AKTIVITAS GUNUNG BROMO BERDASARKAN DATA HASIL PEMANTAUAN DEFORMASI DAN SEISMIK.
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR GRAFIK ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah... 4
1.3 Batasan Masalah ... 4
1.4 Metode Penelitian ... 5
1.5 Variabel Penelitian ... 5
1.6 Tujuan Penelitian ... 6
1.7 Manfaat ... 6
1.8 Lokasi Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gunung Api ... 8
2.2 Deformasi Gunung Api ... 11
2.3 Global Positioning System (GPS) ... 14
2.4 Pemantauan Deformasi Gunung Api Dengan Survei GPS ... 19
2.4.1 Pemantauan Secara Kontinyu ... 20
2.4.2 Pemantauan Secara Episodik ... 20
2.5 Gempa Bumi ... 23
2.6 Pemantauan Seismik Gunung Api ... 25
2.7 Status Aktivitas Gunung Api ... 31
2.8 Gunung Bromo ... 32
2.8.1 Pemantauan Seismik Gunung Bromo ... 34
2.8.2 Pemantauan Deformasi Gunung Bromo ... 34
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan desain Penelitian... 36
3.1.1 Metode Penelitian ... 36
3.1.2 Desain Penelitian ... 36
3.2 Peralatan Lapangan yang Digunakan ... 39
3.3 Tahapan Penelitian ... 39
3.3.1 Persiapan ... 39
3.3.2 Pengambilan data ... 39
3.3.3 Pengolahan Data ... 41
3.4 Analisis dan Interpretasi ... 42
(2)
v
3.4.2 Analisis Kegempaan Berdasarkan Data Seismik ... 42
3.4.3 Analisis Aktivitas Gunung Bromo Dari Deformasi dan Seismik... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deformasi Berdasarkan Data Survei GPS ... 43
4.2 Analisis Kegempaan Berdasarkan Data Seismik ... 48
4.3 Analisis Aktivitas Gunung Bromo Berdasarkan Data Deformasi dan Seismik ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 53
5.2 Rekomendasi ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 55
LAMPIRAN-LAMPIRAN A. Hasil Pengamatan GPS Tabel L.1 Hasil Pengamatan GPS G.Bromo Dengan Koordinat UTM Periode Oktober 2008 ... 57
Tabel L.2 Hasil Pengamatan GPS G.Bromo Dengan Koordinat Geodetik Periode Oktober 2008 ... 57
Tabel L.3 Hasil Pengamatan GPS G.Bromo Dengan Koordinat UTM Periode Oktober 2009 ... 58
Tabel L.4 Hasil Pengamatan GPS G.Bromo Dengan Koordinat Geodetik Periode Oktober 2009 ... 58
Tabel L.5 Hasil Pengamatan GPS G.Bromo Dengan Koordinat UTM Periode April 2010 ... 59
Tabel L.6 Hasil Pengamatan GPS G.Bromo Dengan Koordinat Geodetik Periode April 2010 ... 59
B. Hasil Pengamatan Seismik Tabel L.7 Hasil Pengamatan Seismik Bulan Januari 2008 ... 60
Tabel L.8 Hasil Pengamatan Seismik Bulan Februari 2008 ... 60
Tabel L.9 Hasil Pengamatan Seismik Bulan Maret 2008 ... 60
Tabel L.10 Hasil Pengamatan Seismik Bulan April 2008 ... 61
Tabel L.11 Hasil Pengamatan Seismik Bulan Mei 2008 ... 61
Tabel L.12 Hasil Pengamatan Seismik Bulan Juni 2008 ... 62
Tabel L.13 Hasil Pengamatan Seismik Bulan Juli 2008 ... 62
Tabel L.14 Hasil Pengamatan Seismik Bulan Agustus 2008 ... 64
Tabel L.15 Hasil Pengamatan Seismik Bulan September 2008 ... 64
Tabel L.16 Hasil pengamatan Seismik Bulan Oktober 2008 ... 65
Tabel L.17 Hasil Pengamatan Seismik Bulan November 2008 ... 65
Tabel L.18 Hasil Pengamatan Seismik Bulan Desember 2008 ... 66
Tabel L.19 Hasil Pengamatan Seismik Bulan Januari 2009 ... 66
Tabel L.20 Hasil Pengamatan Seismik Bulan Februari 2009 ... 67
(3)
vi
Tabel L.22 Hasil Pengamatan Seismik Bulan April 2009 ... 69
Tabel L.23 Hasil Pengamatan Seismik Bulan Mei 2009 ... 69
Tabel L.24 Hasil Pengamatan Seismik Bulan Juni 2009 ... 71
Tabel L.25 Hasil Pengamatan Seismik Bulan Juli 2009 ... 72
Tabel L.26 Hasil Pengamatan Seismik Bulan Agustus 2009 ... 73
Tabel L.27 Hasil Pengamatan Seismik Bulan September 2009 ... 74
Tabel L.28 Hasil Pengamatan Seismik Bulan Oktober 2009 ... 76
Tabel L.29 Hasil Pengamatan Seismik Bulan November 2009 ... 77
Tabel L.30 Hasil Pengamatan Seismik Bulan Desember 2009 ... 78
Tabel L.31 Hasil Pengamatan Seismik Bulan Januari 2010 ... 79
Tabel L.32 Hasil Pengamatan Seismik Bulan Februari 2010 ... 79
Tabel L.33 Hasil Pengamatan Seismik Bulan Maret 2010 ... 80
Tabel L.34 Hasil Pengamatan Seismik Bulan April 2010 ... 81
Tabel L.35 Hasil Pengamatan Seismik Bulan Mei 2010 ... 82
Tabel L.36 Hasil Pengamatan Seismik Bulan Juni 2010 ... 82
(4)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Aktivitas vulkanisme dapat mengakibatkan bentuk bencana alam yang menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara (Hariyanto, 1999:14) mengemukakan bahwa ‘magma yang terkandung dalam gunung api merupakan faktor penting yang mengontrol proses aktivitas gunung api tersebut, mulai dari getaran yang diakibatkan sampai keluarnya aliran lava (erupsi).’
Beberapa pengamatan yang dilakukan secara teliti membuktikan bahwa peningkatan tekanan magma besar atau kecil, akan menyebabkan terjadinya deformasi di permukaan gunung api. Untuk mengetahui gejala deformasi gunung api yang terjadi dilakukan pemantauan dengan beberapa metode, salah satunya adalah survei GPS (Global Positioning System). Prinsip survei GPS yaitu dengan menempatkan beberapa titik ukur di lokasi yang dipilih. Pengukuran deformasi dilakukan secara berulang pada waktu yang berlainan. Berdasarkan hasil pengukuran berulang akan diperoleh perbedaan kooordinat (perubahan posisi), sehingga dapat diketahui informasi dari deformasi seperti lokasi sumber tekanan, pergerakan tubuh gunung api, regangan, kedalaman, dan lain-lain.
(5)
2
Selain deformasi yang terjadi di permukaan gunung api, aktivitas vulkanisme dikontrol pula oleh perubahan mendadak atau pelepasan energi dalam bumi yang dikenal dengan gempa bumi. Untuk mengetahui kegempaan yang terjadi di gunung api, dilakukan pemantauan seismisitas gunung api secara kontinyu dalam suatu jejaring dari titik-titik stasiun yang telah ditentukan posisinya. Dari pusat gempa, gempa dirambatkan dalam bentuk gelombang. Bentuk gelombang yang terjadi direkam dengan sebuah alat yang disebut seismograf. Hasil pencatatan seismograf disebut seismogram. Selanjutnya dari seismogram tersebut diolah dan diperoleh informasi mengenai magnitudo, tipe gempa, jarak sumber gempa, energi, frekuensi, dan lain-lain. Seluruh informasi tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk mengetahui aktivitas kegempaan sebuah gunung api, sehingga segala kemungkinan yang akan terjadi dapat diperkirakan sebelumnya.
Banyaknya gunung api di Indonesia membuat kita memikirkan upaya untuk meminimalisasi bencana yang dapat ditimbulkan oleh letusan gunung api. Salah satu gunung api aktif yang ada di Indonesia adalah Gunung Bromo yang terletak di Provinsi Jawa Timur, tepatnya berada dalam wilayah Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Probolinggo. Gunung Bromo merupakan gunung api yang mempunyai struktur strato dan bertipe A. Gunung api ini merupakan gunung termuda dan masih aktif sampai sekarang dalam jajaran gunung api yang berada dalam Kaldera Tengger.
(6)
3
Aktivitas sebuah gunung api umumnya meliputi sejarah dan kegiatan vulkaniknya. Sejarah letusan Gunung Bromo mulai tercatat pada September 1804 dengan karakteristik letusannya freatik dan tidak mengalirkan lava (Sjarifudin, 1990). Interval letusan Gunung Bromo berkisar antara 1-16 tahun. Letusan terakhir terjadi pada tahun 2004 berupa letusan abu yang berlangsung singkat.
Berdasarkan kegempaan yang terjadi di Gunung Bromo, terjadi peningkatan aktivitas mulai dari Agustus 2006 dan statusnya berubah dari Normal (Level I) menjadi Waspada (Level II) (Zainuddin, 2007: 6). Sampai saat ini kondisi Gunung Bromo masih dalam status Waspada, ditandai dengan terjadinya gempa vulkanik yang masih terukur (detiknews, 5 Oktober 2010). Dalam pemantauan aktivitas vulkanik Gunung Bromo, maka dilakukan pemantauan terpadu yaitu pemantauan seismik dan deformasi. Data-data ini diharapkan menjadi data pembanding jika gunung api ini mengalami perubahan aktivitas vulkanik. Dengan mengetahui karakteristik aktivitas Gunung Bromo, peringatan dini terhadap bahaya letusan dapat diberikan sebagai bagian dari mitigasi bencana letusan gunung api.
(7)
4 1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana data hasil pemantauan deformasi dan seismik bisa digunakan untuk menentukan tingkat aktivitas Gunung Bromo?
2. Bagaimana interpretasi data pemantauan deformasi dan seismik dalam penentuan status aktivitas Gunung Bromo?
1.3Batasan Masalah
Cakupan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Dari data survei GPS diperoleh vektor pergeseran dalam arah horizontal dan vertikal. Akan tetapi, penelitian ini hanya menganalisis vektor pergeseran horizontal. Selanjutnya dari vektor pergeseran horizontal akan dianalisis lokasi sumber aktivitas dan pergerakan tubuh Gunung Bromo. 2. Dari data seismik akan dianalisis jenis gempa vulkanik dan hubungan
antara jumlah harian gempa vulkanik, energi kumulatif gempa, dan variasi jarak sumber gempa vulkanik untuk mengetahui aktivitas kegempaan yang terjadi di Gunung Bromo.
3. Dari informasi deformasi dan seismik dilakukan penentuan status gunung api yaitu Normal (Level I), Waspada (Level II), Siaga (Level III), dan Awas (Level IV).
(8)
5 1.4Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik dari data deformasi dengan survei GPS dan data seismik. Dari data survei GPS adalah posisi tiap kala pengamatan (perubahan koordinat) dalam arah horizontal dan vertikal. Selanjutnya dari vektor pergeseran GPS dalam arah horizontal dapat diperoleh informasi berupa lokasi sumber aktivitas dan pergerakan tubuh gunung api, sehingga diketahui gejala deformasi yang terjadi di permukaan gunung api.
Sedangkan yang diperoleh dari data seismik yaitu waktu tiba gelombang P dan S, amplitudo maksimum, dan lama gempa. Dari data seismik tersebut diperoleh informasi berupa jenis gempa, dan hubungan variasi jarak sumber gempa vulkanik, jumlah harian gempa vulkanik, dan energi kumulatif gempa untuk mengetahui aktivitas kegempaan yang terjadi.
Kemudian selanjutnya semua informasi seismik dan deformasi tersebut dipadukan untuk menentukan status gunung api, sehingga dapat mengetahui aktivitas sebuah gunung api dari waktu ke waktu.
1.5Variabel Penelitian
Dari data deformasi dengan survei GPS yang dilakukan dalam tiga kali pengukuran diperoleh variabel berupa titik koordinat (posisi), kemudian dari hasil pengolahan data diperoleh lokasi sumber aktivitas vulkanik dan kecenderungan pergerakan tubuh Gunung Bromo. Sedangkan dari data seismik diperoleh variabel berupa waktu tiba gelombang P dan S, amplitudo maksimum, dan lama gempa. Dari hasil pengolahan data seismik diperoleh
(9)
6
informasi berupa aktivitas kegempaan dilihat dari jenis gempa vulkanik dan hubungan antara jumlah harian gempa vulkanik, energi kumulatif gempa vulkanik, dan variasi jarak sumber gempa vulkanik.
1.6Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas Gunung Bromo berdasarkan data hasil pemantauan deformasi dan seismik selama kurun waktu Januari 2008 sampai Juni 2010.
1.7Manfaat
Manfaat dari penelitian ini diantaranya, yaitu:
1. Memberikan informasi bahwa GPS dan seismik dapat digunakan untuk mengetahui aktivitas sebuah gunung api.
2. Memberikan informasi peringatan dini kepada masyarakat yang bermukim di sekitar Gunung Bromo sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan mitigasi bencana letusan gunung api.
1.8Lokasi Penelitian
Gunung Bromo secara geografis terletak pada posisi 7o56.5’LS dan 112o37’BT. Secara administratif Gunung bromo termasuk dalam wilayah Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur (Gambar 1.1).
(10)
7
Gambar 1.1 Peta Lokasi Gunung Bromo, Jawa Timur (Sumber: http://www.googlemap.com)
(11)
(12)
36 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitik dari data deformasi dengan survei GPS dan data seismik. Parameter yang diperoleh dari data GPS adalah posisi tiap kala pengamatan (perubahan koordinat) dalam arah horizontal dan vertikal. Dari komponen horizontal dianalisis untuk mengetahui informasi berupa lokasi sumber aktivitas dan pergerakan tubuh gunung api. Sedangkan parameter yang diperoleh dari data seismik yaitu waktu tiba gelombang P dan S, amplitudo maksimum, dan lama gempa. Dari parameter-parameter tersebut diperoleh informasi berupa jenis gempa, dan hubungan variasi jarak sumber gempa vulkanik, jumlah harian gempa vulkanik, dan energi kumulatif gempa vulkanik untuk mengetahui aktivitas kegempaan yang terjadi. Selanjutnya semua informasi seismik dan deformasi tersebut dipadukan untuk mengetahui aktivitas Gunung Bromo selama kurun waktu Januari 2008-Juni 2010.
3.1.2 Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Bandung. Semua kegiatan akuisisi data dilakukan di lapangan oleh tim survei PVMBG. Sedangkan pengolahan
(13)
37
data dilakukan penulis di kantor PVMBG. Untuk lebih jelas kegiatan yang dilakukan, maka desain penelitian dapat diuraikan di dalam diagram alur penelitian sebagai berikut (Gambar 3.1):
(14)
38
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian Data GPS
Posisi titik ukur GPS tiap kala pengamatan
Pergerakan tubuh gunung api Lokasi sumber
aktivitas
Vektor pergeseran GPS
Horizontal Vertikal
Gejala deformasi di permukaan Gunung Bromo
Lama gempa Selisih waktu tiba gelombang P dan S
Data seismik
Jarak sumber gempa Jenis gempa Amplitudo maksimum Gempa tektonik Gempa vulkanik dalam dan dangkal Gempa tremor Gempa letusan Jumlah harian gempa vulkanik Magnitudo gempa vulkanik Energi gempa vulkanik Energi kumulatif gempa vulkanik Aktivitas kegempaan Gunung Bromo
Aktivitas Gunung Bromo berdasarkan data hasil pemantauan
(15)
39 3.2 Peralatan Lapangan yang Digunakan
Data lapangan diperoleh dari hasil survei GPS periode Oktober 2008, Oktober 2009, dan April 2010. Sedangkan data dari pengamatan seismik periode Januari 2008 sampai Juni 2010. Peralatan yang digunakan dalam penelitian di Gunung Bromo sebagai berikut:
Peralatan untuk pengamatan deformasi a. Dua set GPS Leica System GX1220 b. Satu set GPS Leica System 500 c. Seperangkat komputer
Sedangkan peralatan untuk pengamatan seismik sebagai berikut: a. Seismometer L-4C
b. Seismograf PS-2 c. Radio Telemetri d. Seperangkat komputer
3.3 Tahapan Penelitian 3.3.1 Persiapan
Objek dalam penelitian ini adalah Gunung Bromo yang terletak di Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur. Tahapan awal dari penelitian ini yaitu dengan melakukan studi literatur objek yang diteliti dan penyusunan proposal. 3.3.2 Pengambilan Data
Untuk metode deformasi dengan survei GPS langkah penelitian yang dilakukan sebagai berikut:
(16)
40
a. Dilakukan pengujian baterai yang akan digunakan sehingga dianggap layak untuk digunakan selama pengamatan.
b. Melakukan pengecekan kode titik yang akan diamati.
c. Dipastikan jauh dari benda-benda dengan titik pengukuran untuk meminimalkan terjadinya multipath.
d. Melakukan pengujian antena, apabila terdapat perbedaan maka harus dikalibrasi.
e. Melakukan pengukuran tinggi antena.
f. Pastikan semua kabel terpasang dengan baik.
g. Nyalakan receiver, lakukan inputing semua informasi yang diperlukan seperti tinggi antena, kode titik, nama lokasi, nama pengamat, dll.
h. Setelah semua siap, lakukan pengamatan selama 7-12 jam.
Sedangkan untuk metode seismik langkah penelitian yang dilakukan sebagai berikut: secara umum seismograf telemetri terdiri dari dua bagian yaitu bagian pemancar (transmitter) yang ditempatkan di lapangan dan bagian penerima (receiver) yang ditempatkan di Pos PGA Gunung Bromo. Jaringan seismik kontinyu Gunung Bromo terdiri dari satu stasiun. Berbagai tipe gelombang seismik yang dibangkitkan oleh gempa bumi akan direkam oleh seismograf analog, secara kontinyu diterima langsung dari sumber gempa yang ditempatkan di Pos Pengamatan Gunung Bromo. Hasil pencatatan seismograf tersebut berupa grafik yang disebut seismogram. Dari seismogram tersebut dapat diketahui parameter-parameter gempa yaitu waktu tiba gelombang P dan S, amplitudo gempa, dan lama gempa.
(17)
41 3.3.3 Pengolahan Data
Pengolahan data dibagi menjadi dua yaitu pengolahan data deformasi hasil survey GPS dan pengolahan data seismik.
a. Pengolahan data deformasi hasil survey GPS
Data awal dalam pengolahan data survey GPS berupa data pengukuran dalam format RINEX (Receiver Independent Exchange) yang kemudian diolah dengan menggunakan software LGO 2.0 untuk memperoleh data posisi/koordinat titik ukur GPS. Data koordinat titik yang sudah berupa data grid dalam satuan UTM (Universal Transverse Mercator) yaitu easting, northing, dan height. Kemudian data grid tersebut diolah dengan menggunakan software Microsoft Excel untuk menentukan vektor pergeseran baik dalam arah horizontal maupun vertikal. Dari vektor pergeseran horizontal dapat diketahui lokasi sumber aktivitas dan pergerakan tubuh gunung api.
b. Pengolahan data seismik
Pengolahan data rekaman gelombang seismik (seismogram) dari stasiun permanen yang ada di Pos Pengamatan Gunung Bromo berupa waktu tiba gelombang P dan S (selisih waktu tiba gelombang P dan S), amplitudo maksimum, dan lama gempa. Proses pengolahan data menggunakan Microsoft Excel. Perhitungan magnitudo gempa vulkanik dari amplitudo maksimum, perhitungan energi gempa vulkanik berdasarkan perhitungan magnitudo gempa vulkanik, dan selisih waktu tiba gelombang P dan S
(18)
42
dapat digunakan untuk mengetahui jenis gempa dan jaraknya terhadap sumber gempa.
3.4 Analisis dan Interpretasi
3.4.1 Analisis Deformasi Berdasarkan Data Survei GPS
Untuk mengetahui gejala deformasi yang terjadi di permukaan gunung api dilakukan analisis geometrik dari data GPS yang dilakukan secara berulang pada waktu yang berbeda. Dari analisis geometrik ini dapat diketahui lokasi sumber aktivitas dan pergerakan tubuh gunung api yang kemudian digunakan untuk mengetahui gejala deformasi yang terjadi.
3.4.2 Analisis Kegempaan Berdasarkan Data Seismik
Analisis kegempaan digunakan untuk mengetahui aktivitas kegempaan gunung api untuk memperkirakan kemungkinan letusan yang akan terjadi. Untuk mengetahui aktivitas kegempaan gunung api diperoleh dari jenis gempa vulkanik yang terjadi, dan hubungan antara jumlah gempa harian vulkanik, energi kumulatif gempa vulkanik, dan variasi jarak sumber gempa vulkanik. 3.4.3 Analisis Aktivitas Gunung Bromo Dari Deformasi dan Seismik
Analisis ini dilakukan dengan memadukan hasil analisis dari deformasi dan seismik untuk mengetahui aktivitas Gunung Bromo dan status Gunung Bromo pada kurun waktu Januari 2008 sampai Juni 2010. Keterpaduan analisis keduanya ini untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat, sehingga dapat memperkirakan bencana letusan yang akan terjadi.
(19)
(20)
54 BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dijelaskan, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu:
a. Dari data deformasi Gunung Bromo pada periode Januari 2008 sampai Juni 2010 mengalami inflasi (kenaikan permukaan tanah) dengan lokasi sumber aktivitas berada di daerah sekitar Bromo.
b. Dari data seismik Gunung Bromo mengalami tiga kali peningkatan pada kurun waktu Januari 2008 – Juni 2010 berdasarkan hubungan antara jumlah harian gempa vulkanik, energi kumulatif gempa vulkanik, dan jarak sumber gempa vulkanik. Selain itu, peningkatan vulkanik Gunung Bromo pada waktu tersebut ditandai dengan banyaknya terekam gempa-gempa vulkanik. c. Pada kurun waktu Januari 2008 – Juni 2010, Gunung Bromo berada pada Level II (Waspada). Kondisi ini diperlihatkan dengan adanya gejala deformasi berupa inflasi dengan lokasi sumber aktivitas sudah berada di daerah sekitar Bromo dan gempa yang terjadi di dominasi oleh gempa vulkanik.
(21)
55 5.2 Rekomendasi
Rekomendasi yang diusulkan penulis berkaitan dengan analisis aktivitas Gunung Bromo supaya diperhatikan untuk penelitian selanjutnya, antara lain: 1. Pada pemantauan aktivitas Gunung Bromo ini perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut menggunakan pengamatan lainnya seperti pengamatan thermal, kimia gas, dan microgravity agar dapat diketahui struktur dalam dari Gunung Bromo sehingga diperoleh analisis yang lebih akurat dan prediksi sifat letusan jika seandainya menunjukkan adanya tanda-tanda akan terjadi letusan.
2. Pemasangan jaringan GPS di Gunung Bromo sebaiknya dipasang kontinyu, karena interval waktu letusan Gunung Bromo yang relatif singkat.
(22)
56
DAFTAR PUSTAKA
Andreas, H. (2007). “Karakteristik Deformasi”. Makalah pada Geodesi dan Geomatika, Bandung.
Departemen Energi dan Sumber daya Mineral. (2010). Pengenalan gempa Bumi, Bandung: ESDM.
Fajri, M. (2009). Vulkanisme dan Gempa Bumi. [Online]. Tersedia: http://www.wordpress.com [3 agustus 2010].
Hariyanto, A.H. (1999). Studi Korelasi Antara Vektor Pergeseran GPS dengan Informasi Seismik Untuk Pemantauan Gunung Guntur. Skripsi pada Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Bandung: tidak diterbitkan.
Hasanudin, A. (2000). Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya. Jakarta: Pradnya Paramita.
Hasanudin, A. (2007). “GPS Positioning.” Makalah pada Geodesy Research Division, Bandung.
Islah, M.A. (2010, 5 Oktober). Gunung Bromo Masih Batuk. Detik News [Online]. Tersedia: http://www.detiknews.com. [15 Oktober 2010].
Keilmuan Geodesi. (2010). Pemantauan Deformasi Gunung Api Bromo Dengan GPS. Tersedia: http://www.itb.co.id. [15 Oktober 2010].
Kurnia, O.K. (2010). Studi Deformasi Gunung Api. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Kriswati, E. (2006). Pengamatan Deformasi. Bandung: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
(23)
57
Musyarofah, N. (2009). Analisis Deformasi Gunung Kelud Pasca Letusan November 2007 Berdasarkan Data Global Positioning System (GPS). Skripsi pada FMIPA Universitas Brawijaya: tidak diterbitkan.
Mutiara. (2010). Analisis Deformasi Gunung Talang Berdasarkan Data Global Positioning System (GPS). Skripsi pada FMIPA Institut Teknologi Bandung: tidak diterbitkan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. (2006). Gunung Api, Bandung: PVMBG.
Ramalis, T.R. (2000). Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Susilawati. (2008). Penerapan Penjalaran Gelombang Seismik Gempa Pada Penelaahan Struktur Bagian Dalam Bumi. Skripsi pada FMIPA Universitas Sumatera Utara: tidak diterbitkan.
Sjarifudin, M.Z. (1990). Gunung Bromo. Bandung: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi bencana Geologi.
Tipler, Paul. (1998). Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid I. (third ed.). Jakarta: Erlangga.
Zainuddin. Et al. (2007). Laporan Pengamatan Terpadu Gunung Api Bromo. Bandung: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
(1)
42
dapat digunakan untuk mengetahui jenis gempa dan jaraknya terhadap sumber gempa.
3.4 Analisis dan Interpretasi
3.4.1 Analisis Deformasi Berdasarkan Data Survei GPS
Untuk mengetahui gejala deformasi yang terjadi di permukaan gunung api dilakukan analisis geometrik dari data GPS yang dilakukan secara berulang pada waktu yang berbeda. Dari analisis geometrik ini dapat diketahui lokasi sumber aktivitas dan pergerakan tubuh gunung api yang kemudian digunakan untuk mengetahui gejala deformasi yang terjadi.
3.4.2 Analisis Kegempaan Berdasarkan Data Seismik
Analisis kegempaan digunakan untuk mengetahui aktivitas kegempaan gunung api untuk memperkirakan kemungkinan letusan yang akan terjadi. Untuk mengetahui aktivitas kegempaan gunung api diperoleh dari jenis gempa vulkanik yang terjadi, dan hubungan antara jumlah gempa harian vulkanik, energi kumulatif gempa vulkanik, dan variasi jarak sumber gempa vulkanik. 3.4.3 Analisis Aktivitas Gunung Bromo Dari Deformasi dan Seismik
Analisis ini dilakukan dengan memadukan hasil analisis dari deformasi dan seismik untuk mengetahui aktivitas Gunung Bromo dan status Gunung Bromo pada kurun waktu Januari 2008 sampai Juni 2010. Keterpaduan analisis keduanya ini untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat, sehingga dapat memperkirakan bencana letusan yang akan terjadi.
(2)
(3)
54 BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dijelaskan, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu:
a. Dari data deformasi Gunung Bromo pada periode Januari 2008 sampai Juni 2010 mengalami inflasi (kenaikan permukaan tanah) dengan lokasi sumber aktivitas berada di daerah sekitar Bromo.
b. Dari data seismik Gunung Bromo mengalami tiga kali peningkatan pada kurun waktu Januari 2008 – Juni 2010 berdasarkan hubungan antara jumlah harian gempa vulkanik, energi kumulatif gempa vulkanik, dan jarak sumber gempa vulkanik. Selain itu, peningkatan vulkanik Gunung Bromo pada waktu tersebut ditandai dengan banyaknya terekam gempa-gempa vulkanik. c. Pada kurun waktu Januari 2008 – Juni 2010, Gunung Bromo berada pada Level II (Waspada). Kondisi ini diperlihatkan dengan adanya gejala deformasi berupa inflasi dengan lokasi sumber aktivitas sudah berada di daerah sekitar Bromo dan gempa yang terjadi di dominasi oleh gempa vulkanik.
(4)
55 5.2 Rekomendasi
Rekomendasi yang diusulkan penulis berkaitan dengan analisis aktivitas Gunung Bromo supaya diperhatikan untuk penelitian selanjutnya, antara lain: 1. Pada pemantauan aktivitas Gunung Bromo ini perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut menggunakan pengamatan lainnya seperti pengamatan thermal, kimia gas, dan microgravity agar dapat diketahui struktur dalam dari Gunung Bromo sehingga diperoleh analisis yang lebih akurat dan prediksi sifat letusan jika seandainya menunjukkan adanya tanda-tanda akan terjadi letusan.
2. Pemasangan jaringan GPS di Gunung Bromo sebaiknya dipasang kontinyu, karena interval waktu letusan Gunung Bromo yang relatif singkat.
(5)
56
DAFTAR PUSTAKA
Andreas, H. (2007). “Karakteristik Deformasi”. Makalah pada Geodesi dan Geomatika, Bandung.
Departemen Energi dan Sumber daya Mineral. (2010). Pengenalan gempa Bumi, Bandung: ESDM.
Fajri, M. (2009). Vulkanisme dan Gempa Bumi. [Online]. Tersedia: http://www.wordpress.com [3 agustus 2010].
Hariyanto, A.H. (1999). Studi Korelasi Antara Vektor Pergeseran GPS dengan Informasi Seismik Untuk Pemantauan Gunung Guntur. Skripsi pada Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Bandung: tidak diterbitkan.
Hasanudin, A. (2000). Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya. Jakarta: Pradnya Paramita.
Hasanudin, A. (2007). “GPS Positioning.” Makalah pada Geodesy Research Division, Bandung.
Islah, M.A. (2010, 5 Oktober). Gunung Bromo Masih Batuk. Detik News [Online]. Tersedia: http://www.detiknews.com. [15 Oktober 2010].
Keilmuan Geodesi. (2010). Pemantauan Deformasi Gunung Api Bromo Dengan GPS. Tersedia: http://www.itb.co.id. [15 Oktober 2010].
Kurnia, O.K. (2010). Studi Deformasi Gunung Api. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Kriswati, E. (2006). Pengamatan Deformasi. Bandung: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
(6)
57
Musyarofah, N. (2009). Analisis Deformasi Gunung Kelud Pasca Letusan November 2007 Berdasarkan Data Global Positioning System (GPS). Skripsi pada FMIPA Universitas Brawijaya: tidak diterbitkan.
Mutiara. (2010). Analisis Deformasi Gunung Talang Berdasarkan Data Global Positioning System (GPS). Skripsi pada FMIPA Institut Teknologi Bandung: tidak diterbitkan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. (2006). Gunung Api, Bandung: PVMBG.
Ramalis, T.R. (2000). Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Susilawati. (2008). Penerapan Penjalaran Gelombang Seismik Gempa Pada Penelaahan Struktur Bagian Dalam Bumi. Skripsi pada FMIPA Universitas Sumatera Utara: tidak diterbitkan.
Sjarifudin, M.Z. (1990). Gunung Bromo. Bandung: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi bencana Geologi.
Tipler, Paul. (1998). Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid I. (third ed.). Jakarta: Erlangga.
Zainuddin. Et al. (2007). Laporan Pengamatan Terpadu Gunung Api Bromo. Bandung: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.