk mendorong satuan kerja BLU
dalam menerapkan praktik-praktik yang sehat berdasarkan prinsip-prinsip
dan kaedah manajemen yang baik dalam rangka mewujudkan tata kelola
organisasi yang baik dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan Negara.
Sesuai Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan BLU, pejabat Pengelola Badan Layanan Umum
adalah (a) Pemimpin BLU, (b) Pejabat Keuangan, dan (c) Pengelola Teknis.
Rektor Perguruan Tinggi bertindak sebagai Pemimpin BLU sekaligus
sebagai Kuasa Pengguna Anggaran mempunyai tugas menyiapkan rencana
strategis bisnis BLU, menyiapkan rencana bisnis dan anggaran BLU,
(54)
yang berlaku dan menyampaikan pertanggungjawaban kinerja operasional
dan keuangan BLU.
Berikut ini adalah perguruan tinggi yang telah menjadi Badan
Layanan Umum dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2.
Daftar Perguruan Tinggi BLU
No Nama BLU Lokasi Kementerian/
Lembaga 1 Universitas Negeri Sunan
Kalijaga
Yogyakarta Kementerian Agama
2 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta Kementerian Agama
3 Universitas Islam Negeri Malang
Malang Kementerian Agama
4 Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Tangeramg Kementerian Keuangan
5 Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung Kementerian Agama
6 Universitas Diponegoro Semarang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
7 Universitas Brawijaya Malang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
8 Universitas Negeri Jakarta Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
9 Universitas Terbuka Tangerang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
10 Universitas Padjadjaran Bandung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
11 Universitas Negeri Yogyakarta
Yogyakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
12 Universitas Sriwijaya Palembang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
13 IAIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi Kementerian Agama
14 Poltekkes Jakarta III Jakarta Kementerian Kesehatan 15 IAIN Sunan Ampel Surabaya Kementerian Agama 16 Poltekkes Jakarta II Jakarta Kementerian Kesehatan Bersambung pada halaman berikutnya
(55)
Tabel 2.2 (lanjutan)
No Nama BLU Lokasi Kementerian/
Lembaga
17 Universitas Mataram Mataram Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
18 Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta Kementerian Perhubungan
19 Universitas Negeri Surabaya Surabaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
20 Universitas Mulawarman Samarinda Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
21 IAIN Ar Raniry Darussalam Banda Aceh
Kementerian Agama
22 Universitas Tadulako Palu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
23 Poltek Negeri Malang Malang Kementerian Kesehatan
24 Universitas Sultah Ageng Tirtayasa
Serang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
25 Universitas Udayana Bandung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
26 Poltekkes Yogyakarta Yogyakarta Kementerian Kesehatan 27 Poltekkes Tanjung Karang Bandar
Lampung
Kementerian Kesehatan
28 IAIN Rden Intan Bandar Lampung
Kementerian Agama
29 IAIN Raden Fatah Palembang Kementerian Agama 30 IAIN Sultan Maulana
Hasanuddin
Serang Kementerian Agama
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
B. Penelitian Sebelumnya
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
(56)
Tabel 2.3.
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu No Peneliti
(tahun)
Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Sukirman dan Maylia Pramono Sari (2012) Peran Internal Audit dalam Upaya Mewujudkan Good University Governance di UNNES Objek penelitian pada Universitas /Perguruan Tinggi BLU. Regresi linier berganda Variabel Mewujudkan Good University Governance. Peran auditor internal berpengaruh secara signifikan dalam mewujudkan Good University Governance. 2. Aristanti Widyanin gsih (2010) Pengaruh Audit Internal Terhadap Efektivitas Pengendalian Internal Biaya Produksi Responden Auditor Internal dan metode penelitian. Model analisis yang digunakan korelasi. Pelaksanaan audit internal memberikan pengaruh yang tinggi terhadap efektivitas pengendalian internal biaya produksi. 3. Rosmita Dewi Yuniarti Rozali (2012) Pengaruh Kompetensi, Objektivitas, dan Kinerja Auditor Internal terhadap Keefektifan Fungsi Audit Internal. Variabel Kinerja Auditor Internal Objek penelitian dilakukan di BUMN Bandung. Secara simultan kompetensi, objektifitas, dan kinerja auditor internal mempunyai pengaruh positif yang rendah terhadap keefektifan fungsi audit internal. Bersambung pada halaman selanjutnya
(57)
Tabel 2.3 (Lanjutan)
No Peneliti (tahun)
Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
4. Rispantyo dan M Rofiq Sunarko (2013) Aktivitas Interpersonal dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Audit Internal. Variabel Kinerja Audit Internal. Dan uji hipotesis regresi linier berganda. Variabel aktivitas interpersonal. Motivasi dan komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor internal. 5. Edy Sujana (2013) Pengaruh kompetensi, motivasi, dan persepsi kesesuaian peran terhadap komitmen organisasi auditor internal/pegawa i Inspektorat Variabel kinerja auditor internal. Responden auditor internal. Analisis data menggunakan SEM (Structural Equation Modeling) Rendahnya kompetensi, lemahnya motivasi dan persepsi kesesuaian peran yang rendah berpengaruh terhadap kinerja auditor internal/pega wai Inspektorat. 6. Robert B.
Hirth Jr (2008)
Better Internal Audit Leads to BetterControl Hasil penelitian yaitu peran auditor internal berpengaruh terhadap sistem pengendalian internal Variabel X dan Y berbeda
Berpengaruh positif antara Peran auditor terhadap efektivitas sistem pengendalian internal.
(58)
C. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam
gambar 2.2.
Gambar 2.2
Pentingnya adanya sistem pengendalian internal
Basis Teori: Teori Peran dan Teori-teori Audit Internal
Variabel Independen Variabel Dependen
Sistem Pengendalian Internal
(Y) Peran Auditor Internal (X1)
Kinerja Auditor Internal (X2)
Model Analisis: Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Sejarah Perguruan Tinggi dan pengendalian internal dalam manajemen Perguruan Tinggi
(59)
D. Hipotesis
Hubungan atau keterkaitan antara variabel independen dan dependen
serta perumusan hipotesis dalam penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Pengaruh Peran Auditor Internal terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Internal
Menurut penelitian Hirth (2008:1) perusahaan yang memfungsikan
internal audit dengan baik secara umum memiliki kontrol yang lebih baik.
Internal audit yang baik tersebut seperti peran internal auditor yang total dan
independen,penilaian atas resiko perusahaan secara tepat, penggunaan
teknologi dalam proses audit internal, dan mengutamakan efisiensi. Hirth
(2008) menungkapkan pengaruh yang positif antara peran auditor terhadap
efektivitas sistem pengendalian internal. Semakin baik peran auditor internal
maka akan semakin baik sistem pengendalian internal yang ada.
Menurut penelitian Tugiman (2002) pengendalian internal (internal
control) dirancang untuk memberikan jaminan yang pantas berkaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan dengan kriteria antara lain: (1) efektivitas dan
efisiensi dari operasi perusahaan, (2) reliabilitas laporan keuangan, (3)
dipatuhinya semua ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Suatu
perusahaan harus meningkatkan kualitas auditor internalnya melalui
pendidikan, pelatihan dan pengalamanny aagar mampu bekerja secara
(60)
suatu perusahaan. semakin tinggi kualitas auditor internal di dalam suatu
organisasi maka akan semakin baik pengendalian internalnya.
Menurut penelitian Anggraini (2008) peran auditor internal
berpengaruh secara nyata terhadap pengendalian internal dan kinerja
perusahaan. hal tersebut disebabkan oleh ruang lingkup pekerjaan auditor
internal meliputi penilaian dan pengevaluasian terhadap efektivitas sistem
pengendalian internal.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hirth (2008),
Tugiman (2002), dan Anggraini (2008) diduga bahwa terdapat pengaruh
antara peran auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian
internal. Oleh karena itu hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan:
H1: Peran auditor internal berpengaruh terhadap efektivitas sistem
pengendalian internal.
2. Pengaruh Kinerja Auditor Internal terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Internal
Kinerja merupakan suatu bentuk kesuksesan seseorang untuk
mencapai peran atau target tertentu yang berasal dari perbuatannya sendiri.
Kinerja seseorang dikatakan baik apabila hasil kerja individu tersebut dapat
melampaui peran atau target yang ditentukan sebelumnya. Variabel kinerja
auditor internal dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrument
yang dikembangkan oleh Fanani et al. (2007). Variabel ini diukur dengan
(61)
auditor internal maka sistem pengendalian internal yang ada akan semakin
baik pula atu efektif.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan rumusan
hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H2: Kinerja internal auditor berpengaruh terhadap efektivitas sistem
pengendalian internal.
3. Pengaruh Peran dan Kinerja Auditor Internal dengan Efektivitas Sistem Pengendalian Internal
Agustina (2009:42) mengatakan bahwa peran mencerminkan posisi
seseorang dalam sistem sosial dengan hak dan kewajiban, kekuasaan dan
tanggung jawabyang menyertainya. Untuk dapat berinteraksi satu sama lain,
orang-orang memerlukan cara tertentu untuk mengantisipasi perilaku orang
lain. Sedangkan kinerja Menurut Whitmore dalam Uno dan Lamatenggo
(2012:59-60) secara sederhana mengemukakan, kinerja adalah pelaksanaan
fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang. Pengertian kinerja menurut
Whitmore merupakan pengertian kinerja yang menuntut kebutuhan paling
minim untuk berhasil. Oleh karena itu, Whitmore mengemukakan
pengertian kinerja yang dianggapnya representative, maka tergambarnya
tanggung jawab yang besar dari pekerjaan seseorang.
Beberapa penelitian menunjukkan terdapat pengaruh antara peran
dan kinerja auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian
internal, salah satunya yaitu Menurut penelitian Anggraini (2008) peran
(62)
kinerja perusahaan. hal itu disebab oleh ruang lingkup pekerjaan auditor
internal meliputi penilaian dan pengevaluasian terhadap efektivitas sistem
pengendalian internal.
Menurut penelitian Hirth (2008) perusahaan yang memfungsikan
internal audit dengan baik secara umum memiliki kontrol yang lebih baik.
Internal audit yang baik tersebut seperti peran internal auditor yang total dan
independen,penilaian atas resiko perusahaan secara tepat, penggunaan
teknologi dalam proses audit internal, dan mengutamakan efisiensi. Hirth
(2008) menungkapkan pengaruh yang positif antara peran auditor terhadap
efektivitas sistem pengendalian internal. Semakin baik peran auditor internal
maka akan semakin baik sistem pengendalian internal yang ada.
Menurut penelitian Fanani et al. (2007). Semakin baik kualitas
kinerja seorang auditor internal maka sistem pengendalian internal yang ada
akan semakin baik pula atau efektif.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan rumusan
hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H3: Peran dan kinerja auditor internal berpengaruh terhadap sistem
(63)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh peran dan kinerja
auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. Populasi
yang terdapat di dalam penelitian ini adalah empat Perguruan Tinggi Badan
Layana Umum yang ada di wilayah provinsi DKI Jakarta dan Banten. Di mana
Perguruan Tinggi tersebut telah menerapkan sistem pengendalian internal dan
ada auditor internal di dalamnya. Adapun responden dalam penelitian ini
adalah auditor internal.
B. Metode Penentuan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
convenience sampling, metode ini memilih sampel dari elemen populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh peneliti. Elemen populasi yang
dipilih sebagai subjek sampel adalah tidak terbatas sehingga peneliti memiliki
kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dan murah (Indriantoro dan
Supomo, 2002:130). Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah
auditor internal yang bekerja pada empat Perguruan Tinggi yang ada di
wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Banten. Para auditor internal tersebut harus
memiliki pengalaman bekerja minimal 1 tahun, memiliki jenjang pendidikan
minimal D3, seluruhnya lengkap dan layak untuk digunakan dalam penelitian
(64)
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini hanya menggunakan 1 (satu)
cara, yaitu dengan penelitian lapangan (Field Research). Pada penelitian ini,
yang menjadi subjek penelitian adalah auditor internal yang masih aktif bekerja
di Perguruan Tinggi. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner
kepada auditor internal secara langsung. Data primer diperoleh dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk
mengumpulkan informasi dari auditor internal sebagai responden dalam
penelitian ini.
D. MetodeAnalisis Data
Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data,
uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi)
(Ghozali, 2013:19).
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
(65)
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut (Ghozali, 2013:52). Pengujian validitas dalam
penelitian ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara
menghitung korelasi bivariate antara masing-masing skor butir
pertanyaan dengan total skor (Ghozali, 2013:54). Apabila Pearson
Correlation yang didapat memiliki tingkat signifikansi dibawah 0,05,
berarti dapat disimpulkan bahwa masing-masing butir pertanyaan adalah
valid (Ghozali, 2013:55).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2013:47).
Ghozali (2013:48) menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1) Repeated Measure atau pengukuran ulang, responden akan diberikan
pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat
apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.
2) One Shot atau pengukuran sekali saja, pengukuran hanya dilakukan
sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain
atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Kriteria pengujian
(1)
131
Item-Total StatisticsScale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
SP1 78,80 58,855 ,604 ,897
SP2 78,60 58,524 ,546 ,898
SP3 78,87 57,430 ,580 ,897
SP4 78,87 56,740 ,697 ,894
SP5 78,80 58,234 ,679 ,896
SP6 78,73 57,651 ,780 ,894
SP7 78,73 56,892 ,784 ,893
SP8 78,67 61,195 ,322 ,904
SP9 78,70 60,355 ,494 ,900
SP10 78,97 57,344 ,608 ,897
SP11 78,83 59,868 ,451 ,901
SP12 78,53 60,671 ,458 ,901
SP13 78,70 56,562 ,675 ,895
SP14 78,70 59,734 ,503 ,900
SP15 78,67 56,437 ,728 ,893
SP16 79,00 57,793 ,590 ,897
SP17 78,87 57,154 ,531 ,899
SP18 78,73 60,340 ,397 ,902
SP19 78,73 60,547 ,375 ,903
SP20 79,23 57,426 ,317 ,913
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
(2)
HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS
Coefficient Correlationsa
Model TKI TPA
1
Correlations
TKI 1,000 -,601
TPA -,601 1,000
Covariances
TKI ,062 -,041
TPA -,041 ,076
a. Dependent Variable: TSP
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 16,759 12,744 1,315 ,200
TPA 1,091 ,275 ,672 3,971 ,000 ,638 1,566
TKI ,092 ,250 ,062 ,368 ,716 ,638 1,566
(3)
133
HASIL UJI NORMALITAS MENGGUNAKAN UJI KOLMOGROV-
SMIRNOV
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 5.64338719
Most Extreme Differences
Absolute .118
Positive .118
Negative -.076
Test Statistic .118
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
(4)
HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS MENGGUNAKAN UJI PARK
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize d Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 2.513 4.713 .533 .598
TPA .012 .102 .028 .115 .909
TKI -.019 .092 -.051 -.211 .835
(5)
135
HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI PADA REGRESI
BERGANDA
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .711a .506 .469 5.849
a. Predictors: (Constant), TKI, TPA b. Dependent Variable: TSP
HASIL UJI SIGNIFIKANSI SIMULTAN (UJI STATISTIK F) PADA
REGRESI BERGANDA
HASIL UJI SIGNIFIKANSI PARAMETER INDIVIDUAL (UJI
STATISTIK t) PADA REGRESI BERGANDA
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 946.280 2 473.140 13.832 .000b
Residual 923.587 27 34.207
Total 1869.867 29
a. Dependent Variable: TSP b. Predictors: (Constant), TKI, TPA
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 16.759 12.744 1.315 .200
TPA 1.091 .275 .672 3.971 .000
TKI .092 .250 .062 .368 .716
(6)