ANALISIS PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MELALUI KEGIATAN UNIT PRODUKSI PADA PROGRAM STUDI KEAHLIAN TATA BOGA KOMPETENSI KEAHLIAN JASA BOGA DI SMK NEGERI 9 BANDUNG.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR ……….. ii

UCAPAN TERIMA KASIH ……… iii

DAFTAR ISI ………. vi

DAFTAR TABEL ……… ix

DAFTAR BAGAN/GAMBAR ……… x

DAFTAR LAMPIRAN ……… xi

PETA LOKASI PENELITIAN ………. xii

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian ………... 1

Identifikasi Masalah ………….…..………. 7

Rumusan Masalah ………... 10

Pembatasan Masalah ………... 10

Tujuan Penelitian ………... 11

Kegunaan Penelitian ………. 11


(2)

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Landasan Philosofis Pembelajaran ……… 14

B. Konsep Pembelajaran Pendidikan Kejuruan 1. Tinjauan Filsafat ……… ………. 17

2. Kebijakan Link and Match ……… ………. 22

3. Pendidikan Sistem Ganda ………. ………….. 26

C. Pembelajaran yang Efektif pada Pendidikan Kejuruan 1. Pengelolaan Sekolah yang Efektif……… 28

2. Partisipasi Siswa ……….. 31

3. Evaluasi Hasil Belajar ……….. 34

D. Tinjauan Konsep Unit Produksi ……….. 38

1. Organisasi Unit Produksi ……… 43

2. Penyususunan Program Keraja ……… 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ……….. 55

B. Metode Penelitian ……….……….. 55

C. Teknik Pengumpulan Data ……… 57

D. Rangkuman Teknik Pengumpulan Data ……… 60

E. Prosedur Pengolahan Data ………. 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Gambaran Umum Objek Penelitian ………... 64


(3)

3. Pengorganisasian Kegiatan Unit Produksi ……. 71

4. Pelaksanaan Kegiatan Unit Produksi ………... 75

5. Partisipasi Siswa ………..………. 77

6. Evaluasi Kemampuan siswa ……….. 80

B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Program Kegiatan Unit Produksi ………….. ….. 81

2. Pengorganisasian Kegiatan Unit Produksi ……. 87

3. Pelaksanaan dan Partisipasi Siswa ………. 89

4. Evaluasi Kemampuan siswa ……….. 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………. 101

B. Saran-saran..………. 105

DAFTAR PUSTAKA ……… 106

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……… 109


(4)

DAFTAR TABEL

Nomor Label Halaman

1.1 Data Omset Unit Produksi tahun 2007 dan 2008 ……… 8

3.1 Rangkuman Teknik Pengumpulan Data ……….. 60

4.1 Keterlibatan guru dan siswa dalam kegiatan UP ...……….. 78

4.2 Tujuan dan realisasi Unit Produksi ..………. 82

4.3 Data omset dan laba Unit Produksi …..…..……….. 92

4.4 Daftar Nilai Uji Level kesatu Kelas 3 Tata Boga ……. 94

4.5 Daftar Nilai Uji Level Kedua Kelas 3 Tata Boga …………... 96

4.6 Daftar Nilai Uji Kompetensi Kelas 3 Tata Boga …... 98


(5)

DAFTAR GAMBAR/BAGAN

1. Diagram Komponen Keberhasilan Kinerja Sekolah ……… 29

2. Diagram Posisi Evaluasi Dalam Pembelajaran ……….. 36

3. Diagram Struktur Organisasi UP Alternatif ke 1 ………... 45

4. Diagram Struktur Organisasi UP Alternatif ke 2 ……….. 46

5. Diagram Struktur Organisasi UP Alternatif ke 3 ……….. 47

6. Diagram Proses Pembuatan Program Kerja ……….. 51

7. Diagram Struktur Organisasi UP SMKN 9 Bandung ………... 72


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Surat Ijin Penelitian ………. 2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ………. 3 Photo Copy Daftar Peralatan yang dimiliki ………. 4 Photo Copy Hasil Ujian Siswa ……….

5 Pedoman Wawancara ………


(7)

PETA LOKASI PENELITIAN


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dunia pendidikan dewasa ini dihadapkan pada berbagai persoalan, diantaranya persoalan pemerataan pendidikan, relevansi pendidikan serta kualitas pendidikan. Masalah pemerataan pendidikan ditandai dengan tingginya kesenjangan antara jumlah penduduk yang memiliki kesempatan untuk memperoleh pendidikan formal dengan penduduk yang kurang beruntung memperoleh kesempatan belajar. Hal ini dapat terlihat jelas dengan memperbandingkan angka partisipasi antara penduduk di perkotaan dan pedesaan. Kebijakan pendidikan di Indonesia khususnya pendidikan kejuruan dihadapkan dengan berbagai tantangan sekaligus sebagai peluang yang disebabkan oleh berbagai factor, baik baik perkembangan di dalam negeri maupun kenyataan dari perkembangan dunia yang ditandai dengan AFTA, AFLA dan lain lain sebagi realisasi dari era global. Harus disadari bahwa dunia sudah berubah dengan sangat cepat, hal ini ditandai dengan kompetisi yang semakin ketat dari waktu ke waktu. Persaingan dimulai dari masuk sekolah dan setelah lulus untuk memasuki dunia kerja juga sangat sulit dan berat sekali untuk mendapatkan pekerjaan, dan setelah mendapatkan pekerjaan banyak dijumpai penghasilannya tidak seimbang dengan kompetensinya.

Pendidikan kejuruan memiliki karakteristik yang berbeda dengan pendidikan umum ditinjau dari kriteria, substansi pemebelajaran dan outcome lulusannya. Kriteria yang dimiliki pendidikan kejuruan adalah : 1. Berorientasi pada kinerja


(9)

individu dalam dunia kerja; 2. Justifikasi pada kebutuhan nyata di lapangan; 3. fokus kurikulum meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik; 4. tolok ukur keberhasilan tidak sebatas sekolah; 5. peka terhadap perkembangan dunia kerja; 6. memiliki sarana dan prasarana yang memadai; 7. mempunyai dukungan dari masyarakat (http://re-searchengines.com/0208kurniawan.html )

Beberapa produk hukum yang mendasari tentang pendidikan kejuruan khususnya pendidikan menengah kejuruan, diantaranya :

1. Undang-Undang Repubik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkannya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, BAB V pasal 26 ayat 3 : Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. 3. Surat Keputusan Mendikbud No. 080/U/1993 tentang Kurikulum Sekolah

Menengah Kejuruan, tujuan Sekolah Menengah Kejuruan adalah : (a) Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengambangkan sikap profesional; (2) Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu


(10)

berkompetisi dan mampu mengembangkan diri; (3) Menyiapkan siswa agar menjadi warga yang produktif , adaptif dan kreatif.

4. Surat Keputusan Mendikbud No. 0490/U/1992 tentang tujuan Sekolah Menengah Kejuruan : (a) Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi; (b) Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan sekitarnya; (c) meningkatkan kemampuan siswa untuk mengembangkan diri sejalan dengan pengembangan ilmu, teknologi dan kesenian; (d) menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1990 BAB II Pasal 3 ayat2, merumuskan : Pendidikan Menengah Kejuruan mengutamakan menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional.

Dari uraian diatas dapat ditarik garis orientasi untuk lulusan Sekolah Menengah Kejuruan, yaitu : (a) melanjutkan; (b) bekerja di DU/DI; (c) membuka usaha sendiri atau berwirausaha.

Melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2007 adalah 6,4%

(http://www.antara.co.id/arc/2007/11/15/bank-dunia-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2008-capai-6-4-persen/) dan perkembangan peminat siswa SMP/MTs

ke SMK sesuai dengan program pemerintah dalam hal ini direktorat pendidikan menengah tentang kebijakan 70% SMK dan 30% SMA maka dapat dibayangkan berapa banyak lulusan SMK yang membutuhkan pekerjaan, oleh karena itu


(11)

membuka usaha sendiri atau berwirausaha merupakan alternatif yang tidak bisa dilewatkan untuk memecahkan problem pengangguran.

Keadaan yang memperihatinkan bagi masyarakat khususnya masyarakat pendidikan apabila tamatannya terpaksa menjadi pengangguran karena pengetahuan dan keterampilan yang didapat dari sekolah tidak memenuhi kebutuhan dunia usaha / dunia industri ( DU/DI ). Penganguran yang berasal dari tamatan sekolah menengah kejuruan merupakan persoalan penting yang harus dihadapi oleh pengelola sekolah menengah kejuruan, karena ada indikasi bahwa jumlah tamatan sekolah menengah kejuruan yang setiap tahun bertambah tidak diimbangi oleh kesempatan kerja yang memadai. Upaya yang arus dilakukan untuk mengatasi pengangguran adalah menumbuhkan keinginan dari para siswa untuk menciptakan lapangan kerja sendiri atau wirausaha. Menumbuhkan jiwa kemandirian atau wirausaha dapat dilakukan dengan proses pembiasaan dalam setiap kegiatan pembelajaran produktif sehingga sikap positif terhadap kemandirian menjadi sikap atau kepribadian dari setiap siswa sekolah menengah kejuruan atau minimal tertanam dalam ingatannya. Untuk membekali siswa tentang kewirausahaan maka perlu pemberian pengetahuan dan ketrampilan praktis yang bersifat penyadaran, pemberdayaan dan kemandirian yang dilakukan secara terus menerus. Penyadaran adalah upaya pemberian pemahaman, penghayatan dan pengetahuan cara memecahkan masalah. Pemberdayaan adalah upaya memberikan motivasi, kekuatan, semangat dan gairah untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. Kemandirian adalah upaya mengurangi ketergantungan siswa pada pihak lain. Hal ini bisa dilakukan


(12)

di SMK dengan program Unit Produksi sesuai dengan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam undang-undang maupun peraturan pemerintah.

1. Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1990 psal 29 ayat 2 menyatakan : untuk mempersiapkan siswa SMK menjadi tenaga kerja pada SMK dapat didirikan Unit Produksiyang beroperasi secara profesional.

2. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional khususnya pada tujuan pendidikan menyebutkan ...Untuk perkembangan peseta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Dengan pesatnya pembangunan ekonomi dan berkembangnya jumlah penduduk Indonesia yang semakin banyak, banyak peluang-peluang usaha yang timbul, seperti di bidang elektronik otomotif, media masa dll. Dari semua pilihan bisnis yang ada bisnis di bidang makanan adalah bisnis yang paling aman dan paling besar pasarnya. Alasannya karena semua orang butuh makan, bisnis di bidang makanan tidak dipengaruhi dengan keadaan politik,ekonomi, krisis dan sebagainya dan tidak mengenal masa suram. Berdasarkan hal tersebut maka telah banyak berkembang usaha Katering sebagai bagian dari program pemerintah di bidang Pariwisata, karena pariwisata merupakan pemasukan devisa nomor dua setelah minyak bumi dan gas, karena perlu di ketahui wistawan jika datang ke Indoneisa selain memerlukan akomodasi tentu saja mereka juga memerlukan makanan maka para pengusaha berlomba untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Sehubungan dengan semakin tumbuhnya perusahaan – perusahaan yang bergerak di bidang katering menyebabkan persaingan semakin ketat dan semakin


(13)

banyak pula permasalahan yang dihadapinya. Apabila dalam keadaan yang semakin ketat ini adalah suatu keharusan bagi perusahaan untuk menarik konsumen agar mereka mau membeli produk dan jasa yang ditawarkan.

Dalam hal ini banyak perusahaan berusaha memperluas pangsa pasarnya dari pasar yang berada saat ini., akibatnya tentu saja ada yang menang dan ada yang kalah. Perusahaan yang kalah bersaing ialah perusahaan yang tidak membawa sesuatu yang istimewa kepasar. Sementara sang pemenang ialah mereka yang sebagai leader dengan cermat mampu mengidentifikasi, menganalisa kebutuhan pasar dan menciptakan market nichers ( relung pasar ) bagi konsumen yang mempunyai potensial untuk membeli.

Dengan semakin tingginya tingkat persaingan perusahaan sejenis dan untuk mengantisipasi kontinuitas usaha, maka Unit Produksi SMK Negeri 9 Bandung yang bergerak dibidang katering untuk melayani pemenuhan konsumen yang memerlukan makan dan minuman , mengambil kebijaksanaan dalam melakukan strategi marketing mix dengan harapan untuk mencapai target penjualan sekaligus memberikan perhatian kepada calon konsumen terhadap produk yang dijual, namun kondisi ini perlu direncanakan dan diawasi semaksimal mungkin agar penjualan benar – benar ditingkatkan.

Unit Produksi SMK Negeri 9 Bandung salah satu pelaku ekonomi pasar kompetitif, tentu saja harus menyusun manajemenya dengan startegi pemasaran yang tepat, sehingga unit usaha yang dijalankannya dapat lebih ditingkatkan. Karena kenyataan yang terjadi pada Unit Produksi SMK Negeri 9 Bandung, berdasarkan hasil pengamatan sementara menujukkan adanya peningkatan pada Omset. Adapun peningkatan omset digambarkan pada table 1 berikut ini :


(14)

Tabel 1

Data Omset Unit Prodiksi SMK Negeri 9 Bandung Tahun 2006 – 2008

NO JENIS

USAHA PRODUK

OMSET

2006/2007 2007/2008 2008/2009

1. Hotel Kamar 2.000.000,- 8.000.000,-

2. Laundry Cucian

konsumen

12.575.000,- 12.000.000,-

3. Katering Makanan

dan minuman

85.300.000,- 851.000.000,-

4. Busana Melayani

jasa jahitan

23.000.000,- 24.000.000,-

5. Patiseri

Macam-macam kue

16.500.000,- 91.000.000,-

6. Salon

kecantik an Melayani jasa perawatan rambut dan kulit

4.300.000,- 5.000.000,-

Sumber : Unit Produksi SMK Negeri 9 Bandung

Dari data di atas dapat dilihat bahwa kegiatan unit produksi SMKN 9 sudah berjalan dengan baik dan secara teori dapat meningkatkan kemampuan siswa khususnya program studi keahlian tata boga di SMKN 9 Bandung.

Menganggur adalah kata yang sangat menakutkan bagi semua warga SMK, kata ini akan selalu dilawan dan dihilangkan dalam setiap perencanaan pendidikan, kareana tujuan akhir dari lembaga pendidikan secara umum adalah


(15)

setiap lulusannya bekerja atau melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Kurang sigapnya para siswa terhadap penguasaan kompetensi di sekolah menengah kejuruan pada umumnya dan program keahlian tata boga pada khususnya dapat diidentifikasi pada dua faktor utama, yaitu : faktor siswa dan faktor lingkungan. Faktor siswa meliputi aspek fisik dan psikologis. Aspek fisik meliputi : kondisi tubuh (tinggi – pendek, kurus – gemuk dan lain lain), panca indra dan kepekaan syaraf-syaraf. Aspek psikologis meliputi : sikap, minat, kecerdasan, motivasi dan lain lain.

Sedangkan faktor lingkungan meliputi lingkungan sosial dan sarana prasarana. Aspek sosial meliputi : jumlah siswa, jumlah guru, budaya sekolah dan lain lain yang terkait dengan proses belajar siswa di sekolah. Aspek sarana prasarana meliputi : ruang teori, ruang praktek, peralatan praktek dan instrumen-instrumen evaluasi yang terintegrasi dalam sistem evaluasi belajar.

Berdasarkan tulisan di atas maka fokus telaahan dalam penelitian ini adalah tahapan implementasi kegiatan unit produksi di SMK Negeri 9 Bandung kaitannya dengan peningkatan kemampuan atau kompetensi siswa program keahlian Tata boga. Telaahan ini menjadi suatu hal yang penting jika dikaitkan dengan tujuan pendidikan di SMK, mengingat SMK merupakan sekolah yang diharapkan mampu menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang berkualitas. Siswa lulusan dari SMK harus senantiasa siap pakai, siap untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan kualifikasi keterampilan yang dipersyaratkan industri atau bekerja mandiri. SMK dituntut untuk mampu mengembangkan model pembelajaran yang sejalan dengan kebutuhan lapangan secara langsung,


(16)

sehingga harus senantiasa berkoordinasi dan bekerjasama dengan industri mulai dari penyusunan kurikulum implementatif, penyusunan standard kompetensi, penyusunan bahan ajar, pelaksanaan proses pemelajaran, praktek kerja industri (prakerin), hingga pelaksanaan uji kompetensi.

Dalam pelaksanaan uji kompetensi itu sendiri, sekolah hanya berperan sebagai fasilitator atau penyelenggara saja, mengingat proses pengujiannya dilakukan secara langsung oleh industri, dimulai dengan penentuan standar kompetensi, pembuatan kisi-kisi soal, pembuatan soal, kriteria kelulusan, pengawasan hingga penilaian semuanya dilakukan oleh asosiasi profesi serta perwakilan dari industri sebagai pengguna tenaga kerja.

Dengan demikian implementasi kegiatan unit produksi di sekolah menengah kejuruan memiliki nilai lebih jika dibandingkan dengan model sekolah lain, sebab warga sekolah ini dituntut untuk memiliki wawasan bisnis yang luas dalam hal penyusunan kurikulum yang merupakan kegiatan inti sekolah sesuai dengan kebutuhan lapangan yang senantiasa mengalami perubahan dengan cepat.

Sejak digulirkannya konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi sejak tahun 1994, SMK Negeri 9 Bandung yang merupakan Sekolah Menengah Kejuruan kelompok Pariwisata, dengan bidang keahlian: Jasa Akomodasi Perhotelan, Tata Kecantikan Rambut dan Kulit, Tata Boga dan Tata Busana telah mulai menerapkan konsep ini. Oleh sebab itu peningkatan kualitas lulusan dengan menerapkan kegiatan unit produksi sebagai salah satu upaya meningkatkan kompetensi siswa sudah layak untuk diteliti.


(17)

C. Rumusan Masalah

Dari judul tesis ”Analisis Peningkatan Kemampuan Siswa Melalui Kegiatan Unit Produkasi Pada Program Studi Keahlian Tata Boga Kompetensi Keahlian Jasa Boga Di SMK Negeri 9 Bandung”, penulis merumuskan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

Adakah peningkatan kemampuan siswa dari kegiatan unit produksi pada program studi keahlian tata boga kompetensi keahlian jasa boga ?

Dari rumusan pertanyaan di atas maka kita dapat merumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian, adapun pertanyaan-pertanyaan itu adalah :

1. Bagaimana program kegiatan Unit Produksi di SMK Negeri 9 Bandung ? 2. Bagaimana pengorganisasian kegiatan unit produksi di SMKN 9 Bandung? 3. Bagaimana pelaksanaan kegiatan Unit Produksi di SMK Negeri 9 Bandung? 4. Bagaimana partisipasi siswa dalam kegiatan Unit Produksi di SMK Negeri 9

Bandung?

5. Bagaimana sistem evaluasi kemampuan siswa dalam kegiatan Unit Produksi di SMK Negeri 9 Bandung?

D. Pembatasan Masalah

Permasalahan yang ada dalam penelitian ini tidak semuanya dapat diteliti karena keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, antara lain : kelayakan masalah untuk diteliti, dana, waktu dan keterlaksanaan penelitian. Berdasarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan pada upaya peningkatan kemampuan siswa melalui


(18)

kegiatan unit produksi pada program keahlian parawisata kompetensi keahlian jasa boga.

Permasalahan pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan kemampuan siswa dari kegiatan unit produksi meliputi : Pragram kerja, pengorganisasian, pelaksanaan, partisipasi siswa, sistem evaluasi kegiatan unit produksi di SMK Negeri 9 Bandung.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dan kejelasan ilmiah mengenai kegiatan Unit Produksi (UP) dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Bandung.

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui bagaimana program kegiatan Unit Produksi di SMK Negeri 9 Bandung.

2. Mengetahui bagaimana pengorganisasian kegiatan Unit Produksi di SMKN 9 Bandung.

3. Mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan Unit Produksi di SMK Negeri 9 Bandung.

4. Mengetahui bagaimana partisipasi siswa dalam kegiatan Unit Produksi di SMK Negeri 9 Bandung.

5. Mengetahui bagaimana sistem evaluasi kemampuan siswa dalam kegiatan Unit Produksi di SMK Negeri 9 Bandung.

F. Kegunaan Penelitian


(19)

a) Manfaat Teoritik

Secara teoritik hasil penelitian ini diharapkan secara khusus dapat menambah khazanah kajian dalam analisis kegiatan bidang pendidikan kejuruan serta manajemen pendidikan dalam ilmu pendidikan pada umumnya.

b) Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan secara praktis dapat menambah wawasan bagi para praktisi dan pelaku di lapangan, khususnya yang langsung bergelut di bidang operasional serta dapat juga memberikan pengetahuan tambahan bagi masyarakat, khususnya para pengamat kebijakan publik dalam bidang pendidikan kejuruan ( SMK ) bagai mana meningkatkan dan mengembangkan kemampuan para siswa.

Bab I dalam tulisan ini adalah bab pendahuluan yang menguraikan mengenai latar belakang penelitian, pembatasan dan rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, kerangka pemikiran serta sistematika penulisan

Bab II berisi tinjauan pustaka dan kajian teori yang dikutip dari berbagai referensi baik berupa buku rujukan, maupun artikel yang telah dipublikasikan melalui media cetak dan elektronik, yang menurut penulis relevan dengan penelitian yang dilakukan. Tinjauan pustaka dan kajian teori ini meliputi : Landasan philosofis pembelajaran. Konsep pembelajaran pendidikan kejuruan meliputi : tinjauan filsafat, kebijakan link and match, pendidikan sistem ganda (PSG). Pembelajaran yang efektif pada pendidikan kejuruan meliputi : pengelolaan sekolah yang efektif, partisipasi siswa, evaluasi hasil belajar.


(20)

Tinjauan konsep unit produksi meliputi : organisasi unit produksi, penyusunan program kerja.

Bab III menjelaskan mengenai prosedur penelitian yang dilakukan mencakup diantaranya penentuan metode dan subjek penelitian, teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan, serta teknik pengolahan data yang diperoleh di lapangan.

Bab IV merupakan deskripsi dari hasil penelitian yang menggambarkan pelaksanaan kegiatan unit produksi di SMK Negeri 9 Bandung serta pembahasan atas data-data yang diperoleh.

Bab V menjelaskan mengenai kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan rekomendasinya.


(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kota Bandung, Jawa Barat tepatnya di SMKN 9 Bandung dengan subjek yang diteliti semua komponen yang ada di sekolah meliputi : siswa, guru, tata usaha, staf pimpinan dan kepala sekolah dengan kedudukan sama dengan peneliti.

Waktu penelitian berlangsung selama empat sampai enam bulan terhitung mulai bulan Januarai 2009 sampai dengan juni 2009.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah ini berarti kegiatan yang dilandasi oleh metode keilmuan. Nazir (1999:99) mengatakan bahwa penelitian merupakan “suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku”. Cara ilmiah tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan data yang objektif, valid dan reliabel.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode yang dimaksud adalah menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2001:3) sebagai ”prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Sementara itu Arikunto (1998:54) menyatakan bahwa: ”penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa


(22)

adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan”.

Selanjutnya Moleong (2001:3) menyebutkan tentang ciri-ciri penelitian kualitatif, yakni: ”Memiliki: latar alamiah, manusia sebagai alat, metode kualitatif, teori dari dasar (grounded theory), deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, adanya batas yang ditentukan oleh fokus, desain yang bersifat sementara, hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama”.

Sementara itu tujuan penelitian kualitatif menurut Nasution (1996:8) adalah untuk mendeskripsikan serta menganalisis data dan informasi yang dikumpulkan. Metode deskriptif sendiri seperti yang dinyatakan oleh Nazir (1999:63) adalah sebagai berikut:

”Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki”.

Selanjutnya definisi yang dikemukakan oleh Whitney (Nazir, 1999:63) menyebutkan bahwa :

”Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena”.

Metode ini menurut Whitney disebut sebagai ‘survei normatif (normative

survey) atau studi status (status study). Ada beberapa jenis penelitian deskriptif


(23)

meneliti, serta tempat dan waktu penelitian dilakukan. Menurut Nazir (1999:65), penelitian deskriptif dapat dibagi atas beberapa jenis, yaitu: 1) Metode survei; 2) Metode deskriptif berkesinambungan (continuity descriptive); 3) Penelitian studi kasus; 4) Penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas; 5) Penelitian tindakan (action research); 6) Penelitian perpustakaan dan dokumentasi

Sementara itu dalam penelitian ini, penulis akan melakukan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei, yaitu metode yang meneliti objek penelitian dengan tidak memberikan tindakan atau manipulasi apapun terhadap objek atau responden yang sedang diteliti.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan metode survei untuk menggali berbagai data yang dibutuhkan. Metode survei sendiri menurut Nazir (1999:65) adalah “penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah”.

Menurut Creswell (1994:145) pengumpulan data dalam penelitian kualitatif harus menggunakan peneliti sebagai primary instrument. Untuk itu maka teknik penggalian data yang akan dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data yang menempatkan peneliti sebagai instrumen utama penelitian.

Selanjutnya Creswell (1994:150) menyebutkan empat teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu: observasi, interview atau wawancara, studi


(24)

dokumentasi dan studi audiovisual. Adapun teknik yang dipergunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi.

1. Wawancara

Wawancara ini dimaksudkan untuk mendapatkan keterangan dengan bertanya langsung kepada responden yang telah dipilih. Seperti yang disampaikan oleh Moleong (2001:135) yang menyebutkan bahwa wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu, dan ”percakapannya dilakukan oleh dua orang di mana yang satu bertindak sebagai pewawancara dan satu lagi sebagai yang diwawancarai”.

Setelah penulis melakukan pengumpulan data dan mengolahnya, selanjutnya penulis mendeskripsikannya melalui pengumpulan, penyusunan dan penganalisisan data yang berhubungan dengan implementasi kegiatan Unit Produksi di SMK Negeri 9 Bandung.

Sementara itu, untuk memperoleh informasi yang relevan dan berkualitas penulis mewawancarai Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Ketua Kompetensi Keahlian ( Ketua Program) , Ketua Unit Produksi, Koordinator Tata Usaha, perwakilan dari guru serta sejumlah siswa.

2. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data melalui pengamatan yang dilakukan secara terstruktur terhadap objek yang sedang diteliti. Ada empat pendekatan yang dapat dilakukan dalam teknik observasi ini, yaitu: (1) complete

participant ( peserta lengkap ) ; (2) observer is participant (peneliti adalah


(25)

observer ( peninjauan lengkap ) (Creswell, 1994: 150). Dan dalam penelitian ini

peneliti memilih pendekatan ke dua yaitu observer is participant.

3. Studi Dokumentasi

Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data tertulis sebagai data sekunder yang berkaitan dengan penelitian. Arikunto (1998:236) menyatakan bahwa studi dokumentasi adalah: “mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dsb”.

Sementara itu yang penulis lakukan dalam teknik ini adalah dengan membaca dan mencatat dari sejumlah dokumen seperti rencana strategik (renstra) SMK Negeri 9 Bandung, RIPS, RAPBS, Arsip Surat Keputusan dan surat-surat lainnya serta sejumlah pedoman kerja yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Unit Produksi di SMK Negeri 9 Bandung.


(26)

D. Rangkuman Teknik Pengumpulan Data Tabel 3.1

Rangkuman Teknik Pengumpulan Data Teknik

Pengumpulan Data

Data Yang

Diperlukan Sumber Data

Pertanyaan Penelitian Ke- Observasi Program kegiatan UP Mekanisme Kegiatan UP Partisipasi guru dalam kegiatan UP partisipasi siswa dalam kegiatan UP sistem evaluasi KBM Kelengkapan peralatan yang digunakan Rapat-rapat kerja Pokja UP Papan Program Kerja,

Bagan / struktur organisasi UP Kegiatan Pelaksanaan UP Kegiatan pelaksanaan Evaluasi Tata letak dan jumlah alat dalam ruang praktek (dapur)


(27)

Tabel 3.2

Rangkuman Teknik Pengumpulan Data (lanjutan) Teknik

Pengumpulan Data

Data Yang

Diperlukan Sumber Data

Pertanyaan Penelitian Ke-

Wawancara

Kegiatan Belajar Mengajar di SMKN 9 Bandung Latar belakang pengembangan UP di SMKN 9

Bandung Kondisi daya dukungan SDM sekolah ( guru & Siswa)

Kondisi daya dukung Sarana prasaran sekolah Mekanisme UP di SMKN 9 Bandung Kontribusi UP pada keuangan Sekolah ( Kesejahtraan guru & siswa, penambahan & perawatan alat) Jenis usaha UP SMKN 9 Bandung Peningkatan Kompetensi guru & siswa dari kegiatan UP Kontribusi

pelajaran Normatif & Adaptif pada kegiatan UP Jumlah Alumni yang Mandiri Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah Ketua Program Tata Usaha Sekolah Beberapa Guru Sekolah Ketua Program Beberapa Siswa


(28)

Tabel 3.3

Rangkuman Teknik Pengumpulan Data (lanjutan) Teknik

Pengumpulan Data

Data Yang

Diperlukan Sumber Data

Pertanyaan Penelitian Ke- Studi Dokumentasi Struktur organisasi UP Mekanisme Tata Hubungan Organisasi Kondisi SDM sekolah Kondisi Sarana prasaran sekolah Kebijakan, Program dan Kegiatan Sekolah Berbagai petunjuk pelaksanaan kerja Kondisi siswa dan lulusan Struktur organisasi Sekolah Administrasi Kepegawaian Sekolah Administrasi Barang Sekolah Renstra Sekolah/ RIPS Program Kerja Sekolah Dokumen petunjuk pelaksanaan kerja Administrasi Siswa dan lulusan

E. Prosedur Pengolahan Data

Perolehan data lapangan baik hasil wawancara, observasi maupun studi dokumentasi diolah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Inventarisasi Data

Data-data yang diperoleh dari wawancara, observasi maupun studi dokumentasi akan dikumpulkan, dibuatkan transkripnya dan selanjutnya dipilah-pilah sesuai dengan rumusan masalah menyangkut : program kegiatan, pengorganisasian, pelaksanaan kegiatan, partisispasi siswa dan sistem pengevaluasian kemampuan siswa dalam kegiatan UP di SMK Negeri 9 Bandung. Dan pemaparan ini akan dilakukan dengan membuat pengelompokan berdasarkan aspek dari implementasi kegiatan yaitu: (1) aspek pengorganisasian, (2) aspek


(29)

interpretasi; serta (3) aspek aplikasi.

2. Editing dan Interpretasi Data

Tahapan ini dilakukan untuk memeriksa kembali apakah data yang telah ada sudah dianggap cukup atau belum. Selanjutnya, dilakukan pemaparan data hasil penelitian dengan melakukan analisis secara komprehensif, untuk dapat menjawab permasalahan penelitian. Dalam interpretasi ini dilakukan baik untuk data dari wawancara, observasi dan studi dokumentasi.

3. Analisis Data

Setelah seluruh data, baik data kuantitatif maupun kualitatif yang didapatkan diolah, maka langkah berikutnya adalah menganalisis data tersebut. Hasil analisis dibuat dalam pembahasan mengenai hasil wawancara, observasi maupun studi dokumentasi berdasarkan analisis penulis tentang implementasi kegiatan Unit Produksi di SMK Negeri 9 Bandung.


(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari uraian bab-bab terdahulu maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Program kegiatan.

Unit produksi merupakan salah satu bentuk usaha yang bersifat bisnis yang dapat mendatangkan keuntungan ganda yaitu : finansial dan bukan finansial. Keuntungan finansial dapat membantu peningkatan kemampuan siswa secara tidak langsung seperti dikemukakan di bawah ini :

a. Dapat membantu pendanaan untuk pemeliharaan, penambahan fasilitas dan biaya-biaya operasional pendidikan, dapat dilihat dari persentase pengalokasian sampai 50% untuk pemeliharaan dan pengadaan alat dan untuk realisasi tinggal menunggu waktu karena peralatan yang ada yang berasal dari pemerintah masih mencukupi.

b. Dapat menambah semangat kebersamaan, karena dapat menjadi wahana peningkatan aktivitas produktif guru dan siswa serta memberi ’income’ serta peningkatan kesejahtraan warga sekolah, sehingga dengan dijaminnya penghasilan guru karyawan membuat ketenangan bekerja akan terjamin.

Keuntungan bukan finansial berupa peningkatan keterampilan siswa dapat dikemukakan seperti di bawah ini :

a. Meningkatnya kualitas tamatan, dapat dilihat dari rata-rata kelulusan mencapai 95% dan keterserapan sampai 97,33%


(31)

b. Sebagai wahana pelatihan berbasis produksi/jasa bagi siswa dan menumbuh kembangkan jiwa wirausaha siswa pada SMK dapat dilihat dari rata- rata 10 sd. 20 siswa terlibat dalam kegiatan UP untuk setiap order yang dikerjakan, dan mereka terlibat dalam perencanaan, pembelanjaan, produk dan penjualan (servis) berarti ada peningkatan keterlibatan siswa setiap tahun dalam line produksi dari hari efektif belajar.

c. Mengembangkan sikap mandiri, percaya diri dalam pelaksanaan kegiatan praktek dan berani mengambil resiko.Ada perasaan senang pada setiap siswa yang terlibat dalam kegiatan UP, dibuktikan dengan data ada 14,52% alumni yang mandiri dan sebagian lagi ditarik oleh perusahaan.

d. Mendukung pelaksanaan dan pencapaian Pendidikan Sistem Ganda (PSG), Siswa diberi kesempatan dan wawasan untuk melakukan kegiatan produksi di sekolah dengan prinsip laku dijual sehingga setiap produk hasil peraktek siswa menjadi sarana latihan dalam kewirausahaan bagi siswa itu sendiri dan praktek kerja di Industri dapat dilakukan di sekolah atau di DU/DI.

e. Secara kelembagaan kegiatan unit produksi dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan dunia usaha/industri atau masyarakat lain atas terbukanya fasilitas untuk umum dan hasil-hasil produksinya. Dengan demikian order yang datang semakin banyak dan kesempatan siswa berlatih dalam pekerjaan yang sesungguhnya semakan luas.

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dari


(32)

sruktur organisasi dan tugas-fungsi yang ada maka organisasi unit produksi SMKN 9 Bandung dapat berjalan dengan baik walaupun perlu penyempurnaan sesuai dengan cakupan pelanggan yang semakin luas dan perkembangan omset yang semakin besar.

3. Pelaksanaan Kegiatan

Dalam pelaksanaan kegiatan maka kelompok normatif 10 – 12 Jam tatap muka dan kelompok adaptif 16 jam tatap muka tidak bisa dihilangkan atau diganti dengan program produktif yang bisa dilakukan adalah penjadwalan dengan menggunakan sistem blok dimana jadwal teori dan praktek dilakukan diwaktu yang terpisah secara jelas. Sehingga tidak terjadi pengorbanan waktu pelajaran normatif dan produktif.

Disamping pengalokansian waktu kegiatan maka yang tidak kalah pentingnya adalah proses pembimbingan atau pengajaran praktek dimana jumlah siswa dalam kelas 36 itu hanya ditangani oleh 2 orang guru padahal reverensi proyek-proyek pendidikan yang dibiayai bank dunia rasio guru dan siswa adalah 1 : 12 sehingga dalam pelaksanaan kegiatan unit produksi sebagai sarana meningkatkan kemampuan siswa dapat terkontrol. Dalam pelakanaan kegiatan unit produksi siswa tidak hanya dilatihkan dengan pekerjaan-pekerjaan halus tetapi pekerjaan-pekerjaan kasar dan pekerjaan penyelesaian di lapangan merupakan bagian dari pekerjaan yang dilatihkan juga.

4. Partisipasi Siswa

Keterlibatan siswa dalam kegiatan unit produksi secara garis besar dapat dibagai menjadi: Siswa yang aktif karena keinginan sendiri, siswa yang aktif didorong oleh gurunya karena dianggap kurang dalam kegiatan reguler kurikuler,


(33)

siswa yang membutuhkan bantuan karena berasal dari keluarga tidak mampu dari sisi ekonomi.

Dalam pelaksanaan kegiatan unit produksi banyak item yang dapat dikerjakan oleh para siswa sehingga jumlah siswa yang terlibat dalam kegiatan dapat ditingkatkan dan pemerataan kesempatan semakin luas. Hasil dari pemerataan kesempatan membuat kemampuan siswa menjadi merata dan dapat dilihat dari hasil evaluasi.

5. Evaluasi Kemampuan Siswa

Evaluasi untuk kelompok produktif dilakukan melalui uji level dan uji kompetensi, uji level dilakukan sampai semester lima untuk semua angkatan sedangkan uji kompetensi dilakukan pada semester enam dan merupakan bagian dari ujian nasional. Untuk uji kompetensi soal yang digunakan adalah soal dari pemerintah (Diknas) kemudian diperivikasi oleh penguji dari industri, tempat pelaksanaan dilakukan disekolah tersebut bila memenuhi syarat untuk jadi tempat uji kompetensi ( TUK ) sedangkan tim penguji terdiri dari penguji dari industri ( external) dan guru-guru yang sudah bersertifikat atau mempunyai pengalaman minimal lima tahun dalam bidangnya (internal). Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.4, 4.5 dan 4.6.

Dari kesimpulan-kesimpulan di atas maka dapat ditarik hubungan Jika-maka sebagai berikut : Jika para siswa terlibat dan aktif dalam kegiatan unit produksi maka akan terjadi peningkatan keterampilan ( Hard Skill) serta peningkatan sikap kerja, pola kerja, dan tanggung jawab ( Soft Skill )


(34)

B. SARAN-SARAN 1. Program kegiatan.

Dengan keuntungan ganda yang diperoleh dari kegiatan unit produksi disamping meningkatkan kompetensi siswa juga hendaknya dapat berimbas pada program kerja sekolah secara menyeluruh terutama pada beban masyarakat dalam pendanaan atau biaya anak sekolah. Oleh karena itu harus ada perubahan pola pikir semua warga sekolah dari pola pikir konsumtif menjadi produktif

2. Pengorganisasian

Walaupun Unit Produksi merupakan bagian dari organisasi sekolah tetapi hendaknya dalam penyusunan struktur organisasi dapat fleksibel sesuai dengan beban kerja yang dipikul, seperti divisi promosi dan pemasaran perlu dibentuk secara khusus tidak dirangkap oleh ketua, sehingga fungsi ketua sebagai organisator dapat berfungsi lebih optimal

3. Pelaksanaan Kegiatan

Dalam kegiatan produksi hendaknya siswa menjadi subjek belajar sehingga kreatifitas dan imajinasi siswa berkembang dengan baik, sedangkan guru-guru berfungsi sebagai nara sumber atau fasilitator dan quality control

4. Partisipasi Siswa

Hendaknya keterlibatan siswa dalam kegiatan unit produksi menjadi kegiatan yang wajib diikuti semua siswa tanpa kecuali, tidak lagi berdasarkan pada kehendak siswa sendiri, siswa yang dianggap kurang mampu dalam mengikuti praktek reguler atau siswa yang secara ekonomi kurang mampu.


(35)

5. Evaluasi Kemampuan Siswa

Berdasarkan pengalaman dalam pemasaran lulusan dimana industri sangat memperhatikan sikap para alumni maka seyogyanya bobot sikap dalam evaluasi lebih ditonjolkan sehingga terjadi perbedaan yang jelas antara siswa yang terlatih di kegiatan unit produksi dengan siswa yang tidak aktif di unit produksi.

6. Untuk peneliti selanjutnya maka statemen hipotetik ini dapat diuji atau diteliti dengan metode kuantitatif


(36)

REFERENSI

Alma Buchari, (1999). Kewirausahaan panduan perkuliahan. Bandung, Alfabeta.

Arikunto, (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta

Creswell, John W. (1994). Research Design, Qualitative & Quantitative

Approaches. California:SAGE Publication.

Dimyati, & Mudjiono, (2006) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta Rineka Cipta

Moleong, Lexy (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:Rosdakarya Nasution. (1999). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung:Tarsito Nazir, Moh. (1985). Metode Penelitian. Jakarta:Ghalia Indonesia

Pakpahan, J., Pemberdayaan Tenaga Kependidikan Menjadi Wirausaha Yang Unggul di Sekolah Menengah Kejuruan, Dikmenjur, Jakarta, 1996 Pakpahan J, Perkembanan Pendidikan Menengah Kejuruan Pada Pelita VI.

Direktotat Dikmenjur, Depdiknas. 2002

Sumahamidjaya S,(1981) Wiraswasta Orientasi Konsepsi dan Ikrar, Bandung: Tugas Wiraswasta, 1981.

Sutanto, A.B., Budaya Perusahaan: Manajemen dan Persaingan Bisnis I, Rolex Komputindo, Gramedia, Jakarta, 1996

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Depdiknas, (2006) Pengembangan Unit Produksi Di SMK. Direktorat PSMK Jakarta

Depdiknas, (2004). Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik SMK. Direktorat Dikmenjur Jakarta


(37)

Depdiknas, Kurikulum SMK Edisi 2004, Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan dasar Dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 2004

Depdiknas, (1997). Pedoman Pelaksanaan Unit Produksi. Direktorat Dikmenjur Jakarta

PPPGT Bandung, Pengembangan Sekolah Seutuhnya ( 1994)

Surat Keputusan Mendikbud No. 080/U/1993 tentang Kurikulum Menengah Kejuruan

Depdikbud, Keputusan Mendikbud No. 0873/P/1986 Tentang Pemanfaatan Hasil Unit Produksi Depdikbud, Jakarta, 1986

Yani Heryani, (2005). Implementasi Kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah

Dalam Meningkatkan Kinerja Sekolah. Tasis. Tidak diterbitkan. PPs

Uninus Bandung.

Acchink, (2008). Partisipasi Warga Negara.

http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/psikologi-sosial

Bank Dunia : Ekonomi Indonesia 2008 Capai 6,4 persen

(http://www.antara.co.id/arc/2007/11/15/bank-dunia-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2008-capai-6-4-persen/)

Balai Pelatihan Pendidikan Kejuruan Jakarta, Perlukah Evaluasi BPPK di

DKI Jakarta ? http://www.bppk-jakpus.edu2000.org/

Bang Mando, Pragmatisme Pendidikan (Telaah Atas Pemikiran John Dewey) http://www.dpdimmriau.co.cc/2009/01/

Christy’s Site, Pendidikan Indonesia Harus mempunyai Nilai Pragmatis. http://seniindonesia.multiply.com/journal/item/7/

Hartono, Pengertian Dan Unsur-Unsur Pendidikan. ( http://www. fatamorghana.wordpress.com) copyright 2008

Iman Mulayana, (2007). Organisasi dan Pengorganisasian.

http://id.shvoong.com/business-management/management/1657063-organisasi-dan-pengorganisasian/

Nerri, Definisi Berbagai macam Filsafat Pendidikan. http://nerri-unindra-bio2a.blogspot.com


(38)

Rahmawaty, (2006).Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa

Dolat Raya. http://library.usu.oc.id/download/fp/06008762.pdf

Zulherman, Evaluasi Dalam Pembelajaran Bahasa Prancis. http://www.apfi-pppsi.com/cadence21/pedagog21-3.htm

___________, KEPALA SEKOLAH SEBAGAI WIRAUSAHAWAN. http://www.geocities.com/guruvalah/entrepreneur_kepsek.html

__________ , Waridiman Kembali Ingatkan Link and Match.

http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id =73&Itemid=13

_________, Diknas Kerjasama dengan Swasta Untuk Pendidikan Sistem

Ganda. http://www2.kompas.com/utama/news/0309/07/140349.htm

_______, Jurnal 2006. Pengembangan Sistem Evaluasi.

http://dokumens.multiply.com/journal/item/34

__________, (2008). Definisi dan Pengertian Organisasi.

http://hmti.wordpress.com/2008/02/22/definisi-dan-pengertian-organisasi/

__________, Pengorganisasian.

http://www.geocities.com/agus_lecturer/manajemen/pengorganisasian. htm

__________, Program Kerja Organisasi.

http://www.geocities.com/bukukmhdi/bpo23.html

________, Kreatifitas Dan Prestasi Dalam Pendidikan, Hand Out Pelatihan Calon Kepala Sekolah, Depdiknas, Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Jakarta,2002


(39)

(1)

B. SARAN-SARAN 1. Program kegiatan.

Dengan keuntungan ganda yang diperoleh dari kegiatan unit produksi disamping meningkatkan kompetensi siswa juga hendaknya dapat berimbas pada program kerja sekolah secara menyeluruh terutama pada beban masyarakat dalam pendanaan atau biaya anak sekolah. Oleh karena itu harus ada perubahan pola pikir semua warga sekolah dari pola pikir konsumtif menjadi produktif

2. Pengorganisasian

Walaupun Unit Produksi merupakan bagian dari organisasi sekolah tetapi hendaknya dalam penyusunan struktur organisasi dapat fleksibel sesuai dengan beban kerja yang dipikul, seperti divisi promosi dan pemasaran perlu dibentuk secara khusus tidak dirangkap oleh ketua, sehingga fungsi ketua sebagai organisator dapat berfungsi lebih optimal

3. Pelaksanaan Kegiatan

Dalam kegiatan produksi hendaknya siswa menjadi subjek belajar sehingga kreatifitas dan imajinasi siswa berkembang dengan baik, sedangkan guru-guru berfungsi sebagai nara sumber atau fasilitator dan quality control

4. Partisipasi Siswa

Hendaknya keterlibatan siswa dalam kegiatan unit produksi menjadi kegiatan yang wajib diikuti semua siswa tanpa kecuali, tidak lagi berdasarkan pada kehendak siswa sendiri, siswa yang dianggap kurang mampu dalam mengikuti praktek reguler atau siswa yang secara ekonomi kurang mampu.


(2)

5. Evaluasi Kemampuan Siswa

Berdasarkan pengalaman dalam pemasaran lulusan dimana industri sangat memperhatikan sikap para alumni maka seyogyanya bobot sikap dalam evaluasi lebih ditonjolkan sehingga terjadi perbedaan yang jelas antara siswa yang terlatih di kegiatan unit produksi dengan siswa yang tidak aktif di unit produksi.

6. Untuk peneliti selanjutnya maka statemen hipotetik ini dapat diuji atau diteliti dengan metode kuantitatif


(3)

REFERENSI

Alma Buchari, (1999). Kewirausahaan panduan perkuliahan. Bandung, Alfabeta.

Arikunto, (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta

Creswell, John W. (1994). Research Design, Qualitative & Quantitative

Approaches. California:SAGE Publication.

Dimyati, & Mudjiono, (2006) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta Rineka Cipta

Moleong, Lexy (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:Rosdakarya Nasution. (1999). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung:Tarsito Nazir, Moh. (1985). Metode Penelitian. Jakarta:Ghalia Indonesia

Pakpahan, J., Pemberdayaan Tenaga Kependidikan Menjadi Wirausaha Yang Unggul di Sekolah Menengah Kejuruan, Dikmenjur, Jakarta, 1996 Pakpahan J, Perkembanan Pendidikan Menengah Kejuruan Pada Pelita VI.

Direktotat Dikmenjur, Depdiknas. 2002

Sumahamidjaya S,(1981) Wiraswasta Orientasi Konsepsi dan Ikrar, Bandung: Tugas Wiraswasta, 1981.

Sutanto, A.B., Budaya Perusahaan: Manajemen dan Persaingan Bisnis I, Rolex Komputindo, Gramedia, Jakarta, 1996

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Depdiknas, (2006) Pengembangan Unit Produksi Di SMK. Direktorat PSMK Jakarta

Depdiknas, (2004). Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik SMK. Direktorat Dikmenjur Jakarta


(4)

Depdiknas, Kurikulum SMK Edisi 2004, Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan dasar Dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 2004

Depdiknas, (1997). Pedoman Pelaksanaan Unit Produksi. Direktorat Dikmenjur Jakarta

PPPGT Bandung, Pengembangan Sekolah Seutuhnya ( 1994)

Surat Keputusan Mendikbud No. 080/U/1993 tentang Kurikulum Menengah Kejuruan

Depdikbud, Keputusan Mendikbud No. 0873/P/1986 Tentang Pemanfaatan Hasil Unit Produksi Depdikbud, Jakarta, 1986

Yani Heryani, (2005). Implementasi Kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah

Dalam Meningkatkan Kinerja Sekolah. Tasis. Tidak diterbitkan. PPs

Uninus Bandung.

Acchink, (2008). Partisipasi Warga Negara.

http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/psikologi-sosial

Bank Dunia : Ekonomi Indonesia 2008 Capai 6,4 persen

(http://www.antara.co.id/arc/2007/11/15/bank-dunia-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2008-capai-6-4-persen/)

Balai Pelatihan Pendidikan Kejuruan Jakarta, Perlukah Evaluasi BPPK di

DKI Jakarta ? http://www.bppk-jakpus.edu2000.org/

Bang Mando, Pragmatisme Pendidikan (Telaah Atas Pemikiran John Dewey) http://www.dpdimmriau.co.cc/2009/01/

Christy’s Site, Pendidikan Indonesia Harus mempunyai Nilai Pragmatis. http://seniindonesia.multiply.com/journal/item/7/

Hartono, Pengertian Dan Unsur-Unsur Pendidikan. ( http://www. fatamorghana.wordpress.com) copyright 2008

Iman Mulayana, (2007). Organisasi dan Pengorganisasian.

http://id.shvoong.com/business-management/management/1657063-organisasi-dan-pengorganisasian/

Nerri, Definisi Berbagai macam Filsafat Pendidikan. http://nerri-unindra-bio2a.blogspot.com


(5)

Rahmawaty, (2006).Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa

Dolat Raya. http://library.usu.oc.id/download/fp/06008762.pdf

Zulherman, Evaluasi Dalam Pembelajaran Bahasa Prancis. http://www.apfi-pppsi.com/cadence21/pedagog21-3.htm

___________, KEPALA SEKOLAH SEBAGAI WIRAUSAHAWAN. http://www.geocities.com/guruvalah/entrepreneur_kepsek.html

__________ , Waridiman Kembali Ingatkan Link and Match.

http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id =73&Itemid=13

_________, Diknas Kerjasama dengan Swasta Untuk Pendidikan Sistem

Ganda. http://www2.kompas.com/utama/news/0309/07/140349.htm

_______, Jurnal 2006. Pengembangan Sistem Evaluasi.

http://dokumens.multiply.com/journal/item/34

__________, (2008). Definisi dan Pengertian Organisasi.

http://hmti.wordpress.com/2008/02/22/definisi-dan-pengertian-organisasi/

__________, Pengorganisasian.

http://www.geocities.com/agus_lecturer/manajemen/pengorganisasian. htm

__________, Program Kerja Organisasi.

http://www.geocities.com/bukukmhdi/bpo23.html

________, Kreatifitas Dan Prestasi Dalam Pendidikan, Hand Out Pelatihan Calon Kepala Sekolah, Depdiknas, Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Jakarta,2002


(6)