Analisis Metode Kos dalam Penetapan Kos Barang Terjual dan Harga Jual Produk: Studi Kasus pada Perusahaan Tepung Tapiok Surya Kencana Tasikmalaya.

(1)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

This study discusses the cost comparison method, namely the full costing method and variable costing method for the basic price and selling price.

Research method used in descriptive analytical research method, the research conducted by collecting data on costs incurred Tapioca Flour Company Surya Kencana Tasikmalaya and present the data, so as to give an idea of the real situation of the Tapioca Flour Company Surya Kencana Tasikmalaya. It also conducted analyzing cost data so as to produce counting the costs of goods and the right price. Then, from analyzing the derived conclusions and recommendations.

The results showed that the Tapioca Flour Company Surya Kencana Tasikmalaya has been grouped with the appropriate fee, except for using the cost method (full costing and variable costing) cost should be broken down again into the costs are variable and fixed. Besides counting the cost of the company is still very simple,just count all the costs of production and distributed by the number of goods. Tapioca Flour Company Surya Kencana Tasikmalaya also not using any method is determining the sale price, sale price set by the marketing and business owner based on their experience. Results of the discussion showed there is a significant difference between the selling price calculated using the method of calculation of costs full costing and variable costing.

The calculation using the costs method may result in the sale price is more precise so that companies can reduce the loss and receive appropriate profits.

Keywords: Variable Costing Method, Full costing Method,Cost of product,and Profit.


(2)

ix Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang perbandingan metode kos, yaitu antara metode full costing dan variable costing untuk menetapkan kos barang terjual dan harga jual produk.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif analitis, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data kos yang terjadi di Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya dan menyajikan data tersebut, sehingga dapat memberi gambaran mengenai keadaan sebenarnya dari perusahaan. Selain itu juga dilakukan penganalisisan data kos sehingga dapat menghasilkan perhitungan kos barang terjual dan harga jual yang tepat. Kemudian, dari penganalisisan tersebut diambil kesimpulan dan saran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya telah mengelompokkan kos dengan tepat, hanya saja untuk menggunakan metode kos (full costing dan variable costing) kos harus dikelompokkan lagi menjadi kos yang bersifat variabel dan tetap. Selain itu perhitungan kos barang terjual masih sangat sederhana, yaitu hanya menghitung semua kos produksi lalu dibagikan dengan jumlah barang. Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya juga tidak menggunakan metode apa pun dalam menetapkan harga jual, harga jual ditetapkan oleh bagian marketing dan pemilik perusahaan berdasarkan pengalaman mereka. Hasil pembahasan menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara perhitungan harga jual menggunakan metode kos full costing dan variable costing.

Perhitungan menggunakan metode kos dapat menghasilkan harga jual yang lebih tepat sehingga perusahaan dapat mengurangi kerugian dan menerima laba yang sesuai.

Kata kunci : Metode Full Costing, Metode Variabel Costing, Kos Barang Terjual, Harga Jual, dan Laba.


(3)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

1.5 Rerangka Pemikiran ... 9

1.6 Metode Penelitian ... 11

1.7 Lokasi Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 14


(4)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.2 Kos Produksi ... 24

2.3 Kos Bahan Baku (Material) ... 27

2.4 Kos Tenaga Kerja Langsung ... 28

2.5 Kos Overhead Pabrik ... 30

2.6 Kos Non-produksi ... 34

2.7 Kos Barang Terjual ... 36

2.8 Harga Jual ... 42

BAB III METODE PENELITIAN... 47

3.1 Objek Penelitian ... 47

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 48

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 51

3.3.1 Jenis Data ... 51

3.3.2 Sumber Data ... 52

3.4 Tenik Pengumpulan Data ... 53

3.5 Tahap-tahap Pengumpulan Data ... 56

3.6 Pengolahan Data ... 56

BAB IV PEMBAHASAN ... 58

4.1 Gambaran Umum Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya ... 58

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya ... 58


(5)

xii Universitas Kristen Maranatha 4.1.2 Struktur Orgaisasi Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana

Tasikmalaya ... 59

4.1.3 Kegiatan Usaha Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya ... 62

4.1.4 Penetapan Kos Produksi ... 64

4.1.4.1 Penetapan Kos Bahan Baku ... 64

4.1.4.2 Penetapan Kos Bahan Penolong ... 65

4.1.4.3 Penetapan Kos Upah ... 65

4.1.4.4 Penetapan Kos Overhead Pabrik ... 66

4.1.5 Sistem Perhitungan Kos Barang Terjual di Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya ... 66

4.1.6 Sistem Perhitungan Harga Jual Produk di Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya ... 67

4.1.7 Penetapan Kos Non Produksi ... 67

4.1.7.1 Penetapan Kos Pemasaran ... 67

4.1.7.2 Penetapan Kos Administrasi dan Umum ... 67

4.2 Pembahasan Metode Full Costing ... 68

4.2.1 Perhitungan Kos Barang Terjual di Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya menggunakan Metode Full Costing... 68

4.2.1.1 Kos Bahan Baku... 69

4.2.1.2 Kos Bahan Penolong ... 73

4.2.1.3 Kos Tenaga Kerja ... 73


(6)

xiii Universitas Kristen Maranatha

4.2.1.5 Total Kos Barang Terjual ... 78

4.2.2 Penetapan Harga Jual Perusahaan Dengan Metode Full Costing ... 92

4.2.3 Perhitungan Laba Rugi Perusahaan Dengan Metode Full Costing ... 107

4.3 Pembahasan Metode Variable Costing... 115

4.3.1 Perhitungan Harga Pokok Produksi Di Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya Menggunakan Metode Variable Costing ... 115

4.3.1.1 Kos Bahan Baku Langsung ... 116

4.3.1.2 Kos Bahan Penolong ... 120

4.3.1.3 Kos Tenaga Kerja Langsung ... 120

4.3.1.4 Kos Overhead Pabrik Variabel ... 122

4.3.1.5 Total Kos Barang Terjual ... 125

4.3.2 Penetapan Harga Jual Perusahaan Dengan Metode Variable Costing ... 139

4.3.3 Perhitungan Laba Rugi Perusahaan Dengan Metode Variable Costing ... 153

4.4 Evaluasi Penentuan Kos Barang Terjual dan Harga Jual Produk Dengan Menggunakan Metode Full Costing dan Variable Costing 161 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 165

5.1 SIMPULAN ... 165


(7)

xiv Universitas Kristen Maranatha 5.3 KETERBATASAN ... 169 DAFTAR PUSTAKA ... 170 DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS (CURRICULUM VITAE) ... 171


(8)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Rerangka Pemikiran ... 11 Gambar 2 Grafik Perilaku Kos dalam Hubungannya dengan Volume/

Kegiatan ... 19 Gambar 3 Hubungan antara Proses Pemanufakturan, Metode Kos, Sistem

Kos, dan Sistem Penentuan Kos ... 20 Gambar 4 Saling Keterkaitan antara Proses Pemanufakturan, Metode Kos,

Sistem Kos, dan Sistem Penentuan Kos ... 21 Gambar 5 Production and Non-production Cost... 25 Gambar 6 Jumlah Kos dalam Proses Pabrikasi ... 27 Gambar 7 Klasifikasi Kos Perhitungan Kos Full Costing VSVariable

Costing ... 34 Gambar 8 Perbandingan antara Sistem Penentuan Harga Pokok Pesanan dan

Sistem Penentuan Harga Pokok Proses ... 37 Gambar 9 Perhitungan Harga Pokok Produk... 39 Gambar 10 Penggolongan Kos sebagai Kos Produk dan Kos Periodik

pada Metode Harga Pokok Variabel dan Metode Harga Pokok Penuh ... 41 Gambar 11 Hubungan antara Produksi, Penjualan dan Laba ... 41 Gambar 12 Perhitungan Harga Jual Metode: Markup Kos Penuh ... 44 Gambar 13 Struktur Organisasi Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana


(9)

xvi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Daftar Pertanyaan Wawancara... 55

Tabel II Harga Satuan Kos Bahan Baku ... 64

Tabel III Volume Produksi Tahun 2008, Tahun 2009 dan Tahun 2010 ... 68

Tabel IV Penjualan Per Jenis Tepung Tapioka Menurut Harga Pasar Tahun 2008, Tahun 2009 dan Tahun 2010 ... 70

Tabel V Pemakaian Bahan Baku Tepung Tapioka Per Jenis Tepung Tapioka Tahun 2009, Tahun 2009 dan Tahun 2010 ... 72

Tabel VI Kos Tenaga Kerja Langsung Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 74

Tabel VII Kos Overhead Pabrik ... 75

Tabel VIII Kos Overhead Per Jenis Produk Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 77

Tabel IX Kos Barang Terjual Tahun 2008 ... 79

Tabel X Kos Barang Terjual Tahun 2009 ... 80

Tabel XI Kos Barang Terjual Tahun 2010 ... 81

Tabel XII Kos Produksi Tahun 2008... 82

Tabel XIII Kos Produksi Tahun 2009... 83

Tabel XIV Kos Produksi Tahun 2010... 83

Tabel XV Harga Pokok Produksi Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 84

Tabel XVI Persediaan Barang Jadi Produk Awal Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 86


(10)

xvii Universitas Kristen Maranatha Tabel XVII Persediaan Barang Jadi Produk Akhir Tahun 2008, Tahun 2009,

dan Tahun 2010 ... 88

Tabel XVIII Kos Barang Terjual Tahun 2008 ... 89

Tabel XIX Kos Barang Terjual Tahun 2009 ... 90

Tabel XX Kos Barang Terjual Tahun 2010 ... 90

Tabel XXI Kos Barang Terjual/ Kg Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 91

Tabel XXII Kos Administrasi Dan Umum Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 93

Tabel XXIII Kos Pemasaran Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 94

Tabel XXIV Pendistribusian Kos Administrasi & Umum Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 95

Tabel XXV Kos Administrasi & Umum / Kg Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 96

Tabel XXVI Pendistribusian Kos Pemasaran Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 97

Tabel XXVII Pendistribusian Kos Pemasaran / Kg Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 98

Tabel XXVIII Harga Jual Per Jenis Produk Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 100

Tabel XXIX Harga Jual Per Jenis Produk / Kg Tahun 2008 ... 101

Tabel XXX Harga Jual Per Jenis Produk / Kg Tahun 2009 ... 103

Tabel XXXI Harga Jual Per Jenis Produk / Kg Tahun 2010 ... 105


(11)

xviii Universitas Kristen Maranatha

Tabel XXXIII Laporan Laba Rugi Tahun 2009 ... 110

Tabel XXXIV Laporan Laba Rugi Tahun 2010 ... 113

Tabel XXXV Volume Produksi Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 .... 116

Tabel XXXVI Penjualan Per Jenis Tepung Tapioka Menurut Harga Pasar Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 117

Tabel XXXVII Pemakaian Bahan Baku Tepung Tapioka Per Jenis Tepung Tapioka Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 119

Tabel XXXVIII Kos Tenaga Kerja Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 121

Tabel XXXIX Kos Overhead Pabrik Variabel ... 122

Tabel XL Kos Overhead Variabel Per Jenis Produk Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 124

Tabel XLI Kos Barang Terjual Periode 2008 ... 126

Tabel XLII Kos Barang Terjual Periode 2009 ... 127

Tabel XLIII Kos Barang Terjual Periode 2010 ... 128

Tabel XLIV Kos Produksi Tahun 2008... 129

Tabel XLV Kos Produksi Tahun 2009... 129

Tabel XLVI Kos Produksi Tahun 2010... 130

Tabel XLVII Harga Pokok Produksi Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 131

Tabel XLVIII Persediaan Barang Jadi Produk Awal Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 133

Tabel XLIX Persediaan Barang Jadi Produk Akhir Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 135


(12)

xix Universitas Kristen Maranatha

Tabel LI Kos Barang Terjual Tahun 2009 ... 137

Tabel LII Kos Barang Terjual Tahun 2010 ... 137

Tabel LIII Kos Barang Terjual / Kg Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 138

Tabel LIV Kos Administrasi dan Umum Variabel Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 140

Tabel LV Kos Pemasaran Variabel Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 140

Tabel LVI Pendistribusian Kos Administrasi dan Umum Variabel Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 141

Tabel LVII Kos Administrasi dan Umum Variabel / Kg Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 142

Tabel LVIII Pendistribusian Kos Pemasaran Variabel Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 143

Tabel LIX Pendistribusian Kos Pemasaran Variabel / Kg Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 144

Tabel LX Harga Jual Per Jenis Produk Tahun 2008, Tahun 2009, dan Tahun 2010 ... 146

Tabel LXI Harga Jual Per Jenis Produk / Kg Tahun 2008 ... 147

Tabel LXII Harga Jual Per Jenis Produk / Kg Tahun 2009 ... 149

Tabel LXIII Harga Jual Per Jenis Produk / Kg Tahun 2010 ... 151

Tabel LXIV Laporan Laba Rugi Tahun 2008 ... 153

Tabel LXV Laporan Laba Rugi Tahun 2009 ... 156


(13)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Semakin maraknya kegiatan usaha dalam kaitannya dengan pasar, mengakibatkan persaingan diantara para produsen terutama produsen yang membuat barang yang sejenis akan semakin meningkat. Hal tersebut mengakibatkan pasar untuk industri tersebut menjadi price sensitive, dimana peningkatan atau penurunan harga yang relatif kecil mengakibatkan dampak yang signifikan pada penjualan. Oleh karenanya agar dapat berhasil dalam situasi persaingan ini, salah satu cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan adalah dengan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dengan harga yang relatif lebih murah. Namun perlu diperhatikan bahwa harga jual tidak boleh terlalu rendah agar dapat menutupi semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dan memberikan keuntungan yang diinginkan, juga tidak boleh terlalu tinggi agar perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain.

Tujuan utama dari semua perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang maksimal melalui penjualan produk-produknya. Untuk memperoleh keuntungan yang maksimal itu pihak perusahaan harus membuat suatu perhitungan yang benar dalam menentukan harga jual produknya. Untuk mencapai tujuan tersebut, pihak manajemen harus mengambil keputusan yang tepat dari berbagai alternatif-alternatif yang ada. Pembuatan keputusan ini harus dilakukan oleh manajemen dengan dukungan berbagai informasi yang memadai agar dapat menghasilkan keputusan yang baik dalam memenuhi pesanan. Strategi penentuan harga jual bisa dilakukan melalui penetapan kos barang terjual yang sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk tersebut.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha Sebelumnya penelitian dilakukan oleh Hasan Sunarto (2008) mengenai perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing dengan studi kasus pada Baso Urat Gatot Kaca. Simpulan menurut penelitian tersebut adalah bahwa kesalahan dalam perhitungan harga pokok produk dapat mengakibatkan penentuan harga jual pada suatu perusahaan menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. Oleh karena perhitungan harga pokok produk pun menjadi satu hal penting untuk dilakukan setiap perusahaan. Asumsi dasar yang digunakan peneliti berkenaan dengan siklus produksi dalam penelitian ini adalah siklus penjualan harian. Dengan kata lain, siklus ini dimulai dari belanja bahan-bahan, buka kios, penjualan baso, hingga kios tutup. Untuk itu perlu diketahui, bahwa usaha Baso Urat Gatot Kaca ini merupakan usaha yang menggunakan model usaha bagi hasil, sehingga untuk biaya tenaga kerja ditiadakan. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa asumsi dasar yang digunakan adalah asumsi penjualan harian, sehingga harga pokok produksi total yang dimaksud dalam penelitian ini adalah harga pokok produksi per hari. Sehingga dapat diketahui bahwa harga pokok produksi total pada Baso Urat Gatot Kaca adalah sebesar Rp559.980,00. Untuk harga pokok produk per satuan yang peneliti maksudkan adalah harga pokok produk untuk menghasilkan semangkok baso, sehingga perhitungan harga pokok produk per satuan untuk Baso Urat Gatot Kaca adalah harga pokok produk total harian dibagi dengan jumlah baso yang dihasilkan dalam satuan mangkok. Sementara, untuk jumlah baso yang dihasilkan rata-rata 125 mangkok baso. Dari data di atas maka dapat diketahui bahwa harga pokok produk per satuan pada Baso Urat Gatot Kaca adalah sebesar Rp4.480,00. Dengan penjualan dengan harga Rp5.000,00 per mangkoknya, Baso Urat Gatot Kaca masih mendapatkan keuntungan sebesar Rp520,00.


(15)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha Selain itu terdapat penelitian lain yang dilakukan oleh Irman Firmansyah (2008) mengenai pengaruh harga pokok produksi dan dampaknya terhadap harga jual dengan studi kasus pada UD. Harapan Makaroni Dua Saudara Top Ciamis yang memberikan simpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara harga pokok produksi terhadap harga jual. Hal tersebut disebabkan karena salah satu penentu besarnya harga jual juga ditentukan oleh besarnya kecilnya biaya bahan baku dan harga pokok produksi sehingga kebijakan besar kecilnya harga jual yang diambil perusahaan akan selalu memperhatikan seberapa besar biaya bahan baku agar kerugian dapat dihindarkan. Alat analisis yang digunakan adalah uji regresi sederhana dengan skala pengukuran rasio. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian mengenai pengaruh harga pokok produksi terhadap harga jual yaitu harga pokok produksi berpengaruh signifikan terhadap harga jual. Harga pokok produksi disebut sebagai variabel perantara antara biaya bahan baku dengan harga jual. Sehingga setelah mengetahui pengaruh biaya bahan baku terhadap harga pokok produksi maka selanjutnya menghitung dampaknya terhadap harga jual. Maka disarankan agar dapat meminimalkan biaya bahan baku yang dikeluarkan sehingga dapat mengurangi kenaikan harga pokok produksi dengan tidak mengurangi kualitas produk dan menghasilkan laba yang maksimal. Untuk keperluan analisis data yang diperoleh diolah dengan menggunakan bantuan komputer melalui program SPSS Ver 15.0 dengan tujuan memperoleh hasil pengujian yang akurat. (1) Uji Regresi Linier Sederhana: untuk mengetahui besarnya pengaruh harga pokok produksi terhadap harga jual, maka digunakan alat analisis regresi linier sederhana Y = a + b(X). Hasil perhitungan regresi linier sederhana dengan menggunakan program SPSS. 15.0


(16)

BAB I PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha diperoleh bahwa apabila terdapat peningkatan harga pokok produksi sebesar 1 rupiah (X = 1) maka akan menyebabkan harga jual meningkat sebesar Rp. 0.856 menjadi Rp. 6.060. Jadi semakin naik harga pokok produksi akan diikuti oleh kenaikan harga jual yang dikeluarkan oleh perusahaan UD. Harapan Makaroni Dua Saudara Top Ciamis. (2) Analisis Korelasi: untuk mengetahui besarnya derajat atau kekuatan korelasi antara harga pokok produksi dengan harga jual, berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS. 15.0 yang terdapat dalam tabel

correlations, diketahui nilai koefisien korelasi sebesar 0,934. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keeratan hubungan yang disebabkan oleh harga pokok produksi terhadap harga jual adalah sebesar 0,934 dan angka tersebut menunjukkan terjadi korelasi sangat kuat. (3) Analisis koefisien determinasi : untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh biaya bahan baku terhadap harga pokok produksi maka rumus yang digunakan adalah : Kd = r2 x 100%. Berdasarkan program SPSS. 15.0 diketahui bahwa nilai koefisien determinasi sebesar 0,872, maka besarnya pengaruh biaya bahan baku terhadap harga pokok produksi adalah sebesar 87.2%. Dalam hal ini harga jual dipengaruhi oleh harga pokok produksi sebesar 87.2%, sisanya sebesar 12.8% merupakan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti penulis.

Penelitian tentang kos barang terjual juga dilakukan oleh Posma Johannes Sihombing (2003). Penelitian tersebut berkaitan dengan penerapan metode variable costing dalam perhitungan harga pokok produksi pada PT Mututama Agung Lestari Medan. Dalam menentukan besarnya harga pokok produk yang ada dalam perusahaan, PT Mututama Agung Lestari Medan hanya membebankan unsur-unsur biaya produksi yang bersifat variabel saja. Adapun unsur-unsur biaya variabel itu adalah biaya langsung, biaya upah langsung dan biaya overhead variabel.


(17)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha Pembebanan biaya produksi tersebut dilakukan berdasarkan biaya historis atau biaya yang sesungguhnya terjadi. Berdasarkan teori yang ada, biaya variabel pabrik sebaiknya dibebankan berdasarkan tarif biaya overhead yang telah ada, karena tidak mungkin mengukur biaya overhead pabrik dengan tepat yang harus dibebankan terhadap suatu produk. Hal tersebut tidak mungkin karena sangatlah sulit untuk mengukur dengan tepat berapa banyak biaya overhead yang dibebankan kepada suatu produk tertentu. Selain itu, dengan menggunakan tarif biaya overhead yang telah ada, maka dapat disusun standard dan anggaran biaya untuk keperluan pengawasan dan efisiensi kerja. Pegalokasian biaya overhead menurut teori yang ada, apabila perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk, maka sebaiknya tidak memakai dasar jumlah produksi melainkan menggunakan dasar biaya bahan langsung. Penulis membuat analisa biaya berdasarkan perilakunya dan kemudian menentukan dasar alokasi yang sebaiknya digunakan. Hasil analisa tersebut adalah biaya variabel terdiri dari biaya bahan baku tidak langsung dan premi kerja lembur, sedangkan biaya tetap terdiri dari biaya supervisor, penyusutan gedung dan peralatan, Pajak Bumi dan Bangunan serta asuransi, biaya semi variabel terdiri dari biaya pekerja tidak langsung, perlengkapan pabrik, perbaikan dan pemeliharaan, listrik, air, bahan bakar dan tunjangan karyawan. Dari hasil analisa yang telah dilakukan terhadap penggolongan biaya dan sistem alokasi, maka penulis menghitung besarnya biaya produksi yang ada. Harga pokok produksi untuk periode 1 Januari 2002 sampai dengan 31 Maret 2002 adalah Rp. 616.856.875,00.

Garisson dan Norren (2000:824) mengemukakan pengertian harga jual adalah biaya produksi ditambahkan ke persentase mark up atau laba. Dimana biaya produksi merupakah kos barang terjual. Samryn (2002:85) mengatakan bahwa harga pokok


(18)

BAB I PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha produk merupakan nilai investasi yang dikorbankan untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi yang komponennya terdiri dari: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Menurut Mulyadi (2001:49), penentuan harga pokok dan jual dapat dihitung dengan dua pendekatan, yaitu dengan menggunakan

full costing dan variabel costing.

Jika melihat keadaan di pasar pada saat ini maka dapat dikatakan persaingan antara perusahaan baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis semakin ketat. Maka dari itu setiap perusahaan harus berusaha dengan sungguh-sungguh menarik konsumen agar membeli produk yang dijualnya. Menarik konsumen dapat dilakukan dengan berbagai macam cara misalnya dengan melakukan promosi, memberikan kelebihan bagi para konsumen atau pun mengurangi kos barang terjual.

Dari penelitian sebelumnya dapat dikatakan bahwa proses penentuan harga jual produk sangatlah penting agar perusahaan dapat menentukan kos barang terjual dan keuntungan yang ingin di perolehnya dengan tepat. Sebab komponen kos barang terjual sangatlah berkaitan erat dengan harga jual.

Penentuan kos barang terjual dan harga jual produk dapat menggunakan metode full costing dan variable costing. Menurut Mulyadi (2001:49) full costing

adalah metode penentuan kos barang terjual dengan memasukkan seluruh komponen biaya produksi sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap, sedangkan variabel costing adalah metode penetapan kos barang terjual yang hanya memasukkan komponen biaya produksi yang bersifat variabel sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya


(19)

BAB I PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penentuan kos barang terjual dan harga jual menggunakan metode biaya yang ada dengan tepat pada perusahaan Surya Kencana. Adapun judul yang diajukan penulis untuk penelitian ini adalah: Analisis Metode Kos Dalam Penetapan Kos Barang Terjual dan Harga Jual Produk Pada

Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang akan menjadi pokok pembahasan dalam penyusunan skripsi ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya menentukan kos barang terjual dan harga jual produk pada saat ini? 2. Bagaimanakan hasil penggunaan metode biaya full costing dan variable

costing dalam menentukan kos barang terjual dan harga jual produk pada Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya?

3. Apakah metode biaya yang tepat untuk digunakan dalam menetukan kos barang terjual dan harga jual produk pada Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya agar dapat meningkatkan laba yang diperoleh?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis sehubungan dengan identifikasi masalah di atas adalah:


(20)

BAB I PENDAHULUAN 8

Universitas Kristen Maranatha 1. Untuk mengetahui bagaimana Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana

Tasikmalaya menentukan kos barang terjual dan harga jual produk pada saat ini. 2. Untuk mengetahui penghitungan kos barang terjual dan harga jual produk pada Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya jika menggunakan metode biaya full costing dan variabel costing.

3. Untuk mengetahui metode biaya mana yang tepat dan dapat digunakan untuk meningkatkan laba pada Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari informasi yang dapat dikumpulkan sebagai bahan penelitian, penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak terutama:

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan masukan dalam bentuk sumbangan pemikiran yang berguna bagi perusahaan dalam menetapan kos barang terjual dan harga jual produk. Karena hasil penelitian menunjukkan penghitungan yang lebih akurat, maka perusahaan dapat menggunakan hasil penelitian ini dalam menetapkan kos barang terjual dan harga jual produk. 2. Bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai hubungan antara penetapan kos barang terjual dan harga jual produk sebagai bahan perbandingan antara teori yang dipelajari di bangku kuliah dengan penerapannya pada Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya. Dengan hasil


(21)

BAB I PENDAHULUAN 9

Universitas Kristen Maranatha penelitan ini, penulis akan lebih memahami metode biaya yang ada dalam menentukan kos barang terjual dan harga jual produk, sehingga jika ditemukan masalah dalam penentuan dalam kos barang terjual dan harga jual produk peneliti dapat menganalisisnya dan memberikan pendapatnya tentang tepat atau tidaknya penentuan harga tersebut.

3. Bagi pembaca khususnya di lingkungan pendidikan

Dengan hasil penelitian yang terbatas ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca tentang penetapan kos barang terjual dan harga jual produk di perusahaan. Selain itu bagi saudara yang berada di kalangan perguruan tinggi yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai masalah yang sama yaitu penetapan kos barang terjual dan harga jual produk, diharapkan dapat menjadi salah satu bahan referensi untuk mendukung dan membantu kelancaran penelitian saudara dalam memahami bagaimana cara menentukan kos barang terjual dan harga jual dengan metode biaya yang ada.

1.5 Rerangka Pemikiran

Dalam menentukan harga jual tidaklah mudah. Penentuan harga jual suatu produk harus memperhatikan kos barang terjual dan laba yang diinginkan. Masing-masing komponen tersebut harus dihitung dengan tepat. Kos barang terjual dapat dihitung dengan metode biaya yang ada yaitu full costing dan variable costing.

Harga pokok produksi merupakan kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan mengolah bahan baku sampai menjadi barang jadi (Sugiri, 2002:264). Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penetapan kos barang terjual yang terlalu tinggi dapat menimbulkan kesulitan dalam


(22)

BAB I PENDAHULUAN 10

Universitas Kristen Maranatha memasarkan hasil produksi mengingat sistem persaingan dewasa ini yang semakin tajam.

Mulyadi (2000:7), menyebutkan informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk : 1) Menentukan harga jual produk; 2) Memantau realisasi biaya produksi; 3) Menghitung laba atau rugi periodik; 4) Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.

Bila perusahaan telah menetapkan kos barang terjual maka perusahaan juga bisa menetapkan harga jualnya. Dari harga jual, perusahaan dapat mengetahui laba yang akan diperolehnya. Oleh karena itu sangat penting bagi perusahaan untuk mengendalikan biaya produksi di antaranya mengendalikan biaya bahan baku, agar perusahaan dapat menekan kos barang terjual sehingga dapat memasarkan produk tersebut dengan harga jual yang kompetitif dan laba perusahaan semakin meningkat karena harga bahan baku yang sesungguhnya terjadi untuk memproduksi lebih kecil dari harga standar yang telah ditetapkan.

Hal di atas memberi arti bahwa setiap perusahaan didirikan umumnya bertujuan memperoleh laba yang optimal dari hasil penjualan produk-produknya. Laba merupakan selisih dari pendapatan dengan biaya pada periode tertentu. Sedangkan biaya merupakan komponen yang sangat mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan.

Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya tidak menggunakan metode biaya dalam menentukan kos barang terjual dan harga jual produknya. Maka dari itu penulis ingin melakukan analisis metode biaya dalam penentuan kos barang terjual dan harga jual produk agar mengetahui apakah harga yang ditetapkan oleh


(23)

BAB I PENDAHULUAN 11

Universitas Kristen Maranatha perusahaan saat ini, merupakan harga yang tepat. Jika penelitian ini memberikan harga jual yang sesuai maka Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya dapat menggunakan hasil penelitian ini, sehingga perusahaan akan memperoleh laba yang lebih besar dari pada sebelumnya.

Gambar 1 Rerangka Pemikiran

1.6 Metode Penelitian

Metoda penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metoda deskriptif analitis dengan penekanan metode studi kasus. Menurut Arikunto (2005:45) metode deskriptif analitis ialah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.

Penelitian deskriptif analitis juga merupakan gambaran yang sistematik, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta ciri khas tertentu yang terdapat dalam objek penelitian. Dengan kata lain, peneliti dapat mendeskripsikan suatu gejala peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang sesuai temuan di lapangan.

Ketepatan dalam penentuan harga jual

Penguasaan dalam menganalisis harga pokok mempengaruhi ketepatan penentuan harga jual

Harga pokok sangat mempengaruhi harga jual

Komponen harga jual yaitu harga pokok produk dan laba di hitung dengan benar Menggunakan metode biaya Full Costing dan Variabel dalam menentukan harga pokok


(24)

BAB I PENDAHULUAN 12

Universitas Kristen Maranatha Metode penelitian deskripif analisis selain berupaya menggambarkan kejadian sesungguhnya di lapangan, juga merumuskan masalah, mengumpulkan data, menganalisis data untuk menjawab masalah, merumuskan kesimpulan, serta menyusun laporan penelitian.

Penelitian ini menekankan pada metode studi kasus yaitu melihat dan melaporkan semua secara detail mengenai kejadian yang ada di lapangan sehubungan dengan topik penelitian. Penulis memperkirakan penelitian akan berlangsung selama kurang lebih dua bulan, mulai bulan April 2011.

Menurut Jogiyanto (2007) metode penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang dapat memberikan informasi dan gambaran yang cukup jelas mengenai objek penelitian. Setelah itu, data yang diperoleh dianalisis dan diinterpretasikan sehingga dapat ditarik suatu simpulan umum mengenai perusahaan yang bersangkutan untuk kemudian dijadikan dasar dalam pengajuan saran.

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini adalah dengan melakukan:

1. Penelitian Lapangan (field research)

Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan penyelidikan secara langsung pada perusahaan, antara lain melalui:

a. Observasi, peneliti melakukan pengamatan langsung pelaksanaan kegiatan perusahaan dalam rangka pengumpulan data yang diperlukan. Peneliti akan mengamati lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan, mengukur tingkat suatu pekerjaan, dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit pekerjaaan tertentu. Selain itu peneliti akan mengamati proses kegiatan di


(25)

BAB I PENDAHULUAN 13

Universitas Kristen Maranatha dalam perusahaan yang nanti nya akan memunculkan biaya-biaya. Biaya-biaya itulah yang pada akhirnya akan dicatat ke dalam laporan. Kemudian peneliti memperhatikan penggolongan biaya yang dilakukan di dalam perusahaan. Dimana penggolongan biaya tersebut akan di jadikan landasan dalam penentuan kos barang terjual dan harga jual produk.

b. Dokumentasi, peneliti mengumpulkan dan mempelajari data-data dan dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2. Penelitian Kepustakaan (library research)

Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari teori-teori dari buku-buku referensi, bahan-bahan kuliah, dan literatur lainnya yang dapat dijadikan landasan teoritis berkaitan dengan masalah yang diteliti.

1.7 Lokasi Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengadakan penelitian pada Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya yang berlokasi di Jl. Tamansari (Gobras) Km. 1 Tasikmalaya. Penulis memperkirakan penelitian akan berlangsung selama kurang lebih dua bulan, mulai bulan Maret 2011.


(26)

165 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya dan hasil pembahasan yang sudah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka didapatlah kesimpulan sebagai berikut:

1. Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya hanya mengelompokkan kos menjadi dua, yaitu kos produksi dan kos non-produksi. Kos produksi adalah kos yang membentuk harga pokok produksi, yang digunakan untuk menghitung kos produk jadi dan kos produk yang pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Kos produksi meliputi bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik. Sedangkan kos non-produksi adalah kos yang tidak dipengaruhi langsung oleh volume produk atau kos-kos yang berapa pun jumlah produksinya, tidak akan berpengaruh. Kos non-produksi meliputi kos administrasi dan umum dan kos pemasaran. Pengelompokan kos ini sudah tepat karena dengan pengelompokkan kos tersebut maka Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya dapat menentukan kos barang terjual dan harga jual produk. Hanya saja dalam penetapan kos barang terjual menggunakan metode kos (variable costing dan full costing) kos harus dipisahkan antara kos variabel dan kos tetap. Baik pada kos produksi maupun kos non-produksi.

2. Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya menjalankan sistem pembebanan kos yang masih sangat sederhana, yaitu hanya membebankan seluruh kos bahan baku, kos tenaga kerja, dan kos overhead pabrik, lalu


(27)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 166

Universitas Kristen Maranatha membaginya dengan jumlah produk yang dihasilkan. Sedangkan kos non-produksi yang dicatat perusahaan hanya digunakan untuk menghitung keseluruhan laba akhir perusahaan. Seharusnya Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya menghitung kos barang terjual dan harga jual produk dengan metode full costing karena Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya adalah perusahaan yang melaksanakan proses produksinya berdasarkan proses sehingga membutuhkan metode kos yang tepat untuk pengambilan keputusan jangka panjang.

3. Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya belum melakukan pencatatan kos barang terjual per jenis produk, melainkan pencatatan kos barang terjual secara keseluruhan produksi. Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya perlu melakukan perhitungan kos barang terjual per jenis produk agar lebih memudahkan Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya dalam melakukan perhitungan harga jual dan mempermudah juga dalam perhitungan laba masing-masing per jenis produk. 4. Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya dalam menentukan

harga jual produk tidak menggunakan metode apapun. Harga jual mengikuti harga jual pasar yang langsung diberikan kepada konsumen berdasarkan tawar-menawar bagian marketing atau pemilik perusahaan dengan konsumennya. Cara seperti itu kurang tepat, karena hal tersebut dapat mengakibatkan kesalahan pemberian harga. Seharusnya harga jual yang dibebankan kepada konsumen dihitung berdasarkan kos penuh sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi dan memasarkan produk. Selain


(28)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 167

Universitas Kristen Maranatha itu harga jual ditentukan dengan cara menambah laba yang diharapkan atas kos penuh masa datang untuk memproduksi dan memasarkan produk.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diajukan saran sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan

 Perusahaan sebaiknya mengelompokkan seluruh kos yang terjadi didalam perusahaan berdasarkan metode kos (variable costing dan full costing). Dalam penetapan menggunakan metode kos, kos dikelompokkan menurut kos yang bersifat variable dan fixed (tetap), sehingga memudahkan dalam penetapan kos barang terjual.

 Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya adalah perusahaan yang melaksanakan proses produksinya berdasarkan proses, maka penggunaan metode full costing adalah metode yang tepat untuk menghasilkan perhitungan kos barang terjual yang tepat juga. Karena metode full costing sangat tepat untuk pengambilan keputusan jangka panjang. Perhitungan kos barang terjual yang tepat mengacu pada penetapan harga jual. Dengan penetapan harga jual yang tepat perusahaan dapat bersaing dengan kompetitornya, sehingga perusahaan dapat terus mempertahankan dan mengembangkan usahanya.

 Perhitungan kos barang terjual yang dilakukan sebaiknya dilakukan per jenis produk, sehingga akan lebih memudahkan Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya dalam melakukan perhitungan harga jual, dan akan mempermudah pula dalam perhitungan laba masing-masing per jenis produk.


(29)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 168

Universitas Kristen Maranatha  Dilakukan koordinasi antara pihak akuntansi dan pihak produksi

sehingga setiap konsumsi bahan baku dapat dilakukan dengan baik dan mengurangi selisish stock yang terjadi.

 Pencatatan pemakaian bahan baku yang sebaiknya dilakukan oleh koordinator operator, agar pemakaian per bulan bahan baku dapat terkendali dan meminimalisir terjadi kecurangan yang mungkin dilakukan.

2. Bagi penulis

Penulis sebaiknya menambah wawasan mengenai hubungan antara penetapan kos barang terjual dan harga jual produk sebagai bahan perbandingan antara teori yang dipelajari di bangku kuliah dengan penerapannya pada Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya. Sehingga penulis akan lebih memahami metode kos yang ada dalam menentukan kos barang terjual dan harga jual produk, sehingga jika ditemukan masalah dalam penentuan dalam kos barang terjual dan harga jual produk peneliti dapat menganalisisnya dan memberikan pendapatnya tentang tepat atau tidaknya penentuan harga tersebut. 3. Bagi pembaca khususnya di lingkungan pendidikan

Bagi saudara yang berada di kalangan perguruan tinggi yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai masalah yang sama yaitu penetapan kos barang terjual dan harga jual produk, diharapkan dapat menjadikan penelitian ini sebagai salah satu bahan referensi untuk mendukung dan membantu kelancaran penelitian saudara dalam memahami bagaimana cara menentukan kos barang terjual dan harga jual dengan metode kos yang ada.


(30)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 169

Universitas Kristen Maranatha 5.3 Keterbatasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, maka dapat disimpulkan beberapa keterbatasan sebagai berikut:

1. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini cukup singkat yaitu hanya dua bulan sehingga dimungkinkan penelitian yang dilakukan kurang maksimal.

2. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari pemberian Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana sehingga memungkinkan data yang diberikan tidak mencakup keseluruh data yang dimiliki perusahaan.

3. Simpulan yang dibuat oleh penulis bersifat umum sehingga belum dapat dipastikan bahwa simpulan dapat digunakan oleh perusahaan lain, baik itu perusahaan yang berbeda jenis atau pun perusahaan yang sejenis.


(31)

177 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Garrison, Ray H. and Noreen, Eric W. diterjemahkan oleh A. Totol Budisantoso,

(2001). Buku II. Akuntansi Manajerial. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Garrison, Ray H., Noreen, Eric W., and Brewer, Peter C. (2006). Edisi 1, Buku I.

Akuntansi Manajerial. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Hansen, Don R. and Mowen, Maryanne M. (2006). 7th Edition. Management

Accounting. Thomson: Southwestern Publishing, Co.

Hansen, Don R. and Mowen, Maryanne M. diterjemahkan oleh Fitriasari, Dewi, dan

Kwary, Deny Arnos, (2006). 7th Edition. Management Accounting. Thomson:

Southwestern Publishing, Co.

Hariadi, Bambang. (2002). Edisi 1. Akuntansi Manajemen: Suatu Sudut Pandang.

Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Harnato & Zulkifli. “Definisi Biaya” diakses dari

http://elqorni.woedpress.com/2010/05/01/definisi-biaya/ pada 01 Mei 2010.

Henry, Simamora. (1999). Akuntansi Manajemen. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Krismiaji, (2002). “Dasar-dasar Akuntansi”. Penerbit AMP YKPN, Yogyakarta.

Masiyah, Kholmi & Yuningsih. (2004). Akuntansi Biaya. Penerbit Universitas

Muhammadiyah Malang, Malang.

Mulyadi. (1999). Edisi 5. Akuntansi Biaya. Penerbit Aditya Media, Yogyakarta.

Mulyadi. (2001). Edisi 3. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat & Rekayasa. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi. (2003). Edisi 6. Activity-based Costing System. Penerbit UPP AMP YKPN,

Yogyakarta.

Reeve, Jemes M., Warren Carl S., and Fess, Philip E. diterjemahkan oleh Farahmita, Aria ; Amanugrahami; Hendrawan, Taufik. (2008). Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ricky, Griffin W. & Ebert, Ronald J.. (2006). Bisnis. Terjemahan Benyamin Molan,

Penerbit Prenhallindo, Jakarta.

Supriyono, R. A., (1999). “Manajemen Biaya: Suatu Reformasi Pengolahan


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya dan hasil pembahasan yang sudah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka didapatlah kesimpulan sebagai berikut:

1. Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya hanya mengelompokkan kos menjadi dua, yaitu kos produksi dan kos non-produksi. Kos produksi adalah kos yang membentuk harga pokok produksi, yang digunakan untuk menghitung kos produk jadi dan kos produk yang pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Kos produksi meliputi bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik. Sedangkan kos non-produksi adalah kos yang tidak dipengaruhi langsung oleh volume produk atau kos-kos yang berapa pun jumlah produksinya, tidak akan berpengaruh. Kos non-produksi meliputi kos administrasi dan umum dan kos pemasaran. Pengelompokan kos ini sudah tepat karena dengan pengelompokkan kos tersebut maka Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya dapat menentukan kos barang terjual dan harga jual produk. Hanya saja dalam penetapan kos barang terjual menggunakan metode kos (variable costing dan full costing) kos harus dipisahkan antara kos variabel dan kos tetap. Baik pada kos produksi maupun kos non-produksi.

2. Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya menjalankan sistem pembebanan kos yang masih sangat sederhana, yaitu hanya membebankan seluruh kos bahan baku, kos tenaga kerja, dan kos overhead pabrik, lalu


(2)

membaginya dengan jumlah produk yang dihasilkan. Sedangkan kos non-produksi yang dicatat perusahaan hanya digunakan untuk menghitung keseluruhan laba akhir perusahaan. Seharusnya Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya menghitung kos barang terjual dan harga jual produk dengan metode full costing karena Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya adalah perusahaan yang melaksanakan proses produksinya berdasarkan proses sehingga membutuhkan metode kos yang tepat untuk pengambilan keputusan jangka panjang.

3. Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya belum melakukan pencatatan kos barang terjual per jenis produk, melainkan pencatatan kos barang terjual secara keseluruhan produksi. Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya perlu melakukan perhitungan kos barang terjual per jenis produk agar lebih memudahkan Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya dalam melakukan perhitungan harga jual dan mempermudah juga dalam perhitungan laba masing-masing per jenis produk. 4. Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya dalam menentukan

harga jual produk tidak menggunakan metode apapun. Harga jual mengikuti harga jual pasar yang langsung diberikan kepada konsumen berdasarkan tawar-menawar bagian marketing atau pemilik perusahaan dengan konsumennya. Cara seperti itu kurang tepat, karena hal tersebut dapat mengakibatkan kesalahan pemberian harga. Seharusnya harga jual yang dibebankan kepada konsumen dihitung berdasarkan kos penuh sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi dan memasarkan produk. Selain


(3)

itu harga jual ditentukan dengan cara menambah laba yang diharapkan atas kos penuh masa datang untuk memproduksi dan memasarkan produk.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diajukan saran sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan

 Perusahaan sebaiknya mengelompokkan seluruh kos yang terjadi didalam perusahaan berdasarkan metode kos (variable costing dan full costing). Dalam penetapan menggunakan metode kos, kos dikelompokkan menurut kos yang bersifat variable dan fixed (tetap), sehingga memudahkan dalam penetapan kos barang terjual.

 Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya adalah perusahaan yang melaksanakan proses produksinya berdasarkan proses, maka penggunaan metode full costing adalah metode yang tepat untuk menghasilkan perhitungan kos barang terjual yang tepat juga. Karena metode full costing sangat tepat untuk pengambilan keputusan jangka panjang. Perhitungan kos barang terjual yang tepat mengacu pada penetapan harga jual. Dengan penetapan harga jual yang tepat perusahaan dapat bersaing dengan kompetitornya, sehingga perusahaan dapat terus mempertahankan dan mengembangkan usahanya.

 Perhitungan kos barang terjual yang dilakukan sebaiknya dilakukan per jenis produk, sehingga akan lebih memudahkan Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya dalam melakukan perhitungan harga jual, dan akan mempermudah pula dalam perhitungan laba masing-masing per jenis produk.


(4)

 Dilakukan koordinasi antara pihak akuntansi dan pihak produksi sehingga setiap konsumsi bahan baku dapat dilakukan dengan baik dan mengurangi selisish stock yang terjadi.

 Pencatatan pemakaian bahan baku yang sebaiknya dilakukan oleh koordinator operator, agar pemakaian per bulan bahan baku dapat terkendali dan meminimalisir terjadi kecurangan yang mungkin dilakukan.

2. Bagi penulis

Penulis sebaiknya menambah wawasan mengenai hubungan antara penetapan kos barang terjual dan harga jual produk sebagai bahan perbandingan antara teori yang dipelajari di bangku kuliah dengan penerapannya pada Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya. Sehingga penulis akan lebih memahami metode kos yang ada dalam menentukan kos barang terjual dan harga jual produk, sehingga jika ditemukan masalah dalam penentuan dalam kos barang terjual dan harga jual produk peneliti dapat menganalisisnya dan memberikan pendapatnya tentang tepat atau tidaknya penentuan harga tersebut. 3. Bagi pembaca khususnya di lingkungan pendidikan

Bagi saudara yang berada di kalangan perguruan tinggi yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai masalah yang sama yaitu penetapan kos barang terjual dan harga jual produk, diharapkan dapat menjadikan penelitian ini sebagai salah satu bahan referensi untuk mendukung dan membantu kelancaran penelitian saudara dalam memahami bagaimana cara menentukan kos barang terjual dan harga jual dengan metode kos yang ada.


(5)

5.3 Keterbatasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, maka dapat disimpulkan beberapa keterbatasan sebagai berikut:

1. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini cukup singkat yaitu hanya dua bulan sehingga dimungkinkan penelitian yang dilakukan kurang maksimal.

2. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari pemberian Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana sehingga memungkinkan data yang diberikan tidak mencakup keseluruh data yang dimiliki perusahaan.

3. Simpulan yang dibuat oleh penulis bersifat umum sehingga belum dapat dipastikan bahwa simpulan dapat digunakan oleh perusahaan lain, baik itu perusahaan yang berbeda jenis atau pun perusahaan yang sejenis.


(6)

Garrison, Ray H. and Noreen, Eric W. diterjemahkan oleh A. Totol Budisantoso, (2001). Buku II. Akuntansi Manajerial. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Garrison, Ray H., Noreen, Eric W., and Brewer, Peter C. (2006). Edisi 1, Buku I.

Akuntansi Manajerial. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Hansen, Don R. and Mowen, Maryanne M. (2006). 7th Edition. Management

Accounting. Thomson: Southwestern Publishing, Co.

Hansen, Don R. and Mowen, Maryanne M. diterjemahkan oleh Fitriasari, Dewi, dan Kwary, Deny Arnos, (2006). 7th Edition. Management Accounting. Thomson: Southwestern Publishing, Co.

Hariadi, Bambang. (2002). Edisi 1. Akuntansi Manajemen: Suatu Sudut Pandang. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Harnato & Zulkifli. “Definisi Biaya” diakses dari

http://elqorni.woedpress.com/2010/05/01/definisi-biaya/ pada 01 Mei 2010. Henry, Simamora. (1999). Akuntansi Manajemen. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Krismiaji, (2002). “Dasar-dasar Akuntansi”. Penerbit AMP YKPN, Yogyakarta.

Masiyah, Kholmi & Yuningsih. (2004). Akuntansi Biaya. Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Mulyadi. (1999). Edisi 5. Akuntansi Biaya. Penerbit Aditya Media, Yogyakarta. Mulyadi. (2001). Edisi 3. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat & Rekayasa.

Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi. (2003). Edisi 6. Activity-based Costing System. Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Reeve, Jemes M., Warren Carl S., and Fess, Philip E. diterjemahkan oleh Farahmita, Aria ; Amanugrahami; Hendrawan, Taufik. (2008). Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ricky, Griffin W. & Ebert, Ronald J.. (2006). Bisnis. Terjemahan Benyamin Molan, Penerbit Prenhallindo, Jakarta.

Supriyono, R. A., (1999). “Manajemen Biaya: Suatu Reformasi Pengolahan