Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional terhadap Kinerja Kerja yang Dimediasi oleh Kerjasama Tim.

(1)

viii

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL TERHADAP KINERJA KERJA YANG DIMEDIASI

OLEH KERJASAMA TIM Hanna Fransiska Anugrah Hanna.fransiska@ymail.com

Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia

Abstrak

Kinerja kerja merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dari suatu perusahaan karena dengan adanya kinerja kerja yang baik, perusahaan akan terus mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transformasional dan transaksional terhadap kinerja kerja yang dimediasi oleh kerjasama tim. Sampel penelitian ini terdiri dari 121 (seratus dua puluh satu) pemimpin yang bekerja di 17 (tujuh belas) perusahaan swasta yang beroperasi di Kota Bandung. Leadership Beliefs Inventory (LBI), Practice Environment Survey, dan Job Performance merupakan instrumen pengukuran untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional memengaruhi kerjasama tim dan kinerja kerca secara positif.

Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kepemimpinan Transformasional, Kerjasama Tim, Kinerja Kerja


(2)

ix

THE IMPACT OF TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP AND TRANSACTIONAL ON JOB PERFORMANCE MEDIATED BY

TEAMWORK Hanna Fransiska Anugrah Hanna.fransiska@ymail.com

Maranatha Christian University, Bandung, Indonesia

Abstract

Job performance is one factor that determines the success of a company because of the presence of good job performance, the company will continue to achieve its intended purpose. The purpose of this study was to determine the effect of transformational and transactional leadership on the job performance which is mediated by teamwork. The study sample consisted of 121 (one hundred and twenty one) leaders who work in 17 (seventeen) private companies operating in the city of Bandung. Leadership Beliefs Inventory (LBI), Practice Environment Survey, and Job Performance is a measurement instrument to test the hypothesis in this study. The results of this study indicate that the influence of transformational leadership and team work kerca performance positively.

Keywords: Transformational Leadership, Transactional Leadership, Teamwork, Job Performance


(3)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I : PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 6

1.4Manfaat Penelitian ... 7

1.5Waktu dan Lokasi Penelitian ... 8

1.6Sistematika Penulisan... 8

BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1Kepemimpinan Transformasional ... 11

2.1.1 Dimensi Kepemimpinan Transformasional ... 12

2.1.2 Anteseden Kepemimpinan Transformasional ... 16

2.1.3 Konsekuensi Kepemimpinan Transformasional ... 17


(4)

xi

2.2.1 Dimensi Kepemimpinan Transaksional ... 19

2.2.2 Anteseden Kepemimpinan Transaksional ... 21

2.2.3 Konsekuensi Kepemimpinan Transaksional ... 22

2.3Kerjasama Tim ... 22

2.3.1 Dimensi Kerjasama Tim ... 23

2.3.2 Anteseden Kerjasama Tim ... 24

2.3.3 Konsekuensi Kerjasama Tim ... 25

2.4Kinerja Kerja ... 27

2.4.1 Dimensi Kinerja Kerja ... 28

2.4.2 Anteseden Kinerja Kerja ... 32

2.4.3 Konsekuensi Kinerja Kerja ... 32

2.5Hubungan Antarvariabel Penelitian ... 33

2.5.1 Hubungan antara Kepemimpinan Transformasional dan Kerjasama Tim ... 33

2.5.2 Hubungan antara Kepemimpinan Transaksional dan Kerjasama Tim ... 34

2.5.3 Hubungan antara Kerjasama Tim dan Kinerja Kerja ... 34

2.5.4 Hubungan antara Kepemimpinan Transformasional dan Kinerja Kerja ... 35

2.5.5 Hubungan antara Kepemimpinan Transaksional ... 35

2.6Model Penelitian ... 36

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian ... 38

3.2Populasi dan Sampel ... 39

3.3Teknik Pengambilan Sampel... 40

3.4Definisi Operasional Variabel ... 41

3.4.1 Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional ... 41

3.4.2 Kerjasama Tim ... 42

3.4.3 Kinerja Kerja ... 42

3.4.4 Variabel Kontrol ... 42

3.5Metoda Analisa Data ... 43

3.5.1 Uji Outliers ... 43

3.5.2 Uji Validitas ... 44

3.5.3 Uji Reliabilitas ... 45

3.5.4 Uji Statistik Deskriptif dan Antarvariabel Penelitian ... 46

3.5.5 Uji Model Struktural ... 48

3.5.6 Uji Hipotesis ... 51

3.5.6.1Uji Hipotesis 1... 51


(5)

xii

3.5.6.3Uji Hipotesis 3... 53

3.5.6.4Uji Hipotesis 4... 53

3.5.6.5Uji Hipotesis 5... 53

3.5.7 Path Diagram ... 54

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Karakteristik Subjek Penelitian ... 55

4.2Hasil Uji Outliers ... 57

4.3Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 58

4.4Hasil Uji Statistik Deskriptif dan Koefisien Korelasi ... 60

4.5Hasil Uji Model Struktural ... 72

4.6Hasil Uji Hipotesis ... 73

4.6.1 Hasil Uji Hipotesis 1 ... 75

4.6.2 Hasil Uji Hipotesis 2 ... 76

4.6.3 Hasil Uji Hipotesis 3 ... 76

4.6.4 Hasil Uji Hipotesis 4 ... 77

4.6.5 Hasil Uji Hipotesis 5 ... 80

4.7Model Hasil Penelitian ... 81

BAB V : PENUTUP 5.1Simpulan ... 83

5.2Keterbatasan Penelitian ... 85

5.3Saran bagi Penelitian Mendatang ... 85

5.4Saran bagi Pihak Manajemen Perusahaan... 86


(6)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Penelitian yand Dihipotesiskan ... 37 Gambar 3.1 Path diagram dengan notasi Lisrel ... 54 Gambar 4.1 Hasil Model Penelitian ... 81


(7)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Variabel Kontrol ... 43

Tabel 3.2 Tabel Uji Model Struktural ... 51

Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian ... 56

Tabel 4.2 Hasil Uji Outliers – Squared Mahalanobis Distance ... 58

Tabel 4.3 Hasil Analisis Validitas dan Reliabilitas untuk Setiap Variabel dan Butir Instrumen Penelitian... 59

Tabel 4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif dan Korelasi Antarvariabel Penelitian... 61

Tabel 4.5 Hasil Uji Model Struktural ... 72


(8)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Kuesioner


(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian bagi praktisi dan akademisi, waktu dan lokasi penelitian, serta sistematika penulisan.

1.1Latar Belakang

Prinsip dasar manajemen menyatakan bahwa kinerja sumber daya insani merupakan perpaduan antara motivasi yang ada pada diri seorang dan kemampuannya dalam melaksanakan suatu pekerjaan (Feldman, 1998). Dengan kata lain, kinerja juga bisa digambarkan dengan seberapa baik seseorang melakukan tugas yang berhubungan dengan pekerjaan (Caillier, 2010). Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis dan kontribusi (Amstrong & Baron, 1998). Kinerja juga dapat menentukan kualitas kehidupan organisasi dan keefektifan (Giri & Kumar, 2010). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja timbul dari dalam diri seseorang melalui motivasi dan kemampuan yang ada untuk mencapai tujuan strategis dan dapat menentukan kualitas dari suatu organisasi (Armstrong & Baron, 1998; Caillier, 2010; Feldman, 1998; Giri & Kumar, 2010). Kinerja yang lebih baik dapat membawa peningkatan kepada hasil usaha (Pushpakumari, 2008). Kinerja juga dapat menciptakan produk atau service yang unik yang membawa perubahan dan yang bermanfaat (Vidal & Marle, 2008). Dalam organisasi, sebuah faktor dasar untuk peningkatan kinerja kerja adalah komunikasi antara karyawan dan supervisor (Giri & Kumar, 2010). Kedua individual harus jelas memahami tugas


(10)

2 mereka dan posisi masing-masing, dan karyawan harus mengetahui harapan supervisor (Giri & Kumar, 2010). Karyawan harus tertarik dengan kemajuan pekerjaan yang dilakukan, maka karyawan akan merasa bebas untuk berbicara dengan supervisor dan menerima bantuan atau saran mengenai pribadi dan kegiatan pembangunan secara profesional (Giri & Kumar, 2010).

Kinerja sudah bertambah dikenal sebagai dasar dari tugas yang sulit dan rumit yang tidak diperlukan dan yang tidak gampang ditangani oleh satu orang (Catchpole, Mishra, Handa & McCulloch, 2008). Banyak organisasi yang semakin beralih ke fungsi tim lintas sebagai cara yang efisien untuk memecahkan masalah yang kompeks (Wang & He, 2008). Tim lintas fungsional, juga dikenal sebagai multidisiplin atau tim matriks, terdiri atas sekelompok orang yang mewakili berbagai departmen, disiplin, atau fungsi, yang dikombinasikan dengan upaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tim (Wang & He, 2008). Tim ini menawarkan sebuah konteks di mana individual dari berbagai disiplin fungsional di seluruh organisasi dibawa bersama-sama untuk bekerja secara serentak dan bersama-sama pada tugas tertentu (Catchpole, Mishra, Handa & McCulloch, 2008).

Selain itu, penggunaan tim lintas fungsional telah berulang kali digambarkan sebagai mempromosikan kreativitas tim yang lebih besar, proses pengambilan keputusan yang lebih cepat, tim dan pembelajaraan organisasi yang lebih tinggi, peningkatan kinerja, dan meningkatnya koordinasi antar unit organisasi jika terpisah (Catchpole, Mishra, Handa & McCulloch, 2008). Oleh karena itu, kerjasama tim ini sangat penting dan dibutuhkan saat ini untuk mencapai tujuan organisasi. Kerjasama adalah satu mode interaksi yang dimana pelaku dengan aktif menyeimbangkan dan menyatupadankan/menyamaratakan perilaku mereka (Salas, Cooke & Rosen, 2008)


(11)

3 Kemampuan seseorang untuk membantu sebagai member dari tim di tugas tim yang rumit harus ditingkatkan melalui strategi pelatihan yang ditujukan untuk memberikan kompetisi yang memfasilitasi kerja sama tim (Salas, Cooke & Rosen, 2008)

Pengelolaan sumber daya crew berfokus pada meningkatkan perilaku kerjasama tim, termasuk komunikasi interpersonal, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan (Flin & Martin, 2001). Perilaku kerjasama tim yang jelas bisa membawa manfaat untuk penilaian kerjasama tim, tetapi sangat di perlukan fokus untuk kerjasama yang mutlak dan aspek kognitif dari kerjasama tim untuk bisa mengukur kerjasama tim lebih baik, karena peningkatan dari mekanisme kognitif pokok dari kerjasama tim harus efektif untuk bisa meningkatkan performa tim (Nonose, Kanno & Furuta, 2012). Seluruh tim dari semua jenis, pemimpin memainkan peran penting dalam menentukan hasil tim (Nonose, Kanno & Furuta, 2012). Salah satu asumsi yang tersirat dalam penelitian organisasi dan kelompok, bahwa seorang pemimpin memainkan bagian penting dalam kerjasama tim dan menyusun prioritas bagi setiap anggota agar setiap proses kerjasama tim dan hasilnya mendapatkan yang terbaik (Bass, 1990). Pemimpin memengaruhi orang dengan cara memberi petunjuk, perintah atau tindakan yang menyebakan orang lain bertindak atau merespon sehingga menimbulkan perubahan positif. Memengaruhi merupakan kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasi organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Pemimpin memiliki kemampuan mencitpakan rasa percaya diri dan menggalang dukungan diantara bawahan agar tujuan organisasi dapat tercapai. (DuBrin, 2004). Pemimpinlah yang memberikan teladan bagi karyawan, sehingga seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang pandai mengelola hubungan antara seluruh fungsi organisasi dan batas-batas untuk menerobos organisasi inersia


(12)

4 dan birokrasi (Green, 2005). Ekspresi perilaku pemimpin yang tepat bisa di dipertimbangkan sebagai elemen penting dalam membina lingkungan komitmen yang tinggi sehingga tercipta sebuah kepemimpinan yang efektif (Green, 2005).

Gaya kepemimpinan yang menciptakan kepemimpinan yang efektif salah satunya adalah gaya transformasional, karena pemimpin yang mempunyai gaya tersebut berusaha untuk menginspirasi orang lain dengan memberikan pidato yang karismatik, motivasi, dan simulasi intelektual (Seaver, 2010). Kepemimpinan tranformasional sebagai sebuah gaya kepemimpinan dimana satu orang atau lebih ikut serta dengan yang lainnya dengan cara dimana pemimpin dan pengikut menaikan motivasi dan moral satu sama lain ke tingkat yang lebih tinggi (Seaver, 2010). Kepemimpinan transformasional tersebut dapat membuat orang lain semangat bekerja, memiliki motivasi kerja yang baik, dapat bekerja sama di dalam suatu tim agar dapat mencapai tujuan sesuai yang diharapkan (Seaver, 2010).

Banyak permasalahan yang muncul dalam perusahaan, seperti produktifitas menurun yang disebabkan oleh pekerja merasa bosan atau merasa tidak berkembang dengan bidang yang ia lakukan/kerjakan (Paiy, 2012), kondisi yang kurang kondusif di dalam lingkungan kerja (Paiy, 2012), adanya masalah antar karyawan karena ejekan atau merasa adanya diskriminasi (Paiy, 2012). Selain itu, ada juga masalah lainnya seperti sifat atau perilaku malas, komitmen kurang, emosional, kedisiplinan tidak terkendali, kerap bolos kerja, dan egois dalam bekerjasama (Mangkuprawira, 2009). Hal-hal tersebut dapat menyebabkan perusahaan mendapatkan kerugian yang cukup besar, perilaku karyawan tersebut bisa saja karena lemahnya manajemen kontrol, kurangnya pelatihan dan pengembangan, tidak adilnya manajemen kompensasi dan karir, rendahnya mutu hubungan horisontal dan vertikal


(13)

5 (Mangkuprawira, 2009). Lalu, masalah lain yaitu gaya kepemimpinan manajer, manajemen kompensasi, manajemen karir, dan intensitas hubungan vertikal dan horisontal juga mempengaruhi motivasi karyawan dan juga kepuasan kerja karyawan yang pada akhirnya berdampak pada kinerja karyawan (Mangkuprawira, 2009). Ada pula masalah tentang ketidak-jelasan peran, rendahnya kompetensi, keragaman sistem nilai yang dimiliki karyawan, preferensi yang berbeda, dan kurangnya penghargaan menimbulkan kinerja yang negatif (Mangkuprawira, 2009). Setiap manusia butuh penghargaan sekecil apapun itu, dikarenakan ingin dihargai keberadaannya (Mangkuprawira, 2009). Penghargaan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja kerja tersebut berupa jenjang karir, piagam penghargaan prestasi, dan ucapan terimakasih (Mangkuprawira, 2009). Selain itu pula, menurut Riyadi (2013) masalah yang sering muncul dalam perusahaan adalah konflik antar individual, konflik antar karyawan, konflik antar atasan bawah karena masalah komunikasi yang kurang baik dan sistem yang kurang terstruktur. Komunikasi yang baik dapat menciptakan kerjasama tim yang baik pula maka dari itu diperlukan komunikasi yang efektif dalam suatu perusahaan (Widiastuti, 2011).

1.2Identifikasi Masalah

Produktivitas menurun akibat adanya kebosanan yang terjadi dalam diri karyawan menjadi salah satu hal yang membuat kinerja karyawan menurun, selain itu pula kondisi yang kurang kondusif pula bisa menyebabkan kinerja karyawan menurun karena dengan kondisi yang seperti itu bisa saja karyawan terganggu dan tidak fokus dalam bekerja (Paiy, 2012). Egois dalam bekerjasama juga merupakan hal yang


(14)

6 sering terjadi dalam perusahaan sehingga kinerja karyawan tidak mencapai ataupun tidak sesuai dengan target dari perusahaan (Mangkuprawira, 2009). Kinerja karyawan pun bisa menurun juga akibat kurangnya komunikasi antara atasan dan bawahan, kurangnya penghargaan, lemahnya manajemen kontrol (Mangkuprawira, 2009).

Maka dari itu, pertanyaan yang muncul adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh tingkat semua konstruk penelitian mulai dari kepemimpinan transformasional dan transaksional, kerjasama tim, dan kinerja kerja? 2. Apakah terdapat korelasi antara konstruk riset yaitu kepemimpinan transformasional dan transaksional, kerjasama tim, dan kinerja kerja?

3. Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan transformasional dan transaksional terhadap kerjasama tim secara positif?

4. Apakah terdapat pengaruh kerjasama tim secara langsung dan positif terhadap kinerja kerja?

5. Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan transformasional dan transaksional secara langsung dan positif terhadap kinerja kerja?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan di atas maka tujuan dari penelitan ini adalah:

1.Untuk menguji dan menganalisis pengaruh tingkat semua konstruk penelitian mulai dari kepemimpinan transformasional dan transaksional, kerjasama tim, dan kinerja kerja


(15)

7 2.Untuk menguji dan menganalisis pengaruh terdapat korelasi antara konstruk riset yaitu kepemimpinan transformasional dan transaksional, kerjasama tim, dan kinerja kerja

3.Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional dan transaksional terhadap kerjasama tim secara positif.

4.Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kerjasama tim secara langsung dan positif terhadap kinerja kerja.

5.Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional dan transaksional secara langsung dan positif terhadap kinerja kerja.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak, antara lain:

1. Peneliti

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti mengenai arti penting dan pengaruh kepemimpinan transformasional dan transaksional terhadap kerjasama tim dan kinerja kerja, serta dapat berguna bagi peneliti untuk kemudian hari. Selain itu juga, peneliti memeroleh pengalaman dan ilmu cara melakukan riset penelitian.

2. Perusahaan

Peneliti berharap untuk dapat membantu perusahaan-perusahaan yang akan diambil sampelnya supaya dapat mengerti bagaimana untuk meningkatkan kinerja kerja


(16)

8 melalui kepemimpinan transformasional dan transaksional yang baik dan kerjasama tim yang baik sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan tanpa harus adanya kegagalan yang sangat tinggi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat berguna sebagai rujukan dalam pengambilan keputusan strategis bagi organisasi.

3. Akademisi

Peneliti berharap untuk dapat membantu para akademik untuk mengembangkan penelitian mengenai peran penting seorang pemimpin transfromasional dan transaksional di dalam suatu organisasi, kerjasama yang baik, dan menghasilkan kinerja kerja yang baik bagi perusahaan. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjai inspirasi untuk pihak lain untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut berdasarkan hasil yang diperoleh.

1.5 Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian adalah 6 (enam) bulan. Penelitian ini dilakukan di 17 (tujuh belas) perusahaan swasta di Kota Bandung.

1.6 Sistematika Penulisan


(17)

9 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian bagi praktisi dan akademisi, waktu dan lokasi penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Bab ini berisi landasan teori hipotesis yang terdiri dari pembahasan mengenai kepemimpinan transformasional, pembahasan mengenai LMX, pembahasan mengenai kepuasan kerja, hubungan antarvariabel penelitian, pengembangan hipotesis, serta model penelitian yang dihipotesiskan.

BAB III METODA PENELITIAN

Bab ini berisi mengenai objek dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, pengukuran dan definisi operasional kepemimpinan transformasional, LMX, dan kepuasan kerja. Bab ini juga membahas tentang variabel kontrol yang berkaitan dengan tatanan riset ini, uji outliers, validitas, reliabilitas, statistik deskriptif dan korelasi, serta hipotesis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi mengenai profil singkat perusahaan, karakteristik subjek penelitian, hasil uji outliers, validitas, reliabilitas, statistik deskriptif dan korelasi, hipotesis, serta model hasil penelitian, termasuk di dalamnya pembahasan berbagai hasil penelitian ini.


(18)

10 BAB V PENUTUP

Bab ini berisi mengenai simpulan, keterbatasan penelitian, saran untuk penelitian mendatang, dan saran bagi pihak manajemen perusahaan.


(19)

83

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini, peneliti akan membahas simpulan, keterbatasan penelitian, saran bagi peneliti mendatang, dan saran bagi pihak perusahaan-perusahaan yang menjadi objek penelitian.

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji tentang kepemimpinan transformasional, kepemimpinan transaksional memengaruhi kinerja kerja secara positif yang dimediasi oleh kerjasama tim. Penelitian ini dilakukan pada 17 (tujuh belas) perusahaan swasta di Kota Bandung yang bergerak di bidang jasa dan retail. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 2 (dua) dari 5 (lima) hipotesis didukung. Hasil keseluruhan dari penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis 1 didukung (γ = 0,243; p < 0,05; Lihat Tabel 4.6), artinya, terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan transformasional terhadap kerjasama tim. Penelitian ini mengkonfirmasi penelitian sebelumnya (Yang, Wu & Huang, 2013; Natalius, 2011) yang juga mengatakan bahwa kepemimpinan transformasional memengaruhi kerjasama tim secara positif. Hipotesis 2 tidak didukung (γ = 0,225; p < 0,05; Lihat Tabel 4.6), artinya, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan transaksional terhadap kerjasama tim. Penelitian ini tidak mengkonfirmasi penelitian sebelumnya (Yang, Wu & Huang, 2013; Natalius, 2011) yang mengatakan bahwa


(20)

84 kepemimpinan transaksional memengaruhi kerjasama tim secara positif. Hipotesis 3 tidak didukung (γ = 0,499; p < 0,05; Lihat Tabel 4.6), artinya, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kerjasama tim terhadap kinerja kerja. Penelitian ini tidak mengkonfirmasi penelitian sebelumnya (Yang, Wu & Huang, 2013; Kotlarsky & Oshri, 2005; Thamain, 2004; Wang, Chou & Jiang, 2005; Poernomo, 2006; Marpaung, 2014) yang mengatakan bahwa kerjasama tim memengaruhi kinerja kerja secara positif. Hipotesis 4 didukung (γ = 0,598; p < 0,05; Lihat Tabel 4.6), artinya, terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan transformasional terhadap kinerja kerja. Penelitian ini mengkonfirmasi penelitian sebelumnya (Yang, Wu & Huang, 2013; Pane & Astuti, 2009; Rakhmawati & Darmanto, 2014; Nugroho, 2011; Bass & Avolio, 1995; Bass et al., 2003; Judge & Piccolo,2004) yang juga mengatakan bahwa kepemimpinan transformasional memengaruhi kinerja kerja secara positif. Hipotesis 5 tidak didukung (γ = 0,447; p < 0,05; Lihat Tabel 4.6), artinya, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan transaksional terhadap kinerja kerja. Penelitian ini tidak mengkonfirmasi penelitian sebelumnya (Yang, Wu & Huang, 2013; Bass & Avolio, 1995; Bass et al., 2003; Pradana, Sunuharyo & Hamid, 2012) yang mengatakan bahwa kepemimpinan transaksional memengaruhi kinerja kerja secara positif.

Dalam penelitian ini terdapat hubungan yang relatif tinggi antara kepemimpinan transformasional dan kinerja kerja ( r = 0,757; p < 0,01), terdapat hubungan yang relatif cukup berarti antara kepemimpinan transaksional dan kinerja kerja ( r = 0, 576; p < 0,01), terdapat hubungan yang relatif cukup berarti antara kerjasama tim dan kinerja kerja (r = 0,640; p < 0,01).


(21)

85 5.2 Keterbatasan Penelitian

Terdapat beberapan keterbatasan penelitian dalam studi ini. Pertama, penelitian ini mempunyai jumlah sampel sebesar 121 (seratus dua puluh satu), sudah memenuhi syarat minimum sampel tetapi karena menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) maka sampel yang baik untuk diambil sebanyak 200-500 (dua ratus sampai lima ratus) sampel (Hair et al., 1998). Kedua, penelitian ini tidak menggunakan teknik wawancara dan observasi, tetapi hanya mengandalkan kuesioner. Ketiga, model goodness of fit kurang memenuhi “good fit” karena indikator-indikator yang dihasilkan sebagian besar hanya mencapai “marginal fit”. Keempat, objek penelitian penelitian ini hanya melibatkan 2 industri sehingga masih dianggap kurang dan hasil penelitian ini dianggap belum dapat digeneralisasikan ke semua perusahaan.

5.3 Saran bagi Penelitian Mendatang

Untuk penelitian mendatang, ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan oleh para peneliti yang akan datang. Pertama, pengambilan sampel tidak hanya berkisar 100 (seratus) tapi berkisar antara 200-500 (dua ratus sampai lima ratus). Kedua, untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan teknik wawancara dan observasi mengenai perilaku karyawan untuk mengetahui apakah ada intervensi dari pemimpin/rekan kerja atau tidak. Ketiga, pengujian goodness of fit harus memenuhi

good fit”. Keempat, untuk penelitian mendatang disarankan meningkatkan jumlah

perusahaan yang menjadi objek penelitian dan perusahaan lintas industri agar hasil penelitian dapat diterapkan secara umum pada perusahaan-perusahaan. Kelima,


(22)

86 peneliti mendatang dapat menambahkan berbagai variabel penelitian antara lain komitmen organisasi (Nugroho, 2011; Rakhmawati & Darmanto, 2014), budaya organisasi (Bass & Avolio, 1993), ketidakhadiran (absenteeism), turnover, keluhan, pengaduan kepada tingkat manajemen yang lebih tinggi, permintaan untuk dipindahkan, kelambatan (slowdown) dalam pekerjaan (Yukl, 1998), loyalitas yang berlebihan pada pimpinan (Anwar, Rosyadi, Zubaidi & Yusron, 2014), komunikasi (Kreitner & Kinicki, 2007), motivasi kerja, kepuasan kerja (Safitri, Amri & Shabri, 2012).

5.3 Saran bagi Pihak Manajemen Perusahaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa saran yang dapat peneliti sarankan kepada pihak manajemen perusahaan-perusahaan yang menjadi objek penelitian. Pertama, para pemimpin dalam perusahaan baik dalam jajaran manajemen tingkat bawah maupun jajaran manajemen tingkat atas perlu meningkatkan perilaku-perilaku kepemimpinan transformasional dengan cara: Communication Leadership - Pemimpin transformasional mendengarkan, memberi perhatian mendalam dan mengarahkan perhatian orang lain melalui komunikasi interpersonal, Credible Leadership – Memiliki integritas yang tinggi, Caring Leadership - Menghormati perasaan orang lain dan peduli terhadap orang lain, serta Enabling Leadership Pemimpin berani untuk mengambil risiko (Rosenbach & Sashkin, 2007).

Selain itu, para pemimpin dalam perusahaan baik dalam jajaran manajemen tingkat bawah maupun jajaran manajemen tingkat atas perlu meningkatkan karakteristik-karakteristik kepemimpinan transformasional dalam memimpin para


(23)

87 karyawan seperti: Inspiring Memunculkan kegairahan, Stimulating – Memunculkan minat terhadap hal baru,

Coaching – Memberikan bimbingan satu per satu, dan Team building – Bekerja melalui kelompok kerja (Chandra, 2004). Dengan meningkatkan perilaku dan karakteristik pemimpin transformasional tersebut, diharapkan para pemimpin dalam perusahaan dapat membangun hubungan dengan para pengikut dengan lebih baik, mengerti kebutuhan dan kemampuan para pengikut dan dapat menciptakan kinerja kerja yang baik.

Kedua, para pemimpin yang berada baik di jajaran manajemen tingkat bawah dan jajaran manajemen tingkat atas perlu meningkatkan kepemimpinan transaksional dengan cara: Capable Management - memastikan bahwa bawahan memiliki pengetahuan, keterampilan dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan, Reward Equity - Pemimpin akan menepati janji kepada bawahan apa yang mereka mau jika pengikut memberikan kinerja yang baik. Dengan meningkatkan perilaku pemimpin transaksional tersebut, diharapkan para pemimpin dalam perusahaan dapat menepati janji yang telah disepakati dan memicu karyawan untuk menciptakan kinerja yang baik. Ketiga, para pemimpin yang berada baik di jajaran manajemen tingkat bawah dan jajaran manajemen tingkat atas perlu meningkatkan kerjasama tim dengan cara (Maxwell, 1995)

1. Menganalisa dinamika tim

pemimpin tim yang baik bisa memanfaatkan sumber daya manusia yang ada secara optimal, mengerti setiap anggota tim, bagaimana perangainya berubah dalam tim dan bagaimana respon terhadap perkembangan tim.


(24)

88 2. Berkomunikasi secara efektif

Komunikasi yang kuat penting bagi kesehatan tim. Pemimpin harus bisa berkomunikasi secara teratur dan mendorong bawahan agar memiliki komunikasi yang lancar juga.

3. Menyelenggarakan rapat tim

Pemimpin mendorong anggota untuk aktif terlibat dalam rapat, dan memastikan bahwa seluruh anggota dapat mengerti tujuan rapat dan mengerti apa yang diharapkan dari mereka.

4. Membangun jaringan

Pemimpin membangun jaringan dan memanfaatkan hubungan formal dan informal baik di dalam maupun di luar untuk dapatkan dukungan tim.

5. Berbagi informasi di luar tim

Pemimpin tidak bisa hidup sendiri, begitu juga dengan bawahan/rekan kerja. Hubungan dua arah antara tim dengan organisasi induk maupun dengan pendukung eksternal sangat penting. Kerjasama akan terhambat karena tidak ada keterbukaan dalam komunikasi.

6. Berpikir kreatif

Tanpa adanya ide-ide baru, perusahaan tidak akan meraih kesuksesan. Berpikir kreatif adalah tanggung jawab pemimpin, bawahan/rekan kerja, dan seluruh karyawan yang berada di dalam satu perusahaan. Pemimpin membantu mengembangkan dan lebih banyak berlatih.

7. Menangani masalah bersama

Kesetiaan antar anggota tim perlu dibangun sehingga semua masalah, baik pribadi, pekerjaan atau prosedural ditangani sebelum merusak semangat kebersamaan tim.


(25)

89 8. Memperbaiki standar tim

Tim yang ingin meningkat harus belajar menentukan tugas sendiri, mengatasi masalah, setuju penyelesaian dan melaksanakan keputusan mereka dengan percaya diri.

Keempat, para pemimpin yang berada baik di jajaran manajemen tingkat bawah dan jajaran manajemen tingkat atas perlu meningkatkan kinerja kerja dengan cara komunikasi yang baik dengan bawahan ataupun rekan kerja, komunikasi yang baik akan menimbulkan persamaan pada persepsi, jadi tidak akan ada salah paham untuk mengerjakan suatu tugas. Selain itu dengan feedback untuk karyawan tetap termotivasi (Winarno, 2012).

Dengan meningkatkan perilaku kepemimpinan transformasional, kepemimpinan transaksional dan kerjasama tim, diharapkan para pemimpin dalam perusahaan dapat memotivasi karyawan, menjalin kerjasama yang baik, berkomunikasi secara teratur, membentuk jaringan, dan melakukan semua secara bersama-sama untuk menciptakan kinerja yang baik dan mencapai target yang telah ditentukan.


(26)

90

DAFTAR PUSTAKA

Affif, F. (2012). Talenta berganda kepemimpinan organisasional. Terdapat pada: sbm.binus.ac.id/.../TALENTA-BERGANDA-KEPEMI...Diakses tanggal: 25 November 2014.

Agustina, R. (2006). Hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kreativitas karyawan:Analisis pengaruh mediasi pemikiran kreatif dan motivasi intrinsik pada karyawan di industri media. (Skripsi, Universitas Indonesia, Jakarta,

Indonesia).Terdapat pada:

lib.ui.ac.id/file?file=digital/...Hubungan%20antara... Diakses tanggal: 14 Januari 2015.

Amstrong, M., & Baron, A. (Eds.). (1998). Performance Management. Institute of Personnel and Development. analysis. 5th Edition, NJ: Prentice-Hall International, Inc.

Anggraeni, Y., & Santosa, T. E. C. (2003). Pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja karyawan. Terdapat pada: library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id... Diakses tanggal: 23 Desember 2014

Anwar, H., Rosyadi, A., Zubaidi, A., & Yusron, M. (2014). Konsep pengerahan kerja pada jenis kepemimpinan transaksional dan transformasional

Avolio, B. J., Bass, B. M. & Jung, D. I. (1999). Re-examining the components of transformational and transactional leadership using the multifactor leadership questionnaire. Journal of Occupational and Organizational Psychology, 72,


(27)

91 441-462. Tersedia pada onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1348. Diakses pada tanggal 28 September 2014.

Avolio, B. J., Bass, B. M., Jung, D. I. & Berson, Y. (2003). Predicting unit performance by assessing transformational and transactional leadership. Journal of Applied Psychology, 88, 207-218. Tersedia pada www.apa.org/pubs/.../apl-882207.pdf. Diakses pada tanggal 28 September 2014.

Avolio, B. J., Bass, B. M., Jung, D. I. & Berson, Y. (2003). Predicting unit performance by assessing transformational and transactional leadership. Journal of Applied Psychology, 88, 207-218. Tersedia pada www.apa.org/pubs/.../apl-882207.pdf. Diakses pada tanggal 27 November 2014.

Babin, B. J. & James S. Boles (1998). Employee behavior in a service environment: A model and test of potential differences between men and women. Journal of Marketing, 62 (April), 77-91.

Bachtiar, H. (2004). Aspek Legal Kredit Sindikasi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Bass, B. M. & Avolio, B. J. (1990). The Implication of Transactional and Transformational Leadership for Individual, team, and organizational develompment. Research in organizational change and development. 231-272

Bass, B. M. (1990). From transactional to transformational leadership: Learning to share the vision. Organizational Dynamics, 18 (3), 19-31


(28)

92 Bass, B. M., Avolio, B. J. (1993). Transformational leadership: a response to critiques. San Diego: accademic press. Tersedia pada https://www.regent.edu/acad/.. Diakses pada tanggal 1 Desember 2014. Bernadin, J., & Russel, J. (2003). Human Resource Management. New York: Mc

Graw Hill Inc.

Cailier, J. (2010). Citizen Trust, Political Corruption, and Voting Behavior: Connecting the Dots. Journal of politics and policy, 38 (5), 1015–1035. doi: 10.1111/j.1747-1346.2010.00267.x

Case, A. (2003). Transformational leadership (Disertasi/ California). Terdapat pada: www.academia.edu/.../Kepemimpinan_T Diakses tanggal: 25 November 2014.

Catchpole, K., Mishra, A., Handa, A., & McCulloch, P. (2008). Teamwork and error in the operating room: Analysis of skills and roles. Journal of Annals of surgery, 247(4), 669-706.

Cooper, D. R., & Schindler, P. (2011). Business Research Methods. (11th ed). New York: McGraw Hill International Edition

Cummings, T., & Worley, C. (2004). Organization Development and Change.

Davies, K. (2005). Human Behavior at work organizatonal behavior. New Delhi. McGraw-Hill

Dewi, A. (2007). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga. Kerja di Sumatera Utara. Jurnal ilmu ekonomi. Tersedia pada repository.usu.ac.id/bitstrea. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2014.

Djati, S. P., Darmawan, D. (2006). Pengaruh kinerja karyawan terhadap kepuasan, kepercayaan, dan kesetiaan pelanggan. Jurnal Ekonomi Manajemen, 7(1),


(29)

93

49-59. Tersedia pada:

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=67645&val=352. Diakses pada tanggal 3 Januari 2015.

DuBrin, A. J. (2004). Leadership research findings, practice, and skill. Indianapolis, USA.

Ehrhardt, K., Miller, J., Freeman, S., & Hom, P. (2014). Examining project commitment in cross-functional teams: Antecedents and relationship with team performance. Journal of Business & Psychology, 29, 443-461.

Engestrom, Y., Brown, K., Christopher, L.C., & Gregory, J. (1997). Coordination, cooperation and communication in the courts: Expansive transitions in legal work. In M. Journal of management. Tersedia pada: communication.ucsd.edu/ Diakses pada: 8 oktober 2014.

Feldman, A. (1998). Teacher education and the practical domain: Practical conceptual change in collaborative action research. Terdapat pada: people.umass.edu/afeldman/paper.p... Diakses tanggal: 19 November 2014. Financindo, R. (2014). Karateristik yang harus di miliki untuk membentuk kerja

sama tim yang tangguh. Terdapat pada: http://rifan-fb.c. Diakses tanggal: 27 Februari 2015.

Flin, R., & Martin, L. (2001). Behavioral Markers for Crew Resource Management: A Review of Current Practice. Journal of aviation psychology, 11(1), 95– 118.

Fu, W., & Deshpande, S. P. (2014). The Impact of Caring Climate, Job Satisfaction,and Organizational Commitment on Job Performance of


(30)

94 Employees in a China’s Insurance Company. Journal of Business Ethics, 124(2) ,339-349. doi: 10.1007/s10551-013-1876-y

Giri, V. N., & Kumar, B. P. (2010). Assessing the Impact of Organizational Communication on Job Satisfaction and Job Performance. Journal of psychological, 55(2),137–143. doi: 10.1007/s12646-010-0013-6

globally distributed system development projects. European Journal of Informational

Gomes, F. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Andi Offset. Yogyakarta. Green, S. (2005). Strategic project management needs star project leadership.

Journal of Project Management Practice, 4, (1), 12-14.

Hair, Jr., J. F., Anderson, R. E., Tatham, R. L. & Black, W. C. (1998). Multivariate data analysis. 5th Edition, NJ: Prentice-Hall International, Inc.

Harianti, A.., Veronica, M. S., Nur., Setiawan, S., & Iskandar, D. (2012). Statistika II. Yogyakarta: Andi Offset.

Hartog, D. N. D., & Koopman, P. L. (2011). Leadership in Organizations. Journal of work organization and psychology, 2.

Hartono, J. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. BPFE. Yogyakarta.

Hasan, I. (2003). Pokok-pokok materi statistik 1: Statistik Deskriptif, Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara. ISBN 979-526-776-0.

Hertanto, E. (2014). Mencari jumlah item pertanyaan kuesionermelalui

pendekatan jumlah sampel untuk penelitian


(31)

95 Tersedia pada www.academia.edu/10157381. Diakses pada tanggal 20 Januari 2015.

Jogiyanto, H. M. (2013). Metodologi penelitian bisnis: Salah kaprah dan pengalaman-pengalaman. Yogyakarta: BPFE UGM. Journal of Project Management, 35(1), 30-45. doi: org/10.5755/j01.em.18.4.5710

Judge, T. A. & Piccolo, R. F. (2004). Transformational and transactional leadership: A metaanalytic

Kark, R., Shamir, B., & Chen, G. (2003). The two faces of transformational leadership: Empowerment and dependency. Journal of Applied Psychology, 88(2), 246-255.

Kendra, K. & Taplin, L.J. (2004). Project success. A cultural framework. Project Management Journal, 35 (1), 30-45

Koonz, H., & Weihrich, H. (1990). Essentials of Management. New York: McGraw-Hill.

Kotlarsky, J., Oshri, I. (2005). Social ties, knowledge sharing and successful collaboration in

Kreitner, R., Kinicki, A. (2007). Organizational Behavior. McGraw-Hill.

Lurie, S., Schultz, S., & Lamanna, G. (2011). Assessing Teamwork: A Reliable Five-Question Survey, 43(10).

Mangkunegara, A. (2008). Manajemen sumber daya manusia perusahaan. Bandung Mangkuprawira, S. (2009). Mengatasi masalah karyawan dan karyawan bermasalah.

Tersedia pada: http://ronawajah.wordpress. Diakses tanggal: 30 Desember 2014.


(32)

96 Marpaung, M. (2014). Pengaruh Kepemimpinan Dan Teamwork Terhadap Kinerja Karyawan Di Koperasi Sekjen Kemdikbud Senayan Jakarta. Jurnal ilmiah widya, 2(1), 33-40

Mathis, R., & Jackson. (2001). Manajemen sumber daya manusia. Edisi 4. Jakarta Maxwell, J. (1995). Developing the leader within you.

Nasir, I. (2012). Pentingnya kepemimpinan transformasional dalam meningkatkan kinerja sekolah. Terdapat pada: https://ibnunsr.wordpress.com. Diakses tanggal: 27 Februari 2015.

Natalius, F. (2011). Analisa kepemimpinan transaksional dan transformasional untuk meningkatkan kerjasama tim dan kinerja waktu proyek. Tersedia pada: lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295997-T29931-Frans%20Natalius.pdf.

Diakses pada: 1 maret 2015.

Nawawi, U. (2002). Sumber daya manusia. Jakarta: Gunung agung. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Nonose, K., Kanno, T., Furuta, K. (2012). A team cognition model derived from an analysis of reflection on cooperation. 14, 83–92. doi: 10.1007/s10111-011-0179-2

Nugroho, D.A. (2011). Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transaksional terhadap Komitmen Organisasi dan Kinerja Pegawai. Jurnal of Manajemen dan Bisnis, 1 (2), 167-176.

O’Leary, E. (2001). Kepemimpinan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi

Paiy, K. (2012). Masalah Dalam Perusahaan. Tersedia pada: http://khaniepaiy.blogspot.com/2012/03/ Diakses tanggal: 30 Desember 2014


(33)

97 Pane, J., & Astuti, S. (2009). Pengaruh budaya organisasi, kepemimpinan Transformasional, dan kompensasi Terhadap kinerja karyawan. Jurnal

telaah manajemen, 6(1), 67-85. Terdapat pada

www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fe5/article/.../73. Diakses pada tanggal 28 November 2014.

Poernomo, E. (2006). Pengaruh Kreativitas dan Kerjasama Tim Terhadap Kinerja Manajer Pada PT. Jesslynk Cakes Indonesia Cabang Surabaya, Adm. Bisnis UPN Veteran Jawa Timur. Jurnal Ilmu-Ilmu Ekonomi. 6 (2).

Pradana, M., Sunuharyo, B. S., & Hamid, J. (2013). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Administrasi Bisnis, 4(1), 1-11. Terdapat pada binus.ac.id/ecolls/.../2013-2. Diakses pada tanggal 28 November 2014.

Pratiwi, W., & Nugrohoseno, D. (2014). Pengaruh kepribadian terhadap kerjasama tim dan dampaknya terhadap kinerja kerja karyawan. Jurnal ilmu

manajemen. 2 (3). 1117-1129. Terdapat pada

https://ml.scribd.com/.../PENGARUH-KEPRIBADIAN. Diakses pada tanggal 5 Februari 2015.

Purnami, S., (2004). Guru sebagai pemimpin transaksional dan transformasional di

dalam kelas. Terdapat pada:

digilib.uinsuka.ac.id/.../SRI%20PURNAMI%20GUR... Diakses pada: 12 Januari 2015

Pushpakumari, M. D. (2008). The Impact of Job Satisfaction on Job Performance. Tersedia pada: 202.11.2.113/SEBM/ronso/no9_1/08_PUSHPAKUMARI.pdf


(34)

98 Rahim, A. (2012). Memimpin dan membangun kerjasama tim. Terdapat pada:

http://chrest2001.blogspot.com/2012/1. Diakses pada 27 Februari 2015. Rakhmawati, D., & Darmanto, S. (2014). Pengaruh gaya kepemimpinan

transformasional, kepercayaan, dan kerjasama tim terhadap komitemen organisasi untuk meningkatkan kinerja karyawan. Journal of ekonomi dan manajemen, 29 (1).

Rakhmawati, D., Darmanto, S. (2014). Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional, kepercayaan, dan kerjasama tim terhadap komitmen organisasi untuk meningkatkan kinerja karyawan. Jurnal media ekonomi dan manajemen, 29 (1), 83-96. Tersedia pada ejournal.ekonomiuntagsmg.ac.id. Diakses pada tanggal 1 Desember 2014.

Rantika, R., & Sunjoyo. (2012). Pengaruh konflik kerja-keluarga terhadap komitmen organisasional yang dimediasi oleh kepuasan kerja pada profesi perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi Surakarta. Laporan riset yang tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Richard, A., Guzz, Salas, E., and Associates. (1995). Team Effectiveness and Decision Making in Organizations.

Ridwan. (2011). Menerapkan bekerja dalam tim. Terdapat pada: http://ridwanjuli.blogspot.com/20. Diakses tanggal: 27 Februari 2015.

Rifan, F. (2014). Kerjasama Tim Agar Bernilai Positif Terhadap Hasil Kerja. Tersedia pada rifanfinancindoberjangka.com/kerjasama-tim-agar-ber. Diakses pada tanggal 20 November 2014.


(35)

99 Riyadi, E. (2013). Konflik Dalam Perusahaan. Tersedia pada:

http:/ekoriyadi384.blogspot.com/2013/ Diakses tanggal: 1Januari 2015. Robbins, S.P. & Judge, T.A. (2008). Perilaku organisasi: organizational behavior,

Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.

Rosenbach, W.E. & Sashkin, M. (2014). The leadership profile: on becoming a better leader trough leadership that matters. International and Pan-American Copyright Conventions: Vista Larga Drive, Gettysburg. Tersedia pada www.leadingandfollowing.com. Diakses pada tanggal 26 Februari 2015. Safitri, Amri & Shabri (2012). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kerjasama Tim, Dan

Gaya Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekretariat Daerah Kota Sabang. Jurnal Manajemen. 2(1). 1-17

Salas, E., Cooke, N., & Rosen, M. (2008). On Teams, Teamwork, and Team Performance: Discoveries and Developments. Journal of the Human Factors and Ergonomics Society, 50, 540-547. doi:10.1518/001872008X288457 Seaver, D. S., (2010). Effect of transformational leadership in a cross-cultural.

(Disertasi, School of Business and Technology, Capella University). Tersedia pada: gradworks.umi.com/33/90/3390329.html Diakses tanggal: 19 November 2014

Seltzer, J., and Bass, B. M. (1990). Transformational Leadership: Beyond Initiation and Consideration. Journal of Management, 16 (4): 693-70.


(36)

100 Solid Gold Berjangka. (2014). Prinsip kerjasama tim dalam bisnis. Tersedia pada:http://sgoldberjangka.com/prinsip-kerjasama-tim-dalam-bisnis/ Diakses tanggal: 15 Januari 2015.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA

Sunjoyo (2010). The impacts of leadership styles, conflict management, and intuitive skill on leading change. Proceedings of International Seminar & Conference (ISC) 2010. Jakarta: Faculty of Economics, Jakarta State University, p. 41. Tersedia pada sunjoyo.lecturer.maranatha.edu. Diakses pada tanggal 18 September 2014.

Sunjoyo, Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., & Kurniawan, A. (2013). Aplikasi SPSS untuk SMART Riset (Program IBM SPSS 21.0). Bandung: Alfabeta.

Sunjoyo. (2013). Dampak kepemimpinan transaksional, transformasional, dan melayani terhadap kinerja kerja. Proceedings Seminar & Call For Paper Forum Manajemen Indonesia ke-5 (FMI-5). Kalimantan Barat, Pontianak:Bank Indonesia dan Mercure Hotel, p. 200. Tersedia pada sunjoyo.lecturer.maranatha.edu. Diakses pada tanggal 8 Januari 2015.

Systems. Diakses pada tanggal 28 November 2014.

Tumon, I. (2009). Pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi untuk meningkatkan kinerja karyawan. Tersedia pada: elib.unikom.ac.id. Diakses pada: 25 Februari 2015.


(37)

101 Vidal, L., Marle, F. (2008). Handbook on Project Management and Scheduling.

Tersedia pada: https://books.google.co.id/books?isbn=3319059157 Wahhab, A. (2004). Kerjasama Tim. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Wang, S., & He, Y. (2008). Compensating Nondedicated Cross-Functional Teams. Journal of organization science, 753 – 765. doi: 10.1287/orsc.1070.0351 Widi, A. (2011). Kerja sama tim dan partisipasi dalam meningkatkan kinerja

karyawan. Tersedia pada: http:/widiastutidyah.wordpress.com. Diakses tanggal: 1 Januari 2015.

Wijaya, M. (2005). Kepemimpinan transformasional di sekolah dalam meningkatkan

outcomes. Terdapat pada:

http://www.scribd.com/doc/23631758/Kepemimpinan-Transformasional Yang, L., Wu, K., & Huang, C. (2013). Validation of a Model Measuring the Effect

of a Project Manager's Leadership Style on Project Performance. Journal of Civil Engineering, 17(2), 271-280. Doi: 10.1007/s12205-013-1489-0

Yodi, K. (2011). Uji validitas dan reliabilitas. Tersedia pada https://yodikeren.wordpress.com/2011/01/25/uji-validitas-dan-reliabilitas. Diakses tanggal 27 Februari 2015.

Yukl, G. (1998). Kepemimpinan dalam organisasi leadership in organizations, Edisi ke-3. Jakarta: PT Prenhallindo.

Zoel. (2012). Cara mendukung kerjasama tim. Tersedia pada http://www.marketing.co.id/12-cara-mendukung-kerja-sama-tim/ diakses pada: 27 Februari 2015.


(1)

96 Marpaung, M. (2014). Pengaruh Kepemimpinan Dan Teamwork Terhadap Kinerja Karyawan Di Koperasi Sekjen Kemdikbud Senayan Jakarta. Jurnal ilmiah widya, 2(1), 33-40

Mathis, R., & Jackson. (2001). Manajemen sumber daya manusia. Edisi 4. Jakarta Maxwell, J. (1995). Developing the leader within you.

Nasir, I. (2012). Pentingnya kepemimpinan transformasional dalam meningkatkan kinerja sekolah. Terdapat pada: https://ibnunsr.wordpress.com. Diakses tanggal: 27 Februari 2015.

Natalius, F. (2011). Analisa kepemimpinan transaksional dan transformasional untuk meningkatkan kerjasama tim dan kinerja waktu proyek. Tersedia pada: lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295997-T29931-Frans%20Natalius.pdf.

Diakses pada: 1 maret 2015.

Nawawi, U. (2002). Sumber daya manusia. Jakarta: Gunung agung. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Nonose, K., Kanno, T., Furuta, K. (2012). A team cognition model derived from an analysis of reflection on cooperation. 14, 83–92. doi: 10.1007/s10111-011-0179-2

Nugroho, D.A. (2011). Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Transaksional terhadap Komitmen Organisasi dan Kinerja Pegawai. Jurnal of Manajemen dan Bisnis, 1 (2), 167-176.

O’Leary, E. (2001).Kepemimpinan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi

Paiy, K. (2012). Masalah Dalam Perusahaan. Tersedia pada: http://khaniepaiy.blogspot.com/2012/03/ Diakses tanggal: 30 Desember 2014


(2)

97 Pane, J., & Astuti, S. (2009). Pengaruh budaya organisasi, kepemimpinan Transformasional, dan kompensasi Terhadap kinerja karyawan. Jurnal

telaah manajemen, 6(1), 67-85. Terdapat pada

www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fe5/article/.../73. Diakses pada tanggal 28 November 2014.

Poernomo, E. (2006). Pengaruh Kreativitas dan Kerjasama Tim Terhadap Kinerja Manajer Pada PT. Jesslynk Cakes Indonesia Cabang Surabaya, Adm. Bisnis UPN Veteran Jawa Timur. Jurnal Ilmu-Ilmu Ekonomi. 6 (2).

Pradana, M., Sunuharyo, B. S., & Hamid, J. (2013). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Administrasi Bisnis, 4(1), 1-11. Terdapat pada binus.ac.id/ecolls/.../2013-2. Diakses pada tanggal 28 November 2014.

Pratiwi, W., & Nugrohoseno, D. (2014). Pengaruh kepribadian terhadap kerjasama tim dan dampaknya terhadap kinerja kerja karyawan. Jurnal ilmu

manajemen. 2 (3). 1117-1129. Terdapat pada

https://ml.scribd.com/.../PENGARUH-KEPRIBADIAN. Diakses pada tanggal 5 Februari 2015.

Purnami, S., (2004). Guru sebagai pemimpin transaksional dan transformasional di

dalam kelas. Terdapat pada:

digilib.uinsuka.ac.id/.../SRI%20PURNAMI%20GUR... Diakses pada: 12 Januari 2015

Pushpakumari, M. D. (2008). The Impact of Job Satisfaction on Job Performance. Tersedia pada: 202.11.2.113/SEBM/ronso/no9_1/08_PUSHPAKUMARI.pdf


(3)

98 Rahim, A. (2012). Memimpin dan membangun kerjasama tim. Terdapat pada:

http://chrest2001.blogspot.com/2012/1. Diakses pada 27 Februari 2015. Rakhmawati, D., & Darmanto, S. (2014). Pengaruh gaya kepemimpinan

transformasional, kepercayaan, dan kerjasama tim terhadap komitemen organisasi untuk meningkatkan kinerja karyawan. Journal of ekonomi dan manajemen, 29 (1).

Rakhmawati, D., Darmanto, S. (2014). Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional, kepercayaan, dan kerjasama tim terhadap komitmen organisasi untuk meningkatkan kinerja karyawan. Jurnal media ekonomi dan manajemen, 29 (1), 83-96. Tersedia pada ejournal.ekonomiuntagsmg.ac.id. Diakses pada tanggal 1 Desember 2014.

Rantika, R., & Sunjoyo. (2012). Pengaruh konflik kerja-keluarga terhadap komitmen organisasional yang dimediasi oleh kepuasan kerja pada profesi perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi Surakarta. Laporan riset yang tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Richard, A., Guzz, Salas, E., and Associates. (1995). Team Effectiveness and Decision Making in Organizations.

Ridwan. (2011). Menerapkan bekerja dalam tim. Terdapat pada: http://ridwanjuli.blogspot.com/20. Diakses tanggal: 27 Februari 2015.

Rifan, F. (2014). Kerjasama Tim Agar Bernilai Positif Terhadap Hasil Kerja. Tersedia pada rifanfinancindoberjangka.com/kerjasama-tim-agar-ber. Diakses pada tanggal 20 November 2014.


(4)

99 Riyadi, E. (2013). Konflik Dalam Perusahaan. Tersedia pada:

http:/ekoriyadi384.blogspot.com/2013/ Diakses tanggal: 1Januari 2015. Robbins, S.P. & Judge, T.A. (2008). Perilaku organisasi: organizational behavior,

Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.

Rosenbach, W.E. & Sashkin, M. (2014). The leadership profile: on becoming a better leader trough leadership that matters. International and Pan-American Copyright Conventions: Vista Larga Drive, Gettysburg. Tersedia pada www.leadingandfollowing.com. Diakses pada tanggal 26 Februari 2015. Safitri, Amri & Shabri (2012). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kerjasama Tim, Dan

Gaya Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekretariat Daerah Kota Sabang. Jurnal Manajemen. 2(1). 1-17

Salas, E., Cooke, N., & Rosen, M. (2008). On Teams, Teamwork, and Team Performance: Discoveries and Developments. Journal of the Human Factors and Ergonomics Society, 50, 540-547. doi:10.1518/001872008X288457 Seaver, D. S., (2010). Effect of transformational leadership in a cross-cultural.

(Disertasi, School of Business and Technology, Capella University). Tersedia pada: gradworks.umi.com/33/90/3390329.html Diakses tanggal: 19 November 2014

Seltzer, J., and Bass, B. M. (1990). Transformational Leadership: Beyond Initiation and Consideration. Journal of Management, 16 (4): 693-70.


(5)

100 Solid Gold Berjangka. (2014). Prinsip kerjasama tim dalam bisnis. Tersedia pada:http://sgoldberjangka.com/prinsip-kerjasama-tim-dalam-bisnis/ Diakses tanggal: 15 Januari 2015.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA

Sunjoyo (2010).The impacts of leadership styles, conflict management, and intuitive skill on leading change. Proceedings of International Seminar & Conference (ISC) 2010. Jakarta: Faculty of Economics, Jakarta State University, p. 41. Tersedia pada sunjoyo.lecturer.maranatha.edu. Diakses pada tanggal 18 September 2014.

Sunjoyo, Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., & Kurniawan, A. (2013). Aplikasi SPSS untuk SMART Riset (Program IBM SPSS 21.0). Bandung: Alfabeta.

Sunjoyo. (2013). Dampak kepemimpinan transaksional, transformasional, dan melayani terhadap kinerja kerja. Proceedings Seminar & Call For Paper Forum Manajemen Indonesia ke-5 (FMI-5). Kalimantan Barat, Pontianak:Bank Indonesia dan Mercure Hotel, p. 200. Tersedia pada sunjoyo.lecturer.maranatha.edu. Diakses pada tanggal 8 Januari 2015.

Systems. Diakses pada tanggal 28 November 2014.

Tumon, I. (2009). Pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi untuk meningkatkan kinerja karyawan. Tersedia pada: elib.unikom.ac.id. Diakses pada: 25 Februari 2015.


(6)

101 Vidal, L., Marle, F. (2008). Handbook on Project Management and Scheduling.

Tersedia pada: https://books.google.co.id/books?isbn=3319059157 Wahhab, A. (2004). Kerjasama Tim. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Wang, S., & He, Y. (2008). Compensating Nondedicated Cross-Functional Teams. Journal of organization science, 753 – 765. doi: 10.1287/orsc.1070.0351 Widi, A. (2011). Kerja sama tim dan partisipasi dalam meningkatkan kinerja

karyawan. Tersedia pada: http:/widiastutidyah.wordpress.com. Diakses tanggal: 1 Januari 2015.

Wijaya, M. (2005). Kepemimpinan transformasional di sekolah dalam meningkatkan

outcomes. Terdapat pada:

http://www.scribd.com/doc/23631758/Kepemimpinan-Transformasional Yang, L., Wu, K., & Huang, C. (2013). Validation of a Model Measuring the Effect

of a Project Manager's Leadership Style on Project Performance. Journal of Civil Engineering, 17(2), 271-280. Doi: 10.1007/s12205-013-1489-0

Yodi, K. (2011). Uji validitas dan reliabilitas. Tersedia pada https://yodikeren.wordpress.com/2011/01/25/uji-validitas-dan-reliabilitas. Diakses tanggal 27 Februari 2015.

Yukl, G. (1998). Kepemimpinan dalam organisasi leadership in organizations, Edisi ke-3. Jakarta: PT Prenhallindo.

Zoel. (2012). Cara mendukung kerjasama tim. Tersedia pada http://www.marketing.co.id/12-cara-mendukung-kerja-sama-tim/ diakses pada: 27 Februari 2015.


Dokumen yang terkait

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PROYEK KONSTRUKSI.

0 8 13

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. MADU BARU YOGYAKARTA.

0 4 17

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL TERHADAP PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN DENGAN MOTIVASI SEBAGAI INTERVENING VARIABEL (Studi P

0 2 13

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN BALAI PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN BALAI PELESTARIAN SEJARAH DAN NILAI TRADISIONAL.

0 4 15

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN BAWAHAN.

0 0 10

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL TERHADAP KINERJA CAMAT SE KOTA SURAKARTA.

0 0 10

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional terhadap Kinerja Kerja Karyawan.

0 7 32

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL PADA KEPUASAN KERJA YANG DIMEDIASI OLEH PERSEPSI POLITIK ORGANISASI ( Studi Pada Karyawan PT.Bank CIMB Niaga, Tbk di Surakarta ).

0 1 17

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional Terhadap Kinerja Pegawai Badan Investasi dan Promosi Aceh

0 0 19

Kepemimpinan Transaksional dan Kepemimpinan Transformasional

0 0 15