tinjauan yuridis terhadap akta wasiat yang hilang karena bencana alam dalam pembagian waris berdasarkan KUHPerdata dan Hukum Waris Islam.

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKTA WASIAT YANG HILANG
KARENA BENCANA ALAM DALAM PEMBAGIAN WARIS
BERDASARKA KUHPERDATA DAN HUKUM WARIS ISLAM
Elis kusmiyati
110110110032
ABSTRAK
Pengaturan hukum waris sangat berkaitan dengan adanya
hubungan kekeluargaan dan sistem pewarisan yang diatur oleh hukum
agama dan hukum perdata barat, hukum waris menurut KUHPerdata yaitu
seperangkat norma atau aturan yang mengatur mengenai berpindahnya
atau beralihnya hak dan kewajiban (harta kekayaan) dari pewaris kepada
ahli waris yang berhak menerimanya. Sedangkan waris menurut Islam
yaitu hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta
peninggalan pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli
waris dan berapa bagiannya masing-masing.penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan jawaban mengenai kedudukan dan tindakan hukum
berdasarkan KUHPerdata dan Hukum Waris Islam.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis yaitu suatu penelitian yang
bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis permasalahan
mengenai pembagian waris yang akta wasiatnya musnah karena bencana
alam berdasarkan KUHPerdata dan Hukum Waris Islam. Metode

pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
pendekatan yuridis normatif, metode pendekatan yang dilakukan
menitikberatkan penelitian pada data sekunder. Metode yang digunakan
untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode yuridis
kualitatif, yaitu dengan cara mengkaji dan menganalisis data berdasarkan
aspek hukum.
Pengaturan hukum yang ada di dalam KUHPerdata dan Kompilasi
Hukum Islam bahwa kedudukan ahli waris tetap ada dan tidak menjadi
batal atau gugur, karena ahli waris akan mendapatkan bagiannya masingmasing sesuai dengan harta waris yang tersisa akibat kebakaran.
Berdsarkan penjelasan Pasal 999 KUHPerdata dan Pasal 197 ayat 3
Kompilasi Hukum Islam dengan tegas menyatakan bahwa tindakan hukum
yang dapat dilakukan apabila suatu wasiat musnah seluruhnya maka
wasiat tersebut dinyatakan batal dan gugur. Beda halnya dengan tindakan
hukum yang dilakukan apabila akta wasiat musnah tetapi masih ada harta
benda yang tersisa dari bencana alam tersebut dapat dilakukan
pengumpulan bukti-bukti otentik serta menghadirkan saksi-saksi yang
dahulu agar akta tersebut mempunyai kekuatan hukum tetap
iv