KODE ETIK PENULISAN DAN HAKIKAT PENDEKATAN ILMIAH.
KODE ETIK PENULISAN
DAN HAKIKAT PENDEKATAN ILMIAH
M. Nur Kholis Setiawan
Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah
DP2M DIKTI, DIKNAS 2010
(2)
Latar Belakang:
Keterbelakangan dalam publikasi
(kuan-kualitatif)
Kerisauan etika
- pelanggaran kode etik tulisan maupun
penulis
budaya membaca menulis rendah
budaya mendengar dan melihat masih
(3)
ETIKA: Penegasan Istilah
Etika -
moralitas atau perilaku yang baik
dan pantas serta patut.
Secara luas : tata-krama, tata-tertib,
disiplin-aturan, sopan-santun, pranata, norma, baik
kemanusiaan maupun agama
(4)
A. KODE ETIK PENULISAN
-
Tata krama, tata tertib, sopan santun
menulis.
-
Tulisan mengikuti tata tertib, aturan-aturan
baku.
-
Tulisan Ilmiah:
-
mengikuti tata aturan ilmiah
-
berbeda dengan tulisan populer atau
(5)
KODE ETIK PENULISAN
(lanjutan)
-
Tulisan memperhatikan:
* penggunaan titik, koma, dan tanda-tanda
baca lainnya.
* rangkaian kalimat yang baik dan teratur,
enak dibaca, mudah dipahami oleh
(6)
KODE ETIK PENULISAN
(lanjutan)
Contoh Kalimat 1:
Industri kosmetik dapat menjadi raksasa
bukan hanya karena tingginya permintaan,
tetapi juga karena kelihaian memelihara
pasar. Pasar, yang terus menerima setiap
produk kosmetik, dengan nilai dan simbol
tertentu.
(7)
KODE ETIK PENULISAN
(lanjutan)
Contoh kalimat 2:
Produk industri kosmetik, makin membuat
konsumen meyakini menggunakan
kosmetik merupakan bagian diri mereka
yang tidak dapat dipisahkan.
(8)
KODE ETIK PENULISAN
(lanjutan)
Tulisan memperhatikan:
* Teknik-Teknik Penulisan:
Kata pembuka dan Penutup sesuai
proporsi
Mengikuti aturan main penulisan
sebagai tulisan ilmiah
Bagian isi (diskusi) lebih dominan
dalam tulisan
Tidak boros dalam mengutip
langsung
(9)
KODE ETIK PENULISAN
(lanjutan)
Tulisan dibuat secara sistematis sesuai dengan
panduan:
- judul, anak judul
- abstrak
- kata kunci
- pendahuluan
- pembahasan
- simpulan
(10)
KRITERIA TULISAN
ILMIAH
-
Obyektif : Berdasarkan kondisi faktual
-
Up to date
: Tulisan merupakan perkembangan
ilmu mutakhir
-
Rasional : berfungsi sebagai wahana
penyampaian kritik timbal balik.
-
Reserved
: tidak
overclaiming,
jujur, lugas, dan
tidak bermotif pribadi.
-
Efektif dan Efisien : Tulisan merupakan media
(11)
Aspek Lain yang terkait
dengan etika penulisan
-
Hindari kekeliruan yang lazim dalam
penulisan draft:
- judul
- abstrak
- kata kunci
- pendahuluan
- pembahasan
- simpulan
(12)
- Judul.
- Hindari judul yang tidak jelas, menimbulkan
kesalahpahaman pembaca
-
Abstrak
- tidak mencerminkan isi keseluruhan tulisan
- tidak fokus, lebih dari ukuran ideal
-
Kata kunci
(13)
- Pendahuluan
- Terlalu panjang, tidak proporsional
- Tidak memuat posisi tulisan, tidak secara
jelas menyebut metodologi
- Pembahasan
- Tidak fokus
- Analisis tidak mendalam
- Alat bantu tidak jelas
- Simpulan
- Tidak menjawab masalah yang diangkat
- Mengulang-ulang statemen yang ada dalam
pembahasan
(14)
Pelanggaran Etika Ilmiah
Ada banyak definisi, tetapi semua
menyangkut setidaknya tentang 3 (tiga) hal,
yaitu:
-
fabrikasi data
-
falsifikasi data
-
plagiarisme.
(15)
Fabrikasi data --
‘mempabrik’ data
atau
membuat-buat data yang sebenarnya tidak ada
atau lebih umumnya membuat data fiktif.
Falsifikasi data
--
bisa berarti mengubah data
sesuai dengan keinginan, terutama agar sesuai
dengan kesimpulan yang ‘ingin’ diambil dari
sebuah penelitian.
Plagiarisme
---
mengambil kata-kata atau
kalimat atau teks orang lain tanpa memberikan
acknowledgment
(dalam bentuk sitasi) yang
(16)
B. KODE ETIK PENULIS
-
Melahirkan karya orisinal, bukan jiplakan
-Menjunjung tinggi posisinya sebagai orang
terpelajar, menjaga kebenaran dan manfaat serta
makna informasi yang disebarkan sehingga tidak
menyesatkan
-
Menulis secara cermat, teliti, dan tepat.
-
Bertanggung jawab secara akademis atas
tulisannya.
(17)
B. KODE ETIK PENULIS
(lanjutan)
-
Menjunjung tinggi hak, pendapat atau
temuan orang lain.
-
Memberi manfaat kepada masyarakat
pengguna
-
Menyadari sepenuhnya bahwa tiga
pelanggaran kode etik berakibat pada
hilangnya integritas penulis jika
(18)
KODE ETIK PENULIS
(lanjutan)
-
Secara moral cacat, apalagi dilihat dari
kacamata agama. Nilai keagamaan
mencela pelanggaran sebagai bagian dari
ketidakjujuran, pencurian atau mengambil
kepunyaan orang lain tanpa hak.
(19)
PENULIS SEHARUSNYA:
- Jujur pada diri sendiri.
-
Memiliki nurani.
-
Nurani mengalami proses pencerahan.
-
Menuntun pada sikap terbuka secara
ilmiah:
- verifikasi
(20)
Tiga Mata Jangkar Perbuatan
- NIAT-TUJUAN –CARA
- Niat -
proporsional
- Tujuan -
mulia
(21)
C. HAKIKAT PENDEKATAN ILMIAH
-
Sumber-sumber pengetahuan bisa
dikelompokkan atas :
• Pengalaman
• Otoritas
• Cara berfikir deduktif
• Cara berfikir induktif
(22)
a.
Pengalaman adalah sumber pengetahuan yang telah banyak digunakan orang. Melalui pengalamanseseorang bisa menjadi tahu tentang seluk beluk sesuatu. Sejarah misalnya menunjukkan sejak jaman nenek moyang cara memasak dipelajari tanpa disadari
(contoh daging yang dimasak). Selanjutnya akan
berkembang pada pemahaman informasi dari pengalaman, ditambahkan dengan informasi, serta adanya
kesempatan dan sistem trial and error (contoh mendung pertanda hujan)
(23)
b.
Otoritas atau wewenang sering dijadikan pegangan orang dalam hal-hal yang tidak dapat diketahui melalui pengalaman pribadi. Orang mencari jawaban atassuatu permasalahan yang sulit melalui seseorang yang memiliki wewenang atai otoritas. Sikap tunduk kepada orang bijak yang dipercayai, sebagian besar
berpengaruh selama periode pertengahan, di saat guru dan para nenek moyang waktu itu seperti Plato, Aristoteles dan pemimpin agama lebih diterima dari kepercayaan yang dilakukan berdasarkan berdasarkan
(24)
c.
Cara berfikir deduktif diperkenalkan oleh Aristoteles, suatu proses berpikir yang bertolak dari pernyataan umum ke khusus dengan memakai kaidah logika tertentu. Cara berfikir ini dilakukan melalui suaturangkaian pernyataan yang disebut silogisme yang terdiri atas :
Dasar pemikiran utama (premis mayor) Dasar pemikiran kedua (premis minor) Simpulan.
Contoh :
Semua manusia adalah makhluk hidup (Premis mayor) Socrates adalah seoramng manusia (premis minor), karena itu Soctares adalah makhluk hidup (konklusi)
(25)
d.
Cara berfikir induktif (Francis Bacon (1561-1626).Simpulan umum berdasarkan fakta yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung.
Contoh :
Induktif : Setiap burung yang pernah diamati mempunyai sayap
Oleh karena itu, setiap burung mempunyai sayap. Oleh karena itu, setiap merpati mempunyai sayap. Dalam berfikir induktif, kesimpulan diperoleh melalui pengamatan contoh-contoh selanjutnya dibuatlah generalisasi
(26)
e.
Pendekatan ilmiah diperkenalkan oleh Charles Darwin dengan menggabungkan aspek-aspek penting dari metode induktif dan deduktif. Dari teori Malthus tentang Populasi oleh Darwin digunakan menjelaskantentang evolusi setelah menggabungkan data dengan baik. Darwin berdasarkan pada teori Malthus menarik
kesimpulan bahwa datanya mungkin benar. Dia
memformulasikan suatu hipotesis dari kenyataan yang telah diketahui, kemudian menyelediki dengan lebih jauh untuk mengetahui apakah hal itu membantu kehidupan atau membuktikan hal yang salah dengan adanya tambahan yang jelas
(27)
f.
Dalam pendekatan ilmiah dikenal
lima langkah sebagai berikut:
1. Perumusan Masalah
2. Pengajuan hipotesis
3. Berfikir deduktif/induktif
4. Pengumpulan dan analisis data
5. Penerimaan dan penolakan
hipotesis
(28)
C. HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN
-
Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang diperoleh
melalui metode ilmiah.Kata kunci disini adalah metode atau
cara pemerolehan pengetahuan. Pengetahuan yang
diperoleh secara kebetulan belum merupakan ilmu/sains.
-
Metode ilmiah adalah mekanisme atau cara mendapatkan
pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu
struktur logis yang diawali dengan perumusan masalah,
pengumpulan data/informasi/fakta, analisis data, dan
penarikan simpulan.
(29)
Perbedaan Metode Ilmiah
dengan non-Ilmiah
-
Metode Ilmiah:
1 Perumusan masalah jelas dan spesifik
2 Masalah merupakan hal yang dapat diamati dan diukur
secara empiris.
3 Jawaban permasalahan didasarkan pada data
4 Proses pengumpulan dan analisis data, serta
pengambilan keputusan berdasarkan logika yang benar
5 Simpulan siap/terbuka untuk diuji oleh orang lain
(30)
Perbedaan Metode Ilmiah
dengan non-Ilmiah
-
Metode non- Ilmiah:
1 Perumusan masalah kabur
2 Masalah tidak selalu dapat diukur, dapat saja bersifat
supernatural atau dogmatis
3 Jawaban tidak diperoleh dari hasil pengamatan data
lapangan
4 Keputusan tidak didasarkan pada hasil pengumpulan
dan analisis data yang logis
5 Simpulan tidak dibuat untuk diuji ulang oleh orang
lain
(31)
Wassalam
Selamat Berkarya dan Sukses
Selalu
(M. Nur Kholis Setiawan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) Telah mempublikasikan sejumlah artikel ilmiah dalam
bahasa Inggris, Arab dan Jerman di beberapa Jurnal Ilmiah Internasional
nkholissetiawan@uin-suka.ac.id m.kholis@gmx.de Mobile: 081 328725909
(1)
e.
Pendekatan ilmiah diperkenalkan oleh Charles Darwin dengan menggabungkan aspek-aspek penting dari metode induktif dan deduktif. Dari teori Malthus tentang Populasi oleh Darwin digunakan menjelaskantentang evolusi setelah menggabungkan data dengan baik. Darwin berdasarkan pada teori Malthus menarik
kesimpulan bahwa datanya mungkin benar. Dia
memformulasikan suatu hipotesis dari kenyataan yang telah diketahui, kemudian menyelediki dengan lebih jauh untuk mengetahui apakah hal itu membantu kehidupan atau membuktikan hal yang salah dengan adanya tambahan yang jelas
(2)
f.
Dalam pendekatan ilmiah dikenal
lima langkah sebagai berikut:
1. Perumusan Masalah
2. Pengajuan hipotesis
3. Berfikir deduktif/induktif
4. Pengumpulan dan analisis data
5. Penerimaan dan penolakan
hipotesis
(3)
C. HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN
- Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang diperoleh
melalui metode ilmiah.Kata kunci disini adalah metode atau cara pemerolehan pengetahuan. Pengetahuan yang
diperoleh secara kebetulan belum merupakan ilmu/sains.
- Metode ilmiah adalah mekanisme atau cara mendapatkan
pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu struktur logis yang diawali dengan perumusan masalah,
pengumpulan data/informasi/fakta, analisis data, dan penarikan simpulan.
(4)
Perbedaan Metode Ilmiah
dengan non-Ilmiah
-
Metode Ilmiah:
1 Perumusan masalah jelas dan spesifik
2 Masalah merupakan hal yang dapat diamati dan diukur secara empiris.
3 Jawaban permasalahan didasarkan pada data 4 Proses pengumpulan dan analisis data, serta
pengambilan keputusan berdasarkan logika yang benar 5 Simpulan siap/terbuka untuk diuji oleh orang lain
(5)
Perbedaan Metode Ilmiah
dengan non-Ilmiah
-
Metode non- Ilmiah:
1 Perumusan masalah kabur
2 Masalah tidak selalu dapat diukur, dapat saja bersifat supernatural atau dogmatis
3 Jawaban tidak diperoleh dari hasil pengamatan data lapangan
4 Keputusan tidak didasarkan pada hasil pengumpulan dan analisis data yang logis
5 Simpulan tidak dibuat untuk diuji ulang oleh orang lain
(6)
Wassalam
Selamat Berkarya dan Sukses
Selalu
(M. Nur Kholis Setiawan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) Telah mempublikasikan sejumlah artikel ilmiah dalam
bahasa Inggris, Arab dan Jerman di beberapa Jurnal Ilmiah Internasional
nkholissetiawan@uin-suka.ac.id m.kholis@gmx.de Mobile: 081 328725909