Pengaruh Merchandising terhadap Penjualan Ritel di Toko Gracia Toys Bandung.

(1)

ABSTRACT

One of the most important element in a company is the product (merchandise) are offered to consumers of goods or services. The key to realizing the sales figures in order to continue increase in the retail business is to sell or supply goods to the quality and varied so as to respond to customer needs is therefore necessary for the management of the product to be sold (merchandising). Problems discussed in this thesis is the purpose of merchandising in stores Gracia, how the costs of store merchandising conducted Gracia, whether there is influence of merchandising on retail sales, merchandising roles to increase retail sales.

The method of analysis used in this study are (1) descriptive analysis, which is used to obtain a clear picture of the development cost of merchandise and retail sales. (2) to determine the quantitative analysis of consumer behavior in stores Gracia to increase retail sales.

The results of this study are 0.886 ANOVA value means there is no effect between the costs of merchandising with retail sales but the merchandising roles can help companies to increase retail sales.

Key words: Merchandising, Merchandising Cost and Retail Sales, Multiple Regression.


(2)

ABSTRAK

Salah satu unsur terpenting dalam suatu perusahaan adalah produk (merchandise) yang ditawarkan kepada konsumen baik barang atau jasa. Kunci untuk merealisasikan angka penjualan agar terus mangalami peningkatan dalam bisnis ritel adalah menjual atau menyediakan barang dengan mutu atau kualitas yang baik dan variatif sehingga mampu menjawab kebutuhan pelanggan oleh karena itu perlu pengelolaan terhadap produk yang akan dijual (merchandising). Masalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah tujuan dari merchandising di Toko Gracia, bagaimana biaya merchandising yang dilakukan Toko Gracia, apakah terdapat pengaruh merchandising terhadap penjualan ritel, peran merchandising guna meningkatkan penjualan ritel.

Metode analisis yang digunakan penulis dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu: (1) analisis deskriptif, yang digunakan untuk memperoleh gambaran secara jelas mengenai perkembangan biaya merchandise dan penjualan ritel. (2) analisis kuantitatif untuk mengetahui prilaku konsumen pada Toko Gracia guna meningkatkan penjualan ritel.

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa nilai sig ANOVA sebesar 0.886 artinya tidak terdapat pengaruh antara biaya merchandising dengan penjualan ritel tetapi secara deskriptif statistic terlihat peran merchandising dapat membantu perusahaan guna meningkatkan penjualan ritel.

Kata-kata kunci: Merchandising, biaya Merchandising dan penjualan ritel, multipel


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian ... 6

1.4.1 Kegunaan Perusahaan ... 6

1.4.2 Kegunaan Bidang Akademik ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Pengenalan Pengelolaan Barang Dagangan (Merchandising) ... 7


(4)

2.3 Pelaksanaan Manajemen Merchandise ... 14

2.4 Manajemen Kategori ... 16

2.4.1 Peranan Kategori Konsumen ... 16

2.4.2 Pohon Keputusan Konsumen (Customer Decision Tree) ... 17

2.4.3 Keseimbangan Kategori ... 19

2.5 Pengertian Pembelian ... 19

2.5.1 Klasifikasi dari Sistem Transaksi Pembelian ... 20

2.5.2 Faktor – faktor yang Harus Diperhitungkan untuk Melakukan Pemesanan ... 21

2.6 Persediaan Barang Dagangan ... 22

2.6.1 Manfaat Manajemen Persediaan ... 22

2.6.2 Laporan Manajemen Persediaan ... 23

2.7 Pengertian Penjualan ... 25

2.7.1 Jenis – jenis Penjualan... 25

2.7.2 Bentuk – bentuk Penjualan ... 27

2.8 Hubungan Merchandising dengan Penjualan Ritel ... 28

2.9 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 30

2.9.1 Kerangka Pemikiran ... 30

2.9.2 Hipotesis ... 36

2.10 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

BAB II OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 38


(5)

3.1.2 Kategori Merchandise Perusahaan ... 40

3.1.3 Struktur Organisasi ... 41

3.1.4 Uraian Jabatan ... 42

3.2 Metodologi Penelitian ... 44

3.2.1 Prosedur Pengumpulan Data ... 44

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.2.3 Penentuan Responden ... 47

3.2.4 Operasionalisasi Variabel ... 48

3.2.5 Metode Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Hasil Penelitian ... 51

4.1.1 Biaya Merchandising pada Toko Gracia ... 51

4.2 Kondisi Penjualan Ritel pada Toko Gracia ... 54

4.3 Analisis Pengaruh Biaya merchandising Terhadap Penjualan Ritel pada Toko Gracia Bandung ... 55

4.3.1 Analisis Regresi Berganda (multiple Regression) ... 57

4.3.3 Analisis Kolerasi Berganda (Multiple Correlations) ... 60

4.3.4 Uji Hipotesis ... 62

4.3.5 Analisis Peran Merchandising Di Toko Gracia... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

5.1 Kesimpulan ... 66


(6)

DAFTAR PUSTAKA ... 70 LAMPIRAN ... 72 DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS (CURRICULUM VITAE) ... 86


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Merchandise Hierarchy ... 18

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ... 36

Gambar 3.1 Manajemen Merchandise Toko Gracia Bandung ... 40


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Oprasionalisasi Variabel ... 49

Tabel 4.1 Biaya Merchandising Toko Gracia Tahun 2010-2011 ... 53

Tabel 4.2 Data Penjualan Ritel Toko Gracia 2010-2011 ... 54

Tabel 4.3 Deskriptif Statistik ... 56

Tabel 4.4 Koefisien ... 56

Tabel 4.5 Korelasi ... 57

Tabel 4.6 Tingkat Keeratan Korelasi ... 60

Tabel 4.7 Model Summary ... 60

Tabel 4.8 ANOVA ... 60


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Biaya Pembelian ... 72

Lampiran B Penjualan Ritel ... 76

Lampiran C Biaya Penanganan ... 80

Lampiran D Biaya Penyimpanan ... 81

Lampiran E Kuesioner ... 82


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Toko “Gracia Toys” adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang eceran di Kota Bandung. Produk yang ditawarkan ialah mainan anak – anak baik produk lokal maupun import. Pada awalnya toko Gracia melayani penjualan partai besar (wholesaler), baru sekitar 5 tahun yang lalu mulai mengembangkan bisnis penjualan ritel. Setelah sekian lama berkecimpung didalam dunia bisnis eceran perusahaan ini mulai sadar akan pentingnya pengelolaan merchandise yang berkaitan dengan pembelian/pembelanjaan, penanganan, dan keuangannya. Tetapi dalam mengelola merchandise di Toko Gracia ini masih banyak kendala yang perlu diselesaikan, antara lain adalah produk yang kurang bervariasi serta tidak disiplin dalam manajemen pengadaan barang di gerai. Kendala tersebut mengakibatkan pengaruh terhadap menurunnya penjualan serta minat beli dari konsumen. Untuk mengatasi kendala tersebut, perusahaan mulai berbenah dalam mengelola

merchandise dengan menawarkan produk yang berbeda (differentiation product),

memperbanyak penyediaan barang cepat laku terjual untuk memenuhi kebutuhan konsumen (fast moving), menjalin kerjasama penyediaan barang dengan para pelaku bisnis mainan untuk saling melengkapi kebutuhan barang dagangan. Selain itu toko Gracia juga melakukan perbaikan dengan memasukan beberapa teknologi seperti


(11)

2

modern. Tujuan dalam melakukan perbaikan tersebut adalah untuk dapat meningkatkan penjualan ritel perusahaan.

Dalam persaingan bisnis ritel mainan saat ini, setelah beberapa waktu yang lalu melakukan pengamatan langsung oleh penulis terutama di daerah Cibadak kota Bandung dan daerah sekitar yang jangkauannya tidak jauh dengan area persaingan bisnis. Ternyata dari hasil pengamatan yang diperoleh adalah persaingan yang semakin ketat karena banyaknya pesaing baru muncul berdekatan di sepanjang Jalan Cibadak seperti Toko Istana Mainan, Toko DZ mainan, Toko Air Mancur, Toko Dunia Fantasi maupun pesaing lama yang terletak diarea Bandung Tengah yang letaknya juga tidak jauh dengan Toko Gracia seperti di Jalan Jendral Sudirman ada Toko City Toys, Toko Aladin, Toko Aneka Mainan, Glory Toys serta di Jalan Astana Anyar ada Toko 2001, Toko Kiddy Toys, Toko Pasific Toys, Mega Toys, Toko Mainan Sumber Rejeki, Toko San-San Toys. Semuanya itu merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh Toko Gracia supaya tetap memenangkan perebutan konsumen. Oleh karena itu perusahaan perlu mempunyai strategi yang mampu mempertahankan atau bahkan memperbesar pangsa pasarnya. Salah satu unsur terpenting dalam suatu perusahaan adalah produk (merchandise) yang ditawarkan kepada konsumen baik barang atau jasa yang dapat memenuhi keinginan masyarakat luas dan menghasilkan keuntungan yang besar untuk perusahaan. Perkembangan strategis, program, dan taktik pemasaran yang diciptakan oleh perusahaan eceran dalam beberapa tahun terakhir telah memasuki era yang serba instan dan mudah. Hal ini menuntut suatu perusahaan harus tetap siap bergerak cepat melayani dan memenuhi kebutuhan konsumen setiap saat supaya tidak tenggelam


(12)

3

dengan ketatnya persaingan di bisnis ritel yang dapat memacu setiap pelaku bisnis ritel ini melakukan strategi pemasaran yang berkesinambungan dari waktu ke waktu. Perusahaan mulai sadar untuk dapat meningkatkan kemampuannya dalam memperkirakan permintaan barang dagangan, memilih barang dagangan, mengkontrol persediaan, mengalokasikan tempat dan mengatur pajangan. Mereka perlu bantuan teknologi yang dapat memberikan system informasi seperti computer supaya dapat melacak persediaan, menghitung jumlah pesanan yang ekonomis, waktu memesan barang, dan menganalisis keuangan yang ada untuk dibelanjakan produk yang akan dijual oleh perusahaan.

Dari proses itu hal yang menjadi dasar perubahan perusahaan ritel di zaman modern saat ini adalah konsep yang dulu awalnya berorientasi pada penjualan setinggi – tingginya untuk mencapai sasaran laba (selling concept) beralih kearah yang lebih baik menjadi orientasi pemasaran (marketing concept) dimana perusahaan mendapat laba dan pelanggan memperoleh kepuasan berbelanja, perkembangan konsep berlanjut hingga terbentuk pelanggan sebagai pribadi yang dipandang oleh perusahaan menurut kebutuhan dan nilai pribadinya (customer concept).

Faktor penentu kunci kesuksesan sebuah perusahaan ritel adalah produk yang dijual dalam gerainya (merchandise), ini merupakan salah satu unsur strategi terpenting dalam retail marketing mix. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan merchandise sebuah gerai ialah peramalan, inovasi, ragam produk (assortment), merk (brand), timing dan alokasi, semua aspek tersebut tidak dapat dipisahkan karena bertujuan untuk memenuhi permintaan konsumen (Hendri Ma’ruf 2006 : 141).


(13)

4

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Merchandising Terhadap Penjualan Ritel Di Toko Gracia Toys

Bandung ”.

1.2Identifikasi Masalah

Dengan latar belakang masalah yang terjadi di Toko GRACIA Toys itu, akan timbul permasalahan yang akan diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Berapa biaya merchandising pada toko Gracia Bandung? 2. Berapa penjualan ritel pada toko Gracia Bandung?

3. Berapa besar pengaruh biaya merchandising terhadap penjualan ritel? 4. Apakah terdapat pengaruh antara merchandising terhadap penjualan ritel?


(14)

5

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud melakukan penelitian adalah untuk memperoleh dan mengumpulkan data – data yang dimiliki oleh perusahaan. Data tersebut digunakan untuk menyusun skripsi yang diajukan untuk ujian sidang sarjana penuh di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Kristen Maranatha Bandung (UKM).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

Perkembangan biaya merchandising di Toko Gracia  Perkembangan penjualan ritel di Toko Gracia.

Pengaruh biaya merchandising terhadap penjualan ritel di Toko Gracia Pengaruh merchandising terhadap penjualan ritel di Toko Gracia


(15)

6

1.4Kegunaan Hasil Penelitian

1.4.1 Kegunaan Perusahaan

 Membantu memberikan informasi bagi perusahaan cara menambah jumlah merchandise untuk memenuhi tuntutan konsumen.

 Membantu perusahaan dalam memberikan gambaran dalam strategi perencanaan merchandise untuk tetap mampu bersaing.

 Memberikan solusi bagi perusahaan dalam mengembangkan dan mengelola merchandise untuk dapat meningkatkan penjualan.

1.4.2 Kegunaan Bidang Akademik

 Sebagai sarana menambah pengetahuan dalam bidang pemasaran akan pentingnya mengelola merchandise untuk perusahaan eceran

 Dapat dijadikan referensi untuk para peneliti lain yang akan melakukan penelitian atau karya tulis tentang materi yang sama.  Untuk mengembangkan sumber pengetahuan teori manajemen ritel


(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai pengaruh

merchandising terhadap penjualan ritel di Toko Gracia Toys Bandung, serta setelah

dilakukan analisa terhadap data-data yang diperoleh. Maka penulis dengan ini memberikan kesimpulan dan saran yang sekiranya dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan.

5.1Kesimpulan

Setelah penulis melakukan penelitian dan menghitung hasil-hasilnya maka kesimpulannya sebagai berikut :

1. Biaya merchandising tidak memberikan pengaruh terhadap penjualan ritel karena nilai dari data statistik menunjukan bahwa H0 ditolak, serta kolerasi antara ketiga biaya tersebut sangat lemah dan 2 diantaranya bernilai negatif. berarti ada faktor nilai lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini yang memberikan pengaruh terhadap penjualan ritel.

2. Total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk Merchandising yang terdiri dari biaya pembelian, biaya Penyimpanan, biaya penanganan sangat mengalami perubahan yang fluktuatif. Total semua biaya merchandising toko Gracia ini selama periode 2010-2011 senilai Rp 892,185,115. Itu semua terdiri dari biaya pembelian 68.94% senilai Rp 615,062,350 serta biaya


(17)

67

penyimpanan 12.01% senilai Rp 107,134,260 dan yang terakhir biaya penanganan sebesar 19.05% senilai Rp 169,988,505. Biaya yang paling besar yang dikeluarkan perusahaan adalah biaya pembelian, karena dalam bisnis perdagangan yang diperlukan terutama adalah membeli barang-barang sesuai jenis gerai lalu dengan cepat dijual kembali kepada konsumen akhir untuk mendapatkan laba.

3. Total penjualan ritel setiap bulannya mengalami perubahan-perubahan yang tidak dapat dikendalikan tetapi dapat diprediksi dan diantisipasi oleh perusahaan dengan melihat kondisi pasar. Penjualan tertinggi diperoleh perusahaan pada bulan Desember tahun 2011 yaitu senilai Rp 80,915,900. Hal ini menandakan bahwa perubahan nilai penjualan ritel kurang stabil dari bulan-bulan sebelumnya. Penurunan dan kenaikan dari penjualan ritel perusahaan disebabkan oleh faktor ekternal dan internal. Namun dengan adanya strategi yang menyangkut dengan merchandising, perusahaan akan dapat memaksimalkan penjualan serta memungkinkan dapat menstabilkan/menyeimbangkan dari nilai penjualan ritel setiap bulannya sehingga cash flow perusahaan akan menjadi baik.

4. Dari uji statistik hasil dari H0 ditolak dan H1 diterima jika dilihat dari nilai Sig Tabel 4.8 ANOVA Bahwa antara total biaya pembelian, biaya penyimpanan, biaya penanganan (total biaya merchandising) terhadap penjualan ritel pada toko gracia ini tidak ada pengaruh. Karena nilai Sig sebesar 0.886 artinya Tidak Terdapat pengaruh pengaruh biaya


(18)

68

5. Dari 30 responden yang memberikan pendapat mengenai merchandising ada 24,24% orang tersebut yang sudah pernah berbelanja di Toko Gracia sebanyak lebih dari 5 kali dan 75,76% orang baru pertama kali berbelanja di toko Gracia. Artinya dari 30 responden tersebut memiliki potensi menjadi perluasan pangsa pasar dan dapat diketahui bahwa untuk sebuah perusahaan ritel perlu adanya pengelolaan terhadap barang dagangan (merchandising) untuk memaksimalkan penjualan ritel.

5.2Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukan penulis sehubungan dengan masalah yang penulis temukan, maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan. Adapun saran-saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut :

1. Toko Gracia hendakanya menetapkan devisi merchandising untuk mengambil keputusan yang diberikan pemilik perusahaan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab secara jelas. Hal ini penting sekali dalam membantu pemilik perusahaan (owner) menentukan barang-barang yang akan dijadikan (layout), memberikan masukan untuk memilih barang-barang yang akan dijual dikemudian hari untuk dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan serta menentukan harga yang cocok untuk menarik konsumen.

2. Dibuat secara rutin event promotion terhadap barang-barang yang dikategorikan sudah dalam masa barang mati (susah laku terjual), untuk


(19)

69

3. Adanya pengkontrolan pengadaan barang yang diisi setiap bulan untuk menambah jumlah persediaan sehingga dapat meminimalkan biaya kesempatan yang hilang akibat dari kehilangan konsumen yang tidak terlayani.

4. Menyediakan produk-produk yang menjadi trand pada saat kondisi tertentu, mengikuti perkembangan zaman. Misalnya melihat film yang sedang ramai di lihat pengunjung yang menonjolkan super hero lalu disediakan action figure nya berupa mainan. Hal itu dapat membantu sebagai sarana pemasaran yang sangat berguna dan tanpa adanya biaya.

5. Melakukan evaluasi setiap bulan dalam upaya selalu konsisten dalam pengadaan barang-barang yang akan dijual perusahaan. Misalnya penjadwalan ketetapan dengan pemasok supaya dapat selalu memberikan

supply dengan tujuan lebih efisien dan efektif.

6. Menambah produk – produk yang bermerek ternama untuk menutupi produk yang kurang dikenal oleh konsumen sehingga dapat mengangkat penjualan dan dapat meningkatkan brand image untuk toko gracia menjadi lebih baik. 7. Menambah variant produk yang berbeda sehingga dapat memberikan kesan


(20)

DAFTAR PUSTAKA

David, Fried R, 2007, Manajemen Strategis dan Konsep, Edisi Kedua Belas, Salemba Empat, Jakarta.

Fuad. M, H. Christine, Nurlela, Sugiarto, Paulus Y.E.F, 2006, Pengantar Bisnis, Edisi Kelima, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hall, James, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, Gerge Foster, 2008, Akuntansi Biaya, Jilid 1, Salemba Empat, Jakarta.

Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, Gerge Foster, 2008, Akuntansi Biaya, Jilid 2, Salemba Empat, Jakarta.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2009, Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jilid 1, PT Macanan Jaya Cemerlang, Klaten.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2009, Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jilid 2, PT Macanan Jaya Cemerlang, Klaten.

Levy M., and Weitz A. Barton, 2007, Retailing Management, Sixth Edition, New York, USA: Mc Graw Hill, Irwin.

Ma’ruf Hendri, 2006, Pemasaran Ritel, Cetakan Kedua, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta.

Moekijat, 2000, Kamus Manajemen, Mandar Maju, Bandung.


(21)

71

Render, Barry, Haizer, dan Jay, Prinsip-prinsip Manajemen Oprasi, Salemba Empat, Jakarta.

Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter, 2007, Manajemen, Edisi Kedelapan, Jilid 1, PT Macanan Jaya Cemerlang, Klaten.

Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter, 2007, Manajemen, Edisi Kedelapan, Jilid 2, PT Macanan Jaya Cemerlang, Klaten.

Suliayanto, S.E.,M.Si., 2006, Metode Riset Bisnis, CV Andi Offset, Yogyakarta. Swastha, Basu, 2001, Manajemen Penjualan, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. Whidya Utami, Christina, 2008, Manajemen Barang Dagangan Dalam Bisnis Ritel,


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai pengaruh merchandising terhadap penjualan ritel di Toko Gracia Toys Bandung, serta setelah dilakukan analisa terhadap data-data yang diperoleh. Maka penulis dengan ini memberikan kesimpulan dan saran yang sekiranya dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan.

5.1Kesimpulan

Setelah penulis melakukan penelitian dan menghitung hasil-hasilnya maka kesimpulannya sebagai berikut :

1. Biaya merchandising tidak memberikan pengaruh terhadap penjualan ritel karena nilai dari data statistik menunjukan bahwa H0 ditolak, serta kolerasi

antara ketiga biaya tersebut sangat lemah dan 2 diantaranya bernilai negatif. berarti ada faktor nilai lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini yang memberikan pengaruh terhadap penjualan ritel.

2. Total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk Merchandising yang terdiri dari biaya pembelian, biaya Penyimpanan, biaya penanganan sangat mengalami perubahan yang fluktuatif. Total semua biaya merchandising toko Gracia ini selama periode 2010-2011 senilai Rp 892,185,115. Itu semua


(2)

67

penyimpanan 12.01% senilai Rp 107,134,260 dan yang terakhir biaya penanganan sebesar 19.05% senilai Rp 169,988,505. Biaya yang paling besar yang dikeluarkan perusahaan adalah biaya pembelian, karena dalam bisnis perdagangan yang diperlukan terutama adalah membeli barang-barang sesuai jenis gerai lalu dengan cepat dijual kembali kepada konsumen akhir untuk mendapatkan laba.

3. Total penjualan ritel setiap bulannya mengalami perubahan-perubahan yang tidak dapat dikendalikan tetapi dapat diprediksi dan diantisipasi oleh perusahaan dengan melihat kondisi pasar. Penjualan tertinggi diperoleh perusahaan pada bulan Desember tahun 2011 yaitu senilai Rp 80,915,900. Hal ini menandakan bahwa perubahan nilai penjualan ritel kurang stabil dari bulan-bulan sebelumnya. Penurunan dan kenaikan dari penjualan ritel perusahaan disebabkan oleh faktor ekternal dan internal. Namun dengan adanya strategi yang menyangkut dengan merchandising, perusahaan akan dapat memaksimalkan penjualan serta memungkinkan dapat menstabilkan/menyeimbangkan dari nilai penjualan ritel setiap bulannya sehingga cash flow perusahaan akan menjadi baik.

4. Dari uji statistik hasil dari H0 ditolak dan H1 diterima jika dilihat dari nilai

Sig Tabel 4.8 ANOVA Bahwa antara total biaya pembelian, biaya penyimpanan, biaya penanganan (total biaya merchandising) terhadap penjualan ritel pada toko gracia ini tidak ada pengaruh. Karena nilai Sig sebesar 0.886 artinya Tidak Terdapat pengaruh pengaruh biaya merchandising terhadap penjualan ritel.


(3)

5. Dari 30 responden yang memberikan pendapat mengenai merchandising ada 24,24% orang tersebut yang sudah pernah berbelanja di Toko Gracia sebanyak lebih dari 5 kali dan 75,76% orang baru pertama kali berbelanja di toko Gracia. Artinya dari 30 responden tersebut memiliki potensi menjadi perluasan pangsa pasar dan dapat diketahui bahwa untuk sebuah perusahaan ritel perlu adanya pengelolaan terhadap barang dagangan (merchandising) untuk memaksimalkan penjualan ritel.

5.2Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukan penulis sehubungan dengan masalah yang penulis temukan, maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan. Adapun saran-saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut :

1. Toko Gracia hendakanya menetapkan devisi merchandising untuk mengambil keputusan yang diberikan pemilik perusahaan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab secara jelas. Hal ini penting sekali dalam membantu pemilik perusahaan (owner) menentukan barang-barang yang akan dijadikan (layout), memberikan masukan untuk memilih barang-barang yang akan dijual dikemudian hari untuk dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan serta menentukan harga yang cocok untuk menarik konsumen.

2. Dibuat secara rutin event promotion terhadap barang-barang yang dikategorikan sudah dalam masa barang mati (susah laku terjual), untuk menarik perhatian konsumen dan menambah citra toko dengan harga murah.


(4)

69

3. Adanya pengkontrolan pengadaan barang yang diisi setiap bulan untuk menambah jumlah persediaan sehingga dapat meminimalkan biaya kesempatan yang hilang akibat dari kehilangan konsumen yang tidak terlayani.

4. Menyediakan produk-produk yang menjadi trand pada saat kondisi tertentu, mengikuti perkembangan zaman. Misalnya melihat film yang sedang ramai di lihat pengunjung yang menonjolkan super hero lalu disediakan action figure nya berupa mainan. Hal itu dapat membantu sebagai sarana pemasaran yang sangat berguna dan tanpa adanya biaya.

5. Melakukan evaluasi setiap bulan dalam upaya selalu konsisten dalam pengadaan barang-barang yang akan dijual perusahaan. Misalnya penjadwalan ketetapan dengan pemasok supaya dapat selalu memberikan supply dengan tujuan lebih efisien dan efektif.

6. Menambah produk – produk yang bermerek ternama untuk menutupi produk yang kurang dikenal oleh konsumen sehingga dapat mengangkat penjualan dan dapat meningkatkan brand image untuk toko gracia menjadi lebih baik. 7. Menambah variant produk yang berbeda sehingga dapat memberikan kesan


(5)

DAFTAR PUSTAKA

David, Fried R, 2007, Manajemen Strategis dan Konsep, Edisi Kedua Belas, Salemba Empat, Jakarta.

Fuad. M, H. Christine, Nurlela, Sugiarto, Paulus Y.E.F, 2006, Pengantar Bisnis, Edisi Kelima, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hall, James, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, Gerge Foster, 2008, Akuntansi Biaya, Jilid 1, Salemba Empat, Jakarta.

Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, Gerge Foster, 2008, Akuntansi Biaya, Jilid 2, Salemba Empat, Jakarta.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2009, Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jilid 1, PT Macanan Jaya Cemerlang, Klaten.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2009, Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jilid 2, PT Macanan Jaya Cemerlang, Klaten.

Levy M., and Weitz A. Barton, 2007, Retailing Management, Sixth Edition, New York, USA: Mc Graw Hill, Irwin.

Ma’ruf Hendri, 2006, Pemasaran Ritel, Cetakan Kedua, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta.

Moekijat, 2000, Kamus Manajemen, Mandar Maju, Bandung.


(6)

71

Render, Barry, Haizer, dan Jay, Prinsip-prinsip Manajemen Oprasi, Salemba Empat, Jakarta.

Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter, 2007, Manajemen, Edisi Kedelapan, Jilid 1, PT Macanan Jaya Cemerlang, Klaten.

Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter, 2007, Manajemen, Edisi Kedelapan, Jilid 2, PT Macanan Jaya Cemerlang, Klaten.

Suliayanto, S.E.,M.Si., 2006, Metode Riset Bisnis, CV Andi Offset, Yogyakarta. Swastha, Basu, 2001, Manajemen Penjualan, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. Whidya Utami, Christina, 2008, Manajemen Barang Dagangan Dalam Bisnis Ritel,