Pengangguran Terdidik, Siapa, Mengapa, dan Bagaimana?

.

MEDIAI~D.~\ESIA
Senin
3

4

19

o Setasa --- o Rabu o Kamis
5

20

6
21

o Mar

OApr


7
22
OMei

8

9

10

~

23

o Jun

0
25


0

Jut

Jumat

0

11

12

.

26
Ags

13
27


0

0

Sabtu

Sep

Minggu
14

28

0

Okt

15
29


0

16
30

Nov

0

31
Des
~

pengangguran
Terdidik
-

--- Siap~Merigapa,-

-dan

-Oleh M Ikhsan Modjo

'.

-

Bagaimana?'
-

Pertanyaannya,
kemudian.
adalah apa penyebab melonjiiknya angka penganggur di
kalangan terdidik ini? Dari
wacana publik yang berkembang saat i(li, setidaknya terdapat tiga penjelasan ten tang
merebaknya jumlah penganggur terdidik: fenomena parasit
lajang,informalisasipasarserta
anggapan adanya ketidaksesuaian pendidikan yang ada
dengan kebutuhan di pasar
kerja. Berikut paparan ringkas
dari setiap penjelasan ini.

.
Pertama, fenomena paraslt
lajang. Inti dari argumen ini
adalah bahwa para penganggur
terdidik adalah generasi muda
yang manja dan terialu bersanding pada orang tua dalam
mencukupi kebutuhan hidupnya. Mereka juga biasanya
belum menikah, walau tela~
cukup umur. Dus, mereka dlnamakan sebagai para~it ~ajang.
Para penganggur terdldlk me-.:,
mang biasanya datang dari kelompok masyarakat menengah
ke atas, yang memungkinkan
adanya jaminan kelangsungan hidup meski menganggur.
Sebaliknya, mereka yang tidak
menikmati pendidikan tinggi
biasanya dari datang dari kalangan menengah ke bawah.
Dengan demikian, bagi sebagian besar dari mereka, tidak
bekerja bukan merupakan pilihan. Karena dengan berhenti
bekerja, kelangsungan hidup
pun akan terancam. Menganggur bagi kalangan itu adalah

satu kemewahan. Mereka akan

"J;

Direktur Indef, pengajar pada
DepartemenIImu Ekonomi
Universitas'Airlangga

ATA terakhir
menunjukkan
bahwajumlah
penganggur
di kalangan
terdidik, mereka yang menamatkan sampai
dengan Februari 2009 telah
mencapai 1,1 juta orang. Hal.
itu berarti terjadi peningkatan hampir dua kali lipat dari
angka pada 2004yang tercatat
sebesar 585 ribu orang.
Secara persentase, jumlah

penganggur di kalangan terdidik juga meningkat drastis.
Penganggur terdidik tercatat'
mencapai 12,0% pada Februari
2009, yang juga meningkat dua
kali lipat dari persentase pada
2004 yang hanya mencapai
5,7%.
lronisnya, peningkatan penganggur di kalangan terdidik
terjadi pada saat jumlah pengangguran secara keseluruhan
mengalami penurunan, baik
dalam persentase maupun secara absolut. BPS menunjukkan
bahwajumlahpersentasepengangguran terus menurun dari
9,86% dari angkatan kerja pada
2004 menjadi 8,14% dari angkatan kerja pada 2009. Demikian
pula, secara absolut, jumlah
penganggur turun dari 10,25
juta orang pada' 2004 menjadi

9,26juta orang pada 2009. .


- - ~ --

~cari

~

kerja a~pindah

~

--

~-

kefja daTam waktu singkat bila sifat ticlak tetap, upah rendal1
diberl}entikan, meski dengan
atau liahkan tidak mendapat
konqi~i yang lebih sulit atau \.ompensasi sarna sekali, mirum
penda-patan yang jauh rendah.
periindungan,

dan memiliki
Sekilas, argumen yang antatingkat produktivitas
yang
rendah.
ra lain diungkapkan beberapa
pakar ekonomi seperti Pro fesor Aris Ananta dari National
Daya salng lemah
University of Singapore itu
Semakin menurunnya
laterdengar cukup masuk akaL pangan kerja formal ini dipicu
Akan tetapi, bila argumen itu beberapa faktor, antara lain
benar, penganggur
terdidik
adalah melemahnya kinerja
lebih merupakan
persoalan
sektor riil dan daya saing Intransisional, yakni terdapat
donesia, yang menyebabkan
batas waktu untuk mengangmelema.hnya sektor industri
gur, mengingat akan kuatnya

danproduksimanufakturyang
tekanan dari orang tua, ling- berorientasi ekspor. Pelemahan
kungan sosial, atau bahkan
itu bisa d~lihat dari semakin I
dari dalam diri si penganggur
mengecilnya proporsi sektor
sendiri. Fakta yang ada, seba- industri dalam pembentukan
gaimana diperIihatkan
data
PDB serta tingkat pertumbuhtersebut, persoalan pengangannya dari tahun ke tahun
guran terdidik bersifat akut. la yang terus memprihatinkan
bu~an hanya gigih, melainkan
dan jauh.di bawah target yang
juga mengalami pendalaman
ditetapkan. Dewasa ini propord.yi tahun ke tahun. Dengan
si sektor-sektor industri dalam
9-lmikian, tentu saja tidak tepat
PDB tidak lebih dari 20%.
untuk mengategonkannya
se. Demikian pula tingkat perbagai masalah transisional.
tumbuhan sektor industri hamKedua, informalisasi pasar
pir selalu 5% per tahun selama
kerja. Penjelasan kedua ini kurun waktu 1997-2008.Ekspor'
berangkat dari kenyataan se- jndustri juga terus mengalami
makin menyempitnya
pasar~pele1Vahan dari tahun ke tahun.
kerja formal yang ada.
K~naikan ekspor dalam tiga
Sebagaimana terlihat pada
tahun terakhir lebih banYa'k
Gambar 1, lapangan kerja sek- dipicu ekspor barang-barang
tor formal terus menyusut
primer seperti minyak dan
dari tahun ke tahun. Dewasa
batu bara serta komoditi pertaini hampir 70% dan. lapangan
nian, bukannya barang-barang
kerja yang ada bersifat infor- produk industri. Melemahmal. Sementara itu, lapangan
nya sektor riil dan daya saing
kerja formal hanya menyerap
Indonesia secara langsung
tidaklebih30% angkatankerja.
menyebabkan berkurangnya
'6eberapa ciri lapangan kerja permintaan untuk tenaga k~a

informal antara lain adalah ber-

- - -- - - - -

K lip i n 9 Hum a sUn

pad

terdidik, yang menyebabkap

-1!leni!2PkatnY