PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT.

(1)

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Jurusan Pendidikan Olahraga

Oleh:

YUSUP TAUJIRI 1007199

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT


(3)

YUSUP TAUJIRI, 2014.

ABSTRAC

YUSUP TAUJIRI : The Social Behavior of Students Following Guidance Extra Curricular Pencak Silat

This research was motivated by the rise of juvenile delinquency and social behavior unethical by most learners, on the other hand are active learners in extracurricular activities pencak silat training showed positive social behaviors. This study aims to identify trends in the social behavior of students who followed the extracurricular coaching, as well as showing a more concrete empirical evidence about the benefits of participating in extracurricular activities pencak silat training relating to social behavior of learners. The method used is the method of ex post facto causal comparative research design. This research was conducted in SMP N 2 Gebang Cirebon. The samples used were taken purposively sampling criteria pesrta students who have followed the extracurricular coaching pencak silat over the years as many as 30 people and learners who do not follow the extracurricular coaching as many as 30 people. Instrument of social behavior of students using a questionnaire. In this study data was analyzed by oriented hypothesis testing through test T-test. The results of the research students who follow the guidance extracurricular activities have higher social behaviors than students who did not attend extracurricular activities. Social behavior is the most dominant role behavior, then the behavior of expressive and behavioral social relationships. T-tests of the test obtained P-Value (sig.) 0,000 where the value is smaller than 0.050 so the hypothesis is rejected. In the end it can be concluded that the social behavior of students who followed the extracurricular coaching pencak silat tend to be better than the social behavior of students who did not follow the coaching extracurricular activities.


(4)

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

YUSUP TAUJIRI : Prilaku Sosial Peserta Didik Yang Mengikuti Pembinaan

Ekstra Kulikuler Pencak Silat

Penelitian ini dilatar belakangi oleh maraknya kenakalan remaja dan prilaku sosial yang kurang pantas oleh sebagian besar peserta didik, di sisi lain peserta didik yang aktif di kegiatan pembinaan ekstrakulikuler pencak silat menunjukan perilaku sosial yang positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan perilaku sosial peserta didik yang mengikuti pembinaan ekstrakulikuler, serta menunjukkan bukti empirik yang lebih konkrit tentang keuntungan berpartisipasi dalam kegiatan pembinaan ekstrakulikuler pencak silat yang berkaitan dengan prilaku sosial peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode ex post facto dengan desain penelitian causal comparative. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 2 Gebang Kabupaten Cirebon. Sampel yang digunakan diambil secara purposif sampling dengan kriteria pesrta didik yang sudah mengikuti pembinaan ekstrakulikuler pencak silat lebih dari satu tahun sebanyak 30 orang dan peserta didik yang tidak mengikuti pembinaan ekstrakurikuler sebanyak 30 orang. Instrumen perilaku sosial peserta didik menggunakan angket. Pada penelitian ini analisis data dilakukan dengan berorientasi kepada pengujian hipotesis melalui uji T-Tes. Hasil penelitian peserta didik yang mengikuti kegiatan pembinaan ekstrakulikuler memiliki perilaku sosial yang lebih tinggi dibanding peserta didik yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Perilaku sosial yang paling dominan adalah perilaku peran, selanjutnya perilaku ekspresif dan perilaku hubungan sosial. Dari uji T-Tes didapat P-Value (sig.) 0,000 dimana nilainya lebih kecil dari 0,050 sehingga hipotesis ditolak. Pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku sosial peserta didik yang mengikuti pembinaan ekstrakulikuler pencak silat cenderung lebih baik dibandingkan dengan perilaku sosial peserta didik yang tidak mengikuti kegiatan pembinaan ekstrakulikuler.


(5)

(6)

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN……….. i

ABSTRAC………... ii

ABSTRAK………... iii

KATA PENGANTAR……… iv

UCAPAN TERIMA KASIH……….. v

DAFTAR ISI………... vii

DAFTAR TABEL……….. ix

DAFTAR GAMBAR………... x

DAFTAR LAMPIRAN……….. xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Identifikasi Masalah ……….…….... 4

C. Rumusan Masalah ………....….... 4

D. Tujuan Penelitian………... 5

E. Manfaat Penelitian………. 5

F. Struktur Organisasi Penelitian..………... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Sosial………...………. 7

A.1 Definisi Perilaku Sosial………...………... 7

A.2 Teori Perkembangan Perilaku Sosial.………... 11

B. Pencak Silat………...………... 19

B.1 Hakikat Pencak Silat....………...………... 19


(7)

YUSUP TAUJIRI, 2014.

C. Penelitian yang Relevan...………... 26

D. Kerangka Berfikir...……….. 29

E. Hipotesisi Penelitian...………. 31

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian……….. 33

B. Variabel dan Devinisi Penelitian...……….. 35

C. Desain Penelitian...……….. 36

D. Populasi dan Sampel...………. 37

E. Instrumen Penelitian..……… 38

F. Uji Coba Instrumen Penelitian..…….……… 46

G. Langkah-Langkah Penelitian.……… 52

H. Pengolahan dan Analisis Data...……… 53

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan Data…...……….. 55

B. Pengujian Persyaratan Analisis ...……….. 64

C. Pengujian Hipotesis.……….. 67

D. Diskusi Penemuan...……….. 70

E. Keterbatasan Penelitian...……….. 72

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan……… 73

B. Rekomendasi……….. 73

DAFTAR PUSTAKA………...… 75


(8)

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Desain Penelitian Causal Comparative...……….…... 36

3.2 Devinisi konseptual, Variabel Dan Sub Variabel Perilaku Sosial.... 39

3.3 Kisi-kisi Instrumen...………...…….... 40

3.4 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban ………...…...….... 42

3.5 Klasifikasi Koefisien Validitas………... 48

3.6 Hasil Uji Validitas Uji Coba Instrumen………. 48

3.7 Hasil Analisis Indeks Validitas Instrumen……….... 50

3.8 Hasil Uji Reabilitas Instrumen Penelitian..………... 52

4.1 Nilai Rata-Rata Dan Standar Deviasi Perilaku Sosial...…... 55

4.2 Nilai Rata-Rata Dan Standar Deviasi Komponen Perilaku Sosial Peserta Didik Yang Mengikuti Pembinaan Ekstrakulikuler Pencak Silat.……...…... 56

4.3 Nilai Rata-Rata Dan Standar Deviasi Komponen Perilaku Sosial Peserta Didik Yang Tidak Mengikuti Pembinaan Ekstrakulikuler.... 56

4.4 Klasifikasi Variabel Perilaku Sosial...………. 59

4.5 Klasifikasi Sub Variabel Perilaku Peran...………. 60

4.6 Klasifikasi Sub Variabel Perilaku Hubungan Sosial...…. 61

4.7 Klasifikasi Sub Variabel Perilaku Ekspresif...………. 62

4.8 Deskrifsi Perilaku Sosial Peserta Didik...………. 63

4.9 Hasil Uji Normalitas DatanPerilaku Sosial Peserta Didik…………. 64

4.10 Hasil Uji Homogenitas Data Perilaku Sosial Peserta Didik...……... 66

4.11 Hasil Uji Independent Sampel T-Tes Data Perilaku Sosial Peserta Didik Yang Mengikuti Pembinaan Ekstrakurikuler Pencak Silat dan Peserta Didik Yang Tidak Mengikuti Pembinaan Ekstrakurikuler... 68


(9)

YUSUP TAUJIRI, 2014.

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Interaksi Berbagai Faktor Pembentuk Sistem Diri.……….…... 15

4.1 Diagram Skor Rata-Rata Perilaku Sosial Peserta Didik...…….…... 57

4.2 Diagram skor rata-rata perilaku peran, perilaku hubungan sosial dan perilaku ekspresif...…....……...….…... 57

4.3 Diagram pengkategorian perilaku sosial peserta didik...….…... 59

4.4 Diagram pengkategorian perilaku peran...…...…... 60

4.5 Diagram pengkategorian perilaku hubungan sosial...….…... 61

4.6 Diagram pengkategorian perilaku ekspresif...….…... 62

4.7 Hasil Uji Normalitas Data Perilaku Sosial Peserta Didik Yang Mengikuti Pembinaan Ekstrakurikuler Pencak Silt...……….…... 65

4.8 Hasil Uji Normalitas Data Perilaku Sosial Peserta Didik Yang Tidak Mengikuti Pembinaan Ekstrakurikuler Pencak Silt...…... 65


(10)

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. Instrumen Penelitian (Uji Coba)……...……...………….…... 77

B. Data Hasil Uji Coba Instrumen Perilaku Sosial Peserta Didik ... 81

C. Data Hasil Uji Coba Analisis Indeks Validitas Instrumen...….... 82

D. Data Hasil Uji Coba Reliabilitas.………... 84

E. Instrumen Penelitian...………. 86

F. Data Hasil Penelitian Perilaku Sosial Peserta Didik Yang Mengikuti Pembinaan Ekstrakurikuler Pencak Silat...………... 89

G. Data Hasil Penelitian Perilaku Sosial Peserta Didik Yang Tidak Mengikuti Pembinaan Ekstrakurikuler...……... 90

H. Deskrifsi Data Hasil Penelitian Perilaku Sosial Peserta Didik...…. 91

I. Hasil Uji Normalitas Data Perilaku Sosial Peserta Didik.…………. 92

J. Hasil Uji Homogenitas Data Perilaku Sosial Peserta Didik.….…. 93 K. Hasil Uji Independent Samples T-Tes Data Perilaku Sosial Peserta Didik Yang Mengikuti Pembinaan Ekstrakurikuler Pencak Silat Dengan Peserta Didik Yang Tidak Mengikuti Pembinaan Ekstrakurikuler .…...…. 94

L. Hasil Uji Anova One-Way Data Perilaku Sosial Peserta Didik...…. 95

M. SK Pembimbing...………. 96

N. Surat Izin Penelitian...………. 98

O. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian.……….99

P. Garis Besar Program Pengajaran Pencak Silat……….……. 100


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan seseorang karena melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mengembangkan potensi diri dan dapat membentuk pribadi yang bertanggung jawab, cerdas dan kreatif. Menyangkut hal tersebut dalam Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 1 telah disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Manusia dan pendidikan merupakan dua sisi dari satu kehidupan yang tidak bisa dipisahkan, dengan kata lain melalui pendidikan seseorang dapat dimanusiakan menjadi manusia. Hal ini sejalan dengan pendapat Rohmat Mulyana (2004, hlm. 103) bahwa :

Pendidikan sebagai proses humanisasi, berkepentingan untuk memposisikan manusia sebagai mahluk yang memiliki keserasian dengan habitat ekologisnya, manusia diarahkan untuk mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologis seperti makan, minum, pekerjaan, sandang tepat tinggal, berkeluarga, dan kebutuhan biologis lainnya dengan cara-cara yag baik dan benar.

Dalam proses humanisasi pendidikan dituntut untuk mampu mengarahkan manusia pada cara-cara pemilihan dan pemilahan nilai sesuai dengan kodrat biologis manusia. Demikian pula, pendidikan sebagai proses humanisasi mengarahkan manusia untuk hidup sesuai dengan kaidah moral, karena manusia hakekatnya adalah mahluk yang bermoral. Moral manusia berkaitan dengan


(12)

2

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan. Dalam hal ini pendidikan seyogyanya tidak mereduksi proses pembelajarannya hanya semata-mata untuk kepentingan salah satu segi kemampuan saja, melainkan harus mampu menyeimbangkan kebutuhan moral dan intelektual.

Dari pemaparan di atas sudah jelas bahwa tujuan utama pendidikan adalah menghasilkan kepribadian manusia yang matang secara intelektual, emosional, dan spiritual. Karena itu komponen esensial kepribadian manusia adalah nilai (value) dan kebajikan (virtues). Nilai dan kebajikan ini harus menjadi dasar pengembangan kehidupan manusia yang memiliki peradaban, kebaikan, dan kebahagiaan secara individu maupun sosial.

Dalam konteks olahraga telah menjadi keyakinan bahwa aktivitas olahraga, syarat akan nilai-nilai pendidikan seperti kejujuran, sportivitas, disiplin, dan tanggung jawab. Bahkan, ada ungkapan yang sudah menjadi keyakinan sejarah dari waktu ke waktu Sport build character. United Nations (2003) melalui Task force on Sport for Development and Peace menyatakan bahwa “olahraga merupakan instrument yang efektif untuk mendidik kaum muda, terutama dalam hal nilai-nilai.

Sport provides a forum to learn skills such as discipline, confidence and leadership and it teaches core principles such as tolerance, cooperation and respect. Sport teaches the value of effort and how to manage victory, as well as defeat. When these positive aspects of sport are emphasized, sport becomes a powerful vehicle through which the United Nations can work towards achieving its goals (p. v).

Sejumlah nilai yang ada dan dapat dipelajari melalui aktivitas olahraga meliputi: Cooperation, Communication, Respect for the rules, Problem-solving, Understanding, Connection with others, Leadership, Respect for others, Value of effort, How to win, How to lose, How to manage competition, Fair play, Sharing, Self-esteem, Trust, Honesty, Self-respect, Tolerance, Resilience, Teamwork, Discipline, Confidence (United Nations, 2003).


(13)

Dari paparan di atas menunjukkan bahwa aktivitas olahraga mengandung nilai nilai yang sangat esensial bagi kehidupan dan kemanusiaan yang mengarah menjadi dua dimensi yaitu dimensi personal dan dimensi sosial.

Pada sisi lain, fenomena sosial yang terjadi di masyarakat dan dunia pendidikan, baik yang diberitakan media cetak maupun elektronik sering terjadi perilaku sosial yang menyimpang, seperti kasus kenakalan remaja yang mengarah pada kriminalitas. Seperti data yang dinyatakan oleh ketua komnas perlindungan anak Arist merdeka sirait bahwa, kasus tawuran yang terjadi sepanjang tahun 2013 meningkat secara drastis dari tahun sebelumnya yang berkisar 128 kasus tawuran antar pelajar menjadi 299 kasus tawuran yang telah menelan korban jiwa sebanyak 19 pelajar yang tewas sia-sia dalam tawuran antar pelajar di Indonesia. Jumlah ini hanya yang diketahui dan belum ditambah dengan jumblah pelajar yang terluka dan dirawat dirumah sakit akibat kekerasan antar sesama pelajar. Fakta ini merupakan penomena paradoks dengan tujuan pendidikan di Indonesia.

Sementara itu, peneliti telah melakukan pra penelitian terhadap perilaku sosial peserta didik di lingkungan SMP N 2 Gebang, diperoleh informasi minimnya penyimpangan perilaku sosial peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat. Temuan ini lah yang menjadi salah satu alasan mengapa penulis melakukan penelitian ini.

Perilaku sosial positif yang ditunjukan oleh peserta didik yang mengikuti kegiatan pembinaan ekstrakurikuler pencak silat kemungkinan karena adanya kebiasaan dalam ekstrakurikuler pencak silat yang mewajibkan untuk mengucapkan prasetya pencak silat sebelum memulai latihan dan mengucapkan tri prasetya pencak silat setelah latihan selesai. Selain itu para peserta pembinaan ekstrakurikuler pencak silat diwajibkan untuk mengucapkan salam dan hormat jika bertemu baik dalam kegiatan ekstrakurikuler pencak silat maupun di luar kegiatan ekstrakulikuler pencak silat.

Dalam pencak silat pendidikan meliputi segi mental dan fisik secara terpadu, dan diharapkan dapat membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang


(14)

4

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

berahlak mulia dan berkualitas. Dalam membentuk manusia seutuhnya tersebut, menurut Mulyana (2013) manusia harus mampu

Menguasai, mengendalikan diri, dan mempunyai rasa hormat dan tanggung jawab secara terintegrasi. Kehidupan sehari-hari masyarakat selalu berperilaku rendah hari, ramah, sopan dalam berbicara, santun dalam bertindak, dan mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan sendiri.

Perilaku inilah yang dijadikan variabel penelitian berupa prilaku sosial. Selanjutnya penulis merumuskannya dalam sebuah judul penelitian “Perilaku Sosial Peserta Didik Yang Mengikuti Pembinaan Ekstrakurikuler Pencak Silat”

Penelitian ini penulis anggap memiliki nilai penting dalam kaitannya dengan upaya peningkatan kualitas pembentukan perilaku sosial yang baik dalam intrakurikuler maupun ekstrakurikuler olahraga pencak silat yang pada gilirannya dapat membantu ketercapaian tujuan pendidikan.

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Dengan mamperhatikan latar belakang yang menjelaskan tentang peranan keterlibatan peserta didik dalam kegiatan olahraga, khususnya ekstrakurikuler pencak silat, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keterlibatan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pencak silat dapat mengembangkan kompetensi pribadinya. Selain itu kegitan pembinaan ekstrakurikuler pencak silat diharapkan menjadi wahana yang tepat bagi mereka untuk memperoleh berbagai pengalaman dan keterampilan sosial yang positif. Oleh karena itu tema sentral peneitian ini adalah bagaimanakah gambaran perilaku sosial peserta didik yang mengikuti kegiatan pembinaan ekstrakurikuler pencak silat.

C.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan, maka penulis merumuskan masalah penelitian berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut:


(15)

1. Apakah peserta didik yang mengikuti pembinaan ekstrakurikuler pencak silat cenderung memiliki perilaku sosial yang positif?

2. Apakah ada perbedaan perilaku sosial antara peserta didik yang mengikuti pembinaan ekstrakurikuler pencak silat dengan peserta didik yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler?

D.Tujuan Penelitian

1. Untuk memperoleh gambaran mengenai kecenderungan perilaku sosial peserta didik yang mengikuti pembinaan ekstrakurikuler pencak silat. 2. Dapat menunjukkan bukti empirik yang lebih konkrit tentang keuntungan

berpartisipasi dalam kegiatan pembinaan ekstrakurikuler pencak silat guna mengembangkan prilaku sosial peserta didik.

E.Manfaat/Signifikansi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menjadi bahan masukan serta pertimbangan dalam upaya pengembangan olahraga pencak silat di masyarakat maupun bagi penelitian di masa yang akan datang. Adapun manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lengkap dan jelas, guna memberi wawasan dan pemahaman tentang keuntungan berpartisifasi dalam kegiatan olahraga pencak silat. Secara teoritis, apabila pesilat mampu mengamalkan dan mengaplikasikan ajaran dari nilai-nilai yang terkandung dalam pencak silat, maka pembelajaran pencak silat dapat dimanfaatkan secara luas sebagai alat pendidikan. Pencak silat yang mengandung falsafah budi pekerti luhur akan mampu menciptakan manusia Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan diharapkan mampu mewujudkan


(16)

6

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

tujuan pendidikan secara komprehensif, yaitu fisik dan mental, mengembangkan aspek moral, sosial, dan emosional.

2. Secara Praktis

a. Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan, bahwa olahraga pencak silat dapat meningkatkan perilaku sosial peserta didik. Pencak silat selain mengembangkan keterampilan teknis, juga dapat mengembangkan aspek mental spiritual, olahraga, beladiri, dan seni.

b. Sebagai masukan kepada pengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dan Pembina ektrakurikuler olahraga untuk mengoptimalkan pelaksanaan pelajaran olahraga pencak silat di sekolah, serta menjadikan pencak silat sebagai wahana pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa sehingga melalui olahraga pencak silat tujuan pendidikan dapat terwujud.

c. Sebagai bahan argumentasi untuk meyakinkan orang tua murid mengenai pentingnya mengikuti pembinaan ekstrakurikuler pencak silat bagi pertumbuhan fisik dan psikis peserta didik.

F. Struktur Organisasi Penelitian

Struktur organisasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan yang didalamnya berisikan tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat/signifikansi penelitian, dan struktur organisasi penelitian. BAB II : Kajian pustaka yang didalamnya berisikan perilaku sosial, teori perkembangan perilaku sosial, mekanisme pembentukan perilaku sosial, hakikat pencak silat, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. BAB III : metode penelitian yang didalamnya berisikan tentang subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, analisis data, dan prosedur penelitian. BAB IV : Laporan penelitian yang didalamnya berisikan penyajian


(17)

data dan analisis data. BAB V : penutup yang didalamnya berisikan kesimpulan dan saran.


(18)

33

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III

PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab dalam menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Disamping itu penggunaan metode tergantung kepada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain penggunaan suatu metode dilihat dari efektifitas, efisiensi, dan relevansinya metode tersebut. Suatu metode dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan dapat terlihat adanya perubahan positif menuju tujuan yang diharapkan. Sedangkan suatu metode dikatakan efisien apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya, dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin namun dapat mencapai hasil yang maksimal. Metode dikatakan relevan apabila waktu penggunaan hasil pengolahan dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan.

Sehubungan dengan masalah yang diutarakan dalam penelitian ini, penulis mengunakan metode expost facto. Dalam hal ini Kerlinger (1964, hlm. 360) mendefinisikan metode penelitian expost facto sebagai:

The research in which the independent variable or variable have already occurred and in which the researchers starts with the observations of a dependent variable or variables in retrospect for their possible relations to, and effects on, the dependent variable or variables.

Pendapat Kringler dapat disimpulkan bahwa ex post facto adalah suatu metode penelitian yang di dalamnya variable bebas telah terjadi atau telah dilaksanakan (tanpa ada perlakuan), dan peneliti memulai dengan mengobservasi hubungan yang terlihat antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Lebih lanjut Sugiyono (2010, hlm. 7) mengemukakan bahwa “Penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi


(19)

dan kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.”

Ciri utama dalam penelitian ex post facto adalah tidak adanya perlakuan yang diberikan oleh peneliti atau dengan kata lain perlakuannya sudah dilakukan tanpa ada kontrol dari peneliti. Hal ini seperti dijelaskan oleh Sugiono (2010, hlm. 9) sebagai berikut: “sifat penelitian ex post facto yaitu tidak ada kontrol terhadap variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.” Tujuan penelitian ex post facto adalah melihat akibat dari suatu fenomena dan menguji hubungan sebab akibat dari data-data setelah semua kejadian yang dikumpulkan telah selesai berlangsung. Lebih lanjut menurut Suherman (2002, hlm. 11) “metode penelitian expost facto disebut juga dengan istilah metode Causal Comparative atau metode yang mengamati penyebab atau akibat dari suatu perbedaan yang sudah terlebih dahulu muncul diantara dua atau beberapa kelompok individu.”

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Setiap hal dalam suatu penelitian yang datanya ingin diperoleh biasanya dikatakan sebagai variabel penelitian. Hal ini seperti dikatakan oleh Sogiono (2010, hlm. 38) bahwa “variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian disimpulkan.”

Penelitian menentukan variabel-variabel yang akan diteliti dan diberi batasan-batasan atau definisi agar kemungkinan kekeliruan pendapat yang akan mengaburkan pengertian sebenarnya yang akan diteliti tidak akan terjadi.

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi dan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Pada penelitian ini penulis menentukan yang menjadi variabel bebasnya adalah peserta didik yang mengikuti pembinaan ekstrakurikuler pencak silat dan peserta didik yang tidak mengikuti pembinaan ekstrakurikuler, sedangkan yang menjadi variabel terikat pada penelitian ini adalah perilaku sosial peserta didik.


(20)

35

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah penafsiran dan untuk menghindari kesalah pahaman terhadap istilah dalam penelitian ini, maka penulis mengemukakan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/ madrasah (Hendri, 2008, hlm. 1-2).

b. Pencak silat adalah hasil budaya menusia Indonesia untuk membela dan mempertahankan eksitensi dan integritasnya terhadap lingkungan sekitarnya untuk pencapaian keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. PB IPSI dan BAKIN (1975; dalam Saleh 1991, hlm. 19)

c. Perilaku sosial (Munn et al, 1972, hlm. 691) merupakan prilaku yang dipengaruhi oleh atau mempengaruhi prilaku orang lain; dalam interaksi yang melibatkan perilaku individu atau kelompok. Kemudian Baron dan Byrne (2004:9) memaknainya sebagai reaksi seseorang terhadap orang lain, yang dinyatakan perilaku, perasaan, keyakinan, ingatan, dan penyimpulan mereka tentang orang lain. Bagi Krech et al (1962) perilaku sosial seseorang akan tampak pada pola respon antar orang. Perilaku itu dinyatakan dalam hubungan timbal balik antar pribadi.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menyimpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksankan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian. Sudjana (1992, hlm. 7) menjelaskan bahwa “desain penelitian adalah suatu rancangan percobaan (dengan tiap langkah tindakan yang betul-betul teridentifikasikan) sedemikian rupa sehingga informasi yang berhubungan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diselidiki dapat dikumpulkan.”


(21)

Untuk memberikan gambaran mengenai alur pikir dalam penelitian ini penulis memberikan gambaran sebuah desain penelitian casual-comparative dari Fraenkel, etc. (1993). Desain yang dipilih oleh penulis dimaksudkan untuk membandingkan dengan kelompok peneliti yang berbeda terhadap satu variabel yang akan diteliti. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh frankel etc. (1993, hlm. 321) bahwa “The basic causal-comparative design involves selection two or more groups that differ on a particular variable of interest and comparing them on another variable or variables.”

Lebih lanjut Suherman (2002. Hlm. 18.) menyatakan bahwa “kelompok dibedakan melalui satu dari dua cara : (a) satu kelompok memiliki karakteristik yang tidak dimiliki kelompok lainnya atau (b) kelompok dibedakan berdasarkan karakteristiknya.” Untuk penelitian ini penulis memilih cara yang pertama dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada desain penelitian dibawah ini.

Tabel 3.1.

Desain Penelitian Causal Comparative

Diadaptasi dari Frankel, JR dan Wallen. (1999, hlm. 321)

grup Variabel indevendent Variabel devendent

A I

C

(group prossesses characteristic) Peserta didik yang mengikuti pembinaan

ekstrakurikuler pencak silat

O (measurement) Perilaku sosial

peserta didik

II

C

(group does not prossessesse characteristic) Peserta didik yang tidak mengikuti kegiatan

pembinaan ekstrakurikuler

O (measurement) Perilaku sosial


(22)

37

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan kumpulan individu atau objek yang memiliki sifat-sifat umum. Dari populasi dapat diambil sejumlah data yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan yang diteliti. Dalam hal ini Sugiyono (2010, hlm. 79) menjelaskan sebagai berikut : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.“ Proses penelitian memerlukan suatu populasi sebagai sumber data dari seluruh data bahan atau elemen yang diselidiki. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis menetapkan populasi dengan beberapa karakteristik sebagai berikut : Populasi terdiri dari siswa – siswi SMP N 2 Gebang Kabupaten Cirebon tahun pelajaran 2013 – 2014 yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat lebih dari satu tahun sebanyak 30 orang dan siswa yang tidak mengikuti pembinaan ekstrakurikuler sama sekali sebanyak 78 orang.

Alasan memilih populasi tersebut karena di SMP N 2 Gebang Kabupaten Cirebon, berdasarkan pengamatan yang telah penulis lakukan dan informasi dari beberapa guru SMP N 2 Gebang sebagian besar peserta didik menampilkan perilaku sosial yang kurang baik, akan tetapi menurut catatan guru bimbingan konseling dari beberapa perilaku siswa yang tidak sesuai seperti kenakalan remaja dan lain sebagainya sangat sedikit yang berasal dari peserta didik yang aktif di kegiatan pembinaan ekstrakurikuler. Selain itu mulai tahun pelajaran 2014 – 2015 SMP N 2 Gebang mewajibkan seluruh peserta didik mengikuti salah satu pembinaan kegiatan ekstrakurikuler.

2. Sampel

Untuk penelitian ini sampel yang digunakan terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok sampel yang memiliki karakteristik dan kelompok yang tidak memiliki karakteristik. Kelompok sampel yang memiliki karakteristik adalah peserta didik yang mengikuti pembinaan ekstrakurikuler pencak silat dalam hal ini penulis menggunakan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan seperti


(23)

yang dijelaskan oleh Maksum (2012, hlm. 60) bahwa “sampel bertujuan adalah sebuah teknik pengambilan sampel yang ciri atau karakteristiknya sudah diketahui lebih dahulu berdasarkan ciri atau sifat populasi.” yaitu siswa-siswi SMP N 2 Gebang Kabupaten Cirebon tahun pelajaran 2013-2014 yang telah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat selama satu tahun sebanyak 30 orang. Pemilihan sampel tersebut bertujuan untuk melihat gambaran perilaku sosial peserta didik yang mengikuti pembinaan ekstrakurikuler pencak silat dan membandingkannya dengan perilaku sosial peserta didik yang tidak mengikuti pembinaan ekstrakurikuler. Sedangkan untuk kelompok sampel yang tidak memiliki karakteristik dalam hal ini peserta didik yang tidak mengikuti pembinaan ekstrakurikuler, digunakan teknik random sampling sebanyak 30 orang dari 78 orang. Menurut Nasution (2002:87) bahwa : “Random sampling adalah kesempatan yang sama untuk dipilih bagi setiap individu atau unit dalam keseluruhan populasi.” Dalam teknik random sampling sederhana ini ada tiga metode diantaranya yaitu undian, menggunakan tabel dan ordinal (tingkatan sama). (Arikunto, 2002:114)

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis mengambil metode undian yaitu dengan cara penulis menyiapkan gulungan-gulungan kertas kecil bertuliskan nama peserta setiap calon sampel, kemudian gulungan-gulungan kertas tersebut diundi atau dikeluarkan satu persatu hingga mencapai jumlah yang sesuai dengan sampel yang dibutuhkan yaitu 30 sampel. Nama-nama yang keluar berarti itulah yang akan dijadikan sampel oleh penulis, gulungan yang keluar sebanyak 30 gulungan otomatis terpilih menjadi kelompok sampel.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data supaya pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2002, hlm. 128).

Untuk mengukur perilaku sosial, peneliti melakukan elaborasi dari beberapa teori yang memiliki keterkaitan makna secara esensial. Variabel perilaku sosial


(24)

39

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dikembangkan dari konsep teori Munn, et al. (1972, hlm. 691) yang menyatakan bahwa perilaku sosial adalah perilaku yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perilaku orang lain yang melibatkan interaksi dengan individu atau kelompok. Aspek "mempengaruhi" dimaknai sebagai Perilaku aktif dari individu dalam membangun perilaku sosial, dan aspek “dipengaruhi" sebagai Perilaku pasif atau menerima pengaruh dari orang lain.

Krech, Crutchield dan Ballachey (1982, hlm. 104-106) memberikan penjelasan mengenai perilaku sosial. Dalam pandangannya perilaku sosial individu dibagi menjadi tiga aspek, yaitu perilaku peran (Role Dispositions), perilaku hubungan sosial (Sociometric Dispositions) dan perilaku ekspresif (Expressive Dispositions). Dari ketiga aspek tersebut dirinci kembali menjadi 12 indikator. Untuk perilaku peran dirinci menjadi empat yaitu Perilaku pemberani (Ascendance), Perilaku inisiatif (Social Initiative), Perilaku berkuasa (Dominance), Perilaku mandiri (independence), Hubungan sosial dirinci menjadi menerima orang lain (Accepting), pergaulan (Sociability), keramahan (Friendliness) dan Perilaku simpati (Sympathetic); sedangkan aspek perilaku ekspresif dirinci menjadi Perilaku kerjasama, agresivitas, ketenangan dan aktualisasi diri.

Bila dicermati dengan seksama, teori Krech, Crutchield dan Ballachey mengandung makna yang sejalan dengan yang dikemukakan oleh Munn, et al, bahkan jauh lebih rinci. Selain itu, tujuan pembelajaran Penjasorkes (seperti kedisiplinan, kejujuran, tanggung jawab, kerja sama, sopan santun, percaya diri, toleransi) sebagaimana, sudah tercakup dalam teori Krech, Crutchield dan Ballachey.

Dengan demikian, dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori sosial yang dikemukakan oleh Krech, Crutchield dan Ballachey. Instrumen yang penulis gunakan adalah instrumen perilaku sosial peserta didik yang dikembangkan oleh Ujang Sudrajat (2010). Instrumen perilaku sosial peserta didik ini telah memiliki nilai validitas 0,91 dan reabilitas 0,95. Uraian lebih rinci tentang kisi-kisi instrumen perilaku sosial peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut ini.


(25)

Tabel 3.2.

Definisi Konseptual, Variabel, dan Sub Variabel Perilaku Sosial

Devinisi konseptual variabel Sub variabel

Perilaku sosial merupakan hubungan timbal balik antar personal, relasi interpersonal itu ditandai dengan berbagai aktivitas tertentu, baik aktivitas yang dihasilkan berdasarkan naluriah semata atau justru melalui proses pembelajaran tertentu. Perilaku sosial tersebut akan nampak pada (1) Kecenderungan perilaku peranan (Role Disposition); yaitu kecenderungan yang

mengacu kepada tugas, kewajiban dan posisi yang dimiliki seorang individu, (2)

Kecenderungan perilaku hubungan sosial (Sociometric Disposition); yaitu kecenderungan yang bertautan dengan kesukaan, kepercayaan terhadap individu lain, dan (3) kecenderungan perilaku ekspressif (Expression Disposition), yaitu kecenderungan yang bertautan dengan ekspresi diri dengan menampilkan kebiasaaan-kebiasaan khas (particular fashion).

(krech at al, 1962, hlm 104-106)

Perilaku peran Pemberani Berkuasa Inisiatif Mandiri Perilaku hubungan sosial Diterima Bisa bergaul Ramah Simpatik Perilaku ekspresif Suka bersaing Agresif Kalem Suka pamer

Sumber : Ujang Sudrajat, (2010)

Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen

Sub Variabel Indikator No

Perilaku pemberani

1.Mempertahankan atau membela haknya 1 2.Tidak menghiraukan masalah mencolok mata 4 3.Tidak malu melakukan suatu perbutan 7 4.Percaya diri mengedepankan kepentingan sendiri 10 Perilaku berkuasa 1. Perilaku tegas. 13

2. Percaya diri 16

3. Beroientasi pada kekuatan sendiri 19

4. Keras 22

5. Berkemauan keras 25


(26)

41

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

7. Memimpin langsung 31

Perilaku inisiatif 1. Senang mengkordinasi kelompok 34 2. Tidak mempersoalkan latar belakang 37 3. Mengambil alih kepemimpinan 40 4. Suka memberi saran dalam pertemuan 42 Perilaku mandiri 1. Membuat rencana sendiri 44 2. Bekerja dengan rencana sendiri 46 3. Tidak perlu bantuan orang lain. 48

4. Emosional Stabil 50

Perilaku diterima 1. Tidak berperasangka buruk 2

2. Loyal 5

3. Dipercaya 8

4. Pemaaf 11

5. Menghargai kelebihan orang lain 14 Perilaku mudah

bergaul

1. Terlibat dalam kegiatan sosial 17 2. Senang bersama orang lain 20

3. Senang berpergian 23

Perilaku ramah 1. Periang 26

2. Hangat 29

3. Terbuka 32

4. Mudah didekati orang 35

Perilaku simpatik 1. Peduli 38

2. Murah hati 41

3. Suka membela 45

Perilaku suka bersaing

1. Hubungan sosial sebagai perlombaan 3

2. Sifat persaingan 6

3. Memperkaya diri sendiri 9

4. Tidak kooperatif 12

Perilaku agresif 1. Menyerang orang lain 15


(27)

3. Tidak patuh 21

4. Suka bertengkar 24

5. Menyangkal 27

Perilaku kalem 1. Pemalu 30

2. Gugup 33

3. Ragu-ragu 36

4. Terganggu dilihat orang lain 39 5. Tidak nyaman berbeda dengan orang lain 43

Perilaku suka pamer

1. Perilaku berlebihan 47

2. Mencari pengakuan 49

3. Berperilaku aneh 51

Sumber : Ujang Sudrajat, (2010)

Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu angket yang disajikan dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang sudah tersusun, dimana responden tinggal memilih atau memberi tanda ceklish (√) pada kolom alternatif jawaban sesuai dengan keadaan yang dirasakan pribadinya. Mengenai alternatif jawaban dalam angket digunakan skala Perilaku yakni skala Likert dengan kategori penyekoran dimana terlihat pada tabel 3.4 dibawah ini.

Tabel 3.4.

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

No Alternatif jawaban Skor alternatif jawaban

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Ragu-ragu 3

4 Tidak setuju 2


(28)

43

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Dikarenakan instrumen perilaku sosial peserta didik yang dikembangkan oleh Ujang Sudrajat digunakan untuk mengukur perilaku sosial peserta didik tingkat SMA di Kota Bandung, maka Instrumen itu kemudian di validasi ulang oleh peneliti bersama-sama dengan dosen pembimbing dengan memperhatikan tata bahasa serta kondisi dan situasi di lingkungan penelitian yaitu di SMP N 2 Gebang Kabupaten Cirebon.

Hasil modifikasi instrumen perilaku sosial peserta didik adalah sebagai berikut:

1. Perilaku Peran a. Pemberani :

1. Jika ada orang yang merebut hak anda apakah anda akan mempertahankan dan memperjuangkan hak anda?

2. Apakah anda akan menuntut hak anda walaupun itu terlihat mencolok? 3. Pernahkah anda melakukan sesuatu perbuatan tanpa memperhatikan situasi

dan kondis setempat?

4. Seringkah anda lebih mengedepankan kepentingan diri sendiri daripada kelompok dalam berbagai aktivitas?

b. Berkuasa

1. Seringkah anda menunjukkan Perilaku tegas kepada teman sekolah?

2. Apakah percaya diri anda semakin meningkat dalam berbagai kegiatan sekolah dihadapan teman-teman?

3. Apakah anda pada setiap kegiatan berorientasi pada kekuatan sendiri? 4. Apakah anda termasuk siswa yang berprinsif keras dalam setiap kegiatan

yang anda anggap benar?

5. Apakah anda termasuk siswa yang berkemauan keras untuk meraih cita-cita?

6. Apakah anda sering memberi perintah kepada teman?

7. Seringkah anda memimpin langsung pemanasan saat olahraga di sekolah? c. Inisiatif

1. Apakah anda termasuk siswa yang senang mengorganisasi suatu kegiatan kelompok ?


(29)

2. Apakah anda dalam bergaul termasuk siswa yang tidak mempersoalkan latar belakang teman?

3. Seringkah anda dalam pertemuan/diskusi memberikan saran kepada teman?

4. Pernahkah anda berani mengambil alih kepemimpinan pada suatu kegiatan sekolah?

d. Mandiri

1. Apakah anda lebih senang membuat rencana atau melakukan sesuatu dengan cara anda sendiri dalam berbagai kegiatan?

2. Apakah anda termasuk siswa yang melakukan sesuatu pekerjaan dengan cara sendiri?

3. Apakah anda dalam setiap kegiatan berusaha untuk mandiri/tidak mencari dukungan atau nasihat orang lain?

4. Apakah anda termasuk siswa yang memiliki emosinal cukup stabil jika menghadapi berbagai masalah?

2. Perilaku Dalam Hubungan Sosial a. Dapat Diterima Orang Lain

1. Apakah anda termasuk orang yang tidak mengedepankan prasangka buruk terhadap masalah yang sedang dihadapi?

2. Apakah anda termasuk siswa yang loyal terhadap keputusan bersama walaupun tidak menguntungkan anda?

3. Seringkah anda dipercaya oleh teman ataupun pelatih untuk melakukan suatu pekerjaan?

4. Apakah anda akan memaafkan teman yang berbuat ulah dan merugikan anda?

5. Apakah anda merasa tersisihkan dengan tergeserrnya prestasi anda oleh kelebihan prestasi teman?

b. Suka Bergaul

1. Apakah anda sering terlibat dalam kegiatan sosial dilingkungan sekolah atau masyarakat?


(30)

45

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2. Apakah anda termasuk orang yang senang bersama dengan orang lain dalam berbagai kegiatan?

3. Apakah anda senang berpergian dan bersosialisasi dengan orang dan tempat yang baru?

c. Ramah

1. Apakah anda termasuk orang yang memiliki sifat periang dalam menghadapi berbagai persoalan sekolah?

2. Apaka anda termasuk orang yang memiliki sifat ramah ketika bersama teman-teman anda?

3. Apakah anda berperilaku terbuka terhadap orang di sekitar anda?

4. Apakah anda termasuk orang yang mudah didekati teman (orang lain) dalam kondisi apapun?

d. Simpatik

1. Pernahkah dalam hati anda merasakan penderitaan dan keinginan yang dialami orang lain?

2. Seringkah anda memperlihatkan kebaikan dengan cara membantu teman yang membutuhkan bantuan?

3. Apakah anda termasuk orang yang suka membela orang yang tertindas? 3. Perilaku Ekspresif

a. Suka Bersaing

1. Ketika kegiatan olahraga apakah anda menganggapnya sebagai perlombaan yang harus anda menangkan?

2. Apakah anda senang bersaing dengan orang lain dalam berbagai macam kegiatan?

3. Apakah anda termasuk orang yang senang memperkaya diri sendiri? 4. Apakah anda lebih senang bekerja sendiri dari pada bekerja sama dengan

teman? b. Agresif

1. Apakah anda akan menyerang orang lain yang mengganggu anda dengan cara membentaknya atau bahkan memukulnya?


(31)

2. Apakah anda sulit memaafkan orang yang telah menyakiti dan bersalah pada anda?

3. Seringkah anda tidak mematuhi atau melanggar peraturan di sekolah? 4. Apakah anda tergolong siswa yang sering bertengkar dengan teman anda? 5. Seringkah anda menyangkal perkataan atau pendapat orang lain?

c. Kalem

1. Apakah anda merasa malu jika datang terlambat walaupun tidak disengaja? 2. Apakah anda merasa gugup jika disuruh tampil di depan orang banyak? 3. Apakah anda sering merasa ragu-ragu mengemukakan pendapat pada

diskusi kelompok?

4. Apakah anda merasa terganggu jika sedang mengerjakan sesuatu dilihat banyak orang?

5. Apakah anda merasa tidak nyaman jika melakukan sesuatu yang bereda dari orang lain secara umum?

d. Menonjolkan Diri

1. Apakah anda senang berperilaku berlebihan dalam bergaya, berpakaian atau berdandan?

2. Aakah anda merasa bahagia jika penampilan anda mendapatkan pengakuan dan tepuk tangan dari orang lain?

3. Apakah anda pernah berperilaku tidak seperti biasanya atau aneh untuk menarik perhatian orang lain?

F. Uji Coba Instrumen Penelitian

Pelaksanaan uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Instrumen dikatakan valid apabila dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tesebut jika digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Hal ini seperti dijelaskan oleh Sugiyono (1997, hlm. 253), yaitu :


(32)

47

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Kalau dalam objek warna merah, maka data yang terkumpul juga memberikan data merah, apabila data yang terkumpul memberikan data berwarna putih, maka hasil penelitian tidak valid. Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Kalau dalam objek kemarin berwarna merah, maka sekarang dan besok pun tetap berwarna merah.

Pelaksanaan uji instrumen penelitian dilakukan penulis, sebelum melaksanakan penelitian sesungguhnya. Untuk keperluan uji coba digunakan kelompok sampel yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel yang sebenarnya. Sampel uji coba tersebut adalah peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR dan PASKIBRA di SMP N 2 Gebang sebanyak 30 orang.

Sebelum mengisi kuesioner responden diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai tata cara pengisian instrumen. Pada saat pengisian instrumen berlangsung peneliti tidak menemukan pertanyaan-pertanyaan dari responden mengenai butir-butir pernyataan dalam instrumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara umum responden dapat memahami isi pernyataan instrumen tersebut.

Selain untuk mengetahui keterbacaan instrumen, dilakukan pula analisis statistik untuk memilih butir-butir pernyataan yang baik. Menurut Saifudin Azwar (1995, hlm 147), “Butir-butir pernyataan yang baik adalah yang mempunyai daya beda antara kelompok responden yang favorable dan non-favorabel”. Daya beda sama dengan konsistensi butir total yang sering dijumpai dalam analisis butir skala-skala psikologis. Konsistensi antara skor pernyataan dengan skor total dilihat melalui besaran koefisien korelasi pada setiap butir pernyataan. Koefisien korelasi inilah yang digunakan oleh Likert dalam analisis itemnya dan dikenal dengan nama criterion of internal consistency.

a. Uji Validitas Instrumen Penelitian

"Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen." (Arikunto, 1999, hlm. 160). Uji validitas item


(33)

dalam penelitian dimaksudkan agar item-item tes sesuai dengan indikator setiap variabel. Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi antara setiap skor butir item dengan skor total. Seperti yang dikemukakan Arikunto (1999, hlm. 67), "koefisien korelasi product-moment yang dikembangkan Pearson adalah prosedur yang umum digunakan untuk mengetahui validitas item."

Formula korelasi yang digunakan dalam uji coba ini adalah formula korelasi product-moment dari Pearson. Untuk menyatakan bahwa butir valid atau tidak valid digunakan patokan 0,2 dan dibandingkan dengan angka-angka yang ada pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Sesuai dengan penjelasan M. Nisfiannoor (2009, hlm. 229) menyatakan bahwa “Bila angka korelasi yang terdapat pada kolom Corrected Item-Total Correlation berada di bawah 0,2 atau bertanda negative (-), maka dinyatakan tidak valid (Gugur). Sebaliknya bila angka korelasinya di atas 0,2 maka dinyatakan valid.”

Tabel. 3.5.

Klasifikasi Koefisien Validitas

No. Nilai rxy Interpretasi

1. 0,80 < rxy 1,00 Sangat Tinggi

2. 0,60 < rxy 0,80 Tinggi

3. 0,40 < rxy 0,60 Sedang

4. 0,20 < rxy 0,40 Rendah

5. 0,00 < rxy 0,20 Sangat Rendah

6. rxy 0,00 Tidak Valid

Sumber: Suherman dan Sukjaya (1990, hlm. 154) Tabel 3.6.

Hasil Uji Validitas Uji Coba Instrumen Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 173,4667 679,016 ,484 ,970


(34)

49

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

VAR00003 172,0000 685,931 ,393 ,970

VAR00004 173,3333 700,989 ,191 ,970

VAR00005 172,6333 679,275 ,571 ,969

VAR00006 172,9000 666,990 ,772 ,969

VAR00007 172,5667 683,220 ,498 ,970

VAR00008 173,0000 664,690 ,858 ,968

VAR00009 173,3667 705,413 -,019 ,970

VAR00010 172,9333 667,030 ,804 ,969

VAR00011 172,6333 679,826 ,559 ,969

VAR00012 172,9667 687,551 ,396 ,970

VAR00013 173,0000 664,690 ,858 ,968

VAR00014 172,9000 666,990 ,772 ,969

VAR00015 172,7333 684,547 ,482 ,970

VAR00016 173,0333 670,516 ,767 ,969

VAR00017 173,0000 664,690 ,858 ,968

VAR00018 172,6333 679,826 ,559 ,969

VAR00019 173,3333 700,989 ,191 ,970

VAR00020 173,1333 667,913 ,846 ,968

VAR00021 173,0667 666,478 ,866 ,968

VAR00022 173,1333 671,568 ,802 ,969

VAR00023 173,3000 680,286 ,688 ,969

VAR00024 172,0000 685,931 ,393 ,970

VAR00025 172,6333 679,826 ,559 ,969

VAR00026 172,8333 686,420 ,425 ,970

VAR00027 172,9667 666,585 ,814 ,968

VAR00028 173,4667 679,016 ,484 ,970

VAR00029 173,1333 673,499 ,754 ,969

VAR00030 173,1333 667,913 ,846 ,968

VAR00031 173,4000 684,248 ,544 ,969

VAR00032 172,0000 685,931 ,393 ,970

VAR00033 173,0000 670,138 ,738 ,969

VAR00034 172,7333 684,547 ,482 ,970

VAR00035 173,0000 664,690 ,858 ,968

VAR00036 172,6333 679,826 ,559 ,969

VAR00037 172,9667 666,585 ,814 ,968

VAR00038 172,9667 666,585 ,814 ,968

VAR00039 172,0000 685,931 ,393 ,970

VAR00040 173,1333 671,568 ,802 ,969

VAR00041 173,3000 680,286 ,688 ,969

VAR00042 173,3667 702,654 ,186 ,970


(35)

VAR00044 172,8333 686,420 ,425 ,970

VAR00045 172,9667 666,585 ,814 ,968

VAR00046 173,4667 679,016 ,484 ,970

VAR00047 173,1333 673,499 ,754 ,969

VAR00048 172,0000 685,931 ,393 ,970

VAR00049 172,6333 679,826 ,559 ,969

VAR00050 173,3667 685,551 ,494 ,970

VAR00051 173,1333 673,499 ,754 ,969

Tabel 3.7.

Hasil Analisis Indeks Validitas Instrumen

No. Soal Indeks Validitas (r) Interpretasi Keterangan

1 ,484 Sedang Diterima

2 ,772 Tinggi Diterima

3 ,393 Rendah Diterima

4 ,191 Sangat rendah Dibuang

5 ,571 sedang Diterima

6 ,772 Tinggi Diterima

7 ,498 Sedang Diterima

8 ,858 Sangat Tinggi Diterima

9 -,019 Sangat Rendah Dibuang

10 ,804 Sangat Tinggi Diterima

11 ,559 Sedang Diterima

12 ,396 Rendah Diterima

13 ,858 Sangat Tinggi Diterima

14 ,772 Tinggi Diterima

15 ,482 Sedang Diterima

16 ,767 Tinggi Diterima

17 ,858 Sangat Tinggi Diterima

18 ,559 Sedang Diterima

19 ,191 Sangat Rendah Dibuang

20 ,846 Sangat Tinggi Diterima

21 ,866 Sangat Tinggi Diterima

22 ,802 Sangat Tinggi Diterima

23 ,688 Tinggi Diterima

24 ,393 Rendah Diterima

25 ,559 Sedang Diterima

26 ,425 Sedang Diterima

27 ,814 Sangat Tinggi Diterima


(36)

51

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

29 ,754 Tinggi Diterima

30 ,846 Sangat Tinggi Diterima

31 ,544 Sedang Diterima

32 ,393 Rendah Diterima

33 ,738 Tinggi Diterima

34 ,482 Sedang Diterima

35 ,858 Sangat Tinggi Diterima

36 ,559 Sedang Diterima

37 ,814 Sangat Tinggi Diterima

38 ,814 Sangat Tinggi Diterima

39 ,393 Rendah Diterima

40 ,802 Sangat Tinggi Diterima

41 ,688 Tinggi Diterima

42 ,186 Sangat Rendah Dibuang

43 ,866 Sangat Tinggi Diterima

44 ,425 Sedang Diterima

45 ,814 Sangat Tinggi Diterima

46 ,484 Sedang Diterima

47 ,754 Tinggi Diterima

48 ,393 Rendah Diterima

49 ,559 Sedang Diterima

50 ,494 Sedang Diterima

51 ,754 Tinggi Diterima

Dari 51 butir pernyataan dalam instrumen penelitian terdapat 4 pernyataan yang tidak memenuhi ketentuan nilai korelasi (lihat Tabel 3.7). Berdasarkan hasil konsultasi dengan pembimbing maka diputuskan, 4 butir pernyataan dibuang.

Dengan demikian, maka total akhir pernyataan instrumen menjadi 47 butir, yang siap digunakan untuk penelitian

b. Uji Reabilitas Instrumen Penelitian

Pengujian reliabilitas butir soal dilakukan dengan program SPSS Seri 18 dan mengacu pada penghitungan Cronbach Alpha. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai Cronbach’s Alpha 0,970 yang artinya instrument layak digunakan untuk penelitian.


(37)

Tabel 3.8.

Hasil Uji Reabilitas Instrumen Penelitian

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items 0,970 47

Menurut Arikunto (1998), penggunaan teknik Cronbach’s Alpha akan menunjukkan bahwa suatu instrument dapat dikatakan handal (reliable) bila memiliki koefisien reliabelitas atau alpha sebesar 0,6 atau lebih. Apabila nilai Cronbach’s Alpha mendekati angka 1 maka reliabilitas instrument memiliki tingkat yang sangat tinggi.

G. Langkah-Langkah Penelitian

Dalam penelitian penulis menentukan langkah-langkah penelitian dengan maksud untuk memperoleh data yang lebih akurat serta tidak adanya ketimpangan dalam penelitian. Adapun langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Persiapan yang meliputi:

a. Mempersiapkan rancangan desain proposal penelitian.

b. Melakukan pengamatan dan wawancara untuk memperoleh data yang akan dijadikan sampel penelitian.

c. Mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan terkait dengan variabel penelitian.

2. Penentuan metode, populasi, sampel dan desain penelitian. 3. Penyusunan instrument penelitian.

4. Melakukan uji coba instrumen penelitian. 5. Melakukan pengumpulan data.

6. Menganalisis data dengan menggunakan teknik analisis data yang tepat dan menguji hipotesis penelitiannya.

7. Mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk laporan penelitian sebagai karya ilmiah.


(38)

53

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu H. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan cara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif-analitik. Analisis data dilaksanakan dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) Serie 18. Pengujian hipotesis penelitian ini pada dasarnya ingin mengetahui apakah ada perbedaan perilaku sosial peserta didik yang mengikuti pembinaan ekstrakurikuler pencak silat dengan peserta didik yang tidak mengikuti kegiatan pembinaan ekstrakurikuler. Untuk menguji hipotesis dilakukan pengukuran perilaku sosial peserta didik pada kedua kelompok. Pengujian dilakukan dengan membandingkan varians perilaku sosial peserta didik pada kedua kelompok tersebut. Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis data adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas dan Homogenitas Data

Uji normalitas data dilaksanakan dengan tujuan agar dapat memperoleh informasi mengenai distribusi kenormalan data. Selain itu, uji normalitas data juga akan menentukan langkah yang harus ditempuh selanjutnya, yaitu analisis statistic apa yang harus dilakukan, apakah statistic parametric atau non-parametrik. Langkah yang dilakukan adalah dengan menginput dan menganalisis menggunakan deskripsi explore data menu SPSS Serie 18. Uji normalitas dari output program SPSS 18 penulis mengacu pada analisis Kolmogorov smirnov.

Uji homogenitas data dilaksanakan setelah uji normalitas data. Tujuan uji homogenitas data adalah untuk mengetahui apakah data tersebut berasal dari sampel atau populasi yang homogen atau tidak. Selain itu juga untuk menentukan jenis analisis statistik apa selanjutnya digunakan dalam uji hipotesis data. Karena syarat dari uji statistik parametrik, data penelitian harus berdistribusi normal dan homogen.

Uji homogenitas data menggunakan program software SPSS Serie 18 adalah sama dengan uji normalitas data. Output yang dihasilkan dari descriptive explore data tersebut sekaligus menghasilkan dua analisis, yaitu normalitas dan homogenitas data. Untuk uji homogenitas data mengacu pada penghitungan Lavene Statistik output dari SPSS.


(39)

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis data dilakukan guna mendapatkan kesimpulan dari data yang diperoleh. Jenis analisis statistik yang digunakan untuk melakukan uji hipotesis dalam rangka mencari kesimpulan ditentukan oleh hasil uji normalitas dan homogenitas data. Dalam uji hipotesis ini penulis membandingkan hasil tes perilaku sosial peserta didik yang mengikuti pembinaan ekstrakurikuler pencak silat dengan hasil tes perilaku sosial peserta didik yang tidak mengikuti pembinaan ekstrakulikuler dengan menggunakan analisis independent sampel t-test. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Suherman (2002, hlm. 20) bawa “analisis data yang digunakan dalam penelitian causal komparatif adalah t-tes untuk menghitung perbedaan dua rata-rata.”


(40)

73

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan

Penelitian ini memaparkan kecenderungan perilaku sosial peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis statistik diperoleh kesimpulan bahwa :

1. Peserta didik yang mengikuti pembinaan ekstrakurikuler pencak silat cenderung memilikin perilaku sosial yang positif.

2. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis statistik diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan perilaku sosial peserta didik yang mengikuti pembinaan ekstrakurikuler pencak silat dengan peserta didik yang tidak mengikuti pembinaan ekstrakurikuler. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan pembinaan ekstrakurikuler pencak silat dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap perilaku sosial peserta didik di SMP N 2 Gebang Kabupaten Cirebon.

B.Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut :

a. Pencak silat sebagai bagian dari kurikulum pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan seharusnya lebi dioptimalkan pelaksanaan pembelajarannya karena sangat membantu untuk menanamkan nilai-nilai yang sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.

b. Pencak silat sebagai budaya bangsa sebaiknya menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib di sekolah, bahkan menjadi intrakulikuler mengingat pencak silat mempunyai nilai lebih selain sebagai wahana mengoptimalisasikan potensi, bakat dan pembentukan keperibadian peserta didik, pencak silat merupakan beladiri budaya bangsa indonesia yang sudah seharusnya dipelihara dan dilestarikan oleh generasi muda sebagai penerus bangsa.


(41)

YUSUP TAUJIRI, 2014.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Azwar, Saifuddin. 1995. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta : : Pustaka Pelajar. (1995:147)

Baron, A. Robert, Dan Byrne, Bonn. (2004). Psikologi Sosial. Ratna Djuita (Alih Bahasa). Jakarta Erlangga.

Frankel, JR,. Wallen, NE. (1999). How To Design And Evaluate Research In Education.(ed.5) USA : Mc. Graw-Hill, Inc.

Fridman, Howard S., And Miriam Ww. Schustack (2008) Kepribadian Teori Klasik Dan Riset Modern. Terjemahan Ikarinin Fansiska Dian, Dkk 2006. Personality: Classic Theory Andmodern Research Jakarta : Erlangga

Krech, By David. Crutchfiled, Richard S. Ballachey, And Egerton. (1982). Individual In Society. Tokyo : Mc Graw-Hill International Book Company

Maryono, O’ong (2000). Pencak Silat Merentang Waktu. Yogyakarta. CV. PUSTAKA PELAJAR

Maksum, Ali (2012). Metode Penelitian Dalam Olahraga. Unesa

Mulyana, (2013). Pendidikan Pencak Silat Membangun Jati Diri Dan Karakter Bangsa. Bandung. PT REMAJA ROSDAKARYA

Mulyana Rohmat, (2004), Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Bandung, Alfabeta. Munn L. Norman, Et Al (1972). Introduction To Psychology. (Third Edition). Boston.

Houghton Mifflun Company.

Muhibbin Syah. (2010). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nisfiannoor, Muhammad. (2009). Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial. Jakarta. Selemba Humantika

Notosoejitno. (2006). Buletin Gema Pencak Silat. Jakarta. Pondok Pustaka Padepokan Pencak Silat.


(42)

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Notosoejitno. (2000). Pemahaman Tentang Pencak Silat. Buletin Gema Pencak Silat. (Volume 5 Nomor : 8 Agustus 2001). Jakarta. Pondok Pustaka Padepokan Pencak Silat Indonesia.

Panen, Paulina, Dkk, (2005). Belajar Dan Pembelajaran 1. Jakarta :Universitas Terbuka(2005:4.10)

Permendiknas. 2006. Tentang SI & SKL. Jakarta : Sinar Grafika

Piaget, Jean, 1952, The Child’s Conception Of Number, Routledge,London

Ritzer. Goerge & Goodman, J. Douglas. 2008. Teori Sosiologi Modern; Edisi Keenam. Alimanda (Alih Bahasa) Penerbit Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Saleh. (1991). Pencak Silat (Sejarah Perkembangan, Pembentukan Sikap dan Gerak. Bandung. IKIP Bandung.

Slavin, Robert E. (2008) Cooverative Learning : Theory, Research And Practice. Alimanda (Alih Bahasa) Penerbit Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Sudjana. (1992: 7) Sudjana. 1992. Metode Statistika. Edisi Kelima. Bandung : Tarsito Suherman, Adang (2002) penelitian korelasional dan komparative

Sugiyono. (2010). MetodePenelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tuckman, B.W. (1972). Conducting Education Research : An Introduction, New York : Mc Graw-Hill

Ujang sudrajat, (2010). Analisis Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Dalam Mendukung Perilaku Sosial Peserta Didik. UPI Bandung.

Winarno Surakhmad, (1985). “ Pengantar Penelitian Ilmiah ” : Dasar Dan Teknik. Bandung: Tarsito.


(43)

YUSUP TAUJIRI, 2014.

Jurnal :

Faidillah (2010) Ekstrakurikuler Sebagai Wahana Pembentukan Karakter Siswa Di Sekolah. UNJ Jakarta.

Kurniawan ‘et al’ (2010). Ekstrakurikuler sebagai wahana pembentukan karakter siswa di lingkungan pendidikan sekolah. UNY Yogyakarta.

Komarudin. (2005). Permainan Sepak Bola Sebagai Wahana Pembinaan Sikap Sosial Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. 3, (1), 33-34

Mia Kusumawati (2011) Dampak kegiatan ekstrakurikuler olahraga (bola voli dan bola basket) dan non olahraga (PMR, PASKIBRA, PRAMUKA, dan Keputrian) terhadap perilaku sosial siswa. UNY Yogyakarta

Mulyana (2013). Pembentukan Karakter Melalui Pembinaan Pencak Silat. UPI Bandung.

Sumber-sumber lain :

Anipal Hendri. (2008). Ekstrakulikuler Olahraga Upaya Membangun Karakter Siswa.Http://202.152.33.84/Index.Php?Option=Com_Content&Task=View&Id=16421&It emid=46. Dipublikasikan, 1 November 2008.

MUNAS IPSI VII (1986). Jakarta

Mendatu, Achmanto. (2007). “Apakah Tindakan Sosial Itu?”

Http://Smartpsikologi.Blogspot.Com/2007/08/Apakah-Tindakan-Sosial-Itu.Html

Nimpeno, John S. Kerangka Acuan & Alur Fikir Untuk Analisis Perilaku Sosial. Http://Jonsnipompoeno.Blogdetik.Com/2008/06/26/Kerangka-Acuan-Alur-Fikir-Utk-Analisis-Perilaku-Sosial/ .Dipublikasikan 26 Juni 2008.

United nations (2003). Task Force on sport for development and peace PB. IPSI. (1997). Teknik dan Istilah Pencak Silat. Jakarta.


(1)

53

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

H. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan cara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif-analitik. Analisis data dilaksanakan dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) Serie 18. Pengujian hipotesis penelitian ini pada dasarnya ingin mengetahui apakah ada perbedaan perilaku sosial peserta didik yang mengikuti pembinaan ekstrakurikuler pencak silat dengan peserta didik yang tidak mengikuti kegiatan pembinaan ekstrakurikuler. Untuk menguji hipotesis dilakukan pengukuran perilaku sosial peserta didik pada kedua kelompok. Pengujian dilakukan dengan membandingkan varians perilaku sosial peserta didik pada kedua kelompok tersebut. Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis data adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas dan Homogenitas Data

Uji normalitas data dilaksanakan dengan tujuan agar dapat memperoleh informasi mengenai distribusi kenormalan data. Selain itu, uji normalitas data juga akan menentukan langkah yang harus ditempuh selanjutnya, yaitu analisis statistic apa yang harus dilakukan, apakah statistic parametric atau non-parametrik. Langkah yang dilakukan adalah dengan menginput dan menganalisis menggunakan deskripsi explore data menu SPSS Serie 18. Uji normalitas dari output program SPSS 18 penulis mengacu pada analisis Kolmogorov smirnov.

Uji homogenitas data dilaksanakan setelah uji normalitas data. Tujuan uji homogenitas data adalah untuk mengetahui apakah data tersebut berasal dari sampel atau populasi yang homogen atau tidak. Selain itu juga untuk menentukan jenis analisis statistik apa selanjutnya digunakan dalam uji hipotesis data. Karena syarat dari uji statistik parametrik, data penelitian harus berdistribusi normal dan homogen.

Uji homogenitas data menggunakan program software SPSS Serie 18 adalah sama dengan uji normalitas data. Output yang dihasilkan dari descriptive

explore data tersebut sekaligus menghasilkan dua analisis, yaitu normalitas dan

homogenitas data. Untuk uji homogenitas data mengacu pada penghitungan


(2)

54

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis data dilakukan guna mendapatkan kesimpulan dari data yang diperoleh. Jenis analisis statistik yang digunakan untuk melakukan uji hipotesis dalam rangka mencari kesimpulan ditentukan oleh hasil uji normalitas dan homogenitas data. Dalam uji hipotesis ini penulis membandingkan hasil tes perilaku sosial peserta didik yang mengikuti pembinaan ekstrakurikuler pencak silat dengan hasil tes perilaku sosial peserta didik yang tidak mengikuti pembinaan ekstrakulikuler dengan menggunakan analisis independent sampel

t-test. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Suherman (2002, hlm. 20) bawa “analisis data yang digunakan dalam penelitian causal komparatif adalah t-tes untuk menghitung perbedaan dua rata-rata.”


(3)

73

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan

Penelitian ini memaparkan kecenderungan perilaku sosial peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis statistik diperoleh kesimpulan bahwa :

1. Peserta didik yang mengikuti pembinaan ekstrakurikuler pencak silat cenderung memilikin perilaku sosial yang positif.

2. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis statistik diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan perilaku sosial peserta didik yang mengikuti pembinaan ekstrakurikuler pencak silat dengan peserta didik yang tidak mengikuti pembinaan ekstrakurikuler. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan pembinaan ekstrakurikuler pencak silat dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap perilaku sosial peserta didik di SMP N 2 Gebang Kabupaten Cirebon.

B.Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut :

a. Pencak silat sebagai bagian dari kurikulum pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan seharusnya lebi dioptimalkan pelaksanaan pembelajarannya karena sangat membantu untuk menanamkan nilai-nilai yang sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.

b. Pencak silat sebagai budaya bangsa sebaiknya menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib di sekolah, bahkan menjadi intrakulikuler mengingat pencak silat mempunyai nilai lebih selain sebagai wahana mengoptimalisasikan potensi, bakat dan pembentukan keperibadian peserta didik, pencak silat merupakan beladiri budaya bangsa indonesia yang sudah seharusnya dipelihara dan dilestarikan oleh generasi muda sebagai penerus bangsa.


(4)

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Azwar, Saifuddin. 1995. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta : : Pustaka Pelajar. (1995:147)

Baron, A. Robert, Dan Byrne, Bonn. (2004). Psikologi Sosial. Ratna Djuita (Alih Bahasa). Jakarta Erlangga.

Frankel, JR,. Wallen, NE. (1999). How To Design And Evaluate Research In

Education.(ed.5) USA : Mc. Graw-Hill, Inc.

Fridman, Howard S., And Miriam Ww. Schustack (2008) Kepribadian Teori Klasik

Dan Riset Modern. Terjemahan Ikarinin Fansiska Dian, Dkk 2006. Personality:

Classic Theory Andmodern Research Jakarta : Erlangga

Krech, By David. Crutchfiled, Richard S. Ballachey, And Egerton. (1982). Individual

In Society. Tokyo : Mc Graw-Hill International Book Company

Maryono, O’ong (2000). Pencak Silat Merentang Waktu. Yogyakarta. CV. PUSTAKA PELAJAR

Maksum, Ali (2012). Metode Penelitian Dalam Olahraga. Unesa

Mulyana, (2013). Pendidikan Pencak Silat Membangun Jati Diri Dan Karakter

Bangsa. Bandung. PT REMAJA ROSDAKARYA

Mulyana Rohmat, (2004), Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Bandung, Alfabeta. Munn L. Norman, Et Al (1972). Introduction To Psychology. (Third Edition). Boston.

Houghton Mifflun Company.

Muhibbin Syah. (2010). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nisfiannoor, Muhammad. (2009). Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial. Jakarta. Selemba Humantika

Notosoejitno. (2006). Buletin Gema Pencak Silat. Jakarta. Pondok Pustaka Padepokan Pencak Silat.


(5)

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Notosoejitno. (2000). Pemahaman Tentang Pencak Silat. Buletin Gema Pencak Silat. (Volume 5 Nomor : 8 Agustus 2001). Jakarta. Pondok Pustaka Padepokan Pencak Silat Indonesia.

Panen, Paulina, Dkk, (2005). Belajar Dan Pembelajaran 1. Jakarta :Universitas Terbuka(2005:4.10)

Permendiknas. 2006. Tentang SI & SKL. Jakarta : Sinar Grafika

Piaget, Jean, 1952, The Child’s Conception Of Number, Routledge,London

Ritzer. Goerge & Goodman, J. Douglas. 2008. Teori Sosiologi Modern; Edisi

Keenam. Alimanda (Alih Bahasa) Penerbit Kencana Prenada Media Group.

Jakarta.

Saleh. (1991). Pencak Silat (Sejarah Perkembangan, Pembentukan Sikap dan Gerak. Bandung. IKIP Bandung.

Slavin, Robert E. (2008) Cooverative Learning : Theory, Research And Practice. Alimanda (Alih Bahasa) Penerbit Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Sudjana. (1992: 7) Sudjana. 1992. Metode Statistika. Edisi Kelima. Bandung : Tarsito Suherman, Adang (2002) penelitian korelasional dan komparative

Sugiyono. (2010). MetodePenelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tuckman, B.W. (1972). Conducting Education Research : An Introduction, New York : Mc Graw-Hill

Ujang sudrajat, (2010). Analisis Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Dalam Mendukung Perilaku Sosial Peserta Didik. UPI Bandung.

Winarno Surakhmad, (1985). “ Pengantar Penelitian Ilmiah ” : Dasar Dan Teknik. Bandung: Tarsito.


(6)

YUSUP TAUJIRI, 2014.

PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Jurnal :

Faidillah (2010) Ekstrakurikuler Sebagai Wahana Pembentukan Karakter Siswa Di Sekolah. UNJ Jakarta.

Kurniawan ‘et al’ (2010). Ekstrakurikuler sebagai wahana pembentukan karakter siswa di lingkungan pendidikan sekolah. UNY Yogyakarta.

Komarudin. (2005). Permainan Sepak Bola Sebagai Wahana Pembinaan Sikap

Sosial Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. 3, (1),

33-34

Mia Kusumawati (2011) Dampak kegiatan ekstrakurikuler olahraga (bola voli dan bola basket) dan non olahraga (PMR, PASKIBRA, PRAMUKA, dan Keputrian) terhadap perilaku sosial siswa. UNY Yogyakarta

Mulyana (2013). Pembentukan Karakter Melalui Pembinaan Pencak Silat. UPI Bandung.

Sumber-sumber lain :

Anipal Hendri. (2008). Ekstrakulikuler Olahraga Upaya Membangun Karakter

Siswa.Http://202.152.33.84/Index.Php?Option=Com_Content&Task=View&Id=16421&It emid=46. Dipublikasikan, 1 November 2008.

MUNAS IPSI VII (1986). Jakarta

Mendatu, Achmanto. (2007). “Apakah Tindakan Sosial Itu?”

Http://Smartpsikologi.Blogspot.Com/2007/08/Apakah-Tindakan-Sosial-Itu.Html

Nimpeno, John S. Kerangka Acuan & Alur Fikir Untuk Analisis Perilaku Sosial. Http://Jonsnipompoeno.Blogdetik.Com/2008/06/26/Kerangka-Acuan-Alur-Fikir-Utk-Analisis-Perilaku-Sosial/ .Dipublikasikan 26 Juni 2008.

United nations (2003). Task Force on sport for development and peace PB. IPSI. (1997). Teknik dan Istilah Pencak Silat. Jakarta.