Konsep Sejarah Lokal masyarakat sunda

Penggunaan konsep didasarkan kepada suatu konsensus di masyarakat. Konsensus juga
biasanya bersifat politis, karena ditetapkan oleh pemerintah. Dengan demikian sejarah lokal
juga merupakan konsensus si sejarawan sendiri.
Penggunaan Istilah Sejarah Lokal
Di Indonesia menggunakan istilah sejarah lokal, daerah, wilayah/teritorial dan etnis. Di
Inggris / Eropa menggunakan istilah community history (neighborhood history), nearby
history dan Local History. Meskipun terdapat istilah yang berbeda, tetapi semuanya mengacu
kepada konsep lingkungan sekitar.
Sejarah Daerah
Sejarah daerah terkadang dipertentangkan dengan sejarah nasional. Apabila sejarah nasional
adalah sejarah Indonesia, seringkali sejarah daerah disebut propinsinya. Konsep daerah
digunakan oleh kalangan sosiolog yang merujuk kepada kesamaan suatu struktur dalam
masyarakat. Contoh: daerah Banten, Banyumas, dan sebagainya.
Sejarah Wilayah
Digunakan oleh kalangan birokrat/pemerintah dengan asumsi keperluan pemetaan
pembangunan. Suatu wilayah tidak memiliki ketetapan berdasarkan sifat tersendiri, misalkan
kesamaan suku atau bahasa. Wilayah semata-mata bersifat regional.
Contoh Sejarah Wilayah
Terdapat banyak buku yang diterbitkan oleh pemerintah, terutama menyangkut masalah
kontemporer, di mana posisi geografis sudah mengikuti konsepsi birokrasi. Misalnya buku
sejarah Jawa-Barat, Jakarta dari Tepian Air dan sebagainya.

Sejarah Etnis
Sejarah etnis digunakan oleh kalangan antropolog. Sejarah etnis menunjukkan sifatnya yang
melihat etnis sebagai suatu entitas dalam kajian penelitian. Setiap daerah bisa terdiri dari etnis
yang beragam, bisa juga tidak. Konsep etnis menunjukkan bahwasanya penelitian sejarah
tersebut dibedakan berdasarkan jenis suku.
Contoh Sejarah Etnis
Buku-buku karya Ridwan Saidi mengenai Sejarah Betawi. Tema yang diusung adalah
penolakan terhadap teori bahwa orang betawi adalah keturunan budak. Buku “Manusia
Bugis” karya Christian Pelras juga merupakan contoh yang menarik Tulisan Heffner
mengenai “Geger Tengger” juga merupakan karya menarik
Tokoh Sejarawan
Sartono Kartodirdjo
Kuntowijoyo

Taufik Abdullah
Asvi Warman Adam
Tokoh Sosiolog
Emile Durkheim
Talcott Parsons
Soerjono Soekanto

Robert Lawang
Koentjaraningrat
Erni Budianta
C. Kluckhon
Ralph Linton
Konsep Sejarah Lokal dari namanya, menunjukkan bahwa sejarah lokal bersifat khas. Khas
karena menunjukkan lokalitas sebagai kajiannya. Penentu batasan dalam penelitian sejarah
lokal adalah sejarawan itu sendiri.
Konsep Sejarah Lokal
Sejarah lokal bisa dikatakan sebagai suatu bentuk penulisan sejarah dalam lingkup yang
terbatas yang meliputi suatu lokalitas tertentu. Jordan menggariskan ruang lingkup sejarah
lokal yaitu keseluruhan lingkungan sekitar yang bisa berupa kesatuan wilayah seperti desa,
kecamatan, kabupaten, kota kecil dan lain-lain