Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desa (1)

Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain

RANCANGAN PANEL INFORMASI INTERAKTIF MENGENAI BANGUNAN
CAGAR BUDAYA DI KOTA BANDUNG
Aldin Meidani Algatia

Achmad Syarief, MSD, PhD

Program Studi Sarjana Desain Produk, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB
Email: aldin_blitzkrieg@rocketmail.com

Kata Kunci : Bandung, heritage, informasi, interaktif, panel

Abstrak
Sebagai salah satu kota dengan jejak masa lalu yang cukup panjang di Indonesia, Bandung memiliki berbagai tinggalan bangunan yang bersejarah.
Sayangnya demi ‘pembangunan ekonomi’ dan kepentingan komersialisasi, warisan bersejarah tersebut satu per satu hilang sehingga semakin banyak
masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan bangunan-bangunan tersebut. Dengan premis untuk meningkatkan jangkauan informasi keberadaan
bangunan-bangunan bersejarah di Kota Bandung, diperlukan sebuah produk yang dapat berperan sebagai panel informasi untuk memberikan
pembelajaran kepada masyarakat agar lebih peduli dengan lingkungan sejarahnya. Produk dirancang untuk menyampaikan informasi yang bersifat
interaktif agar masyarakat lebih mengenal konteks keberadaan bangunan yang menjadi cagar budaya dan perannya dalam perjalanan sejarah Kota
Bandung.


Abstract
As one of historical cities in Indonesia, Bandung owns many heritage buildings. It is unfortunate that for the sake of ‘economic development’ and
commercialization, several of those buildings were demolished and be forgotten as many people become unaware of them. Based on the above issue,
it is necessary to design an object that may serve as information channel to make people mindful to the existence of such heritage buildings. It
functions as an interactive bridge for the people to know and to learn the role of such heritage buildings in the history of Bandung.

Pendahuluan
Kota Bandung selain dikenal sebagai kota industri kreatif juga dikenal sebagai kota yang banyak terdapat bangunan
bersejarah. Hal ini dapat terjadi karena pada akhir abad ke 19 hingga awal abad ke-20 pemerintahan kolonial Belanda
mengadakan pembangunan gedung secara besar-besaran sebagai dampak dari rencana pemindahan ibukota Hindia
Belanda ke Kota Bandung. Pada masa itu, ribuan bangunan dibangun di kota ini, mulai dari pembangunan rumah
tinggal, gedung pemerintahan, hingga bangunan perkantoran [1].
Wajah Kota Bandung perlahan-lahan berubah semenjak kemerdekaan Indonesia. Perubahan drastis yang sangat
mengancam tata kota terjadi sejak akhir abad ke-20. Banyak kawasan yang terdapat bangunan cagar budaya beralih
fungsi menjadi area perkantoran dan bisnis. Kawasan kota tua telah berubah menjadi factory outlet, restoran maupun
hotel tempat berwisata masyarakat dari luar Kota Bandung. Bangunan komersial tersebut dibangun untuk memberikan
akomodasi terhadap turis yang singgah di Kota bandung, yang jumlah totalnya mencapai empat juta turis pada tahun
2011 lalu [2]. Selain itu, minimnya jumlah bangunan yang dilindungi undang-undang yaitu sekitar dua ratus dari
sebelumnya lima ratus bangunan menjadikan keberadaan bangunan-bangunan tersebut terancam. Sebelum seluruh

bangunan cagar budaya di Kota Bandung hilang, maka perlu diadakan revitalisasi terhadap bangunan-bangunan
tersebut. Upaya ini dilakukan agar seluruh masyarakat semakin peduli dan memaknai arti penting bangunan cagar
budaya terutama di Kota Bandung.

Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 1

Panel Informasi Interaktif Mengenai Bangunan Cagar Budaya di Kota Bandung

Gambar 1. Grafik penurunan bangunan cagar budaya di Kota Bandung
(Sumber : Kunto (1986,2000,2008), Dinas Pariwisata Kota Bandung)

Gambar 2. Pembangunan hotel di Jalan Braga diatas lahan bekas bangunan cagar budaya

Gambar 3. Polusi visual berupa coretan grafiti pada bangunan cagar budaya

Untuk memberikan wawasan kepada masyarakat, diperlukan suatu media informasi interaktif kepada masyarakat
tentang bangunan cagar budaya tersebut. Media interaktif ini lebih bersifat memberikan informasi sederhana mengenai
bangunan cagar budaya di Kota Bandung dan fungsi utamanya adalah sebagai jembatan penghubung antara pengguna
dan bangunan tersebut. Alat ini tidak menjadi tujuan akhir dari keseluruhan proses informasi, karena yang menjadi
obyek disini adalah bangunan cagar budaya tersebut.

Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna
dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk
pengambilan keputusan. Informasi merupakan data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk
digunakan dalam proses pengambilan keputusan [3].

2 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1

Aldin Meidani Algatia

Proses Studi Kreatif
Setelah dilakukan pengumpulan data dari tiga puluh orang responden melalui proses kuesioner, 90 % responden
mengatakan bahwa bangunan-bangunan cagar budaya di Kota Bandung berpotensi menjadi magnet wisatawan yang
datang. Kemudian sebagian besar responden (21 orang) menyatakan media interaktif yang dapat membantu masyarakat
dalam mengenal bangunan cagar budaya di Kota Bandung adalah melalui sarana edukasi yang ditempatkan di public
space/tempat umum, mereka beranggapan karena sarana yang ditempatkan di tempat umum lebih mudah diakses oleh
semua kalangan.
Pengembangan produk ditujukan bagi kelompok usia remaja dan dewasa, tapi tidak tertutup kemungkinan untuk dapat
digunakan lebih banyak kalangan. Alat ini bukan tujuan akhir dari proses informasi, tetapi lebih sebagai sebagai media
penghubung antara pengguna dengan bangunan cagar budaya di Kota Bandung.


Obyek (Heritage)

Kebutuhan akan
learning (konservasi)

Kebutuhan akan
informasi

Permasalahan terkait
informasi bagi publik

Studi lingkungan
(Bandung sebagai kota wisata)

Studi material

Studi
penempatan

Studi visual


Studi bentuk

Studi ergonomi

Aspek interaksi

Analisis

Rancangan produk
interactive information kiosk

Skema 1. Skema proses desain
Hasil Studi dan Pembahasan
Pada sketsa desain dibawah mulai ditemukan bentuk-bentuk yang sesuai untuk menjawab kebutuhan pengguna. Bentukbentuk tersebut adalah sketsa awal dari tourist information kiosk , yakni alat/media informasi bagi para turis ketika
berkunjung ke suatu daerah. Dalam sketsa kiosk-kiosk tersebut ada yang berfungsi sebagai tempat menyimpan pamflet,
tempat memajang peta, dan ada pula kiosk yang berfungsi sebagai tempat telepon untuk panggilan internasional.
Peneliti lalu menilai bahwa kiosk yang berukuran terlalu besar kurang cocok untuk ditempatkan di jalanan Kota
Bandung karena karakter trotoar/public space-nya yang sempit. Lalu dicari alternatif lain yaitu dengan desain kiosk
yang ramping dan bisa ditempatkan dimana saja.


Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 3

Panel Informasi Interaktif Mengenai Bangunan Cagar Budaya di Kota Bandung

Gambar 4. Sketsa desain alternatif

Gambar 5. Sketsa desain terpilih

Studi material kemudian dilakukan guna mendapatkan bentuk yang baik dan sesuai untuk alat ini. Kemudian
disimpulkan bahwa bahan yang digunakan disesuaikan dengan bahan yang dipakai untuk information kiosk pada
umumnya, seperti stainless steel untuk bagian tombol, akrilik untuk bagian cover, dan besi sebagai tiang penyangganya.
Studi lingkungan dilakukan dengan cara mengadakan survei langsung ke tempat yang cocok untuk penempatan produk.
Survei lapangan dilakukan di sekitar Jalan Braga, Jalan Asia-Afrika, Jalan Aceh dan jalan lain di Kota Bandung yang
banyak terdapat bangunan cagar budaya. Dari hasil survei diatas dapat diketahui bahwa tidak sepenuhnya trotoar di
Kota Bandung itu sempit dan rusak. Masih ada beberapa titik yang lebarnya cukup (sekitar 2 meter) dan kondisinya
memungkinkan untuk dipakai sebagai tempat berdirinya produk ini. Contohnya adalah di sekitar Jalan Braga, Bandung.
Kondisi trotoarnya cukup lebar dan juga banyak terdapat bangunan cagar budaya sehingga sangat cocok bagi
penempatan produk ini.
4 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1


Aldin Meidani Algatia

Selain di trotoar atau pedestrian yang dianggap layak menjadi area penempatan alat tersebut, ada pula ruang publik lain
yang tepat bagi penempatannya. Tempat tersebut yakni taman kota. Taman Kota yang dianggap layak bagi tempat
produk tersebut didirikan adalah di Taman Cikapayang, Dago. Taman ini menjadi ikon baru bagi Kota Kembang dan
memiliki space yang cukup luas.

Gambar 6. Survei terhadap trotoar di Jalan Braga dan Jalan Asia-Afrika

Gambar 7. Survei terhadap Taman Cikapayang, Dago

Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 5

Panel Informasi Interaktif Mengenai Bangunan Cagar Budaya di Kota Bandung

Gambar 8. Gambar tampak produk panel informasi interaktif

Studi ergonomi dilakukan dengan berdasar pada ukuran-ukuran pada fasilitas layanan umum yakni telepon umum. Hal
ini dikarenakan telepon umum adalah alat yang biasa ditempatkan di luar ruangan ( outdoor ), digunakan oleh satu orang

pengguna, dan dimensinya tidak mengganggu sirkulasi pejalan kaki di trotoar atau tempat umum.
Desain akhir dari studi diatas adalah kiosk yang berfungsi sebagai media informasi interaktif mengenai bangunan cagar
budaya di Kota Bandung. Alat ini memanjakan pengguna tidak hanya secara visual, tetapi juga melalui interaksi fisikal.
Informasi yang diberikan adalah informasi umum mengenai lokasi bangunan heritage dan bentuk fisiknya, sehingga
seluruh lapisan masyarakat dapat mengoperasikannya tanpa perlu dipandu manual book.

6 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1

Aldin Meidani Algatia

Gambar 9. Penjelasan bagian-bagian dalam interactive information kiosk

Gambar 10. Ilustrasi penggunaan produk oleh pengguna

Alat ini harus memiliki ketahanan akan cuaca dan vandalisme, karena alat ini akan ditempatkan di area umum dan
dikhawatirkan akan diganggu/dirusak tangan-tangan jahil. Oleh karena itu, material dan bentuk yang digunakan harus
tahan terhadap kemungkinan-kemungkinan tersebut. Material yang digunakan untuk bagian tiang adalah besi yang
ditanam ke dalam tanah lalu diperkuat dengan mur, sedangkan material untuk bagian badan adalah thermoplastic,
akrilik, aluminium, dan sebagainya.
Alat ini memiliki beberapa bagian, yakni bagian panel denah lokasi bangunan cagar budaya, keyboard, dan bagian

tambahan yaitu bagian tempat penyimpanan pamflet. Pamflet yang dimaksud adalah pamflet mengenai bangunanbangunan heritage tersebut.
Cara kerjanya adalah, pertama-tama pengguna menekan tombol dengan nama bangunan tertentu di sebelahnya, ketika
ditekan, maka salah satu bangunan di panel map akan menyala dan secara bersamaan, kubah hologram pun akan
menyala dan menampilkan bentuk bangunan tersebut secara tiga dimensi. Setelah mendapatkan informasi melalui alat
ini, pengguna kemudian tinggal menuju lokasi yang telah ditentukan.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 7

Panel Informasi Interaktif Mengenai Bangunan Cagar Budaya di Kota Bandung

Gambar 11. Skema cara kerja produk pada bagian panel map
(dimulai dengan menekan tombol (bawah), menyalanya kubah hologram (tengah) dan
menyalanya lampu indikator lokasi bangunan pada bagian panel map (atas) )

Gambar 12. Proses pengerjaan model

8 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1

Aldin Meidani Algatia

Gambar 12. Model akhir


Dengan adanya alat interaktif ini, diharapkan para pengguna mampu mencari informasi mengenai bangunan cagar
budaya, karena apabila suatu masyarakat mengerti akan sejarah kotanya, maka mereka akan peduli dan
melestarikannya.

Penutup
Perkembangan Kota Bandung sebagai kota wisata populer dan kota kreatif dunia sayangnya tidak dibarengi dengan
perhatian yang serius terhadap kelestarian bangunan cagar budaya. Padahal bangunan-bangunan tersebut adalah saksi
bisu perkembangan kota dan dapat menjadi media pembelajaran bagi generasi berikutnya akan peradaban di masa
lampau. Panel informasi interaktif yang didesain diharapkan menjadi solusi bagi permasalahan terpinggirkannya
bangunan-bangunan cagar budaya tersebut.
Hal yang perlu diingat oleh pengguna adalah alat ini bukanlah tujuan akhir dari proses informasi mengenai bangunan
cagar budaya, tetapi lebih kepada media penghubung atau feeder agar kemudian pengguna mencari tahu keberadaan
bangunan tersebut. Oleh karena itu diperlukan kerjasama multi-displin terutama dengan kalangan arsitek yang bertugas
merevitalisasi bangunan cagar budaya itu sendiri.
Penelitian mengenai media interaktif tentang bangunan cagar budaya ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
generasi berikutnya untuk kemudian dikembangkan dan dihasilkan alat yang jauh lebih baik. Agar kemudian tercipta
suatu tatanan masyarakat yang paham dan cinta akan bangunan-bangunan bersejarah di kotanya. Masyarakat yang mau
berbagi ruang dengan bangunan cagar budaya dan mengerti arti penting dari keberadaannya.


Pembimbing
Artikel ini merupakan laporan perancangan Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain Produk FSRD ITB. Pengerjaan
tugas akhir ini disupervisi oleh pembimbing Achmad Syarief, MSD, PhD.

Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 9

Panel Informasi Interaktif Mengenai Bangunan Cagar Budaya di Kota Bandung

Daftar Pustaka
[1] Hartono, Harastoeti Dibyo. 2011. 100 Bangunan Cagar budaya di Bandung. Bandung: CSS Publishing.
[2] Badan Pusat Statistik Kota Bandung . 2011. Data Kunjungan Wisatawan yang Datang ke Kota Bandung
Tahun 2011.
[3] Magaline, Ferdinand. 2011. Sistem Informasi

10 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65